BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai implementasi dan evaluasi terhadap rancangan infra struktur jaringan sesuai dengan analisis-analisis yang telah dilakukan di lapangan. 4.1 Topologi Jaringan yang diusulkan. Topologi hasil dari analisis-analisis yang di lakukan di lapangan adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 : Topologi Jaringan yang diusulkan pada Sekolah St. Patricia. 64
65
St. Patricia akan menggunakan internet dari penyedia jasa internet Telkom – Speedy, dari ADSL-modem yang sudah terpasang internet, jaringan tersambung ke Firewall untuk membatasi akses yang dilakukan oleh pengguna internet yang tersambung dengan Router A. Router A mengkoneksikan Swicth 1 dan Server Utama. Dimana Server Utama pada Sekolah berfungsi untuk menyimpan data client yang melewati jaringan serta melakukan kontrol terhadap keseluruhan jaringan. Switch 1 yang terhubung ke Router A berfungsi sebagai penyebar jaringan internet dari ADSLmodem kepada Switch 2, Switch 3, dan Router B. Switch 1 merupakan Switch yang akan mengkoneksikan lima access-point yang akan disebar pemasangannya di seluruh gedung sehingga jaringan internet dapat diakses di lingkungan Sekolah dengan menggunakan perangkat mobile yang terintegrasi dengan wireless network adapter. Sedangkan Switch 3 akan digunakan untuk pemasangan jaringan kabel pada ruangan Tata-Usaha SD, SMP dan SMA Sekolah. Untuk Router B akan digunakan untuk tetap mengkoneksikan jaringan pada Router A dengan jaringan pada Laboratorium komputer dengan terkoneksi langsung dengan 1 PC-Server dan 2 Switches 24 ports untuk semua PC berjumlah 40 yang tersambung di dalam Laboratorium.
1.1.1
IP Addressing Sebelum memulai semuanya, hal penting yang perlu dilakukan adalah
menentukan alamat IP yang akan diberikan ke masing-masing access-point yang akan dipasang nantinya. Pengalamatan IP akan dilakukan secara static dengan ketentuan sebagai berikut :
66
1. Access-point St. Patricia lt.1a : 192.168.2.2
Network Address
192.168.2.0
Broadcast Address
192.168.2.63
Host terkecil
192.168.2.1
Host terbesar
192.168.2.62
Jumlah Host Maksimal
62
2. Access-point St. Patricia lt.1b : 192.168.2.3
Network Address
192.168.2.0
Broadcast Address
192.168.2.63
Host terkecil
192.168.2.1
Host terbesar
192.168.2.62
Jumlah Host Maksimal
62
3. Access-point St. Patricia lt.2a : 192.168.2.4
Network Address
192.168.2.0
Broadcast Address
192.168.2.63
67
Host terkecil
192.168.2.1
Host terbesar
192.168.2.62
Jumlah Host Maksimal
62
4. Access-point St. Patricia lt.2b : 192.168.2.5
Network Address
192.168.2.0
Broadcast Address
192.168.2.63
Host terkecil
192.168.2.1
Host terbesar
192.168.2.62
Jumlah Host Maksimal
62
5. Access-point St. Patricia lt.3 : 192.168.2.6
Network Address
192.168.2.0
Broadcast Address
192.168.2.63
Host terkecil
192.168.2.1
Host terbesar
192.168.2.62
Jumlah Host Maksimal
62
68
Subnet-mask yang akan digunakan oleh semua access-point di atas adalah 255.255.255.192. Semua perangkat jaringan yang mengakses access-point di atas akan mendapatkan alamat IP dari DHCP server sehingga pengguna tidak perlu melakukan pengaturan alamat IP lagi pada saat akan menggunakan jaringan nirkabel di Sekolah St. Patricia.
4.2 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem yang digunakan dalam uji coba perancangan adalah dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan disebutkan pada subbab di bawah ini.
4.2.1 Perangkat Keras (Hardware) Berikut merupakan spesifikasi perangkat keras atau hardware yang digunakan dalam ujicoba perancangan jaringan wireless pada Sekolah St. Patricia.
4.2.1.1 Spesifikasi Access-Point Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan access-point TP-LINK dengan model nomor TL-WR941ND. Berikut merupakan tabel spesifikasi access-point disebut :
69
Tabel 4.1 Spesifikasi access-point TP-LINK WR914ND.
