PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI KOTA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN RIAU Tofandi Yumahira1 dan Terunajaya2 1
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email :
[email protected] 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email :
[email protected] ABSTRAK Kota Pangkalan Kerinci, khususnya pada beberapa jalan sekunder masih digenangi banjir. Hal ini diketahui berdasarkan letak titik-titik genangan banjir Kota Pangkalan Kerinci. Pada kawasan Kota Pangkalan Kerinci dengan adanya perubahan tata guna lahan dari daerah resapan air hujan menjadi sebuah kawasan industri dan permukiman, perencanaan drainase menjadi sangat perlu di pikirkan dan direncanakan guna mencegah banjir dan menyalurkan limpasan air hujan ke sungai melalui drainase. Untuk menentukan curah hujan rencana menggunakan empat jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi yaitu distribusi Normal, distribusi Log Normal, distribusi Log Person III dan distribusi Gumbel., kemudian diambil nilai curah hujan periode ulang 25 tahun Distribusi Log Person III untuk digunakan pada perhitungan selanjutnya. Dari analisa frekuensi curah hujan berdasarkan empat jenis distribusi dengan periode ulang 25 tahun diperoleh nilai curah hujan dari Distribusi Log Person III R25= 245.997 mm. Drainase direncanakan pada 14 saluran existing dan 5 saluran baru. Dimensi kolam retensi yang direncanakan 40 m×20 m×2.39 m dengan memakai pompa 0,5 m3/detik dialirkan menuju ke sungai Kerinci dari hilir drainase Sutan Syarif Kasim. Dari analisa dimensi saluran ternyata seluruh saluran tidak mampu menampung debit saluran sehingga perlu dilakukan pelebaran dan perencanaan ulang sistem drainase. Perencanaan saluran baru menuju sungai Kampar dan kolam retensi yang menghasilkan kota yang bebas banjir bagi masyarakat sekitar kota Pangkalan Kerinci. Kata Kunci : analisa frekuensi, metode rasional, drainase eksisting ABSTRACT Pangkalan Kerinci city, especially on some of the secondary roads are still flooded. It is known by the location of the points Pangkalan Kerinci floodwaters City. Pangkalan Kerinci on Town area with the change in land use from rain water catchment area into an industrial and residential area, drainage planning becomes very necessary in thought and planned in order to prevent flooding and channel rainwater runoff to the river via drainage. To determine the rainfall distribution plan using four types are widely used in the fields of hydrology, namely the Normal distribution, Log Normal distribution, Log Person III distribution and the Gumbel distribution., Then retrieved rainfall return period of 25 years Distribution Log Person III for use in subsequent calculations . Of rainfall frequency analysis based on four types of distribution with 25-year return period rainfall Distribution Log Person III R25 = 245.997 mm. Drainage channels are planned at 14 existing and 5 new channels. The planned retention pond dimensions of 40 m × 20 m × 2.39 m by using pump 0,5 m3/second flowed into the Kerinci river from Sultan Syarif Kasim. From the analysis of the dimensions of the channel turns the entire discharge channel is not able to accommodate the widening of the channel that needs to be done and re-planning of drainage systems. Planning a new channel to the Kampar river and retention ponds that produce flood free city for the people around Pangkalan Kerinci city. Keywords : frequency analysis, rational method, the existing drainage 1. 1.1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Drainase didefenisikan sebagai sarana dan prasarana yang dibangun untuk mengalirkan air hujan dan limbah domestik dari satu tempat ke tempat lain pada suatu kawasan. Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat durasi hujan yang lama, dan juga diakibatkan oleh meluapnya air sungai dan saluran drainase. Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelelawan Propinsi Riau, secara geografis terletak di 00 026’49” LU dan 0 101 47’55” – 101054’35” BT. Sebagian besar kota ini memiliki lahan yang relative datar dan ketinggian antara 3m sampai dengan 6m dari permukaan laut. Akibat dijadikannya Kota Pangkalan Kerinci sebagai ibukota Kecamatan Pangkalan Kerinci yang mempunyai luas wilayah 192,5 km2 dan kepadatan ± 336 jiwa/km2 maka perkembangan kota ini dalam waktu singkat menjadi sangat pesat. Selain itu terdapat pabrik Pulp and Paper milik PT. RAPP yang berada di pusat Kota Pangkalan Kerinci.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi merupakan proses pengolahan data curah hujan, data luas dan bentuk daerah pengaliran (catchment area), data kemiringan lahan/beda tinggi, dan data tata guna lahan yang kesemuanya mempunyai arahan untuk mengetahui besarnya curah hujan rerata, koefisien pengaliran, waktu konsentrasi, intensitas curah hujan, dan debit banjir rencana. Dalam menentukan dimensi penampang dari berbagai bangunan pengairan misalnya saluran drainase diperlukan suatu penentuan besar debit rencana. Untuk menentukan dimensi penampang perlu diketahui faktor-faktor yang digunakan untuk menganalisa debit rencana. 2.2
Data Curah Hujan
Hujan merupakan komponen yang penting dalam analisa hidrologi perencanaan debit untuk menentukan dimensi saluran drainase. Penentuan hujan rencana dilakukan dengan analisa frekuensi terhadap data curah hujan harian maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang-kurangnya 10 tahun. 2.3
Analisa Frekuensi Curah Hujan
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan empat jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi adalah: a.
