IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016
Cosmos caudatus
-
Cosmos caudatus Agil Novianto1), Hartono2) 1,2 Akademi Farmasi Nasional Surakarta Email:
[email protected];
[email protected]
Abstract
has good antioxidant activity. Kenikir on ethanolic extract hasIC acetate fraction of this has IC fraction, it give deep opportunity to develop hepatoprotector. This research to know the effective of etyl
treatments give for seven days.At 7th day, 30 minute after last dose, all rats give paracetamol. At the
Keywords: Hepatoprotector, Kenikir, paracetamol, ethyl acetate
Abstrak Penggunaan parasetamol dalam dosis toksik dapat memicu terjadinya kerusakan liver yang ditandai dengan terjadinya nekrosis dan kenaikan kadar enzim seperti SGPT dan SGOT (aminotransferase). Penggunaan ekstrak etanol kenikir terbukti mampu mencegah kerusakan liver yang disebabkan oleh paracetamol.Kenikir terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang baik.Kenikir dalam bentuk ekstrak etanol memiliki IC50 peluang yang lebih dalam pengembangkan hepatoprotektor.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas fraksi etil asetat kenikir pada tikus yang diinduksi parasetamol. Kerusakan liver diinduksi dengan menggunakan paracetamol (2,5 g/kg BB) dan parameter biokimia yang diteliti meliputi serum glutamate oxalate transaminase (SGOT) and serum glutamate pyruvate transaminase (SGPT) dengan menggunakan kurkuminoid 100 mg/kg BB) dan fraksi etil asetat kenikir dosis 281,25; 562,5; 1125 mg/ kg BB. Semua perlakuan diberikanselama tujuh hari. Pada hari ke-7, 30 menit setelah pemberian dosis terakhir dilanjutkan dengan pemberian paracetamol.Pada hari ke-9, dilakukan pengukuran ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
35
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 parameter biokimia.Fraksi etil asetat kenikir mampu memberikan efek hepatoprotektor pada tikus yang
dan SGOT. : Hepatoprotektor, Kenikir, paracetamol, etil asetat I.
frutescens). Mekanisme hepatoprotektif dapat Penyakit hati sampai saat ini masih menjadi
dilihat dari kemampuan Ichnocarpus frutescens
problem kesehatan yang serius.Kerusakan hati
menangkal radikal bebas yang terbentuk dari
dapat terjadi karena infeksi, virus, penggunaan
proses oksidasi lipid akibat metabolit reaktif
obat, dan lingkungan (Singh, 2001).Parasetamol
parasetamol yaitu NAPQI.
merupakan obat yang memiliki efek analgesic
Kenikir (Cosmos caudatus K.) telah lama
dan antipiretik, namun disisi lain penggunaan
digunakan dalam konsep pengobatan tradisional.
parasetamol dalam dosis berlebih ( 15 /hari)
Secara tradisional daun ini juga digunakan sebagai
mampu menyebabkan kerusakan liver (Clark et al.,
obat penambah nafsu makan, lemah lambung,
2012; Gestanovia 2007; Sabate et al., 2011; Clark
penguat tulang, dan pengusir serangga.Abas et
et al., 2012). Hal ini dapat terjadi karena proses
al. (2003) menyebutkan bahwa ekstrak metanolik
metabolisme parasetamol dalam liver membentuk metabolit reaktif yang dikenal dengan N-acetyl-p-
kuersetin. Ekstrak etanol kenikir dosis 2.250 mg/
benzoquinonemine (NAPQI). NAPQI berinteraksi
kgBB , memiliki efektivitas dalam menurunkan
secara kovalen dengan makromolekul hati pada
kadar SGPT pada tikus yang diinduksi paracetamol
bagian sistein dan mengakibatkan terjadinya
(Setyawati, 2011).
