STUDI ALTERNATIF PERENCANAAN BUANGAN AKHIR PADA SISTEM DRAINASE KOTA PALANGKA RAYA UNTUK MENGURANGI GENANGAN Tri Utami Handayani.1, Suhardjono.2, Very Dermawan, 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia e-mail :
[email protected]
2)
ABSTRAK Pertumbuhan kota dan perkembangan pembangunan menimbulkan dampak signifikan terhadap besarnya limpasan permukaan yang dampak lanjutannya berpengaruh terhadap sistem drainase. Begitu pula yang dialami Kota Palangka Raya, berkembangnya pemukiman yang cukup pesat berdampak pada fungsi drainase yang tidak memadai. Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan alternatif perencanaan buangan akhir sistem drainase Kota Palangka Raya yang paling efektif dalam mengurangi genangan serta memperhitungkan rencana anggaran biaya yang dibutuhkan. Hasil analisa didapatkan dua alternatif yang memungkinkan dalam design perencanaan buangan akhir sistem drainase Kota Palangka Raya. Alternatif pertama yakni direncanakan saluran lanjutan dari masing-masing saluran eksisting menuju sungai Kahayan dan Alternatif Kedua direncanakan tampungan sementara pada masing-masing saluran dengan menggunaka sistem pintu air klep otomatis tipe PA-FG1 ukuran 120. Kata Kunci : sistem drainase, tampungan sementara, pintu klep otomatis ABSTRACT City growth and development progress have a significant impact on the extent of surface runoff with continued impact to the drainage system. Similarly experienced by the Palangka Raya City, the rapid developments of settlements give impact on inadeguate of the drainage function. The purpose of this study is to determine the alternative of urban drainage management system in Palangka Raya City which is most effective in reducing the inundation and calculate budged plan for this system. The results of the analysis found two possible alternatives design of urban drainage management system in Palangkaraya City. The first alternative is made new and extend channel from each existing channel to the Kahayan river and the second Alternative is planned a retarding basin on each channel equipped a type PA-FG1 size 120 automatic valve gate. Keywords: drainage system, retarding basin, automatic valve gate.
PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun meningkat dengan pesat terutama di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan pembangunan yang tidak merata sehingga menimbulkan keinginan masyarakat untuk bermukim di daerah perkotaan. Pertumbuhan kota dan perkembangan pembangunan menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap besarnya limpasan permukaan yang berpengaruh terhadap sistem drainase. Salah satu permasalahan yang berkai-tan dengan berkembangannya kawasan pemukiman yang cukup pesat, dialami juga oleh Kota Palangka Raya yakni berdampak pada fungsi drainase yang tidak memadai. Saluran drainase yang ada di Palangka Raya tidak memanfaatkan sungai sebagai buangan akhir drainase. Sehingga dilak- ukan studi perencanaan untuk melakukan kajian tentang dampak masalah tersebut beserta penyelesaiannya yakni dengan membuat beberapa alternatif perencanaan bangunan buangan akhir. Rumusan Masalah Adapun masalah-masalah yang dapat dirumuskan pada studi ini adalah: 1. Berapa besar debit banjir yang mengakibatkan banjir pada daerah pemukiman? 2. Bagaimana dimensi masing-masing alternatif sehingga dapat menampung debit banjir yang terjadi? 3. Alternatif mana yang paling efektif dalam mengurangi permasalahan banjir? Tujuan dan Manfaat Tujuan dari diadakannya studi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui besar debit banjir yang terjadi sehingga dapat mencari alternatif pengendalian banjir tersebut.
2. Menentukan besaran kapasitas bangunan masing-masing alternatif yang mampu menampung debit banjir. 3. Menentukan alternatif pengendalian banjir yang paling tepat untuk diterapkan pada sistem drainase kota Palangka Raya. Manfaat dari studi ini dimaksudkan untuk memberikan solusi tentang masalah perencanaan sistem drainasi perkotaan serta menangani penambahan debit akibat perubahan tata guna lahan pada daerah buangan drainase ke sungai Kahayan sehingga tidak mengakibatkan banjir pada wilayah sekitarnya. LANDASAN TEORI Untuk keperluan rencana sistem drainase, data hidrologi yang diperlukan adalah data curah hujan rerata diseluruh daerah pengaliran.