HARDWARE FEATURES Interface
Button
4 10/100Mbps LAN PORTS 1 10/100Mbps WAN PORT Quick Setup Security Button Reset Button
External Power Supply
9VDC / 0.85A
Wireless Standards
IEEE 802.11n, IEEE 802.11g, IEEE 802.11b
Antenna
3*3dBi Detachable Omni Directional Antenna (RP-SMA)
Dimensions ( W x D x H )
7.9 x 5.5 x 1.2 in. (200 x 140 x 28mm)
Frequency
2.4-2.4835GHz 11n: Up to 300Mbps(dynamic)
Signal Rate
11g: Up to 54Mbps(dynamic) 11b: Up to 11Mbps(dynamic)
Wireless Security WAN Type
DHCP
Access Control
64/128/152-bit WEP / WPA / WPA2,WPA-PSK / WPA2-PSK Dynamic IP/Static IP/PPPoE/ PPTP(Dual Access)/L2TP(Dual Access)/BigPond Server, Client, DHCP Client List, Address Reservation Parental Control, Local Management Control, Host List, Access Schedule, Rule Management DoS, SPI Firewall
Firewall Security
IP Address Filter/MAC Address Filter/Domain Filter IP and MAC Address Binding Access Control
Management
Local Management Remote Management
70
4.2.1.2 Spesifikasi Switch Switch yang digunakan dalam implememtasi jaringan wireless di Sekolah St. Patricia adalah D-Link DES-1008A. D-Link DES-1008A memiliki fitur auto-sensing 10/100 Mbps ports, yang memungkinkan sebuah workgroup jaringan dapat dengan fleksibel saling terkoneksi ke perangkat Ethernet dan Fast Ethernet untuk membentuk sebuah jaringan yang terintegrasi. Fitur auto-sensing ini juga memungkinkan pengguna jaringan mendapatkan kecepatan maksimal untuk setiap perangkat jaringan yang terkoneksi. Fitur lain dari switch ini adalah Auto MDI/MDIX CrossOver, mengeliminasi keperluan akan kabel crossover ataupun uplink ports. Setiap port dapat dihubungkan langsung ke sebuah server, hub, router, ataupun switch dengan menggunakan kabel straight pada umumnya.
Gambar 4.2 : bentuk fisik switch D-LINK DES 1008A
71
4.2.1.3 Kabel UTP Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) digunakan untuk menghubungkan dari modem ke switch dan switch ke tiap-tiap access-point yang tersebar di seluruh gedung sekolah. Disini penulis akan menggunakan Prolink UTP CAT5E. Penulis memilih penggunaan kabel jenis ini karena memang lebih umum digunakan dan mampu menyediakan jalur bandwidth sampai dengan 10/100/100Mbps, sedangkan CAT5 hanya bisa menyediakan jalur bandwidth 10/100Mbps. Sedangkan CAT6/CAT6E merupakan kabel yang bisa dikategorikan ke kelas premium karena performa dari gelombang transmisinya mencapai 600MHz sedangkan untuk CAT5e paling tinggi adalah sebesar 250MHz, dan juga harganya yang jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan kabel CAT5E.
4.2.1.4 Konektor RJ-45 Konektor RJ-45 digunakan untuk menghubungkan tiap-tiap ujung kabel UTP yang akan digunakan untuk mengkoneksikan modem, switch dan access-point. Setelah melakukan survei harga, penulis menentukan untuk menggunakan AMP Connector RJ45 CAT5E.
72
4.2.1.5 Crimping Tools Untuk melakukan pemotongan kabel UTP dan crimping pada konektor RJ-45 yang sudah tersambung dengan kabel UTP, maka diperlukan sebuah Crimping Tools. Penulis memutuskan untuk menggunakan PROSKIT Crimping Tools setelah melakukan survei harga yang beredar di pasaran.
4.2.1.6 Workstation Untuk melakukan pengujian terhadap
jaringan wireless yang sudah
dikonfigurasi, penulis menggunakan sebuah notebook dengan sistem operasi Windows 8 yang sudah terintegrasi dengan wireless adapter dan
sebuah smartphone berbasis
android. Dimana dengan keduanya penulis akan mencoba mengakses jaringan internet melalui hotspot yang telah dikonfigurasi.
