22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha
Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,
karena dengan metode ini peneliti berusaha menguji unit secara mendalam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ary, dkk. (1982) Studi kasus merupakan Metode penelitian yang menjelaskan bahwa dalam kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam. 3.2.1
Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan sapi perah nasabah bank BJB di
Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, daerah tersebut dipilih secara purposive karena mayoritas peternak nasabah BJB KCP Ujungberung yang memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdomisili di Desa Ciporeat. 3.2.2
Penentuan Responden Responden yang dipilih dalam penelitian ini diambil berdasarkan
pertimbangan tertentu (purposive) yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan atau diambil secara sengaja. Responden dalam penelitian ini adalah 9 orang peternak usaha sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BJB di Desa Ciporeat. Responden tersebut berdasarkan rekomendasi Bank BJB.
23 3.2.3
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di perternakan sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta wawancara dengan pemilik peternakan setempat dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disediakan. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu BJB KCP Ujung Berung, Badan Pusat Statistik, buku-buku yang relevan dengan penelitian ini. Pengambilan data sekunder juga diperoleh dari literatur-literatur, baik yang didapat di perpustakaan maupun tempat lain berupa hasil penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan usaha, serta artikel baik dari media cetak (koran dan majalah), maupun media elektronik (internet).
3.3
Operasional Variabel Variabel yang diamati meliputi komponen–komponen pembiayaan untuk
peningkatan investasi dan belanja modal kerja yang dananya bersumber dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta komponen penerimaan tambahan (incremental benefit) dari usaha sapi perah. 3.3.1
Biaya Biaya adalah ongkos–ongkos yang dikeluarkan untuk mengorganisasikan
bisnis atau usaha dan menjamin proses produksi akan berlangsung. Biaya yang dikeluarkan dalam produksi peternakan antara lain penyediaan bibit, pakan, kandang berikut peralatan, kendaraan dan tenaga pemeliharaan. Biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya variabel.
24 1. Biaya Investasi Biaya investasi ini merupakan biaya tambahan yang dikeluarkan oleh peternak sapi perah yang bersumber dari Kredit Usaha Rakyat (KUR). Biaya tambahan investasi yang dikeluarkan pada peternakan sapi perah meliputi: a. Biaya perbaikan kandang, dihitung berdasarkan persentase kerusakan kandang dikali dengan harga perbaikan, yang dinilai dengan satuan rupiah. b. Biaya pembelian bibit, dihitung berdasarkan jumlah dan jenis umur ternak dikali dengan harga pembelian ternak per ekor, yang dinilai dalam satuan rupiah. c. Biaya peralatan tambahan, dihitung berdasarkan jumlah dan jenis peralatan yang digunakan dikali dengan harga pembelian peralatan, yang dinilai dalam satuan rupiah. d. Bunga modal, dihitung berdasarkan jumlah modal yang diterima dikali dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan, yang dinilai dalam satuan rupiah.
2. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan tambahan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dan berhubungan langsung dengan output produksi, besarnya biaya variabel berubah-ubah tergantung pada perubahan output, lazimnya memiliki hubungan searah artinya makin besar output produksi semakin besar biaya variabel (Soekartawi, dkk., 1986). Biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha sapi perah meliputi : a. Biaya pakan ternak (tambahan) ditentukan berdasarkan harga pakan yang dipakai antara lain :
25
Biaya hijauan (rumput), berdasarkan harga rumput ditingkat peternak jika hijauan tersebut dibeli. Bila hijauan tersebut dari kebun rumput sendiri, dimana harganya dihitung berdasarkan nilai curahan tenaga kerja untuk mencari rumput dinilai menurut upah yang berlaku di daerah penelitian, dihitung dalam rupiah/kilogram (Siregar, 1995).
Biaya konsentrat, dihitung berdasarkan jumlah kilogram pakan yang diberikan, dikalikan dengan harga per kilogram yang diberikan selama pemeliharaan, dihitung dalam rupiah/kilogram (Siregar, 1995).
b. Biaya tenaga kerja (tambahan) yang dicurahkan selama periode pemeliharaan berdasarkan biaya kompensasi tenaga keluarga peternak terdiri dari laki–laki dewasa, wanita dewasa dan anak–anak (kurang dari 15 tahun), serta tenaga kerja keluarga yang menjadi tanggungan peternak. Menurut Adiwilaga (1982), tenaga kerja dihitung dalam satuan HKP.
