HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
IDENTIFIKASI POTENSI PROVINSI BANTEN SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA UNGGULAN DI INDONESIA YUSTISIA KRISTIANA Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan Email:
[email protected]
Abstract Tourism is a major driver of the 21st century world economy, along with telecommunications and information technology industries. This is because economic growth is getting better so that social welfare increases. In addition to the holiday has become part of the psychosocial needs and lifestyle.Tourism is a strategic industry that has a unique character. Tourism which has a character where the tourists have come to the site to consume the product, provide opportunities and a very large contribution to the development of the region, opening the isolation and poverty alleviation. Tourism is a combination of goods and service. Trips made by tourists can have an impact not only for tourists themselves but also for the destinations visited. Banten province as a gateway island of Java and Sumatra, and adjacent to areas of Jakarta as the capital city, has many diverse attractions. Owned by the tourism potential, able to make the province of Banten as one of the leading destinations in Indonesia. To become a leading destination, Banten province should make improvements to infrastructure, human resource development and increase tourism promotion. The limitations of this paper is present statistical data. Further research requires wider coverage, by adding the criteria leading tourism destinations and tourism stakeholders involved. Key words: tourism, infrastructure, human resource, promotion Abstrak Pariwisata adalah penggerak utama ekonomi dunia abad ke-21, bersama dengan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi semakin membaik sehingga mendorong kenaikan kesejahteraan sosial masyarakat. Selain itu liburan telah menjadi bagian dari kebutuhan psikososial dan gaya hidup. Pariwisata merupakan industri strategis yang memiliki karakter unik. Wisatawan yang datang ke tempat wisata untuk mengkonsumsi produk wisata, memberikan kesempatan dan kontribusi yang besar bagi pengembangan wilayah, membuka isolasi dan pengentasan kemiskinan. Pariwisata adalah kombinasi barang dan jasa. Perjalanan yang dibuat oleh wisatawan dapat berdampak tidak hanya bagi wisatawan sendiri, tetapi juga untuk tujuan dikunjungi. Provinsi Banten sebagai pintu gerbang Pulau Jawa dan Sumatera, dan berdekatan dengan wilayah Jakarta sebagai ibu kota, memiliki beragam atraksi wisata. Dengan beragam potensi yang dimiliki, mampu membuat Provinsi Banten sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Untuk itu Provinsi Banten harus melakukan perbaikan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia dan meningkatkan promosi pariwisata. Keterbatasan penelitian ini adalah kekinian data statistik. Penelitian lebih lanjut memerlukan cakupan yang lebih luas, dengan menambah kriteria penetapan destinasi pariwisata unggulan dan melibatkan pelaku pariwisata. Kata kunci: pariwisata, infrastruktur, sumber daya manusia, promosi
177
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … Pendahuluan Pariwisata Sebagai Industri Strategis Pariwisata merupakan penggerak utama perekonomian dunia abad 21, bersama industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. Selain itu liburan telah menjadi kebutuhan psikososial dan bagian dari gaya hidup. Di seluruh dunia, kedatangan wisatawan internasional melampaui 124 juta dalam dua bulan pertama di tahun 2011, naik dari 119 juta pada periode yang sama tahun 2010 dan Asia dan Pasifik merupakan wilayah dengan salah satu tingkat pertumbuhan tercepat di tahun 2010 (UNWTO, 2011). UNWTO memproyeksikan bahwa pada kedatangan wisatawan internasional diharapkan akan mencapai hampir 1,6 miliar pada tahun 2020. Indonesia harus mampu menangkap peluang dalam merebut pasar dan berkompetisi dengan negara-negara kompetitor regionalnya. Kontribusi pariwisata dalam perekonomian nasional tergolong besar. Data pada tahun 2007 memperlihatkan bahwa kontribusi pariwisata bagi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional adalah sebesar Rp. 169,67 triliun dari total PDB nasional Rp. 3.957,40 triliun. Industri pariwisata menyediakan lapangan kerja pada tahun 2007 sebesar 5,22 juta orang dari total lapangan kerja nasional 99,93 juta orang. Pada tahun 2010 pariwisata menempati urutan ke-4 setelah karet olahan pada ranking devisa pariwisata terhadap komoditas ekspor lainnya dan menyumbang sebesar 7.603,45 juta USD (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2012). Penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL 1 Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007-2011 Wisatawan Mancanegara Tahun Jumlah
Pertumbuhan (%)
RataRata Lama Tinggal (hari)
Rata-Rata Pengeluaran Per Orang (USD) Per hari
Per Kunjungan
2007 5.505.759 13,02 9,02 107,70 970,98 2008 6.234.497 13,24 8,58 137,38 1.178,54 2009 6.323.730 1,43 7,69 129,57 995,93 2010 7.002.944 10,74 8,04 135,01 1.085,75 2011 7.649.731 9,24 7,84 142,69 1.118,26 Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2012)
178
Penerimaan Devisa Jumlah (Juta USD) 5.345,98 7.347,60 6.297,99 7.603,45 8.554,39
Pertumbuhan (%) 20,19 37,44 -14,29 20,73 12,51
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
Berdasarkan data di atas jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan pengeluaran per orang mengalami peningkatan dari tahun 2007-2011. Hal ini pada akhirnya memengaruhi penerimaan devisa negara. Dalam lima tahun terakhir, wisatawan nusantara tumbuh signifikan seiring dengan meningkatnya pendapatan dan kesejateraan ekonomi masyarakat yang didukung oleh kebijakan-kebijakan yang secara positif mampu mendorong pergerakan wisatawan nusantara lintas daerah dan provinsi. Kebijakan tersebut antara lain kebijakan yang menyangkut LCC (low cost carrier) atau layanan penerbangan murah. TABEL 2 Perkembangan Wisatawan Nusantara Tahun 2006-2011 Tahun
Wisnus (ribuan orang)
Perjalanan (ribuan)
Rata-Rata Perjalanan (kali)
2006 114.270 204.553 2007 115.335 222.389 2008 117.213 225.041 2009 119.944 229.731 2010 122.312 234.377 2011* 89.112 172.917 *Angka sementara Triwulan I-III Sumber: Pusdatin Kemenparekraf dan BPS (2012)
1,79 1,93 1,92 1,92 1,92 1,94
Pengeluaran Per Perjalanan (ribu Rp) 431,24 489,95 547,33 600,30 641,76 662,68
Total Pengeluaran (triliun Rp) 88,21 108,96 123,17 137,91 150,41 114,59
Hasil penerimaan dari pembelanjaan wisatawan nusantara merupakan distribusi pendapatan dalam negeri. Keberhasilan tersebut didukung dari jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke berbagai destinasi di Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia yang terus mengembangkan pariwisata adalah Provinsi Banten. Provinsi yang terbentuk pada tahun 2000 ini memiliki banyak potensi wisata yang dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Namun hingga kini, masih terdapat kendala yang dihadapi untuk mengembangkan Provinsi Banten sebagai daerah tujuan wisata unggulan di Indonesia. Sehingga tulisan ini bertujuan untuk (1) mengindentifikasi potensi Provinsi Banten berdasarkan kriteria penetapan destinasi wisata unggulan, (2) mengindentifikasi masalah yang dihadapi untuk mengembangkan Provinsi Banten sebagai destinasi wisata unggulan dan (3) memberikan masukan untuk pengembangan pariwisata di Provinsi Banten.
