15
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Maret 2011. Pengambilan sampel urin kambing Etawah dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Desember 2010 dengan waktu pengambilan sampel per 10 hari dengan 3 kali ulangan. Sedangkan percobaan rumah plastik berlangsung dari bulan Desember 2010 hingga Maret 2011. Percobaan rumah plastik dilaksanakan di Rumah Plastik di belakang Laboratorium Pengembangan dan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. Analisis urin dan tanaman dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Pengembangan dan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel urin kambing Etawah yang diambil dari Peternakan kambing Etawah Sentul. Pupuk dasar yang diberikan adalah urea dan ZA. Bahan pupuk artifisial dibuat dari senyawasenyawa kimia yang ada di pasaran. Benih yang digunakan dalam percobaan adalah benih tanaman kangkung darat. Analisis urin dan tanaman menggunakan beberapa bahan kimia. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kain kassa dan trash bag (digunakan untuk menampung urin), botol film, hand sprayer, timbangan, polybag (digunakan sebagai tempat media tanam), dan beberapa peralatan untuk analisis urin dan tanaman serta pembuatan pupuk artifisial di laboratorium yaitu labu kjeldhal, alat destilator, spectrophotometer, flamephotometer, atomic absorption spectrophotometer (AAS). Selain itu, alat yang digunakan untuk pengambilan contoh tanah dan pengeringan terdiri dari cangkul, skop, karung, penumbuk tanah, saringan 5 mm, plastik.
16
3.3. Metode Penelitian 3.3.1
Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan ini terdiri dari pengambilan sampel urin kambing
Etawah yang diambil dari peternakan kambing Etawah Sentul. Urin ini kemudian dianalisis sifat kimianya meliputi pengukuran pH, pengukuran EC, kandungan NTotal, amonium (NH4+), nitrat (NO3-), phospor (P), kalium (K), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Sebagai gambaran pelaksanaan penelitian pendahuluan, dapat di lihat pada Tabel 2 untuk metode-metode yang akan digunakan untuk analisis kandungan hara urin. Tabel 2. Metode Analisis Kandungan Hara Urin
3.3.2
Parameter Urin
Metode Analisis
Pengukuran pH
pH meter
Kandungan N-Total
Kjeldahl
Pengukuran EC
EC meter
Kandungan nitrat (NO3-)
Kjeldahl
Kandungan amonium (NH4+)
Kjeldahl
Kandungan phospor (P)
Spectrophotometer
Kandungan kalium (K)
Flame Photometer
Kandungan besi (Fe)
AAS
Kandungan tembaga (Cu)
AAS
Kandungan seng (Zn)
AAS
Kandungan mangan (Mn),
AAS
Kandungan kalsium (Ca)
AAS
Kandungan magnesium (Mg)
AAS
Pembuatan Pupuk SA1 Berdasarkan hasil analisis maka didapatkan standar kandungan hara dalam
urin kambing Etawah. Dari analisis tersebut terlihat bahwa urin kambing Etawah memiliki potensi sebagai alternatif penggunaan pupuk daun, namun karena produksi urin tidak banyak (2 sd 2.5 liter/hari) maka diperlukan upaya signifikan untuk penggunaannya, sehingga dilakukan peniruan terhadap urin kambing
17
Etawah di mana kandungan hara urin tersebut dijadikan model dan pedoman dalam pembuatan pupuk artifisial. Akan tetapi dalam proses peniruan dan pembuatan pupuk artifisial SA1, kandungan hara urin kambing Etawah tidak di tiru 100%. Pupuk cair sebagai pupuk daun yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 jenis mencakup 1 pupuk organik cair (pupuk urin kambing Etawah) dan 4 pupuk anorganik (pupuk cair SA1, GDP, GDL, dan Gandasil D). Masing-masing memiliki kandungan hara yang berbeda.
Tabel 3 berikut ini menunjukkan
kandungan hara dari masing-masing pupuk cair. Tabel 3. Kandungan Hara Pupuk Daun Kandungan Hara Pupuk Daun
N (%)
P (%)
K (%)
Unsur Tambahan
Mg (%)
Pupuk cair SA1 Pupuk cair GDP
3.06 10.00
0.40 6.00
0.49 11.00
Pupuk cair GDL
1.20
1.00
1.80
Unsur mikro
14.00
5.24
11.57
Unsur mikro
Pupuk cair Gandasil D
3.3.3
0.50
Unsur mikro Unsur mikro
Rancangan Penelitian Percobaan pot di rumah plastik berbahan Ultra Violet merupakan
percobaan faktor tunggal dengan 6 perlakuan dengan 3 ulangan sehingga jumlah satuan percobaan sebanyak 18. Perlakuan yang diberikan tertera pada Tabel 4. Rancangan yang dipakai adalah rancangan acak lengkap (RAL). Analisis statistik meggunakan ANOVA (program SPSS 16) dan apabila berpengaruh nyata selanjutnya dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) atau uji wilayah Duncan pada taraf α = 5%.