Distribusi Normal
Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi Gauss. Fungsi densitas peluang normal (PDF = probability density function) yang paling dikenal adalah bentuk bell dan dikenal sebagai distribusi normal. PDF distribusi normal dapat dituliskan dalam bentuk rata-rata dan simpangan bakunya, sebagai berikut: x - μ 2 1 P(X) = exp x ..................................................................................................................... (1) 2 σ 2π 2σ dimana: P (X) = fungsi densitas peluang normal (ordinat kurva normal), X = variabel acak kontinu, µ = rata-rata nilai X, σ = simpangan baku dari nilai X b.
Distribusi Log Normal
Jika variabel Y = Log X terdistribusi secara normal, maka X dikatakan mengikuti distribusi Log Normal. PDF (probability density function) untuk distribusi Log Normal dapat dituliskan dalam bentuk rata-rata dan simpangan bakunya, sebagai berikut: Y - μ 2 1 Y X > 0 ........................................................................................................................ (2) P(X) = exp 2σ Y2 Xσ 2π Y = Log X dimana: P (X) = peluang log normal, X = nilai variat pengamatan, σ Y = deviasi standar nilai variat Y, μ Y = nilai ratarata populasi Y c.
Distribusi Log Person III
Tiga parameter penting dalam Log Person III yaitu harga rata-rata, simpangan baku dan koefesien kemencengan. Yang menarik adalah jika koefisien kemencengan sama dengan nol maka perhitungan akan sama dengan Log Normal. Berikut ini langkah-langkah penggunaan distribusi Log-Person Type III: Ubah data kedalam bentuk logaritmis, X = Log X Hitung harga rata-rata: n
log X LogX =
i=1
i
......................................................................................................................................... (3) n Hitung harga simpangan baku:
s=
n
logXi - logX
i=1
n -1
2
0,5
..................................................................................................................................... (4)
Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus:
LogXT = LogX + K.s ..................................................................................................................................... (5) dimana: Log X = harga rata-rata sampel, S = harga simpangan baku, G = koefisien kemencengan, K T = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang, K = faktor probabilitas d.
