Identifikasi, Evaluasi dan Rancangan Solusi Layanan dan Jaringan Informasi (Studi Kasus: Balai Besar Bahan dan Barang Teknik) Mas’ud Adhi Saputra Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia
[email protected]
Abstrak—Manajemen layanan informasi di sebuah instansi pemerintah merupakan bagian dari upaya dalam mencapai tata kelola administrasi kepemerintahan yang baik (Good Governance). Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perlu didukung dengan proses identifikasi kebutuhan layanan informasi, identifikasi sistem layanan informasi, dan arsitektur jaringan informasi yang ada di instansi pemerintah. Namun, tidak hanya perlu dilakukan identifikasi layanan informasi tetapi juga dibutuhkan evaluasi terhadap implementasinya sehingga diharapkan memperoleh rancangan solusi yang dapat ditindaklanjuti di dalam instansi tersebut. Lokasi studi kasus dalam penelitian ini adalah Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T), Kementerian Perindustrian. Kata kunci—layanan informasi, jaringan informasi, sistem informasi, arsitektur jaringan informasi, evaluasi jaringan layanan informasi, B4T
I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dewasa ini merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan baru dalam rangka transformasi nilai-nilai kerja. Transformasi ini tidak hanya terjadi di sektor privat namun juga sektor publik. Konsep e-government (e-gov) menjadi konsep jamak yang diterapkan hampir di seluruh negara di dunia. E-gov sendiri didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan interaksi dan penyampaian layanan dari pemerintah kepada masyarakat [1]. Hal tersebut membuat beberapa instansi pemerintah di Indonesia pun turut merevolusi pola penyajian layanan kepada masyarakat yang awalnya secara konvensional menjadi layanan yang berbasis teknologi informasi, tak terkecuali Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T). B4T yang merupakan salah satu institusi di bawah Badan Pengkajian Kebijakan dan Mutu Industri (BPKIMI) Kementerian Perindustrian memiliki tugas pokok dan fungsi yang memberikan dukungan terhadap industri dalam menghadapi persaingan serta tantangan yang muncul akibat adanya perkembangan pasar internasional yang tidak dapat terbendung. Kondisi tersebut juga dapat digunakan sebagai
peluang dalam melakukan peningkatan peran serta B4T terhadap industri dan pertumbuhan perekonomian nasional. Salah satu cara menghadapai tantangan dan peluang tersebut adalah dengan meningkatkan kapabilitas industri nasional baik dari berbagai aspek seperti sumber daya, infrastruktur, penelitian dan pengembangan serta memperkuat jaringan dan koordinasi antar instansi yang terlibat. B4T merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) berstatus Badan Layanan Umum secara Penuh (BLU secara Penuh) [2] yang memberikan layanan jaminan mutu melalui pengujian, kalibrasi, sertifikasi, inspeksi, pelatihan teknik, penelitian, pengembangan dan perekayasaan serta konsultasi/bimbingan teknis. Perubahan-perubahan eksternal dan internal mendorong B4T untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu layanan. Kegiatan yang dilakukan di B4T mengacu kepada tugas pokok dan fungsinya [3] dan direfleksikan melalui struktur organisasi B4T seperti ditunjukkan bagan pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur organisasi B4T
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Balai Besar Bahan dan Barang Teknik mempunyai fungsi: 1. Penelitian, pengembangan, perancangan, perencanaan dan penyusunan standar bidang bahan dan barang teknik;
2.
Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan lingkungan, sertifikasi produk bahan dan barang teknik serta sertifikasi kualifikasi personil; 3. Pelaksanaan bantuan teknik untuk peningkatan dan pengawasan mutu bahan organik dan anorganik, bahan bangunan, produk logam, barang teknik, barang listrik dan elektronik, rumah tangga, motor bakar, kendaraan bermotor, komponen otomotif dan instrumentasi industri melalui pengujian mutu dan kalibrasi alat yang digunakan di industri; 4. Peningkatan kompetensi tenaga industri, pemanfaatan teknologi informasi dan pelaksanaan pemasaran; 5. Pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan B4T. Selain untuk menjalankan salah satu fungsinya, yaitu memanfaatkan teknologi informasi dalam melayani kebutuhan internal maupun eksternal, B4T juga mempunyai arah pengembangan ke depan yang salah satunya menyebutkan bahwa akan menerapkan sistem manajemen partisipatif yang efektif dan efisien, sistem informasi terkini dan penyebaran informasi yang luas [4].
B. Cloud Computing Komputasi awan adalah teknologi yang sedang berkembang dan bertujuan untuk menyediakan sumber daya dan layanan komputasi melalui Internet [10]. Komputasi awan dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga), yaitu: public cloud, private cloud dan hybrid cloud. Sedangkan, dari sisi model layanan dapat dibedakan menjadi: Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a Service (SaaS) [11].
Dalam rangka pengembangan sistem layanan informasi di B4T, terdapat 1 (satu) unit Eselon 4 yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk menyiapkan, mengembangkan dan memelihara sistem-sistem layanan informasi yang ada di B4T, yaitu Seksi Informasi [3].
Berkenaan dengan tugas pokok, fungsi dan sasaran pengembangan B4T, layanan informasi B4T terbagi atas layanan eksternal dan internal sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2 dan Gambar 3.
C. Web Service Merupakan aplikasi perangkat lunak yang dapat diakses melalui URL menggunakan protokol berbasis XML (eXtensible Markup Language), contohnya pesan SOAP (Simple Object Access Protocol) dikirimkan melalui protokol Internet. Banyak industri menerapkan teknologi SOA (Service Oriented Architecture) melalui standar web service [12]. III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN SISTEM LAYANAN INFORMASI
Dalam rangka merencanakan dan menyiapkan sistem layanan informasi di B4T, Seksi Informasi telah melakukan inventarisasi perangkat teknologi informasi yang ada dan menyebarkan formulir kebutuhan perangkat dan sistem informasi baru untuk memudahkan proses identifikasi kebutuhan akan layanan informasi. Namun, pada prakteknya kebutuhan itu bersifat parsial, tidak dapat diidentifikasi sebagai kebutuhan secara menyeluruh sehingga menyebabkan tumpang tindihnya kebutuhan antar unit di B4T padahal sebenarnya sumber daya tersebut dapat digunakan secara bersama-sama. Sehingga muncul anggapan bahwa Seksi Informasi merupakan cost center unit tanpa mengedepankan efektivitas dan efisiensi. Kajian ini bertujuan untuk melakukan proses identifikasi secara menyeluruh kebutuhan akan layanan informasi, sistem layanan informasi, dan arsitektur jaringan informasi serta memberikan saran terhadap pengembangan layanan informasi B4T di masa mendatang.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Virtual Private Network Virtual Private Network (VPN) memperluas jaringan privat melalui jaringan publik seperti Internet. Hal ini memungkinkan komputer atau perangkat jaringan lain untuk mengirim dan menerima data melalui jaringan publik seolaholah langsung terhubung ke jaringan privat [9]. VPN dibuat dengan membentuk koneksi virtual point-to-point melalui dedicated connections, virtual tunneling protocols, atau traffic encryption.