oksidasi lipid dan menyebabkan kerusakan pada
Ekstrak etanol dan fraksi etil asetat terdapat
liver (Setty, 2007). Pemanfaatan bahan-bahan alam sebagai
Uji
aktivitas
antioksidan
dengan
metode
obat tradisional mulai dikembangkan.Penggunan
penangkapan radikal DPPH (2,2’-difenil-1-pikril-
bahan alam atau herbal memainkan peran yang
hidrazil) menunjukkan ekstrak etanol memiliki IC50
penting dalam menangani masalah kerusakan hati. Herbal disebut memiliki efek hepatoprotektif bila penggunaanya mampu menjaga fungsi sel-sel hati
etil asetat herba kenikir memiliki potensi daya
dan membantu mempercepat penyembuhannya
antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan bentuk
(Hadi, 2000).Pada tahun terakhir fokus penelitian
ekstrak etanol.Sejauh ini belum ada penelitian
menggunakan herbal sebagai hepatoprotektif
terkait dengan efek hepatoprotektor fraksi etil
dievaluasi melalui mekanisme antioksidan (Said
asetat kenikir. Hal ini memberikan peluang untuk
et al., 2002).Penelitian yang dilakukan oleh Maity
dilakukan penelitian melihat efek hepatoprotektor
pada tahun 2007, terdapat korelasi antara aktivitas
dari
hepatoprotektif
parameter kadar SGPT dan SGOT
dengan
aktivitas
antioksidan
fraksi etil asetat herba kenikir dengan
dari sampel yang digunakannya (Ichnocarpus 36
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 II.
Perlakukan sediaan uji selama 7 hari, pada Alat dan bahan yang digunakan adalah daun
hari ke-7, 30 menit setelah pemberian sampel
kenikir, tablet parasetamol 500 mg (Kimia Farma),
uji dilanjutkan dengan induksi parasetamol dosis
kurkuminoid, CMC Na (Brataco), aquadest, etanol
2,5 g/kgBB secara peroral (Hurkadale et al.,
70 % dan ethyl acetat (Brataco).Hewan uji tikus
2012; Paramaguru et al., 2011). Setelah 48 jam
jantan galur wistar berat 150-200g.Reagen Folin
pemberian parasetamol, sampel darah diambil dari
ciocicalceteu. Spuit oral (Terumol) setrifuge sigma,
vena lateralis (vena ekor) (Somchit et al., 2005;
kit SGPT, mesh (One med), water bath, pelat KLT
Devaraj et al., 2011).. Sampel darah digunakan
silica G 60 F 254 (Merk), Fotometer Clinicon.
untuk analisis biokimia darah (SGPT dan SGOT).
Pembuatan Ekstrak Etanol 70 % Kenikir. Daun kenikir yang telah dikeringkan diambil
III.
sebanyak 2 kg untuk dilakukan ekstraksi dengan
Pembuatan
fraksi
kenikir
fraksinasi
dimana
dilakukan
dimasukkan dalam bejana, kemudian ditambah
fraksi air diekstraksi dengan etil asetat dengan
dengan 15 literetanol0 %, ditutup dan biarkan
perbandingan
selama 5 hari, diserkai, dan ampas diperas. Sari
berkesinambungan. Hasil proses fraksinasi ini,
etanol selanjutnya dilakukan pemekatan sampai
diperoleh fraksi etil asetat sebanyak 27,28 gram
dihasilkan ekstrak etanolik kenikir
atau rendemen sebanyak 1,36 % (dihitung dari
2:1
teknik
asetat
menggunakan metode maserasi. Herba kenikir
Pembuatan Fraksi etil asetat kenikir. Seratus
dengan
etil
dan
dilakukan
secara
bobot kering simplisia yang digunakan).
gram ekstrak etanolik kenikir disuspensikan dalam
Pemberian sediaan uji dilakukan selama
air panas sebanyak 100 ml. Dilakukkan fraksinasi
7 hari baik itu kurkuminoid maupaun sedian uji
dengan menggunakan hexane 50 ml sebanyak dua
berupa fraksi etil asetat kenikir dengan tiga variasi
kali. Fraksi air hasil proses fraksinasi selanjutnya
dosis yaitu 282,25 mg/kg BB (dosis I), 562,5 mg/
difraksinasi ulang dengan menggunakan pelaruut
kg BB (dosis II), dan 1125 mg/kg BB (dosis III).
etil asetat 50 ml sebanyak dua kali. Hasil fraksi etil
Hasil pengujian parameter biokimia darah berupa
asetat selanjutnya dilakukan pemekatan.
