IDENTIFIKASI SIKLAMAT PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN KOTA PALANGKA RAYA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Predikat Ali Madya Analis Kesehatan
Disusun Oleh : Rudi Hartono NPM : 10.72.12019
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA 2014 i
LEMBAR PERSETUJUAN
IDENTIFIKASI SIKLAMAT PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN KOTA PALANGKA RAYA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh predikat ahli madya Analis Kesehatan
Pembimbing I
Eko Hafiz Rianto, S.Si
Pembimbing II
Dwi Purbayanti, ST
ii
LEMBAR PENGESAHAN
IDENTIFIKASI SIKLAMAT PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN KOTA PALANGKA RAYA
RUDI HARTONO NIM : 10.72.12019 Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Tanggal :
Januari 2014
TIM PENGUJI
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
1. Rusdiyah Fatatik, M.Si
Ketua
……………………….
2. Novidha Muji, S.Si
Anggota
………………………
3. Eko Hafiz Rianto, S.Si
Anggota
………………………
4. Dwi Purbayanti, ST
Anggota
………………………
Mengetahui, Palangkaraya, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
dr. H. FERY IRIAWAN, M.PH
Januari 2014
Ketua Program Studi Analis Kesehatan
AGUS, S. Si., M.MKes
iii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama Mahasiswa
: Rudi Hartono
Nomor Induk Mahasiswa
: 10.72.12019
Program Studi
: Analis Kesehatan
Fakultas
: Ilmu Kesehatan
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat Karya Tulis orang lain atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Palangka Raya,
Januari 2014
Yang membuat pernyataan
Rudi Hartono 10.72.12019
iv
RINGKASAN
Rudi Hartono, Identifikasi Siklamat Pada Minuman Jajanan Di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya. Program Studi Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, 2014. Pembimbing (1) Eko Hafiz Rianto, S. Si dan (2) Dwi Purbayanti, ST. Minuman jajanan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan-bahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dibungkus menggunakan plastik untuk dikonsumsi. Penggunaan BTP (Bahan Tambahan Pangan) masih belum sepenuhnya memenuhi peraturan-peraturan yang sudah dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan RI. Salah satunya penggunaan siklamat yang banyak digunakan oleh pedagang kecil dan industri rumahan karena dapat menghemat biaya produksi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, mengenai bahan tambahan pangan kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam makanan dan minuman yang berkalori rendah dan untuk penderita diabetes mellitus adalah 3 g/kg bahan makanan dan minuman. Adapun bahaya yang ditimbulkan dari natrium siklamat bagi kesehatan antara lain, dapat menyebabkan kanker, kandung kemih, migraine, sakit kepala, kehilangan daya ingat, binggung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan, dan kangker otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya siklamat pada minuman jajanan yang ada di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya yang diambil dari 12 sampel minuman jajanan yang dijual oleh 12 pedagang. Identifikasi siklamat menggunakan uji pengendapan. Pengujian dilakukan di laboratorium kimia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Hasil penelitian secara kualitatif dari 12 sampel terdapat 5 sampel yang terdeteksi mengandung siklamat, yaitu pada sampel I, sampel IV, sampel VI, sampel VII, dan sampel IX. Kata kunci : Siklamat, Minuman jajanan, Kadar Minuman, Uji pengendapan
v
Motto Dan Persembahan Motto : “Man Jadda wa jadda” “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil” “Tak ada keberhasilan tanpa adanya perjuangan dan doa” “Dan hanya Restu Ayah dan Ibu adalah kunci menuju sukses” Taka da kata yang bisa terucap
Selain kata terima kasih dank upersembahkan Karya dan perjuangan ku hingga keikhlasan, Kesabaran, perasaan, Logika, keringat, hingga air mata Ini kepada : -
Allah SWT yang telah memberikan kukesehatan dan kekuatan dalam mengerjakan semua karya ku’
-
Kedua orang tua ku, ayahnda dan ibunda yang sangat ku sayangi dank u cintai yang selalu memberikan ku semangat, nasehat, didikan, serta doa dan selalu memberikan kasih saying sebagai wujud baktiku, akan ku buktikan ini lah semua karya yang ayahnda dan ibunda inginkan.
-
Buat Ade-ade ku tersayang yang selalu membantuku, mewarnai hari-hariku, yang selalu menghadirkan cabda tawa disaat ku lelah’
-
Seluruh keluarga besarku yang selalu mendoakan, memberi dukungan moril maupun materil’
-
Dosen pembimbing maupun penguji yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan telah sabar dalam membimbingku dalam menyelesaykan Karya Tulis Ilmiah in’
-
Seluruh dosen maupun staf yang ada di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
yang telah mengajariku dari awal perkuliahan sampai akhirnya
perkuliahan’
vi
-
Sahabat seperjuangan dans seluruh tetman-teman diseluruh penjuru dunia yang selalu mewarnai hari-hariku, yang selalu memberikan canda tawa dan keceriaan buatku dan membuat pribadiku menjadi baik’
-
Seseorang yang selalu ada dalam suka dan duka ku, yang menemani dalam keluh dan kesahku, dan memberikan semangat buatku mulai dari penulisan proposal hingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini selesai.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta berkat curahan ilmu pengetahuan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Identifikasi Pemanis Siklamat Pada Minuman Jajanan Yang Dijual Dikawasan Pendidikan Kota Palangka Raya” dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini disusun didorong oleh keinginan untuk mengembangkan pengetahuan yang penulis terima selama ini, dan juga untuk memenuhi sebagian dari tugas dan syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Dalam penulisan atau penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan saran serta petunjuk dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
Bapak Drs. H. Bulkani., M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
2.