Distribusi Gumbel
Gumbel menggunakan harga ekstrim untuk menunjukkan bahwa untuk setiap data merupakan data exponential. Jika jumlah populasi yang terbatas dapat didekati dengan persamaan: X = X + SK ................................................................................................................................................................. (6) dimana: X = peluang log normal, S = nilai variat pengamatan Faktor probabilitas K untuk harga-harga ekstrim Gumbel dapat dinyatakan dalam persamaan: YT - Yn KT = ............................................................................................................................................................. (7) Sn dimana: Yn = reduced mean yang tergantung jumlah sampel/data ke-n, Sn = reduced standar deviation yang tergantung pada jumlah sampel/data ke-n, YTr = reduced variate, yang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini:
T -1 YTr = -ln r ........................................................................................................................................................ (8) Tr 2.4
Uji Distribusi Frekuensi Curah Hujan
Dalam penelitian ini dilakukan uji kesesuaian distribusi yang berguna untuk mengetahui apakah data yang ada sudah sesuai dengan jenis sebaran teoritis yang dipilih, maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Uji Chi Kuadrat dan Uji Smirnov Kolmogorov. 2.5
Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan adalah besar curah hujan selama satu satuan waktu tertentu. Persamaan umum yang dipergunakan untuk menghitung hubungan antara intensitas hujan T jam dengan curah hujan maksimum harian adalah sebagai berikut: 2/3
R 24 I 24 ........................................................................................................................................................... (9) 24 t c dimana: I = intensitas curah hujan (mm/jam), R 24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm), t c = lamanya curah hujan (menit) atau (jam)
Dengan menggunakan persamaan diatas intensitas curah hujan untuk berbagai nilai waktu konsentrasi dapat ditentukan dari besar data curah hujan harian (24 jam). 2.6
Koefisien Limpasan
Limpasan merupakan gabungan antara aliran permukaan, aliran-aliran yang tertunda pada cekungan-cekungan dan aliran permukaan (surface flow). Dalam perencanaan drainase bagian air hujan yang menjadi perhatian adalah aliran permukaan (surface runoff), sedangkan untuk pengendalian banjir tidak hanya aliran permukaan tetapi limpasan (runoff). 2.7
Debit Rencana
Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Rasional. Debit rencana hendaknya ditetapkan tidak terlalu kecil untuk menjaga agar jangan terlalu sering terjadi ancaman perusakan bangunan atau daerah sekitarnya oleh banjir. Pemilihan atas metode yang digunakan untuk menghitung besarnya debit aliran permukaan dalam satuan internasional adalah Metode Rasional sebagai berikut:
Qp = 0, 278×C× I× A ................................................................................................................................................. (10)
dimana: Qp = debit rencana (m3/detik), C = koefisien aliran permukaan, I = intensitas hujan (mm/jam), A = luas daerah pengaliran (km2) 2.8
Kapasitas Saluran
Kapasitas rencana dari setiap komponen sistem drainase dihitung berdasarkan rumus Manning, yang merupakan dasar dalam menentukan dimensi saluran, yaitu sebagai berikut: 1 R 2/3 S1/2 ...................................................................................................................................................... (11) n A R s ....................................................................................................................................................................... (12) P Qsal = As V .............................................................................................................................................................. (13) V=