SGPT dan SGOT yang ditetapkan 48 jam setelah
Uji
aktivitas
hepatoprotektor.
Uji
hepatoprotektor dilakukan mengikuti rancangan yang dilakukan
induksi paracetamol diperoleh hasil seperti pada Tabel 1.
pada (Hurkadale et al., 2012;
Paramaguru et al., 2011). Hewan uji dibagi enam
Tabel 1. Parameter biokimia darah periode
kelompok. Kelompok I (normal ) diberi asupan
penelitian
aquades, Kelompok II
(kontrol negatif) diberi
Kelompok
CMC 1 %, Kelompok III (kontrol positif) diberi
Berat hati
Rasio Hati
Parameter biokimia darah
akhir
kurkuminoid 100mg/kg BB dalam CMC 1 %,
Normal
110,53
130,63
5,25
4,02
73,75
286,25
Kelompok IV-VI
Paracetamol
111,93
135,4
5,96
4,25
195,80a
509,40a
Kurkuminoid
129,67
141,53
6,07
4,29
78,50*
359,50*
Dosis I
110,95
142,50
5,85
4,13
190,50*
405
(kelompok perlakukan)
diberi
fraksi etil asetat kenikir dengan dosis 281,25 mg/ kg BB, 562,5 mg/kg BB, dan 1.125 mg/kg BB.
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
37
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016
Dosis II
123,10
143,33
5,20
3,63
168,67*
583,67
Dosis III
114,17
157,50
5,47
3,48
123,50*
376,50*
et al, 2012; Paramaguru et al., 2011), induksi paracetamol pada hari ke-7 dan dilakukan pemeriksaaan parameter biokimia darah 48 jam setelah induksi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk untuk melihat lebih jauh efek hepatoprotektor dalam waktu yang lebih lama, sehingga akumulasi pemberian sediaan uji diharapkan lebih mampu mencegah terjadinya kerusakan liver. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa kelompok kontrol negatif yang diberi induksi paracetamol memiliki kadar SGPT dan SGOT yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua kelompok lainya. Hasil analisa statistik dengan menggunakan metode one way Anova terlihat efek induksi Paracetamol dengan dosis toksik (2,5 g/kg BB) mampu memberikan kenaikan parameter
pada kelompok kontrol negative dibanding dua kelompok
lainya
(normal
dan
kurkuminoid)
(p<0,05). Gambar 1. Histogram pengaruh pemberaian
Pemberian fraksi etil asetat kenikir dengan tiga variasi dosis menunjukkan adanya efek hepatoprotektor.Hal ini dilihat dari parameter
parameter SGPT dan SGOT
biokimia darah SGPT.Pemberian fraksi etil asetat Berdasarkan data di atas, penggunaan
kenikir mampu menekan kenaikan SGPT.Efek
paracetamol mampu menaikan kadar SGPT
fraksi etil asetat kenikir sebagai hepatoprotektor
dan SGOT terlihat dengan kadar yang lebih
menunjukkan hubungan yang sebanding dengan
tinggi dibandingkan dengan kelompok yang
dosis yang diberikan (dependent dose), semakin
mendapatkan perlakuan sediaan uji. Penggunaan
tinggi dosis yang diberikan efek hepatoprotektor
kurkuminoid sebagai kontrol positif terlihat mampu
meningkat. Dosis tertinggi yaitu 1125 mg/kg BB
menurunkan kadar SGPT dan SGOT. Penggunaan
(dosis III) memberikan efek hepatoprotektor secara
fraksi etil asetat kenikir mampu menurunkan SGPT dan SGOT.
parameter biokimia pendukung yaitu SGOT dimana dosis tertinggi fraksi etil asetat kenikir
IV.
PEMBAHASAN
juga memberikan respon nilai SGOT terendah
Uji hepatoprotektor dilakukan mengikuti
dibandingkan dengan dua fraksi etil asetat kenikir
rancangan yang dilakukan
38
pada (Hurkadale
(Gambar 1).