18
Perlakuan yang diperuntukkan untuk pengujian efektivitas Pupuk Cair ini meliputi: 1.
Kontrol (K)
2.
Pupuk SA1 (PA)
3.
Pupuk GDP (PB)
4.
Pupuk GDL (PC)
5.
Pupuk Gandasil D (PG)
6.
Pupuk urin alami (PU)
Dosis anjuran Pupuk Cair adalah 5 liter/Ha. Pemupukan awal digunakan dalam penelitian ini dengan pupuk N, P dan K yang dosisnya meliputi 150 kg Urea/Ha, dan 100 kg ZA/Ha. Dosis masing-masing pupuk cair untuk setiap perlakuan disajikan pada Tabel 4 Tabel 4. Dosis Pupuk pada Berbagai Perlakuan Perlakuan Kontrol (K) Pupuk SA1 (PA) Pupuk GDP (PB) Pupuk GDL (PC) Pupuk Gandasil D (PG) Pupuk Urin Alami (PU) 3.3.4
Dosis ………...(semprot/polybag)…………… 10 10 10 10 10 10
Percobaan Rumah Kaca 1. Pengambilan Bahan Tanah Bahan tanah yang diambil adalah Latosol Darmaga yang diambil dari
lahan Kebun Percobaan University Farm di Cikabayan, Darmaga, Bogor pada kedalaman 0-20 cm. Tanah yang diambil lalu dikering udarakan di rumah plastik selama 1 hari, lalu diayak dengan ayakan 5 mm agar terpisahkan dengan bahan lain. Bahan tanah yang sudah diayak kemudian dimasukkan ke polybag masingmasing sebanyak 5 kg BKM sebagai media penanaman tanaman kangkung darat.
19
2. Persiapan Inkubasi Penetapan kadar air tanah didasarkan metode gravimetri. Pengeringan tanah dilakukan pada suhu 105°C selama 24 jam. Kadar air (KA) dihitung sebagai berikut: Kadar Air ( KA ) = Bobot Tanah Awal – Bobot Tanah Kering Oven x 100 % Bobot Tanah Kering Oven 3. Penanaman dan Pemeliharaan Penanaman tanaman kangkung darat diawali dengan pemberian pupuk dasar yaitu pupuk urea dan ZA. Pemberian pupuk tersebut dilakukan seminggu sebelum tanam. Setelah itu, dilakukan pemilihan benih dengan cara memasukkan benih ke gelas air mineral berisi air, di mana benih yang mengapung dibuang dan benih terpilih adalah benih yang tenggelam di permukaan dasar gelas air mineral. Benih-benih terpilih tersebut kemudian dipisahkan. Pada setiap polybag dibuat lubang tanam dengan pola melingkar sebanyak 10 lubang, kemudian setiap lubang diisi 2 sampai dengan 3 benih-benih yang sudah dipisahkan. Penanaman kangkung darat sendiri dilakukan pada sore hari. Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering sehingga benih cepat berkecambah. Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari (pagi dan sore) untuk menjaga ketersediaan air bagi tanaman, sedangkan pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan cara menyemprotkan pupuk cair ke bagian bawah daun tanaman. Selain itu, dilakukan penyemprotan pestisida dengan menggunakan Decis dan Kelthane. Penyemprotan dilakukan secara bergilir setiap 3 hari setelah penanaman untuk masing-masing pestisida.
4. Pengamatan Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan vegetatif dan produksi. Variabel pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari permukaan tanah sampai dengan ujung daun tertinggi setelah
20
diluruskan. Variabel produksi tanaman yang diukur terdiri dari bobot basah dan bobot kering tanaman. 5. Pemanenan Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hari. Pemanenan dilakukan secara serempak dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya. Setelah itu, biomassa tanaman yang berupa akar, daun, dan batang dicuci hingga bersih untuk dilakukan penimbangan berat basah, berat kering dan analisis tanaman. Analisis yang dilakukan pada biomassa tanaman meliputi penetapan kadar hara N, P, K, Ca dan Mg total.
3.4.
Metode Penilaian Efisiensi Pupuk dan Persentase Hasil Produksi Menurut Leiwakabessy & Sutandi (2004), metode perhitungan efisiensi
pupuk dapat digunakan untuk menilai sampai sejauh mana tanaman dapat memanfaatkan unsur hara yang telah diserap untuk berproduksi lebih tinggi tanpa menambah hara yang diperlukan, di mana formulanya sebagai berikut: Efisiensi Pupuk (%) = Serapan Hara Perlakuan – Serapan Hara Kontrol x 100% Dosis Pupuk yang Diberikan