III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Desa Simpang Barn Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Juli 2010 (Lampiran2).
3.2. Bahan dan Alat Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah benih jagimg manis varietas Sweet Boy (Lampiran 3), sampah pasar, pupuk kandang sapi (kotoran temak), daun sirsak (pestisida nabati) dan MOL (biaktovator), pembuatan MOL dapat dilihat pada (Lampiran 4). Sedangkan alat yang digunakan antara lain cangkul, timbangan, parang, meteran, jangka sorong, pH meter, kayu, gembor, kotak kayu, terpal (plastik), dan alat tulis.
3.3. Motode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
secara eksprimen dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga diperoleh 20 satuan percobaan (Lampiran 5).
Masing-masing perlakuan tersebut adalah : Ki= Kompos sampah pasar dengan lama pengomposan 1 minggu K2= Kompos sampah pasar dengan lama pengomposan 3 minggu K3 = Kompos sampah pasar dengan lama pengomposan 5 minggu K 4 = Kompos sampah pasar dengan lama pengomposan 7 minggu Dari data yang diperoleh dianalisis secara ragam menggunakan Analisis of Variance (ANOVA) dengan model linear sebagai berikut:
Yij =
)u
+ xi + Eij
.•
-
Dimana : ;
Yij = Respon pengamatan terhadap perlakuan ke-i pada kelompok ke-j i
|Li
= Nilai tengan umum atau rata-rata pengamatan
xi
= Efek perlakuan ke-i
£,j
= Pengaruh galat percobaan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
Hasil analisis ragam dilanjutkan dengan uji Duncan's New Multiple Range Te^/(DNMRT) pada taraf 5 %.
3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Tahap persiapan Dalam pembuatan kompos terlebih dahulu dibuat kotak kayu 4 buah dengan ukuran masing-masing Ix 0,5x 0,5 m dan diberi alas plastik berwama hitam. Sarapah pasar dikumpulkan dan dilakukan pemisahan antara sampah organik dengan sampah anorganik. Tujuannya agar bahan yang digunakan untuk kompos benar-benar bebas dari bahan-bahan lainnya seperti : plastik, kaca, besi yang tidak dapat diproses dan membahayakan. Adapun jenis sampah organik yang digunakan untuk kompos adalah sayur-sayuran atau yang berbahan lunak. Setelah dipisahkan, bahan sampah organik dipotong-potong dengan ukuran 2-3 cm dengan menggunakan parang dan selanjutnya dilakukan proses pembuatan kompos (Lampiran 6).
3.4.2. Pembuatan kompos sebagai perlakuan Sampah organik yang sudah dipotong-potong ditimbang sebanyak 50 kg dan diaduk dengan pupuk kandang sapi sebanyak 7,5 kg. Campuran ini dimasukkan ke dalam kotak kayu dan disiram dengan MOL sebanyak 2,5 liter perkotak kayu. Kemudian bahan kompos ditutup dengan plastik hitam pada kondisi aerob (siklus udara tersedia). Lama pengomposan dilakukan sesuai dengan perlakuan yakni : 1 minggu, 3 minggu, 5 minggu, dan 7 minggu dan ditempatkan di bawah naungan. Setiap 4 hari dilakukan pembalikan.
10
3.4.3. Pengolahan tanah Lahan penehtian terlebih dahulu dibersihkan dari sampah, gulma dan kotoran lainnya yang terdapat di sekitar lahan. Lahan yang sudah dibersihkan kemudian diolah dengan menggunakan cangkul dan selanjutnya dibuat plot. Ukuran masingmasing plot 225 cm X 100 cm, tinggi 20 cm dan jarak antar plot 50 cm. Jumlah keseluruhan plot adalah 20 plot.
3.4.4. Pemberian kompos Pemberian kompos sampah pasar pada tiap plot dilakukan dengan cara menaburkan di atas permukaan setiap plot, setelah itu diaduk dengan tanah secara merata. Pemberian kompos sampah pasar dilakukan 1 minggu sebelum tanam. Adapun dosis pupuk kompos sampah pasar yang diberikan 20 ton/ha atau
5,29
kg/plot. Cara penentuan dosis pupuk kompos sampah pasar pada tanaman jagung manis dapat dilihat pada (Lampiran 7).
3.4.5. Penanaman Penanaman jagung manis dilakukan dengan cara tugal sedalam 3 cm dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm, setiap lubang tugal dimasukkan benih jagung manis sebanyak 2 biji, kemudian lubang ditutup kembali dengan tanah. Jumlah tanaman yang terdapat disetiap plot adalah 12 tanaman dan 4 di antaranya merupakan sampel.