dimana: Vsal = kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/detik) , n = koefisien kekasaran Manning, R = jari-jari hidrolis, S = kemiringan dasar saluran, A = luas penampang saluran (m2), P = keliling basah saluran (m) Penurunan rumus peritungan luas penampang basah saluran (A) dan keliling basah saluran (P):
A (b mh)h .............................................................................................................................................................. (14) P b 2h m2 1 ....................................................................................................................................................... (15)
3.
METODE PENELITIAN Adapun rancangan penelitian Tugas Akhir ini seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tugas Akhir 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah proses penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahun/Bulan 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Rerata 81 88 100 108 122 84 119 (Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru)
4.1
2009 100
2010 283
2011 87
Analisa Curah Hujan Harian Maksimum
Data curah hujan yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Sampali Pekanbaru selama 10 tahun terakhir akan di analisa terhadap 4 (empat) metode analisa distribusi frekuensi hujan yang ada.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Analisa Curah Hujan Rencana Maksimum No
Periode ulang (T) tahun
Normal
1 2 117.200 167.576 2 5 219.632 3 25 (Sumber : Hasil Perhitungan) 4.2
Log Normal
Log Person III
Gumbel
109.65 150.08 207.58
96.290 133.927 245.997
109.11 180.69 287.91
Pemilihan Jenis Distribusi Berikut ini adalah perbandingan syarat-syarat distribusi dan hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan. Tabel 4.3 Perbandingan Syarat Distribusi dan Hasil Perhitungan No
Jenis Distribusi
1
Normal
2
Log Normal
3
Gumbel
Syarat Cs ≈ 0 Ck ≈ 3 Cs = CV3 + 3Cv Ck = 0.8325 Cs ≈ 1.14 Ck ≈ 5.40 Selain dari nilai diatas
Hasil Perhitungan 2.83 ≥ 0 11.626 ≥ 3 2.83 > 0.8325 2.83 ≥ 1.14 11.626 ≥ 5.40 Memenuhi
4 Log Person III (Sumber : Hasil Perhitungan) Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan dan syarat diatas, maka dapat dipilih jenis distribusi yang memenuhi syarat, yaitu Distribusi Log Person III. 4.3
Pengujian Kecocokan Jenis Sebaran Pengujian kecocokan jenis sebaran berfungsi untuk menguji apakah sebaran yang dipilih dalam pembuatan duration curve cocok dengan sebaran empirisnya. Dalam hal ini menggunakan metode Chi-Kuadrat dan metode Smirnov Kolmogorov. Tabel 4.4 Perhitungan Uji Chi-Kuadrat No Nilai batasan Oi Ei (Oi – Ei)2 (Oi – Ei)2/Ei 1 47 ≤ X ≤ 114 4 2.5 2.25 0.9 2 114 ≤ X ≤ 182 4 2.5 2.25 0.9 3 182 ≤ X ≤ 249 1 2.5 2.25 0.9 4 249 ≤ X ≤ 316 1 2.5 2.25 0.9 Jumlah 3.6 (Sumber : Hasil Perhitungan) Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai X2 sebesar 3,6 yang kurang dari nilai X2 pada tabel uji Chi-Kuadrat yang besarnya adalah 5,991. Maka dari pengujian kecocokan penyebaran Distribusi Log Person III dapat diterima. Dari hasil perhitungan Smirnov Kolmogorov didapat nilai Dmax sebesar 0,202 yang kurang dari nilai Dcr pada tabel uji Smirnov Kolmogorov yang besarnya adalah 0,410. Maka dari pengujian kecocokan penyebaran Distribusi Log Person III dapat diterima. 4.4
Analisa Cacthment Area dan Koefisien Run Off Daerah tangkapan hujan sangat tergantung terhadap kondisi lahan/tanah yang ada. Untuk menganalisanya disesuaikan dengan kondisi karakter permukaannya yang dikaitkan dengan daerah catchment area sesuai dengan sub drainase yang dimaksud. Dalam hal ini telah ditentukan nilai dari koefisien limpasan terhadap kondisi karakter permukaannya yaitu: Tabel 4.5 Nilai Koefisien Run Off (C) Keterangan
Koefisien Run off (C)
PMH Perumahan JLN Jalan Aspal/Beton ATAP Atap A.T Area Terbuka (Hijau) (Sumber : McGuen, 1989)
0.33 0.83 0.85 0.28
4.5
Analisa Intensitas Hujan Rencana
