IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 – Januari 2015
Tinjauan Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Pasien Gawat Darurat yang Dirujuk di Rsu Jati Husada Karanganyar (Review Of Standard Operating Procedure Emergency Patients Referred In Rsu Jati Husada Karanganyar) Bayu Langlang Kartika1, Antik Pujihastuti2 APIKES Mitra Husada Karanganyar
[email protected] Abstract: Based on a preliminary survey known that emergency patients to be referred to hospital discharge in the RSU Jati Husada Karanganyar, refers to the process before there must be consent from the patient and the patient's family as well as the preparations made by the officer Emergency Room (ER) including data recording during a hospital out-patient referral. This study aim is to describe how Standart Operasional Prosedur Pasien Gawat Darurat Yang Dirujuk di RSU Jati Husada Karanganyar was done. This type of research is descriptive with cross-sectional. Subjects were officers Emergency Room with the object standard operating procedures referred emergency patients. Instrument of data collection using interviews and observation guidelines while the way is interview and observation. Data processing techniques include: Colecting, Editing and descriptive data analysis. The results showed that officers in carrying out standard operating procedures referred emergency patients not fully in accordance with SOP that is about all the things that happen in the course of referring patients recorded and communicated to the referral hospital. This is due to the rare occurrence of the necessary medical treatment while traveling to refer patients, the recording is done in a way to refer the patient was not done by the ER officials who make referrals to hospital purposes. It should be evaluated periodically to SOP emergency patients referred, ER officer in reference to the SOP must endeavor to refer the patient out of the hospital, SOP should in point (f) remains well executed recording when the patient needs to act or not to be used for reporting to the destination hospital Keywords: Standard Operating Procedure (SOP), The Emergency Room Patients Referred, Emergency Room (ER). Abstrak: Berdasarkan survei pendahuluan diketahui bahwa pasien gawat darurat yang akan dirujuk keluar rumah sakit di RSU Jati Husada Karanganyar, pada proses sebelum merujuk harus terdapat persetujuan dari pasien dan keluarga pasien serta adanya persiapan yang dilakukan oleh petugas Unit Gawat Darurat (UGD) termasuk pencatatan data saat melakukan rujukan pasien keluar rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah umtuk mengetahui pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Pasien Gawat Darurat Yang Dirujuk di RSU Jati Husada Karanganyar. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah petugas Unit Gawat Darurat dengan obyek standar operasional prosedur pasien gawat darurat dirujuk. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi sedangkan caranya adalah wawancara dan observasi. Teknik pengolahan datanya antara lain: Colecting, Editing dan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas dalam melaksanakan standar operasional prosedur pasien gawat darurat dirujuk belum sepenuhnya sesuai dengan SOP yang ada yaitu tentang semua hal yang terjadi dalam perjalanan merujuk pasien dicatat dan disampaikan ke rumah sakit rujukan. Hal ini dikarenakan jarang terjadinya tindakan medis yang diperlukan ketika dalam perjalanan merujuk pasien, maka pencatatan yang dilakukan dalam perjalanan merujuk pasien pun tidak dilakukan oleh petugas UGD yang melakukan rujukan ke rumah sakit tujuan. Sebaiknya dilakukan evaluasi secara periodik terhadap SOP pasien gawat darurat yang dirujuk, petugas UGD dalam merujuk wajib berpedoman pada SOP dalam merujuk pasien keluar rumah sakit, sebaiknya SOP pada poin (f) tetap dilaksanakan baik pencatatan ketika pasien perlu tindakan atau tidak agar dapat dijadikan pelaporan kepada rumah sakit tujuan Kata Kunci : Standar Operasional Prosedur (SOP), Pasien Gawat Darurat Yang Dirujuk, Unit Gawat Darurat (UGD) I. PENDAHULUAN Pentingnya pencatatan dokumen rekam medis sebagai salah satu upaya pelayanan terhadap pasien maka rumah sakit harus
