10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Bakteri
1. Bacillus
Bacillus merupakan salah satu bakteri probiotik. Bakteri ini mampu menekan pertumbuhan bakteri lain melalui antibiotik yang dihasilkannya/ kompetisi dalam hal perebutan nutrisi dan ruang ( Defago, 1990 : 105). Ciri – ciri bakteri ini adalah organisme saprofitik, berbentuk batang, gram positif pembentuk spora non-patogen yang biasanya ditemukan dalam air, udara, debu, tanah dan sedimen. Terdapat beberapa jenis bakteri yang bersifat saprofit pada tanah, air, udara dan tumbuhan, seperti Bacillus cereus dan Bacillus subtilis ( Jawetz dkk. 2005 : 285).
Jenis – jenis Bacillus yang ditemukan pada saluran pencernaan ayam yaitu Bacillus subtilis, Bacillus pumilus, Bacillus lincheniformis, Bacillus clausii, Bacillus megaterium, Bacillus firmus, kelompok Bacillus cereus (Barbosa dkk. 2005 : 968). Bacillus mempunyai daya resisten terhadap anti mikroba dan dapat menghasilkan antimikroba, sehingga bakteri ini mampu bertahan di dalam saluran pencernaan. Bacillus resisten terhadap eritromisin, linkomisin, sefalosporin, sikloserin, kloramfenikol, tetrasiklin,
11
streptomisin dan neomisin. Antimikroba yang dihasilkan adalah bakteriosin ( Barbosa dkk. 2005 : 978).
2. Escherichia coli
Bakteri E.coli merupakan salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam genus Escherichia dan familia Entherobacteriaceae. Bakteri tersebut umumnya bersifat gram negatif, berbentuk batang pendek gemuk, tidak tahan asam, tidak berspora, bersifat aerob atau fakultatif anaerob. Bakteri ini memiliki daya tahan berbulan-bulan dalam tanah dan di dalam air, peka terhadap Streptomisin, Tetrasiklin, Kloramfenikol, dan menghasilkan toksin berupa endotoksin dan eksotoksin (Gupte, 1990:262).
Sebagian besar E.coli bersifat motil dengan alat pergerakan berupa flagel. Bakteri ini tumbuh dengan baik pada suhu 10 - 400C dan pH optimum lingkungan antara 6,5 sampai 7,5 (Fardiaz, 1993 dalam Agustina, 2008:16). E.coli merupakan mikroflora normal di intestinum, namun sebagian galur E.coli dapat menyebabkan diare, karena hasil metabolismenya bersifat beracun dan E.coli dapat langsung menyerang lapisan epitelium dinding usus (Gibson, 1999:5).
3. Salmonella
Salmonella adalah kuman kelompok Enterobacteriaceae, bentuk batang gram negatif, fakultatif intraseluler, fakultatif anaerob, tidak berspora, dan ukuran bervariasi antara 1 – 3,5 µm dan lebar 0,5-0,7 µm. Sebagian besar Salmonella ini dapat bergerak karena mempunyai flagel peritrik, tumbuh
12
optimum pada suhu 370 C. Pada suhu kurang dari 6,70 C atau labih dari 46,60 C pertumbuhan terhenti (Nurwantoro dan A.S Djarijah, 1994 dalam Wahyuni. 2006:9).
Salmonella memiliki 3 spesies utama : Salmonella typhi, Salmonella choleraesuis dan Salmonella enteridis. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan laktosa dan sukrosa. Kuman ini dapat hidup dalam air yang dibekukan untuk masa yang lama (Pantas, 2009:23). Salmonella sp. banyak ditemukan pada saluran pencernaan vertebrata maupun invertebrata, dan juga terdapat pada feses ternak. Bakteri ini juga terdapat pada tembolok broiler sehingga dapat mengkontaminasi karkas (Lee, 2000 dalam Bayu, 2011:12).