Perhitungan analisa intensitas hujan rencana dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe, adapun salah satu 2 contoh perhitungannya pada jalan Langgam adalah sebagai berikut: R 24 3 0.6 L I 1 t 24 t v 72 60v L 2 0.6 5262, 45 245,997 24 3 1 t I v 72 60 0, 42133 24 208,169 / 60 5262, 45 t 208,168menit I 37, 212mm / jam v 0, 421327 m / detik 4.6
Analisa Debit Rencana
Dari hasi analisa terhadap data yang diperoleh besar debit rencana untuk masing-masing saluran dapat dicari dengan menggunakan rumus metode rasional: Contoh perhitungannya sebagai berikut: I = 37,212 mm/jam C = 0.465 A = 1,128 km2 Maka debit air hujan yang dihasilkan yaitu: QT = 0.278×C×I×A = 0.278×0,465×37,212×1,128 = 5,141 m3/detik Tabel 4.6 Perhitungan Debit Banjir Rencana Jalan
Drainase
Langgam
LA-001
BTN
BT-001
PEMDA
PD-001
Saluran Lama
SL-001
Seminai
KS-001
Saluran Baru
SB-001
Kuala Terusan
KT-001
Sultan Syarif
SS-001
Lingkar Tengah
LT-001
Saluran Baru
SB-002
Saluran Baru
SB-003
Saluran Baru
SB-004
Lingkar Tengah
LT-002
Saluran Baru
SB-005
Pasar Kerinci
PK-001
Pasar Kerinci
PK-002
Lintas Timur
LTI-001
Lingkar Pinggir
LP-001
Lintas Timur
LTI-002
(Sumber : Hasil Perhitungan)
C 0,4650 0,4500 0,460327 0,43366 0,523715 0,33631 0,439713 0,634383 0,423395 0,386831 0,440932 0,456483 0,495307 0,467052 0,401853 0,31389 0,523003 0,406533 0,535313 0,431858 0,451379 0,384863 0,363697 0,384863 0,456794 0,422686 0,447322 0,433099 0,539337 0,352325 0,502047 0,554179 0,450047 0,47642 0,486111 0,384209 0,401007 0,362536
Debit Banjir Rencana I (mm/jam) A (km2 5th ) 37,212 1,128 37,212 0,845 16,67968 1,969 16,67968 0,238 6,539928 0,415 6,539928 1,969 6,961148 0,985 6,961148 0,985 5,013922 1,252 5,013922 1,969 49,10476 0,747 49,10476 1,493 6,411011 5,940 6,411011 1,402 11,47277 1,493 11,47277 2,240 12,70469 2,398 12,70469 3,095 3,540257 2,238 3,540257 2,238 8,26404 3,095 8,26404 3,087 5,520418 3,896 5,520418 3,087 6,649199 1,869 6,649199 0,259 4,947592 4,590 4,947592 3,896 5,103495 3,311 5,103495 3,442 6,88767 3,417 6,88767 4,590 4,883895 5,940 4,883895 3,311 2,378713 3,417 2,378713 1,982 4,717989 5,940 4,717989 3,417
QT (m3/det) 5th 5,141 3,934 4,204 0,478 0,395 1,204 0,838 1,209 0,739 1,062 4,494 9,304 5,243 1,167 1,914 2,242 4,430 4,443 1,179 0,951 3,209 2,729 2,175 1,823 1,578 0,202 2,824 2,321 2,534 1,721 3,285 4,870 3,629 2,142 1,098 0,503 3,124 1,625
4.7
Analisa Kapasitas Drainase
Analisa ini dilakukan sebagai kontrol terhadap perhitungan debit banjir rencana. Dari data-data yang ada dapat dihitung kapasitas maksimal debit drainase Kota Pangkalan Kerinci dengan menggunakan rumus manning sebagai berikut: Luas penampang (A) = b×h = 2×1.7 = 3,4 m2 Keliling basah (P) = b+2h = 2+(2×1,7) = 5,4 m Jari-jari hidrolis (R) = A/P = 3,4/5.4 = 0,629 m Kecepatan aliran (V) = 1/n×R2/3×S1/2 = (1/0.015)×(0.629)2/3×(0.001)1/2 = 1,548 m/detik Debit saluran (Qs) = As×V = 3,4×1,548 = 5,265 m3/detik Tabel 4.7 Perhitungan Kapasitas Drainase
(Sumber : Hasil Perhitungan)
Tabel 4.8 Perbandingan Dimensi Existing dan Dimensi Saluran Rencana
(Sumber : Hasil Perhitungan) Berdasarkan hasil perbandingan dimnsi eksisting dan dimensi rencana diatas diperoleh dimensi saluran drainase yang sudah ada tidak memadai menyebabkan air hujan meluap dan menggenangi daerah sekitarnya. Salah satu cara untuk mengurangi terjadinya luapan banjir adalah dengan merencanakan ulang kapasitas saluran yang ada pada sistem drainase dan membuat bbrapa saluran baru menuju sungai Kampar. 4.8
Perencanaan Kolam Retensi
Diketahui pada jalan Sultan Syarif Kasim: A = 2.24 km2 C = 0.314 L = 1227.21 m V = 1.24 m/detik R = 245.9 mm
-
Rencanakan waktu pengaliran sepanjang saluran: td
-
Perencanaan waktu konsentrasi: t c t 0 t d 10 16.49 26.49menit Koefisien penyimpangan : Cs
-
L 1227.21 16.49menit 60V 60(1.24)
2t c 26.49(2) 0.6 (2 26.49) 06 2t c t d
Intensitas hujan: 2
It
Rt 24 3 24 t
It
245.9 24 3 24 26.49 / 60
2
-
It = 1.48 mm/jam Debit air yang masuk: Q in= 0.278 CIA Q = 0.278 . 0.314 . 0.6 . 1.48 . 2.24 Q = 11.74 m3/detik Direncanakan alokasi 50 % debit ke kolam retensi Q = 11.74 x 50% = 5.87 m3/detik Tabel 4.9 Tabel komulatif aliran masuk
t 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Aliran masuk 0 2,2159 4,4319 5,3908 4,0257 2,6606 1,2955 0 0