Uji Konsistensi Data dengan Metode RAPS Uji kosistensi diperlukan untuk meng-uji kebenaran data lapangan yang tidak dipengaruhi kesalahan pada saat pengiriman atau pengukuran (Harto, 1993:59).Metode RAPS merupakan pengujian konsistensi dengan menggunakan data dari stasiun hujan itu sendiri (uji homogenitas), yaitu pengujian kumulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi dengan akar kumulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya (Buishand, 1982 dalam Harto, 1993:59). Metode ini digunakan untuk menguji data satu stasiun dengan data dari stasiun itu sendiri dengan mendeteksi nilai ratarata (mean), untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam persamaan berikut: Q = maks |Sk**| untuk 0 ≤ k ≤ n R = maks Sk** - min Sk** ̅ ................................................................. Sk* = ̅ Dy2 = .................................................................... Dy
=√
Sk** =
....................................................................
......................................................................
dengan: Q = atribut dari besarnya sebuah nilai statistik, R = atribut dari besarnya sebuah nilai statistik (range) Sk* = data hujan (X) – data hujan rata-rata (̅) 2 Dy = nilai kuadrat dari Sk* dibagi dengan jumlah data Sk** = nilai Sk* dibagi dengan Dy n = jumlah data Hujan Rancangan Hujan rancangan adalah hujan terbesar tahunan yang mungkin terjadi di suatu da-erah dengan kala ulang tertentu. Dalam perencanaan ini, perhitungan hujan ran-cangan maksimum dipilih cara Log Person Type III. Parameterparameter statistik yang diperlukan untuk perhitungan dengan Metode Log Pearson III adalah: 1. Harga rata-rata 2. Standart deviasi 3. Koefisien kemiringan (Cs) Tahapan untuk perhitungan curah hujan rancangan dengan menggunakan metode Log Pearson III adalah sebagai berikut: 1. Mengubah data hujan sebanyak n buah menjadi dalam bentuk logaritma 2. Menghitung harga rata-rata logaritma 3. Menghitung simpangan baku (Sd) 4. Menghitung koefisien kepencengan (Cs) 5. Menghitung logaritma curah hujan(Xt) 6. Menghitung curah huajn rancangan adalah antilog dari log XT
Q = 0,278.C. I.A Apabila luas daerah pengaliran antara 0,80 – 50 km2, maka metode rasional ter-sebut harus dimodifikasi dengan memperhitungkan efek penampungan saluran. Rumus modifikasi metode rasional: Q = 0,278.Cs.C. I. A dengan: Q = debit limpasan (m3/dtk) Cs = koefisien penampungan 2tc Cs = 2tc td tc = waktu konsentrasi (menit) 1. Koefisien Pengaliran Koefisien pengaliran adalah perbandingan antara jumlah air yang mengalir disuatu daerah akibat turunnya hujan dengan jumlah air hujan yang turun di daerah tersebut. Besarnya koefisien pengaliran berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan pengaruh pemanfaatan lahan dan aliran sungai. Koefisien pengaliran pada suatu daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor penting (Subarkah, 1980:51). Adapun cara perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Suhardjono, 1984:23):
Cm=
C1.A1 C2.A2 ..... Cn.An A1 A2 ..... An n
Debit Banjir Rancangan a. Debit Air Hujan Metode yang digunakan untuk menghitung debit air hujan pada saluransaluran drainase dalam studi ini adalah metode rasional. Rumus ini banyak digunakan untuk sungai-sungai biasa dengan daerah pengaliran yang luas dan juga untuk perencanaan drainase daerah pengaliran yang sempit. Bentuk umum persamaan ini adalah sebagai berikut:
A xC Cm
=
i
i 1
i
n
A
i
i
dengan: Cm = koefisien pengaliran rata-rata C1,C2,…..,Cn = koefisien pengaliran yang sesuai kondisi permukaan
