III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Pada pasar saham atau stock exchange terdapat mekanisme pasar dimana didasarkan pada permintaan dan penawaran. Harga-harga dalam pasar saham diukur dari harga resmi berdasarkan transaksi penutupan terakhir pada hari bursa. Pengukuran terhadap kinerja keuangan merupakan hal utama untuk menilai seberapa baik kemampuannya untuk menghasilkan laba
dan
meningkatkan kekayaan. Kinerja keuangan yang umum dipakai dan sering dipakai sebagai tolak ukur adalah kinerja keuangan tradisional, yaitu parameter akuntansi standar berupa rasio-rasio keuangan yang dinilai dari sudut pandang perusahaan yang bersangkutan. Rasio-rasio tersebut antara lain rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas. Rasio-rasio ini bisa diukur dengan berpedoman pada laporan neraca dan laba rugi perusahaan. Namun dalam hal ini, perlu diukur pula kinerjanya yang tidak hanya berdasarkan perusahaan namun juga para investor atau dalam hal ini shareholders. Dimana tujuan utama perusahaan adalah menciptakan laba dan menciptakan kesejahteraan bagi para investornya. Sehubungan dengan hal itu, diperlukan suatu konsep yang dapat mengukur seberapa besar kesejahteraan maupun kekayaan yang berhasil diciptakan perusahaan yang bersangkutan kepada investor atas modal yang telah diberikan, sehingga nilai kekayaan yang diciptakan sudah memberikan kepuasan bagi investornya. Konsep tersebut adalah Economic Value Added (EVA), dimana nilai EVA didapat dari selisih antara Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dengan Cost of Capital (COC). NOPAT sendiri merupakan selisih antara laba/rugi bersih tahun berjalan dengan beban bunga. Sementara COC didapat dari perkalian antara Weight Average Cost of Capital (WACC) dan Invested Capital (IC). IC merupakan penjumlahan dari total hutang dan ekuitas serta dikurangi hutang beban. Sementara itu, WACC diperoleh dari penyesuaian atas ekuitas dan hutang yang dipakai. WACC menggunakan bobot dari masing-
21
masing elemen ekuitas dan hutang dengan melibatkan biaya hutang dan biaya ekuitas. Struktur modal yang merupakan bobot tertimbang dari masing-masing elemen hutang dan ekuitas terhadap aset akan dikalikan dengan masing-masing biaya hutang dan biaya ekuitas. Dari langkah-langkah tersebut didapatlah WACC. Lalu setelah semua komponen penyusun EVA diketahui dibuatlah perhitungan untuk mendapatkan nilai EVA. Ide dasar dari analisis EVA bukanlah hal yang baru. Esensi dari EVA adalah pengemasan ulang dari manajemen keuangan yang dapat dipercaya dan prinsip keuangan yang sudah lama ada. Namun, EVA merupakan inovasi terpenting karena ia membuat teori keuangan modern. Aplikasi manajerial dari teori ini lebih mudah diakses oleh manajer perusahaan yang tidak terlatih dengan baik dalam keuangan atau tidak pernah memikirkannya (Young and O’Byrne, 2001). Sumber data utama yang dipergunakan dalam analisis EVA adalah laporan keuangan berupa laporan laba rugi, neraca serta catatan-catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya untuk mencari biaya modal yang merupakan pembeda metode EVA dengan analisis konvensional, diperlukan data-data pendukung seperti tingkat suku bunga bank sentral, resiko pasar, harga saham dan lain-lain. Setelah dianalisis maka nilai EVA suatu perusahaan akan diketahui. Yang selanjutnya nilai tersebut dijadikan rujukan oleh berbagai pihak baik oleh manajer, investor serta stakeholder lainnya. Gambar 1 menunjukkan kerangka pemikiran dari penelitian ini. 3.2. Metode Penelitian Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data yang merupakan data sekunder. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada. Terakhir ditarik kesimpulan dan diberikan saran yang sesuai demi perbaikan kinerja keuangan perusahaan dan memberikan referensi bagi investor dalam menentukan keputusan.
22
PT Astra Agro Lestari Tbk.