Rata-rata aliran masuk 1,10795 3,3239 4,91135 4,70825 3,34315 1,97805 0,64775 0
A 800 800 800 800 800 800 800 800 800
Volume
Komulatif volume 2 m^3
886,36 2659,12 3929,08 3766,6 2674,52 1582,44 518,2 0
886,36 3545,48 7474,56 11241,16 13915,68 15498,12 16016,32 16016,32
(Sumber : Hasil perhitungan) Tabel 4.10 Analisa volume kolam retensi dan kapasitas pompa Kumulatif Waktu (menit) 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Komulatif Volume 2 (m^3) 886,36 3545,48 7474,56 11241,16 13915,68 15498,12 16016,32 16016,32
Volume Komulatif Pompa 0,5m^3/det x 8 0 2400 4800 7200 9600 12000 14400 16800 19200
Volume Kolam Retensi 0,5 m^3/det x 8 0 -1513,64 -1254,52 274,56 1641,16 1915,68 1098,12 -783,68 -3183,68
Dari table dihasilkan volume kolam retensi sebagai berikut: volume kolam retensinya 1915,68 m3. Maka dimensi kolam retensinya adalah: Dalam = 1915, 68 2.39m 800
Panjang = 40m Lebar = 20m Dari hasil perhitungan maka dipakai ukuran kolam retensi 40 x 20 x 2,39 m dengan pompa 0,5 m 3/detik sebanyak 8 pompa dimana pompa tersebut akan diaktifkan apabila volume air hampir memenuhi isi kolam dialirkan menuju sungai Kerinci.
KESIMPULAN Dari hasil perhitungan “Prencanaan Sistem Drainase di Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai curah hujan yang digunakan untuk perhitungan intensitas curah hujan adalah nilai curah hujan Distribusi Log Person III periode ulang 25 tahun. 2. Dari analisa dimensi saluran ternyata seluruh saluran yang tidak mampu menampung debit saluran. Nilai debit saluran lebih kecil dari nilai debit rencana. 3. Dari pengamatan dan analisa yang dilakukan pnyebab terjadinya banjir adalah perubahan tata guna lahan sehingga merubah nilai koefisien limpasan, saluran drainase yang tidak terkoneksi dengan baik, penyerobotan bantaran sungai dan kurangnya perawatan drainase secara berkala. 4. Dimensi kolam retensi yang direncanakan 40 m×20 m×2.39 m dengan memakai pompa kecepatan 0,5 m3/detik dialirkan menuju ke sungai Kerinci. SARAN 1. 2. 3.
Memperbaiki saluran yang ada agar berfungsi dengan optimal. Membuat tempat pembuangan sampah yang efektif untuk mencegah di buangnya sampah ke saluran atau sungai. Perlunya penghutanan kembali daerah tangkapan hujan sehingga air hujan dapat diserap oleh pepohonan dan semak belukar
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2010. Tata Cara Pembuatan Kolam retensi dan Sistem Polder. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. Chow, Ven Te. 1985, Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga. Jakarta. Eko, Ohan. 2013. Studi Evaluasi Normalisasi Saluran Drainase Tanjung Sadari Krembangan Surabaya. Jurnal Teknik Sipil. Fakultas Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya. Malang. Gede, I. 2012, Rencana Pengendalian Banjir Tukad Mati Di Kota Denpasar Dengan Retarding Basin (Kolam Retensi). Jurnal Teknik Sipil Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Udayana. Denpasar. Hasmar, Halim. 2011, Drainase Terapan. Penerbit UII Pres. Yogyakarta Kodoatie,Robert.2002, Banjir Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kamiana, I Made. 2011, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu. Yogyakarta. Suripin, Dr. Ir. M. Eng. 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Andi. Yogyakarta. Subarkah, Imam. 1978, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Idea Dharma. Bandung Soemarto, CD. 1993, Hidrolika Teknik. Erlangga. Jakarta. Triatmojo, Bambang. 1995, Hidrolika II. Beta Offset. Yokyakarta. Wesli. 2008, Drainase Perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Wulandari, Yohana Lilis. 2011, Kajian Sistem Drainase Untuk Mengatasi banjir Genangan Studi Kasus Sistem Drainase Jalan Akasia Kota Pangkalan Kerinci. Jurnal Sains dan Teknologi 10, Departemen Teknik Sipil, Universitas Riau. Yudianto, Deddy. 2009, Pemanfaatan Kolam Retensi Dan Sumur Resapan Pada Sistem Drainase Kawasan Padat Penduduk. Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan. Bandung