16
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang tersebut pemilik usaha kerpuk Ichtiar bermaksud untuk meningkatkan volume penjualan. Peningkatan yang terjadi dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat yang lebih tinggi bagi perusahaan dan lingkungan sekitar. Dalam menjalankan usahanya terdapat beberapa masalah mulai dari musim seperti penghujan dan manajemen yang tidak terlalu baik. Musim penghujan menjadi masalah dalam bisnis ini, karena mengganggu salah satu langkah dalam proses produksi, yaitu pada tahap penjemuran. Keadaan manajemen perusahaan yang kurang baik, membuat usaha ini kesulitan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Untuk itu, pemilik usaha mendapatkan gagasan untuk melakukan studi kelayakan terhadap pengembangan usahanya. Studi kelayakan bisnis pada usaha pengembangan kerupuk ini bertujuan sebagai bahan pertimbangan pemilik dalam merealisasikan pengembangan usahanya. Selain itu, Rencana-rencana dan strategi yang akan atau harus dilakukan untuk memajukan usaha dapat tersusun secara baik. Secara umum, dengan studi kelayakan ini pemiliki dapat mengetahui layak atau tidak usahanya. Analisis kelayakan pengembangan usaha ini terdiri dari aspek pemasaran, aspek hukum, aspek manajemen sumber daya manusia, aspek teknis dan operasi, aspek lingkungan ekonomi dan sosial, dan aspek finansial. Pada aspek keuangan akan dilakukan penilaian atas kelayakan usaha berdasarkan Payback Periode (PBP), Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NVP), Profitability Index (PI), dan Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio). Untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang, mengingat banyaknya ketidakpastian dalam sebuah usaha maka akan dilakukan juga analisis sensitivitas. Ketidakpastian dimasa yang akan datang tersebut dapat disebabkan seperti apabila terjadi perubahan
17
indeks harga menjadi lebih tinggi dari kondisi normal karena adanya pengaruh tingkat inflasi. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Usaha Kerupuk Ichtiar
Menganalisis pengembangan usaha dimasa yang akan datang
Umpan Balik
Mengkaji dan Mengatasi masalah yang terjadi serta memanfaatkan peluang yang ada
Potensi pengembangan usaha Kerupuk
Analisis Kelayakan Usaha
Layak
Tidak Layak
Implementasi
Re-evaluasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian pada Pengembangan Usaha Kerupuk Ichtiar. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian studi pengembangan usaha ini dilakukan di Jalan Raya Cibanteng No.141 RT 05 RW 03 Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan dilapangan berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak bulan Oktober hingga bulan Desember 2009.
18
3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Jenis, Sumber, dan Pengumpulan Data Data merupakan suatu realitas, mestinya data terbebas dari peneliti. Artinya, data tidak dipengaruhi oleh perasaan maupun pemikiran peneliti.
Data yang digunakan dalam penelitian
pengembangan usaha kerupuk Ichtiar berdasarkan ketersediannya terbagi menjadi data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang belum tersedia, sehingga untuk menjawab masalah penelitian data harus diperoleh dari sumber aslinya (Simamora, 2004). Data primer ini di dapatkan dengan cara survey melalui teknik komunikasi langsung (wawancara) dan peninjauan langsung (observasi langsung) terhadap lingkungan internal perusahaan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dan pihak-pihak lainnya yang terkait.
Menurut
Simamora (2004), teknik komunikasi langsung ini merupakan cara pengumpulan data di mana peneliti malakukan komunikasi langsung atau tatap muka (face to face) dengan sumber data. Situasinya dapat disengaja diciptakan (seperti pada focus group), dan dapat juga dalam keadaan sebenarnya (seperti pada survey). Teknik Observasi langsung adalah cara mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang terlihat pada objek penelitian.
Pelaksanaanya
langsung pada tempat dan waktu di mana sebuah peristiwa, keadaan, atau situasi sedang terjadi. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia atau sudah dikumpulkan untuk suatu tujuan sebelumnya. Data ini mudah untuk didapatkan dan biasanya berbiaya rendah (Simamora, 2004). Pada perusahaan ini, data sekunder didapatkan dari beberapa instasi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pemerintahan Kota dan Kabupaten Bogor, dan dari studi pustaka serta internet. Berdasarkan pada sifatnya, data yang digunakan dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang merepresentasikan realitas secara deskriptif melalui kata-kata,
19
kalimat maupun uraian. Data kuantitatif adalah representasi realitas yang disimbolkan secara numerik (dengan angka-angka). Jenis-jenis data kuantitatif, baik yang ditransformasi dari data kualitatif maupu aslinya memang sudah kuantitatif, adalah data nominal, ordinal, data interval, dan rasio (Simamora, 2004).
