II.
A.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Menurut O’Brien (2003), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima masukan dan menghasilkan keluaran di dalam suatu proses yang terorganisasi. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang paling penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan datang. (Laundon, 2002) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen atau modul yang dapat mengumpulkan, mengelola, memproses, menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi untuk tujuan tertentu (Turban, 2001). Menurut Schulties dan Summer (1992), tujuan utama sistem informasi adalah untuk mentransformasikan data menjadi informasi yang bernilai. Secara umum, sistem informasi memiliki tiga fungsi utama, yaitu (1) mengambil data (data capturing/input), (2) mengolah, mentransformasikan dan mengkonversi data menjadi informasi, (3) mendistribusikan informasi (reporting/disseminating)
kepada
para
pemakai
sistem
informasi.
(Dwipayana, 2007) Berikut ini merupakan komponen-komponen sebuah sistem informasi (Turban,2001) : 1. Input (masukan), berupa suatu data. 2. Proses, bisa berupa sebagai model. 3. Kontrol, merupakan parameter pembatas agar informasi yang dihasilkan bisa dianggap valid. 4. Output (keluaran), berupa sebuah informasi. 5. Pusat penyimpanan data (database). 6. Teknologi informasi, dibatasi oleh uang dan teknologi informasi itu sendiri (hardware maupun software). Komponen 1-4 di atas merupakan komponen baku pada sebuah sistem informasi. Jadi, baik dengan menggunakan/menerapkan teknologi
informasi maupun tidak, keempat komponen tersebut selalu terdapat pada sebuah sistem informasi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi pada sebuah sistem informasi, diharapkan sistem informasi tersebut memiliki efisiensi, efektifitas, komunikasi, kolaborasi, strategi dan hiburan. Jika dibandingan antara sistem informasi yang tidak menerapkan teknologi informasi, dan yang menerapkan teknologi informasi, sistem informasi yang menerapkan teknologi informasi hanya unggul dalam hal efisiensi (ditujukan untuk melakukan penghematan dalam hal biaya, waktu maupun sumber daya manusia) dan efektifitas (diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang optimal). (Turban,2001) Fungsi utama Teknologi Informasi adalah (Suhadi, 2008): 1. Menyimpan semua informasi/data. 2. Mengolah data menjadi informasi. 3. Memindahkan data/informasi. Berikut merupakan piramida sistem informasi berbasis komputer dalam penentuan posisi Sistem Informasi Eksekutif (SIE/EIS) pada sistem informasi (IS) :
Direktif
EIS
DSS
ES
Strategis
Taktis
IS DBMS MIS
Operasional
EDP
Gambar 1. Posisi Sistem Informasi Eksekutif (EIS) pada Sistem Informasi dan Hirarki Keputusan (Sumber : Marimin, 2005)
5
Keterangan : ES
: Expert System (Sistem Pakar)
DSS
: Decision Support System (Sistem Pengambilan Keputusan)
DBMS : Data Based Management Systems (Sistem Manajemen Basis Data) EDP
: Electronic Data Processing (Pengolahan Data Elektronik)
IS
: Information System (Sistem Informasi)
EIS
: Executive Information System (Sistem Informasi Eksekutif)
MIS
: Management Information System (Sistem Informasi Manajemen)
Tabel 3. Hirarki Keputusan Tipe
Hirarki Jangka
Lingkungan
Sifat
Dinamis dan
Arahan-arahan strategis
probablistik
yang kadang bersifat
Keputusan Direktif
Panjang
intuitif Strategis
Panjang
Dinamis dan
Tidak bisa diprogram
mempengaruhi faktor-
karena preferensi
faktor dengan
pengambil keputusan perlu
kepastian yang sangat
masuk secara utuh
rendah Taktis
Operasional
Menengah-
Dinamis dan
Bisa dibuat program
Pendek
mempengaruhi faktor-
dengan masukkan
faktor dengan asumsi
preferensi pengambil
kepastian yang tinggi
keputusan
Dianggap statis dan
Bisa dibuat program
tidak mempengaruhi
karena sifatnya berulang
Pendek
faktor-faktor
(Sumber : Marimin, 2005)
Sedangkan Gambar 2 menunjukkan piramida tingkatan manajemen dalam suatu organisasi beserta sistem informasi fungsional di dalam fungsifungsi organisasi tersebut.
