III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Konsepsi Sistem Informasi Bisnis Pengembangan industri pengelohan biomassa limbah pelepah sawit belum menarik minat para pelaku bisnis disebabkan kurangnya dukungan informasi bisnis yang lengkap, mudah, dan terintegrasi. Sehingga pembuatan sistem informasi bisnis agroindustri biopellet lps dirasakan perlu bagi pihak-pihak yang akan berinvestasi pada bisnis ini. Diagram konsepsi pembuatan SIB biopellet dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Diagram konsepsi SIB biopellet Sistem informasi bisnis (SIB) yang dikembangkan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pelaku bisnis. Informasi-informasi yang tersedia merupakan informasi yang cepat, ringkas, lengkap dan kekinian. Sehingga diharapkan informasi tersebut menunjang dalam usaha bisnis dalam mencapai tujuannya. Informasi utama yang terdapat dalam SIB merupakan informasi yang dibutuhkan pelaku bisnis untuk menjalankan usaha bisnis mereka. Informasi tersebut terutama pengetahuan tentang produk biopellet itu sendiri serta ketersediaan bahan baku di wilayah tersebut. Ketersedian bahan baku merupakan masalah utama dalam pengembangan industri berbasiskan hasil pertanian (agroindustri). Penentuan lokasi yang tepat juga menjadi faktor kritis dalam usaha pengembangan agroindustri biopellet. Hal yang juga penting sebagai bahan pertimbangan pengembangan industri adalah kelayakan finansial karena merupakan tujuan secara umum kegiatan bisnis. Analisis finansial yang digunakan
pada sistem ini adalah dengan pembiayaan syariah. Selain itu pengembangan agroindustri juga perlu mempertimbangkan masalah pasokan bahan baku yang tidak stabil, karena bahan baku pertanian umumnya tersebar dan musiman. Oleh karena itu perlu disusun sebuah penjadwalan pengambilan bahan baku berdasarkan lokasi agar pemenuhan kebutuhan bahan baku relatif stabil. Keluaran utama dari sistem informasi bisnis ini adalah berupa laporan baik berupa elektronik (softcopy) dan cetak (hardcopy) yang berguna sebagai acuan dalam menjalankan bisnis biopellet lps khususnya di propinsi Banten. Sistem informasi bisnis yang dikembangkan merupakan sistem informasi yang mempunyai tampilan antar muka yang userfriendly serta mudah untuk digunakan. Sistem ini juga dilengkapi dengan live-update database secara online, sehingga data informasi yang terdapat di dalamnya selalu kekinian (up to date).
B. Metode Pengolahan Data. 1. Peramalan jumlah potensi bahan baku Metode peramalan yang dipilih pada penilitian adalah dengan pendekatan rata-rata pada data musiman untuk menghilangkan sifat musiman. Selanjutnya digunakan metode pemulusan eksponensial Brown dan Holt untuk peramalannya. Dari kedua metode tersebut dipilih nilai MAPE yang terkecil sebagai hasil peramalan yang terbaik. Metode linear Brown satu parameter Metode linear Brown’s merupakan metode pemulusan eksponensial ganda yang serupa dengan metode perataan bergerak ganda, tetapi dengan proses pemulusan pada setiap periode. Secara matematika metode ini dorumuskan dengan: Ft+m = at + bt(m), dimana at
= 2S’t – S’’t
bt
=
S`t
= αXt + (1-α)S`t-1
S``t
= αS’t + (1- α)S``t-1
Pada metode ini, inisialisasi yang dilakukan adalah dengan menetapkan nilai-nilai sebagai berikut: S``t a1 b1
= S’t = X1 = X1
=
keterangan: Ft+m = Nilai peramalan pada periode t+m Xt = Data observasi periode t m = Jumlah data permalan α = Nilai pemulus parameter S’t = Perataan bergerak pertama periode t S’’t = Perataan bergerak kedua periode t
16
Metode Linear Holt dua parameter Metode linear Holt hampir sama dengan metode linear Brown, proses pemulusan terhadap trend dilakukan secara terpisah. Bentuk matematika dari metode ini adalah: Ft+m = St + bt(m) dimana, St bt
= αXt + (1 – α)(St-1 + bt-1) = δ(St-St-1) + (1 - δ)bt-1
dan inisiasi nilai yang digunakan adalah; S1 b1
= X1
=
keterangan: α = nilai parameter pemulus pertama δ = nilai parameter pemulus kedua