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
mampu meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya di Unit Gawat Darurat (UGD) sehingga diperlukan alur prosedur pencatatan
74
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 – Januari 2015
dokumen rekam medis pasien gawat darurat yang jelas dan benar. Khususnya pencatatan dokumen rekam medis pasien UGD dirujuk ke rumah sakit lain, yang membutuhkan pencatatan dokumen rekam medis bagi pasien gawat darurat yang dirujuk ke rumah sakit lain seperti formulir yang akan dibawa ketika pasien UGD dirujuk ke rumah sakit lain, dan apa saja yang perlu dicatat ketika pasien UGD dirujuk ke rumah sakit lain. Berdasarkan survey pendahuluan diketahui bahwa pasien gawat darurat yang akan dirujuk keluar rumah sakit di RSU Jati Husada Karanganyar, pada proses sebelum merujuk harus terdapat persetujuan dari pasien dan keluarga pasien serta adanya persiapan yang dilakukan oleh petugas Unit Gawat Darurat (UGD) termasuk pencatatan data saat melakukan rujukan pasien keluar rumah sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis maka penulis mengambil judul penelitian ”Tinjauan Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Pasien Gawat Darurat Yang Dirujuk di RSU Jati Husada Karanganyar ”. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Deskriptif yaitu menggambarkan dan menganalisa keadaan yang diperoleh dari. Dalam penelitian ini subyek yang digunakan adalah petugas UGD yang merujuk pasien, sedangkan obyek penelitian adalah standar operasional prosedur merujuk pasien keluar rumah sakit di RSU Jati Husada Karanganyar. 1. Instrumen pengumpulan Data a. Pedoman Observasi Pedoman observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah daftar pedoman pengamatan yang dibutuhkan untuk mengamati pelaksanaan standar operasional pasien gawat darurat yang dirujuk dengan standar operasional prosedur yang berlaku di UGD. b. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan yang sudah tersusun dan terencana dengan baik untuk memperoleh data tentang alur prosedur pasien gawat darurat dirujuk di RSU Jati Husada Karanganyar. 2. Cara Pengumpulan Data. a. Observasi Urutan observasi guna mendapatkan data:
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
1) Standar operasional prosedur pasien gawat darurat yang dirujuk di RSU Jati Husada Karanganyar. 2) Kesesuaian pelaksanaan standar operasional prosedur pasien gawat darurat yang dirujuk di RSU Jati Husada Karanganyar. b. Wawancara Suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang sebagai sasaran (responden) atau bercakapcakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) yaitu petugas UGD. 3. Tehnik Pengolahan Data Pengolahan data pada penelitian ini di laksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut : a. Collecting, yaitu pengumpulan data mengenai pelaksanaan prosedur pasien gawat darurat (dirujuk) di RSU Jati Husada Karanganyar. b. Editing, yaitu mengoreksi dan meneliti data-data yang di peroleh dari hasil pengamatan mengenai pelaksanaan prosedur pasien gawat darurat (dirujuk) di RSU Jati Husada Karanganyar. c. Penyajian data yaitu data yang di sajikan dalam bentuk narasi yang menggambarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan prosedur pasien gawat darurat (dirujuk) di RSU Jati Husada Karanganyar. 4. Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yaitu dengan cara mendiskripsikan data yang telah di kumpulkan dan di olah menjadi hasil-hasil analisis untuk melihat tinjauan tentang pelaksanaan standar operasional prosedur pendaftaran pasien gawat darurat (dirujuk) di RSU Jati Husada Karanganyar. III. HASIL 1. Prosedur tentang pasien gawat darurat yang dirujuk RSU Jati Husada sudah memiliki prosedur tetap tentang pasien gawat darurat dirujuk yaitu prosedur tetap pelayanan merujuk pasien yang ditetapkan pada tanggal 10 April 2010 dengan nomor dokumen UGD.05.02.01
