III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi agar dapat mencapai tujuan strategis perusahaan dengan baik dan benar. Visi PT MUS adalah sebagai pusat pelestarian dan pengembangan plasma nutfah yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan ilmu pengetahuan di bidang hortikultura serta objek wisata agro yang terkemuka di Asia. Sedangkan misi PT MUS adalah 1) memperkuat brand
association
Mekarsari
melalui
penyempurnaan
dan
pengembangan produk, dan 2) mencapai laba dan pertumbuhan yang memuaskan. Visi dan misi menjadi dasar dalam penentuan tujuan strategis perusahaan. Tujuan strategis dijabarkan ke dalam tujuan jangka panjang dan pendek. Tujuan strategis PT MUS adalah mencapai laba dan pertumbuhan yang memuaskan. Tujuan jangka panjang PT MUS adalah 1) memajukan perusahaan, 2) menciptakan perusahaan yang tangguh, dan 3) membuat karyawan sejahtera. Sedangkan tujuan jangka pendek PT MUS adalah 1) menjaga citra perusahaan dan 2) berusaha agar brand association Mekarsari selalu naik. Selanjutnya, tujuan-tujuan tersebut menentukan strategi yang harus diambil. PT MUS memiliki strategi umum dan khusus. Strategi umum perusahaan tersebut adalah 1) menggunakan pendekatan manajemen yang bagus, 2) memberdayakan sumber daya manusia (SDM) yang handal, dan 3) memiliki modal yang cukup. Sedangkan strategi khusus PT MUS adalah menghasilkan produk yang menarik, nyaman, dan mudah dijangkau. Strategi tersebut dilaksanakan bersamaan dengan manajemen kinerja
yang
benar.
Manajemen
kinerja
adalah
proses
mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian, dan pengembangan kinerja ke dalam sistem tunggal bersama yang bertujuan memastikan
19
bahwa kinerja karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan (Dessler, 2003). Salah satu bagian penting dari manajemen kinerja yang harus diperhatikan adalah penilaian kinerja. Penilaian kinerja diterapkan di hampir semua perusahaan termasuk di PT MUS agar dapat mengontrol partisipasi karyawan dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan. Penilaian kinerja tersebut akan sangat berguna jika dilakukan secara objektif (penilai tidak memasukan unsur perasaan pribadi dalam proses penilaian) dan rasional (kriteria penilaian sesuai dengan bidang pekerjaan karyawan yang dinilai). Setelah dilakukan penilaian kinerja yang objektif dan rasional, pihak karyawan dan organisasi akan merasakan dampak positifnya. Karyawan
menggunakan
hasil
penilaian
kinerja
untuk
mengevaluasi diri sendiri. Karyawan menjadi tahu kekurangan dan kelebihan mereka. Kemudian, mereka akan memperbaiki diri dan meningkatkan kinerja yang sudah baik. Selain itu, mereka menjadi mendapatkan arahan atau pengetahuan untuk membuat rencana pengembangan karir. Sedangkan bagi perusahaan, hasil penilaian kinerja berguna dalam pengambilan keputusan, yaitu: pelatihan, pendidikan, sistem imbalan, promosi, dan mutasi. Kegiatan di atas disebut sebagai umpan balik. Perusahaan menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan yang paling tepat untuk karyawan. Kebijaksanaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan perusahaan. Perusahaan tidak berhenti sampai di sini. Setelah dilaksanakan kebijaksanaan dan diketahui tingkat produktivitas yang dihasilkan, perusahaan mengevaluasi kinerja karyawan melalui proses penilaian kinerja yang diadakan secara teratur setiap enam bulan sekali. Penilaian kinerja akan menghasilkan umpan balik dan terjadi suatu siklus seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 2.