2. Penentuan Lokasi Persoalan penugasan (assignment problem) merupakan salah satu persoalan dalam tranportasi dan dapat dinyatakan dengan tersedianya n fasilitas untuk melaksanakan n pekerjaan. Pada penerapannya, model penugasan sangat luas. Fasilitas dan pekerjaan yang dimaksud bisa sangat beragam misalnya menentukan 5 mesin untuk mengerjakan 5 jenis produk atau sejumlah sumber bahan baku untuk didistribusikan ke sejumlah permintaan dengan jumlah kendaraan tertentu.(Supranto, 1988) Secara matematis persoalan penugasan dalam transportasi dinyatakan sebagai matriks n baris dan n kolom dari biaya (cij), dimana cij adalah biaya tranportasi dari sumber i ke tujuan j. Kemudian carilah nilai xij sebagai variabel keputusan penugasan agar nilai,
Dengan fungsi kendala : Xij = X2ij 1 1 0 Selanjutnya persamaan tersebut diselsaikan dengan metode simpleks. Penentuan solusi awal pada penyelesaian dengan metode simpleks dilakukan dengan metode pendekatan Vogel (Vogel aproximation methode). Metode ini merupakan metode heuristik yang umumnya memberikan penyelesaian awal mendekati hasil optimum. Langkah-langkah penyelesaian dengan metode ini adalah sebagai berikut: Evaluasi penalti setiap baris dan kolom dengan mengurangkan elemen biaya terkecil dalam baris (kolom) dari biaya terkecil berikutnya dalam baris( kolom) yang sama. Identifikasi baris(kolom) dengan penalti terbesar, pilih nilai yang sama secara sembarang. Alokasikan sebanyak mungkin pada variabel pada sel yang mempunyai unit
17
biaya terendah dalam baris atau kolom yang terpilih. Jika suatu baris(kolom) dipenuhi secara bersamaan, hanya satu yang disilamngkan dan permintaan atau penawaran yang lainnya diberikan nilai nol. Penawaran atau permintaan yang bernialai nol tidak boleh digunakan lagi dalam penentuan penalti berikutnya. Jika tepat satu baris (kolom) yang belum disilan, maka berhentialh. Jika hanya satu baris (kolom) yang dengan penawaran yang belum disilang maka tentukan varaiabel darsar dalam baris atau kolom tersebut dengan biaya terendah. Jika semua baris dan kolom yang belum disilang memiliki permintan atau penawaran nol, maka tentukan variabel dasar dengan metode least cost (Aminuddin 2005)
3. Analisis Finansial dengan Pembiayaan Syariah Analisis finansial pada penelitian ini menggunakan skema pembiayaan musyarokah. Metode pembagian hasil usaha dilakukan dengan metode revenue sharing. Bagi hasil dilakukan pada saat neraca laba rugi bernilai positif. Persentase bagi hasil usaha dihitung dengan rumus
.
. 100%
Keterangan: p.e = Ekpetasi penerimaan bank dari pembiayaan (%) p.p = Persen pembiayaan (%) lp = Lama Pinjaman (tahun) Nisbah pengusaha = 100% - Nisbah bagi hasil Perbankan (BSM dalam Ramdhani 2009 Selanjutnya nisbah bagi hasil tersebut dikalikan dengan proporsi pembiayaan dan jumlah penerimaan pada tahun berjalan. Secara matematis ditulis sebagai berikut:
Pada pembiayaan syariah tidak mengenal penurunan nilai mata uang. Sehinggan nilai mata uang yang di dapat pada masa kini dianggap selalu sama. Selain itu juga, pada penentuan kriteria tidak menggunakan kriteria nilai masa mendatang (NPV) dan tingkat pengembalian internal (IRR). Namun, pada penentuan kriteria kelayakan finansial penelitian ini menggunakan perhitungan pembiayaan konvensional yang meliputi NPV, IRR, B/C, dan PBP. Penggunaan metode penentuan tersebut hanya digunakan pada saat telah didapatkan arus kas. Rumus matematika yang digunakan untuk menghitung masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:
18
a.
Net Present Value (NPV) adalah nilai dari investasi di masa akan datang yang yang diukur pada masa sekarang.
1 Dimana NPV = Net Present Value (RP) = Total penenerimaan Kas tahun ke-t (Rp) Bt Ct = Total Kas Keluar tahun ke-t (Rp) i = tingkat suku bunga yang berlaku (%) t = Tahun berjalan b.
Payback Period (periode pengembalian modal) adalah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal. Nilai PBP dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dimana NPV1 = Nilai NPV kumulatif bernilai negatif NPV2 = Nilai NPV kumulatif bernilai positif t1 = tahun saat NPV kumulatif negatif t2 = tahun saat NPV kumulatif positif c.
Benefit Cost Ratio (B/C Rasio) ada perbandingan antara manfaat yang diperoleh terhadap biaya yang dikeluarkan. Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan: Bt = Total penerimaan pada tahun ke-t (Rp) Ct = Total Biaya pada tahun ke-t (Rp) i = Tingkat suku bunga yang digunakan (%) t = Tahun berjalan n = umur proyek (tahun) d.