75
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 – Januari 2015
dengan jumlah 1 halaman, adapun isi prosedurnya sebagai berikut : a. Dokter UGD memeriksa pasien dan menegakkan diagnosis. b. Dokter menentukan apakah ada fasilitas atau tenaga dokter ahli untuk kasus tersebut, jika tidak ada dilakukan rujukan ke rumah sakit lain. c. Rujukan ke rumah sakit lain, dilakukan jika keadaan pasien sudah stabil. d. Dokter menulis pada kartu rekam medik pasien bahwa pasien dirujuk ke rumah sakit lain (nama Rumah Sakit rujukan) disertai dengan alasan rujukan. e. Dokter membuat surat rujukan f. Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan dengan peralatan penunjang hidup dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan kondisi dan status pasien. g. Menghubungi rumah sakit yang dituju. h. Pasien gawat harus didampingi oleh 1 orang perawat senior yang telah menguasai teknik BLS( Basic Live Support / Bantuan Hidup Dasar). i. Semua hal yang tejadi dalam perjalanan dicatat dan disampaikan kepada petugas rumah sakit yang dituju. j. Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien kepada rumah sakit tujuan. 2. Kesesuaian pelaksanaan SOP pasien gawat darurat yang dirujuk di RSU Jati Husada Karanganyar Petugas yang terdapat di UGD ada 13 orang yang terdiri dari 5 dokter dan 8 perawat yang terbagi dalam 3 sift yaitu pagi, siang, dan malam dan pada setiap sift nya diisi oleh 3 orang petugas yaitu 1 dokter dan 2 perawat yang pada setiap sift nya bertanggung jawab dalam merujuk pasien UGD. Dalam kegiatan merujuk pasien UGD keluar rumah sakit yang mempunyai wewenang untuk melakukan rujukan pasien adalah dokter yang bertugas pada saat itu. Kategori pasien UGD yang dirujuk ialah gawat, darurat, dan gawat darurat perlakuan dalam merujuk ketiga kategori itu sama yaitu dokter UGD sebelumnya memeriksa dan menegakkan diagnosa untuk menentukan apakah ada fasilitas atau tenaga ahli pada kasus pasien tersebut, kemudian apabila tidak ada fasilitas atau tenaga ahli untuk kasus
tersebut akan dilakukan rujukan keluar rumah sakit. Persiapan sebelum dilakukan rujukan, dokter UGD akan menulis pada kartu rekam medis pasien yang berisi nomor rekam medis, nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin dan alamat. Kemudian dokter memberi informasi kepada keluarga pasien bahwa pasien perlu dirujuk dikarenakan keterbatasan fasilitas, Setelah keluarga pasien setuju untuk dirujuk maka dokter akan membuat surat rujukan. Setelah itu Petugas UGD melengkapi persiapan pasien seperti alat penunjang hidup dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan kondisi pasien. Peralatan dalam mobil ambulan milik RSU Jati Husada Karanganyar sudah tersedia alat penunjang hidup yaitu tabung oksigen dan ampoul bag. jika semua telah dilengkapi, petugas UGD akan menghubungi rumah sakit tujuan rujukan. Untuk pasien UGD yang dirujuk dalam keadaan gawat maka harus ada 1 orang perawat yang mendampingi yang menguasai teknik BLS (Basic Live Support/Bantuan Hidup Dasar), hal ini juga berlaku pada kategori pasien UGD yang lain. Formulir yang diperlukan ketika melakukan rujukan pasien adalah surat rujukan yang dibuat oleh dokter UGD dan hasil pemeriksaan laboratorium jika ada maka turut disertakan. Formulir rujukan dan hasil pemeriksaan laboratorium