Gambar 2. Layanan internal B4T
Layanan internal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan layanan informasi yang berasal dari internal B4T, meliputi: - Administrasi, termasuk administrasi surat-menyurat secara elektronik - Keuangan, meliputi laporan keuangan internal maupun laporan keuangan yang dipersyaratkan oleh Kementerian Keuangan - Pelaporan, termasuk laporan kinerja instansi - Manajemen SDM, meliputi seluruh data kepegawaian - Pengadaan, termasuk sistem pengadaan secara elektronik - Perencanaan, meliputi dokumentasi KAK dan RAB
Gambar 5. Tampilan login INTEGRA B4T
INTEGRA dikembangkan berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan sistem manajemen basis data MySQL. Fungsi-fungsi yang terdapat dalam INTEGRA adalah sebagai berikut: - Manajemen Pengguna - Manajemen Aplikasi
Gambar 3. Layanan eksternal B4T
Layanan informasi eksternal B4T diperuntukkan bagi para peminta jasa yang dapat berasal dari industri, perseorangan maupun BUMN/BUMD. Layanan-layanan eksternal antara lain: Pengujian, Penelitian, pengembangan dan perekayasaan, Kalibrasi, Konsultasi, Inspeksi teknik, Pelatihan teknis, Sertifikasi, serta Penyelenggara uji profisiensi. Sedangkan, sistem layanan informasi B4T dapat digambarkan dalam sebuah lanskap seperti pada Gambar 4. D
C
Website
Email
Laporan
SMS Gateway
Sistem Analisis
Kiosk
Dashboard
SPSE
SPM
B
SAI
Basis Data Keuangan
SAKPA
SIMAK BMN
SIMAN TAP
TR PNBP
Keamanan
Basis Data Pengadaan
Intranet Kemenperin
Basis Data Intranet
Web Service Basis Data B4T
A
Basis Data Platform
SI PEJAB4T
SI LAJANG
INTEGRA
Gambar 4. Lanskap sistem layanan informasi B4T
A. Lapisan Platform (Platform Layer) Platform merupakan pondasi tempat meletakkan sistem informasi dan aplikasi yang sudah ada maupun yang akan dikembangkan kemudian. Platform B4T diberi nama INTEGRA dimaksudkan untuk mengintegrasikan seluruh sistem dan aplikasi di B4T.
Selain itu, terdapat fitur single sign on (SSO) yang membuat pengguna hanya 1x (satu kali) melakukan login untuk bisa mengakses semua sistem informasi/aplikasi yang ada. B. Lapisan Aplikasi (Application Layer) Pada lapisan aplikasi, terdapat sejumlah sistem informasi dan aplikasi, baik yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa teknis B4T maupun administrasi tata kelola pemerintahan. 1. Sistem Informasi Layanan Jasa Teknis Dalam upaya melayani kebutuhan masyarakat, khususnya di bidang penjaminan mutu, B4T mengembangkan sistem informasi layanan jasa teknis yang bertujuan untuk: [5] [6] - Meningkatkan kualitas layanan jasa teknis - Menciptakan manajemen administrasi yang akuntabel, transparan dan profesional - Meningkatkan citra B4T di mata publik Sistem informasi yang telah dikembangkan Seksi Informasi B4T, terdiri atas: a) SI PEJAB4T (Sistem Informasi Pelayanan Jasa Teknis B4T) Sistem informasi layanan jasa teknik ini menggantikan dan mengelaborasi fungsi beberapa sistem informasi yang ada sebelumnya. Beberapa sistem informasi sebelumnya dikembangkan hanya untuk memenuhi kebutuhan layanan jasa tertentu secara terpisah. Sebagai contoh, SIL (Sistem Informasi Laboratorium) hanya untuk layanan jasa pengujian dan kalibrasi. Begitu juga, SISPRO (Sistem Informasi Sertifikasi Produk) dan SILATEK (Sistem Informasi
Pelatihan Teknis). Dengan hadirnya SI PEJAB4T diharapkan semua proses administrasi layanan jasa teknis B4T dapat dikelola melalui layanan satu pintu (one gate service).
- Pengecekan status order - Chat - Laporan keuangan Selain itu juga terdapat fitur tambahan seperti Newsletter dan notifikasi via SMS kepada peminta jasa.