179
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … Tinjauan Pustaka Karakter Pariwisata Sebagai Sebuah Industri Pariwisata yang memiliki karakter in-situ yaitu wisatawan harus datang ke lokasi untuk mengonsumsi produk, memberikan peluang dan kontribusi sangat besar bagi pengembangan wilayah, membuka isolasi wilayah dan pengentasan kemiskinan. Pariwisata merupakan gabungan dari produk barang dan jasa. Pada dasarnya wisata memiliki sifat sebagai sebuah kegiatan yang unik. Sifat tersebut antara lain (Ismayanti, 2010): a. Perpaduan sifat fana dengan berwujud Pada intinya, apa yang ditawarkan di industri pariwisata adalah sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak dapat dibawa untuk ditunjukkan kepada orang lain. Namun sarana dan prasarana yang digunakan untuk memberikan kenyamanan yang ditawarkan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang berwujud. b. Sifat tidak terpisahkan Kegiatan wisata membutuhkan interaksi antara wisatawan sebagai pengguna jasa dan tuan rumah sebagai penyedia jasa, bahkan partisipasi konsumen dalam setiap produk yang ditawarkan menjadi hal yang sangat penting. c. Keatsirian Banyaknya hal yang memengaruhi layanan yang diberikan oleh penyedia jasa menyebabkan layanan terhadap wisatawan mudah menguap atau berubah, sehingga penyedia jasa harus secara rutin dan aktif berinovasi memperbaharui tawaran jasa wisata kepada wisatawan. d. Keragaman Wisatawan memiliki pengharapan yang beragam sehingga penyedia jasa perlu memahami latar belakang kebutuhan dan keinginan setiap wisatawan yang bersumber dari pengalaman masa lampau, pendapat orang lain, lingkungan, standar dan nilai, serta faktor lain. e. Sifat rapuh Sifat rapuh merujuk pada jasa yang ditawarkan dalam pariwisata yang tidak dapat disimpan untuk dikonsumsi di kemudian hari.
180
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
f. Musiman Ada kalanya pariwisata mengalami musim ramai ketika jumlah orang yang melakukan perjalanan mencapai titik puncak tetapi ada kalanya pula tidak seorang pun melakukan perjalanan wisata. g. Tidak bertuan Wisatawan adalah pembeli. Namun uniknya wisatawan tidak dapat memiliki apa yang telah dibeli dan dibayarkan. Ciri dari pariwisata adalah sebagai berikut (Ismayanti, 2010): a. Sarat dimensi manusia Manusia sebagai pelaku utama dalam pariwisata. Ada wisatawan yang secara individu bertindak sebagai inisiator atau pencetus ide perjalanan, ada yang berperan sebagai pembeli, sebagai pengguna, sebagai pembuat keputusan, dan sebagai provokator dalam arti positif. Namun ada kalanya wisatawan dalam kelompok bertindak sebagai penilai dan mengesahkan. Inilah yang menjadikan keunikan wisata. b. Pembedaaan antara konsumen dan pelanggan dalam layanan Dalam pariwisata, dilakukan diskriminasi antara konsumen dan pelanggan karena hal ini berdampak pada proses layanan yang diberikan. Setiap penyedia jasa cenderung mendapatkan pelanggan yang sebanyak-banyaknya karena loyalitas yang tidak perlu diragukan. c. Partisipasi aktif konsumen Keberadaan konsumen adalah penting karena tingginya interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa, antara hotel dan tamu, antara wisatawan dan pemandu wisata, antara wisatawan dan pramugari, dan yang lain. Arus pergerakan wisatawan secara umum akan beragam dikarenakan terdapat daerah yang lebih banyak menghasilkan jumlah wisatawan tetapi di lain pihak terdapat juga daerah yang lebih banyak dikunjungi wisatawan (Ismayanti, 2010). Menurut Leiper (1995) dalam Cooper et al. (1998), wisatawan bergerak dalam tiga daerah geografis, yaitu Daerah Asal Wisata (DAW) atau Traveller-Generating Region (TGR), Daerah Tujuan Wisata (DTW) atau Tourist Destination Region (TDR), dan Daerah Transit (DT) atau Transit Route Region (TR).
181
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … GAMBAR 1 Elemen Geografis Dalam Sistem Pariwisata
DTW
DT
DT
DAW
DT
DTW
Sumber: Adaptasi dari Leiper (1995) dalam Cooper et al. (1998)
Daerah Asal Wisatawan (DAW) menggambarkan sumber pasar wisata, yang menstimulasi dan memotivasi perjalanan wisata. Daerah Tujuan Wisata (DTW) merupakan daerah yang menjadi incaran para wisatawan untuk melakukan wisata karena DTW memiliki daya tarik untuk dikunjungi, sekaligus menjadi energi dari keseluruhan sistem pariwisata. Daerah Transit (DT) merupakan daerah persinggahan antara DAW dan DTW ketika para wisatawan hanya melakukan perjalanan singkat untuk mencapai daerah tujuan, sekaligus merupakan daerah perantara ketika wisatawan merasa meninggalkan lingkungan tempat tinggal maupun pekerjaannya, dan belum tiba di daerah tujuan. Melihat pergerakan tersebut, wisata dapat dilakukan di berbagai tempat dan dibedakan berdasarkan batas negara seperti berikut ini (Leiper, 1995 dalam Cooper et al., 1998): a. International tourism Pariwisata internasional atau mancanegara terjadi ketika pengunjung melintasi batas sebuah negara. Orang yang melakukan perjalanan antarnegara disebut dengan wisatawan mancanegara atau international tourist. b. Domestic tourism Pariwisata domestik terjadi ketika pengunjung melakukan perjalanan dalam sebuah negara tempat domisilinya. Seseorang yang melakukan perjalanan dalam suatu negara disebut wisatawan domestik atau domestic tourist.