diberikan kepada perawat UGD yang mengantar pasien ke rumah sakit rujukan. Proses pencatatan untuk tindakan yang terjadi dalam perjalanan yang berhak mengisi adalah perawat UGD yang mengantar pasien ke rumah sakit tujuan. Pencatatan tindakan medis yang terjadi selama perjalanan ke rumah sakit rujukan, diisikan pada item data pertolongan darurat/pertama yang telah diberikan dari formulir surat rujukan. Namun karena pasien yang dirujuk tidak memerlukan tindakan maka pencatatan pada formulir tersebut juga tidak dilakukan oleh perawat yang mengantar ke rumah sakit tujuan. Setelah pasien sampai di rumah sakit yang dituju perawat yang mengantar memberikan informasi tentang tindakan apa saja yang sudah dilakukan dan jam pelaksanaan tindakan untuk diinformasikan kepada dokter rumah sakit rujukan tersebut. Setelah itu
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
76
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 – Januari 2015
perawat yang mendampingi melakukan serah terima pasien rujukan kepada pihak UGD rumah sakit tujuan dengan memberikan surat rujukan dan hasil pemeriksaan laboratorium kepada petugas UGD rumah sakit tujuan. Kemudian perawat yang mengantar mempersilahkan keluarga pasien untuk mendaftar. Sesudah kembali ke UGD RSU Jati Husada Karanganyar perawat hanya menyampaikan kepada dokter bahwa pasien sudah diterima di rumah sakit rujukan tersebut. IV. PEMBAHASAN 1. Standar operasional prosedur pasien gawat darurat yang dirujuk Standar operasional prosedur tentang pasien gawat darurat yang dirujuk yang ditetapkan pada tanggal 10 April 2010 dengan nomor dokumen UGD.05.02.01, dengan jumlah 1 halaman telah mengatur secara penuh tentang proses pelayanan pasien gawat darurat yang dirujuk. Akan tetapi dalam pelaksanaannya standar operasional prosedur pasien gawat darurat yang dirujuk poin ketiga pada sub poin f, bahwa semua hal yang terjadi dalam perjalanan dicatat dan disampaikan kepada petugas rumah sakit yang dituju tidak dilaksanakan. Hal ini dapat mengakibatkan tidak tercatatnya tindakan atau terapi yang diberikan ketika pasien dalam perjalanan ke rumah sakit yang dituju. Akan tetapi petugas UGD RSU Jati Husada Karanganyar tidak melakukan pencatatan keadaan maupun tindakan yang diberikan ketika dalam perjalanan merujuk pasien, dikarenakan hal ini jarang sekali terjadi pada waktu mengirim pasien keluar rumah sakit. 2. Kesesuaian pelaksanaan standar operasional prosedur pasien gawat darurat yang dirujuk Berdasarkan standar operasional prosedur pasien gawat darurat yang dirujuk poin pertama bahwa dokter UGD memeriksa dan menegakkan diagnosa pasien. Hal ini sudah sesuai dengan pelaksanaannya di standar operasional prosedur (SOP) bahwa dokter telah memeriksa pasien dan menegakkan diagnosa pasien UGD sebelum dilakukan rujukan. Pemeriksaan serta penegakan diagnosa bertujuan untuk mengetahui
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
penyakit dan terapi yang diperlukan. Hal ini sudah sesuai dengan Sudra (2013) pada informasi yang dihasilkan di UGD tentang diagnosis, tindakan yang dilakukan di gawat darurat. Berdasarkan standar operasional prosedur pasien UGD yang dirujuk point kedua bahwa dokter menentukan apakah ada fasilitas atau tenaga dokter ahli untuk kasus tersebut, jika tidak ada dilakukan rujukan ke rumah sakit lain. Dalam pelaksanaannya dokter sudah menentukan ada atau tidaknya fasilitas dan tenaga ahli untuk pasien yang akan dirujuk. Penentuan ini bertujuan untuk mengetahui apakah kasus pasien tersebut ada fasilitas dan tenaga ahli atau tidak, kemudian apabila dokter UGD sudah menentukan ada atau tidaknya fasilitas ataupun tenaga ahli dan apabila tidak ada pasien akan segera dirujuk ke rumah sakit lain. Hal ini sudah sesuai dengan Permenkes No.001 pasal 9 tentang perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan, maka