II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Profil Ada berbagai pendapat dari para ahli tentang hakikat profil. Profil menurut
Mulyani (1983) adalah pandangan sisi, garis besar, atau biografi dari diri seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang. Berdasarkan pengertian dan pendapat tentang profil yang diungkapkan oleh para ahli dapat dimengerti bahwa pendapat-pendapat tersebut tidak jauh berbeda bahwa profil adalah suatu gambaran secara garis besar tergantung dari segi mana memandangnya. Misalkan dari segi seninya profil dapat diartikan sebagai gambaran atau sketsa tampang atau wajah seseorang yang dilihat dari samping. Bila dilihat dari segi statistiknya profil adalah sekumpulan data yang menjelaskan sesuatu dalam bentuk grafik atau tabel. Mengenai penelitian ini yang dimaksud dengan profil adalah gambaran tentang keadaan tenaga kerja industri kerajinan batok kelapa yang dipandang dari aspek demografi, aspek sosial, aspek teknis, dan alasan bekerja sebagai pengrajin.
2.2
Sistem Ketenagakerjaan
2.2.1
Tenaga kerja Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Pekerja/buruh adalah
8
9
setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Batasan usia minimum untuk dapat bekerja adalah 18 tahun. Kecuali bagi anak usia 13 sampai dengan 15 tahun diizinkan melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosial sebagaimana diatur dalam pasal 69 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Jumlah penduduk adalah banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah negara. Penduduk suatu negara dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok penduduk usia kerja (tenaga kerja) dan kelompok penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berumur 18 tahun. Tenaga kerja dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (18 tahun ke atas), baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Kelompok ini biasa disebut kelompok usia produktif. Namun, tidak semua angkatan kerja dalam suatu negara mendapat kesempatan bekerja. Mereka inilah yang disebut penganggur. Penganggur adalah penduduk yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, mengurus rumah tangga dan menerima pendapatan (Alam, 2007). Dalam kelompok yang bekerja, ada yang bekerja penuh dan ada pula yang setengah menganggur. Mereka yang disebut bekerja penuh adalah mereka yang bekerja lebih dari 35 jam per minggu. Kelompok yang tergolong setengah mengganggur ini ada yang disebut pengangguran kentara, yaitu mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu, dan pengangguran tak kentara, yaitu mereka yang bekerja lebih dari 35 jam per minggu tetapi produktivitas kerja serta
10
penghasilan mereka sangat rendah. Walau sudah bekerja dari pagi hingga sore hari, hasil yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup (Deliarnov, 2007) (Gambar 2.1).
Penduduk
Penduduk usia kerja (Tenaga kerja)
Penduduk di luar usia kerja (Bukan tenaga kerja)
Angkatan kerja
Bekerja
Bukan angkatan kerja
Sekolah
Menganggur
Bekerja penuh
Mengurus rumah tangga
Penerima pendapatan
Setengah menganggur
Kentara
Produktivitas rendah
Tidak kentara
Penghasilan rendah
Gambar 2.1 Skema Tenaga Kerja
2.2.2
Pendapatan Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik
faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Masing-masing faktor produksi seperti tanah akan memperoleh balas jasa berupa sewa tanah, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah atau gaji, dan keahlian atau skill akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba (Sukirno, 2004).
11
Secara umum pendapatan dilihat dari dua segi yaitu dalam arti riil dan arti jumlah uang. Pendapatan dalam arti riil adalah nilai jumlah produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat selama jangka waktu tertentu. Pendapatan dalam arti jumlah uang diartikan sebagai penerimaan. Misalnya, menerima upah atau gaji per bulan (Tohar, 2000) Menurut Simanjuntak (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan seseorang, yaitu: 1. Pengalaman kerja Pengalaman kerja seseorang sangat mendukung keterampilan dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang. Semakin
lama pengalaman kerja atau semakin banyak
pengalaman kerja yang dimiliki oleh seseorang maka semakin terampil dan semakin cepat dalam menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Jam kerja Jam kerja seseorang semakin cepat dalam menyelesaikan tugasnya, maka semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk bekerja, dengan sedikitnya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya maka dapat mengambil pekerjaan lain atau dapat menyelesaikan tugas yang lain. 3. Produktivitas kerja Produktivitas kerja yang diciptakan oleh seorang pekerja pada waktu tertentu, yang nantinya akan berpengaruh pula pada jumlah pendapatan yang diperoleh. Semakin banyak seorang pekerja dalam menghasilkan barang produksi maka pendapatan yang diperoleh akan semakin banyak.
12
4. Jumlah tanggungan keluarga Jumlah tanggungan keluarga yang tinggi pada suatu rumah tangga, tanpa dibarengi dengan peningkatan dari segi ekonomi, akan mengharuskan anggota keluarga selain kepala keluarga untuk mencari nafkah dan tidak terkecuali wanita. 5. Kualitas dan kemampuan bekerja Kualitas dan kemampuan bekerja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, dan kemampuan fisik. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja langsung dengan pelaksanaan tugas, akan tetapi juga landasan untuk memperkembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi produktivitas kerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan pekerja tersebut.