Gambar 7. Tampilan menu pendaftaran order SI LAJANG
Gambar 6. Tampilan menu order detail SI PEJAB4T
SI PEJAB4T dikembangkan dengan teknologi open source menggunakan framework pemrograman web Codeigniter dan framework CSS Bootstrap. SI PEJAB4T memiliki beberapa fungsi utama seperti berikut: - Manajemen pengguna - Manajemen order - Manajemen peminta jasa - Manajemen antrian - Manajemen contoh uji/alat kalibrasi - Manajemen dokumen - Pelaporan
2. Intranet Kementerian Perindustrian Intranet Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merupakan aplikasi berbasis web yang diperuntukkan bagi seluruh PNS di lingkungan Kementerian Perindustrian. Intranet Kemenperin dikembangkan dengan menggunakan framework yang dinamakan Wisanggeni (berbasis PHP dan MySQL) dan dikembangkan secara internal oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Kemenperin. Beberapa menu yang ada dalam Intranet Kemenperin adalah sebagai berikut: SIPEGI (Sistem Informasi Kepegawaian), Absensi Online, E-Pesan, Penilaian Kinerja Pegawai, LAKIP, SPPD Online, Berita Internal, Forum Diskusi, File Library, E-Disposisi, dll.
Selain fungsi-fungsi utama di atas, SI PEJAB4T juga difasilitasi dengan beberapa fungsi tambahan, seperti: - Barcode untuk contoh uji/alat kalibrasi - QR code untuk kuitansi dan sertifikat hasil uji - SMS Gateway untuk notifikasi kepada pejabat yang berwenang dan peminta jasa b) SI LAJANG (Sistem Informasi Layanan Jasa Berbasis Pelanggan) Sama halnya dengan SI PEJAB4T, SI LAJANG ini dikembangkan dengan framework serupa. Bedanya adalah SI LAJANG ini lebih difungsikan sebagai sistem CRM (Customer Relationship Management) dan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: - Pendaftaran order secara online - Sejarah order
Gambar 8. Tampilan Intranet Kemenperin
3. Aplikasi Manajemen Keuangan dan Aset Dalam kaitannya dengan manajemen keuangan dan aset, Kementerian Keuangan telah mengembangkan sejumlah sistem informasi atau aplikasi untuk membantu seluruh satuan kerja (satker) di Indonesia. Sistem informasi atau aplikasi tersebut antara lain: - SPM - SAI - SAKPA - SIMAK BMN - SIMANTAP - TR PNBP - GPP - SILABI - dsb
Gambar 10. Tampilan SPSE
C. Lapisan Laporan Eksekutif (Executive Report Layer) Pada lapisan ini terdapat 3 (tiga) layanan informasi yang dikhususkan bagi manajemen puncak (Eselon 2 dan Eselon 3) di B4T, yaitu: - Laporan - Sistem Analisis - Dashboard Ketiga layanan informasi tersebut berfungsi sebagai parameter dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen puncak.
Gambar 9. Tampilan menu aplikasi SAKPA
4. Sistem Informasi Pengadaan Untuk fungsi pengadaan barang dan jasa di lingkungan B4T, Unit Layanan Pengadaan (ULP) B4T memanfaatkan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dari Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Barat. SPSE Jawa Barat dapat diakses melalui https://lpse.jabarprov.go.id/eproc dengan tampilan seperti pada Gambar 10. Dalam layanan pengadaan secara elektronik, setiap satuan kerja termasuk B4T diizinkan untuk memilih dalam memanfaatkan sistem informasi pengadaan secara elektronik. SPSE yang digunakan boleh menggunakan sistem dari instansi pusat atau memilih untuk menggunakan SPSE yang paling dekat dengan lokasi satuan kerja tersebut. Kategori menu dalam SPSE dibedakan dari otorisasi sebagai penyelenggaran kegiatan lelang atau sebagai rekanan penyedia barang/jasa. Selain menu utama juga disajikan menu tambahan seperti e-catalogue, SIRUP, dsb.
