I.
BACKGROUND Ekonomi di dalam suatu Negara merupakan hal yang sangat vital bagi Negara
tersebut begitu pula dengan ekonomi di Indonesia. Di Indonesia ekonomi merupakan hal yang sangat penting dan menjadi hal yang rawan pula bagi kegiatan perdagangan di Indonesia. Ekonomi global juga akan berpengaruh dengan ekonomi di Indonesia. Jika keadaan ekonomi global naik / baik maka keadaan ekonomi di Indonesia pun baik dan tidak terjadi masalah namun apabila ekonomi global anjlok maka keadaan ekonomi di Indonesia baik secara langsung ataupun tidak akan tetap berpengaruh. Ini pun yang sedang dialami oleh ekonomi secara global, krisis ekonomi yang terjadi di Amerika membuat sebagian usaha-usaha yang ada di Amerika, luar negeri maupun Indonesia terkena dampaknya. Banyak perusahaan di Indonesia yang gulung tikar dan orang- orang yang menganggur akibat kehilangan pekerjaan. Kegiatan ekspor pun menjadi terganggu.akibat tidak adanya permintaan dari Negara-negara yang terkena krisis tersebut. Tidak dari segi ekonomi yang hancur bahkan akibat krisis global ini yang membuat para pengusaha gulung tikar banyak di antara mereka yang stress dan tak jarang diantara mereka yang bunuh diri karena bnyaknya hutang yang harus mereka bayar akibat kenaikan bunga yang begitu tinggi. Ini semua adalah realita kehidupan yang harus dihadapi dan inilah hal yang sesungguhnya sedang terjadi. Sementara para pekerja yang diPHK harus kehilangan pekerjaan dan secara tak langsung berdampak pula pada tingkat pengangguran yang bertambah dan jumlah kriminlitas yang bertambah pula. Namun yang harus diperhatikan bahwa krisis global ini tidak berdampak pada Indonesia secara cepat tapi kita mungkin akan merasakannya setelah 1 atau 2 tahun ke depan.
II. PROBLEM Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat sudah terlihat tanda-tandanya beberapa waktu yang lalu, Tetapi baru dianggap serius oleh pemerintah Indonesia sejak tanggal 8 Oktober 2008 saat IHSG di BEI turun tajam sampai 10,38 % dan mengharuskan pemerintah menghentikan kegiatan di pasar bursa modal beberapa hari. Sebenarnya banyak akibat yang dirasakan oleh Indonesia dengan adanya krisis keuangan di Amerika serikat , baik akibat positif seperti turunnya harga minyak dunia yang menembus $ 61 per barel dan akibat negative seperti turunnya nilai rupiah, berkurangnya nilai export, turunnya investasi atau terjadi flyingout , namun demikian akibat negatif lebih banyak dirasakan bagi perekonomian Indonesia terutama bagi sektor riil yang mempunyai pangsa export, pemerintah harus sungguh-sungguh menangani masalah ini karena pada akhirnya apabila tidak tertangani dengan benar akan mengakibatkan distabilitas negara atau sering orang bilang akan terjadi Krisis seri kedua. Oleh karena hal tersebut harus ada langkah-langkah antisipasi menghadapi krisis keuangan global anatara lain, tetap menjaga independensi pengambil keputusan, sebisa mungkin mempertahankan tingkat suku bunga yang ada saat ini, peningkatan pagu jaminan simpanan pada Lembaga Keuangan Nasional, Penginjeksian secara besarbesaran likuiditas ke dalam perbankan nasioanal, pemberlakuan kontrol devisa terbatas , pembentukan lembaga procurement untuk mengatur transaksi devisa BUMN, keharusan izin bank sentral bagi transaksi arus ke luar modal dalam jumlah tertentu. Disamping itu diskusi juga merekomendasiakan : Penyiapan satu skema social safety net yang komprehensif untuk mengantisipasi full-blown crisis , pemerintah daerah secara lebih erat sebagai mitra dan pelaksana berbagai kebijakan yang ditetapkan, mewaspadai politik dumping , menyiapakan insentif bagi pengusaha lokal untuk menggarap pasar domestik, dan merekomendasikan untuk mengkaji ulang sistem ekonomi yang selama ini mengekor pada sistem ekonomi kapitalis.