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 Pemberian induksi paracetamol dengan
et al., 2011; Ali et al. 2013).Hasil uji aktiviitas
dosis toksis (2,5 g/kg BB) memberikan kerusakan
antioksidan fraksi etil asetat kenikir secara in vitro
liver dengan model nekrosis tipe sentrizonal
dengan menggunakan DPPH diperoleh IC50 14,229
(Zimmerman, 1978). Pada kerusakan liver terjadi kerusakan membran sel dan organel yang akan
melihat parameter biokimia dan keberadaan
menyebabkan enzim transaminase (SGPT dan
penelitian lain terkait antioksidan (in vitro), maka
SGOT) dilepaskan ke dalam darah dari sitosol
aktivitas hepatoprotektor fraksi etil asetat kenikir
dan organel subsel, seperti mitokondria, lisosom,
melalui mekanisme antioksidan. Hal ini didukung
dan nucleus. Hal ini menyebabkan kadar enzim
dengan penelitian lain yang mengkorelasikan
pembuluh darah meningkat dalam darah dapat
efek hepatoprotektor dengan aktivitas antioksidan
(Bigoniya et al., 2009; Thapa and Walia, 2007;
(Singh et al., 2011).Antioksidan menjadi salah
Hall, and Cash, 2011). Keberadaan fraksi etil
satu target mekanisme hepatoprotektif didasarkan
asetat kenikir berperan penting untuk mencegah
pada penggunaan paracetamol dalam dosis
kerusakan liver yang diakibatkan oleh metabolit
berlebih memicu terbentuknya metabolit reaktif
reaktif NAPQI, sehingga meminimalisir kerusakan
NAPQI.
membran serta naiknya SGPT dan SGOT. Penelitian yang dilakukan oleh Devaraj, et al
V.
(2011)terlihat korelasi antara induksi hepatotoksin
Fraksi etil asetat kenikir mampu memberikan
yaitu paracetamol dan CCl4 dengan naiknya
efek hepatoprotektor pada tikus yang diinduksi
rasio berat liver dan berat badan hewan uji.Dalam
paracetamol. Fraksi etil asetat kenikir dengan
penelitian ini pemberian induksi paracetamol tidak memberikan korelasi yang linear dengan naiknya rasio berat liver dan berat badan hewan uji (Tabel
ditunjukkan
dengan
penurunan
I).Kelompok kontrol negatif paracetamol dibanding
biokimia SGPT dan SGOT.
parameter
dengan kurkuminoid memberikan hasil yang lebih tinggi pada kurkuminoid, namun hal ini berbading terbalik dengan nilai parameter biokimia SGPT dan
Abas, 2003, Antioxidative Radical Scavenging
SGOT.Hal ini menunjukkan induksi paracetamol
Properties of the Constituent Isolated from
belum tentu memberikan efek yang linear dari segi
Cosmos caudatus K.), Natural Product
kenaikan rasio liver.Kenaikan rasio liver belum
Science 9 (4); 245-248.
tentu memberikan jaminan adanya kerusakan
Ali, M., Qadir, M., Saleem, M., Janbaz, K.H., Gul,
liver.
H., and Hussain, L., 2013, Hepatoprotective Aktivitas hepatoprotektor
kenikir dipicu
potential of Convolvulus arvensis against paracetamol-induced
hepatotoxicity,
Quercetin memiliki efek hepatoprotector pada
Bangladesh J Pharmacol; 8: 300-304
hewan uji yang diinduksi dengan hepatotoksin
Bigoniya, P., Singh, C.S., and Shukla, A. 2009,
seperti thioacetamid maupun paracetamol (Jashita
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
A Comprehensive
Review of Different
39
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 Liver
Toxicants
used
Pharmacology, of
in
Experimental
International
Pharmaceutical
Science
and antioxidant activity of Ichnocarpus
Journal and
frutescens (Linn.) R.Br. on paracetamol-
Drug
induced hepatotoxicity in rats, Tropical
Research, 1(3): 124-135 Clark, R., Fisher, J.E., Johnston,
Journal of Pharmaceutical Research,
Sketris, I.S., 2012,
755-765.