Gambar 11. Tampilan dashboard layanan jasa
D. Lapisan Presentasi (Presentation Layer) Lapisan presentasi merupakan lapisan yang digunakan untuk memberikan layanan informasi melalui website, email, SMS maupun perangkat Kiosk. Website dan email B4T menggunakan jasa penyedia hosting dan domain dengan lokasi server di luar B4T. Layanan SMS diperuntukkan bagi pihak eksternal yang menginginkan informasi mengenai kegiatan B4T, serta status order dan tarif layanan jasa teknis. Perangkat Kiosk ditempatkan di ruang customer service sebagai sarana peningkatan layanan informasi publik.
Koneksi Internet yang ada saat ini di B4T terdiri dari Dedicated Connection (bandwidth 6 Mbps) melalui serat optik dan Shared Connection (bandwidth 2 Mbps) yang digunakan sebagai cadangan ketika koneksi melalui serat optik mengalami gangguan.
Gambar 12. Tampilan website B4T
IV. ARSITEKTUR SISTEM JARINGAN INFORMASI A. Arsitektur Jaringan B4T mempunyai 7 Gedung yang terdiri atas bangunanbangunan yang diperuntukkan untuk layanan pelanggan, administrasi, laboratorium, ruang diklat, aula, dan fungsifungsi lain. Ruang server B4T berada di Gedung 3, yang merupakan bangunan sentral. Koneksi Local Area Network (LAN) dari Ruang Server (Gedung 3) dan perangkat Switch gedung lain (internal backbone) menggunakan serat optik dan kabel unshielded twisted pair (UTP).
B. Perangkat Keras dan Jaringan Jumlah Personal Computer (PC) yang ada di B4T adalah 97 unit dan notebook 41 unit [7], dengan jumlah PC dan notebook yang terhubung dengan LAN sekitar 85 unit, sedangkan sisanya hanya bersifat standalone [8]. Namun, pada kenyataannya seringkali ditemukan pengguna mengakses jaringan internet dengan media wireless access point melalui notebook dan smart phone. Hal ini tidak dapat dihindarkan karena memang setiap pengguna, baik pegawai B4T, peserta pelatihan teknis maupun tamu lainnya sengaja difasilitasi dengan hotspot di beberapa titik di lingkungan B4T.
Gambar 14. Arsitektur Server B4T Gambar 13. Arsitektur LAN/VLAN B4T
Untuk koneksi dengan Gedung 1, 2, dan 4 sudah menggunakan serat optik. Namun, untuk koneksi dengan Gedung 5,6 dan 7 masih menggunakan kabel UTP sepenuhnya (backbone dan node).
Setiap server yang ada mempunyai fungsi yang spesifik, ada yang berperan sebagai server basis data, server penyimpanan file secara cloud, server aplikasi layanan jasa, server data-data kepegawaian, dan server backup. Serverserver tersebut dihubungkan dengan switch dan ketika ingin terkoneksi dengan Internet melalui router dari ISP.
Berikut adalah beberapa perangkat keras dan jaringan yang ada di B4T : [8] TABEL I. WIRELESS ACCESS POINT
No.