III. DESCRIPTION – DATA Mengatasi Penyebab dan Dampak Krisis Ekonomi Global masih menjadi berita hangat tanpa melewati satu hari pun dalam bulan-bulan terakhir ini. Berbicara krisis ekonomi adalah bukan berbicara tentang nasib satu orang bahkan lebih dari itu semua karena ini menyangkut nasib sebuah bangsa. Di salah satu media menyatakan bahwa Presiden Yudhoyono menyampaikan 10 langkah untuk menghadapi masalah tersebut. Empat di antaranya:
1. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri 2. Memanfaatkan peluang perdagangan internasional 3. Menyatukan langkah strategis Pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) 4. Menghindari politik non partisan untuk menghadapi krisis.
Kedengarannya memang masuk akal tapi untuk menghadapi krisis itu bukanlah semata adalah tugas pemerintah dan Bank Indonesia tapi badai krisis ini perlu dihadapi bersama jangan sampai kejadian Krisis Ekonomi Global Part II ini lebih dahsyat meluluhlantakkan Perekonomian Indonesia seperti yang telah terladi pada Badai Krisis Moneter Part I di Era Soeharto. Sadar atau pun tidak sadar Akibat Krisis Ekonomi Global kali in sudah sangat jauh merambah dalam berbagai strata masyarakat. Dimana-mana pengangguran semakin bertambah Income perkapita drastis menurun karena beberapa industri mulai merampingkan tenaga-kerja atau mulai meliburkan tenaga kerja tanpa batas waktu. Senada dengan hal itu investor-investor lokal dan Asing pun mulai menarik saham dalam industri-industri di Indonesia. Dari kejadian kejadian itu akan menjadikan peluang untuk Angka Kriminalitas akan melonjak naik Grafiknya di tanah air belum lagi kasus-kasus korupsi terbaikan karena bangsa ini telah disibukkan dengan masalah yang lebih di prioritaskan sehingga dengan bebasnya para koruptor meneruskan aksinya ditiap jenjang. Memang sangat Ironis di satu sisi Indonesia yang dikenal sebagai negara Agraris tapi disisi lain beberapa item bahan pokok masih mengandalkan hasil import dari negara tetangga. Yah ini mungkin salah satu kelemahan dari bangsa kita bahkan diri kita yang
sebagai rakyat yang kurang berusaha secara profesional dalam mengelola asset-asset yang ada dalam lahan-lahan indonesia. Lihat saja kekayaan Alam Indonesia mulai dari hasil laut belum dapat dikelola dengan baik karena Fasilitas-fasilitas nelayan kurang memadai sehingga negara-negara lain meraup keuntungan dari hasil menangkap hasil laut dengan cara yang tidak fair. Belum lagi persediaan minyak yang semakin lama semakin menipis serta Tambang-tambang Emas yang masih dikuasai negara asing. Jadi sangat disayangkan Punya Harta yang sangat berlimpah ruah tapi tidak dapat dinikmati secara maksimal oleh bangsa ini. Krisis ekonomi global telah terjebak pada sistem kapitalisme internasional sehingga sampai saat ini sepertinya tak ada persiapan jelas menghadapi krisis keuangan global yang berawal dari runtuhnya industri keuangan di Amerika Serikat. Mereka yang krisis kita yang hancur-hancuran seperti pada bursa saham sehingga menghentikan operasionalnya. Kondisi ekonomi : 1. Krisis keuangan di AS amat sangat parah. Tidak ada yang selamat. Ini sistem yang hancur. 2. Banyak negara sudah memasuki masa resesi, seperti Inggris dan Singapura. Sebenarnya banyak sekali negara sudah masuk resesi tapi secara definisi belum karena dalam definisi ekonomi suatu negara dinyatakan resesi bila pertumbuhan ekonominya negatif 2 kuartal berturut-turut. Jadi yang tinggal di Singapura , Inggris dan US benar-benar harus melakukan perubahan cara hidup mulai sekarang. 3. Krisis ekonomi sudah menjalar ke sektor real artinya akan kita rasakan. Sekarang sebenarnya sudah tapi tidak banyak orang awam yang benar-benar sadar dampaknya. Ekspor kita sudah melambat, harga-harga komoditas kita sudah jatuh, eksportir-eksportir kita sudah memecati karyawan, impor ilegal sudah masuk. Pertumbuhan ekonomi kita bisa negatif. 4. Sektor-sektor yang paling dulu terkena imbasnya adalah properti, manufaktur, pertambangan, perkebunan, sebenarnya sekarang udah terasa. Jadi tahun depan jangan harapkan perusahaan memberikan bonus besar atau kenaikan gaji
Tindakan : 1. Selain menyediakan cash untuk keperluan kita dan keluarga, mulai sekarang belilah dan pakailah produk dalam negeri. 2. Produk impor yang menggiurkan sudah masuk menyerbu ke Indonesia . Itu sebenarnya dagangan Negara-negara lain yang tidak laku di USA karena USA dan Negara-negara kaya dan maju sudah bangkrut sehingga tidak ada minat lagi. Lagi pula hati-hati, mereka masuk dengan barang palsu seperti telur palsu dari bahan kimia. Yang sudah masuk barang-barang dari China karena ekspor mereka tidak terserap oleh US makanya dibuang ke Asia . Dan ingat walaupun ekonomi China masih tumbuh 10% dan cadangan valas merekan terbesar di dunia, uang mereka juga sudah banyak tertanam di AS sehingga mereka juga merasakan dampak krisis ini.