20
Visi dan Misi PT Mekar Unggul Sari Tujuan Strategis Perusahaan
Tujuan Jangka Pendek
Tujuan Jangka Panjang
Jenis Strategi Operasional Penilaian Kinerja Umpan Balik
Perusahaan
Karyawan Mengetahui 1. Kekurangan 2. Kelebihan
Mengetahui dan Menetapkan Kebijaksanaan 1. Pelatihan 2. Pendidikan 3. Sistem Imbalan 4. Promosi 5. Mutasi
Pelaksanaan Kebijaksanaan Produktivitas Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
21
3.1.2
Kerangka Pemikiran Operasional Persaingan
antarperusahaan
semakin
meningkat
di
era
globalisasi seperti saat ini. Perusahaan perlu meningkatkan daya saing dan menjadi perusahaan yang kompetitif. Oleh karena itu, perusahaan
harus
memperbaiki
dan
meningkatkan
sistem
manajemennya, baik manajemen SDM, pemasaran, produksi operasi, keuangan, maupun kolaborasi di antara sistem-sistem manajemen tersebut. Salah satu sistem manajemen yang penting diperhatikan adalah manajemen SDM. Manajemen SDM adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memerhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan, dan masalah
keadilan
(Dessler
2003).
Berdasarkan
pengertian
manajemen SDM menurut Gary Dessler tersebut, kita ketahui bahwa penilaian kinerja termasuk hal yang harus dilaksanakan dan dikembangkan perusahaan. Pelaksanaan penilaian kinerja dilakukan setiap perusahaan termasuk PT MUS untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Kriteria yang dipakai PT MUS dalam menilai kinerja adalah kuantitas kerja, kualitas kerja, proses, waktu, kedisiplinan, loyalitas, dan
kerjasama.
Penilaian
kinerja
tersebut
berguna
dalam
mengevaluasi kinerja SDM yaitu karyawan. SDM
merupakan
aset
utama
perusahaan
yang
harus
diberdayakan dan diutamakan kebutuhannya. Penilaian kinerja yang dilakukan menjadi media untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan karyawan serta kebijaksanaan yang harus diputuskan perusahaan. Kebijaksanaan yang diambil perusahaan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan perusahaan. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penilaian kinerja terhadap produktivitas karyawan adalah analisis regresi linier berganda sedangkan untuk mendukung data kuantitatif
22
digunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 3. PT Mekar Unggul Sari
Manajemen Pemasaran
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Produksi Operasi
Produktivitas dengan sebagai berikut: 1. Keterampilan 2. Inisiatif
indikator
Analisis Deskriptif Kualitatif & Analisis Regresi Linier Berganda
Penilaian kinerja dengan indikator sebagai berikut: 1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja 3. Proses 4. Waktu 5. Kedisiplinan 6. Loyalitas 7. Kerjasama
Manajemen Keuangan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan selama empat bulan yaitu dari bulan Maret 2011 sampai Juli 2011 di PT MUS. PT MUS beralamat di Jalan Raya Cileungsi, Jonggol, Km. 3, Kabupaten Bogor. Pemilihan tempat penelitian dilakukan dengan
pertimbangan
adanya
potensi
yang
cukup
besar
dalam
mengembangkan kepariwisataan Bogor melalui Taman Wisata Mekarsari. Selain itu, PT MUS merupakan salah satu perusahaan istimewa karena bergerak di bidang pertanian. Penulis sebagai seorang mahasiswa di Institut yang berbasis pertanian merasa harus berkontribusi dalam bidang pertanian melalui penelitian dan karya ilmiah.