Merk/Type Access Point
1 2 3
D-Link Airplus Xtreme G Wireless Cisco WRT610N TP-Link
Jumlah Access Point 5 6 1
1
Tipe (Switch/Hub/ Router) Switch
2
Switch
3
Switch
4
Switch
5 6
Switch Switch
7
Switch
8
Hub
Merk/Type D-Link DGS1008D D-Link DES1024D D-Link DES1008F D-Link DES1008A Cisco SG-100D-08 Allied Telesis ATGS950/24 D-Link DGS1224T TP-link
Jumlah (Switch/Hub/ Router) 3
Nama Server
1
DB Server
Sistem Operasi Linux Ubuntu
2
QMS Server
Linux Ubuntu
3
SIL Server
Linux Ubuntu
4
Linux Ubuntu
6
Terminal Data Kepegawaian Cloud Storage (Reservoir) MikroTik
7
Integra Server
Linux Ubuntu
5
Linux Ubuntu MikroTik
Ketentuan pelaksanaan backup pada sistem aplikasi dan basis data
-
Ketentuan umum retensi media backup
2
-
Ketentuan umum restore pada sistem aplikasi dan basis data
14
-
Ketentuan umum penanganan media backup
2. IK Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
2
Terdiri atas :
1 3 1
Sistem Operasi Windows OEM Linux Ubuntu
-
Penanganan tindakan perbaikan
-
Penanganan tindakan pencegahan
3. IK Tata Kelola Keamanan Jaringan Terdiri atas :
1
Lokasi
Jumlah
Ruang server Ruang Server Ruang Server Ruang Server Ruang Server Ruang Server Ruang Server
1 1 1 1 1 1 1
TABEL IV. SISTEM OPERASI
No. 1 2
Terdiri atas : -
TABEL III. SERVER
No.
Instruksi kerja mengenai pengelolaan sumber daya teknologi informasi yang ada di B4T antara lain : 1. IK Pelaksanaan Backup dan Restore
TABEL II. SWITCH/HUB/ROUTER
No.
C. Tata Kelola Sistem dan Teknologi Informasi Dalam mengelola dan memelihara sumber daya teknologi informasi, Seksi Informasi membuat beberapa Instruksi Kerja (IK) yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan dan keandalan sumber daya tersebut. Selain itu, instruksi kerja ini juga dijadikan perangkat manajemen dalam penjaminan sistem manajemen mutu layanan B4T sesuai dengan SNI ISO 9001 : 2008.
Jumlah License 45 7
-
Ketentuan mengenai perangkat jaringan
-
Ketentuan pengelolaan akses jaringan
-
Ketentuan penggunaan layanan jaringan
-
Sanksi
V. EVALUASI JARINGAN INFORMASI A. Pengelolaan Perangkat Keras Evaluasi pengelolaan perangkat keras yang telah dilakukan menghasilkan: 1. Perangkat Personal Computer (PC) yang ada, beberapa di antaranya mengalami kerusakan peripheral-nya. Setelah diidentifikasi permasalahannya kebanyakan harus mengganti dengan peripheral yang baru. Masalah yang muncul adalah ketika peripheral yang dibutuhkan sudah tidak beredar di pasaran sehingga banyak PC yang akhirnya harus dihapuskan dari daftar Barang Milik Negara (BMN). 2. Perangkat keras jaringan seperti switch dan hub kebanyakan mempunyai 8 port. Bahkan, sebagian masih ada yang menggunakan 4 port. Hal ini seringkali menimbulkan masalah karena tidak semua PC dapat terhubung dengan jaringan.