Dampak resesi ekonomi AS dan Eropa terhadap Indonesia tentunya negatif, tetapi karena net-ekspor (ekspor dikurang impor) hanya menggerakkan sekitar 8% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia, maka dampaknya relatif kecil dibandingkan dengan negara tetangga yang ketergantungan ekspornya ke AS besar, misalnya Hong Kong, Singapura, dan Malaysia. Seperti pada 2001/2002, atau terakhir kali AS mengalami resesi, ada tiga negara di Asia yang tidak terlalu terpukul ekonominya: China, India, dan Indonesia. Ketiga negara ini memiliki penduduk yang banyak sehingga belanja masyarakatnya merupakan motor penggerak ekonomi yang kuat. Untuk ekonomi Indonesia, dampak negatif kenaikan harga bahan bakar minyak sebesar 125% pada 2005 jelas lebih besar dari pada dampak resesi ekonomi AS. Namun demikian, krisis finansial global dan lumpuhnya sistem perbankan global yang berlarut akan berdampak sangat negatif terhadap Indonesia, karena pembiayaan kegiatan investasi di Indonesia (baik oleh pengusaha dalam maupun luar negeri) akan terus menciut, penyerapan tenaga kerja melambat dan akibatnya daya beli masyarakat turun-yang akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Maka, sangatlah penting bagi bank sentral dunia untuk secepatnya memulihkan sistem perbankan dunia.
IV.
CONCLUSION
Dan kesimpulannya Indonesia belum siap menghadapi Dampak Krisis Ekonomi Global yang di motori oleh Negara Super itu. Mungkin dari beberapa uraian diatas dapat memberi gambaran bahwa kita punya potensi menghadapi krisis ini jika kita meningkatkan kesadaran sebagai masyarakat Indonesia termasuk element pemerintah berikut departement terkait untuk meningkat pengelolaan sumber daya secara profesional sehingga bangsa ini menjadi produktif dalam penyediaan hasil bumi dan dapat mandiri serta terbebas sebagai negara importir bahan pangan dan minyak bumi terbesar yang akan membalikkan keadaan menjadi negara Pengekspor Terbesar Di samping itu kita dalam menghadapi krisis ini pun harus semakin mencintai produk dalam negeri, harus semakin membantu antara sesame warga Negara masyarakat dengan mencintai dan memakai produk dalam negeri. Kaena hanya itulah satu-satunya cara yang dapat membantu agar stabilitas dari perekonomian kita tetap berjalan dengan baik dan masyarakat pun dapat hidup kembali dengan normal dan dengan mencintai dan memakai produk dalam negeri semakin terbukalah peluang kerja karena banyaknya produk dlam negeri yang dapat diproduksi sehingga membuat para tenaga kerja kita yang duu sempat kehilangan pekerjaannya sekarang mulai meniti dan mencukupi kehidupannya dan keluarga mereka. Semoga dengan adanya krisis yang terjadi secara gobal semakin membuat mata hati masyarakat terbuka bahwa bukan uanglah yang harus mereka investasikan atau cari tetapi kekuatan hati mereka dan ketabahan hati mereka dalam menghadapa ujian yang ada.
V.
REFERENCE
● www.wordpress.com
● www.janabadra.ac.id ● www.detik.com