Tri Haryatmo LPPKS Deskripsi Tugas Dikumpulkan
paling
lambat
tanggal
4
November
2013
pukul
23.00
WIB
Buatlah sebuah resume dari semua bahan bacaan yang terdapat pada sub materi ini dalam sebuah paragraf. Kriteria Resume 1. Memiliki ide utama yang didukung oleh penjelasan berdasar dari bahan bacaan yang terdapat pada sub materi. 2. Minimal terdiri dari 4 paragraf dan tidak lebih dari satu halaman. 3. Berdasarkan pada pemikiran pribadi 4. Dokumen resume dikirim kedalam kelas maya dan dalam bentuk format PDF ke email:
[email protected]
Identifikasi kebutuhan, análisis perumusan tujuan pembelajaran
pembelajaran
dan
Analisis Kebutuhan merupakan aktivitas ilmiah untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran guna memilih dan menentukan media yang tepat dan relevan mencapai tujuan pembelajaran dan mengarah pada peningkatan mutu pendidikan. Analisis kebutuhan ditujukan untuk menentukan keperluan atau harapan yang ingin dimiliki warga belajar, setelah warga belajar menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penurunan kualitas dari kualifikasi yang harus dipenuhi. Contoh : a.
Kebutuhan lulusan S1 Pendidikan Teknik Mesin yang dapat mengoperasikan mesin CNC. b. Kebutuhan lulusan SLTP yang dapat membuat ringkasan cerita pendek. Analisis ini dilaksanakan agar tidak terjadi penyimpangan dari yang seharusnya dikuasai Ada empat tahap dalam melakukan analisa kebutuhan yakni perencanaan, pengumpulan data, analisa data dan menyiapkan laporan akhir.
a. Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi siswa, siapa yang akan terlibat dalam kegiatan dan cara pengumpulannya. (Morrison, 2001 : 32) b. Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam penyebarannya (distribusi) (Morrison,2001 : 33). c. Analisa data : setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan pertimbangan : ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan. d. Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan table dan penjelasan singkat, rekomendasi yang terkait dengan data. (Morrison, 2001: 33-34). Langkah-langkah dalam mendesain sistem pembelajaran adalah seperti berikut: a. Menentukan kebutuhan pembelajaran dan menentukan tujuan pembelajaran umum b. Melakukan analisis pembelajaran c. Mengidentifikasikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa d. Menentukan tujuan pembelajaran khusus. e. Menulis tes acuan patokan f. Menyusun strategi pembelajaran g. Mengembangkan bahan pembelajaran h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif i.
Mendapatkan sistem pembelajaran
Merumuskan tujuan mata pelajaran Ada beberapa rambu di dalam merumuskan tujuan pembelajaran, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yakni: a. Dirumuskan dalam kalimat dengan kata kerja operasional (bisa diukur) b. Memperlihatkan aktifitas yang bisa diamati. c. Aktifitas berorientasi pada peserta didik. d. Tujuan berorientasi pada hasil belajar bukan proses belajar. e. Tujuan pembelajaran berfungsi sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan
kegiatan pembelajaran. Beberapa contoh rumusan tujuan mata pelajaran yang memnuhi kriteria tersebut di atas adalah: a. Ranah Kognitif 1) Pada akhir semester mahasiswa jurusan Teknologi Pembelajaran yang menempuh mata kuliah Produksi Media Video dapat menjelaskan langkahlangkah penulisan naskah media video. 2) Pada akhir semester siswa kelas VII SMP dapat menjelaskan konsep Teorema Phytagoras. b. Ranah Afektif 1) Pada akhir semester siswa kelas IX M.Ts dapat mendukung anjuran tidak mencontek saat ujian akhir sekolah. 2) Pada akhir semester mahasiswa jurusan Filsafat dapat memadukan pandangan Filsafat Barat dan Filsafat Timur untuk kepentingan Pembangunan Nasional. c. Ranah Psikomotor 1) Pada akhir semester siswa Taman Kanak-kanak B dapat melipat kertas berbentuk segi enam. 2) Pada akhir semester siswa kelas X Kegunaan analisis instruksional sebagai berikut: a. Membantu bantu para guru/pendidik maupun penyusun desain instruksional untuk mengorganisir tugas-tugas pokok dalam hubungannya dengan subtugas yang harus dipelajari siswa. Pengorganisasiannya adalah sedemikian, sehingga merupakan urutan logis sesuai dengan keadaan sebenarnya manakala tugas tersebut dilaksanakan. Proses ini akan memberikan gambaran yang jelas bagi siswa mengenai yang diharapkan dapat dikerjakan setelah selesai mengikuti suatu pelajaran; b. Membantu para guru di dalam menganalisis tingkah laku (behavior) berkenaan dengan masing-masing tugas pokok maupun subtugas. Dengan cara demikian, semua pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tugas pokok dapat diidentifikasikan; c. Membantu para penyusun disain instruksional dan para guru/pendidik untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk belajar, sehingga siswa dapat melaksanakan suatu tugas dengan baik.