Pasar Modal
Kinerja Keuangan
Economic Value Added
NOPAT
COC
Rasio Keuangan
Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas
Analisis Kinerja Keuangan PT AALI Tbk
Investor
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian 3.2.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan selama bulan Agustus hingga November 2009. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk time series dari tahun 2006-2009 yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (PPRM BEI). Data yang digunakan antara lain dividen, harga saham perusahaan, data bulanan indeks harga saham gabungan dan Laporan Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2006-2009. Laporan yang akan digunakan adalah Laba Rugi dan Neraca tahun 2006-2009. Data dari studi pustaka dan kajian literatur yang menunjang juga digunakan dalam penelitian ini. Data-data tersebut diperoleh dari internet, Perpustakaan Institut Pertanian Bogor, majalah dan media komunikasi lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dan dilaksanakan adalah penelitian
23
literatur untuk dijadikan landasan dalam penelitian dan penelitian lapangan yaitu data yang diperoleh dari lembaga tertentu, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI). 3.2.2 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak MS Excel, SPSS 15 dan Minitab 15. Hasil analisis kuantitatif ini kemudian diinterpretasikan secara deskriptif. Data yang didapat diolah dengan menggunakan alat analisis yaitu Analisis Economic Value Added (EVA), rasio-rasio keuangan perusahaan dan selanjutnya dicari trend ke depannya untuk meramalkan kinerja keuangan perusahaan di masa depan. 1.
Analisis Economic Value Added Proses mendapatkan nilai EVA berbeda dengan mendapatkan nilai rasio
keuangan. Perhitungan rasio keuangan membandingkan pos keuangan tertentu dengan pos yang lainnya. Sedangkan dalam menghitung EVA ada beberapa tahapan. EVA dihitung setelah semua komponen pembentuknya diketahui. Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus perhitungan EVA. Penghitungan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) menggunakan pendekatan keuangan di mana laba bersih atau Net Income dijumlahkan dengan Interest (biaya bunga). Pada perhitungan NOPAT ini diasumsikan telah dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan menambahkan perubahan periodik ekivalen ekuitas pada laba tersebut. Biaya Hutang (Kd) dihitung dengan membagi antara biaya bunga yang terjadi pada tahun tersebut dengan total hutang. Pajak atas biaya modal yang pada penelitian ini dinotasikan dengan Kd* adalah berdasarkan peraturan kebijaksanaan yang diterapkan masing-masing perusahaan. Besar pajak yang dikenakan tercantum secara implisit dalam perhitungan laba bersih setelah pajak yang terdapat dalam laporan keuangan atau prospektus tahunan di mana tarif yang dikenakan berbeda untuk tiap perusahaan. Menghitung Biaya Ekuitas (Ke) pada penelitian ini digunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model ini melihat Ke melalui pengamatan harga-harga saham perusahaan, indeks harga saham gabungan dan juga melihat resiko-resiko pasar yang ada.
24
Langkah-langkah dalam menghitung Biaya Ekuitas (Ke) menggunakan metode CAPM: 1. Rit =
…………………...……………..….……...………(6)
dimana: Rit = tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t Pit = harga saham per lembar bulan t Pit-1 = harga saham per lembar bulan sebelumnya Dt
= dividen pada bulan ke-t
2. Rmt =
……………...………………………………………(7)
E(Rm) =
……………..………..……………….…………..……….(8)
dimana : Rmt N
= tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t = jumlah data
E(Rm) = tingkat pengembalian pasar yang diharapkan 3. Βi =
……………..……………...…………………………………..(9)
dimana : σim = kovarian tingkat pengembalian saham I dengan tingkat pengembalian pasar σ²m
= varian tingkat pengembalian pasar
4. Rf = tingkat pengembalian bebas resiko = tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 5. Ke = Rf + βi (Rm-Rf) …………………………………...……………...…(10) MRP = Rm – Rf ……………………………………...…………………....(11) Dimana : Rm = tingkat pengembalian atas resiko pasar β
= faktor resiko (beta) yang berlaku untuk perusahaan
MRP = Market Premium Risk (Premi Resiko Pasar) Rumus yang digunakan adalah penjumlahan antara tingkat bebas resiko, yang didapat dari dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan koefisien beta dari saham yang didapat dari pengembalian saham biasa relatif terhadap pasar secara keseluruhan dan beta tersebut dikalikan dengan premi resiko pasar (Keown, 2004).