6
Gambar 2. Piramida tingkatan manajemen dalam suatu organisasi beserta sistem informasi fungsional di dalam fungsi-fungsi organisasi tersebut. (Sumber : Suhadi, 2008) Keterangan : •
EIS (Executive Information System) Bekerja pada managemen tingkat atas dan bertugas ubtuk mengotomatisasi sistem informasi pada sebuah perusahaan secara menyeluruh dengan memanfaatkan sebaran informasi dari dalam perusahaan itu sendiri maupun dari luar perusahaan. Salah satu contoh office automation yang paling sederhana adalah Microsoft Office.
•
DSS (Decision Support System) Bertugas untuk membuat sebuah aplikasi agar yang ahli dalam bidang tersebut dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan dan membantu manager agar keputusannya dapat lebih efektif.
•
GIS (Geographic Information System) Bertugas menentukan daerah yang sesuai untuk memasarkan maupun menghasilkan suatu produk berdasarkan letak geografis suatu wilayah.
7
•
MIS (Management Information System) Berfungsi untuk mengelola informasi dan arus-arus data dalam sebuah sistem informasi secara umum.
•
TPS (Transaction Processing System) Merupakan
management
tingkat
bawah. Contoh
yang
merupakan Transaction Processing System (TPS) adalah kasir sebuah toko. Karena kasir dalam sebuah toko bekerja pada level transaksi.
B.
Executive Information System (EIS/Sistem Informasi Eksekutif) Executive Information System (EIS) atau disebut juga sebagai Sistem Informasi Eksekutif adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang memungkinkan pihak eksekutif untuk mengakses data dan informasi, sehingga dapat dilakukan pengidentifikasian masalah, pengeksplorasian solusi, dan menjadi dasar dalam proses perencanaan yang sifatnya strategis. (Cheung dan Babin, 2006) EIS timbul akibat adanya kegagalan dalam memberikan dukungan komputer terhadap eksekutif. Hal tersebut disebabkan antara lain (Lungu dan Bâra, 2007): 1. Para eksekutif yang tidak mengikuti perkembangan komputer, sehingga kesulitan dalam menggunakan komputer. 2. Senior eksekutif yang mempunyai waktu yang padat, sehigga tidak mau menggunakan sistem yang memerlukan pelatihan terlebih dahulu. 3. Kesulitan dalam memahami sifat yang menginginkan sistem yang digunakan harus lebih responsif dari pada manusia atau personel staffnya. EIS mengintegrasikan data yang berasal dari sumber data internal maupun eksternal, kemudian melakukan transformasi data ke dalam bentuk rangkuman laporan yang berguna. Laporan ini biasanya digunakan oleh manajer dan level eksekutif untuk mengakses secara cepat laporan yang berasal dari seluruh perusahaan dan departemen, sehingga dapat diperoleh
8
pengetahuan yang berguna bagi pihak eksekutif. Laporan ini digunakan untuk menemukan alternatif solusi untuk menekan permasalahan manajerial dan membuat perencanaan keputusan untuk perusahaan. (Cheung dan Babin 2006) Tidak ada garis batas yang jelas yang memisahkan pengertian antara manajer dan eksekutif. Istilah eksekutif digunakan untuk memberi identifikasi pihak manajer pada tingkat atas dari suatu organisasi yang berpengaruh
kuat
dalam
perencanaan
strategis
dan
menetapkan
kebijaksanaan perusahaan/organisasi. Eksekutif juga dibedakan melalui sikap mereka dibandingkan dengan manajer yang berada pada level bawah. Eksekutif memberikan nilai yang lebih tinggi bagi kesejahteraan perusahaan daripada kesejahteraan unit-unit individual perusahaan. Dengan kata lain, eksekutif berorientasi pada perusahaan. (Lungu dan Bâra, 2005) Seorang eksekutif memiliki tanggung jawab yang unik dan terlibat dalam proses berpikir yang unik pula. Karena itu mereka juga memiliki kebutuhan informasi yang unik pula. Untuk membedakan kebutuhan informasi para eksekutif sangatlah penting bila menspesifikasikan aktivitas yang dilakukan untuk tiap perannya. Tabel 4 berikut menggambarkan aktivitas dan informasi yang membantu eksekutif. Tabel 4. Aktivitas dan informasi yang membantu eksekutif Aktivitas Menangani Gangguan. Gangguan adalah suatu hal yang terjadi secara
Persentase 42 %
tidak terduga dan membutuhkan perhatian yang secepatnya tapi bisa saja membutuhkan waktu beberapa minggu atau bulan untuk menyelesaikannya Entrepreneural activity. Suatu aktivitas yang diharapkan dapat
32 %
membuat kemajuan yang bisa meningkatkan hasil dari level tersebut. Alokasi sumber daya. Para manajer mengalokasikan sumbernya di
17 %
dalam kerangka anggaran tahunan dan bulanan. Pengalokasian ini tidak lepas dari perencanaan aktivitas dan anggaran. Negosiasi. Para manajer mencoba untuk memecahkan suatu konflik
3%
dan perselisihan, baik di dalam atau di luar perusahaan.