dilakukan rujukan. Berdasarkan standar operasional prosedur pasien UGD yang dirujuk point 3, bahwa rujukan ke rumah sakit lain, dilakukan jika keadaan pasien sudah distabilkan, hal tersebut sudah dilaksanakan di UGD apabila ada pasien yang akan dirujuk maka petugas medis UGD akan menstabilkan kondisi terlebih dahulu. Hal ini sudah sesuai dengan Permenkes No.001 pasal 13 tentang melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan. Poin ketiga mempunyai sub-sub poin tentang tugas yang harus dilaksanakan petugas UGD sebelum dan ketika merujuk, beberapa sub poin tersebut yaitu: a. Dokter menulis pada kartu rekam medik pasien bahwa pasien dirujuk ke rumah sakit lain (nama rumah sakit rujukan) disertai dengan alasan rujukan. b. Dokter membuat surat rujukan c. Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan dengan peralatan penunjang hidup dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang
77
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 – Januari 2015
diperlukan sesuai dengan kondisi dan status pasien. d. Menghubungi rumah sakit yang dituju. e. Pasien gawat harus didampingi oleh 1 orang perawat senior yang telah menguasai teknik BLS (Basic Live Support/Bantuan Hidup Dasar). f. Semua hal yang terjadi dalam perjalanan dicatat dan disampaikan kepada petugas rumah sakit yang dituju. g. Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien kepada petugas rumah sakit rujukan Dari sub-sub poin yang ada pada poin ketiga, sub poin (a) pelaksanaannya sudah sesuai dengan yang terdapat dalam standar operasional prosedur pasien UGD yang dirujuk bahwa dokter menulis pada kartu rekam medik pasien bahwa pasien dirujuk ke rumah sakit lain disertai dengan alasan merujuk sudah dilaksanakan. Hal ini sudah sesuai dengan KARS (2012) dalam tujuan SOP yaitu agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku Pada sub poin (b) yang menyebutkan bahwa Dokter membuat surat rujukan pelaksanaanya pun sudah seperti yang terdapat pada SOP pasien UGD yang dirujuk yaitu dokter membuatkan surat rujukan sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit yang akan dituju. Hal ini sesuai dengan Sudra (2013) pada deskripsi kegiatan pokok pelayanan rekam medis di UGD tentang membuat surat rujukan. Pada sub poin (c) yang menyebutkan bahwa lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan dengan peralatan penunjang hidup dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan sesuai kondisi dan status pasien. Hal ini dilaksanakan oleh petugas UGD dimana petugas UGD sebelum mengantarkan pasien ke rumah sakit rujukan telah mempersiapkan peralatan-peralatan penunjang hidup beserta obat-obatan yang diperlukan oleh pasien sesuai dengan kondisi pasien yang dirujuk. Hal ini sudah sesuai dengan tujuan dari standar operasional prosedur (SOP) pada KARS 2012 yaitu agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan
aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku. Pada sub poin (d) yang menyebutkan menghubungi Rumah Sakit yang dituju sudah dilaksanakan berdasarkan SOP yang ada. Bahwa pihak UGD sebelum melakukan rujukan ke rumah sakit lain sebelumnya telah menghubungi rumah sakit yang akan dituju, untuk mengetahui apakah rumah sakit tujuan bersedia menerima rujukan. Hal ini telah sesuai dengan Permenkes No.001 pasal 13 tentang melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat darurat. Pada sub poin (e) yang menyebutkan bahwa pasien gawat harus didampingi oleh 1 orang perawat senior yang telah menguasai teknik BLS (Basic Live Support). Hal ini sudah dilaksanakan ketika perawat mengantar pasien, tidak pada kondisi gawat saja namun pada semua kondisi, ini dikarenakan semua perawat harus mempunyai kemampuan teknik BLS tersebut. Hal ini sudah sesuai dengan Permenkes No.001 pasal 16 