25
Struktur modal merupakan penjumlahan bobot antara bobot ekuitas dan bobot hutang. Bobot ekuitas (We) didapat dari perbandingan antara ekuitas terhadap total aktiva, sementara bobot hutang (Wd) adalah perbandingan antara hutang dengan total aktiva. Keduanya dinyatakan dalam persen, sehingga hasil akhir struktur modal juga berupa persentase. Setelah semua komponen untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) diketahui, langkah selanjutnya adalah dilakukan penjumlahan antara perkalian bobot dan biaya hutang dengan bobot dan biaya ekuitas. Penjumlahan ini merupakan sebuah persentase. IC merupakan selisih antara aset dan Non Interest Bearing Liabilities. Aset disini adalah total aktiva, atau dalam penelitian ini digunakan penjumlahan antara hutang ditambah ekuitas, dikarenakan dalam laporan keuangan nilai total aktiva (assets) adalah sama dengan total pasiva. Sementara Non Interest Bearing Liabilities adalah hutang beban dan dalam laporan keuangan disebut dengan akun beban yang masih harus dibayar dan langkah selanjutnya adalah perkalian antara WACC dengan IC yang menghasilkan Cost of Capital (COC). COC digunakan sebagai biaya modal untuk dijadikan pengurangan dengan NOPAT yang hasil akhirnya menghasilkan EVA dalam bentuk nominal jumlah uang. Langkah-langkah perhitungan EVA dapat dilihat pada Tabel 2. Kinerja keuangan perusahaan melalui EVA, untuk menentukan strategi yang dapat dijalankan agar kinerja keuangan lebih baik, dinilai dengan kriteria sebagai berikut: 1.
Jika EVA > 0 (nol), maka terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja perusahaan baik. Ini bermakna laba yang tersedia mampu melebihi harapan investor, perusahaan dapat mengembalikan pinjaman kreditur serta dapat menganggarkan bonus kepada karyawan.
2. Jika EVA = 0, maka menunjukkan posisi seimbang perusahaan. Ini bermakna laba yang tersedia berimbang untuk memenuhi harapan kreditur dan investor. Tidak ada nilai tambah, namun tidak merugi juga. 3. Jika EVA < 0, maka hal itu berarti total modal perusahaan lebih besar daripada laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja perusahaan tidak baik. Ini bermakna di dalam perusahaan tidak terjadi nilai
26
tambah, laba yang tersedia tidak mampu memberikan pengembalian setimpal dengan yang ditanam investor. Tabel 2. Langkah-langkah Perhitungan EVA Tahapan Perhitungan 1.
NOPAT
2. (Kd*)
Sumber
NOPAT = Laba Bersih + Biaya Bunga
Laba Rugi
Kd =
Laba Rugi
Kd* = Kd (1-T) 3. (Ke)
Ke = Rf + β(Rm-Rf)
4. Struktur
Wd =
Modal
Neraca Saham, IHSG
Neraca We =
5. WACC
WACC = {[Kd* x Wd] + [Ke x We]}
6. IC
IC = Aset – Non Interest Bearing Liabilities
Diketahui Neraca
7. COC
COC = WACC x IC
Diketahui
8. EVA
EVA = NOPAT – COC
Diketahui
Sumber: Utama dalam Usahawan, 1997 2.
Beta (β) Beta mengukur perubahan dari harga saham berkenaan dengan pasar saham
keseluruhan, disebut juga sebagai resiko pasar. Dalam bahasa CAPM, resiko pasar disebut juga resiko sistematis, sementara resiko spesifik perusahaan disebut resiko tidak sistematis. Pasar itu diasumsikan untuk memberi imbalan bagi investor dalam proporsi terhadap jumlah resiko sistematis yang mereka bersedia untuk menanggungnya Dengan perkataan lain, semakin besar resiko sistematis itu, semakin besar harapan pengembalian. Beta adalah suatu pengukuran dari resiko sistematis. Resiko tidak sistematis, di sisi lain, tidak membawa imbalan. Kita dapat menanggung sebanyak yang kita sukai, tetapi pasar tidak membayar apapun untuk itu (Lampiran 1). Dalam pasar tertentu rata-rata beta adalah 1, perusahaan yang beresiko memiliki beta lebih tinggi dari 1 dan perusahaan yang beresiko lebih sedikit memiliki beta kurang dari 1 (Young dan O’Byrne, 2001).
27
3.