Bapak dr. H. Fery Iriawan, M.Ph. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
3.
Bapak Agus, S.Si., M.Mkes selaku Ketua Program Studi D-III Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.
4.
Bapak Eko Hafiz Rianto, S.Si selaku pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga.
viii
5.
Ibu Dwi Purbayanti, ST selaku dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga.
6.
Ibu Rusdiah Fatatik., M. Si selaku penguji utama yang telah memberikan arahan dan bimbingannya.
7.
Ibu Novidha Muji R., S. Si selaku penguji kedua yang telah memberikan arahan dan bimbingannya.
8.
Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan D-III Analis Kesehatan yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepengetahuan pada kami.
9.
Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang telah banyak memberikan bekal dan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Kedua orang tua, kakak, adik serta rekan-rekan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palangkara Raya, yang turut serta membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna, seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik konstruktif dan saran yang membangun sebagai bahan masukkan dan referensi pembelajaran guna kesempurnaan penyusunan untuk tugas yang akan datang. Akhir kata penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat mendatangkan manfaat bagi semua pihak yang sudah membaca lembar demi lembar Karya Tulis Ilmiah ini. Palangkaraya,
Desember 2013
Rudi Hartono 10.72.12019 ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................iii PERNYATAAN ........................................................................................................iv RINGKASAN ...........................................................................................................v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................................vi KATA PENGANTAR ..............................................................................................viii DAFTAR ISI .............................................................................................................x DAFTAR TABEL ....................................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.....................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................3 C. Batasan Masalah ..................................................................................3 D. Rumusan Masalah ...............................................................................3 E. Tujuan Penelitian .................................................................................4 F. Manfaat Penelitian ...............................................................................4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Tambahan Pangan ....................................................................5
x
B. Definisi Pemanis ..................................................................................7 C. Siklamat ...............................................................................................9 D. Syarat Dan Efek Terhadap Kesehatan .................................................11 E. Minuman Jajanan.................................................................................12 F. Metode Analisi ....................................................................................12 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................15 B. Populasi dan Sampel............................................................................15 C. Alat dan Bahan ....................................................................................15 D. Prosedur ...............................................................................................16 E. Teknik Analisis Data ...........................................................................16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil .....................................................................................................17 B. Pembahasan .........................................................................................18 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ..............................................................................................21 B. Saran ....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Batas Maksimum Pengunaan Siklamat .....................................................10 Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Siklamat secara kualitatif pada minuman jajanan ........17
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Hasil penelitian......................................................................................18 Gambar 4.2. Reaksi Pembentukan Endapan Barium Sulfat .......................................19
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5.1. Riwayat penyusun Lampiran 5.2. Data penjual minuman Lampiran 5.3. Jenis BTP Pemanis Buatan Beserta Nilai Kalori Lampiran 5.4. Cara Penimbangan dan Pembuatan Pereaksi Lampiran 5.5. Skema kerja Lampiran 5.6. Gambar Pereaksi Lampiran 5.7. Gambar Kontrol Positif Negatif Lampiran 5.8. Hasil Penelitian Lampiran 5.9. Batas penggunaan Siklamat Menurut SNI dan Permenkes Lampiran 5.10. Agenda Revisi
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Minuman merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan, baik secara psikolog (jiwa), sosial (perilaku yang tampak), maupun antropologis (budaya), di zaman modern sekarang ini begitu banyak terjadi perkembangan dibidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu, produsen makanan menambahkan zat tambahan makanan dan minuman atau yang sering disebut sebagai food additive dalam produknya. Food additive atau bahan tambahan pangan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, dan pengental. Sejak pertengahan abad ke-20, peranan bahan tambahan pangan (BTP) khususnya bahan pemanis menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintetis. Penggunaan BTP dalam proses produksi pangan perlu di waspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh konsumen. Dampak penggunaanya dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat (Cahyadi, 2009). Regulasi mengenai pemanis yang diijinkan untuk ditambahkan pada makanan dan minuman diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88
Mengenai
Bahan
Tambahan
Makanan.
