III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis Komponen utama pasar beras mencakup kegiatan produksi dan konsumsi.
Penelitian ini menggunakan persamaan simultan karena memiliki lebih dari satu variabel endogen. Berikut ini dipaparkan teori dari fungsi produksi dan penawaran, fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen. 3.1.1. Fungsi Produksi dan Penawaran Fungsi produksi dapat didefinisikan sebagai hubungan secara teknis dalam transformasi input (resources) ke dalam output atau yang melukiskan antara hubungan antara input dengan output (Doll dan Orazem, 1984). Secara umum hubungan antara input-output untuk menghasilkan produksi suatu komoditas pertanian (Y) secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : Y = f (X1, X2, X3, X4) ………………………………………………….(3.1) Y X1 X2 X3 X4
= Output (Kg/Ha) = Luas areal produksi (Ha) = Modal (Rp/Ha) = Tenaga Kerja (HOK/Ha) = Faktor produksi lainnya
Produsen yang rasional berusaha memaksimumkan keuntungannya pada tingkat produksi optimal dengan tingkat harga tertentu. Produksi optimal harus memenuhi syarat FOC (First Order Condition) dan SOC (Second Order Condition). Syarat pertama yang harus dipenuhi apabila turunan pertama dari fungsi keuntungan sama dengan nol, yang berarti nilai produk marginal faktor produksi sama dengan harga faktornya, sedangkan syarat kedua yang harus dipenuhi yaitu, jika produksinya cembung, dan nilai determinan Hessian lebih besar dari nol. Jika digambarkan secara sederhana fungsi produksi dari padi adalah :
Y= f ( A, P, L) …………………………………………………………...(3.2) Keterangan : Y= Produksi padi (Ton) A= Luas areal produksi (Ha) P= Jumlah pupuk (Kg/Ha) L= Tenaga kerja (HOK/Ha) Sehingga fungsi keuntungan produksi padi dapat dirumuskan sebagai berikut : π = HY * f (A, P, L) – HA * A – HP * P – HL * L ………………………(3.3) Keterangan : π HY HA HP HL
= Keuntungan (Rp) = Harga output (Rp/Kg) = Harga sewa lahan (Rp/Ha) = Harga pupuk (Rp/Kg) = Upah tenaga kerja (Rp/HOK)
Fungsi keuntungan maksimum diperoleh jika turunan pertama dari fungsi keuntungan sama dengan nol dengan turunan keduanya mempunyai nilai Hessian Determinan lebih besar dari nol. Dengan melakukan prosedur penurunan secara matematis dari persamaan 3.3 maka diperoleh: …………………………………………....(3.4) ………………………………………….....(3.5) …………………………………………….(3.6)
Dimana
,
, dan
adalah produk marginal dari masing-masing faktor produksi.
Keuntungan maksimum diperoleh jika produk marginal sama dengan rasio harga faktor produksi terhadap harga produk (gabah). Dari persamaan 3.4, 3.5, dan 3.6 fungsi permintaan faktor produksi oleh petani dirumuskan sebagai berikut : A = g (HA, HY, HL, HP) ………………………………………………..(3.7) P = h (HP, HY, HA, HL) ………………………………………………...(3.8) 28
L = i (HL, HY, HA, HP) ………………………………………………(3.9) Persamaan 3.7, 3.8, dan 3.9 disubstitusikan ke persamaan 3.2 maka diperoleh fungsi penawaran padi sebagai berikut : Qs = qs (HY, HA, HP, HL) ……………………………………………..(3.10) Menurut Dolan (1974), faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran suatu komoditas, yaitu harga komoditas itu sendiri, harga komoditas lain (sebagai substitusinya), biaya faktor produksi, biaya perusahaan, tujuan perusahaan, tingkat teknologi, pajak, subsidi, harapan harga, dan keadaan alam. 3.1.2. Fungsi Permintaan Secara umum, fungsi permintaan konsumen terhadap suatu barang diturunkan dari fungsi utilitas konsumen. Diasumsikan fungsi utilitas konsumen adalah : U = u (Cb, Cn) ………………………………………………………….