3. Terdapat 3 fungsi server yang menggunakan PC non server sehingga kapabilitasnya sebagai server seringkali diragukan. Bahkan, dalam rentang waktu 1-3 bulan setidaknya pernah setidaknya 1-2 kali mengalami gangguan dan harus di-restart untuk kembali memfungsikannya. 4. Perangkat Uninterruptible Power Supply (UPS) hanya 1 buah dan hanya mampu untuk mem-backup daya selama kurang dari 10 menit untuk semua perangkat yang ada di ruang server. Sehingga, jika listrik padam maka tidak semua perangkat dapat dimatikan dengan benar. Bahkan, di awal tahun 2015 semua data sistem informasi layanan jasa (source code) mengalami kerusakan akibat kerusakan pada perangkat hard disk server aplikasi setelah beberapa kali mengalami pemadaman listrik tiba-tiba. 5. Tidak adanya perangkat KVM (keyboard, video, mouse) switch sehingga ketika ingin melakukan monitoring terhadap kinerja seluruh server di ruang server harus bergantian memindahkan kabel koneksi VGA, keyboard dan mouse server secara bergantian dari server satu ke server lain. 6. Perangkat absensi finger print hanya 2 (dua) unit saja. Satu unit untuk absensi PNS, sedangkan satu unit lagi diperuntukkan untuk absensi pegawai non PNS. Dengan jumlah PNS mencapai hampir 180 orang, perangkat absensi harus dilakukan penambahan agar tidak menimbulkan antrian panjang saat ingin melakukan absensi, khususnya saat jam masuk dan pulang kantor. B. Pengelolaan Jaringan Evaluasi pengelolaan jaringan yang telah dilakukan menghasilkan: 1. Jaringan kabel UTP masih digunakan dari server menuju gedung 5, 6, dan 7. Sedangkan, gedung yang lain sudah menggunakan serat optik. Hal inilah yang seringkali menimbulkan keluhan khususnya para pengguna jaringan LAN dari gedung 5, 6, dan 7 bahwa koneksi lambat. 2. Koneksi jaringan dari B4T ke kantor pusat Kementerian Perindustrian melalui Internet, termasuk ketika mengakses Intranet Kemenperin dan sinkronisasi data absensi PNS setiap harinya. Ketika koneksi Internet mengalami penurunan performansi maka akan menghambat kinerja individu dan instansi. Segala hal mengenai administrasi perkantoran, seperti absensi, SPPD Online, laporan kinerja mingguan, laporan monitoring dan evaluasi, dan sebagainya menjadi terkendala. C. Pengelolaan Perangkat Lunak Evaluasi pengelolaan perangkat lunak yang telah dilakukan menghasilkan: 1. Sistem informasi layanan jasa yang ada sempat mengalami kendala karena hilangnya seluruh source code aplikasi yang ter-install pada server. Namun, dapat diatasi dengan menggunakan restorasi dari backup file. Sayangnya, file backup tersebut bukanlah source code lengkap, sehingga beberapa fungsi masih ditemukan error. 2. Perlunya dilakukan pembaharuan dan pengembangan sistem informasi/aplikasi yang sudah ada maupun sistem
informasi/aplikasi yang baru dalam mendukung kinerja B4T. 3. Terdapat redundansi data, misalnya data kepegawaian antara aplikasi yang ada di B4T dengan Intranet Kemenperin. Hal ini dikarenakan masing-masing aplikasi mempunyai hak akses dengan username dan password yang berbeda-beda. Masing-masing sistem informasi yang ada di B4T juga mempunyai hak akses dengan username dan password yang berbeda-beda sehingga tiap pegawai harus berpindah-pindah dari aplikasi satu ke aplikasi lain. D. Tata Kelola Sistem dan Teknologi Informasi Evaluasi tata kelola sistem dan teknologi informasi yang telah dilakukan menghasilkan: 1. Beberapa Instruksi Kerja yang telah dibuat sudah dapat dijalankan, namun masih ada beberapa hal yang belum tercakup dalam instruksi-instruksi kerja tersebut. Selain itu, monitoring dan evaluasi penerapannya juga belum dilakukan. 2. Perlunya menggunakan standar tata kelola sistem dan teknologi informasi, dan menyusun pedoman serta panduan mutu penggunaan dan pengelolaan sumber daya TI di B4T.