Population
Paramaguru, R., Singh, S.K., Rajasekar, N.,
prevalence of high dose paracetamol in
and Raj, A.V. 2011,Hepatoprotective And
dispensed paracetamol/opioid prescription
Antioxidant
combinations: an observational study, BMC
campanulatus
Pharmacology and Toxicology, I:1-8.
Induced Hepatotoxicity in Rats, International
Devaraj, V.C.,
G.M.
and
(3):
Krishna, B.G.,
Viswanatha,
G.L., Kamath, J.V., and Kumar, S. 2011, Hepatoprotective polyherbal
activity
of
of
Amorphophallus
Against
Acetaminophen
Journal Pharmacy Science, 3(2):202-205. Sabate, M., Ibanez, L., Perez, E., Vidal, X., Buti,
Hepax-A
M., and Xiol, X., et al. 2011, Paracetamol in
formulation,
therapeutic dosages and acute liver injury:
Journal of Tropical Biomedicine,1:142-146
causality assessment in a prospective case
Gestanovia, 2007, Hepatotoksis Parasetamol, Undip, Semarang. Hadi, S, 2000,
Effects
series, BMC Gastroenterology, I:1-7. Said,
Hepatology, Mandar Maju,
Bandung.
O.,
Khalil,
K,
Fulder
S.
2002.
Ethnobotanical survey of medicinal herbs of the middle eastern region. Journal of
Hall, P and Cash, J. 2011, What is the real function on the liver function test, Ulster Medical Journal, 81(1):30-36.
Setty, S. R., Quereshi, A.A., Swamy, A.H.M.V., Patil, T., Prakash, T., Prabhu, K., and
Hurkadale, P.J., Shelar, P.A., Palled, S.G., Mandavkar, Y.D., and
Ethnopharmacology, 83: 251-265.
Gouda, A.V..
2007,
Hepatoprotective
Khedkar, A.S. 2012,
Hepatoprotective activity of Amorphophal-
parasetamol-induced hepatic injury in rats,
lus paeoniifolius tubers against parase-
Fitoterapia,78
tamol-induced liver damage in rats, Asian
Singh, D. and Gupta, R.S. 2011,Hepatoprotective Activity of Metanol Extract of Tecomella
1:S238-S242
undulate against Alcohol and Parasetamol
Jashita, M., Chakraborty, M., J.V.
2013,
Effect
Hepatoprotective
Of
Activity
and Kamath, Quercetin Of
On
Silymarin
Hepatotoxicity
in
Rats,
Sciences and Medicine Research, Soliman
:1-8.
and Al-wabel, 2013, Hepatoprotective
Against Thioacetamide Intoxicated Rats,
Effects of Thymus and Salvia Essential oils
Int. Res. J. Pharm, 4 (7).
on Paracetamol-Induced Toxicity in Rats,
Maity, T.K., Dash, D.K., Yeligar, V.C., Nayak, S.S., Ghosh, T., Rajalingam, D., 2007,
40
Induced
Evaluation
of
et al.
Journal Physic Pharmacy Advetorial, 3(2): 41-47.
hepatoprotective
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 Somchit, M.N., Zuraini, A., Bustaman, A.A., Somchit,
N.,
Sulaiman,
N,R.,
and
Norantulina, R. 2005, Protective Activity of Turmeric (Curcuma longa) in Parasetamol Induced Hepatotoxicity in Rats, International Journal of Pharmacology, 1 (3); 252-256. Setyawati, 2011,
Uji Efek Hepatoprotektor
Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus K.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Parasetamol, KTI, AKFAR Nasional. Thapa and Walia, 2007, Liver Function Tests and Their Interpretation, Indian Journal of Pediatrics, 74:663-671. Atlas of Vascular Anatomy an Angiographic Approach: Second Edition. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins. Zimmerman, H.J. 1978, Hepatotoxicity, Appleton Century Crofts, New York.
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
41