(Sumber : Lungu dan Bâra, 2005)
9
Ada beberapa alasan mengapa EIS yang dibutuhkan untuk mengatasi berbagai macam kebutuhan akan informasi yang up to date (Vtuiu dan Popeang, 2006): a.
b.
Eksternal -
meningkatkan kompetisi
-
Lingkungan yang dengan cepat berubah
-
Keharusan untuk selalu proaktif
-
Kebutuhan untuk mengakses external database
Internal -
Kebutuhan akan informasi yang up to date
-
Kebutuhan akan komunikasi
-
Kebutuhan akan informasi yang lebih akurat
-
Kebutuhan untuk meningkatkan keefektifan
EIS berhubungan erat dengan pengelolaan dan perepresentasian informasi dengan menggunakan komputer. Dengan demikian, EIS sangat erat kaitannya dengan teknologi informasi. Adapun karakteristik teknologi informasi yang dibutuhkan oleh EIS adalah sebagai berikut (Cheung dan Babin, 2006): 1.
Executive-friendly, sesuai dengan keahlian mengoperasikan komputer yang dimiliki oleh kalangan eksekutif. Mudah digunakan dan mudah dipelajari.
2.
Memungkinkan pengguna untuk meng-undo prosedur atau kembali ke tampilan layar yang diakses sebelumnya.
3.
Memiliki on-line help.
4.
Sesuai dengan kebutuhan eksekutif dalam hal kecepatan.
5.
Graphic-oriented dan dapat menampilkan tampilan grafis yang bervariasi, sesuai dengan kebutuhan.
Format data yang disediakan oleh EIS juga harus memenuhi kebutuhan data para pihak eksekutif. Berikut adalah karakteristik data yang dibutuhkan oleh EIS : (Cheung dan Babin, 2006)
10
1. Data yang telah dirangkum (highly summarized data). Pada umumnya,
eksekutif
lebih
mencari
rangkuman
data,
dibandingkan rincian data, untuk membuat keputusan. 2. Drill down. Menyediakan mekanisme yang memungkinkan eksekutif untuk melakukan drill down, atau melihat rincian data yang menyusun rangkuman data. 3. Integrasi data dari basis data yang berbeda-beda. Terkadang eksekutif memerlukan data dari basis data on-line, seperti jumlah current budget. Dalam periode tertentu, eksekutif akan memerlukan akses ke rangkuman data yang dikelola secara statis di basis data. 4. Eksekutif lebih tertarik untuk melihat trend jangka panjang, misalnya lima tahun ke depan. 5. Informasi menjadi lebih bermakna jika dapat dibandingkan dengan informasi lain yang sejenis. Artinya, EIS harus dapat mengakses data eksternal yang dapat dibandingkan dengan data perusahaan. 6. Informasi yang disampaikan kepada eksekutif harus dalam bentuk yang ditentukan oleh faktor penentu kesuksesan (critical success factors) yang didefinisikan oleh eksekutif.
Dari karakteristik teknologi informasi dan data yang dibutuhkan oleh EIS, serta tujuan dari EIS, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah EIS memiliki karakteristik sebagai berikut (Yonghong dan Rowan, 2001): 1. Menggunakan data warehouse EIS menyediakan pengaksesan informasi dalam data warehouse (sekumpulan informasi), yang digunakan untuk pembuatan
keputusan.
Sekarang ini
data
warehouse bisa
mengandung informasi dari database operasional dan dari sumber luar.