B. Ragi Tapai
Ragi tapai merupakan bibit atau starter untuk membuat berbagai macam makanan fermentasi seperti tapai ketan atau singkong, tapai ubi jalar, brem padat atau cair dan lainnya. Ragi tapai umumnya terdiri dari kapang, khamir dan bakteri. Cita rasa yang dihasilkan ditentukan oleh mikroba yang aktif di dalam ragi. Keaktifan mikroorganisme di dalam ragi diatur dengan penambahan bumbu dan rempah-rempah (Tim Penulis UNAIR ,2007 dalam Simbolon, 2008 : 31)
Kata ”ragi” dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan dalam pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe, tapai, roti, anggur, brem dan lain-lain. Ragi untuk tapai merupakan populasi campuran
13
genus dimana terdapat spesies-spesies genus Aspergillus, genus Saccharomyces, genus Candida, genus Hansenula, sedangkan bakteri Acetobacter biasanya tidak ketinggalan. Genus tersebut hidup bersama secara sinergetik. Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenula dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lainnya (Dwijoseputro, 1990 : 154).
Ragi tapai merupakan inokulum yang umum digunakan dalam pembuatan tapai. Ragi tapai terbuat dari bahan dasar tepung beras yang dibentuk bulat pipih dengan diameter 2-3 cm. Mikroba yang terdapat di dalam ragi tapai dapat dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu kapang amilolitik, khamir amilolitik, khamir nonamilolitik, bakteri asam laktat dan bakteri amilolitik (Astawan , 2004 dalam wulandari, 2008 : 22). Ragi tapai dapat dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang terdiri dari ketan putih, bawang putih, merica, lengkuas, cabai untuk jamu dan air perasan tebu secukupnya dengan memanfaatkan peralatan sederhana seperti alat penumbuk, tampah, jerami, baskom, dan daun pisang (Setyawan, 2008: 46).
Proses pembuatan ragi tapai cukup sederhana, yaitu: bahan – bahan seperti laos, bawang putih, air tebu, ubi kayu, jeruk nipis dan bahan lainnya dicampur menjadi satu, kemudian ditambahkan air sampai terbentuk adonan, kemudian didiamkan pada suhu kamar selama 3 hari akan tumbuh ragi dan kapang secara alami, dalam hal ini dapat ditambahkan ragi pasar untuk
14
mempercepat pertumbuhan kapang dan ragi tersebut (Tim Penulis IPB, 2006 dalam Simbolon, 2008 : 31).
C. Media Pakan Ayam
Pakan (feed) merupakan campuran dari beberapa bahan baku, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya ( SNI, 2006 : 5). Pakan merupakan salah satu faktor yang penting untuk keberhasilan usaha pemeliharaan ayam pedaging. Pakan adalah campuran bahan-bahan untuk memenuhi zat-zat ransum yang seimbang dan tepat. Seimbang dan tepat berarti zat makanan tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Pakan yang diberikan harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air. Tujuan utama pemberian ransum pada ayam untuk menjamin pertambahan berat badan yang paling ekonomis selama pertumbuhan (Rasyaf, 1995: 95).
Media pakan ayam adalah susunan dari beberapa bahan pakan dengan perbandingan tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak. Kandungan gizi ransum sesuai dengan kebutuhan gizi ayam sehingga ayam dapat berproduksi dengan baik. Adapun yang banyak digunakan orang untuk menyusun ransum ayam adalah metode coba-coba. Cara ini lebih mudah bila bahan pakan yang digunakan tidak banyak jenisnya, tetapi pertimbangan sulit dilakukan.
15
Menurut (Rasyaf, 2000 : 234) pakan yang terdapat pada media ransum ayam terdiri dari : Bahan pakan nabati yaitu bungkil kelapa, bungkil kedelai merupakan sumber protein yang tinggi dan polisakarida. Kandungan serat kasarnya tinggi. Protein ini berguna untuk membentuk jaringan-jaringan tubuh yang baru, mengganti tubuh yang rusak, dan pembentukan cairan tubuh. Bahan pakan hewani didapat dari tepung ikan sebagai sumber protein tinggi dengan asam amino yang baik, sumber mineral, dan vitamin. Garam (NaCl) sebagai sumber mineral. Tabel 1. Komposisi pakan. Jenis Bahan Baku Jumlah /kg Jagung 55 Bekatul 10 Bungkil Kelapa 10 Bungkil Kedele 15 Tepung Ikan 5 Tetes 2 Tepung Tulang 1 Tepung Kerang 1,5 Premiks 0,5 Jumlah 100 / 1kg Sumber (Yasin, 1988:89)
D. Kontak Bakteri
Kontak bakteri adalah bentuk interaksi antara dua bakteri atau lebih dalam suatu media tumbuh yang dapat mengakibatkan dampak tertentu terhadap bakteri lain. Menurut Muslimin (1996 : 64) interaksi positif atau negatif sangat berarti pada beberapa populasi. Interaksi antara mikroorganisme tidak hanya diantara mikroorganisme sendiri tapi dapat pula antara
16
mikroorganisme dengan mikroorganisme lain. Proses interaksi negatif pada populasi mikroorganisme disebut kompetisi. Kompetisi dapat terjadi misalnya diantara mikroorganisme dalam hal persediaan substrat, terbentuknya zat toksik oleh mikroorganisme satu terhadap yang lainnya
E. Senyawa Antibakteri
Antibakteri adalah senyawa yang diproduksi oleh mikroba dan mempunyai kemampuan menghambat atau membunuh bakteri dan mikroba lainnya (Muslimin,1996:161). Menurut Lay dan Hastowo (1992:88) antibakteri merupakan hasil metabolisme sekunder. Salah satu ciri dari metabolit sekunder yaitu senyawa tersebut diproduksi pada akhir fase logaritmik.