4.2.2 Perangkat Lunak (Software) Selain perangkat keras jaringan yang digunakan, konfigurasi jaringan tentunya juga akan menggunakan beberapa perangkat lunak. Berikut merupakan beberapa perangkat lunak (software) yang digunakan dalam melakukan ujicoba perancangan jaringan wireless pada Sekolah St. Patricia.
73
4.2.2.1 Web Browser Web Browser digunakan untuk melakukan konfigurasi access-point yang akan di pasang di Sekolah St. Patricia. Untuk penulisan laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan web browser Google Chrome.
Gambar 4.3 : tampilan Web Browser untuk konfigurasi access-point. 4.2.2.2 Program Aplikasi WirelessNetView WirelessNetViewer merupakan program aplikasi freeware yang digunakan untuk monitoring aktivitas yang dilakukan oleh jaringan wireless yang terjangkau oleh komputer yang digunakan untuk melakukan akses jaringan wireless. Untuk masingmasing jaringan yang terdeteksi, akan ditampilkan informasi seperti : SSID, kualitas sinyal terakhir, kualitas sinyal rata-rata, apakah access-point tersebut terpasang sistem keamanan, channel yang dipakai, dan lainnya.
74
Gambar 4.4 : tampilan program WirelessNetViewer.
4.3 Spesifikasi Biaya Berikut merupakan spesifikasi biaya yang diperlukan untuk pemasangan jaringan wireless di sekolah St. Patricia. Tabel 4.2 : Spesifikasi Biaya untuk membangun Hotspot.
Hardware
Jumlah
Harga Satuan
Harga
Switch D-Link DES-1008A
1
Rp. 120.000,-
Rp.
Access-Point TP-Link WR914ND
5
Rp. 350.000,-
Rp. 1.750.000,-
RJ-45 AMP CAT5E (isi 50pcs)
1
Rp. 120.000,-
Rp.
120.000,-
Kabel UTP Prolink CAT5E (300m)
1
Rp. 510.000,-
Rp.
510.000,-
Crimping Tools PROSKIT
1
Rp. 70.000,-
Rp.
70.000,-
Total Biaya
120.000,-
Rp. 2.570.000,-
75
4.4 Penempatan Access-Point Untuk mendapatkan kinerja jaringan wireless yang memuaskan, maka perlu diketahui terlebih dahulu denah lokasi sekolah tempat dimana access-point akan dipasang. Setelah melakukan analisis di lapangan, maka penulis memutuskan untuk melakukan pemasangan access-point di tempat-tempat seperti yang diilustrasikan di dalam gambar sebagai berikut :
(Skala 1 : 414)
Gambar 4.5 : penempatan access-point di lantai 1 sekolah.
Dengan mempertimbangkan ruangan-ruangan yang ada di lantai 1 Sekolah St. Patricia, maka penulis menentukan tempat penempatan access-point di dekat dengan Kantor Guru dan Kantin Sekolah. Alasannya adalah dengan memprioritaskan guru-guru yang sedang berada di dalam ruangan kantornya untuk mendapatkan akses internet melalaui jaringan wireless yang lebih kuat. Penempatan access-point kedua di depan
76
Kantin Sekolah adalah dengan alasan agar jaringan wireless dapat menjangkau keseluruhan gedung, alasan lainnya adalah apabila ada warga sekolah ataupun tamu sekolah yang sedang berada di kantin dapat melakukan akses internet dengan jaringan wireless yang stabil.
(Skala 1 : 414)
Gambar 4.6 : penempatan access-point di lantai 2 sekolah.
Sedangkan access-point pertama di lantai 2 sekolah akan ditempatkan di depan antara Kantor Guru dan Kantor Yayasan Sekolah, dengan alasan yang kurang lebih sama dengan access-point di lantai satu, yaitu dengan memprioritaskan dewan sekolah agar dapat mendapatkan layanan internet yang stabil melalui jaringan wireless. Untuk
access-point
kedua
di
lantai
ini
penulis
memutuskan
untuk
menempatkannya di depan perpustakaan sekolah, selain karena lokasinya yang nantinya jaringan wireless akan menjangkau seluruh gedung, juga karena perpustakaan
77
merupakan tempat dimana semua warga sekolah untuk melakukan pencarian informasi baik melalui media cetak yang tersedia maupun melalui perangkat komputer untuk mengakses internet tanpa adanya gangguan seperti suara yang berisik dan sebagainya.
(Skala 1 : 414)
Gambar 4.7 : penempatan access-point di lantai 3 sekolah.