11
2. Drilldown capabilities Dari perspektif laporan, EIS memuat informasi yang sudah diringkas dan memperbolehkan eksekutif untuk mengakses informasi yang lebih cepat. Awalnya, EIS menampilkan rangkaian dari semua laporan, setelah memilih laporan tertentu, eksekutif dimungkinkan untuk mendapatkan spesifik keterangan dari laporan tersebut untuk memperoleh informasi yang lebih detail. 3. Penyajian data yang fleksibel EIS memulai dengan menetapkan sebelumnya gambaran informasi dan memperbolehkan eksekutif untuk memilih berbagai macam format laporan yang memberikan informasi yang lebih dalam dan terbuka 4. Identifikasi pertanggungjawaban informasi Kebanyakan bentuk EIS mengidentifikasi tanggung jawab seseorang untuk informasi tertentu. 5. Akses ke berbagai macam informasi EIS memberikan akses kepada pihak eksekutif di seluruh tipe informasi. Informasi bukan hanya sekedar hal-hal umum saja melainkan juga informasi secara mendetail.
GUI
memperkenalkan
fungsi-fungsi
yang
mempermudah
pengoperasian SIE. Simbol (icon), tombol kancing (button), dan palang (bar) dapat dipilih dengan menggunakan mouse, tanpa perlu memasukkan perintah-perintah. Bentuk tampilan yang dihasilkan lebih menarik dan mudah dipahami secara intuisi. EIS dapat dengan mudah dipelajari, sehingga tidak diperlukan pelatihan khusus bagi eksekutif (Mc Leod, 2001). Informasi-informasi yang disajikan EIS, dapat ditampilkan dalam bentuk grafik atau tabel. Bentuk tabel digunakan jika informasi yang diperhatikan adalah angka-angkanya. Sedangkan grafik digunakan untuk menggambarkan secara visual angka-angka tersebut. Konsep rincian informasi secara drill down diperluas penggunaannya, tidak hanya untuk
12
informasi dalam bentuk tabel, tapi juga untuk informasi dalam bentuk grafik. (Mc Leod, 2001) Penggunaan grafik memperkaya cara penyajian informasi. Jenis grafik yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik informasi yang disajikan, sehingga informasi-informasi tertentu dapat disajikan dengan lebih efektif. Penggunaan grafik juga untuk menghindari sajian data yang terlalu banyak, seperti yang biasa disajikan dalam laporan tercetak, tanpa mengurangi informasi yang dihasilkan. Informasi yang disajikan dalam bentuk grafik dapat memenuhi kebutuhan analisis eksekutif seperti mendeteksi pola dan kecenderungan data, serta mengamati hubungan antardata (Mc Leod, 2001). EIS tradisional memiliki dua komponen utama yaitu: (1) basis data terpusat, yang merupakan repositori data yang diekstrak dari berbagai sumber; (2) mesin untuk menganalisa data dan menampilkan hasilnya kepada para eksekutif. Arsitektur EIS tradisional dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Arsitektur EIS Tradisional (Sumber : Cheung dan Babin, 2006)
13
Arsitektur ini sederhana dan mudah untuk dikelola. Karena menggunakan basis data terpusat, query dan analisa dapat diproses dengan cepat. Akan tetapi dalam melakukan ekstraksi dan peng-update-an data dari sumber yang berbeda ke dalam basis data terpusat merupakan permasalahan yang kompleks. Sebab seringkali data tersebut tidak kompatibel antara satu sumber dengan sumber data yang lain. Arsitektur EIS tradisional tidak dapat beradaptasi terhadap inkompatibilitas data. Oleh karena itu, setiap kali terdapat perubahan pada local system, basis data terpusat harus disusun kembali, di-compile ulang, atau bahkan didesain ulang. EIS tradisional hanya mendukung analisis data sederhana yang sudah didefinisikan terlebih dahulu. Adanya
permasalahan
ini,
mendorong
para
peneliti
untuk
mempelajari cara untuk: (1) mengintegrasikan dan mengakses data dari sumber data terdistribusi yang heterogen, dan (2) menganalisa data melalui pendekatan multidimensional. Arsitektur EIS kontemporari dapat dilihat pada Gambar 4. Teknologi Processing
data warehousing
(OLAP)
telah
dan
memberikan
teknik banyak
On-line Analytical kontribusi
dalam
meningkatkan EIS tradisional. Peningkatan ini mengarah pada terbentuknya arsitektur EIS yang baru, yaitu EIS kontemporer. Pada arsitektur ini, basis data terpusat digantikan fungsinya oleh data warehouse, sedangkan teknik OLAP digunakan untuk analisis data multidimensional dan penampilan informasi. Teknologi data warehousing mengurangi masalah integrasi data. Data dari local system yang berbeda akan diekstrak, dibersihkan, dan ditransformasikan oleh integrator berdasarkan skema data terintegrasi, kemudian disimpan ke dalam data warehouse. (Nigel, 2001)
14
Pengguna Sistem Informasi Eksekutif On-line Analytical Processing (OLAP) Data Warehousing Data Warehouse
Integrator (Perpaduan)
Monitor
Monitor
Monitor
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3 Aliran Data Aliran Informasi Aliran Pesan
Gambar 4. Arsitektur EIS Kontemporer (Sumber : Cheung dan Babin, 2006)
Berikut ini merupakan langkah – langkah pengimplementasian EIS, yaitu : (Cheung dan Babin 2006) 1.