3.4.6. Pemeliharaan 3.4.6.1. Fenyiraman Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan menggunakan gembor, bila kondisi tanah kering. Penyiraman bertujuan untuk mengganti air yang hilang akibat evapotranspirasi, dan menstabilkan suhu tanaman sehingga tanaman terhindar dari kelayuan.
11
3.4.6.2. Penyulaman Penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 7 hari setelah tanam. Penyulaman ini dilakukan pada benih yang tidak tumbuh atau benih yang tumbuh tapi abnormal dengan cara membuat lubang di tempat benih yang disulam. Kemudian menanam 1 benih ke dalam lobang tersebut, setelah itu lubang tanam ditutup kembali dengan tanah.
3.4.6.3. Penyiangan dan pembumbunan Penyiangan dilakukan 1 kali dalam seminggu dengan menggunakan cangkul. Tujuan penyiangan ini adalah untuk mencegah agar tidak terjadi persaingan atau kompetisi antara tanaman jagung manis dengan gulma. Pembumbunan dilakukan dengan menggimakan cangkul setelah 2 minggu tanam.
3.4.6.4. Pengendalian hama dan penyakit Untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman jagimg manis digunakan pestisida nabati (ekstrak daun sirsak). Pengendalian hama dan penyakit dilakukan 1 kali dalam seminggu. Ada pun cara pembuatan pestisida nabati ekstrak daun sirsak dapat dilihat pada (Lampiran 8).
3.4.6.5. Panen Pemanenan dilakukan apabila tanaman jagung manis telah memperlihatkan kriteria panen dengan ciri; biji padat (penuh), permukaan biji mengkilat dan sedikit mengeras, wama rambut pada kelobot sudah terlihat mengering dan kecoklatan.
3.5. Pengamatan 3.5.L Tinggi tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman jagung manis berumur 45 hari setelah tanam (akhir fase vegetatif). Pengukuran dimulai dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi. Agar pengukuran tidak berubah maka
12
diberi ajir setinggi 5 cm dari permukaan tanah. Tanaman yang diukur adalah 4 tanaman sampel setiap plot yang ditentukan secara acak.
3.5.2. Lingkar batang (cm) Pengamatan lingkar batang dilakukan pada tanaman berumur 45 hari setelah tanam. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang melingkari pangkal batang pada tiap sampel setinggi 5 cm dari permukaan tanah atau sesuai tinggi ajir.
3.5.3. Volume akar (ml) Pengukuran volume akar dilakukan pada akar tanaman dengan mengambil 1 dari 4 tanaman sampel. Tanaman dibongkar kemudian dicuci sampai bersih. Akar dimasukkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi air dengan volume yang sudah ditentukan. Volume akar diketahui dari selisih antara volume air akhir (V2) dengan volume air awal ( V i ) , atau dengan rumus : Volume akar = V2-V1. V i = Volume air awal V2 = Volume air akhir
3.5.4. Berat kering tanaman (g) Untuk pengukuran berat kering tanaman dilakukan setelah pengukuran volume akar. Tanaman dipotong-potong lalu dimasukkan ke dalam amplop kertas yang sudah diberi label dan dioven selama 48 jam pada suhu VO^C. Penetapan berat kering tanaman diperoleh dengan cara menimbang sampel tanaman yang telah dioven.
3.5.5. Waktu muncul bunga jantan (Hari Setelah Tanam) Pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah hari yang dibutuhkan untuk muncul bunga jantan, mulai saat tanam sampai keluamya bunga jantan dengan kriteria 75% dari populasi tanaman per plot telah mengeluarkan bunga jantan.
13
3.5.6. Waktu muncul bunga betina (Hari Setelah Tanam) Pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah hari yang dibutuhkan untuk muncul bunga betina, mulai saat tanam sampai keluamya bunga betina dengan kriteria 75% dari populasi tanaman per plot telah mengeluarkan bunga betina.
3.5.7. Diameter tongkol jagung (cm) Pengukuran diameter dilakukan pada 1/3 bagian tongkol (bagian pangkal terbesar) dengan menggunakan jangka sorong dari 1 tongkol setiap tanaman sampel. Sebelum diukur klobot jagung manis dibuka terlebih dahulu. 3.5.8. Berat tongkol tanpa Idobot per plot (g) Pengukuran berat tongkol per plot dilakukan dengan cara menimbang tongkol jangung manis yang telah dibuka klobotnya terlebih dahulu.
3.5.9. Analisis C/N, kandungan unsur hara N, P, K kompos Analisis ini dilakukan di BPTP Kota Solok Provinsi Sumatra Barat dengan mengirimkan masing-masing kompos sesuai perlakuan sebanyak 50 g.
14