VI. RANCANGAN SOLUSI PENINGKATAN KINERJA JARINGAN INFORMASI A. Perangkat Keras Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan pengelolaan perangkat keras, antara lain: 1. Pengadaan PC melalui sistem sewa kepada pihak ketiga. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam hal pemeliharaan, pembaharuan peripheral maupun sistem informasi atau aplikasi pendukung lainnya. Selain itu, juga mempermudah dalam pengelolaan BMN di lingkungan B4T. 2. Pengadaan perangkat switch dan hub minimal 16 port, kabel jaringan, server pengganti PC non server, UPS, KVM switch, dan perangkat absensi finger print. B. Jaringan Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan pengelolaan jaringan, antara lain: 1. Koneksi jaringan LAN seluruh gedung menggunakan serat optik. 2. Peningkatan bandwidth koneksi Internet secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan. 3. Pembangunan koneksi VPN antara B4T dengan kantor pusat Kementerian Perindustrian untuk memudahkan dan mempercepat akses Intranet Kemenperin dan absensi online dikarenakan hal ini sangat krusial sebagai parameter kinerja individu di lingkungan Kementerian Perindustrian. C. Perangkat Lunak Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan pengelolaan perangkat lunak, antara lain:
1. Sistem informasi baru yang akan dibangun harus disesuaikan dengan kebutuhan bisnis B4T. Selain itu, sangat dimungkinkan untuk mengadopsi teknologi Software as a Service (SaaS) yang bersifat private cloud. 2. Perlunya dikembangkan teknologi web service, baik yang berfungsi untuk menghubungkan antara Intranet Kemenperin dengan sistem informasi yang ada di B4T, maupun antar sistem informasi/aplikasi yang ada di B4T. D. Tata Kelola Sistem dan Teknologi Informasi Solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan tata kelola sistem dan teknologi informasi, antara lain: 1. Perlunya mengadopsi standar tata kelola sistem dan teknologi informasi di B4T, seperti COBIT ® 5. Namun, harus pula disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. 2. Perlunya menyusun pedoman mutu dan panduan mutu. Selain itu, perlu juga menyusun instruksi-instruksi kerja lain yang belum tercakup dalam instruksi kerja sebelumnya. 3. Mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaannya juga perlu ditingkatkan.
terhadap
VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kajian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kebutuhan akan layanan informasi, sistem layanan informasi dan arsitektur sistem jaringan informasi telah teridentifikasi secara menyeluruh dengan mempertimbangkan kebutuhan internal maupun eksternal B4T. Selain itu, evaluasi layaan dan jaringan informasi yang ada juga telah dilakukan dan melahirkan rancangan solusi yang dapat dijadikan referensi oleh B4T di kemudian hari. B. Saran Setiap rencana perbaikan yang berdasarkan evaluasi juga harus mendapat dukungan sepenuhnya dari manajemen puncak B4T, baik berupa kebijakan maupun alokasi anggaran sehingga setiap masukan dan saran yang mengarah pada kemajuan B4T dapat terwujud. DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
[3]
[4] [5] [6]
Technology Service Department, “E-Government Strategic Plan,” NV : Washoe County, Maret. 2008. Keputusan Menteri Keuangan No. 53/KMK. 05/2010 Tentang Penetapan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Pada Kementerian Perindustrian Sebagai Instansi yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 43/MIND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Bahan dan Barang Teknik. Rencana Strategis Balai Besar Bahan dan Barang Teknik tahun 20142018. Laporan Kegiatan Perekayasaan Sistem Informasi Pelayanan Jasa Teknik (SI PEJAB4T) B4T Tahun Anggaran 2013. Laporan Kegiatan Perekayasaan Sistem Informasi Layanan Jasa Berbasis Pelanggan (SI LAJANG) B4T Tahun Anggaran 2014.
[7]
Laporan Rekonsiliasi Barang Milik Negara (BMN) B4T Tahun Anggaran 2014. [8] Kuesioner Pemetaan Jaringan Satuan Kerja Daerah di Lingkungan Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2014. [9] A. G. Mason, ”Cisco Virtual Private Network”, Cisco Press, 2002. [10] W. Zhu, dkk, “Multimedia Cloud Computing”, IEEE Signal Processing Magazine, Mei. 2011. [11] http://en.wikipedia.org/wiki/Cloud_computing, diakses pada tanggal 21 April 2015. [12] G. Branca dan L. Atzori, “A Survey of SOA Technologies in NGN Network Architectures”, IEEE Communications Surveys & Tutorials, vol. 14, no. 3, 2012.