Membangun data warehouse yang lengkap dan efisien.
2.
Membuat prototipe EIS, membuat desain eksperimen dari seluruh
atau
sebagian
sistem,
untuk
mengujicobakan
prosedur/prinsip, teknik atau tool tertentu. 3.
Membuat dokumentasi pengembangan EIS untuk tiap tahap pengembangan.
4.
Menggunakan dukungan otomatisasi kantor (e-mail, scheduler, dll). Sebelum membuat keputusan, eksekutif perlu berdiskusi
15
dengan staff untuk meminta pendapat dari pihak - pihak yang dipengaruhi oleh keputusan yang akan dibuat. Dengan demikian dapat juga dianalisis kemungkinan adanya alternatif keputusan. Setelah membuat keputusan, Eksekutif perlu melakukan sosialisasi dan follow-up. Otomatisasi kantor mendukung untuk kedua hal tersebut di atas.
Perbandingan antara EIS dengan sistem informasi lainnya : 1.
Perbandingan EIS dan MIS MIS (Management Information System) memberikan informasi beserta dengan perinciannya kepada para manajer dan database operasional yang mana dihasilkan beberapa macam aktivitas proses transaksi di berbagai sektor. Oleh karena itu, MIS terpaksa dibatasi oleh proses-proses transaksi yang kadangkala
tidak
terlalu
fleksibel.
Contohnya
transaksi
kemungkinan hanya diupdate seminggu sekali. MIS sebenarnya digunakan untuk melengkapi internal data, biasanya di satu area (sistem informasi akuntansi, sistem informasi marketing). Jadi kekurangan MIS terjadi bila ada integrasi data yang berbeda fungsi area. (Watson, dkk, 2001) Sebagai tambahan, kemampuan EIS untuk membuat penyajian atau presentasi yang layak untuk model keputusan pada User tertentu tidak dapat diterapkan pada MIS karena terlalu mahal untuk bisa dibuat dalam model MIS yang melayani ratusan atau ribuan User, yang mana populasi terus berubah tanpa berhenti. Kekurangan lain dari MIS adalah waktu respon lamban. Hal ini biasanya dikarenakan informasi yang diproses oleh MIS tidak berorientasi pada format, isi dari kebutuhan Eksekutif. Lagipula, pembuatan keputusan oleh pihak eksekutif khususnya untuk hal-hal yang strategis sangat kompleks dan multidimensi.
Tabel
5
menggambarkan
lebih
jelas
perbandingan/perbedaan antara EIS dan MIS
16
Tabel 5. Perbandingan EIS dan MIS Sistem
Tujuan
User
Output
Utama MIS
Orientasi Waktu
Pencatatan
Manajer dan Definisi
secara
Eksekutif
internal
awal
Masa dari lampau
laporan periodik
EIS
Pemantauan
Eksekutif
secara internal
dan
Laporan
Masa
khusus,
lampau
presentasi
dan
eksternal
sekarang
(Sumber : Watson, dkk, 2001)
2.