Alasan
penambahan pemanis pada makanan dan minuman merupakan penampakan yang menarik untuk menggugah selera adalah alasan ditambahkannya pemanis pada makanan dan minuman. Pada makanan dan minuman misalnya, penambahan pemanis agar dapat menjaga tetap tahan lama memiliki manis yang lebih stabil. 2
Pengamatan secara kualitatif terhadap jenis pemanis pada minuman jajanan menunjukan bahwa pemanis yang menunjukan sebagian besar adalah pemanis campuran siklamat. Selain pemanis siklamat terdapat juga jenis pemanis lain seperti pemanis sakarin dan aspartame. Sedangkan jenis pemanis Dulsin tidak ditemukan dikarenakan di Indonesia sudah dilarang. Siklamat adalah salah satu jenis pemanis buatan yang cukup populer di Indonesia. Siklamat pertama kali ditemukan oleh ilmuan Micheal Sheva dan Ludwig Audrieth dari University of Illinois pada tahun1937. Pemanis buatan jenis siklamat merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat mempunyai sifat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali dari gula. Rumus Molekul siklamat adalah
NHS
Na. Rasa manis siklamat masih
dapat dirasakan pada tingkat pengenceran 1 : 10 (dalam liter). Nama lain siklamat dalam perdagangan dikenal dengan sebutan antara lain: Asukrin, Sukaril, dan Sukrosa (Cahyadi, 2009). Pemanis buatan banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Antara lain dapat menyebabkan kanker kandungan kemih dan migrain. Efek samping akan muncul jika pemanis dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Batasan asupan harian siklamat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dalam Cahyadi (2009), yang diperbolehkan dalam makanan dan minuman berkalori rendah untuk masyarakat umum 3 g/kg. Biasanya, pada tiap bahan pemanis terdapat nilai konsumsi perhari yang diijinkan atau lebih dikenal dengan ADI (allowed daily intake). Dapat disimpulkan bahwa pemanis yang sudah diijinkan dan beredar dipasaran jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup rendah tidak akan mempunyai efek samping yang tinggi (Cahyadi, 2009).
3
Untuk kota Palangka Raya belum banyak dilakukan penelitian terhadap identifikasi siklamat, terutama pada sampel minuman jajanan di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Siklamat Pada Minuman Jajanan di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya.
B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu : Apakah minuman jajanan di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya menggunakan siklamat ?
C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dalam minuman jajanan di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya mengandung siklamat ?
D. Batasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian tidak meluas dari rumusan masalah maka peneliti perlu menetapkan batasan masalah sebagai berikut : 1. Sampel penelitian ini diambil di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya Jln. K.S. Tubun, AIS. Nasution, R.A. Kartini, Sanaman Mantikey. 2. Jenis pemanis buatan yang diteliti pada sampel yaitu jenis pemanis buatan siklamat. 3. Sampel minuman jajanan tanpa kemasan dan nomor registrasi. 4. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode uji penggendapan.
4
E. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah minuman jajanan yang dijual mengandung siklamat.
F. Manfaat dalam Penelitian ini 1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang makanan dan minuman yang menggandung siklamat. 3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Tambahan Pangan Minuman jajanan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan-bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dibungkus menggunakan plastik untuk dikonsumsi. Minuman jajanan yang dijual banyak ragamnya, ada minuman es teh, es kelapa muda, es cendol dan masih banyak yang lainnya. Minuman jajanan yang aman adalah minuman yang bebas dari bahan kimia. Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau disebut pula Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan dan minuman untuk mempengaruhi sifat atau pun bentuk dari makanan dan minuman. Bahan Tambahan Makanan itu bisa memiliki nilai gizi, tetapi bisa pula tidak (Nurheti, 2007). Perkembangan industri pangan makanan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun ketahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai menggunakan pemanis sintetis karena selain harganya relatif murah, tingkat kemanisannya pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama siklamat. Berdasarkan tujuan penggunaanya dalam pangan, penggelompokan bahan tambahan pangan yang diijinkan digunakan dalam makanan dan minuman menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 33 tahun 2012 adalah : 1. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
6
2. Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau penatang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. 3. Pengemulsi, pemantap, dan pengental adalah bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogennya pada makanan. 4. Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. 5. Pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan, 6. Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. 7. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. 8. Sekuatren adalah bahan tambahan makanan yang dapat menggikat ion logam yang ada dalam makanan. 9. Antikempal,
yaitu
bahan
tambahan
pangan
yang
dapat
mencegah
penggumpalan makanan serbuk, tepung dan bubuk. Contohnya adalah kalium silikat. Adapun bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan minuman adalah : 1.
Asam borat (Borit Acid) dan senyawanya.
2.
Asam salisilat dan garamnya (Salicylic Acid and its salt)
3.
Dietilpirokarbonat (Diethylpirocarbonate DEPC)
4.
Dulsin (Dulcin)
5.
Kalium klorit (Potassium chlorate)
6.
Kloramfenikol (Chlorampenicol)
7.
Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils) 7
8.
Nitrofurazon (Nitrofurazone)
9.
Formalin (Formaldehyde)
10. Kalium bromat (Potassium Bromate)
B.
