Say Hello Siang itu matahari sangat terik. Parkiran sekolah sangat ramai dengan kaka-kaka kelas yang sudah waktunya untuk pulang. Aku memarkirkan kendaraanku dilapangan luas yang disediakan oleh pihak sekolah sebagai tempat parkir. Sekolah masuk siang itu rasanya sangat membosankan. Tetapi apa boleh buat, ruang kelas yang tak mencukupi memaksa keadaan seperti ini. Lagi pula sudah kelas XI semester dua, aku harus semangat belajar untuk melanjutkan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi lagi. Setelah menempatkan kendaraan ku di tempat yang kosong, aku menaruh kunci di dalam tas. Kemudian seseorang menepatkan kendaraannya disamping kendaraanku –yang kebetulan kosong–. Karna penasaran dengan orang itu, akupun melirik sedikit kearahnya. Tak lama dia turun dan berjalan melewatiku. Siapa dia? Lelaki berkacamata yang mengenakan jaket merah?
“Ngelamun aja! Kesambet baru tau rasa lo” Falah, teman yang biasa berangkat dan pulang sekolah bersamaku mengagetkan tiba-tiba. “Ih! Ngagetin aja! Untung ga jantungan gue!” aku berjalan meninggalkan parkiran. “Lagian siang-siang bolong kaya gini ngelamun” dia mentertawakanku. “Bodo! Eh lo liat ga tadi adek kelas yang pake kacamata sama jaket merah?” tanyaku antusias. “Kenapa emang?” Falah menatapku curiga. “Gapapa, nanya doang. Tau ga?” tanyaku ulang. “Engga tau” jawab Falah. “Oh. Yaudah yuk cepet, udah mau masuk”. “Sok ngalihin pembicaraan deh” Falah mulai meledekku. “Apaan sih? Emang salah kalo gue nanya kaya gitu? Kan cuma penasaran doang” “Mana mungkin, ga percaya gue” ekspresi Falah benarbenar curiga.
2
“Yaudah kalo ga percaya. Gue ngeliat dia tuh kayaknya beda aja gitu sama siswa-siswa disini. Enak diliatnya.” aku menjulurkan lidah. “Ribut aja lo berdua” ucap Dini setibanya aku dikelas. “Sirik aja lo” balas ku. “Sial” umpat Dini. Aku dan Falah hanya tertawa saja melihat ekspresi Dini. ------------------------------------------------------------------------Jam kosong itu bagaikan surga dunianya anak sekolah. Apa lagi tempat dudukku berada di paling depan dekat dengan tempat charger. Jadi, di saat siswi-siswi lain ribut bergosip, foto-foto, dan nyanyi-nyanyi tidak jelas, aku lebih memilih untuk membaca wattpad –aplikasi berlambangkan huruf ‘W’ yang berwarna orange– yang telah memikat hatiku hampir 3 tahun belakangan ini. Akibat aplikasi ini, aku jadi senang menulis. Apapun yang aku rasakan, biasanya akan aku ungkapkan melalui tulisan. Karena menurutku, semuanya akan terasa lebih nyata
3
ketika kita ungkapkan melalui tulisan yang dilengkapi oleh majas-majas. Terlebih I’m not an easy person to talk. “Permisi. Lagi ga ada guru ya?” beberapa anggota OSIS masuk keruangan kelasku. “Ga ada, ada apa?” Tanya ketua kelas. “Minta waktunya sebentar ya, buat pemilihan ketua OSIS yang baru” ucap salah satu anggota OSIS “OSIS tahun 2014/2015 kan masa waktunya udah mau abis. Jadi kita mau mengadakan pemilihan ketua OSIS yang baru. Ini ada biodata para calon ketos sama ada visi misi mereka. Kalian baca, terus kalian pilih ya yang menurut kalian cocok” ucap salah satu anggota OSIS itu sembari membagikan kertas pemilihan. Itukan dia, oh jadi nama panjangnya itu… Masih ingat dengan lelaki berkacamata yang mengenakan jaket merah? Ternyata dia salah satu calon ketos. Tanpa fikir panjang pun aku sudah tau siapa yang aku pilih. Dengan cepat aku melingkarkan angka pilihanku itu kemudian mengumpulkannya.
4
“Milih dia ya lo?” Gani meledekku. “Hehehe” aku hanya membalasnya dengan tawa. Aku belum tau kelas apa dia? Aku belum tau seperti apa dia? Aku belum tau bagaimana sifat dia? Aku belum tau secerdas apa dia? Aku belum tau seperti apa keseharian dia? Aku belum tau seperti apa suara dia? Karna yang aku tau hanya, aku telah jatuh hati kepada dia. Bagaimana bisa aku mengatakan itu semua, sedangkan aku bertemu dengannya baru beberapa hari ini. Bahkan, aku belum pernah berbicara dengan dia. Dan itulah salah satu kelemahanku, mudah jatuh cinta dan mudah percaya kepada seseorang yang baru dijumpai.
5