182
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
Pariwisata
yang memiliki keterkaitan lintas sektor dan
usaha mampu
membangkitkan dampak ekonomi multi ganda (multiplier effect) yang sangat signifikan bagi tumbuhnya mata rantai usaha lintas skala, terutama UKM sehingga membantu menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Dampak pariwisata terhadap perekonomian bisa bersifat positif dan bisa bersifat negatif. Secara umum dampak tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut (Cohen, 1984): a. Dampak terhadap penerimaan devisa; b. Dampak terhadap pendapatan masyarakat; c. Dampak terhadap peluang kerja; d. Dampak terhadap harga dan tarif; e. Dampak terhadap distribusi manfaat dan keuntungan; f. Dampak terhadap kepemilikan dan pengendalian; g. Dampak terhadap pembangunan; h. Dampak terhadap pendapatan pemerintah. Pariwisata memiliki keterkaitan lintas sektor yang mampu membuka peluang investasi sangat luas. Sistem keterkaitan produk dan jasa layanan dalam kegiatan kepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur jaringan maskapai penerbangan, transportasi, hotel, biro perjalanan, industri jasa boga dan lainnya. Prospek ini menciptakan peluang yang sangat besar bagi ketersediaan lapangan kerja dan tumbuhnya sektor-sekor usaha yang terkait. Karakter lain dari pariwisata adalah tidak mengenal batas ruang dan wilayah (borderless) sehingga dampak ekonomi dapat dirasakan secara lintas wilayah. Oleh karena itu diperlukan sinergi, kerja sama dan keterpaduan pengembangan antar daerah untuk mendorong tumbuhnya daya tarik dan daya saing kolektif yang lebih kuat untuk meningkatkan nilai manfaat ekonomi pariwisata.
Destinasi Pariwisata Destinasi
wisata
merupakan
bagian
dari
produk
wisata.
Menurut Suswantoro (2007) pengertian produk wisata adalah keseluruhan layanan yang diperoleh, dirasakan atau dinikmati oleh wisatawan sejak meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya hingga kembali ke rumah dimana
183
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … berangkat semula. Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri tiga bagian (Yoeti, 2002) : 1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan; 2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-lain; 3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Elemen dasar dari destinasi pariwisata adalah (WTO, 2007): 1. Atraksi Atraksi merupakan motivasi awal wisatawan untuk berkunjung ke destinasi pariwisata. Atraksi dapat dikategorikan menjadi alam, budaya dan buatan manusia. 2. Fasilitas dan layanan Fasilitas dan layanan sangat dibutuhkan bagi wisatawan selama mereka berada jauh dari tempat tinggalnya. Ini meliputi akomodasi, restoran, pemandu wisata, fasilitas rekreasi, pusat informasi, pusat perbelanjaan dan masih banyak lagi. 3. Aksesibilitas Aksesibilitas meliputi kemudahan untuk mencapai destinasi pariwisata, baik melalui darat, laut maupun udara dan selama berada di destinasi. 4. Citra Citra dari destinasi pariwisata meliputi keunikan, keindahan alam, kualitas lingkungan, keamanan, kualitas layanan dan keramahan masyarakat. Citra adalah penting untuk dapat menarik wisatawan datang ke destinasi pariwisata. 5. Harga Harga juga merupakan aspek dipertimbangkan dalam persaingan dengan destinasi pariwisata lainnya. Hal ini dikarenakan keputusan wisatawan untuk datang ke destinasi seringkali dipengaruhi oleh faktor harga. 184
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
6. Sumber daya manusia Pariwisata merupakan industri yang bersifat people-oriented sehingga penting untuk memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bukan saja yang bekerja di industri pariwisata tetapi juga masyarakat yang berada di destinasi pariwisata. Sumber daya manusia yang terlatih dan teredukasi, akan memberikan pengalaman yang baik bagi wisatawan. Menurut Spillane (1994) destinasi harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya, yaitu: 1. Atraksi Merupakan pusat dari industri pariwisata. Atraksi mampu menarik wisatawan yang ingin mengunjunginya. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan atau permintaan. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri khas tertentu. Ciri khas yang menarik wisatawan adalah: a. Keindahan alam. b. Iklim dan cuaca. c. Kebudayaan. d. Sejarah. e. Sifat kesukuan (ethnicity). f. Kemampuan atau kemudahan menuju atraksi (accessibility). 2. Fasilitas Fasilitas cenderung berorientasi pada atraksi di suatu lokasi. Suatu atraksi juga dapat merupakan fasilitas. Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan. Contohnya fasilitas harus sesuai dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan minuman yang juga disesuaikan dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut. 3. Infrastruktur Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas tanah dalam suatu wilayah atau daerah. Infrastruktur penting dalam pariwisata adalah: a. Sistem pengairan/air
185
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat diperlukan. Seperti penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari. b. Sumber listrik dan energi Suatu pertimbangan yang penting adalah energi yang tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak (peak hours). c. Jaringan komunikasi Walaupun banyak wisatawan ingin melarikan diri dari situasi biasa yang penuh dengan ketegangan, sebagian masih membutuhkan jasa telekomonunikasi. d. Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air Kebutuhan air untuk pembuangan kotoran memerlukan kira-kira 90% dari permintaan akan air. Jaringan saluran harus didesain berdasarkan permintaan puncak atau permintaan maksimal. e. Jasa kesehatan Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang diharapkan. f. Jalan raya Terdapat beberapa cara membangun jalan raya yang menarik bagi wisatawan, contohnya dengan membangun jalan raya yang menyediakan pemandangan alam, mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah dan membuat jalan raya dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai dengan keadaan tanah. 4. Transportasi Pedoman yang sebaiknya ada dalam pengaturan pengangkutan dan fasilitas transportasi antara lain: a. Informasi lengkap di lokasi keberangkatan tentang fasilitas dan layanan pengangkutan lokal di tempat tujuan. b. Sistem keamanan di terminal atau stasiun untuk mencegah kriminalitas. c. Suatu sistem standar untuk tanda-tanda lalu lintas dan simbol-simbol di terminal atau stasiun. d. Sistem informasi yang menyediakan data tentang informasi layanan pengangkutan lain. e. Informasi terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau kedatangan. f. Tenaga kerja untuk membantu para penumpang. 186
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
g. Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan layanan pengangkutan lokal. h. Peta kota bagi penumpang. 5. Keramahtamahan Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal akan merasa tidak nyaman maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya wisatawan asing. Rencana
Strategis
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata
2010-2014
dari
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengembangkan visi pengembangan destinasi pariwisata yaitu mewujudkan daya saing destinasi pariwisata berkualitas internasional, berbasis masyarakat, berkelanjutan dan mendorong pembangunan daerah. Unsur-unsur visi pengembangan destinasi pariwisata adalah sebagai berikut: 1. Unsur kepentingan wisatawan Destinasi berkualitas dan berdaya saing internasional 2. Unsur kepentingan industri Destinasi berkualitas dan berdaya saing internasional 3. Unsur kepentingan masyarakat Destinasi berbasis masyarakat (community based) 4. Unsur kepentingan lingkungan Destinasi berkelanjutan (sustainable destination) 5. Unsur kepentingan pemerintah Destinasi berkualitas dan berdaya saing internasional serta mendorong pembangunan daerah Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata No. 37/UM.001/MKP/07 Tentang Kriteria Dan Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan, kriteria untuk penetapan destinasi pariwisata unggulan yaitu: 1. Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata 2. Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum 3. Aksesibilitas 4. Kesiapan dan keterlibatan masyarakat 5. Potensi pasar
187
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … 6. Posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah
Metodologi Penelitian Peneliti menggunakan penelitian empiris (empirical research), yakni penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi dan pengamatan. Penelitian empiris ini menekankan pada penyilidikan aspek perilaku terhadap opini. Obyek yang diteliti lebih ditekankan pada kejadian sebenarnya daripada persepsi responden mengenai kejadian (Sekaran dan Bougie, 2010). Metode penelitian yang digunakan dalam studi identifikasi potensi pariwisata Provinsi Banten adalah metode penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan yaitu menjawab siapa, apa, dimana, kapan, dan bagaimana keadaan unsur-unsur dasar suatu destinasi pariwisata, baik secara teoritis maupun secara empiris. Sampling yang digunakan adalah sampling purposive, yaitu pengambilan unit sampling berdasarkan pertimbangan tertentu. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif-kualitatif dan analisis faktor, untuk menggambarkan siapa, apa, di mana, kapan, dan bagaimana kondisi unsur-unsur dasar suatu destinasi dan menentukan faktor utama dan faktor penunjang dari unsur-unsur destinasi.
Pembahasan Profil Provinsi Banten Provinsi Banten sebagai salah satu provinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia ditetapkan berdasarkan UU No. 23 tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten. Secara geografis wilayah Provinsi Banten sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat serta di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas wilayah Banten 9.662,92 km2 dengan populasi penduduk mencapai 10.632.166 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010. Mayoritas penduduk beragama Islam dengan mata pencaharian dari sektor pertanian, perdagangan, industri dan jasa. Unit pemerintahan Provinsi Banten dibagi atas empat kabupaten dan empat kota yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang 188
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
dan Kota Tangerang Selatan. Ibukota provinsi ini adalah Serang, walaupun kegiatan perekonomian lebih terasa denyutnya di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan, di mana perkembangan infrastruktur dan perumahan sangat pesat di dua wilayah ini. Terletak di ujung barat Pulau Jawa, memposisikan Banten sebagai pintu gerbang Pulau Jawa dan Sumatera serta berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Dalam MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) 2011-2025, Provinsi Banten memegang peranan penting sebagai wilayah utama yang akan menyatukan antara Koridor II (Banten, Jakarta, Semarang, Jogja, Surabaya) dan Koridor I Sumatera (Banda Aceh, Medan, Pakanbaru, Batam, Jambi, Padang, Palembang, Bengkulu, Lampung, Pangkal Pinang). Perwujudan sarana penghubung antara koridor II dengan Koridor I adalah dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2013. Pembangunan JSS akan menyatukan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa sehingga akan menimbulkan dampak ekonomi yang positif, terhadap seluruh wilayah Banten, misalnya saja berkembangnya kegiatan ekonomi utama pada masing-masing kaki jembatan, seperti resor pariwisata Tanjung Lesung (1.500 ha), kawasan sekitar Peti Kemas Bojonegara (500 ha) dan kawasan industri di Cilegon.
Wilayah Dan Kawasan Pengembangan Wisata Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2007 – 2012 hingga saat ini telah diidentifikasi keberadaan 241 obyek wisata yang terdiri dari obyek wisata kategori alam (60 obyek) dan obyek wisata kategori buatan (181 obyek). Provinsi Banten terdapat tiga wilayah pengembangan pariwisata (WPP). Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) Provinsi Banten adalah sebagai berikut: a. WPP A terdiri dari Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan. b. WPP B terdiri dari Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota Serang. c. WPP C terdiri dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak. Secara kewilayahan, pola pengembangan pariwisata Provinsi Banten terdiri dari Kawasan Wisata Pantai Barat, Kawasan Wisata Ziarah, Kawasan Wisata Pantai Selatan dan Kawasan Wisata Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Dalam Rencana Induk
189
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten (Diparsenibud 2004) telah ditetapkan 18 kawasan pengembangan pariwisata yang tersebar di seluruh kabupaten/kota berdasarkan hasil pengelompokan (clustering) obyek-obyek wisata yang ada. Kawasan pengembangan pariwisata tersebut adalah: a. Kawasan wisata Kota Tangerang; b. Kawasan wisata Kota Pandeglang; c. Kawasan wisata Serang Utara; d. Kawasan wisata Ciomas; e. Kawasan wisata Banten Kepulauan; f. Kawasan wisata Tigaraksa; g. Kawasan wisata Tangerang Selatan; h. Kawasan wisata Kota Serang; i. Kawasan wisata Rangkasbitung; j. Kawasan wisata Tangerang Utara; k. Kawasan wisata Pantai Barat Serang-Cilegon; l. Kawasan wisata Ujung Kulon; m. Kawasan wisata Pantai Sumur; n. Kawasan wisata Pantai Barat Pandeglang; o. Kawasan wisata Lebak Tengah; p. Kawasan wisata Pantai Selatan Lebak; q. Kawasan wisata Leuwidamar; r. Kawasan wisata Sawarna. Potensi Wisata Provinsi Banten Potensi wisata di masing-masing kawasan wisata di Provinsi Banten adalah sebagai berikut: TABEL 3 Potensi Wisata Di Provinsi Banten 1. Kawasan Wisata Kota Tangerang a. Wisata alam b. Wisata budaya
c.