(3.11) Dimana U adalah total utilitas konsumen dari konsumsi beras (Cb) dan komoditas lain (Cn). Konsumen yang rasional akan berupaya memaksimumkan utilitas pada tingkat harga yang berlaku dan sesuai dengan kendala pendapatan (I). Pb * Cb + Pn * Cn = I……………………………………………………(3.12) atau Pb * Cb + Pn * Cn – I = 0 dimana Pb adalah harga beras dan Pn adalah harga komoditas lain. Dengan pendekatan Lagrangian Multipliers, persoalan maksimisasi berkendala di atas dapat dinyatakan sebagai berikut : Maksimum : U = u (Cb, Cn) Kendala : Pb * Cb + Pn * Cn = I Fungsi komposit berupa gabungan dari kedua fungsi di atas atau disebut sebagai fungsi Lagrangian dapat ditulis sebagai berikut :
29
U = u (Cb, Cn) + (Pb * Cb + Pn * Cn – I) ………………………………………....(3.13) Dimana persamaan 3.13 adalah lagrange Multiplier, jika syarat pertama dan kedua terpenuhi maka fungsi utilitas dapat dirumuskan sebagai berikut : ⁄
⁄
( )
……………………………………...(3.14)
⁄
⁄
( )
……………………………………...(3.15) – )
(
⁄
…………………………..(3.16)
Dari persamaan (3.14), (3.15), dan (3.16) di atas diperoleh : ⁄
( ) ……………………………………………………….(3.17)
⁄
( ) ……………………………………………………….(3.18) –
……………………………………………….(3.19) Sedangkan
⁄
dan
⁄
maka :
λ = MUb/Pb = MUn/Pn ………………………………………………......(3.20) dan
MUb/MUn = Pb/Pn = MRSs,n ……………………………………………(3.21)
yang merupakan bahwa kepuasan konsumen akan maksimum pada kondisi dimana rasio marjinal utilitas terhadap harga sama untuk semua komoditas, yaitu sebesar koefisien pengganda Lagrangian (λ). Penyelesaian Pb dan Pn pada persamaan (3.21) dan kemudian substitusikan ke dalam persamaan (3.19), maka dapat diperoleh fungsi permintaan terhadap beras, yaitu : Cb = f (Pb, Pn, I) ………………………………………………………...(3.22)
30
yang menyatakan bahwa konsumsi atau permintaan konsumen terhadap beras ditentukan oleh harga beras itu sendiri, harga komoditas alternatif, dan pendapatan konsumen. Dengan asumsi permintaan tersebut bersifat dinamis maka elastisitas permintaan beras terhadap harga beras, harga komoditas lain, dan terhadap pendapatan dapat dihitung, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Dolan, (1974) permintaan suatu barang dipengaruhi oleh harga barang tersebut, harga barang lain, selera, pendapatan, distribusi pendapatan, jumlah penduduk, dan harapan harga. 3.1.3. Model Persamaan Simultan Menurut Gujarati (1978) sistem persamaan simultan dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang dunia nyata dibandingkan dengan model persamaan tunggal. Hal ini disebabkan karena peubah-peubah dalam persamaan satu dengan lainnya dalam model dapat berinteraksi satu sama lain. Persamaan simultan tidak hanya memiliki satu persamaan yang menghubungkan antara satu variabel endogen tunggal dengan sejumlah variabel eksogen non stokastik atau didistribusikan secara bebas dari unsur gangguan stokastik. Suatu ciri unik dari persamaan simultan adalah variabel endogen dari satu persamaan mungkin muncul sebagai variabel yang menjelaskan (eksogen) dalam persamaan lain dari sistem. Bentuk umum dari persamaan simultan dapat dirumuskan sebagai berikut : Y1i = β10 + β12 Y2i + γ11 X1i + u1i ………………………………………..(3.23) Y2i = β20 + β21 Y1i + γ21 X1i + u2i ………………………………………..(3.24) Dimana Y1 dan Y2 merupakan variabel yang saling bergantung, atau bersifat endogen, dan Xt merupakan variabel yang bersifat eksogen, dimana u1 dan u2 adalah unsur gangguan stokastik, variabel Y1 dan Y2 kedua-duanya stokastik. Pemilihan model
31
yang akan digunakan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mendapatkan faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran beras di Indonesia.
