IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA
NOVRIANTI Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
ABSTRAK
Apabila terjadi hujan pada Kawasan Perumahan Rajawali selalu menimbulkan banjir dan genangan. Hal ini tentu akan berdampak terhadap berbagai sector misalnya rusaknya sarana dan prasarana umum, terhambatnya aktivitas masyarakat dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan banjir pada jaringan sekunder maupun tersier dan pola pengendaliannya pada Kawasan perumahan.
Sehubungan dengan permasalahan diatas, kajian drainase pada kawasan yang dimaksud dilakukan dalam 4 tahap, yaitu: (1) Pengumpulan data sekunder meliputi beberapa peta dan data curah hujan, (2) Pengumpulan data primer meliputi profil memanjang, melintang dan pemetaan. (3) Analisis data meliputi perhitungan curah hujan rancangan, beban drainase dan kapasitas drainase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap ruas jalan pada ruas saluran drainasenya rawan banjir. Hal ini diketahui apabila beban drainase (Qr) lebih besar dari kapasitas drainase (Qs) yang berarti kapasitas drainase tidak mampu menampung beban drainase yang ada. Faktor-faktor penyebab banjir pada kawasan perumahan Rajawali lama menurut rangkingnya adalah koefisien pengaliran, dimensi saluran, luas daerah tangkapan, konektifitas dan kontinyunitas. Sedangkan urutan pola pengendalian banjirnya meliputi lay out jaringan drainase, evaluasi dan normalisasi dimensi saluran, dan pembuatannya bangunan pelintas air atau gorong-gorong.
Kaca kunci : Kawasan Perumahan, drainase, Banjir,
31
BAB I
menimbulkan
banjir
pada
kawasan
PENDAHULUAN
permukiman
seperti
pada
kawasan
Latar Belakang
Perumahan Nasional (Perumnas) lama yang
Pembangunan kawasan perumahan sebagai
berlokasi
disekitar
Jalan
akibat bertambahnya jumlah penduduk yang
Kelurahan
Palangka,
Kecamatan
kesemuanya mempersempit permukaan tanah
Raya, Kota Palangka Raya.
1.1
yang
dapat
menyerap
air
hujan,
Rajawali, Jekan
sebagai
dampaknya dapat berpengaruh pada besarnya
1.3
limpasan yang terjadi sebab air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah menjadi kecil.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui faktor-faktor mana yang
Penataan sistem drainase yang baik adalah
lebih dominan sebagai penyebab banjir pada
merupakan salah satu hal yang sangat penting
masing-masing ruas saluran drainase yang
peranannya dalam rangka meningkatkan kualitas
ada di lapangan.
lingkungan dan untuk mengatasi timbulnya genangan air hujan atau luapan sungai yang
1.4
Kegunaan Penelitian
dikaitkan dengan upaya penggunaan sarana dan
Kegunaan penelitian ini adalah:
prasarana kota yang ada.
Memberikan
rekomendasi
yang
berisi
Bila dilihat dari kondisi topografi kota
informasi tentang potensi banjir pada kawasan
Palangka Raya umumnya berada pada daerah
Perumahan Nasional (Perumnas) lama Jalan
relatif
Rajawali
datar,
sehingga
untuk
penataan
Palangka
Raya
serta
cara/pola
ruang/estetika kota menjadi lebih mudah. Namun
pengendaliannya kepada pihak-pihak yang terkait
pada beberapa kawasan perumahan/kompleks
langsung maupun tidak langsung dalam hal
KPR kondisi lingkungannya belum ditunjang
perencanaan,
prasarana penyehatan lingkungan yang memadai
konstruksi Teknik Sipil khususnya dalam bidang
termasuk didalamnya sistem drainase.
penyehatan
Dengan system drainase yang kurang tepat
pelaksanaan
dan
lingkungan
misalnya
Dinas
akan memberikan kontribusi pada peningkatan
Prasarana Wilayah.
Pekerjaan
Umum,
Permukiman
frekuensi banjir pada suatu kawasan permukiman.
BAB III
Kondisi yang demikian tentu akan mengganggu
METODOLOGI
masyarakat
disekitarnya
Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda),
dan belum terawattnya sistem drainase tersebut
aktivitas
pengawasan
dan
dan
menimbulkan penurunan kualitas lingkungan.
Metode
penelitian
dari
awal
hingga
Oleh karena itu perlu dicari upaya pencegahan
berakhirnya penelitian ini mengacu pada diagram
dan
air tahapan seperti Gambar 1.1.
penanggulangan
banjir.