Wisata minat khusus
Rawa Kucing Pintu Air 10 Pecinan Kali Pasir Rumah Si Pitung Tari Kreasi Pemandian Suka Sari Sungai Cisadane
190
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012 Kolam renang Modern Land Kolam renang Tirta Cimone Pusat Penjualan Kerajinan Akasia Buana Tajur Bumi Perkemahan Mekar Sari Pusat Perbelanjaan Supermal Karawaci 2. Kawasan Wisata Kota Pandeglang a. Wisata Alam
b. Wisata Budaya
c.
Wisata Minat Khusus
3. a.
Kawasan Wisata Serang Utara Wisata Budaya
4. Kawasan Wisata Ciomas a. Wisata Alam
b. 5. a. 6. a.
Wisata Budaya Kawasan Wisata Banten Kepulauan Wisata Alam Kawasan Wisata Tigaraksa Wisata Alam
b.
Wisata Budaya
Kawasan Gunung Karang Kawasan Gunung Aseupan Kawasan Gunung Pulasari Danau Cikadu/Cikeudal Sumber Air Panas Cisolong Mata Air Cikoromoy Masjid Agung Arrahman Masjid Kampong Nembol Makam Syekh Mansyur Cikadueun Situs Sanghyang Dengdek Sanghyang Heuleut Situs Pemandian Citaman Situs Batu Cimandiang Situs Batu Tulis Muruy Situs Batu Qur’an Seni Rampak Bedug Seni Segeng Seni Calung Renteng Seni Angklung Rancak Seni Terbang Tandak Seni Dodod Seni Terbang Gedebug Seni Ronggeng Desa Wisata Cipama Desa Wisata Cimanuk Desa Wisata Nembol Makam Sultan Maulana Yusuf Makam Syekh Nawawi Watu Gilang Meriam Ki Amuk Vihara Avalokiteswara Keraton Surosowan Keraton Kaibon (Ka-libuan) Benteng Spelwijk Masjid Agung Banten Masjid Kanari Museum Situs Kepurbakalaan Banten Pelabuhan Karangantu Tasikardi Patingtung Cagar Alam Rawa Dano Pemandian Air Panas Batu Kuwung Curug Cigumawang Curug Betung Curug Sawer Ciomas Mata Air Cibanten Kerajinan Golok Pulau Cangkir Situ Kelapa Dua Situ Pamulang Situ Pondok Solear
191
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … c.
Wisata Minat Khusus
7. a.
Kawasan Wisata Tangerang Selatan Wisata Alam
b.
Wisata Budaya
c.
Wisata Minat Khusus
8. a.
Kawasan Wisata Kota Serang Wisata Alam
b.
Wisata Budaya
c.
Wisata Minat Khusus
9. a.
Kawasan Wisata Rangkasbitung Wisata Alam
b.
Wisata Budaya
Topeng Tolay Takata Golf Resort Imperial Club Golf Suka Praja Estetika Padang Golf Seni Kriya Situ Gintung Situ Cihuni Palagan Lengkong Taman Makam Seribu Pencak Silat PUSPITEK BSD City Damai Indah Padang Golf Driving Range Bintaro Jaya Pondok Cabe Golf & Country Club Jakarta Baru Golf Bulakan Air Belerang Air Panas Desa Pematang Walantaka Sumur Tujuh Belas Debus Ubrug Syaman Beluk Terbang Gede Wawacan Wawalan (Qasidah) Gacle Pusat Perbelanjaan Royal Pusat Perbelanjaan Borobudur Pusat Perbelanjaan Roberta Pusat Perbelanjaan Mitra Pasar Lama Taman Rekreasi Wulandira Purnama Bendungan Irigasi Pamarayan Kerajinan Gerabah Kerajinan Tas Kulit Kerajinan Anyaman Bambu Situ Ranca Lentah Situ Palayangan Syaman Terbang Rudat
10. Kawasan Wisata Tangerang Utara a. Wisata Alam
Pantai Tanjung Kait Pantai Tanjung Pasir Pantai Dadap Pantai Muara Situ Patra Sana b. Wisata Budaya Kawasan Selembaran Jati Tari Cokek 11. Kawasan Wisata Pantai Barat Serang-Cilegon a. Wisata Alam Pantai Anyer Pantai Karang Bolong Pantai Anyer Kidul Pantai Bandulu Pantai Sirih Pantai Cibeureum Pantai Pasaruan
192
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
b.
Wisata Budaya
c.
Wisat Minat Khusus
12. Kawasan Wisata Ujung Kulon a. Wisata Alam
13. Kawasan Wisata Pantai Sumur a. Wisata Alam
14. Kawasan Wisata Pantai Barat Pandeglang a. Wisata Alam
b.
Wisata Budaya
15. Kawasan Wisata Lebak Tengah a. Wisata Alam
b.
Wisata Budaya
Pantai Pulau Sangiang Pulau Sangiang Gunung Krakatau Pulau Dua/Pulau Burung Pantai Merak Pantai Kelapa Tujuh Pantai/Pulorida Suralaya Pantai Mekarsari Gunung Salak (Kawasan Gunung Gede) Gunung Batur (Kawasan Gunung Gede) Gunung Peda (Kawasan Gunung Gede) Gunung Ciwandan Pantai Salira Indah Pantai Suralaya/Pulo Rida Mercusuar Anyer Kidul Mauludan (Atraksi Panjang Maulid) Marhaban Dalail (Burdahan) Sorogan Yalil Membaca Syekh Rudat Pencak Silat Qasidahan Tabuh Bedug Takbir Olah Raga Pantai Olah Raga Rekreasi Kawasan Industri Cilegon Waduk Krenceng Pelabuhan Laut Kawasan Industri Pulau Panaitan (Cagar Alam) Pulau Deli Dan Pulau Tinjil Taman Nasional Ujung Kulon Pantai Sumur Pantai Cemara/Mega Cemara Pantai Tanjung Lesung Pantai Ciputih Pantai Kerta Mukti Pantai Taman Jaya Pantai Cikeusik – Cibaliung Pantai Carita Pantai Caringin Pantai Panimbang Pantai Bama Pantai Tanjung Lesung Masjid Dan Makam Caringin Makam Syekh Asnawi dan Syekh Daud Tasyakuran Laut Seni Saman Seni Debus Seni Gendreh Curug Halimun Air Panas Cipanas Air Panas Cikawah Situs Cibedug Situs Kosala Budaya Kaolotan Seren Taun
193
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … c. Wisata Minat Khusus 16. Kawasan Wisata Pantai Selatan Lebak a. Wisata Alam
b. Wisata Budaya 17. Kawasan Wisata Leuwidamar a. Wisata Budaya 18. Kawasan Wisata Sawarna a. Wisata Alam
b.