Setelah melakukan observasi di lapangan penulis memutuskan hanya akan memasang satu access-point di lantai 3 dengan tata-ruangan berbentuk “L” ini, dan menempatkannya di posisi yang strategis karena dengan access-point yang digunakan akan menjangkau keseluruhan lantai 3 di Sekolah.
78
4.5 Implementasi Sistem 4.5.1 Konfigurasi Access-Point Pada subbab ini akan dibahas langkah-langkah mengkonfigurasi accesspoint yang akan dipasang di Sekolah St. Patricia. Dimana kategori dalam accesspoint yang akan dikonfigurasi disini adalah : IP Address beserta Subnet Masknya, SSID dari access-point, sistem keamanan dan password yang digunakan, DHCP server pada access-point, serta username dan password untuk masuk ke sistem pada access-point.
4.5.1.1 Konfigurasi Access-Point lantai 1a.
Gambar 4.8 : tampilan login Access-Point St. Patricia lt.1a.
79
-
Koneksikan komputer ke access-point.
-
Buka Web Browser, dan masukkan alamat IP access-point di kolom URL : 192.168.1.1 (alamat IP default access-point).
-
Masukkan username : admin dan password : admin (default).
-
Tekan tombol Enter atau klik Login.
Gambar 4.9 : Tampilan halawan awal access-point St. Patricia lt.1a.
80
A. LAN Setting
Gambar 4.10 : Tampilan konfigurasi LAN pada access-point St. Patricia lt.1a.
-
Klik LAN di bagian Network.
-
MAC Address
: (akan terdeteksi secara otomatis)
-
IP Address
: 192.168.2.2
-
Subnet Mask
: 255.255.255.192
-
Klik Save dan Reboot access-point.
81
B. WAN Setting
Gambar 4.11 : Tampilan konfigurasi WAN pada access-point St. Patricia lt.1a.
Gambar 4.12 : Konfigurasi WAN setelah mendapatkan IP address secara otomatis dengan meng-klik tombol Renew.
82
-
Klik WAN pada Bagian Network.
-
WAN Connection Type : Dynamic IP
-
Klik tombol Renew untuk mendapatkan alamat IP dari Modem.
-
Kemudian klik tombol Save.
C. Wireless Setting
Gambar 4.13 : tampilan Wireless Setting pada access-point St. Patricia lt.1a. -
Klik Wireless Setting pada bagian Wireless.
-
Wireless Network Name : St. Patricia lt.1a
-
Region
: Indonesia
-
Channel
: Auto
83
-
Mode
: 11bgn mixed
-
Channel Width
: Auto
-
Max Tx Rate
: 300Mbps
-
Enable Wireless Router Radio.
-
Enable SSID Broadcast.
-
Klik Save dan Reboot access-point.
D. Wireless Security
Gambar 4.14 : konfigurasi Wireless Security pada access-point St. Patricia lt.1a.
84
-
Klik Wireless Security pada bagian Wireless.
-
Pilih WPA/WPA2 – Personal (Recommended)
-
Version
: WPA-PSK
-
Encryption
: Automatic (Recommended)
-
PSK Password
: ********
-
Klik Save dan Reboot access-point.
E. DHCP Setting
Gambar 4.15 : Tampilan konfigurasi DHCP pada access-point St. Patricia lt.1a.
85
-
DHCP Server
: Enable
-
Start IP Address
: 192.168.2.1
-
End IP Address
: 192.168.2.62
-
Address Lease Time
: 120 minutes (default)
-
Default Gateway
: 192.168.2.2
-
Klik Save dan Reboot access-point.
F. Username and Password Setting
Gambar 4.16 : Konfigurasi Username dan Password access-point St. Patricia lt.1a.
86
-
Klik System Tools dan kemudian pilih Password.
-
Old Username
: admin
-
Old Password
: admin (default)
-
New Username
: (masukkan username baru)
-
New Password
: (masukkan password baru)
-
Confirm New Password : (masukkan kembali password baru)
4.5.1.2 Konfigurasi Access-Point lantai 1b.
Gambar 4.17 : tampilan login Access-Point St. Patricia lt.1b.
87
-
Koneksikan komputer ke access-point.
-
Buka Web Browser, dan masukkan alamat IP access-point di kolom URL : 192.168.1.1 (alamat IP default access-point).
-
Masukkan username : admin dan password : admin (default).
-
Tekan tombol Enter atau klik Login.