Internal Rate Return (IRR) atau arus pengembalian internal merupakan tingkat kemampuan proyek menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain IRR adalah tingkat suku bunga yang menyebabkab NPV arus kas yang penerimaan sama dengan arus kas keluar.
19
C. Metode Pengembangan Sistem Berorientasi Objek Menurut O’brien (2008) proses pengembangan sistem informasi umumnya meliputi tiga tahapan proses, (1) Analisis sistem, yaitu studi mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional dan digunakan sebagai dasar desain sistem informasi yang dibuat. (2) Desain Sistem merupakan serangkaian aktivitas-aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan fungsional pada tahap analisis sistem. (3) Pengembangan pemakai akhir merupakan tahap merubah dari konsep desain pada tahap sebelumnya menjadi sebuah perangkat aplikatif yang sesuai kebutuhan pengguna akhir. Pada penelitian ini, metode pengembangan sistem yang digunakan adalah pendekatan pengembangan sistem berorientasi objek yang dapat secara cepat dan jelas memodelkan dan membangkitkan solusi seperti di dunia nyata. Pemodelan yang digunakan dalam pengembangan dengan pendekatan berorientasi objek adalah Unified Modeling Languange(UML).
D. Tahapan Pengembangan Sistem Tahapan pengembangan sistem informasi bisnis agroindustri biopellet berbahan baku lps seperti pada Gambar 12.
Gambar 12. Tahapan Penelitian
1. Analisis sistem Metode analisis sistem pada pengembangan sistem informasi bisnis biopellet ini adalah metode bottom-up, dimana pendekatan pengembangan dimulai dengan menganalisis kebutuhan pengguna akhir. Analisis sistem diawali dengan deskripsi sistem dan analisis kebutuhan informasi. Selanjutnya pembuatan persyaratan fungsional sistem yang meliputi kebutuhan data, perangkat lunak, perangkat keras, sumber daya manusia, serta pemeliharaan sistem.
20
2. Desain sistem Pada tahap desain sistem metode yang digunakan adalah UML. Pada tahapan ini dibuat berbagai diagram yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem. Diagram-diagram yang dibutuhkan meliputi: a.
Use case diagram (diagram kasus) Diagram ini digunakan untuk menggambarkan fungsionalitas sistem dari sudut pandang pengguna. Diagram ini menekankan pada apa yang dikerjakan sistem. Diagram ini juga menggambarkan interaksi sistem dengan pelaku (aktor) diluar sistem.
b.
Activity diagram (diagram aktivitas). Diagram aktivitas digunakan untuk menggambarkan aliran kerja aktivitas di dalam sistem atau dengan kata lain adalah bagaimana sistem itu mengerjakan fungsionalitas tertentu.
c.
Collaboration diagram (diagram kolaborasi). Diagram kolaborasi menggambarkan objek-objek yang terlibat dalam menghasilkan suatu fungsionalitas. Dalam diagram tersebut ditampilkan objekobjek yang berperan, serta relasi dan pesan yang disampaikan antar objek.
d.
Sequence diagram (diagram urutan ). Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam sistem berupa penyampaian message (pesan) yang dikaitkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram juga menggambarkan skenario atau rangkaian langkahlangkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
e.
Class diagram (diagram kelas) Diagram kelas merupakan diagram utama dalam pemodelan berorientasi objek. Diagram kelas digunakan untuk memperlihatkan struktur statis sistem tersebut. Kelas adalah kumpulan objek yang mempunyai atribut dan tingkah laku (operasi) yang mirip.
3. Tahap implementasi sistem. Tahap implementasi sitem merupakan proses transformasi desain sistem menjadi sebuah sistem aplikatif atau perangkat lunak. Implementasi SIBBioPeS 1.0 pada tahap desain sistem menggunakan Microsoft Visio 2003(Microsoft 2002) dan Sybase Power Designer 12.0 (Sybase 2005) sedangkan pada tahap pembuatan paket program menggunakan perangkat lunak Borland Delphi 7(Borland 2002) dan Ulead Photoimpact 8.0 (Ulead 1999) untuk perancangan antarmuka (sistem manajemen dialog). Sedangkan Microsoft Acces 2007 (Microsoft 2005) dan MySQL (Oracle 2009) digunakan sebagai sistem manajamen basis data dinamis. Selain itu agar tampilan antar muka lebih menarik dan userfriendly, sistem ini juga menggunakan format swf (Shockwave flash) yang dibuat menggunakan perangkat lunak Swish MX 3.0 (Swish 2007)
21
4. Verifikasi sistem Verifikasi merupakan tahapan untuk mengetahui apakah program yang dibuat menghasilkan keluaran secara keseluruhan sesuai yang diinginkan. Proses verifikasi dilakukan selama pembuatan dan setelah selesai. Tahap verifikasi dilakukan dengan cara pengujian keluaran paket program dan pelacakan kesalahan sistem (testing and debuging).
22