Pada langkah analisis pembelajaran terdapat empat keterkaitan atau struktur perilaku/ kompetensi yaitu: hierarkikal, procedural, pengelompokan dan kombinasi. Struktur Hierarkikal Struktur perilaku atau kompetensi hierarkikal adalah kedudukan dua perilaku atau kompetensi yang menunjukan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Struktur Prosedural Struktur perilaku prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seri urutan penampilan perilaku, tetapi tidak ada yang menjadi perilaku prasayarat untuk yang lain. Struktur Pengelompokan Dalam struktur pengelompokan, perilaku khusus tidak bersifat hierarki atau pun prosedural, tetapi berdiri sendiri, tidak ada ketergantungan terhadap tiap perilaku dan tetap memiliki hubungan yang artinya semua perilaku ini berada dalam satu kelompok yang tujuan umunya sama. Sebagai contoh : menjelaskan organ tubuh manusia = umum, maka organ mata, paru-paru, telinga, jantung = khusus. Seseorang mampu menjelaskan organ manusia secara umu m dapat dipelajari dengan menguasai organ-organ yang ada tanpa harus organ mana dahulu yang menjadi prasyarat bagi organ lain atau organ yang memiliki urutan yang harus dipelajari, melainkan organ mana saja terlebih terlebih dahulu dikuasai diperbolehkan, tidak ada ketergantungan, berdiri sendiri dan tetap dalam satu kelompok. Struktur Kombinasi Penjabaran perilaku umum ke dalam bentuk perilaku khusus dalam struktur kombinasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai struktur, artinya penggunaan struktur hierarkikal, prosedural, atau pengelompokan secara bersama, atau salah satu atau salah duanya. Struktur mana yang akan dikombinasikan dalam struktur kombinasi tergantung dari sifat perilaku tersebut. Ada suatu perilaku yang memang mengharuskan hierarkikal, ada perilaku yang mengharuskan prosedural, dan ada juga perilaku yang mengharuskan pengelompokan. Sebagai contoh : melakukan lari cepat. Setiap siswa dapat dipastikan memiliki perilaku dan karakteristik yang cenderung berbeda. Dalam pembelajaran, kondisi ini penting untuk diperhatikan karena dengan mengidentifikasi kondisi awal siswa saat akan mengikuti pembelajaran dapat memberikan informasi penting untuk guru dalam pemilihan setrategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran yang efektif dan sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
Kegiatan menganalisis perilaku dan karakteristik awal siswa dalam pengembangan pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan unutk menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut. Dengan demikian, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa adalah bertujuan untuk menentukan apa yang harus diajarkan dan yang tidak perlu diajarkan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Karena itu, kegiatan ini sama sekali bukan untuk menentukan pra syarat dalam menyeleksi siswa sebelum mengikuti pebelajaran. Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel dari kondisi pengajaran.[1] Variabel ini didefenisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas individu siswa. Aspek-aspek berkaitan dapat berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Teknik untuk mengidentifikasi perilaku awal siswa adalah dengan menggunakan kuesioner, interviu, observasi dan tes (pretest)[8]. Subjek yang memberikan insformasi diminta untuk mengidentifikasi tingkat pengusaan siswa dalam setiap perilaku khusus melalui skala penilaian (rating scales) Hakikat Perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus Dilihat dari peran/manfaatnya, tujuan pembelajaran merupakan komponen utama di dalam merencanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan tujuan dapat memberikan arah yang jelas terhadap komponen lainnya. Asumsi ini dapat dilihat dari contoh: andaikan seorang guru mengajar tanpa menetapkan tujuan pembelajaran, maka arah kegiatan pembelajarannya menjadi tidak jelas.
Tujuan pembelajaran khusus merupakan dasar dalam menyusun kisi-kisi tes. Selanjutnya, tujuan pembelajaran dapat dijadikan alat untuk menguji validitas isi tes. Dalam menentukan isi pelajaran yang akan diajarkan, pengembang pembelajaran merumuskannya berdasarkan perilaku yang ada dalam TPK. Dengan perkataan lain, isi pelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan apa yang akan dicapai dalam TPK.
Contoh tujuan pembelajran khusus : Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan bacaan buku ini diharapkan mahasiswa mampu : 1. menjelaskan batasan unsur- unsur transisi dengan karakteristik konfigurasi elektroniknya 2. menjelaskan hubungan variasi tingkat oksidasi dengan tersedianya orbital 3. menjelaskan peran katalitik bagi spesies transisi 4. menjelaskan hubungan sifat magnetik spesies transisi dengan elektron nirpasangan dalam konfigurasi elektronnya 5. melakukan perhitungan teoretik momen magnetik ion-ion transisi 6. menurunkan term spektroskopik berdasarkan gandengan Russell -Saunders