Berdasarkan kerjanya antibakteri dapat dibedakan sebagai berikut : a) Antibakteri penghambat sintesis dinding sel. Kerusakan dinding sel mikroba disebabkan karena adanya tekanan osmotik dalam sel mikroba yang lebih tinggi daripada luar sel sehingga menyebabkan terjadinya lisis. Hal ini merupakan efek dasar dari bakterisidal terhadap mikroba yang peka , contohnya seperti: golongan polypeptide, cephalosporin, basitrasin b) Antibakteri penghambat sintesis protein, banyak jenis antibakteri seperti : golongan kloramfenikol, tetrasiklin dan streptomisin . c) Antibakteri yang mempengaruhi kerja membran sel, seperti: kolistin, polimycin, triasol, imidasol, amfoterisin B
Senyawa antibakteri dapat berasal dari tumbuhan maupun mikroorganisme, baik bakteri atau jamur. Salah satu bakteri yang dapat menghasilkan senyawa
17
antibakteri adalah bakteri probiotik. Salah satu sifat utama dari probiotik adalah dapat menghasilkan antibiotik. Antibiotik adalah bahan antibakteri yang dapat menghambat atau membunuh bakteri dan mikroba lainnya. Menurut Muslimin (1996:162) berdasarkan sifat penggunaannya antibakteri di kelompokkan dalam dua yaitu : a. Bakterisidal, yaitu antibakteri yang memiliki kemampuan untuk membunuh mikroorganisme dan mampu mengaktifasi fungsi sel yang penting, misalnya : penisillin dan polimiksin. b. Bakteriostatik, yaitu antibakteri yang memiliki kemampuan untuk menghambat sel bakteri secara reversibel, misalnya : tetrasiklin dan kloramfenikol.
F. Pola Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai penambahan semua komponen di dalam sel hidup yang berlangsung secara teratur. Pertumbuhan bakteri merupakan pertambahan jumlah sel dan berat sel . Umumnya pertambahan dan pertumbuhan sel mikroba digambarkan dalam bentuk kurva pertumbuhan berbentuk sigmoid. Kurva pertumbuhan mikroba menggambarkan fase pertumbuhan secara bertahap sejak awal pertumbuhan hingga kematian sel bakteri ( Suriawiria, 1990 : 80 ). Fase pertumbuhan mikroba terdiri dari : a. Fase Adaptasi Fase ini merupakan fase penyesuaian bakteri terhadap lingkungan yang baru ( Muslimin, 1996:61). Pada fase ini tidak terjadi pertambahan dan
18
kenaikan jumlah sel tetapi peningkatan ukuran atau volume sel, peningkatan total protein seluruhnya dan DNA ( Lay, 1992 : 87).
