III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei sampai dengan Juni 2015, bertempat di Kandang Percobaan Program Studi Peternakan Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Analisis kimia pupuk organik cair dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Starter “Stimulator Plus” yang diperoleh dari Kelompok Tani Ternak (KTT) Sambi Mulyo, Kabupaten Boyolali; 2) Urin sapi jenis Simmetal Ongole (Simpo) jantan milik kandang percobaan Jatikuwung; 3) Tepung empon-empon (tepung kencur, tepung jahe, tepung kunyit, tepung lengkuas, tepung sambiloto dan tepung temu ireng). Tepung empon-empon dapat diperoleh di pasar Gedhe dan 4) Molases (KTT) Sambi Mulyo. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Timbangan digital dengan ketelitian 0,1 gram; 2) Spuit ukuran 2 dan 10 ml; 3) Botol polietylen kapasitas 1.500 ml; 4) Corong; 5) Saringan; 6) Vacutainer dan 7) Ember. Alat yang digunakan dilaboratorium adalah 1) Buret; 2) Labu ukur 100 ml; 3) Ayakan 0,5 mm; 4) Stopwatch; 5) Timbangan; 6) Oven; 7) kertas saring; 8) Pipet; 9) Spectrofotometer; 10) Flame photometer; 11) Tabung reaksi. Bahan yang digunakan dilaboratorium adalah 1) K2Cr2O7 1N (larutkan 49.04 gram K2Cr2O7 kering oven selama 30 menit dalam 1000 mL aquades); 2) H2SO4 pekat (96%); 3) H3PO4 (85%); 4) diphenyl amine; 5) FeSO4 1N; 6) Pupuk organik cair dan 7) Aquades. C. Persiapan Penelitian Persiapan bahan dan peralatan dilakukan sebelum penelitian dengan pengecekan ketersediaan materi yang digunakan diikuti persiapan tempat untuk penelitian. Selanjutnya menampung urin sapi jenis Simmental Ongole
16
17
(Simpo) jantan sebanyak 16 liter secara bertahap. Urin tersebut kemudian dicampur hingga homogen terlebih dahulu sebelum dilakukan perlakuan. Urin yang telah homogen, kemudian disaring dan ditakar sebanyak 1000 ml. disiapkan starter “Stimulator Plus” sebanyak 200 ml, molases sebanyak 320 ml dan empon-empon sebanyak 960 gram. D. Desain penelitian Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan setiap perlakuan diulang 5 kali sehingga didapat 20 sampel. Adapun perlakuan tersaji dalam Tabel 1. Tabel 4. Komposisi Perlakuan Pemberian “Stimulator Plus” pada urin sapi Bahan Perlakuan Urin sapi Molases EmponStarter “Stimulator (ml) (ml) empon Plus” (ml) (gram) P1 1000 20 60 5 P2 1000 20 60 10 P3 1000 20 60 15 P4 1000 20 60 20 E. Pembuatan pupuk organik cair Pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan memasukkan tepung empon-empon, molases dan urin ke dalam botol poliethylen dan dihomogenkan. Kemudian “Stimulator Plus” ditambahkan sesuai dengan perlakuan lalu botol ditutup rapat. Urin difermentasi selama 14 hari pada suhu ruangan. Gas yang dihasilkan dari proses fermentasi dibuang setiap 3 hari sekali dengan cara membuka tutup botol kurang lebih 10 detik. Pupuk organik cair yang sudah jadi disampling 100 ml tiap ulangan dan dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Proses pengolahan pupuk organik cair tersaji pada Gambar 1.