Termasuk
didalamnya mengenai penentuan factor-faktor penyebab banjir dan pembuatan perencanaan sistem drainase. 1.2
Ruang Lingkup Permasalahan Permasalahan yang dikaji adalah faktorfaktor tata air permukaan yang dapat 32
Tabel 4.1 Data curah hujan maksimum
Mulai
No.
Tahun
Pengumpulan Data : Data Sekunder : 1.Peta 2. Data Hujan Data Primer : 1. Kondisi Saluran dan Bangunan Silang 2. Dimensi Saluran dan Bangunan Silang 3. Profil memanjang dan melintang saluran 4. Penggunaan Lahan
Analisa Data : 1. Perhitungan dan penggambaran hasil pengukuran lapangan 2. Perhitungan beban Drainase (Qr) 3. Perhitungan Kapasitas Pengairan (Qs) TIDAK Qr > Qs YA Identifikasi Potensi Banjir dan Penentuan Pola Pengendalian Banjir
Perencanaan Teknis Drainase : 1. Dimensi Saluran dan Bangunan Silang 2. Penggambaran : a. Layout saluran b. Profile memanjang dan melintang saluran c. Bangunan Silang Kesimpulan dan Saran : 1. Identifikasi Banjir dan 2. Penentuan pola pengendalian Banjir Pada masing-masing ruas jalan pada daerah penelitian Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Pos Hujan
Pos Hujan
Palangka Raya
Tangkiling
(mm)
(mm)
1
1984
91,30
95,00
2
1985
57,20
38,04
3
1986
63,20
42,03
4
1987
80,80
53,73
5
1988
66,50
102,20
6
1989
91,60
73,70
7
1990
82,10
87,30
8
1991
66,40
63,50
9
1992
75,10
58,20
10
1993
56,10
85,30
11
1994
73,20
100,60
12
1995
87,00
96,40
13
1996
77,20
78,60
14
1997
105,20
85,10
15
1998
99,10
81,90
16
1999
88,60
88,20
17
2000
90,50
60,18
18
2001
80,60
53,60
19
2002
81,60
54,19
20
2003
135,00
89,77
Sumber : Dinas PU Tk. I Kalimantan Tengah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Kondisi Saluran dan Bangunan Silang Jaringan drainase yang ada pada kawasan
A. HASIL PENGUMPULAN DATA 1. DATA HUJAN
Perumnas Rajawali umumnya merupakan jaringan drainase pasangan batu. Kondisi saluran yang
Data hujan yang diperoleh dari pos hujan
kurang terawat seperti banyaknya endapan lumpur
Palangka Raya dan pos hujan Tangkiling. Data
dan tanaman liar pada saluran mengakibatkan
hujan tersebut merupakan data hujan harian
saluran tidak mampu menampung beban drainase
maksimum, dengan periode pengamatan adalah 20
yang ada.
tahun yaitu dari tahun 1984 sampai tahun 2003. Dapat dilihat pada tabel 4.1.
Panjang
saluran
terpanjang
931
m
(panjang saluran jalan Tjilik Riwut), sedangkan yang terpendek adalah 50 m (panjang saluran jalan Tiung). Dimensi lebar dasar saluran (b) terbesar
33
adalah 1,38 m dan kedalaman saluran (h) terbesar
rancangan dengan menggunakan Uji Smirnov
adalah 5,64 m.
Kolmogorov dan Uji Chi – Kuadrat untuk periode
Gorong-gorong
merupakan
bangunan
ulang 5, 10 dan 25 tahun.
pelengkap untuk melintaskan air melewati badan
Dari hasil penelitian diperoleh harga
jalan. Dalam suatu perencanaan dapat berupa
maksimal untuk distribusi Probabilitas Gumbel =
gorong-gorong bulat atau segi empat. Pada daerah
18,6762% dan Log Pearson Type III = 24,4762%
penelitian terdapat gorong-gorong bulat.
dan untuk nilai kritis (∆cr), maka dapat diterima. Dari hasil penelitian diperoleh nilai X2 = 5,5 dan nilai kritis untuk uji Chi – Kuadrat dengan
3. Penggunaan Lahan Pemanfaatan
lahan
pada
kawasan
derajat
kebebasan
(Dk)
=
2
dan
derajat
Perumnas Rajawali umumnya digunakan daerah
kepercayaan (α) = 5% adalah X2cr = 5,991. Oleh
perumahan yang dapat dikelompokkan menjadi
karena itu penggunaan distribusi probabilitas Log
kawasan perumahan padat/sangat padat, sedang
Pearson Type III dapat diterima. Disimpulkan
dan jarang. Namun keseluruhan, tingkat padatan
bahwa sebaran distribusi Gumbel dan Log Pearson
perumahan relative padat dengan tingkat kepadatan
Type III dapat digunakan untuk data hujan yang
rata-rata 64 rumah/ha, dengan kepadatan tertinggi
ada.