2.2.3
Upah Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 tahun 2013, gaji
atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Menurut Hariandja (2002), gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan gaji yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat.
13
Upah bagi para pekerja memiliki dua sisi manfaat yaitu sebagai imbalan atau balas jasa terhadap output produksi yang dihasilkan dan sebagai perangsang bagi peningkatan produktivitas. Sebagai imbalan, upah merupakan hak dari pekerja terhadap tenaga atau pikiran yang telah dikeluarkannya. Sebagai perangsang produktivitas, upah dapat meningkatkan motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat (Tjiptoherijanto, 1996). Upah dapat diartikan sebagai suatu imbalan yang diperoleh pekerja dari majikan atas prestasi yang telah mereka berikan berdasarkan perjanjian kerjanya. Upah minimum dapat diartikan sebagai imbalan paling sedikit yang berhak diterima oleh rata-rata pekerja untuk penggunaan tenaganya. Upah Minimun Kabupaten (UMK) terkait penelitian ini adalah Kabupaten Karangasem sebesar Rp. 1.700.000,00 sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Bali No.69 Tahun 2014 (Kab. Karangasem, 2014).
2.2.4
Jam kerja Bekerja diartikan melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau
membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang atau barang dalam kurun waktu tertentu (Mantra, 2003). Jadi dapat disimpulkan jam kerja merupakan jumlah waktu kerja dari pekerja dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal ini, semakin cepat seseorang dalam menyelesaikan tugasnya, maka semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk bekerja, dengan sedikitnya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya maka dapat mengambil pekerjaan lain atau dapat menyelesaikan tugas lainnya, sehingga apabila waktu
14
yang dicurahkan semakin banyak maka penghasilan yang diperoleh akan semakin banyak.
2.2.5
Mata pencaharian Pekerjaan adalah suatu profesi yang dilakukan seseorang dalam mencari
nafkah dan pencaharian. Mata pencaharian yang dimaksud adalah pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan. Hal ini sesuai dengan pendapat Barthos (2001), yaitu: 1. Pekerjaan utama adalah jika seseorang hanya mempunyai satu pekerjaan maka pekerjaan tersebut digolongkan sebagai pekerjaan utama. Dalam hal pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu, maka penentuan pekerjaan utama adalah waktu terbanyak yang digunakan. Jika waktu yang digunakan sama maka penghasilan yang terbesar sebagai pekerjaan utama. 2. Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan lain di samping pekerjaan utama. Berdasarkan pendapat di atas, diasumsikan bahwa pekerjaan utama adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan curahan jam kerja terbanyak dan atau pekerjaan tersebut memberikan sumbangan pendapatan yang terbesar, sedangkan pekerjaan sampingan merupakan pekerjaan tambahan yang dimiliki seseorang. Pekerjaan sampingan ada dikarenakan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan pokok belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari atau pekerjaan sampingan ada karena masih ada sisa waktu seseorang setelah mengerjakan pekerjaan utamanya.
15
2.3
Industri dan Perusahaan
2.3.1
Pengertian industri Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian,
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk
penggunaannya,
termasuk
kegiatan
rancang
bangun
dan
perekayasaan industri yakni kelompok industri hulu (kelompok industri dasar), kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil. Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing adalah sebagai berikut: 1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan. b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain. c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tersier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, angkutan, dan pariwisata.
16
2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja Pengelompokan industri menurut jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan menurut BPS Provinsi Bali (2010), dapat digolongkan menjadi empat golongan industri yaitu: a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan. b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan. c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik. d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui
17
uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang. 3. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja. b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipergunakan atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri kerajinan, industri tekstil, industri pesawat terbang, dan industri otomotif.
2.3.2
Industri kerajinan Menurut Soeroto (1983), kerajinan adalah suatu usaha produktif di sektor
non pertanian baik berupa mata pencarian pokok ataupun sampingan. Usaha kerajinan sebagai kegiatan produktif non pertanian tumbuh atas dasar dorongan naluri manusia untuk memiliki barang dan alat yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Hasil usaha kerajinan menurut S.K Menteri Perindustrian No. 261/M/SK/1989 tanggal 20 September 1989, disebutkan bahwa semua barang dapat dikatakan sebagai hasil kerajinan apabila cara pengerjaannya: 1. Barang dibuat sepenuhnya dengan tangan. 2. Barang dikerjakan dengan alat yang dipegang dengan tangan seperti pahat dan palu.
18
3. Barang dikerjakan dengan mesin yang dikerjakan dengan pedal dan papan putaran. 4. Barang dikerjakan dengan alat penggerak mesin tetapi cara kerjanya masih dipegang dengan tangan seperti bor listrik. 5. Barang dikerjakan dengan beberapa kombinasi proses tersebut di atas. Berdasarkan pengertian industri dan kerajinan di atas, maka pengertian industri kerajinan adalah suatu pembentukan atau pengubahan suatu barang menjadi barang lain yang bernilai lebih tinggi, karena merupakan hasil karya tangan sehingga mengandung nilai-nilai seni yang dikerjakan oleh seseorang.