Definisi Pemanis Pemanis sintetis (buatan) merupakan zat yang ditambahkan ke dalam makanan dan minuman namun secara umum pemanis dapat diartikan sebagai bahan minuman yang digunakan untuk menimbulkan rasa manis baik diperoleh dari bahan alami maupun buatan, yang berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat yang dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkan rendah dari pada gula. Pemanis tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Pemanis memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami (Winarno, 1997). 1.
Jenis-jenis pemanis a.
Pemanis alami Pemanis alami adalah bahan makanan yang digunakan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan dan minuman yang berasal dari bahan alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti : kelapa, tebu dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengkonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan menggalami resiko kegemukan. Orang–orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang menggandung pemanis terlalu tinggi.
b.
Pemanis sintetik Pemanis sintetik (buatan) adalah zat tambahan dalam makanan yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan rasa manis yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai 8
gizi, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah dari pada gula. Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes mellitus) biasannya mengkonsumsi pemanis buatan sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis buatan yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium, kalsium siklamat, aspartame dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Pemanis sintetis (buatan) itu sendiri merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memberikan rasa manis dalam makanan maupun minuman, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Sebagai contoh adalah sakarin, siklamat, aspartame, dulsin, sorbitol, sintetis dan nitro-propoksi-anilin (Cahyadi,2009) 2.
Tujuan Penggunaan Pemanis Sintetis Pemanis ditambahkan kedalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut: a.
Sebagai pangan bagi penderita diabetes mellitus karena tidak menimbulkan kelebihan gula darah. Pada penderita diabetes mellitus disarankan menggunakan pemanis sintetis untuk mneghindari bahaya gula. Dari tahun 1955 sampai 1966 digunakan campuran siklamat dan sakarin pada pangan dan minuman bagi penderita diabetes.
b.
Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan. Kegemukan merupakan salah satu faktor penyakit jantung yang merupakan penyebab utama kematian. Untuk orang yang kurang aktif secara fisik disarankan untuk menggurangi masukan kalori per harinya. Pemanis sintetis merupakan salah satu bahan pangan yang menggurangi masukan kalori.
9
c.
Sebagai Penyalut Obat Beberapa obat mempunyai rasa yang tidak menyenangkan, karena itu untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat tersebut biasannya dibuat tablet yang bersalut. Pemanis lebih sering digunakan untuk penyalut obat karena umumnya bersifat higroskopis dan tidak menggumpal.
d.
Menghindari Kerusakan Gigi Pada pangan seperti permen biasanya sering ditambahkan pemanis sintetis karena bahan permen ini mempunyai rasa manis yang lebih tinggi dari pada gula, pemakaian dalam jumlah sedikit saja sudah menimbulkan rasa manis yang diperlukan sehingga tidak merusak gigi.
e.
Pada industri
pangan, minuman termasuk industri rokok, pemanis
sintetis dipergunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi, karena pemanis sintetis ini selain mempunyai tingkat rasa manis yang lebih tinggi juga harganya lebih murah dibandingkan dengan gula yang diproduksi di alam.
C. Siklamat Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda pada tahun 1937, sejak tahun 1950 Siklamat ditambahkan dalam pangan dan minuman, siklamat biasanya terdapat dalam garam natrium dari asam siklamat dengan rumus molekul
NHS
Na. Siklamat secara luas digunakan sebagai
penganti gula karena mempunyai sifat yang stabil, nilai kalori rendah, dan harganya relatif murah, selain itu siklamat banyak digunakan untuk menganti sukrosa bagi penderita diabetes mellitus atau untuk bahan pangan yang berkalori rendah. Siklamat atau asam siklamat atau Cyclohexylsulfamic acid (
N
S)
sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan
10
natrium siklamat. Secara umum, garam siklamat berbentuk Kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta barasa manis. Siklamat memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 30 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Kombinasi penggunaannya dengan sakarin dan atau asesulfam-K bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencita rasa dan bahan pengawet. Dalam perdagangan siklamat memiliki nama dagang yang dikenal sebagai Assugrin, Sukaryl, dan Sugar Twin dan Weight Watchers. Fungsinya sebagai penegas cita rasa (Flavor enhancer) terutama cita rasa buah. Siklamat lebih banyak digunakan oleh produsen tingkat industri besar, disebabkan sifatnya yang tidak menimbulkan “after taste” pahit serta sifatnya yang mudah larut dan tahan panas, sehingga banyak digunakan terutama dalam produk-produk minuman ringan. Tabel 2.1 Batas Maksimum Penggunaan Siklamat Menurut Permenkes No 722/Menkes/Per/IX/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan dan Minuman. No Jenis /Bahan Makanan Batas Maksimum Penggunaan Siklamat 1
Permen Karet
500 mg/kg dihitung sebagai asam siklamat
2
Permen
1 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
3
Saus
3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
4
Eskrim dan sejenisnya
2 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
5
Es lilin
3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
6
Jem dan jeli
2 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
7
Minuman Ringan
3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
8
Minuman Yoghurt
3 g/kg dihitung sebagai asam siklamat
9 Minuman fermentasi (Depkes RI, 1988)
500 mg/Kg dihitung sebagai asam siklamat
11
Menurut Cahyadi (2009). JECFA menyatakan siklamat merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 3 g/kg makanan dan minuman. Batas maksimum penggunakan siklamat menurut ADI (acceptable daily intake) yang dikeluarkan oleh FAO yaitu 500-3000 ppm (part per million) mengatur maksimum penggunaan sakarin pada berbagai produk pangan berkisar antara 100 sampai dengan 2.000 mg/kg produk. Kanada dan USA tidak mengijinkan penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan pangan. Pemanis buatan banyak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia apabila dikonsumsi terlalu banyak.