A1,A2,…..,An = luas daerah pengaliran yang disesuaikan kondisi permukaan 2. Intensitas Hujan Rancangan Intensitas hujan rancangan adalah tinggi hujan yang jatuh pada suatu kurun waktu dimana air tersebut terkonsentrasi, dan dihitung sesuai periode ulang banjir. Untuk mendapatkan intensitas hujan selama waktu konsentrasi digunakan rumus Mononobe (Subarkah, 1980:20): 2/3
R 24 I = 24 24 t c 3. Waktu Konsentrasi Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir dari suatu titik yang paling jauh ke suatu titik tertentu yang ditinjau pada suatu daerah pengaliran. Untuk menghitung waktu konsentrasi dipakai persamaan Kirpich (Subarkah, 1980:50) 0.77
0,0195 L tc 60 S 4. Perhitungan debit air kotor Debit air kotor adalah debit yang berasal dari buangan rumah tangga, bangunan gedung, instansi dan sebagainya. Besarnya dipengaruhi oleh banyaknya jumlah penduduk dan kebutuhan air rata-rata penduduk. Adapun besarnya kebutuhan air penduduk rata-rata adalah 150 liter/orang/hari. Sedangkan debit air kotor yang harus dibuang di dalam saluran adalah 70% dari kebutuhan air bersih sehingga besarnya air buangan adalah (Suhardjono, 1984:39): 150 x 70% = 105 liter/orang/hari = 0,00121 liter/dtk/orang. Dengan demikian jumlah air kotor yang dibuang pada suatu daerah setiap km2 adalah: Pnxq Qak = A Pnx0,00121 Qak = A dengan: Qak = debit air kotor
Pn = jumlah penduduk (jiwa) q = jumlah air buangan (ltr/dtk/orang) A = luas daerah (km2) 5. Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk saat perencanaan dimulai dan pada tahun yang akan datang harus diperhitungkan untuk menghitung kebutuhan air tiap penduduk. Sehingga dapat diketahui jumlah air kotor (buangan) rumah tangga. a. Pertumbuhan penduduk eksponensial (Eksponential Rate of Growth) Pertumbuhan penduduk ini mengasumsikan bahwa pertumbuhan penduduk secara terus-menerus setiap hari dengan angka pertumbuhan konstan. Pengukuran penduduk dengan cara ini tepat karena dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus menerus. Ramalan pertambahan penduduk adalah: Pn = Po.er.n dengan: Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n (jiwa/tahun) Po = jumlah penduduk pada awal tahun (jiwa/tahun) e = bilangan logaritma n = interval waktu (tahun) r = angka pertumbuhan penduduk (%) Analisa Hidraulika Saluran drainase jalan menggunakan penampang hidrolis terbaik, yakni dengan luas minimum yang mampu membawa debit maksimum. Secara umum, debit yang mampu dibawa oleh saluran drainase dapat didekati dengan menggunakan persamaan Manning sebagai berikut: Qsal = Vsal.Asal 1 2 3 0.5 R Ssal n dengan: Qsal = debit pada saluran (m3/dt) Vsal = kecepatan aliran di saluran (m/dt) Asal = luas penampang basah (m2) n = koefisien kekasaran Manning R = jari-jari hidrolis (m) Vsal
Ssal = kemiringan dasar saluran a. Persegi Sama dengan trapesium, bedanya adalah dimana lokasi jalur saluran tidak atau kurang tersedia lahan yang cukup.
Gambar 1. Penampang saluran persegi Luas (A)
h. Letak pusat tekanan dari muka air ke hulu (yp2) D y 02 y 2 1 y p 2 y 02 A. y 02 i. Menghitung berat pintu pada saat kondisi pintu setengah terisi air W m.g m Vol Pada saat pintu mulai membuka, momen statis terhadap sendi adalah nol, ( Ms 0)
= b.h
Keliling basah (P)
= b + 2h bh Jari-jari hidrolik (R) = b 2h Kedalaman hidrolik = h Pintu Klep Otomatis Adapun rumus-rumus yang akan digunakan dalam perhitungan Pintu Klep ini adalah sebagai berikut (Bambang Triatmodjo, 1996:62): a. Kedalaman air di hilir (h1) dan hulu pintu (h2) h1 D cos h2 h h1 b. Luas pintu (A) Ab.h c. Gaya tekanan hidrostatis di hilir (F1) F1 A..g.h01 d. Momen inersia (Io) 1 I o bh 3 12 e. Letak pusat tekanan (yp1) 1 y p1 y 01 A. y 01 f. Gaya tekanan hidrostatis di hulu (F2) F2 A..g.h02 g. Jarak searah pintu dari sendi ke muka air (y) h y cos