Pada penelitian ini, data
berdasarkan sifatnya yang sering atau lebih banyak digunakan adalah jenis data kuantitatif. Data perlu diolah agar mudah diinterprestasikan. Informasi yang baik
diperoleh
dari
data
yang
baik,
yang
dianalisis
dan
diinterpretasikan dengan baik. Syarat-syarat data yang baik yaitu ; a. Relevan, yaitu sesuai dengan kebutuhan. b. Akurat,
yaitu
pengumpulan
dan
pelaporannya
dapat
dipertanggungjawabkan. c. Sesuai dengan kaidah-kaidah riset. d. Up-to-date, yaitu data masih menggambarkan keadaan saat ini. e. Impartial, artinya data sekunder dikumpulkan dan dilaporkan secara objektif. 3.3.2. Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan data berdasarkan sifatnya, yaitu data kuntitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah representasi realitas yang disimbolkan dengan numerik (dengan angka-angka). Pada penelitian ini salah satu data berupa kuantitatif yaitu pada aspek keuangan. Perhitungan yang akan dilakukan yaitu menghitung Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate Return (IRR), Payback Periode (PBP), dan Profitability Index (PI) serta analisis sensitivitas. Alat bantu yang digunakan yaitu Microsoft Excel. Data Kualitatif adalah data yang merepresentasikan realitas secara deskriptif melalui katakata, kalimat, maupun uraian. Data ini banyak digunakan pada aspek produksi, hukum, pemasaran, manajeman dan sumberdaya manusia, dan lingkungan ekonomi dan sosial.
20
3.3.3. Kriteria Investasi Pada aspek keuangan dilakukan penilaian atas kelayakan usaha berdasarkan Payback Periode (PBP), Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NVP), Profitability Index (PI), dan Benefit – Cost Ratio (B/C Ratio).
Untuk menganalisis suatu aspek keuangan
dibutuhkan beberapa asumsi dasar yang disebut sebagai kriteria investasi. Kriteria investasi yang digunakan yaitu : 1) Periode analisis proyek pengembangan usaha kerupuk Ichtiar yaitu selama sepuluh tahun (2010-2020).
Proyek dimulai dengan
investasi awal pada tahun ke-0. Dasar pengambilan periode proyek selama sepuluh tahun yaitu dilihat dari umur ekonomis yang paling berpengaruh yaitu alat cetak kerupuk. 2) Penentuan harga awal menggunakan harga yang berlaku pada periode pengambilan data pada waktu sekarang bulan JanuariFebruari 2010. 3) Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 14 persen. Tingkat suku bunga ini disesuaikan dengan asumsi rata-rata bunga pinjaman Bank BRI, BNI, dan Mandiri untuk modal usaha. 4) Jumlah tenaga kerja untuk menjalankan usaha ini terdiri atas 14 orang dengan waktu kerja sebelas bulan dalam setahun (libur satu bulan) dan dua puluh enam hari dalam satu bulan (libur empat hari). Pembayaran gaji untuk tenaga kerja ditetapkan oleh pemiliki dan sesuai UMR daerah yang berlaku dengan tidak ada dan adanya peningkatan selama umur proyek. 5) Jumlah produksi pada tahun pertama diperkirakan sebanyak 2.574.000 unit per tahun, dan pada tahun ke-6 terjadi penambahan produksi sebesar 5.148.000 unit per tahun, dengan asumsi perusahaan memanfaatkan peluang pasar yang disertai tersedianya sumber daya. 6) Harga jual pada tahun pertama per satuan yaitu Rp 300,00 per unit dan akan berubah dengan asumsi terdapat pengaruh inflasi.