23
3.3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Wawancara langsung dengan pertanyaan terbuka Wawancara yang dilakukan adalah wawancara dengan daftar pertanyaan yang telah dikonsep sesuai ruang lingkup penelitian dan pertanyaan tambahan yang terinspirasi dari jawaban responden untuk memperjelas informasi yang diperoleh. Wawancara dilakukan secara langsung pada sumber informasi terpercaya dan tenaga ahli untuk memperoleh data primer. Teknik ini digunakan karena memiliki kelebihan yaitu keaslian data dapat dipertanggungjawabkan. Narasumber wawancara langsung dengan pertanyaan terbuka dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Narasumber Wawancara Langsung dengan Pertanyaan Terbuka Jumlah No Posisi (Jabatan) di Divisi Produksi (orang) 1 Manajer SDM 1 Koordinator Lapangan Seksi Penelitian dan 2 2 Laboratorium 3 Koordinator Lapangan Seksi Kebun dan Koleksi 1 4 Koordinator Lapangan Seksi Kebun dan Komersil 2 Koordinator Lapangan Seksi Bibit dan Tanaman, 5 1 Hidroponik, dan Family Garden 2. Wawancara langsung menggunakan kuesioner jenis tertutup Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer. Penyebaran kuesioner
dilakukan
dengan
cara
wawancara
langsung
karena
pendidikan karyawan Divisi Produksi beragam, yaitu tidak lulus Sekolah Dasar (SD), lulus SD, Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), D3, dan S1. Kemampuan responden untuk memahami setiap pernyataan dalam kuesioner berbeda-beda tergantung pada pendidikan dan pengalaman. Oleh karena itu, peneliti menjelaskan maksud dari setiap pernyataan dalam kuesioner ketika wawancara kuesioner agar responden menerima informasi yang benar, menjawab dengan sungguh-sungguh dan tidak ada yang terlewat, serta memahami
24
setiap pernyataan yang harus dijawab. Jawaban yang diperoleh secara benar dan berasal dari sumber yang terpercaya akan menghasilkan informasi yang akurat sehingga hasil penelitian sesuai dengan keadaan perusahaan. Kelebihan kuesioner jenis tertutup (closed ended question) adalah lebih mudah dalam coding dan administrasi. Narasumber wawancara langsung menggunakan kuesioner jenis tertutup dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel
2.
Narasumber Wawancara Kuesioner Jenis Tertutup
Langsung
Menggunakan
No
Posisi (Jabatan) di Divisi Produksi
1 2 3
Kepala Seksi Staff Koordinator Lapangan Penanggung Jawab Kebun Seksi Kebun dan Komersil Tenaga Lapang
4 5
Jumlah (orang) 4 7 7 4 80
3. Studi pustaka Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan mempelajari pustaka-pustaka yang relevan. Sumber yang digunakan untuk memperoleh data adalah buku, internet, skripsi, dan laporan praktek lapang. Keuntungan dari metode studi pustaka adalah tidak memerlukan banyak biaya. 3.4. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Umar (2003) mengatakan bahwa stratified random sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan cara mengelompokkan suatu populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu ke dalam beberapa subpopulasi sehingga tiap kelompok akan memiliki anggota sampel yang relatif homogen. Lalu tiap subpopulasi ini secara acak diambil anggota sampelnya. Stratified random sampling termasuk ke dalam kelompok pengambilan sampel probabilitas. Pengambilan sampel probabilitas/acak adalah suatu metode pemilihan sampel, di mana setiap anggota populasi mempunyai
25
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini, setiap karyawan Divisi Produksi PT MUS memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Divisi Produksi dibagi menjadi lima seksi dengan tugas yang berbeda di masing-masing seksi sehingga populasi penelitian memiliki karakteristik heterogen. Namun, setiap seksi memiliki level pekerjaan yang sama. Tugas karyawan pada setiap level memiliki kesamaan. Itu artinya karyawan pada level yang sama memiliki karakteristik homogen. Oleh karena itu, metode pengambilan sampel yang dipakai adalah stratified random sampling berdasarkan level pekerjaan. Sampel diambil berdasarkan level pekerjaan memiliki tujuan agar dapat memperoleh informasi yang dapat mewakili populasi. Populasi pada penelitian ini adalah 135 orang karyawan Divisi Produksi PT MUS. Berdasarkan rumus stratified random sampling, jumlah sampel dalam penelitian adalah seratus satu orang. Jumlah tersebut merupakan jumlah minimal sampel penelitian. Jika jumlah sampel penelitian melebihi seratus satu orang, maka hal tersebut semakin baik karena data akan semakin menunjukan keadaan perusahaan. Pada penelitian ini, jumlah sampel adalah seratus dua orang. Berikut ini diuraikan perhitungan pengambilan sampel berdasarkan rumus stratified random sampling: N n=
(1) 1+Ne
2
135 n=
2
= 100.9345794 = 100.934 = 101 orang
1 + {135 (0.05) } Keterangan: n
= jumlah sample penelitian
N
= jumlah populasi yaitu jumlah total karyawan Divisi Produksi PT MUS
e
= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample yang dapat ditolerir (peneliti memakai e = 0,05).