tentang pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus harus dirujuk dengan ambulans dan didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Pada sub poin (f) yang menyebutkan bahwa semua hal yang terjadi dalam perjalanan dicatat dan disampaikan kepada petugas rumah yang sakit yang dituju belum sepenuhnya dilaksanakan. Hal ini dikarenakan hal tersebut tidak terjadi ketika petugas UGD mengantarkan pasien ke rumah sakit rujukan. Seharusnya pencatatan tetap dilakukan baik pasien diberi tindakan medis atau tidak serta saat kondisi stabil ataupun tidak stabil. Hal ini tidak sesuai dengan Depkes RI (2006) tentang Aspek dokumentasi yang isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Apabila hal ini tidak dilakukan maka pendokumentasian dalam perjalanan pasien tidak ada, sehingga tidak dapat dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Pada sub poin (g) yang menyebutkan bahwa petugas yang
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
78
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 2 No 1 – Januari 2015
mengantar melakukan serah terima pasien kepada petugas rumah sakit rujukan. Hal ini sudah dilaksanakan pada saat petugas UGD mengantar pasien rujukan dan telah sampai di rumah sakit yang dituju petugas UGD telah melakukan serah terima pasien kepada rumah sakit yang dituju, serta memberikan informasi tentang tindakan yang diberikan dan waktu pelaksanaannya. Hal ini sudah sesuai dengan Permenkes No.001 pasal 17 tentang rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima oleh penerima rujukan. Dengan demikian sangatlah diperlukan untuk melakukan pencatatan keadaan pasien ketika pasien dalam perjalanan dirujuk, untuk mengetahui keadaan terbaru pasien rujukan, sehingga perlu adanya pencatatan halhal yang terjadi dalam perjalanan pasien ketika dirujuk yang dilakukan oleh petugas UGD yang mengantar pasien untuk dapat didokumentasikan yang dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan pelaporan rumah sakit, untuk dapat memenuhi tujuan standar operasional prosedur pada komisi akreditasi rumah sakit (KARS) tahun 2012 yaitu agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku. V. SIMPULAN 1. RSU Jati Husada Karanganyar telah memiliki standar operasional prosedur yang berisi tentang pelayanan merujuk pasien yang diterbitkan pada tanggal 10 April 2010 dengan nomor dokumen UGD.05.02.01 dengan jumlah 1 halaman yang mengatur tentang pelayanan merujuk pasien gawat darurat. 2. Kesesuaian Pelaksanaan Pasien Gawat Darurat Yang Dirujuk Dengan Standar Operasional Prosedur RSU Jati Husada Karanganyar a. Standar operasional prosedur pasien gawat darurat yang dirujuk poin 1, 2, 3 dan pada sub-sub poin a, b, c, d, e, g telah dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ada di RSU Jati Husada Karanganyar
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
b. Pada poin ketiga sub poin (f) tentang semua hal yang terjadi dalam perjalanan dicatat dan disampaikan kepada rumah sakit yang dituju. Poin ini belum sepenuhnya dilaksanakan karena hal tersebut jarang terjadi ketika petugas UGD melakukan rujukan pasien keluar rumah sakit. REFERENSI Arikunto S.2010 .Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.CSGF. Surakarta:Rineka Cipta DepKes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia.Jakarta. Komisi Akreditasi Rumah Sakit.2012.Panduan Penyusunan Akreditasi Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta. Peraturan Menteri Kesehatan RI.2008.Permenkes No.269/Menkes/PER/III/2008. Tentang Rekam Medis.Jakarta. .2011.Permenkes No.1171/MENKES/PER/VI/2011.Petunj uk Teknis Sistem Informasi Rumah Sakit.Jakarta. No. 001.2012.Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perseorangan.Jakarta. Sudra.2013.Materi Pokok Rekam Medis.Tangerang Selatan:Universitas Terbuka.
79