D. Syarat Dan Efek Terhadap Kesehatan Pada Siklamat Seperti telah disebutkan diatas, bahwa pemakaian pemanis sintetis masih diragukan
keamanannya
bagi
kesehatan
konsumen.
Beberapa
negara
mengeluarkan peraturan secara ketat atau bahkan melarang, seperti kanada sejak tahun 1977. Pemanis buatan dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia. Efek negatif tidak langsung seketika terjadi pada manusia tetapi membutuhkan waktu lama karena terus berakumulasi didalam tubuh manusia. Efek negatif tersebut antara lain, dapat merangsang pertumbuhan kanker kandung kemih, alergi, binggung, diare, hipertesi, impotensi, iritasi, insomnia, kehilangan daya ingat, migrain dan sakit kepala. Selain itu efek negatif pemanis buatan bagi anak-anak adalah merangsang keterbelakangan mental, hal ini terjadi karena otak masih dalam tahap perkembangan dan proes terakumulasi pemanis buatan pada jaringan syaraf. Masih banyak pemanis sintetis yang beredar dan digunakan sebagai pemanis dalam berbagai produk makanan dan minuman termasuk yang digunakan dalam berbagai produk minuman berenergi, merupakan contoh kasus penggunaan bahan kimia yang belum diawasi secara penuh. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi produksi bahan kimia dan teknologi pengolahan pangan atau produk farmasi dan kesehatan, bahan pemanis alternatif natural mulai banyak digunakan. 12
Hal itu juga ditunjang oleh tren back to nature dan adanya kesadaran konsumen untuk menggunakan produk aman dan bergizi. Penggunaan pemanis natural juga dipacu oleh adanya data-data penelitian yang menunjukan efek samping dalam penggunaan sintetis, yaitu bersifat karsinogenik. Pemanis alternatif dengan nilai kalori rendah sangat dibutuhkan untuk penderita diabetes mellitus atau gula tinggi sebagai bahan substitusi gula reduksi lainnya. Di Indonesia, meskipun ada beberapa pembatasan dalam peredaran dan produksi siklamat dan sakarin, tetapi belum ada larangan dari pemerintah mengenai penggunannya. Karena itu, masyarakat Indonesia setiap hari juga mengkonsumsi sakarin, siklamat, atau asapartame dalam jumlah tertentu baik secara terpisah maupun gabungan dari dua atau tiga jenis pemanis sintetis tersebut (Winarno, 1994).
E.
Minuman Jajanan Minuman adalah segala sesuatu yang diminum (masuk kedalam tubuh seseorang dan merupakan salah satu intake makan yang berfungsi untuk membentuk atau menganti jaringan tubuh, memberi tenaga, membantu semua proses dalam tubuh (Admodjo, 1994). Minuman jajanan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan-bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yanmg dibungkus menggunakan plastik untuk dikonsumsi. Minuman jajanan yang dijual banyak ragamnya, ada minuman es teh, es kelapa muda, es cendol dan masih banyak yang lainnya. Minuman jajanan yamg aman adalah minuman yang bebas dari bahan kimia.
F.
Metode Analisis Menurut Sudjadi (2012), secara umum analisis bahan pemanis sintetis jenis siklamat yang terdapat dalam minuman secara kualitatif dapat dilakukan dengan : 13
1.
Metode Gravimetri Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstannya). Dalam analisis ini, unsure atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat mengetahui berat tetapnya. Berat unsur yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya. Pengerjaan analisis secara gravimetri dapat dibagi dalam beberapa langkah sebagai berikut : Pengendapan, pemanasan/pemijaran dan penimbangan endapan sehingga konstan.
2.
Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schrairber pada tahun 1938. KLT Merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas didalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dilakukan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga dengan peralatan yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan
lebih sederhana dan dapat dikatakan bahwa hampir semua
laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara tepat. Beberapa keuntungan lain kromatografi planar adalah : 1. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan reaksi warna, fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet.
14
2. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara elusi 2 dimensi. 3. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak. Penyaringan yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara mekanisme penyerap yang utama pada KLT adalah membantu keluar. 3.
Uji Pengendapan (SNI 01-2893-1992) Terbentuknya endapan Kristal
putih dari reaksi antara BaC
10 %
berfungsi untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang ada dalam larutan, seperti adanya ikatan ion karbonat dengan NaN
10 % berfungsi untuk
memutuskan ikatan sulfat dalam siklamat. Ketika ikatan sulfat telah diputus maka ion
akan bereaksi dengan ion sulfat dan menghasilkan endapan
barium sulfat (BaS
) dalam suasana asam kuat menunjukan adanya asam
siklamat, adapun fungsi dari pemanasan untuk menguapkan reaksi dari Larutan asam klorida HCl 10 % Larutan barium klorida BaC NaN
10 % dan
10 %.