21
7) Sumber modal awal yang digunakan berasal dari modal sendiri dengan jumlah nilai sebesar Rp 944.988.000,00. Modal ini didasarkan pada penjumlahan biaya investasi awal pada tahun ke0, dan biaya operasional awal pada tahun pertama (tahun ke-1). 8) Pajak yang digunakan sebesar 25 persen. Perhitungan pajak ini dilakukan dengan menggunakan analisis rugi laba berdasarkan Undang-undang No.17 Tahun 2000 Pasal 17 tentang wajib pajak orang pribadi, yaitu sebagai berikut : a. < Rp 25.000.000,00 ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 5 persen. b. Rp 25.000.000,00 > Rp 50.000.000,00 ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 10 persen. c. Rp 50.000.000,00 > Rp 100.000.000,00 ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 15 persen. d. Rp 100.000.000,00 > Rp 200.000.000,00 ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 25 persen. e. Rp 200.000.000,00 > ; besarnya pajak yang harus dibayarkan yaitu 35 persen. 9) Asset-asset yang terkena biaya penyusutan merupakan asset-aset yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. 10) Nilai sisa dihitung berdasarkan nilai seluruh capital budget yang masih memiliki umur ekonomis hingga periode analisis. 11) Analisis sensitivitas yang dilakukan yaitu peningkatan harga input produksi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sampai berapa besar pengaruh peningkatan tersebut terhadap kriteria-kriteria investasi. 3.3.4. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Analisis kelayakan pengembangan usaha kerupuk Ichtiar dibuat selama sepuluh tahun periode usaha. Discount factor yang digunakan sesuai dengan tingkat suku bunga pinjaman Bank BRI, BNI, Mandiri yaitu 14% per tahunnya. Pengembangan usaha kerupuk yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan produksi yang berpengaruh terhadap adanya penambahan bahan baku produksi, beberapa fasilitas produksi,
22
dan jumlah karyawan. Pengembangan lain yang dapat dilakukan perusahaan diantaranya dengan memperjelas struktur organisasi dan pengembangan pada produk yang dapat dilakukan dengan cara merubah bentuk, rasa, dan warna. Pengembangan ini dilakukan untuk mengoptimalisasikan aktivitas perusahaan, terutama pada aspek produksi dengan tujuan meningkatkan manfaat dan keuntungan perusahaan. Metode penilaian yang digunakan dalam menganalisis studi kelayakan pengembangan usaha pada penelitian ini, meliputi : 1) NPV (Net Present Value) NPV adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan diperoleh pada masa mendatang dan merupakan selisih antara nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran pada tingkat tertentu. Perhitungan ini menyamakan nilai investasi yang ditanamkan pada waktu sekarang terhadap keuntungan di masa mendatang (Nilai Rp 100,00 pada waktu sekarang akan sama nilainya dengan Rp 500,00 pada waktu 10 tahun yang akan datang). NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
n
NPV =
Bt Ct
(1 r ) t 0
t
………………(1)
Keterangan :
Bt Ct n r t
: : : : :
Penerimaan usaha pada periode t Biaya usaha pada periode t Umur kegiatan usaha Tingkat suku bunga pinjaman yang dibebankan 0, 1, 2, 3,....., n
Dengan kriteria :
NPV > 0 : Usaha layak atau mengutungkan NPV = 0 : Usaha tidak untung dan tidak rugi NPV < 0 : Usaha dinyatakan rugi
NPV menunjukkan bahwa usaha yang akan dijalankan layak apabila NPV yang dihasilkan bernilai positif (NPV lebih besar dari nol) (Kadariah, 1976).
23
2) Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) digunakan untuk kegiatan atau proyek-proyek makro dimana manfaatnya terutama dinikmati oleh sebagian atau seluruh masyarakat. B/C Ratio dibedakan menjadi Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). a. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Merupakan perbandingan antara jumlah present value dari manfaat (benefit) kotor dengan jumlah present value dari biaya (cost) kotor (Firdaus, 2008).
Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut : Bt /(1 i) t t t 0 Ct /(1 i ) n
Gross B / C
....................... (2)
Dengan Kriteria : Jika B/C 1, maka kegiatan investasi itu layak dilaksanakan Jika B/C < 1, maka kegiatan investasi itu tidak layak untuk dilaksanakan.
b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). Net B/C adalah perbandingan antara total nilai sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat positif dengan total nilai sekarang dari penerimaan bersih yang bersifat negatif (Kadariah,
1976).