Wisata Budaya
Dogdog Lojor Kawasan Pertambangan Emas Cikotok Pantai Binuangeun Pantai Tanjung Panto Pantai Bagedur Danau Talanca Air Panas Citando Pesta Laut Masyarakat Baduy Seba Baduy Pantai Karang Songsong Pantai Karang Taraje Pantai Pulau Manuk Pantai Pasir Putih Ciantir – Legon Pare Pantai Tanjung Layar Pantai Ujung Bokor Pantai Sawarna Goa Sawarna Curug Kanteh Goa Sawarna Curug Kanteh
Sumber: RIPPDA Provinsi Banten (2004)
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa dari 18 kawasan wisata di Provinsi Banten terdapat atraksi wisata alam sebanyak 41%, wisata budaya 40% dan wisata minat khusus 19%.
Fasilitas Wisata Provinsi Banten dilengkapi dengan ketersediaan akomodasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Jumlah hotel maupun kamar di Provinsi Banten cenderung mengalami peningkatan. TABEL 4 Jumlah Hotel, Kamar Dan Tempat Tidur Di Provinsi Banten Tahun 2000-2010 Tahun Hotel 2000 132 2001 135 2002 141 2003 149 2004 150 2005 150 2006 224 2007 215 2008 226 2009 215 2010 228 Sumber: BPS Provinsi Banten (2011)
Kamar 4.771 4.816 4.811 5.036 5.070 5.070 7.730 5.522 5.860 5.789 6.167
194
Tempat Tidur 8.011 8.127 8.140 8.527 8.596 8.596 13.111 11.256 9.970 9.012 9.801
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
Selain akomodasi, fasilitas restoran dan rumah makan serta agen perjalanan banyak tersebar di berbagai kota/kabupaten di Provinsi Banten. TABEL 5 Jumlah Rumah Makan Dan Restoran Di Provinsi Banten Tahun 2011 No.
1 2 3 4 5 6 7 8
Kota/Kabupaten
Jumlah Restoran dan Rumah Makan 86 85 83 78 40 127 46 52
Kabupaten Serang Kota Serang Kota Cilegon Kota Tangerang Selatan Kabupaten Tangerang Kota Tangerang Kabupaten Lebak Kabupaten Pandeglang
Agen Perjalanan 2 21 16 26 15 43 4 4
Sumber: Disbudpar Banten (2011)
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah fasilitas wisata di Provinsi Banten tergolong mencukupi.
Prasarana Pendukung Pariwisata Prasarana juga sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pariwisata di Provinsi Banten. Lokasi Provinsi Banten diuntungkan dengan keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai pintu gerbang masuk wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Jumlah prasana pendukung pariwisata yang dimiliki oleh Provinsi Banten adalah sebagai berikut: TABEL 6 Jumlah Prasarana Pendukung Pariwisata Di Provinsi Banten No. Prasarana 1 Stasiun kereta api 2 Pelabuhan 3 Terminal bis
Jumlah 21 5 4
Sumber: Disbudpar Banten (2011)
Jumlah prasarana pendukung pariwisata yang dimiliki oleh Provinsi Banten tergolong lengkap dan mencukupi.
195
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … Sumber Daya Manusia Berdasarkan data sensus penduduk 2010 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk di Provinsi Banten sebanyak 10.632.166 jiwa. Dengan prosentase 67,01% penduduk perkotaan dan 32,99% penduduk pedesaan. Di Provinsi Banten, laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,78% /tahun dengan kepadatan 1.100 jiwa /km2. Selama periode Februari 2011 – Februari 2012, jumlah penduduk Provinsi Banten yang bekerja mengalami peningkatan hampir di semua sektor kecuali sektor pertanian dan sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi. Stuktur penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama dapat dilihat pada Tabel 7. TABEL 7 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011 – Februari 2012 Sektor Usaha Pertanian Industri Bangunan/Konstruksi Perdagangan/Rumah Makan dan Akomodasi Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan dan Perorangan Lainnya Total
Feb 2011 821.619 807.722 225.581 1.099.019
Feb 2012 732.334 1.019.426 233.231 1.195.674
Pertumbuhan -10,87% 26,21% 3,39% 8,79%
351.507
340.718
-3,07%
195.619
224.638
14,83%
910.458
993.351
9,10%
56.073 4.467.598
79.595 4.818.967
41,95% 7,86%
Sumber: BPS Provinsi Banten (2012)
Berdasarkan data di atas, jumlah penduduk yang berkerja di industri pariwisata pada bulan Februari 2012 mengalami peningkatan sebesar 9% dibandingkan pada bulan Februari 2011. Penyerapan tenaga kerja di industri pariwisata tergolong besar pada bulan Februari 2012 yaitu sebesar 25% dari total angkatan kerja.
196
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
Potensi Pasar Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Banten sejak tahun 2008 hingga 2010 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. TABEL 7 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Provinsi Banten Tahun 2008-2010 Tahun 2008 2009 2010
Wisnus 2.878.000 3.022.000 3.202.158
Wisman 10.589 9.838 20.604
Sumber: Diparsenibud Provinsi Banten (2012)
Jumlah ini kiranya akan terus mengalami peningkatan seiiring dengan kondisi infrastruktur yang semakin baik di Provinsi Banten.
Posisi Strategis Pariwisata Dalam Pembangunan Daerah Pada tahun 2012 pariwisata telah mendapat apresiasi dari pemerintah pusat melalui Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung ditetapkan sebagai kawasan wisata terpadu. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung Mengembangkan Pariwisata sebagai destinasi wisata berdaya saing global sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, lama tinggal dan pengeluaran wisatawan. Tujuan akhir program pembangunan wisata diharapkan menumbuhkan: 1. Pro Poor a. Izin usaha jasa untuk perorangan. b. Masyarakat setempat diutamakan mendapat akses berusaha. c. Pemberdayaan seni, budaya dan masyarakat 2. Pro Job a. Peluang usaha jasa dan usaha sarana. b. Jangka waktu usaha diperpanjang. c. Persyaratan (tata batas, UKL-UPL, rekomendasi) lebih mudah. 3. Pro Growth a. Pertumbuhan ekonomi lokal/regional/nasional. b. Peningkatan PNBP dan kesejahteraan masyarakat. 4. Pro Environment a. Persyaratan menyangkut keamanan dan kenyamanan pengunjung. 197
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … b. Pembangunan sarana berwawasan lingkungan dan budaya setempat. c. Wajib menjaga kebersihan, pemanfaatan sampah, dan pembinaan habitat/rehabilitasi. d. Ekowisata (interpretasi, cinta flora fauna, 3M). e. Konservasi SDA Terapan (Go Green).