Lamanya fase adaptasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : 1. Umur inokulum Bila mikroba dipindahkan pada fase log, maka akan berbeda bila inokulum berasal dari fase stasioner. 2. Jumlah inokulum Jumlah sel awal yang semakin tinggi maka mempercepat fase adaptasi (Muslimin,1996:61) 3. Medium dan lingkungan pertumbuhan Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama dengan lingkungan sebelumnya maka bakteri tidak memerlukan waktu adaptasi. Tetapi jika berbeda, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesis enzimenzim. b. Fase Pertumbuhan Logaritmik Fase ini merupakan fase dimana mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva linier. Pada fase ini bakteri sudah beradaptasi secara baik dengan lingkungan pertumbuhannya sehingga mempunyai waktu penggandaan yang lebih cepat dibandingkan fase sebelumnya (Yuwon, 2002). c. Fase Pertumbuhan Tetap Fase ini jumlah populasi sel bakteri tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan sel yang mati (Muslimin, 1996: 62). Menurut Lay dan Hastowo (1992: 98) hal ini terjadi karena berkurangnya jumlah nutrien
19
serta faktor-faktor yang terkandung di dalam jasad mikroba, sehingga membuat aktivitas pertumbuhan sampai pada titik maksimum. d. Fase Kematian Fase ini merupakan akhir dari pertumbuhan bakteri, dimana jumlah bakteri menurun drastis sehingga grafik akan menuju kembali ketitik awal (Suriawiria,1990: 81).
G. Kondisi Fakultatif Anaerob
Kondisi merupakan suatu keadaan tertentu di suatu lingkungan, sedangkan fakultatif adalah keadaan suatu lingkungan sering berubah-ubah. Sedangkan anaerob adalah keadaan suatu tempat yang tidak terdapat oksigen bebas. Jadi, kondisi fakultatif anaerob adalah kondisi dimana kadar oksigen rendah sewaktu-waktu dan tinggi sewaktu-waktu (Priani,2003). Kondisi fakultatif anaerob pada penelitian ini terjadi karena pada proses pembiakan mikroorganisme dikondisi aerob sedangkan pada kontak bakteri (kompetisi) pada kondisi anaerob, sehingga kondisi ini disebut kondisi fakultatif anaerob. Menurut Jawetz dkk (2005 : 285) mikroorganisme yang mampu tumbuh pada kondisi fakultatif anaerob yaitu Bacillus, Salmonella, dan E. coli. Selain itu, khamir seperti Saccharomyces dan jamur seperti Aspergillus sp. juga mampu tumbuh pada kondisi fakultatif anaerob (Kunaepah, 2008 :42).
H. Penggunaan Animasi Multimedia Dalam Pembelajaran
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau
20
diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh guru kepada peserta didik. Pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya yang dapat disampaikan melalui media pembelajaran. Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2000:4). Menurut Sadiman, dkk (2005:6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Danim (1994:7) media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Salah satu media pembelajaran yaitu animasi multimedia.
Multimedia dapat diartikan sebagai gabungan alat-alat teknik seperti komputer, memori elektronik, jaringan informasi, dan alat-alat display yang dapat menyajikan berbagai informasi melalui berbagai format seperti teks, gambar nyata atau grafik melalui multi saluran sensorik (Dabutar, 2007:2). Keragaman media ini meliputi teks, audio, animasi, video, bahkan simulasi. Sedangkan menurut Siswanto (2008:2) multimedia pembelajaran adalah media yang melibatkan teks, gambar, film, suara, animasi untuk menyampaikan pesan (pengetahuan) dalam proses pembelajaran. Melalui multimedia pembelajaran maka konsep yang abstrak dapat dihadirkan dalam bentuk kongkrit.
21
Ariasdi (2008:3) mengemukakan bahwa keunggulan dari sebuah multimedia dalam pembelajaran, yaitu: 1.
Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain.
2.
Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dan lain-lain.
3.
Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga, dan lain-lain.
4.
Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dan lain-lain.
5.
Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun, dan lain-lain.
6.
Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Reiber (1994, dalam Rakim 2008:4) menyatakan bahwa salah satu bagian penting pada multimedia adalah animasi. Animasi merupakan rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan. Animasi di dalam sebuah aplikasi multimedia menjanjikan suatu tampilan visual yang lebih dinamis, dapat menampilkan sesuatu yang mustahil atau kompleks dalam kehidupan yang sebenarnya dan dapat direalisasikan di dalam aplikasi tersebut. Materi yang terkadang kasat mata seperti materi IPA yang menjelaskan sesuatu yang sangat kecil (mikro) sangat sulit dipahami secara cepat karena memerlukan daya imajinasi atau membayangkan apa yang terjadi terhadap objek yang dijelaskan pada materi yang dibahas.