15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian dilaksanakan di laboratorium kimia Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
2.
Waktu Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 20 Mei -23 Agustus 2013.
B.
Populasi dan Sampel 1. Populasi Seluruh minuman jajanan yang diolah sendiri oleh pedagang tanpa no registrasi di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya. 2. Sampel Pengambilan sampel secara asidental (accidental) yaitu dengan mengambil secara kebetulan atau yang tersedia di suatu tempat tertentu (Soekidjo, 2005).
C. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Hot plate, Pipet ukur, Gelas erlenmeyer, Labu ukur, Corong, Neraca analitik, Bola pipet, Gelas ukur, Kertas saring whatman 42. 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Sampel minuman jajanan, Bahan baku siklamat, Larutan asam klorida HCl 10 % Larutan BaC Larutan nitrit, NaN
10%,
10%.
16
D. Prosedur (SNI 01-2891-1992) 1. Persiapan sampel Homogenkan dengan cara membalik-balikkan kemasan ke atas dan kebawah untuk menghomogenkannya. 2. Pembuatan sampel a. Pipet 100 ml sampel, masukkan dalam gelas erlemeyer tambahkan 10 ml HCl 10 % dan tambahkan pula 10 ml larutan BaC 10 %. b. Biarkan selama 30 menit saring dengan kertas whatman 42, hasil setelah di saring larutan menjadi jernih kemudian di tambahkan 10 ml NaN
10
%, dan panaskan diatas pemanas (Hot plate). c. Bila timbul endapan putih dari BaS
E.
berarti mengandung siklamat.
Teknik Analisis Data Pada tahap ini, analisis yang dilakukan yaitu dengan cara pengamatan dengan mengidentifikasi apakah terdapat bahan atau campuran yang mengandung siklamat pada minuman jajanan di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya.
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pada penelitian identifikasi siklamat pada minuman jajanan yang dilakukan uji pengendapan yang meliputi terhadap percobaan yaitu membuat pereaksi pada sampel dan identifikasi pemanis siklamat. 12 sampel yang diambil dari pedagang Minuman jajanan di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya. Sampel I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII diambil pada pagi hari, yang mana sampel tersebut dibungkus menggunakan plastik tanpa kemasan dan tanpa no registrasi. TABEL 4.1 Hasil Identifikasi Siklamat secara kualitatif pada minuman jajanan No Identifikasi Hasil Reaksi Kesimpulan 1
Baku Natrium Siklamat
Terdapat endapan putih
Positif
2
Sampel I
Kuning cerah terdapat Kristal endapan putih
Positif
3
Sampel II
Kuning pekat tidak terdapat buih dan endapan
Negatif
4
Sampel III
Coklat muda tidak terdapat endapan
Negatif
5
Sampel IV
Kuning pucat terdapat endapan kristal putih
Positif
6
Sampel V
Coklat tua tidak terdapat endapan
Negatif
7
Sampel VI
Kuning keruh terdapat endapan
Positif
8
Sampel VII
Putih keruh terdapat endapan
Positif
9
Sampel VIII
Coklat muda tidak terdapat endapan
Negatif
10
Sampel IX
Kuning keruh terdapat endapan
Positif
11
Sampel X
Kuning muda tidak terdapat endapan
Negatif
12
Sampel XI
Coklat tua tidak terdapat endapan
Negatif
13
Sampel XII
Coklat tua tidak terdapat endapan
Negatif
18
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data sebagai berikut :
Hasil Penelitian
Negatif 58%
Positif 42%
Gambar 4.1 Hasil penelitian
B.
Pembahasan Untuk identifikasi dengan uji pengendapan pada pengujian baku natrium siklamat. Baku natrium siklamat sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 100 ml aquades dimasukan dalam glass erlemenyer, kemudian ditambahkan dengan 10 ml HCl 10 % dan 10 ml BaC
10 % terjadi kekeruhan, biarkan selam 30 menit
kemudian saring dengan kertas saring whatman 42, lalu tambahkan dengan 10 ml NaN
10 % terjadi perubahan yang sangat keruh dan terdapat buih. Kemudian
panaskan diatas penangas air (Hot plate). Setelah dipanaskan diamkan selama 20-30 menit hasil yang akan didapat yaitu terjadi endapan putih. Penambahan HCl 10 % dalam sampel berfungsi untuk mengasamkan larutan. Larutan dibuat dalam keadaan asam agar reaksi yang akan terjadi dapat lebih mudah bereaksi. Penambahan BaC 10 % berfungsi untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang ada dalam larutan, seperti adanya ion karbonat. Penambahan NaN
10 % berfungsi untuk memutuskan ikatan sulfat dalam
siklamat. Ketika ikatan sulfat telah diputus maka ion
akan bereaksi dengan
ion sulfat dan menghasilkan endapan barium sulfat (BaS
) (Winarno, 1994).