8 jam kerja pria dewasa
: 1 HKP
8 jam kerja wanita dewasa
: 1 HKW = 0,75 HKP
8 jam kerja anak–anak
: 1 HKA = 0,5 HKP
Perhitungan biaya untuk tenaga kerja didasarkan pada jumlah jam kerja yang digunakan oleh tenaga kerja tersebut dikalikan upah HKP yang berlaku di daerah penelitian. c. Biaya kesehatan ternak, merupakan total pengeluaran untuk obat–obatan dan vaksinasi ternak, dan untuk dana kesehatan ternak berdasarkan pemotongan hasil penjualan susu oleh koperasi untuk biaya kesehatan ternak, yang dinilai dalam satuan rupiah (Siregar, 1995). d. Biaya penunjang, dihitung berdasarkan jumlah penggunaan dikali dengan harga, yang dinilai dalam satuan rupiah. Contoh biaya penunjang yaitu
26 biaya listrik, biaya air, biaya bahan bakar dan lain sebagainya, yang dinilai dalam satuan rupiah. 3.3.2
Manfaat Manfaat adalah nilai tambahan hasil dari output atau produksi karena
perusahaan telah menjual atau menyerahkan sejumlah barang atau jasa kepada pihak pembeli (Kadarsan, 1995). Penerimaan pada usaha ternak sapi perah berupa penjualan susu, penjualan pedet jantan, penjualan pedet betina, penjualan sapi perah afkir dan penjualan pupuk kompos, yang dihitung dalam satuan rupiah. 3.3.3
Kriteria Investasi Kriteria investasi merupakan indikator dari suatu penilaian investasi yang
dihitung dari total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Kriteria investasi yang diambil dalam penelitian ini merujuk pada besarnya bantuan dana yang diterima oleh responden sebesar Rp. 50.000.000,- yang kemudian diambil rata-rata berdasarkan skala usaha sebelum menerima kredit serta rata-rata produksi susu per liter per hari, yang selanjutnya diambil satu responden yang mempresentasikan seluruhnya. Menurut Ibrahim (2003) Kriteria investasi yang digunakan adalah : a. Net Present Value (NPV) adalah selisih nilai sekarang (present value) dari nilai total benefit dan nilai total costnya pada tingkat discount factor yang telah ditentukan. b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara net benefit yang bernilai positif dengan net benefit yang bernilai negatif yang telah didiscount. c. Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0 (nol).
27 d. Pay Back Periode (PBP) adalah jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek.
3.4
Model Analisis
3.4.1
Performa Finansial Kelayakan finansial usaha sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat
(KUR) dari bank BJB berdasarkan performa finansial dapat dilihat dari perhitungan: a) Cost Benefit Ratio yaitu imbangan antara Total penerimaan – Total Biaya yang menggambarkan tingkat pendapatan usaha per periode tertentu. b) Cash flow atau arus uang terdiri dari tiga bagian yaitu inflow (arus uang masuk), out flow (arus uang keluar) dan endcash (saldo akhir). Inflow terdiri dari saldo awal, besarnya pinjaman yang diterima melalui KUR sebagai modal tambahan sendiri dan nilai jual produk, serta nilai sisa. Out flow terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel yang didalamnya juga termasuk bunga yang harus dibayar peternak. 3.4.2
Analisis Kelayakan Investasi Analisis kelayakan investasi ini menitikberatkan pada pendekatan yang
dilihat dari kepentingan individu atau peternakan atau kepentingan pemegang saham perusahaan tersebut, yakni laba yang dihasilkan proyek (private return) atau laba bisnis (business profit) (Lihan dan Yogi, 2009). Analisis kelayakan finansial yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Net Present Value (NPV) Cara perhitungannya sebagai berikut : =Ʃ
− (1 + )
28 Keterangan : Bt
= Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t (Rupiah)
Ct
= Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah)
n
= Umur ekonomis proyek (Tahun)
i
= Tingkat suku bunga (Persen)
t
= (t= 0,1,2,…n) Tahun
2. Internal Rate Return (IRR) Cara perhitungannya sebagai berikut :
=
+
1 (
1−
2)
( − )
Keterangan : NPV1 = NPV yang bernilai positif (Rupiah) NPV2 = NPV yang bernilai negatif (Rupiah) i1
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif (persen)
i2
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif (persen)
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) Cara perhitungannya sebagai berikut : Net B/C
∑
(1 + i)-n (positif)
∑
(1 + i)-n (negatif)
29 Keterangan : i
= Tingkat Bunga
n
= Waktu
4. Payback Periode Payback Periode berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : P= Keterangan : P
= Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi (Tahun)
I
= Biaya investasi (Rupiah)
A
= Benefit bersih tiap tahun (Rupiah) Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat
tingkat pengambilan investasinya, maka
usaha tersebut semakin baik untuk
diusahakan. 3.4.3
Kriteria Kelayakan Finansial Peternakan yang mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dinyatakan
layak secara finansial apabila memenuhi kriteria sebagai mana diuraikan pada Tabel 1.
30 Tabel 1. Kaidah Pengambilan Keputusan Berdasarkan Kriteria Investasi Kriteria Investasi
Nilai
Keputusan
NPV
<0 =0 >0
Tidak Layak Break Event Layak
IRR
<SOCC =SOCC >SOCC
Tidak Layak Break Event Layak
<1 =1 >1
Tidak Layak Break Event Layak
<5 tahun =5 tahun >5 tahun
Layak Break Event Tidak Layak
Net B/C
PBP
Sumber : Ibrahim, 2003