22
Menurut Ariasdi (2008:44) animasi dapat juga diartikan dengan menghidupkan gambar yang mati, menggerakkan gambar yang diam dengan cara membuat metamorfosa dari bentuk semula ke bentuk selanjutnya dalam durasi tertentu. Animasi cocok untuk ‘menciptakan’ realitas dari sesuatu yang semu, sesuatu yang tidak mampu ditangkap oleh realitas dalam citra visual. Animasi multimedia adalah salah satu media pembelajaran baru yang boleh digunakan untuk membantu proses pengajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih berkesan (Munir, Halimah. 1999 : 13). Sedangkan menurut Suheri ( 2006:5) animasi multimedia merupakan proses pembentukan gerak dari berbagai media atau objek yang divariasikan dengan efek-efek dan filter, gerakan transisi, serta suara-suara yang selaras dengan gerakan animasi tersebut.
Harun dan Zaidatun (2004 dalam Harsidi ,2009:23) menyatakan kelebihan penggunaan animasi dalam bidang pendidikan yaitu : 1. Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks secara visual dan dinamik. 2. Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah. Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding penggunaan media yang lain. 3. Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan pembelajaran secara maya. 4. Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran pelajar yang lebih berkesan.
23
5. Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan konsep atau pun demonstrasi.
Adapun kelemahan dari media animasi ialah : 1. Membutuhkan peralatan yang khusus. 2. Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit untuk dirubah jika sewaktu-waktu terdapat kekeliruan atau informasi yang ada di dalamnya sulit untuk ditambahkan. 3. Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting.
Menurut Supriatna (2009:8) video animasi yang berkualitas baik harus mencakup beberapa aspek, yaitu aspek : 1. Bahasa, bahasa yang digunakan mudah dimengerti gaya bahasa semi formal agar mudah dimengerti. 2. Materi, pada video animasi berisikan materi yang sesuai dengan kualifikasi siswa. Materi pada video animasi harus sesuai dengan kualifikasi siswa. Karena jika materi pada video animasi tidak sesuai kualifikasi siswa akan mengurangi minat dan motivasi belajar, sehingga siswa akan mengalami kesulitan dalam memperoleh gambaran umum isi materi dalam video animasi.
24
3. Teks, untuk memudahkan dalam membaca maka teks dalam video animasi huruf harus sesuai dengan fungsi komunikasinya. Agar memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi harus menggunakan karakter huruf dapat dirasakan melalui jenis/bentuk, struktur, ukuran dan bobot dari huruf dan tidak hanya memilih jenis huruf yang tidak umum dipergunakan agar tampil unik. 4. Komposisi warna, agar mudah mendapatkan kontras, warna dapat dianalogikan secara oposisi biner: panas dingin, maskulin feminine, keras lembut, popular klasik, muda tua. Selain pendekatan itu, seluruh warna juga dapat ditingkatkan intensitasnya dengan cara menambahkan warnawarna tersebut ke putih (tin), sebalinya untuk meredam intensitas dapat ditambahkan unsur hitam (shade). 5. Gambar, pada video animasi harus menggunakan gambar yang relevan untuk setiap bahasa pesan, misalnya kapan harus mengunakan gambar yang denotatif, atau kapan harus konotatif. Denotatif adalah hubungan tanda (gambar) dengan yang ditandainya (makna) terjadi secara langsung (tersurat), misalnya foto sebuah mobil terdenotasi sebagai kondisi mobil tertentu yang ada. Siapapun pemotretnya, pagi, siang atau malam, tetap saja menunjukkan kondisi mobil tersebut. Konotasi lebih menjelaskan interaksi yang terjadi pada saat tanda (gambar) bertemu dengan perasaan, emosi dan nilai-nilai budaya penggunanya. 6. Tata letak, tata letak tulisan dibuat lebih untuk tujuan memberikan nilai tambah terhadap aspek komunikatif multimedia pembelajaran, bukan hanya untuk keindahan semata. Penyusunan teks secara konsisten dibuat
25
rata kiri, rata kanan, atau simetris tergantung dari konsep yang dikehendaki. Tata letak rata kiri cenderung memberi kesan informal dan mengalir, rata kanan lebih berkesan dinamis namun agar tertutup, sedangkan rata kiri kanan lebih membawa kesan formal dan kaku, serta simetris berkesan sangat formal.