19
O
N S O
NH
+B
+N
NaO + BaS
( )
+
( )
Natrium siklamat Gambar 4.2 Reaksi pembentukan endapan Barium Sulfat
Untuk pengujian kontrol negatif yaitu siapkan 100 ml aquades, kemudian tambahkan dengan 10 ml HCl 10 % dan 10 ml BaC
10 %, biarkan selama 30
menit kemudian saring dengan kertas saring whatman 42, lalu tambahkan 10 ml NaN
10 % terdapat buih. Kemudian panaskan diatas penangas air (Hot plate).
Hasil yang didapat yaitu tidak ada endapan putih. Untuk pengujian pada sampel minuman jajanan. Ambil sampel sebanyak 100 ml menggunakan gelas ukur kemudian masukkan kedalam erlenmeyer setelah itu tambahkan 10 ml HCl 10% dan 10 ml BaC
10 % terjadi kekeruhan, biarkan
selama 30 menit kemudian saring dengan kertas whatman 42, tujuan dari penyaringan tersebut adalah untuk menghilangkan kekeruhan antara reaksi penambahan 10 ml HCl 10 % dan 10 ml BaC ml NaN
10 %. Kemudian tambahkan 10
10 %. Panaskan diatas penangas air (Hot plate). Setelah di panaskan
diamkan selama 20-30 menit jika sampel positif hasil akan terjadi adanya endapan putih, namun jika sampel negatif hasil tidak terjadi adanya endapan putih (BaS
).
Pemanis buatan siklamat dipasar atau dijual pada warung-warung kecil dikenal dengan nama sarimanis, pemakaian pemanis buatan banyak dipakai pedagang kecil dan industri rumah tangga karena dapat menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan jauh lebih murah dibandingkan dengan gula asli. Pemanis buatan hanya sedikit ditambahkan hanya untuk memperoleh rasa manis yang kuat. Tetapi melalui analisis kualitatif masih terdapat atau terdeteksi
20
menggunakan pemanis siklamat tanpa mengetahui efek bagi kesehatan, dikarenakan dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang rendah dan tidak pernah mengikuti sosialisasi atau penyuluhan keamanan pangan tentang pengaruh dan efek yang ditimbulkan bagi kesehatan yang mereka gunakan.
21
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 12 sampel yang dilakukan identifikasi siklamat, terdapat 5 sampel yang terdeteksi mengandung siklamat yaitu sampel I, sampel IV, sampel VI, sampel VII, sampel IX.
B. Saran Saran yang dapat diberikan : 1.
Perlu dilakukan penelitian uji kadar kuantitatif siklamat pada minuman jajanan siap saji dengan metode kromatografi.
2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang bahan pemanis siklamat pada sampel lain seperti kue buatan ibu rumah tangga.
3.
Perlu adanya sosialisasi kepada pedagang kecil tentang bahaya dan dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan diantaranya sakit kepala.
22
DAFTAR PUSTAKA
A Munir, Yustini A, Rina V. 2012. Penentuan Identifikasi Sakarin dan Siklamat Dalam Minuman Es Sirup Yang Beredar Dipasar Raya Padang. Universitas Andalas Sumatra Barat. Anonim, Pusat Standarisasi Industri. 1992. Standarisasi Nasional Indonesia SNI 012893-1992. Tentang Cara Uji Pemanis Buatan. Jakarta : Departemen Perindustrian. Cahyadi, Wisnu. 2009. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Bumi Askara. Departemen Kesehatan RI. 1988. Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta ; Depkes RI. Hennida, Simatupang. 2009. Analis Penggunaan Zat Pemanis Buatan Pada Sirup yang dijual Dipasar Tradisional Medan. Sumatra Utara ; USU. Menteri Kesehatan. 2012. Peraturan Perundangan Tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Nurain A, Hadju. 2012. Analis Zat Pemanis Buatan pada Minuman Jajanan yang Di Jual Dipasar Tradisional Kota Manado. Sulawesi Utara : Fakultas Pertanian Universitas Samaratulangi. Nurheti, Yuliarti. 2007. Awas! Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta : Andi. Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA. Sudjadi. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Tarwodjo, C.S. 1989. Dasar-Dasar Gizi Kulier. PT. Jakarta : Gramedia. Winarno, F.G. 1997. Keamanan Pangan. Bogor : IPB.
23
Widjojo A, Marsum. 1994. Sistem Pelayanan Secara International Minuman Alcoholik dan Non Alcoholic di Restaurant. Yogyakarta : Andi Offset. Winarno, F.G 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
24
RIWAYAT PENYUSUN
Data Pribadi Nama
: Rudi Hartono
Nim
: 10.72.12019
Tempat dan Tanggal Lahir
: Montallat II, 5 Agustus 1992
Alamat
: Hendrik Timang Montallat II, RT I
Nama Ayah
: H. ASMUNI
Nama Ibu
: HJ. LAMSIAH
Riwayat Pendidikan SD
: SDN Negeri 2 Montallat II
SLTP / Sederajat
: SMP Negeri 2 Montallat II
SLTA / Sederajat
: SMK Negeri 2 Muara Teweh
Mulai mengikuti perkulihan di program studi Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya pada tahun 2010 dan pada bulan Januari 2014 mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah Sebagai tugas akhir dengan judul “Identifikasi Siklamat Pada Minuman Jajanan Yang ada Di Kawasan Pendidikan Kota Palangka Raya “.