Permasalahan Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten Pengembangan kawasan wisata di Provinsi Banten secara umum masih terkonsentrasi pada wilayah Utara dan Barat, sedangkan kawasan-kawasan pengembangan wisata di wilayah selatan belum berkembang secara optimal terutama disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur (transportasi dan akomodasi wisata). Meskipun kinerja pariwisata daerah melalui indikator laju pertumbuhan tamu nusantara dan tamu mancanegara pada hotel bintang dan non-bintang mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2002-2004 masing-masing 40,84% dan 40,25% per tahun, namun rata-rata lama menginap tamu mancanagera menunjukkan kecenderungan stagnan, yaitu dari 4,96 hari (2002), 4,99 hari (2003) dan 4,12 hari (2004) dan 2,98 hari (2005). Di samping itu, proporsi kunjungan tamu nusantara dan mancanegara pada hotel bintang dan non bintang di wilayah selatan (Kabupaten Pandeglang dan Lebak) hingga tahun 2005 masing-masing hanya sebesar 23,84% dan 11,47% . Dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan asing, Provinsi Banten hanya kedatangan 436 wisatawan yang menginap di hotel berbintang per hari pada tahun 2010. Bila dibandingkan dengan Bali yang kedatangan 15.501 wisatawan asing per hari, Jakarta yang menempati terbanyak kedua dengan 6.644 per hari, Kepulauan Riau (1.629), Jawa Barat (1.160) dan NTB (1.187), wisatawan asing yang datang ke Provinsi Banten tergolong masih rendah. Sementara itu, untuk lama menginap, wisatawan nusantara ke Provinsi Banten hanya tinggal rata-rata selama 1,45 hari. Data statistik ini menunjukkan bahwa dorongan untuk datang berkunjung ke Banten masih relatif rendah. Bali dan NTB, ataupun provinsi di Pulau Jawa yang merupakan indikator pembanding, masih jauh di atas Provinsi Banten dalam pencapaiannya. Dalam membuat suatu daerah siap menjadi destinasi wisata, dibutuhkan beberapa faktor pendukung antara lain adalah kesiapan infrastruktur. Di penghujung tahun 2011, 198
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
kondisi infrastruktur di Provinsi Banten masih sangat memprihatinkan. Meski sudah ada daerah yang infrastrukturnya dinilai baik, tapi tidak sedikit pula daerah yang kerusakannya sangat parah. Berdasarkan data di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Bina Marga di tingkat kabupaten/kota, kondisi infrastruktur yang paling memprihatinkan ada di Pandeglang. Kondisi jalan yang rusak seperti antara Cilegon dan Pantai Anyer, antara Pandeglang-Labuan-Panimbang-Tanjung Lesung dan Sumur akan menyurutkan minat calon wisatawan untuk mendatangi obyek wisata tersebut. Masalah lainnya adalah sumber daya manusia. Penyerapan tenaga kerja di industri pariwisata di Provinsi Banten tergolong besar tetapi kenyataannya hampir semua obyek wisata terkemuka di Banten, untuk posisi strategis lebih banyak mempekerjakan pendatang. Jika dibiarkan berlarut-larut maka hal ini dapat memicu kecemburuan sosial, sehingga lingkungan sosial pariwisata menjadi tidak kondusif. Provinsi Banten dapat meniru
Bali
dan
Yogyakarta,
dimana
industri
pariwisata
setempat
banyak
mengikutsertakan sumber daya manusia lokal, sehingga nilai-nilai budaya lokal makin mewarnai aktivitas kepariwisataan. Saat ini minat terhadap hal-hal yang bersifat lokal makin menguat (Hidayat, 2011).
Simpulan Dan Saran Pariwisata merupakan sebuah industri strategis yang memiliki karakter yang unik. Perjalanan wisata yang dilakukan oleh wisatawan memberikan dampak bukan hanya bagi wisatawan itu sendiri tetapi juga bagi destinasi yang dikunjungi. Dampak yang paling nampak adalah dampak terhadap sektor ekonomi. Pariwisata telah mampu menggerakkan roda perekonomian suatu negara atau wilayah yang menjadi Daerah Tujuan Wisata. Provinsi Banten sebagai pintu gerbang Pulau Jawa dan Sumatera serta berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, memiliki banyak keragaman atraksi wisata. Dengan potensi wisata yang dimiliki, mampu menjadikan Provinsi Banten sebagai salah satu destinasi unggulan di Indonesia. Untuk menjadi destinasi unggulan, Provinsi Banten harus banyak berbenah dan yang agenda utama adalah pembenahan infrastruktur. Dengan kesiapan infrastruktur, wisatawan yang akan mengunjungi Provinsi Banten akan mendapatkan kemudahan untuk mencapai lokasi atraksi wisata.
199
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … Selain infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia pariwisata juga perlu diperhatikan. Pengembangan sumber daya manusia pariwisata ke depan harus diperkuat aspek soft skill di samping kemampuan hard skill. Investasi di bidang promosi juga menjadi sangat penting. Promosi atraksi wisata yang dirancang dengan baik akan memberikan tambahan Penerimaan Asli Daerah, dan mendorong proses perkembangan ekonomi lokal di sekitar daerah tujuan wisata. Negara-negara yang menjadi target promosi perlu diidentifikasi secara cermat. Beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Australia dan Jepang merupakan negara pengirim wisatawan mancanegara terbesar ke Indonesia. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan melihat karakteristik dari wisatawan berdasarkan asal negaranya.
Contohnya adalah wisatawan Singapura, Malaysia dan
Australia yang menyukai destinasi yang banyak pilihan atraksi wisata alam. Promosi dapat dilakukan dengan menawarkan beragam atraksi wisata alam unggulan yang banyak terdapat di Provinsi Banten, sedangkan mengacu pada nilai historis, dapat dilakukan upaya promosi pariwisata Banten di negara-negara Arab, Cina, India, Portugis, Spanyol dan Inggris, karena beberapa abad yang lalu Banten pernah memiliki hubungan spesial dengan negara-negara tersebut.