Perbandingan EIS dan DSS EIS didesain untuk mendukung para pihak top level manajemen perusahaan untuk menolong mereka menemukan atau mengetahui masalah-masalah dan kesempatan yang ada. Dipihak lain, DSS (Decision Support System) mendukung sebuah analisis yang bermaksud untuk memberikan sebuah jawaban pada pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan pada suatu masalah atau kesempatan. (Watson, dkk, 2001) Tabel 6. Perbandingan EIS dan DSS Dimensi
EIS
DSS
Tipe dari User
Eksekutif
Analisis, manajer
Prinsip
Tracking dan kontrol
Perencanaan, pengaturan, susunan kepegawaian, kontrol
Pendukung detil
Akses yang cepat pada
Bisa dilakukan pada
informasi
detil-detil dari ringkasan
DSS tapi biasanya
(drill down)
tidak
(Sumber : Watson, dkk, 2001)
17
EIS memiliki beberapa manfaat pada pengaplikasiaannya di sebuah organisasi/perusahaan, antara lain : a. berdasarkan kualitas informasi yang diberikan -
fleksibel
-
menghasilkan informasi yang benar
-
menghasilkan informasi yang up to date
-
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pihak eksekutif
-
menghasilkan informasi lengkap
b. berdasarkan user interface -
menggunakan interface yang mudah digunakan
-
termasuk di dalamnya interface berupa grafik-grafik
-
menyediakan keamanan dan kerahasiaan atas akses ke informasi
-
bisa diakses dari berbagai tempat
-
penggunaan keyboard yang sedikit karena akan lebih sering menggunakan mouse, touch scree, touch pad
c. kemampuan teknis -
akses yang secara menyeluruh ke semua informasi
-
menyoroti indikator masalah
-
hypertext dan hypermedia
-
informasi yang diberikan dalam model hirarki
-
menggabungkan antara grafik dan text dalam tampilan yang sama
-
menunjukkan trend, ratio, dan deviasi dari perusahaan
-
menyediakan akses ke data-data yang lalu dan saat ini
-
memberikan informasi dengan level-level yang detil (drill down)
d. keuntungan -
memfasilitasi pencapaian tujuan perusahaan
-
memudahkan akses atas informasi-informasi yang ada dalam perusahaan
18
-
membuat User semakin produktif
-
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
-
menghemat waktu
-
menghasilkan competitive advantage
-
memberikan antisipasi yang cepat terhadap suatu masalah atau kesempatan yang terjadi di dalam perusahaan
-
menemukan penyebab dari suatu masalah
-
menemukan kebutuhan-kebutuhan eksekutif
Beberapa aplikasi EIS yang telah diterapkan adalah (Salmeron, 2002): 1. Pabrikasi Pada umumnya, pabrikasi atau manufacturing merupakan transformasi dari bahan mentah menjadi bahan jadi untuk penjualan, atau setengah jadi. Pengendalian operasional pabrikasi focus pada operasi dari hari ke hari, dan pusat ide pada proses adalah efektif dan efisien. Untuk menghasilkan manajerial yang bermanfaat dan informasi operasional untuk pengendalian pengoperasian pabrikasi, ekxekutif dituntut untuk membuat perubahan pada keputusan. EIS menyediakan evaluasi vendor (penjual) dan buyer (pembeli), evaluasi pembelian material (bahan baku), dan analisis kritis mengenai pembelian. Untuk itu, eksekutif dapat mangawasi dan meninjau kembali sistem pembelian untuk kebutuhan pabrik secara efektif dengan EIS. 2. Pemasaran Dalam sebuah organisasi, peran eksekutif pemasaran untuk membuat target masa mendatang. Tugas utama mereka adalah mengatur ketersediaan sumber daya pemasaran untuk membuat target ke depan lebih efektif. Eksekutif memerlukan sebuah keputusan mengenai resiko dan ketidakpastian dalam proyek serta imbasnya terhadap perusahaan pada jangka pendek dan panjang.
Untuk
membantu eksekutif pemasaran dalam memnuat keputusan pemasaran yang efektif, sebuah EIS dapat diaplikasikan. EIS menyediakan
19
pendekatan terhadap peramalan penjualan, yang dapat membuat Eksekutif membandingkan peramalan permintaan saat ini dan lampau. EIS juga menyediakan pendekatan untuk harga produk yang didapatkan dengan analisis venture. Eksekutif dapat mengevaluasi harga yang berhubungan dengan kualitas. Paket program EIS mampu membuat
eksekuti
memanipulas
data
dengan
melihat
suatu
kecenderungan, audit data penjualan, dan jumlah total, rata-rata, perubahan, atau rasio. Seluruh analisis ini dapat membantu eksekutif membuat keputusan akhir. 3. Keuangan Analisis keuangan merupakan langkah sangat penting dalam sebuah perusahaan. Eksekutif memerlukan rasio keuangan dan analisis cash flow untuk mengestimasi kecenderungan dan membuat keputusan investasi
modal.