F1 y p1 W 0,5 sin F2 ( y p 2 y) 0
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Daerah studi meliputi jaringan drainase arah buangan ke sungai Kahayan bagian hulu yaitu pada saluran primer IIa yang berakhir di rawa belakang pasar Kahayan di Jl. Tjilik Riwut Km 1, saluran primer V berakhir di rawa yang terletak di Jl. Tjilik Riwut Km. 2,5 serta saluran primer IV dan VI yang berakhir di rawa yang terletak di Jl. Tjilik Riwut Km. 4 di Kota Palangka Raya. Cara Penelitian Studi ini dilakukan dengan cara melakukan perhitungan debit limpasan, debit air kotor dan kapasitas saluran drainase yang ada. Setelah itu menentukan besarnya debit rencana dengan menjumlahkan debit limpasan dengan debit air kotor. Kemudian melakukan evaluasi kapasitas saluran drai-nase yang ada yaitu dengan mengurangi kapasitas saluran drainase yang ada dengan debit rencana yang telah diperoleh. Hasil dari evaluasi kapasitas saluran drainase yang ada berupa saluran-saluran yang mampu maupun tidak mampu menampung debit rencana. Saluran drainase yang tidak mampu menampung debit rencana merupakan saluran yang menjadi prioritas penanganan. Upaya penanganan ge-
nangan dengan merehabilitasi saluran tersebut. Selain itu merencanakan alternatif bangunan buangan akhir di tiga saluran. Data yang digunakan dalam studi ini adalah sebagai berikut: 1. Peta lokasi studi untuk mengetahui lokasi studi perencanaan. 2. Peta topografi. 3. Peta tata guna lahan. 4. Rencana letak bangunan. 5. Skema jalan dan jaringan drainase. 6. Data curah hujan guna keperluan hidrologi. Data curah hujan diambil dari 1 stasiun hujan. Data hujan yang diperlukan dari tahun 1994-2013. 7. Data AWLR sungai Kahayan. 8. Data penduduk untuk memproyeksikan jumlah penduduk dan menghitung kebutuhan air. 9. Data Saluran drainase eksisting. HASIL DAN PEMBAHASAN Debit Limpasan Metode Rasional Perhitungan debit rancangan air hujan pada saluran drainase Menggunakan rumus ra-sional yang telah dimodifikasi. Untuk per-hitungan debit limpasan dapat dilihat pada Tabel 1. Analisa Debit Air Kotor Pada perhitungan debit air buangan penduduk pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah pertumbuhan penduduk eksponensial dengan rasio pertumbuhan penduduk kota Palangka Raya ± 2% sesuai dengan standart perhitungan yang digunakan Biro Pusat Statistik Kota Palangka Raya. Jumlah air buangan diestimasikan 70% dari kebutuhan air penduduk. Perhitungan debit air kotor dapat dilihat pada Tabel 2. Debit Banjir Rancangan Besarnya nilai debit banjir rancangan ditentukan dengan menjumlahkan besarnya debit limpasan permukaan dengan debit air kotor. Untuk perhitungan digunakan pe-riode kala
ulang 10 tahun berdasarkan kategori kota. Untuk perhitungan debit rencana dapat dilihat pada Tabel 3. Kapasitas Saluran Eksisting Perhitungan kapasitas saluran drainase eksisting bertujuan untuk mengetahui kemampuan saluran dalam menampung debit yang ada. Kapasitas saluran drainase eksiting ini selanjutnya dibandingkan dengan kapasitas saluran drainase rencana. Apabila didapatkan kapasitas saluran drainase eksisting lebih besar daripada kapasitas saluran drainase rencana, maka saluran drainase masih bisa menampung debit yang ada. Dan sebaliknya maka saluran drainase eksisting perlu perbaikan dimensinya agar kapasitasnya memenuhi. Untuk perhitungan kapasitas saluran drainase eksisting dapat dilihat pada Tabel 4. Alternatif Perencanaan Pada studi ini hanya membahas alternatif model buangan akhir pada saluran menuju sungai Kahayan dan sungai Kahayan dianggap mampu menampung air buangan drainase. Untuk menyelesaikan masalah ini, ada 2 alternatif, alternatif tersebut adalah: 1. Perencanaan Ulang Saluran dan