26
Kemudian, jumlah sampel dari setiap level pekerjaan ditentukan menggunakan rumus stratified random sampling sebagai berikut: Jumlah sample di setiap level = pekerjaan
n N
jumlah karyawan di x setiap level karyawan
(2)
Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel No
Level Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 Total
Kepala Divisi Kepala Bagian Kepala Seksi Staff Koordinator Lapangan Penanggung Jawab Kebun Tenaga Lapang
Populasi (orang) 1 1 5 8 9 5 106 135
Sampel (orang) 0 0 3.741 5.985 6.733 3.741 79.303
0 0 4 7 7 4 80 102
Keterangan: 1. Kepala Divisi dan Bagian tidak dapat dijadikan responden karena peraturan perusahaan. 2. Jumlah sampel pada level pekerjaan Staff adalah tujuh orang karena terdapat karyawan yang bersedia menjadi responden walaupun jumlah responden minimal telah terpenuhi.
3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Suatu pengukuran disebut sah (valid) bila pengukuran dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Kuncoro 2003). Umar (2003) memiliki definisi yang sama yaitu validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Umar (2003) mengatakan bahwa langkah-langkah pengujian validitas adalah: a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. b. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal tiga puluh orang. c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
27
d. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment pearson, yang rumusnya seperti berikut: (3)
Keterangan: r
= angka korelasi
Xi
= skor masing-masing pernyataan ke-i
Y
= skor total
n
= jumlah responden Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office
Excell 2007 dan SPSS 16.0 For Windows. Data yang digunakan untuk uji validitas adalah jawaban kuesioner dari tiga puluh responden pertama. Kuesioner terdiri dari 54 pernyataan yang terdapat pada dua variabel. Variabel Penilaian Kinerja terdiri dari 42 pernyataan sedangkan variabel Produktivitas terdiri dari dua belas pernyataan. Dari hasil uji validitas diperoleh bahwa seluruh butirbutir pernyataan pada kuesioner dinyatakan valid karena nilai rhitung > rtabel. Nilai rtabel dengan tingkat kesalahan 5 persen adalah 0,361. Hasil uji Validitas dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai 10 (pengolahan menggunakan SPSS 16.0) serta Lampiran 11 dan 12 (pengolahan menggunakan Microsoft Office Excel 2007). 2. Uji Reliabilitas Umar (2003) menyatakan bahwa reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang yang kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan (Kuncoro, 2003).