140 rumah/ha. Fasilitas umum yang terdapat pada
Koefisien pengaliran dalam perencanaan
kawasan tersebut yaitu sebuah SD yang berada
ini
pada jalan Murai, sebuah Masjid yang berada di
perkembangan Kawasan Perumnas Rajawali dalam
Jalan Murai, sebuah puskesmas yang berada pada
jangka panjang. Waktu konsentrasi (tc) dengan
jalan Parkit, serta sebuah kantor kelurahan yang
memperhatikan jarak pengaliran permukaan lahan
berada pada Jalan Tjilik Riwut. Kondisi tata guna
ke saluran (Lo), kemiringan lahan (So) dan
lahan ini perlu diketahui untuk penentuan koefisien
koefisien pengaliran (C) dengan menggunakan
pengaliran
jenis
Diagram untuk perkiraan harga to. Berdasarkan
permukaan dan penggunaan tanah pada suatu
perhitungan tc selanjutnya dilakukan perhitungan
lokasi yang ditinjau. Daerah yang masih belum
Intensitas hujan
dimanfaatkan
ulang 5, 10 dan 25 tahun.
yang
nilainya
umumnya
tergantung
merupakan
wilayah
ditentukan
berdasarkan
kemungkinan
Rancangan (I) dengan periode
khusus ada suatu perumahan yang dikosongkan. Perhitungan Beban Drainase Beban drainase dalam hal ini adalah debit
B. PEMBAHASAN Data hujan diuji agar diketahui apakah masing-masing
data
hujan
mengalami
rancangan yang ditentukan dengan rumus rasional dengan persamaan dibawah ini:
kepanggahan/konsistensi atau tidak. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa data hujan
Keterangan:
stasiun Palangka Raya dan Tangkiling dengan
Qr = Beban drainase rencana (m3/det)
metode Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS)
C = Koefisien pengaliran
dan Uji – t adalah konsisten dan dapat diterima.
I = Intensitas Hujan (mm/jam)
Perhitungan Hujan Rancangan digunakan
A = Luas daerah pengaliran (km2)
metode Gumbel dan Log Pearson Type III.
Berdasarkan debit rancangan per segmen
Pengujian distribusi probabilitas curah hujan
daerah tinjauan dan arah aliran, dapat ditentukan 34
Debit Kumulatif (Qr kumulatif) masing-masing
faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan banjir
saluran.
berdasarkan pada Tabel 3.1 Bab III Metode Penelitian). Penentuan
Perhitungan Kapasitas Drainase (Qs)
nilai/potensi banjir
beserta
Kapasitas drainase dihitung menggunakan
rangkingnya untuk masing-masing ruas jalan dapat
rumus aliran seragam Manning dengan persamaan
dilihat pada tabel 4.2 rekapitulasi faktor-faktor
dibawah ini:
penyebab banjir untuk seluruh ruas saluran pada
1���2/3�1/2
daerah kajian.
1��2/3�1/2
Tabel 4.2 Rekapitulasi faktor penyebab banjir
Keterangan:
Sumber: hasil perhitungan
Qs = Kapasitas Pengaliran (m3/det) n
= Koefisien kekasaran Manning
A = Luas Penampang basah saluran (m2) R = Jari-jari hidrolis saluran (m) S = Kemiringan dasar saluran Vs = Kecepatan aliran (m/det) Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dari hasil pengukuran melintang. Data tersebut berupa data elevasi dasar saluran, panjang saluran (Ld),
BAB V
lebar dasar saluran (b), kedalaman saluran (h) dan
PENUTUP
kondisi/type saluran (untuk menentukan koefisien kekasaran Manning (n)).
5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pengukuran maupun perhitungan
Daerah Potensi Banjir
profil
memanjang
dan
melintang saluran drainase, maka keadaan
Penentuan daerah rawan berpotensi banjir
topografi Jalan Rajawali Kelurahan Jekan
berdasarkan pada perbandingan antara nilai Qr
Raya secara umum berada pada daerah
kumulatif (beban drainase kumulatif) dengan Qs
yang relatif datar rata-rata berkisar antara
(kapasitas drainase). Nlai Qs yang diambil adalah
23 m – 27 m di atas permukaan laut,
nilai terkecil pada daerah tinjauan. Apabila Qr > Qs
kemiringan lahan rata-rata 0,05%.