pembuatan saluran baru menuju sungai pada masing-masing saluran 2. Masing-masing saluran dibuatkan tampungan sementara dengan sistem pintu Alternatif Pertama Perencanaan Ulang Saluran IIa area 1.5 Pada perhitungan sebelumnya, saluran IIa area 1.5 disimpulkan tidak dapat menampung debit banjir rancangan 5 tahun dan 10 tahun. Maka saluran tersebut akan direncanakan ulang agar dapat menampung debit banjir rancangan kala ulang 10 tahun. Perhitungan perencanaan uulang saluran IIa area 1.5. dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 1. Perhitungan Debit Air Hujan Kala Ulang 10 Tahun
Tabel 2. Estimasi Air Buangan Penduduk Pada Masing-masing Area Area
Penduduk
Keb.Air
jiwa
lt/hari/jiwa 150 150 150 150 150 150 150 150
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2 3 4
100.328 100.328 100.328 100.328 100.328 100.328 100.328 100.328
Air buangan lt/hari/jiwa 105 105 105 105 105 105 105 105
A Pemukiman
QperKm
2
lt/dt/jiwa 0,00122 0,00122 0,00122 0,00122 0,00122 0,00122 0,00122 0,00122
3
Km 0,556 0,749 0,336 0,727 1,630 0,808 0,652 0,790
Qair Kotor
Qak Komulatif
3
m3 /dt 0,0109 0,0255 0,0320 0,0462 0,0780 0,0938 0,1065 0,1219
2
m /dt/km 0,0195 0,0195 0,0195 0,0195 0,0195 0,0195 0,0195 0,0195
m /dt 0,0109 0,0146 0,0066 0,0142 0,0318 0,0158 0,0127 0,0154
Sumber: hasil perhitungan Tabel 3. Perhitungan Debit Banjir Rancangan 5 tahun, dan 10 tahun Qah Area 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2 3 4
5th
10th
3
3
m /dt 6,677 6,520 3,611 10,632 18,125 9,190 6,248 6,414
Qr
Qak 3
m /dt 7,961 7,774 4,305 12,676 21,610 10,957 7,450 7,648
m /dt 0,0109 0,0146 0,0066 0,0142 0,0318 0,0158 0,0127 0,0154
5th
10th
3
m3/dt 7,972 7,788 4,312 12,690 21,641 10,973 7,462 7,663
m /dt 6,688 6,535 3,618 10,646 18,156 9,206 6,261 6,430
Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 4.Perhitungan Analisa Kapasitas Kapasitas Saluran Tabel 4.26 Saluran EksistingEksisting Area Saluran 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2 3 4
IIa IIa IIa IIa IIa V IV VI
Panjang Saluran (m) 1388,0 1828,0 448,0 1828,0 1622,0 2670,0 2151,0 2517,0
(km) 1,39 1,83 0,45 1,83 1,62 2,67 2,15 2,52
B (m) 7 7 7 7 7 4 8 8
Sumber: Hasil Perhitungan
h (m) 2,25 2,25 2,25 2,25 2,25 2,25 2,25 2,25
w (m) 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75
(n)
(s)
(A) 2
0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025
0,00216 0,00055 0,00670 0,00221 0,00123 0,00225 0,00046 0,00238
(m ) 15,75 15,75 15,75 15,75 15,75 9 18 18
(P) (m) 11,5 11,5 11,5 11,5 11,5 8,5 12,5 12,5
(R) (m) 1,37 1,37 1,37 1,37 1,37 1,06 1,44 1,44
(V)
(Q)
(m/dt) 2,293 1,154 4,037 2,317 1,732 1,970 1,100 2,490
3
(m /dt) 36,121 18,172 63,580 36,491 27,283 17,728 19,796 44,827
Qrancangan 5th
10th
Keterangan Qsal dapat Qsal dapat
3
(m3/dt) 7,972 7,972 7,788 7,788 4,312 20,072 12,690 32,762 21,641 54,404 10,973 10,973 7,462 7,462 7,663 15,125
Menampung Qr5 Menampung Qr10 Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu
(m /dt) 6,688 6,688 6,535 6,535 3,618 16,840 10,646 27,486 18,156 45,643 9,206 9,206 6,261 6,261 6,430 12,691
Perencanaan Saluran Lanjutan Pada Masing-Masing Saluran Saluran-saluran pada studi ini hanya berakhir pada lahan terbuka sehingga mengakibatkan genangan air pada ujung saluran, maka pada alternatif pertama ini direncanakan lanjutan saluran - saluran utama menuju sungai Kahayan sehingga tidak terjadi genangan. Perhtiungan perencanaan saluran lanjutan dapat dilihat pada Tabel 6. Rencana Anggaran Biaya Rencana angaran biaya untuk alternatif pertama ini meliputi perhitungan rencana konstruksi tanpa pembebasan lahan dan harga satuan yang digunakan adalah harga satuan kota Palangka Raya edisi Triwulan IV. Perhitungan