1
18
Urin sebanyak 1000 ml dimasukkan ke dalam botol poliethylen
Empon-empon ditambahkan sebanyak total 60 gram dan molases 20 ml
Ditambahkan Stimulator Plus sesuai perlakuan dan Dihomogenkan
Proses Fermentasi anaerob fakultatif selama 14 hari pada suhu ruangan
Gas hasil fermentasi dibuang tiap 3 hari sekali dengan membuka tutup botol
Setelah pupuk urine jadi, dianalisis deskriptif bau dan warnanya
Disampling sebanyak 100 ml lalu dianalisis laboratorium Gambar 1. Proses Pengolahan Pupuk Organik Cair F. Peubah yang diamati 1. Pengujian Penampilan Fisik Pengamatan kualitas penampilan fisik meliputi warna dan bau. Evaluasi kualitas penampilan fisik dilakukan oleh 25 orang panelis semi terlatih. Tahapan pengujian penampiolan fisik adalah sebagai berikut: Tahap Persiapan Para panelis diajarkan tentang persepsi dan tata cara pengujian seperti cara menguji warna dan bau (Agusman, 2013). Tahap Pengujian Tahap pengujian mewajibkan kepada seluruh panelis untuk memberikan kesan terhadap warna dan bau (Agusman, 2013) Tahap Penilaian
1
19
Tahap penilaian dilakukan setelah tahap pengujian yaitu dengan cara mengisi lembar penilaian sesuai dengan poin-poin berikut : untuk warna coklat (1), coklat kekuningan (2), kuning (3), coklat kehitaman (4) dan jernih kekuningan (5). Untuk bau busuk (1), khas fermentasi (2), bau empon-empon (3) dan bau urin (4). 2. Kadar C-organik Tahap pertama, memasukkan sampel pupuk urine sapi
ke
dalam labu takar sebanyak 1 ml. Diperkayakan 5 mL K2Cr2O7 dan 5 mL H2SO4 1 N lalu dikocok. Diencerkan dengan aquades hingga 100 ml. Menunggu selama semalam untuk mengukur serapannya. Sebagai pembanding dibuat larutan standar 0 dan 250 ppm. Memindahkan larutan standar dan larutan yang telah diencerkan di kuvet dan dihitung dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 561 nm dan dicatat hasilnya (Sutanto, 2005). Kadar C-Organik (%) = Ac-Ab x ppm standar x 0.02 x fp x fk As Keterangan : Ac = absorbans contoh Ab = absorbans blanko As = absorbans standar Fk = faktor koreksi kadar air 3. Kadar Fosfor Analisis fosfor menggunakan metode Bray yaitu pengukuran menggunakan spektrofotometer. Pupuk organik cair disaring dengan menggunakan kertas saring, hasil saringan dipipet 1 ml dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml lalu diencerkan dengan aquades dan dihimpitkan sampai tanda tera. Ekstrak yang sudah mengalami pengenceran dipipet 1 ml dan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 9 ml aquades, dikocok dan dibiarkan selama lima menit. Buat satu seri larutan standar baku P yang mempunyai konsentrasi 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm P. P diukur dengan alat ukur
1
20
spectrofotometer pada panjang gelombang 660 ppm (Sudarmaji et al., 1997). Cara penghitungan : (
)
(
)
4. Kadar Kalium Analisis kalium menggunakan metode ekstraksi HCl 25%/ flamefotometri, Pupuk organik cair disaring dengan kertas saring, hasil saringan dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml ml lalu diencerkan dengan aquades dan dihimpitkan sampai tanda tera. Ekstrak yang sudah mengalami pengenceran dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 9 ml aquades, dikocok sebentar. Buat satu seri larutan standar baku K yang mempunyai konsentrasi 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm K. Filter K diukur dengan alat ukur
flame photometer (Sudarmaji et al., 1997). Cara
penghitungan : (
)
(
)
G. Analisis Data Data terlebih dahulu diuji homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan analisis variansi taraf 5 dan 1%. Jika terdapat pengaruh dilanjutkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Model matemetika yang digunakan sebagai berikut: Yij = µ + α i + ε
ij
Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pada unit eksperimen dari perlakuan starter StimulatorPlus ke-i (i = 1, 2, 3, 4) dan ulangan ke-j (j = 1, 2, 3, 4) µ = Rataan umum α i= Pengaruh perlakuan starter ke-i (i = 1, 2, 3, 4) ε ij= Pengaruh kesalahan perlakuan starter ke-i (i = 1, 2, 3, 4) ulangan ke-j (j = 1, 2, 3, 4)
1
dan
21
Hipotesis Statistik untuk RAL: Ho : µ = 0 Ha : µ ≠ 0 Ho ditolak jika F hitung ≥ F tabel atau P ≤ 0,05 (Yitnosumarto, 1993).
1