Analisis Laporan Keuangan Laporan keungan yang dianalisis berdasarkan laporan keuangan yang dibuat
setiap perusahaan dan dilaporkan kepada investor melalui laporan tahunan. Data diperoleh melalui BEI dan melalui situs perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Laporan keuangan terdiri dari Neraca Konsolidasian dan Laporan Laba Rugi Konsolidasian. Data yang diolah dari Neraca Konsolidasian adalah sebagai berikut: a. Kewajiban Lancar terdiri dari uang muka pelanggan, hutang usaha, hutang
lain-lain, biaya yang harus dibayar, hutang pajak, pinjaman bank jangka pendek, penyisihan kerugian pelepasan anak perusahaan, bagian pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun, hutang derivatif, hutang obligasi. b. Kewajiban Tidak Lancar terdiri dari hutang pihak hubungan istimewa,
kewajiban pajak tangguhan, pinjaman bank jangka pendek setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, penyisihan imbalan kerja jangka panjang. c. Ekuitas terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, selisih nilai
transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali, selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan, saldo laba. d. Aktiva Lancar terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan, uang muka, pajak
pertambahan nilai dibayar dimuka, piutang derivatif. e. Aktiva Tidak Lancar terdiri atas kas dan setara kas yang dibatasi
penggunaannya, piutang pihak hubungan istimewa, aktiva pajak tangguhan, aktiva tetap, Goodwill, tagihan restitusi pajak, aktiva lain-lain. 4.
Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan dibagi dalam beberapa kelompok besar. Dalam
penelitian ini, rasio dibagi dalam 4 kelompok, yaitu: a. Rasio Likuiditas Tingkat likuiditas dapat dilihat pada rasio-rasio dibawah: 1) Current Ratio (CR) Formula current ratio adalah: Current Ratio (CR) =
…………...……………(12)
28
2) Acid Test (quick) Ratio Formula Quick Ratio adalah: Quick Ratio (QR) =
…..…………(13)
b. Rasio Solvabilitas Rasio
Solvabilitas
adalah rasio
untuk mengukur
kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. 1) Total Debt to Total Asset Ratio (TDTA) TDTA =
.………………………...…………… (14)
2) Time Interest Earned Ratio (TIE) TIE =
.…………...…… (15)
c. Rasio Aktivitas 1) Inventory Turnover (Perputaran Persediaan) Perputaran Persediaan =
……...…….(16)
2) Average Collection Period Formula rata-rata penjualan/hari adalah: Rata-rata Penjualan/hari = Avg. Collection Period =
…………….……… (17) …...….(18)
3) Fixed Asset Turnover Formula fixed asset turnover adalah: Perputaran Aktiva Tetap =
…………..(19)
4) Total Asset Turnover Formula total asset turnover adalah: Perputaran Total Aktiva =
……………….…..(20)
d. Rasio Profitabilitas Bentuk rasio profitabilitas adalah: 1) Net Profit Margin NPM =
……..……..…………………………..(21)
29
2) Return on Asset ROA =
………..………….…………………….(22)
3) Return on Equity ROE = 5.
………..……………………………....(23)
Analisis Deret Berkala dan Peramalan Deret berkala mempunyai empat komponen, yaitu trend (kecenderungan),
variasi musim (S), variasi siklus (C) dan variasi yang tidak tetap (irregular variation/I). a. Trend (T) Trend bisa berbentuk trend yang meningkat dan menurun. Trend meningkat disebut trend positif dan trend yang menurun disebut dengan trend negatif. Y’ = a + bX …...……………………………………….(24) Untuk memperoleh nilai a dan b dapat digunakan rumus berikut: a = ∑Y/n ……………………………………………... (25) b = ∑XY/∑X² ……………………………...………….(26) dimana: Y’ : nilai trend a : nilai konstanta yaitu nilai Y pada saat nilai X = 0 b : nilai kemiringan yaitu tambahan nilai Y, apabila X bertambah satu satuan b. Variasi Musim (S) Variasi musiman menjelaskan fluktuasi dalam satuan bulanan atau triwulan atau semester dalam satu tahun. Indeks Musim = c.
…………………(27)
Variasi Siklus (C) Siklus yaitu suatu perubahan atau gelombang naik turun dalam suatu periode dan berulang pada periode lain. Indeks siklus dapat dicari dengan: Y/S = T x C x I …………………………………………(28) dimana:
30
T x C x I = menunjukkan data normal Untuk memperoleh faktor siklus, maka unsur trend (T) dikeluarkan dari data normal, sehingga faktor siklus menjadi: CI = TCI/T …………………………………………….(29) d.
Gerak tak Beraturan (I) I = CI/C ………………………………………………...(30)