28
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Pada alat pengukur untuk fenomena fisik seperti berat dan panjang badan, konsistensi hasil pengukuran bukanlah hal yang sulit dicapai. Namun, untuk mengukur permasalahan bisnis yang mencakup fenomena sosial seperti sikap, opini, dan persepsi, pengukuran yang konsisten agak sulit dicapai. Berhubung gejala sosial tidak semantap gejala fisik, maka dalam pengukuran gejala sosial unsur kesalahan pengukuran (measurement error) selalu diperhitungkan (Umar, 2003). Mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 0 – 1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0 – 10 atau 0 – 100 atau bentuk skala 1 – 3, 1 – 5, atau 1 – 7 dan seterusnya dapat menggunakan teknik dari Cronbach (Umar, 2003). Teknik ini sesuai penelitian yang dilakukan karena skala yang digunakan adalah skala ordinal 1 – 4. Rumus Cronbach’s Alpha yaitu : (4) Keterangan: r
= reliabilitas instrumen
k
= banyak butir pernyataan
σ t²
= varian total
∑σ b²
= jumlah varian pernyataan Hasil pengolahan uji reliabilitas dari jawaban kuesioner tiga puluh
orang responden pertama ditampilkan pada Tabel 4, yaitu: Tabel 4. Nilai Cronbach’s Alpha No 1 2 3 4 5 6
Indikator Kuantitas kerja Kualitas kerja Proses Waktu Loyalitas Kedisiplinan
Nilai Cronbach's Alpha 0.747 0.818 0.783 0.809 0.830 0.818
29
Lanjutan Tabel 4. No 7 8 9
Indikator Kerja sama Keterampilan Inisiatif
Nilai Cronbach's Alpha 0.826 0.799 0.820
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik karyawan dan persepsi karyawan terhadap penerapan penilaian kinerja dan produktivitas karyawan yang dihasilkan di Divisi Produksi PT MUS, Jonggol - Bogor. Data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner diolah menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Menurut Narbuko (2001), pengolahan data dari kuesioner dilakukan dengan memberi skor pada masing-masing jawaban responden. Skor nilai yang diperoleh dipindahkan ke lembar tabulasi. Data hasil tabulasi tersebut diperiksa, kemudian dihitung nilai total dari masing-masing peubah. Terakhir memindahkan data ke lembar kerja untuk diolah dan dianalisis. Penentuan skor nilai atas jawaban responden berdasarkan skala Likert empat tingkat, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penggunaan skala Likert empat tingkat untuk melihat kecenderungan responden ke salah satu persepsi. Keempat penilaian tersebut diberi skor seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Skala Pengukuran Likert dan Rentang Skala Skala 1 2 3 4
Penilaian Sangat tidak setuju Tidak setuju Setuju Sangat setuju
Rentang Skala (RS) 1,00 ≤ x ≤ 1,75 1,76 ≤ x ≤ 2,50 2,51 ≤ x ≤ 3,25 3,26 ≤ x ≤ 4,00
Penggunaan rentang skala penelitian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan rumus: (5)
30
(6) Keterangan : Rs
= rentang skala
m
= angka tertinggi dalam pengukuran
n
= angka terendah dalam pengukuran
b
= banyaknya kelas Masukkan nilai tersebut ke dalam rentang skala yang telah
ditentukan, maka informasi terhadap penerapan penilaian kinerja dan produktivitas karyawan dapat diketahui. 2. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Untuk melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan cara uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Nilai Kolmogorov Smirnov yang baik harus lebih besar dari 0,05 (Priyatno, 2008). 3. Uji Asumsi Klasik a. Multikolinearitas Umar (2003) menyatakan bahwa salah satu asumsi model regresi linier berganda adalah tidak terjadi korelasi yang signifikan antarvariabel bebasnya. Dalam statistika, disebut tidak terjadi multikolinieritas. 1) Konsekuensi multikolinieritas Apabila terdapat multikolinieritas relatif sempurna, maka penaksir lewat kuadrat terkecil menjadi tak tertentu dan variansi
31
serta standar deviasinya menjadi tak terdefinisikan, sedangkan jika kolinieritasnya tinggi konsekuensinya adalah: a) Standar deviasi dari penaksir cenderung besar, akibatnya lagi adalah interval kepercayaan pada parameter akan menjadi besar pula. b) Penaksiran koefisien regresi masih tetap dimungkinkan, tetapi penaksir dan standar deviasi sangat sensitif terhadap sedikit saja perubahan atas datanya. c) Tidak memungkinkan untuk mengisolasi pengaruh variabel X secara individual. 2) Memeriksa multikolinearitas Ada beberapa cara untuk memeriksa multikolinieritas, yaitu: a) Korelasi
yang
tinggi
memberikan
petunjuk
adanya
kolinieritas, tetapi tidak sebaliknya, yakni adanya kolinieritas akan mengakibatkan korelasi yang tinggi. Kolinieritas dapat saja ada walau korelasi dalam keadaan rendah. b) Dianjurkan untuk melihat koefisien korelasi parsial. Jika R2 sangat tinggi tetapi masing-masing r2 parsialnya rendah, ini memberikan
petunjuk
bahwa
variabel-variabel
bebas
mempunyai korelasi yang tinggi dan paling sedikit satu di antaranya berlebihan. Multikolinieritas dapat diketahui keberadaannya melalui SPSS. Cara lain untuk mendeteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari sepuluh. Selain itu, nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 pada kotak kerja hasil pengolahan data SPSS. b. Heteroskesdastisitas Uji heteroskesdastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskesdastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Priyatno, 2008).