rencana anggaran biaya alternatif pertama dapat dilihat pada Tabel 7. Alternatif Kedua Pada alternatif kedua ini, memanfaatkan saluran yang dibuat sebelumnya pada alternatif pertama sebagai tampungan memanjang yang ditambahkan sistem pintu air, yakni menggunakan pintu air klep otomatis. Analisis Kapasitas Tampungan Memanjang Berikut adalah rencana dimensi tampungan setelah dimaksimalkan kapasitasnya: Panjang tampungan : 1276,85 m Lebar : 20 m Tinggi :3m Maka Volume Tampungan dapat dihitung sebagai berikut: Volume = Panjang x lebar x tinggi = 1276,85 x 20 x 3 = 76611 m3 Perhitungan Pintu Klep Pintu klep digunakan sebagai outlet karena lebih mudah dalam pengoperasian. Pintu air fiber ialah pintu klep yang terbuat dari bahan dasar fiber yang berfungsi sebagai bangunan pintu air buka tutup atau klep otomatis sesuai
dengan pergerakan tekanan air sebagai akibat dari pasang surut air. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai h yaitu 0,0766 m atau 7,66 cm. sehingga dapat di-simpulkan pintu mulai bergerak apabila elevasi muka air di hulu h ≥ 7,66 cm di atas elevasi muka air hilir. Perhitungan kapasitas tampungan saluran memanja dapat dilihat pada Tabel 8. Rencana Anggaran Biaya Rencana angaran biaya untuk alternatif kedua ini meliputi perhitungan rencana konstruksi tanpa pembebasan lahan dan harga satuan yang digunakan adalah harga satuan kota Palangka Raya edisi Triwulan IV. Perhitungan rencana anggara biaya pada tabel 9.----------------Pemilihan Alternatif Faktor mereduksi genangan Kemampuan reduksi genanagan yang dimaksud adalah kemapuan alternatif peanganan dalam hal mengurangi tinggi genanagan yang terjadi dilapangan. Apabila dibuat prosentase perbandingan antra kemampuan reduksi genangan dengan tinggi genangan (tg) yang terjadi dilapangan, maka alternatif tersebut mendapat nilai terkecil (point = 1) jika hanya mampu mereduksi tinggi genangan 20% dari genangan yang terjadi dan mendapat skor paling besar (point = 5) jika mampu mereduksi genangan mencapai 100%. 1). Tg ≤ 0,20 m 2) 0,20 < tg ≤ 0,30 m 3) 0,30 < tg ≤ 0,40 m 4) 0,40 < tg ≤ 0,50 m 5) tg > 0,50 m Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang dimaksud adalah ketersediaan lokasi dumping area hasil galian tanah dari kegiatan penangan genangan kawasan. Selain itu mobilisasi dump truck yang mengangkut hasil galian tanah juga akan menganggu kondisi lingkungan.
Tabel 5.Perencanaan IIa 1.5 Area 1.5 Tabel 4.27 Perencanaan ulang Saluran saluran IIa area Area
Saluran
1.5
IIa
Panjang Saluran (m) 1622,0
(Km) 1,622
(Q)
h
w
(m3/dt) 54,404
(m) 2,25
(m) 0,75
(n)
(s)
0,025
0,00123
b
(A)
(P)
(R)
(V)
(Q)
(m) 12,335
(m2) 27,755
(m) 16,835
(m) 1,65
(m/dt) 1,960
(m3/dt) 54,404
Sumber: hasil perhitungan
Tabel Perencanaan Lanjutan Menuju Sungai Kahayan Masing-masing Saluran Tabel 4.286. Perencanaan Lanjutan Saluran MenujuSaluran Sungai Kahayan Masing-masing Saluran Saluran Ls IIa Ls V Ls VI
Panjang Saluran (m) 1276,85 1703,34 1567,77
(km) 1,277 1,703 1,568
b
h
(m) 12,335 4 8
(m) 2,25 2,25 2,25
w
(n)
(m) 0,75 0,75 0,75
(s)
(A) 2
0,025 0,025 0,025
0,002150 0,002937 0,002384
(m ) 27,755 9,000 18,000
(P)
(R)
(V)
(Q)
(m) 16,835 8,500 12,500
(m) 1,649 1,059 1,440
(m/dt) 2,588 2,252 2,490
(m3/dt) 71,836 20,267 44,827
Sumber: hasil perhitungan
Tabel 7. Rekapitulasi Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Alternatif Pertama No Jenis pekerjaan 1 Saluran IIa dan Ls Iia 2 Lanjutan Saluran V 3 Lanjutan Saluran VI
Lokasi Jl. Tjilik riwut Km1 Jl. Tjilik riwut Km 2,5
Biaya (Rp) 10.621.389.500,00 5.265.981.400,00
Jl. Tjilik riwut Km 4
5.212.165.000,00 21.099.535.900,00
Total
