8
I I I . B A H A N DAN M E T O D E
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, jalan Binawidya km 12,5 Simpang Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan air laut. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Mei sampai November 2009.
3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung manis varietas super sweet, pupuk KCl sebagai sumber kalium, jerami padi, pupuk kandang, Trichoderma sp. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, timbangan elektrik, handspra>er, meteran, ajir, polibag, alat-alat tulis, dan oven
3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen faktorial 4x4 dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan 3 kelompok perlakuan. Dari kedua faktor tersebut diperoleh 16 kombinasi perlakuan, sehingga plot percobaan berjumlah 48 plot. Tiap plot terdiri dari 16 tanaman, sehingga jumlah seluruh tanaman adalah 768 tanaman. Masing-masing perlakuan tersebut adalah: Faktor 1 pemberian trichokompos terdiri dari 4 taraf: TO = 0 ton/ha T l = 93,7 g trichokompos/tanaman (5 ton/ha) T2 = 187 g trichokompos/tanaman (10 ton/ha) T3 = 281 g Trichokompos/tanaman (15 ton/ha) Faktor 11 pemberian pupuk K (Kalium) terdiri dari 4 taraf: KO = 0 kg/ha K l = 0,09 g KCl/tanaman (15 kg/ha) K2 = 0,19 g KCl/tanaman (30 kg/ha) K3 = 0,28 g KCl/tanaman (45 kg/ha)
9
Data pengamatan dianalisis secara statistika dengan menggunakan Analisis of Variance (ANOVA), dengan model linear sebagai berikut. (Hanafiah, 2005): Y = |x + K + xa + Tp + Tap + 8 Dimana: Y
= Nilai pengamatan hasil percobaan
P-
= Nilai rerata (mean) harapan
K
= Pengaruh pengelompokan
Ta
= Pengaruh faktor trichokompos
TP
= Pengaruh faktor pupuk kalium
Tap
= Pengaruh interaksi trichokompos dengan pupuk kalium
e
= Pengaruh galat {experimental error) dari faktor trichokompos dan pupuk kalium
Hasil A N O V A akan diuji lanjut dengan menggunakan uji DNMRT (Duncan New Multiple Range Test) pada taraf 5%.
3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Persiapan di lapangan Lahan dibersihkan dari sampah dan gulma dengan menggunakan parang dan cangkul, selanjutnya dilakukan pengolahan tanah sebanyak 2 kali dengan menggunakan handtractor. Pengolahan tanah pertama dilaksanakan dengan menggunakan bajak singkal dan dilanjutkan dengan pengolahan tanah kedua yaitu dengan
menggunaka
bajak
rotary.
Selanjutnya
tanah
diratakan
dengan
menggunakan garu dan dibuat plot penelitian dengan ukuran 150cm x 200cm, tinggi 10 cm, jarak antar plot 30 cm, dan jarak antar blok 50 cm. Bagan percobaan dilapangan dapat dilihat pada lampiran 1.
3.4.2. Pemberian trichokompos jerami padi Trichokompos jerami padi diberikan sesuai dengan dosis perlakuan pada saat 1 (satu) minggu sebelum tanam dengan cara membenamkannya tepat pada lubang tanam selanjutnya ditutup rata rata dengan tanah dan diberi ajir setinggi 10cm dari permukaan tanah sebagai tanda.
10
3.4.3. Penanaman Penananaman jagung manis dilakukan dengan cara tugal sedalam 3 cm dengan jarak tanam 75 cm x 25cm, kemudian benih jagung dimasukkan sebanyak 2 butir per lubang lalu ditutup dengan tanah dan ajir dipasang tepat disamping lubang tanam. Setelah itu disiram dengan air sampai tanah menjadi lembab.
3.4.4. Pemberian Pupuk K C l Pupuk KCl diberikan sesuai dengan dosis perlakuan pada saat tanam. Pemberian dilakukankan merata pada pinggir lubang tanam dengan jarak 10 cm dan kedalaman 2 cm lalu ditutup rata dengan tanah.
3.4.5. Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman dilakukan rutin setiap sore hari dengan menggunakan gembor. Tujuan
penyiraman adalah untuk menjaga kelembaban tanah. Penyiraman
dikurangi bahkan ditiadakan bila tanah masih dalam keadaan lembab atau terjadi hujan. b. Penyulaman Tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, terserang penyakit atau mati akan diganti dengan tanaman baru. Bibit yang digunakan untuk menyulam adalah bibit yang seumur yang telah dipersiapkan melalui pembibitan dalam polibag kecil. Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam. c. Penjarangan Penjarangan tanaman jagung manis dilakukan setelah tanaman berumur 1 (satu) minggu setelah tanam. dengan cara memotong 1 (satu) tanaman pada pangkal batang. Tanaman yang dipelihara yaitu tanaman yang pertumbuhannya normal dan seragam dengan tanaman yang ada pada blok tempat tumbuh. d. Penyiangan dan pembumbunan Penyiangan bertujuan untuk menekan pertumbuhan rumput-rumput liar atau gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jagung manis. Penyiangan dilakukan secara mekanis dengan menggunakan cangkul atau parang.