daerah tinjauan merupakan daerah rawan banjir. Sehingga rumus daerah penentuan banjir adalah: Qr kumulatif =0,0434 > Qs terkecil = 0,04111 → Banjir Dari
perhitungan
2. Penggunaan
maka
dapat
disimpulkan bahwa beberapa ruas terutama Jalan
pada
daerah
Pemukiman Jalan Rajawali Kelurahan Jekan Raya lebh dominan digunakan sebagai
diatas
lahan
daerah
perniagaan
dan
permukiman yang relatif rapat menuju
Tangkasiang merupakan daerah potensi/rawan
kategori rapat dengan tingkat kepadatan 35 mencapai 64 rumah/ha, dengan kepadatan
banjir.
tertinggi 140 rumah/ha. Setelah diketahui daerah rawan banjir pada
kawasan perumahan lama jalan Rajawali, maka perlu ditentukan nilai/potensi beserta rangking dari
3. Jaringan
drainase
yang
sudah
ada
umumnya merupakan jaringan drainase
dengan dinding pasangan batu. Namun
1. Agar saluran drainase dapat berfungsi
tidak semua kawasan memiliki saluran dan
dengan baik dalam rentang waktu yang
bangunan pelintas air, serta daerah yang
lama maka perlu diperhatikan masalah
memiliki saluran dengan kondisi yang
pemeliharaan
kurang terawatt.
melalui sosialisasi biaya operasi dan
4. Beban drainase dalam hal ini disebut dengan
rancangan
sebagai
dasar
(yang
saluran
drainase
baik
pemeliharaan oleh Pemerintah Daerah.
digunakan
2. Kapasitas saluran (Qs) yang dibangun
dihitung
dalam sebuah perencanaan diharapkan
dengan menggunakan metode rasional
mampu menampung beban drainase (Qr)
dengan periode ulang 5 tahun. Debit
yang ada, dengan memperhatikan dimensi
rancangan (Qr) pada masing-masing ruas
saluran yang bervariasi sesuai dengan
saluran bervariasi nilainya tergantung
kondisi lahan masing-masing.
perhitungan,
besar koefisien pengaliran, intensitas hujan dan luas daerah pengalirannya.
3. Diharapkan perlunya kajian perencanaan ulang untuk wilayah permukiman lama
5. Nilai kapasitas Drainase (Qs) pada tiap ruas saluran baik tersier maupun sekunder
Jalan Rajawali Palangka Raya, mengingat kondisi yang ada mengalami banjir.
yang dihitung dengan menggunakan rumus aliran seragam Manning dan berdasarkan data
lapangan,
ternyata
tidak
DAFTAR PUSTAKA
dapat 29
menampung Debit Rancangan Kumulatif
Anggraini. Hand Out Mata Kuliah Bangunan Air.
(Qrkumulatif) sehingga sangat rawan terhadap
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Institut
banjir dan perlu segera untuk di tata dan
10 November. Surabaya.
direncanakan.
Anonim. 1997. Drainase Perkotaan. Gunadarma.
6. Potensi dari faktor-faktor penyebab banjir tidak sama pada tiap-tiap ruas saluran drainase. Ditinjau persentasinya pada tiaptiap rangking adalah sebagai berikut: a. Dimensi
saluran
dominan
Chow, V.T. 1992. Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. 1986. Kriteria
pada
rangking II (51,7241%) b. Koefisien pengaliran dominan pada Rangking I (62,0690%) c. Luas daerah dan tangkapan dominan berada pada rangking III (37,9310%) d. Koneksitas dan kontinyunitas saluran dominan berada pada Rangking III (37,9310%).
Jakarta.
Perencanaan. Harto Br, Sri. 1983. Mengenal Dasar Hidrologi Terapan.
Biro
Penerbit
Teknik
Sipil
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Harto S. dan Sudjawardi. 1998. Model Hidrologi. PAU Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hasmar.
Halim.
2002.
Drainase
Perkotaan.
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Hindarko. 2000. Drainase Perkotaan. ES-HA. Yogyakarta.
5.2 Saran
Kamiana, I Made. 1997. Modul Kuliah Hidrologi. Universitas Palangka Raya. Palangka Raya. 36
Loebis, J. 1992. Banjir Rencana Untuk Bangunan Air. Direktorat Penyelidikan Masalah Air. Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. Bandung. Prodjopangarso, H. 1987. Drainase. Laboratorium P4S. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Rusliansyah.
1999.
Banjarmasin
Kajian
Drainase
(Inventarisasi
Kota
Wilayah
Banjarmasin Barat). Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin. Subarkah,
Imam.
1980.
Hidrologi
untuk
Perencanaan Bangunan Air. Idea Dharma, Bandung. Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional. Surabaya. ____________. 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta. Soewarno. 1993. Aplikasi Model Statistik untuk Analisa Data Hidrologi Jilid I. Nova. Bandung.
37