Ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – 2017
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Kanti Rahayu SD Negeri 01 Karanglo Tawangmangu Abstract: This classroom action research aims to: Know the improvement of student achievement after the implementation of learning model Jigsaw grade IV SDN 01 Karanglo Semester II Lesson Year 2016/2017. Especially on math subjects of fractional material. This research was conducted by classroom action research method conducted in class IV SDN 01 Karanglo academic year 2016/2017 with the number of students as many as 30 students. Actions done by applying the model of learning jigsaw class IV in learning Mathematics with fractional materials. This study was conducted in two cycles. Based on the results obtained during the implementation of classroom action research, it can be explained that: improving student achievement of pre-test / pre-action test, student achievement is still low because under KKM that is average grade reaches value 67,53. The percentage of students who have completed the KKM is only 53% and 47% unfinished. In the first cycle after the applied Jigsaw learning model the average class has increased to 72.03 already reached KKM, but there are still students who have not completed. Learning completeness is still 77%, while students who have not completed 23%, then proceed to cycle II. In the second cycle of the average class mencapi value of 75.73 already include good keriteria. And mastery of student learning although not yet reached percentage mask 100% there are still 2 students not complete with percentage 7% but completeness reach 93% exceeds minimum passing criterion that is 85%. So it can be concluded that the alternative hypothesis is acceptable, it can be concluded that: application of Jigsaw learning model can improve learning achievement Math of fractional materials in students of Class IV SDN 01 Karanglo second semester of academic year 2016/2017. Keywords: mathematics learning achievement, jigsaw learning model Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Jigsaw kelas IV SDN 01 Karanglo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Terutama pada mata pelajaran matematika materi pecahan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SDN 01 Karanglo tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Tindakan yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw kelas IV dalam pembelajaran Matematika dengan materi pecahan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dapat di jelaskan bahwa: peningkatan prestasi belajar siswa dari prasiklus/tes sebelum tindakan, prestasi siswa masih rendah karena di bawah KKM yaitu rata-rata kelas mencapai nilai 67,53. Prosentasesiswa yang tuntas KKM hanya 53% dan yang tidak tuntas 47%. Pada siklus I setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 72,03 sudah mencapai KKM, namun masih ada siswa yg belum tuntas. Ketuntasan belajar masih 77 %, sedangkan siswa yang belum tuntas 23%, maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II rata-rata kelas mencapi nilai 75,73 sudah termasuk keriteria baik. Dan ketuntasan belajar siswa meskipun belum mencapai persentase ketuntasan 100 % masih terdapat 2 siswa tidak tuntasdengan prosentase 7% namun ketuntasan mencapai 93% melebihi kriteria ketuntasan minimum yaitu 85 %. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif dapat diterima, maka dapat disimpulkan bahwa: penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi pecahan pada siswa Kelas IV SDN 01 Karanglo semester II tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: prestasi belajar matematika, model pembelajaran jigsaw 1.1. PENDAHULUAN Keberhasilan dari proses belajar ditandai dengan tercapainya tujuan pengajaran dan prestasi belajar secara maksimal.Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menciptakan manusia yang cerdas dan maju perlu diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan mutu guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai pengelola ISSN : 2541-4704
kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengajar akan optimal apabila guru mampu merencanakan pelaksanaan sampai evaluasi. Seiring dengan hal diatas tidak terlepas dari penguasaan materi pelajaran khususnya matematika pada diri siswa di SDN 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Menurut data hasil Ulangan Akhir Semester Kelas IV Tahun Pelajaran 2016/2017 daya serap terhadap mata pelajaran matematika hanya 65%. Pada
153
Ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – 2017
materi pecahan ulangan yang mencapai penguasaan materi kurang dari 70%. Dari permasalahan tersebut maka guru kan mencari masalah yang menjadi kendala bagi siswa sehingga dapat membantu meningkatkan penguasaan materi pelajaran matematika sehinggga prestasi belajar siswa juga meningkat. Identifikasi masalah pembelajaran Matematia di kelas IV masih menggunakan metode konvensional, pemilihan pendekatan/strategi pembelajaran belum sesuai tujuan pembelajaran, kurangnya kreasi guru dalam pembelajaran, belum terlibatnya siswa di saat proses pembelajaran secara aktif. Pembatasan masalah yaitu pada penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi Pecahan pada Siswa Kelas IV SDN 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut : “Apakah penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi Pecahan pada Siswa Kelas IV SDN 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 ?”. Tujuan dalam penelitian ini adalah ” untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran jigsaw dalam meningkatkan prestasi belajar Matematika Materi pecahan pada siswa kelas IV SDN 01 Karanglo, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017”. Manfaat penelitian ini antara lain untuk mengetahui dan memperoleh teori baru penerapan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi peserta didik di SDN 01 Karanglo. Manfaat bagi peserta didik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Manfaat bagi peneliti memperoleh bukti bahwa, melalui model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi pecahan. Sedangkan sebagai bagi teman sejawat sebagai masukan melaksanakan penelitian di kelas dan sebagai pertimbangan dalam pemilihan metode dalam proses belajar mengajar. 2.1. LANDASAN TEORI Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam ISSN : 2541-4704
bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha. Hal senada juga disampaikan oleh Asmara (2009:11) yang menuturkan Prestasi belajar merupakan suatu bentuk pencapaian atas usaha seseorang dalam penguasaan materi, keterampilan, maupun pengetahuan yang ditunjukkan ataupun diwakilkan dalam bentuk nilai. Sedangkan Harjati (2008:43) mengungkapkan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.Zainal Arifin (1998:30) menyatakan bahwa “Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat peremial dalam sejarah manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing. Dari pendapat diatas dapat dirangkum bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa melalui kegiatan atau usaha dalam proses belajarnya, dimana hasil tersebut bias berupa angka atau huruf. Di dalam penelitian ini prestasi belajar. Matematika timbul karena pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran sehingga banyak orang yang mengemukakan definisi tentang matematika. Definisi mengenai matematika diantaranya adalah menurut Kline dalam Mulyono (1999:252), “Matematika adalah bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif”. Pandapat ini berisi mengenai matematika merupakan bahasa simbolis yang penggunaannya berasal dari penalaran deduktif dan induktif. Menurut Purwoto (1999:14), “Metematika adalah pengetahuan tentang pola keteraturan pengetahuan struktural yang diorganisasikan mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil”. Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam matematika tidak lepas dari penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak, berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep yang abstrak dan tersusun secara hierarkis yang berhubungan dengan simbol-simbol dengan penalarannya secara deduktif. Pengetian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikan rupa sehingga tingkah
154
Ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – 2017
laku siswa menjadi kearah yang lebih baik. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain. Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di Universitas John Hopkins (Arends 2001). Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupaka tipe model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kapada kelompok yang lain. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah Melalui penerapan pembelajaran model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi Pecahan pada siswa kelas IV SDN 01 Karanglo Semester 2 Tahun pelajaran 2016/2017.
ditentukan. Yaitu mengukur prestasi belajar matematika yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan. Tes yang digunakan adalah uraian. Keberhasilan tindakan penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar matematika materi pecahan pada siswa kelas IV semester II SDN 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017, peneliti perlu merumuskan indikator pencapaian yaitu siswa kelas IV SDN 01 karanglo mempunyai minat dan motivasi pencapaian pada mata pelajaran matematika. Hasil belajar sekurang-kurangnya 85% dan rata-rata kelas 70. Untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi beberapa tahap penelitian. Menurut Wardani, dkk. (2006:1.14) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat tahap dasar yang saling berkaitan dan berkesinambungan, yaitu 1) perencanaan (planing), 2) pelaksanaan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refeleksi (refelcting). Prosedur penelitian terjadi dalam 2 siklus. Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. hal-hal yang kurang sesuai pada siklus I diperbaiki pada siklus II
2.2. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini adalah di SDN 01 Karanglo. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan April tahun 2017 yang berawal dari surat ijin penelitian dari Kepala SDN 01 Karnglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Subjek dalam penelitian ini diambil dari seluruh siswa kelas IV Semester II SDN 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 30 siswa. Sedangkan objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar matematika materi pecahan. Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini berupa data tentang prestasi belajar matematika yaitu hasil ulangan dan tes dalam materi pecahan. Tes digunakan untuk mengukur pengetahuan secara tepat dan cepat dengan aturan-aturan yang sudah
3.1. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Deskripsi kondisi awal Berdasarkan kenyataan yang terjadi pada Siswa Kelas IV Semester II SDN 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 , mereka seringkali kesulitan dalam belajar khususnya mengenai pelajaran matematika. Suatu kenyataan yang tak dapat dielakkan bahwa proses belajar mengajar sering timbul berbagai masalah baik bagi siswa maupun bagi guru. Masalah yang sering timbul dari siswa adalah kurangnya kesadaran diri siswa untuk belajar, di sini guru perlu menerapkan metode yang tepat untuk menimbulkan kebiasaan anak dalam belajar. Penyebaran Frekuensi Hasil Belajar matematika Pra Siklus Siswa Kelas IV Semester II SDN 01 karanglo Kecamatan TawangmanguKabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017
ISSN : 2541-4704
1 2
Rata-rata Nilai Maksimum
67,53 91
155
Ijer.web.id
3 4
Nilai Minimum Tingkat Ketuntasan