11
Penyiangan dilakukan jika pertumbuhan gulma sudah mengahambat pertumbuhan tanaman jagung. Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Pembumbunan dilakukan dengan menggunakan cangkul. Permukaan tanah disekitar batang tanaman jagung dicangkul dan ditumpukkan kearah batang sehinga membentuk bukit kecil. Pembumbunan bertujuan untuk menutup bagian disekitar perakaran agar batang tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah serta menggemburkan tanah disekitar tanaman. e. Pengendalian hama dan penyakit Untuk mengendalikan hama digunakan insektisida Dursban 20 EC, yaitu dengan menyemprotkan insektisida ke tanaman sesuai dosis dan konsentrasi yang dianjurkan. Penyemprotan dilakukan jika serangan hama telah mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman.
3.4.6. Panen Panen jagung manis dilakukan apabila sudah memenuhi kriteria panen yaitu pemukaan biji sedikit mengeras dan mengkilap serta rambut pada tongkol sudang mengering 75 % dari total seluruh tanaman per plot. Panen dilakukan pada tanaman sampel sebanyak 2 (dua) tanaman per plot.
3.5. Pengamiatan 3.5.1. Laju Pertumbuhan Tanaman ( L P T ) Pengamatan dilakukan dengan menimbang berat kering tanaman umur 35 dan 42 hari setelah tanam. Pengamatan ini dilakukan pada tanaman sampel dengan cara membongkar satu tanaman pada tiap plot untuk satu kali pengamatan, lalu dicuci sampai bersih dan dikeringanginkan. Tanaman dipotong-potong lalu dimasukkan ke dalam kantong kertas, dikeringkan dalam oven pada suhu 70" C selama 48 jam, kemudian ditimbang berat keringnya. Pertambahan
berat
kering
dihitung
dengan
menghitung LPT sebagai berikut. (Gardner, 1991): LPT=W2 - W l t2-tl
menggunakan
rumus
12
Dimana W l adalah berat kering tanaman umur tl(35 hari) dan W2 adalah berat kering tanaman pada umur t2 (42 hari)
3.5.2. Berat Berangkasan Kering Tanaman Pengamatan
dilakukan
dengan
menggunakan
timbangan
analitik.
Pengamatan dilakukan dengan mengukur berat kering tanaman jagung umur 42 HST. Pengamatan ini dilakukan pada tanaman yang diamati dari LPT.
3.5.3. Rasio Tajuk Akar Pengamatan dilakukan dengan membandingkan berat kering tajuk dengan berat kering akar tanaman jagung pada umur 42 HST. Pengamatan ini dilakukan pada tanaman yang diamati dari LPT
3.5.4 Muncul Bunga Betiria Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hari dimulai saat tanam hingga muncul bunga betina. Perhitungan dilakukan apabila 75% dari total tanaman per plot telah mengeluarkan rambut pada tongkol.
3.5.5. Panjang Tongkol (cm) Pengamatan panjang tongkol dilakukan dengan menggunakan meteran yang terbauat dari plastik. Pengamatan diiakukan pada tanaman sampel yang dipenen sebanyak 2 (dua) tanaman per plot.
Pengukuran dilakukan mulai dari
pangkal tongkol hingga ujung tongkol yang telah dibersihkan dari rambut dan kelobotnya.
3.5.6. Diameter tongkol Pengamatan diameter tongkol dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada dua arah yang bersimpangan
pada
Pengukuran dilakukan pada bagian pangkal terbesar dengan menggunakan jangka sorong. Tongkol diukur setelah dibersihkan dari rambut dan kelobotnya.
13
3.5.7. Berat tongkol tanpa kelobot (gram) Pengamatan
dilakukan
dengan
menggunakan
timbangan
analitik.
Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel yang dipenen sebanyak 2 (dua) tanaman per plot. Penimbangan dilakukan pada tongkol yang telah dibersihkan dari rambut dan kelobotnya.
3.5.8. Jumlah Baris per Tongkol Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah baris yang terdapat tiap tongkol. Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel yang sama.