Net
B/C
dapat
dihitung
dengan
menggunakan rumus : n
Net B / C
Bt Ct
(1 r ) t 0 n
t
Ct Bt t t o (1 r )
.............................(3)
Dengan kriteria : Net B/C > 1 : Usaha dinyatakan layak atau menguntungkan Net B/C = 1 : Usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi Net B/C < 1 : Usaha dinyatakan tidak layak atau rugi
24
3) Internal Rate Return (IRR) Metode ini digunakan untuk mencari tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang
(Kadariah,
1976).
IRR
dapat
dihitung
dengan
menggunakan rumus :
IRR i '
NPV ' (i " i ' ) ' " ( NPV NPV )
....………….(4)
Keterangan :
i` i” NPV` NPV”
= = = =
Tingkat suku bunga yang menjadikan NPV positif Tingkat suku bunga yang menjadikan NPVnegatif NPV pada tingkat suku bunga i` NPV pada tingkat suku bunga i”
Dengan kriteria :
Jika IRR Discount rate, maka proyek dapat diterima. Jika IRR Discount rate, maka proyek tidak dapat diterima.
Perolehan IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga bank sebesar 18% per tahun menunjukkan bahwa usaha layak untuk dijalankan. Nilai IRR dapat dicari dengan interpolasi atau cobacoba (trial and error). Caranya hitung nilai sekarang dari arus kas suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misalnya 10 persen, lalu dibandingkan dengan biaya investasi, jika nilai investasi lebih kecil, maka dicoba lagi dengan suku bunga yang lebih tinggi demikian seterusnya sampai biaya investasi menjadi sama besar (Umar, 2005). 4) Payback Periode (PBP) Payback Periode (PBP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain payback periode merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Payback Periode (PBP) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
25
PBP =
Nilai Investasi x 1Tahun .................... (5) Kas Masuk Bersih
Jika payback periode lebih pendek waktunya dari maximum payback periode-nya maka usulan investasi dapat diterima (Umar, 2005). 5) Profitability Index (PI) Metode Profitability Index (PI) menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan. Profitability Index (PI) dapat dihitung dengan menggunakan rumus; PI
PV Kas Masuk ......................... (6) PV Kas Keluar
Kriteria ; Jika PV > 1, maka usulan proyek dinyatakan menguntungkan. Jika PV < 1, maka usulan proyek dinyatakan tidak menguntungkan.
3.3.5. Analisis Sensitivitas dan Switching Value Pada saat menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, usaha berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan di atas
kertas
itu
dapat
menyimpang
jauh
dari
kenyataannya.
Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek bisnis dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk menguji secara matematis apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Suatu analisis sensitivitas dikerjakan dengan mengubah suatu unsur tertentu pada hasil analisis (Kadariah, 1976). Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengantisipasi
26
perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang, mengingat banyaknya ketidakpastian dalam sebuah usaha. Asumsi yang akan digunakan adalah kenaikan indeks harga bahan baku yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi tertinggi sebesar 11%, selama empat tahun terakhir. Tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap nilai mata uang (rupiah), sehingga jika nilai inflasi meningkat maka nilai rupiah akan menurun dan hal ini menyebabkan peningkatan harga bahan baku produksi. Nilai inflasi empat tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3. Data Inflasi Periode 2006 -2009.
Dalam
perhitungan nilai harga bahan baku di masa yang akan datang pada periode tertentu, dapat menggunakan rumus future value. Hasil perhitungan NPV, Net B/C, IRR, PBP dan PI setelah terjadi perubahan (analisis sensitivitas) kembali dilihat, apakah masih memenuhi syarat kelayakan atau tidak sesuai dengan kriteria masing-masing. Tabel 3. Data Inflasi periode 2006 – 2009 di Indonesia No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Desember November Oktober September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari Januari Indeks Umum Rata-rata Kenaikan Inflasi Sumber : Badan Pusat Statistik (2009)
Tahun 2006 1,21 0,34 0,86 0,38 0,33 0,45 0,45 0,37 0,05 0,03 0,58 1,36 6,60
2007 1,10 0,18 0,79 0,80 0,75 0,72 0,23 0,10 -0,16 0,24 0,62 1,04 6,59
2008 -0,04 0,12 0,45 0,97 0,51 1,37 2,46 1,41 0,57 0,95 0,65 1,77 11,06
2009 0,33 -0,03 0,19 1,05 0,56 0,45 0,11 0,04 -0,31 0,22 0,21 -0,07 2,78 6,76