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – 2017
40 53%
Hasil koreksi tes awal dari 30 siswa didik yang ada di kelas tersebut didapatkan hasil sebanyak 14 siswa atau 47% mendapatkan nilai kurang dari 65 dan 16 siswa atau 53% yang telah tuntas atau mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan minimal 65. Dari paparan hasil nilai yang didapatkan siswa maka tampak bahwa yang mencapai ketuntasan belajar (nilai lebih dari 65) sebanyak 53%. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 91. Siklus I Dengan mendasarkan pada data yang diperoleh pada kondisi awal kegiatan selanjutnya akan dibuat rencana penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw. Pada pelaksanaan tindakan siklus I,guru sebagai peneliti dan pelaksana pembelajaran, terlebih dahulu menyususnperencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan dan refleksi. Penyebaran Frekuensi prestasi Belajar matematika Siklus I Siswa Kelas IV Semester II SDN 01 Karanglo Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 1 2 3 4
Rata-rata Nilai Maksimum Nilai Minimum Tingkat Ketuntasan
72,03 95 50 77%
Dari 30 siswa yang ada, 7 siswa mendapatkan nilai kurang dari 65, sedang 23 siswa telah mendapatkan nilai di atas batas tuntas, hal ini berarti 77% siswa telah tuntas dalam pembelajaran matematika materi pecahan. Sedangkan 23% siswa belum tuntas. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 95. Siklus II Penyebaran Frekuensi prestasi Belajar matematika Siklus II Siswa Kelas IV Semester II SDN 01 karanglo Kecamatan TawangmanguKabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017 1 2 3 4
Rata-rata Nilai Maksimum Nilai Minimum Tingkat Ketuntasan
ISSN : 2541-4704
75,73 100 50 93%
Hasil koreksi tes Siklus II dari 30 siswa didik yang ada di kelas tersebut didapatkan hasil sebanyak 2 siswa atau 7% mendapatkan nilai kurang dari 65 dan sebanyak 28 siswa atau 93% yang telah tuntas atau mendapatkan nilai di atas batas ketuntasan minimal 65. Dari paparan hasil nilai yang didapatkan siswa maka tampak bahwa yang mencapai ketuntasan belajar (nilai lebih dari 65) sebanyak 93%.Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 100. Namun penelitian telah memenuhi ketentuan sudah 85% siswa mengalami peningkatan. setelah diadakan evaluasi pada kondisi awal diperoleh hasil yang tidak memuaskan dimana sebanyak 14 siswa atau 47% tidak tuntas karena nilai prestasi belajarnya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Sedangkan siswa yang mempunyai nilai di atas KKM sebanyak 16 siswa atau 53%. Karena kegagalan ini maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran dengan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil siklus I adalah sebanyak 23 siswa atau 77% tuntas, sedangkan 7 siswa atau 23% siswa tidak tuntas. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Tetapi tingkat ketuntasan ini masih di bawah 85%. Sementara rata-rata prestasi belajar 72,03 sudah berada di atas rata-rata sesuai indikator keberhasilan yaitu 70, maka perbaikan pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan, untuk itu diadakan lagi perbaikan pembelajaran dengan siklus II. Hasil yang dicapai pada siklus II adalah sebanyak 28 siswa atau 93% tuntas dan 2 siswa atau 7% yang tidak tuntas. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa sebesar 93% yang berada di atas 85% dan rata-rata nilai sebesar 75,73 yang berada di atas 70, menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah berhasil. Dengan demikian maka hipotesis yang mengatakan: “Melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi Pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 01 Karanglo Semester 2 Tahun pelajaran 2016/2017”, terbukti kebenarannya. 3.1. Simpulan dan Saran Dari hasil pengamatan peneliti tentang aktivitas belajar siswa di kelas IV SD Negeri 01 Karanglo, ternyata model
156
Ijer.web.id
Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – 2017
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi pecahan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan prestasi siswa pada tiap siklusnya. Yang diuraikan, pada kondisi awal: Sebanyak 14 siswa atau 47% tidak tuntas karena nilai prestasi belajarnya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Sedangkan siswa yang mempunyai nilai di atas KKM sebanyak 16 siswa atau 53%. Pada hasil siklus I: sebanyak 23 siswa atau 77% tuntas, sedangkan 7 siswa atau 23% siswa tidak tuntas. Pada siklus II adalah sebanyak 28 siswa atau 93% tuntas dan 2 siswa atau 7% yang tidak tuntas. Hal ini berarti ada peningkatan terhadap ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa sebesar 93% yang berada di atas 85% dan rata-rata nilai sebesar 75,73 yang berada di atas 70, menandakan bahwa perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah berhasil Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran, guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode-metode dan strategi yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sedangkan siswa dapat mencari sumber belajar yang bervariasi agar memiliki pengetahuan yang luas. Sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti work shop, diklat, seminar sehingga kemampuan guru dapat meningkat dan keprofesionalan guru juga meningkat.
[7] Wardani, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Universitas Terbuka
Daftar pustaka [1] Arends, Richard. 2001. Learning to Teach 6 th Ed. United States of America: Mc Graw-Hill. [2] Arifin, Zainal. 1998. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya [3] Asmara. 2009. Prestasi Belajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya [4] Harjati, 2008, Internet bagi pelajar, halaman 43 [5] Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan. [6] Purwoto. 1999. Strategi Pembelajaran Matematika. Surakarta : Sebelas Maret University Press. ISSN : 2541-4704
157