Nachrowi et al. (2000)
menyatakan bahwa dampak heteroskedastisitas adalah:
32
1) Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang ditimbulkan adalah lebih besarnya variansi dari taksiran. 2) Lebih besarnya variansi taksiran, tentunya akan berpengaruh pada uji hipotesis yang dilakukan (uji t dan F), karena kedua uji tersebut menggunakan besaran variansi taksiran. Akibatnya kedua uji hipotesis tersebut menjadi kurang akurat. 3) Lebih besarnya variansi taksiran, akan mengakibatkan standar eror taksiran juga lebih besar, sehingga interval kepercayaan menjadi sangat besar. 4) Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang diambil dari persamaan regresi yang dibuat dapat menyesatkan. 4. Analisis Regresi Linier Berganda Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen atau terikat, sedangkan variabel yang memengaruhi disebut variabel bebas atau indipenden. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel indipenden disebut regresi sederhana. Sedangkan regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel indipenden disebut regresi berganda (Nugroho, 2005). Namun, dalam penelitian ini, peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh penilaian kinerja dan setiap indikator di dalamnya terhadap produktivitas. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaan regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ....... + bn Xn ………….……………………... (7) Keterangan : Y
= variabel dependen
a
= konstanta (harga Y bila Xn=0)
b
= angka arah atau koefisien regresi
Xn
= variabel independen
n
= 1, 2, 3,…………..
33
a. Analisis Determinasi (R2) Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui
persentase
sumbangan
pengaruh
variabel
independen (X1, X2 …..Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel indipenden yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Bila R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel indipenden terhadap variabel dependen adalah sempurna (Priyatno, 2008). b. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Uji Fisher (uji F) digunakan untuk menguji secara bersamasama apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Tingkat kesalahan ( α ) yang digunakan adalah 5 persen. Dirumuskan hipotesis pada penelitian ini untuk mengetahui koefisien regresi secara bersama-sama, yaitu: H0: variabel penilaian kinerja tidak berpengaruh
nyata terhadap
produktivitas. H1: variabel
penilaian
kinerja
berpengaruh
nyata
terhadap
produktivitas. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, namun jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima. Rumus yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut (Priyatno, 2008): (8) Keterangan : R = koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel independen
34
n = jumlah anggota contoh c. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji konstanta dari setiap variabel indipenden. Hal ini berarti bahwa dalam uji t akan terlihat apakah variabel indipenden secara terpisah atau individu memiliki besar pengaruh konstanta terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan untuk mencari thitung adalah (Priyatno, 2008): (9) Keterangan : bi
= koefisien regresi variabel i
Sbi
= Standar error variabel i Hipotesis dalam penelitian ini adalah,
H0 : variabel penilaian kinerja tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas. H1 : variabel penilaian kinerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas. Jika thitung > tingkat kesalahan (5%) maka H0 ditolak namun jika thitung < tingkat kesalahan (5%) maka H0 diterima.