25
Lampiran 5.2. Data penjualan minuman berdasarkan Lokasi pengambilan, nama sampel, waktu pengambilan sampel yang diambil, dan hasil.
No
Lokasi
Nama
Waktu
Sampel
Pengambilan
Hasil
1
Jln. R.A. KARTINI
TEH ES
08.30
Positif
2
Jln. R.A. KARTINI
TEH PANAS
08.35
Negatif
3
Jln.R.A. KARTINI
TEH ES
08.40
Negatif
4
Jln. AIS. NASUTION
ES CENDOL
09.00
Positif
5
Jln. AIS. NASUTION
TEH POCCI
09.11
Negatif
6
Jln. MANTIKEY
ES KELAPA
0915
Positif
7
Jln. MANTIKEY
TEH ES
09.20
Positif
8
Jln. MANTIKEY
TEH ES
09.30
Negatif
9
Jln. MANTIKEY
ES JOVAN
09.40
Positif
10
Jln. K.S. TUBUN
TEH ES
08.40
Negatif
11
Jln. K.S. TUBUN
TEH ES
08.43
Negatif
12
Jln. K.S. TUBUN
TEH ES
08.50
Negatif
26
Lampiran 5.3. Jenis BTP Pemanis Buatan beserta Nilai Kalori dan ADI No
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jenis BTP Pemanis Buatan Alitam Asesulfam-K Aspartam Isomalt
Nilai Kalori Kka KJ/g l/g 1,4 5,85 0 0 0,4 1,67 ≥2 ≥8,36
Laktitol
2
8,36
Maltitol
2,1
8,78
Manitol
1,6
6,69
Neotam Sakarin Siklamat Silitol
0 0 0 2,4
0 0 0 10,03
Sorbitol
2,6
10,87
Sukralosa
0
0
ADI* Mg/kg BB 0,34 15 50 tidak dinyatakan karena termasuk Generally Recognized as Safe (GRAS) tidak dinyatakan karena termasuk GRAS tidak dinyatakan karena termasuk GRAS tidak dinyatakan karena termasuk GRAS 2 5 11 tidak dinyatakan karena termasuk GRAS tidak dinyatakan karena termasuk GRAS 15
SNI 01-6993-2004
27
Lampiran 5.4 Cara Penimbangan dan Pembuatan Pereaksi
1.
Pembuatan HCl 10 % (Asam Klorida) dalam 100 ml air Dengan sediaan yang ada 25 % .
=
25 % . = 2.
. = 10 .100 = 40 ml
Pembuatan BaC 10 % (Barium klorida) dalam 100 ml air Berat barium klorida 10 g (10,0036 g) dalam 100 ml air
3.
Pembuatan NaN
10 % (Natrium nitrit) dalam 100 ml air
Berat natrium nitrit 10 g (10,0040) dalam 100 ml air
28
Lampiran 5.5. Skema Kerja 1.
Uji pengendapan
100 ml sampel -masukkan kedalam erlenmeyer tambahkan 10 ml larutan HCl 10 % tambahkan 10 ml larutan BaC 10 % - biarkan selama 30 menit -saring dengan kertas whatman 42 tambahkan 10 ml larutan NaN
10 %
-Panaskan diatas pemanas hot plate Hasil
Identifikasi diperoleh sekitar 20-30 menit setelah dipanaskan, jika terdapat endapan berwarna putih berarti sampel menggandung siklamat
29
Lampiran 5.6 Gambar pereaksi
Gambar larutan pereaksi HCl, BaC , NaN 10 %
Pereaksi HCl
Gambar Natrium Siklamat
Pereaksi BaC
NaN
30
Lampiran 5.7 Gambar kontrol Positif kontrol Negatif
Kontrol Positif dan Kontrol Negatif
31
Lampiran 5.8 Hasil Penelitian
Penelitian pertama Penyaringan setelah proses penambahan HCl 10 % dan BaCl 10 %.
Proses memanaskan setelah di
Hasil pada sampel I setelah dipanaskan
tambahkan BaCl 10 % 32
Sampel II setelah dipanaskan
Sampel IV setelah dipanaskan
Sampel III setelah dipanaskan
Sampel sampel V setelah dipanaskan
33
Sampel VI setelah dipanaskan
Sampel VII setelah dipanaskan
Sampel VIII setelah dipanaskan
Sampel IX setelah dipanaskan
34
Sampel X setelah dipanaskan
Sampel XI setelah dipanaskan
Sampel XII setelah dipanaskan
35