Sumber Hasil Perhitungan Tabel Perhitungan Kapasitas Sementara Tabel 4.35.8. Perhitungan Rencana Kapasitas TampunganTampungan Sementara Waktu
Aliran masuk (I)
Volume inflow
Tampungan saluran tersedia
Total Volume Storage
h saluran
elevasi saluran
elevasi sungai
Q outflow
Volume Outflow
menit 0
m3/dt 0,00000
m3 0
m3 76611
m3 0
m 0
m 13,716
tertutup
m3/dt -
m3 -
1
0,56745
34,0469
76611
34,0469
0,00133
2
1,05687
63,4122
76611
97,4591
0,00382
-0,08267
tertutup
-
-
-0,08018
tertutup
-
3 4
1,54629 2,03571
92,7774 122,1427
76611 76611
190,2365 312,3791
-
13,8 13,8
-0,07655 -0,07177
tertutup tertutup
-
-
5
2,52513
151,5079
76611
6
3,01455
180,8731
76611
13,7342
13,8
-0,06583
tertutup
-
-
13,7412
13,8
-0,05875
tertutup
-
7
3,50397
210,2384
-
0,03348
13,7495
13,8
-0,05052
tertutup
-
8
3,99339
-
1094,6022
0,04286
13,7589
13,8
-0,04114
tertutup
-
9
-
76611
1363,5711
0,05340
13,7694
13,8
-0,03060
tertutup
-
-
298,3341
76611
1661,9052
0,06508
13,7811
13,8
-0,01892
tertutup
-
-
5,46166
327,6994
76611
1989,6046
0,07791
13,7939
13,8
-0,00609
tertutup
-
-
12
5,95108
357,0646
76611
2346,6692
0,09189
13,8079
13,8
0,00789
tertutup
-
-
13
6,44050
386,4299
76611
2733,0991
0,10703
13,8230
13,8
0,02303
tertutup
-
-
14
6,92992
415,7951
76611
3148,8943
0,12331
13,8393
13,8
0,03931
tertutup
-
-
15
7,41934
445,1604
76611
3594,0546
0,14074
13,8567
13,8
0,05674
tertutup
-
-
16
7,90876
474,5256
76611
4068,5803
0,15932
13,8753
13,8
0,07532
tertutup
-
-
17
8,39818
503,8909
76611
4572,4711
0,17905
13,8951
13,8
0,09505
terbuka
8,24776
494,86568
18
8,88760
533,2561
76611
4610,8616
0,18056
13,8966
13,8
0,09656
terbuka
8,31273
498,76365
19
9,37702
562,6214
76611
5173,4829
0,20259
13,9186
13,8
0,11859
terbuka
9,21242
552,74495
20
9,86644
591,9866
76611
5765,4696
0,22577
13,9418
13,8
0,14177
terbuka
10,07267
604,36031
21
10,35586
621,3519
76611
5782,4611
0,22643
13,9424
13,8
0,14243
terbuka
10,09628
605,77688
22
10,84529
650,7171
76611
5827,4013
0,22819
13,9442
13,8
0,14419
terbuka
10,15846
609,50764
△h
Ket.
m 13,8
-0,08400
13,7173
13,8
13,7198
13,8
0,00745 0,01223
13,7234 13,7282
463,8870
0,01817
644,7602
0,02525
76611
854,9986
239,6036
76611
4,48281
268,9689
10
4,97224
11
Sumber : hasil perhitungan. Tabel 9. Rekapitulasi Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Alternatif Kedua No
Jenis Pekerjaan
Lokasi
Biaya (Rp)
1
Tampungan IIa
Jl. Tjilik riwut Km 1
63.543.523.288,00
2
Tampungan V
Jl Tjilik riwut km 2,5
5.844.958.213,00
3
Tampungan VI
Jl. Tjilik riwut Km 4
5.838.857.143,00
Total
Sumber: hasi perhitungan
75.227.338.644,00
No
Maka alternatif tersebut mendapat nilai terkecil jika ketersediaan dumping area hanya 20% dari luas area galian tanah dan mendapat skor paling besar jika dumping area tersedia 100% dari luas area galian tanah. 1). DA ≤ 500 m2 2) 500 < DA ≤ 1000 m2 3) 1000 < DA ≤ 1500 m2 4) 1500 < DA ≤ 2000 m2 5) DA > 2000 m Faktor Biaya Faktor biaya yang dimaksud adalah anggaran biaya yang harus dikeluarkan untuk pelaksanaan fisik/konstruksi dari kegiatan penanganan genangan kawasan. Namun kebijakan anggaran biaya untuk pelaksanaan pekerjaan (BP) tergantung instansi terkait serta tingkat penanganan masalah. Berdasarkan hal tersebut, batasan yang digunakan untuk menetapkan skor pada indikator ini adalah 1. BP > Rp. 100.000.000.000 2. 100.000.000.000≥BP>75.000.000.000 3. 75.000.000.000 ≥ BP > 50.000.000.000 4. 50.000.000.000 ≥ BP > 25.000.000.000 5. BP ≤ Rp. 25.000.000.000 Tabel 10. Evaluasi Skala Prioritas No
1
2
3
Indikator penilaian Faktor teknis kemampuan reduksi banjir Tg ≤ 0,20 m 0,20 < tg ≤ 0,30 m 0,30 < tg ≤ 0,40 m 0,40 < tg ≤ 0,50 m tg > 0,50 m Faktor Lingkungan DA ≤ 500 m2 500 < DA ≤ 1000 m2 1000 < DA ≤ 1500 m2 1500 < DA ≤ 2000 m2 DA > 2000 m Faktor Biaya BP > Rp. 100.000.000.000 100.000.000.000 ≥ BP> 75.000.000.000 75.000.000.000 ≥ BP > 50.000.000.000 50.000.000.000 ≥ BP > 25.000.000.000 BP ≤ Rp. 25.000.000.000 Total Skor