Gambar 4.18 : Tampilan halawan awal access-point St. Patricia lt.1b.
88
A. LAN Setting
Gambar 4.19 : Tampilan konfigurasi LAN pada access-point St. Patricia lt.1b.
-
Klik LAN di bagian Network.
-
MAC Address
: (akan terdeteksi secara otomatis)
-
IP Address
: 192.168.2.3
-
Subnet Mask
: 255.255.255.192
-
Klik Save dan Reboot access-point.
89
B. WAN Setting
Gambar 4.20 : Tampilan konfigurasi WAN pada access-point St. Patricia lt.1b.
Gambar 4.21 : Konfigurasi WAN setelah mendapatkan IP address secara otomatis dengan meng-klik tombol Renew.
90
-
Klik WAN pada Bagian Network.
-
WAN Connection Type : Dynamic IP
-
Klik tombol Renew untuk mendapatkan alamat IP dari Modem.
-
Kemudian klik tombol Save.
C. Wireless Setting
Gambar 4.22 : tampilan Wireless Setting pada access-point St. Patricia lt.1b. -
Klik Wireless Setting pada bagian Wireless.
-
Wireless Network Name : St. Patricia lt.1b
-
Region
: Indonesia
-
Channel
: Auto
91
-
Mode
: 11bgn mixed
-
Channel Width
: Auto
-
Max Tx Rate
: 300Mbps
-
Enable Wireless Router Radio.
-
Enable SSID Broadcast.
-
Klik Save dan Reboot access-point.
D. Wireless Security
Gambar 4.23 : konfigurasi Wireless Security pada access-point St. Patricia lt.1b.
92
-
Klik Wireless Security pada bagian Wireless.
-
Pilih WPA/WPA2 – Personal (Recommended)
-
Version
: WPA-PSK
-
Encryption
: Automatic (Recommended)
-
PSK Password
: ********
-
Klik Save dan Reboot access-point.
E. DHCP Setting
Gambar 4.24 : Tampilan konfigurasi DHCP pada access-point St. Patricia lt.1b.
93
-
DHCP Server
: Enable
-
Start IP Address
: 192.168.2.1
-
End IP Address
: 192.168.2.62
-
Address Lease Time
: 120 minutes (default)
-
Default Gateway
: 192.168.2.3
-
Klik Save dan Reboot access-point.
F. Username and Password Setting
Gambar 4.25 : Konfigurasi Username dan Password access-point St. Patricia lt.1b.
94
-
Klik System Tools dan kemudian pilih Password.
-
Old Username
: admin
-
Old Password
: admin (default)
-
New Username
: (masukkan username baru)
-
New Password
: (masukkan password baru)
-
Confirm New Password : (masukkan kembali password baru)
4.5.1.3 Konfigurasi Access-Point lantai 2a.
Gambar 4.26 : tampilan login Access-Point St. Patricia lt.2a.
95
-
Koneksikan komputer ke access-point.
-
Buka Web Browser, dan masukkan alamat IP access-point di kolom URL : 192.168.1.1 (alamat IP default access-point).
-
Masukkan username : admin dan password : admin (default).
-
Tekan tombol Enter atau klik Login.
Gambar 4.27 : Tampilan halawan awal access-point St. Patricia lt.2a.
96
A. LAN Setting
Gambar 4.28 : Tampilan konfigurasi LAN pada access-point St. Patricia lt.2a.
-
Klik LAN di bagian Network.
-
MAC Address
: (akan terdeteksi secara otomatis)
-
IP Address
: 192.168.2.4
-
Subnet Mask
: 255.255.255.192
-
Klik Save dan Reboot access-point.
97
B. WAN Setting
Gambar 4.29 : Tampilan konfigurasi WAN pada access-point St. Patricia lt.2a.
Gambar 4.30 : Konfigurasi WAN setelah mendapatkan IP address secara otomatis dengan meng-klik tombol Renew.
98
-
Klik WAN pada Bagian Network.
-
WAN Connection Type : Dynamic IP
-
Klik tombol Renew untuk mendapatkan alamat IP dari Modem.
-
Kemudian klik tombol Save.
C. Wireless Setting
Gambar 4.31: tampilan Wireless Setting pada access-point St. Patricia lt.2a. -
Klik Wireless Setting pada bagian Wireless.