EIS
dapat
memadukan
perencanaan
atau
penganggaran dengan pengendalian laporan pelaksanaan. Pada umumnya, EIS berfokus pada pertanggunjawaban pelaksanaan finansial, yang merupakan hal yang penting dalam penetapan biaya standard dan penganggaran yang fleksibel dalam pengembangan kualitas informasi bagi seluruh eksekutif. EIS merupakan alat yang baik dalam membantu eksekutif untuk meninjau kembali rasio keuangan, kecenderungan perubahan keuangan, dan menganalisis pelaksanaan kegiatan perusahaan dan pesaingnya.
C.
Susu Susu merupakan cairan berwarna putih yang diperoleh dari pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya, yang dapat dimakan atau sebagai bahan pangan yang sehat serta tidak dikurangi komponen-komponen atau ditambah bahan-bahan lainnya (Hadiwiyoto, 1983). Binatang penghasil susu antara lain sapi, kambing, kerbau dan unta. Namun selama berabadabad, sapi selalu dipilih sebagai hewan yang jumlah produksi susu yang tinggi, sehingga sekarang sapi perah adalah salah satu penghasil susu paling efisien. Dalam kenyataannya seekor sapi perah yang baik akan menghasilkan
20
sekitar 5.000 liter susu per tahun. Jenis sapi perah yang biasa digunakan adalah Fries Holland dan peranakan Fries Holland. Menurut Soeparno (1992), normalnya susu mengandung rata-rata 3,60% lemak; 3,20% protein; 4,70% laktosa; abu 0,65%; air 87,25%; serta bahan kering 12,75%. Menurut Nasution (2004), faktor-faktor terpenting yang menyebabkan susu merupakan bahan makanan sempurna adalah: 1.
Susu mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.
2.
Perbandingan sempurna dari kadar-kadar zat gizi terdapat di dalam susu.
3.
Zat gizi yang terkandung pada susu dapat dicerna dan diabsorpsi secara sempurna oleh tubuh.
4.
Protein dan lemak di dalam susu memiliki mutu yang lebih tinggi daripada protein dan lemak di dalam bahan makanan lain. Selain memiliki keunggulan sepaerti diatas, susu juga memiliki sifat-
sifat yang dapat menjadi kelemahannya yaitu: 1.
Jumlah dan kualitasnya berubah. Masalah dalam besarnya jumlah produk menimbulkan kesulitan dalam penyimpanan dan penyelesaian produk disebabkan karena perbedaan kualitas.
2.
Bulky dan perishable. Bulky memerlukan penanganan transfer dan pergudangan
yang
besar.
Sedangkan
perishable
memerlukan
penanganan dan biaya proses yang sangat mahal. Sifat dari susu yang mudah rusak ini memerlukan suatu tindakan penanganan pasca panen susu. Agar susu dapat tahan lebih lama dari kerusakan dengan kandungan yang tidak jauh berubah salah satu caranya adalah mengolah susu dengan teknik pasteurisasi. Pasteurisasi pada susu diperlukan untuk mencegah penularan penyakit dan kerusakan karena mikroorganisme dan enzim. Pengolahan susu dimaksudkan untuk mengolah susu menjadi bahan makanan yang enak dan memiliki aroma yang lebih baik, serta meningkatkan daya simpan susu itu sendiri. IDF (International Dairy Federation) mendefinisikan pasteurisasi sebagai salah satu proses pemanasan yang dilakukan pada susu dengan tujuan menghindari bahaya kesehatan pada
21
produk susu yang mungkin terjadi karena hadirnya mikroorganisme patogen sekaligus meminimalisasi perubahan pada susu baik secara kimiawi, fisik dan organoleptik (Soeparno, 1992). Berikut ini adalah gambar pohon industri susu. Keju Susu Pasteurisasi
Whey Es Krim
Susu UHT
Susu Dadih
Susu Segar
Yoghurt
Susu Kental Manis
Susu Bubuk
Mentega
Gambar 5. Pohon Industri Susu (Sumber : Departemen Perindustrian, 2008)
Menurut Nasution (2004), susu pasteurisasi adalah susu sapi segar yang mengalami proses pasteurisasi sehingga tidak berbahaya jika dikonsumsi langsung. Pasteurisasi merupakan pengolahan susu pada susu dan waktu tertentu untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia, namun tidak membunuh spora bakteri susu. Prinsip pasteurisasi susu adalah memanaskan susu dibawah titik didih susu. Penggunaan panas pada pasteurisasi susu tidak menimbulkan perubahan pada komposisi dan rasa secara nyata sehingga susu tidak
22
menimbulkan perubahan pada komposisi dan rasa secara nyata sehingga susu pasteurisasi masih mempunyai rasa seperti susu segar.