Skor
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Rencana Penanganan Alternatif 1 Alternatif 2
2
5
3 4
2
5 10
11
Sumber: hasil perhitungan Tabel 11. Rangking prioritas penanganan genangan
skor
Rangking
1
Alternatif 2
Jenis Urutan Pekerjaan
10
1
2
Alternatif 1
11
2
Sumber: hasil perhitungan KESIMPULAN Berdasarkan hasil evaluasi dan perhitungan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan besaran debit yang mengakibatkan genangan pada daerah pemukimana adalah debit banjir rancangan kala ulang 10 tahun pada salauran IIa Area 5 yakni sebesar 54,404 m3/dt 2. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan sebelumnya, maka didapat dimensi bangunan pada setiap alternatif, yakni sebagai berikut: Alternatif Pertama: meneruskan saluran drainase menuju sungai utama dan perbaikan saluran drainase IIa yang tidak dapat menampung debit banjir rancangan. a. Perbaikan Saluran IIa Lebar saluran = 12,3355 m Tinggi muka air = 2,25 m Tinggi jagaan = 0,75 m Panjang saluran = 1622 m b. Lanjutan Saluran IIa Lebar saluran = 12,3355 m Tinggi muka air = 2,25 m Tinggi jagaan = 0,75 m Panjang saluran = 1276,85 m c. Lanjutan Saluran V Lebar saluran =4m Tinggi muka air = 2,25 m Tinggi jagaan = 0,75 m Panjang saluran = 1703,34 m d. Lanjutan Saluran VI Lebar saluran =8m Tinggi muka air = 2,25 m Tinggi jagaan = 0,75 m Panjang saluran = 1567,77 m
Alternatif kedua: Membuat tampungan pada masing-masing saluran dengan menggunakan sistem pintu. a. Tampungan pada saluran IIa lebar tampungan = 20 m Panjang = 1276,85 m Tinggi muka air =3m Tinggi jagaan =1m Jenis pintu air =PA-FG1 Uk. 120 Dimensi daun pintu = 140 cm x 140 cm x10 cm Dimensi frame pintu = 160 cm x 180 cm x 4 Jumlah pintu = 10 b. Tampungan pada Saluran V Lebar tampungan =4m Panjang =1703,34 m Tinggi muka air =3m Tinggi jagaan =1m Jenis pintu air = PA-FG1 Uk. 120 Dimensi daun pintu = 140 cm x 140 cm x10 cm Dimensi frame pintu = 160 cm x 180 cm x 4 Jumlah pintu =2 c. Tampungan pada Saluran VI lebar tampungan =8m Panjang = 1567,77 m Tinggi muka air =3m Tinggi jagaan =1m Jenis pintu air = PA-FG1 Uk. 120 Dimensi daun pintu = 140 cm x 140 cm x10 cm Dimensi frame pintu = 160 cm x 180 cm x 4 Jumlah pintu =4 3. Pemilihan alternatif dilakukan berdasarkan rangking skor pada masingmasing alternatif penanganan sebagai berikut: 1. Alternatif 2 Skor = 11 Rangking = 1 2. Alternatif 1
Skor = 10 Rangking = 2 Berdasarkan rangking prioritas alternatif usulan pekerjaan didapat alternatif yang efektif menangani genangan yakni alternatif 2. SARAN Berdasarkan hasil studi maka disarankan pemerintah Kota Palangka Raya untuk melaksanakan alternatif kedua dalam mendesign buangan akhir pada sistem drainase Kota Palangka Raya. Pada penanganan genangan di Kota Palangka Raya khusunya jalan Mendawai sebaiknya pemerintah setempat terus bersosialisasi dan menghimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah pada saluran dan membuat bangunan diatas saluran drainase. Untuk lebih aman dan tidak lagi terjadi penumpukan genangan pada lahan diharapkan dibangunnya sistem drainase yang lengkap menuju sungai kahayan sehingga air tidak tertahan pada lahan dan perumahan. DAFTAR PUSTAKA 1. Chow, V.T. 1989. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga. 2. Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi, Jakarta: Erlangga. 3. Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. 4. Suhardjono, 2013. Drainase Perkotaan, Malang: Universitas Brawijaya. 5. Triatmodjo, B. 1993. Hidraulika I. Yogyakarta: Beta Offset.