2.3.3
Pengertian perusahaan Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan memberi definisi perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba, sedangkan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan dalam Pasal 1 Angka 1 dijelaskan bahwa perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba.
19
2.4
Kelapa Tanaman kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat
berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian kelapa yang mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi dalam satu buah kelapa (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Komposisi Buah Kelapa Komponen Serabut Tempurung Daging Buah Air Buah
Jumlah berat (%) 25 - 32 12 - 13,1 28 - 34,9 19,2 - 25
Sumber : Palungkung, 2004
Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar. Demikian besar manfaat tanaman kelapa sehingga ada yang menamakannya sebagai "pohon kehidupan" (the tree of life) (Asnawi dan Darwis, 1985). Batang pohon kelapa dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang terkenal tahan akan cuaca dan gangguan serangga-serangga kayu. Daun kelapa dapat digunakan untuk membuat ketupat. Tulang daunnya (lidi) digunakan untuk membuat sapu. Pelepah daunnya dapat digunakan sebagai kayu bakar. Kulit buahnya (serabut) dapat digunakan untuk membuat sapu. Daging buahnya yang masih muda dapat dibuat minuman, sedangkan yang sudah tua dapat digunakan sebagai bahan santan atau untuk membuat minyak goreng.
20
Tempurung kelapa (batok) biasanya hanya digunakan untuk arang bakar saja, namun semakin berkembangnya teknologi dan meningkatnya kreatifitas, tempurung kelapa dapat diolah menjadi bahan obat nyamuk, kerajinan bernilai seni tinggi dan kompos (Anonim, 2002). Berikut turunan produk tempurung kelapa (Gambar 2.2).
Tepung tempurung
Obat nyamuk bakar Benda seni / cendera mata
Tempurung
Kerajinan
Barang keperluan rumah tangga Benda keperluan pribadi Kompos
Arang Briket
Gambar 2.2 Turunan Tempurung Kelapa
2.5
Penelitian Terdahulu Pada penelitian Isabella (2007), tentang Profil Tenaga Kerja Perempuan
Dalam Budidaya Rumput Laut Di Desa Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar dengan jumlah responden 16 orang menunjukkan hasil sebagai berikut: 1. Karakteristik aspek sosial tenaga kerja perempuan berdasarkan kelompok umur, rata-rata umur responden 37,31 tahun dan memiliki tingkat pendidikan rata-rata selama 4,81 tahun yaitu setingkat dengan tidak tamat Sekolah Dasar
21
(SD). Rata-rata jumlah anggota rumah tangga responden empat orang dengan jumlah total 62 orang. 2. Karakteristik aspek ekonomi, rata-rata pendapatan responden yang bersumber dari usahatani rumput laut sebesar Rp. 734.937,00 per 35 hari. Pendapatan responden pertanian non rumput laut sebesar Rp. 125.000,00 per 35 hari. Pendapatan yang diperoleh dari non pertanian sebesar Rp. 93.750,00 per 35 hari dengan rata-rata pendapatan total sebesar Rp. 953.687,50. 3. Karakteristik aspek teknis, meliputi pengadaan bibit, penanaman, perawatan, panen, dan pengeringan hasil panen, secara langsung dilakukan oleh semua tenaga kerja perempuan dengan curahan jam dan hari yang berbeda-beda. 4. Berdasarkan curahan jam kerja tenaga kerja perempuan belum memanfaatkan waktu luang secara maksimal.
2.6
Kerangka Pemikiran Eka Lestari Mandiri merupakan salah satu tempat usaha industri kerajinan
yang berada di Desa Abang, Kecamatan Abang, Karangasem. Industri kerajinan ini dirasakan keberadaannya dalam penyerapan tenaga kerja karena telah membuka kesempatan kerja bagi warga Desa Abang dari berbagai kalangan seperti ibu-ibu dan anak-anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi profil tenaga kerja kerajinan batok kelapa berdasarkan tiga aspek yaitu aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek teknis. Aspek sosial meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anak, dan tingkat pendidikan. Aspek ekonomi meliputi upah, pendapatan,
22
jam kerja, mata pencaharian dan lama bekerja sebagai pengerajin. Aspek teknis persiapan bahan baku, pembuatan produk, dan finishing (Gambar 2.3).
Industri kerajinan batok kelapa Eka Lestari Mandiri
Tenaga kerja
Aspek demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anak, dan tingkat pendidikan).
Aspek ekonomi (upah, pendapatan, jam kerja, mata pencaharian, dan lama bekerja sebagai pengerajin)
Faktor internal
Aspek teknis (persiapan bahan baku, pembuatan produk, dan finishing)
Faktor eksternal
Profil tenaga kerja industri kerajinan batok kelapa
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis Profil Tenaga Kerja Industri Kerajinan Batok Kelapa Eka Lestari Mandiri