Keterbatasan Penelitian Dan Saran Penelitian Mendatang Keterbatasan penelitian ini adalah kekinian data statistik yang dapat diperoleh, terutama data yang berkaitan dengan pariwisata seperti kunjungan wisatawan. Hal ini sangat diperlukan untuk melihat pergerakan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Banten setiap tahunnya sehingga dapat dilakukan persiapan dan juga perbaikan layanan yang akan digunakan oleh wisatawan. Penelitian lebih lanjut memerlukan cakupan yang lebih luas. Penelitian dapat dilakukan dengan menambah kriteria penetapan destinasi pariwisata unggulan. Obyek penelitian selanjutnya dapat melibatkan pelaku pariwisata mulai dari pemerintah, masyarakat dan industri.
200
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
Daftar Pustaka Anonim (2011). Masih Banyak Jalan Yang Rusak. Homepage Online. Available at http://www.radarbanten.com/newversion/utama/5731-masih-banyak-jalan-yangrusak.html; Internet; accessed 2 April 2012. Anonim (2011). Pariwisata Di Provinsi Banten. Homepage Online. Available at http://datakesra.menkokesra.go.id/dataprov/banten/pariwisata-di-provinsi-banten; Internet; accessed 2 April 2012. Anonim (2012). Anggaran Promosi Pariwisata Banten Cuma Rp. 950 Juta. http://indonesiatourismmonitor.blogspot.com/2012/01/anggaran-promosipariwisata-banten-cuma.html; Internet; accessed 2 April 2012. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pandeglang 2012. Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung. Homepage Online. Available at http://bappedapandeglang.com/index.php?option=com_content&view=article&id= 128&Itemid=106; Internet; accessed 2 April 2012. Badan Pusat Statistik (2011). Jumlah Angkatan Kerja Di Provinsi Banten Tahun 2010. Homepage Online. Available at http://banten.bps.go.id/pop5.php; Internet; accessed 2 April 2012. Badan Pusat Statistik (2011). Jumlah Hotel, Kamar Dan Tempat Tidur Di Banten. Homepage Online. Available at http://banten.bps.go.id/tour1.php; Internet; accessed 2 April 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten (2012). Keadaan Ketenagakerjaan Banten Februari 2012. Homepage Online. Available at http://banten.bps.go.id/pdf/1221_Tenaker_070512.pdf; Internet; accessed 2 April 2012. Care Tourism (2010). Visi Pengembangan Destinasi Pariwisat Indonesia. Homepage Online. Available at http://caretourism.wordpress.com/2010/06/27/visipengembangan-destinasi-pariwisata-indonesia/; Internet; accessed 2 April 2012. Chandra, Aditiawan (2007). Bagaimana Mempromosikan Produk Wisata Daerah. Homepage Online. Available at http://businessenvironment.wordpress.com/2007/04/30/bagaimanamempromosikan-produk-wisata-daerah/; Internet; accessed 2 April 2012. Cohen, Erik. (1984). The Sociology of Tourism: Approaches, Issues, and Findings, Annual Review of Sociology, 10:373-392. Cooper, Chris., Fletcher, John., Gilbert, David., dan Wanhill, Stephen. (1998). Tourism Principles and Practice, 2nd ed. London: Pitman Publishing. 201
Identifikasi Potensi Provinsi Banten Sebagai … Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. (2011). Jumlah Prasarana Pendukung Pariwisata Di Provinsi Banten. Homepage Online. Available at http://bantenculturetourism.com/; Internet; accessed 2 April 2012. Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. (2011). Jumlah Rumah Makan Dan Restoran Di Provinsi Banten. Homepage Online. Available at http://bantenculturetourism.com/; Internet; accessed 2 April 2012. Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten (2011). Peta Pengembangan Kebudayaan Pariwisata Provinsi Banten (RTRW Provinsi Banten 2009-2029 dan Perda RIPPDA No. 9/2005. Homepage Online. Available at http://bantenculturetourism.com/wp-content/uploads/2011/10/Peta-PengembanganPariwisata-Banten.pdf; Internet; accessed 2 April 2012. Hidayat, Atep A. (2011). Pariwisata Banten Kurang Promosi. Homepage Online. Available at http://www.pantonanews.com/berita-175-pariwisata-banten-perluinvestasi-dan-promosi.html; Internet; accessed 2 April 2012. Ismayanti (2010). Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2012). Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007-2011. Homepage Online. Available at http://www.budpar.go.id/userfiles/file/perkembanganwisman2007-2011.pdf; Internet; accessed 2 April 2012. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2012). Perkembangan Wisatawan Nusantara Tahun 2006-2011. Homepage Online. Available at http://www.budpar.go.id/budpar/asp/detil.asp?c=87&id=1191; Internet; accessed 2 April 2012. Leiper, N. (1995). Tourism Management. Melbourne: RMIT Press. Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia 2007, No. 37/UM.001/MKP/07 Tentang Kriteria Dan Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan (2007). Sekaran, Uma dan Bougie, Roger (2010). Research Method for Business: A Skill-Building Approach, 5th ed. United Kingdom: John Wiley and Sons. Spillane, James. J. (1994). Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. Suswantoro, Gamal (2007). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset. Undang-Undang Republik Indonesia 2000, No. 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten (2000). 202
HOSPITOUR VOLUME III No. 2 - Oktober 2012
Undang-Undang Republik Indonesia 2009, No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (2009). UNWTO. (2010). UNWTO Tourism Highlights 2010 Edition. Homepage Online. Available at http://pure.au.dk/portal-asbstudent/files/34168463/UNWTO_Highlights10_en_LR.pdf; Internet; accessed 2 April 2012. World Tourism Directory (2011). World Tourism Organization Releases Tourist Arrival Statistics. Homepage Online. Available at http://www.worldtourismdirectory.com/news/10275; Internet; accessed 2 April 2012. World Tourism Organization (2007). A Practical Guide to Tourism Destination Management. Homepage Online. Available at http://pub.unwto.org/WebRoot/Store/Shops/Infoshop/4745/8BCE/AD9A/ECA8/04 8B/C0A8/0164/0B7A/071115_practical_guide_destination_management_excerpt.p df; Internet; accessed 2 April 2012. Yoeti, Oka A. (2002). Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
203