D.
Pengembangan Agroindustri Agroindustri adalah suatu kegiatan yang mengolah bahan yang dihasilkan dari usaha pertanian dalam arti luas, baik dari pertanian tanaman pangan, maupun non pangan, peternakan ataupun perikanan. Agroindustri merupakan industrialisasi di bidang pertanian dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian (Bangkit, 2008). Agroindustri merupakan upaya startegis karena diperhitungkan dapat turut serta menanggulangi masalah pengangguran dan pemberdayaan (empowering) ekonomi masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan. Selain itu, agroindustri mempunyai nilai strategis karena (1) bersifat resource based, (2) memiliki dimensi pemerataan karena mempunyai keterkaitan ke depan (forwad linkages) dan ke belakang (backward linkages), (3) dapat memenuhi kebutuhan pangan dan pokok lainnya, (4) mampu meningkatkan peluang pertumbuhan ekonomi nasional, (5) mampu mendorong peningkatan devisa nasional bila produknya menjadi komoditas ekspor (Bangkit, 2008). Strategi pengembangan agroindustri di Indonesia berorientasi pada struktur (aneka ragam produk dan pasar) yang kuat dan tangguh (diversifikasi produk, pasar, dan pelaku), dalam rangka memiliki daya saing (komparatif dan kompetitif). Dalam realisasinya strategi tersebut dapat bersifat sederhana maupun kompleks dalam proses perumusan, pemutusan, pelaksanaan, dan peniliaiannya (Hubies, 1993). Pengembangan agroindustri di Indonesia didukung oleh besarnya sumebrdaya yang dimiliki dan tuntutan pasar yang semakin meningkat. Menurut Sahardjo (1992), pengembangan agroindustri menyangkut berbagai aspek yang mampu menumbuhkembangkan kegiatan-kegiatan produktif yang saling terkait, saling mendukung, dan saling menguntungkan, mengingat kegiatan tersebut mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, yaitu meliputi subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi,
23
subsistem produksi (usaha tani), subsistem pengolahan hingga subsistem distribusi atau pemasarannya. Menurut Simatupang (1991), pengembangan agroindustri dapat dilakukan dengan berbagai tipe, yaitu tipe otonomi, pemilik usahanya adalah pengusaha, hubungan dengan usaha tani tidak langsung tapi melalui pasar bebas, skala usahanya kecil-sedang, teknologinya madya, dan biasanya lokasinya di luar desa petani. Tipe kedua adalah inti satelit, pemilik usahanya adalah investor, hubungan dengan usaha tani langsung atau dengan perjanjian, skala usahanya besar, teknologinya maju dan biasanya di kota. Tipe ketiga adalah integrasi perusahaan, pemilik usahanya adalah investor, hubungan dengan usaha tani langsung menyatu, skala usahanya besar, teknologinya maju dan lokasi di tempat petani. Tipe keempat adalah integrasi usaha tani dimana pemilik usahanya adalah petani, hubungan dengan usaha tani langsung dan menyatu, skala usahanya kecil, teknologi yang digunakan sederhana, dan lokasinya di tempat petani.
E.
Penelitian Terdahulu Penelitian berkaitan dengan sistem informasi ekskurif adalah penelitian
yang
dilakukan
oleh
Rachman
(2000)
yang
berjudul
Pengembangan Prototipe Sistem Informasi Eksekutif Agroindustri Jambu Mete. Tulisan ini berisikan data-data perkembangan jambu mete pada daerah Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tenggara, yang merupakan daerah penghasil jambu mete terbanyak di Indonesia. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi bagi Eksekutif dengan teknik wawancara dengan pakar agroindustri serta melakukan penilaian dengan pembobotan untuk memperoleh faktor sukses kritis (CSF). Sistem ini lebih diarahkan kepada informasi-informasi yang disajikan untuk Eksekutif dengan tujuan pengembangan peluang pasar yang besar bagi agroindustri jambu mete.
24