3.1.4. Elastisitas Konsep elastisitas digunakan untuk mendapatkan nilai kuantitatif dari respon suatu fungsi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Model yang dinamis dapat dihitung elastisitas jangka pendek dan jangka panjang. Adapun rumus untuk mendapatkan nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai berikut : Elastisitas Jangka Pendek (ESR) …….…………………………………………..(3.25) Elastisitas Jangka Panjang (ELR) ………………………………………………………....(3.26) Keterangan : b blag
= Parameter dugaan dari peubah eksogen = Parameter dugaan dari lag endogen = rata-rata peubah eksogen = rata-rata peubah endogen (mean predicted hasil validasi model)
3.1.5. Surplus Produsen Kebijakan harga dasar untuk melindungi produsen dan harga batas tertinggi dilakukan untuk melindungi konsumen sementara dalam hal perdagangan dunia, pemerintah dapat melindungi produsen maupun konsumen domestik berupa kebijakan tarif, dan kuota. Dampak yang ditimbulkan dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan teori ekonomi kesejahteraan (welfare economics), yaitu dengan konsep pengukuran surplus konsumen (consumer’s surplus) dan surplus produsen (producer’s surplus). 32
Surplus konsumen dapat didefinisikan dengan kesedian membayar dikurangi jumlah yang sebenarnya dibayarkan konsumen untuk mempeoleh suatu komoditas. Adapun surplus produsen adalah jumlah pembayaran yang diterima penjual dikurangi biaya dalam memproduksi suatu komoditas (Mankiw, 2000). Menurut Vesdapunt (1984) menyatakan ada tiga dasar yang penting dalam penggunaan surplus produsen dan surplus konsumen untuk mengukur kesejahteraan yaitu : (1) permintaan merupakan refleksi dari keinginan untuk membayar, (2) penawaran merupakan refleksi dari biaya marginal (marginal cost) dan (3) perubahan pendapatan individu bersifat penambahan (additive). Secara matematis, surplus produsen diukur dengan mengintegralkan fungsi penawaran (Chiang, 1984). ∫
( )
...………………………………………………….(3.27)
dimana : QS PS Pe Pm
= Fungsi Penawaran = Surplus produsen (Rp) = Harga keseimbangan (Rp) = Harga pada perpotongan kurva penawaran dengan sumbu harga
3.2.
Kerangka Pemikiran Operasional Kerangka pemikiran operasional secara ringkas disajikan pada Gambar 1.
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Sektor pertanian bagi Indonesia merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Beras merupakan komoditas pertanian yang memiliki peran strategis karena menjadi makanan pokok bagi 90 persen rakyat Indonesia. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan beras nasional mendorong usaha pemerintah untuk terus meningkatkan persediaan beras dan produksi beras.
33
Guna memenuhi kebutuhan beras dalam negeri maka pemerintah melakukan impor beras. Beras merupakan komoditas pertanian yang termasuk ke dalam perdagangan Asean Free Trade Area (AFTA). Perdagangan bebas AFTA yang sudah diterapkan saat ini mempengaruhi penjualan beras domestik karena harus bersaing dengan beras impor dari negara-negara ASEAN seperti beras dari Thailand dan Vietnam. Melihat perkembangan produksi, konsumsi, dan perdagangan beras, maka perlu dilakukan penelitian mengenai dampak kebijakan AFTA terhadap permintaan dan penawaran di Indonesia, kemudian dilihat kesejahteraan petani padi di Indomesia.
34
Beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia
Pertambahan jumlah penduduk à peningkatan kebutuhan beras
Impor beras meningkat disertai implementasi AFTA
Permintaan dan penawaran beras di Indonesia
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran beras di Indonesia à Model Persamaan Simultan
Menganalisis dampak perubahan variabel eksogen terhadap variabel endogen dengan simulasi à Analisis Simulasi
Rekomendasi Kebijakan
Keterangan : = Hubungan satu arah = Respon Positif Sumber : Peneliti, 2011
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
35
Permintaan dan penawaran atas suatu komoditas produk berkaitan erat dengan perkembangan harga komoditas tersebut. Menurut teori ekonomi, apabila penawaran meningkat maka harga akan turun dan jika penawaran turun maka harga akan naik. Adapun jumlah yang diminta akan meningkat jika harga turun dan jumlah yang diminta akan menurun jika harga naik. Guna menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran beras di Indonesia, serta mengevaluasi dampak AFTA terhadap kesejahteraan petani padi di Indonesia dengan menggunakan salah satu model ekonometrika yaitu model persamaan simultan. Model persamaan simultan tersebut kemudian diestimasi dan divalidasi. Setelah model divalidasi dan memenuhi kriteria secara statistik, maka model tersebut dapat dijadikan sebagai model dasar simulasi terhadap variabel endogen dan eksogen. Simulasi ini betujuan untuk melihat adanya perubahan variabel yang disimulasi (eksogen maupun endogen) terhadap variabel endogen.
36