-
Wireless Network Name : St. Patricia lt.2a
-
Region
: Indonesia
-
Channel
: Auto
99
-
Mode
: 11bgn mixed
-
Channel Width
: Auto
-
Max Tx Rate
: 300Mbps
-
Enable Wireless Router Radio.
-
Enable SSID Broadcast.
-
Klik Save dan Reboot access-point.
D. Wireless Security
Gambar 4.32 : konfigurasi Wireless Security pada access-point St. Patricia lt.2a.
100
-
Klik Wireless Security pada bagian Wireless.
-
Pilih WPA/WPA2 – Personal (Recommended)
-
Version
: WPA-PSK
-
Encryption
: Automatic (Recommended)
-
PSK Password
: ********
-
Klik Save dan Reboot access-point.
E. DHCP Setting
Gambar 4.33 : Tampilan konfigurasi DHCP pada access-point lt.1b.
101
-
DHCP Server
: Enable
-
Start IP Address
: 192.168.2.1
-
End IP Address
: 192.168.2.62
-
Address Lease Time
: 120 minutes (default)
-
Default Gateway
: 192.168.2.4
-
Klik Save dan Reboot access-point.
F. Username and Password Setting
Gambar 4.34 : Konfigurasi Username dan Password access-point St. Patricia lt.2a.
102
-
Klik System Tools dan kemudian pilih Password.
-
Old Username
: admin
-
Old Password
: admin (default)
-
New Username
: (masukkan username baru)
-
New Password
: (masukkan password baru)
-
Confirm New Password : (masukkan kembali password baru)
4.5.1.4 Konfigurasi Access-Point lantai 2b.
Gambar 4.35 : tampilan login Access-Point St. Patricia lt.2b.
103
-
Koneksikan komputer ke access-point.
-
Buka Web Browser, dan masukkan alamat IP access-point di kolom URL : 192.168.1.1 (alamat IP default access-point).
-
Masukkan username : admin dan password : admin (default).
-
Tekan tombol Enter atau klik Login.
Gambar 4.36 : Tampilan halawan awal access-point St. Patricia lt.2b.
104
A. LAN Setting
Gambar 4.37 : Tampilan konfigurasi LAN pada access-point St. Patricia lt.2b.
-
Klik LAN di bagian Network.
-
MAC Address
: (akan terdeteksi secara otomatis)
-
IP Address
: 192.168.2.5
-
Subnet Mask
: 255.255.255.192
-
Klik Save dan Reboot access-point.
105
B. WAN Setting
Gambar 4.38 : Tampilan konfigurasi WAN pada access-point St. Patricia lt.2b.
Gambar 4.39 : Konfigurasi WAN setelah mendapatkan IP address secara otomatis dengan meng-klik tombol Renew.
106
-
Klik WAN pada Bagian Network.
-
WAN Connection Type : Dynamic IP
-
Klik tombol Renew untuk mendapatkan alamat IP dari Modem.
-
Kemudian klik tombol Save.
C. Wireless Setting
Gambar 4.40 : tampilan Wireless Setting pada access-point St. Patricia lt.2b. -
Klik Wireless Setting pada bagian Wireless.
-
Wireless Network Name : St. Patricia lt.2b
-
Region
: Indonesia
-
Channel
: Auto
107
-
Mode
: 11bgn mixed
-
Channel Width
: Auto
-
Max Tx Rate
: 300Mbps
-
Enable Wireless Router Radio.
-
Enable SSID Broadcast.
-
Klik Save dan Reboot access-point.
D. Wireless Security
Gambar 4.41 : konfigurasi Wireless Security pada access-point St. Patricia lt.2b.
108
-
Klik Wireless Security pada bagian Wireless.
-
Pilih WPA/WPA2 – Personal (Recommended)
-
Version
: WPA-PSK
-
Encryption
: Automatic (Recommended)
-
PSK Password
: ********
-
Klik Save dan Reboot access-point.
E. DHCP Setting
Gambar 4.42 : Tampilan konfigurasi DHCP pada access-point St. Patricia lt.2b.
109
-
DHCP Server
: Enable
-
Start IP Address
: 192.168.2.1
-
End IP Address
: 192.168.2.62
-
Address Lease Time
: 120 minutes (default)
-
Default Gateway
: 192.168.2.5
-
Klik Save dan Reboot access-point.
F. Username and Password Setting
Gambar 4.43 : Konfigurasi Username dan Password access-point St. Patricia lt.2b.
110
-
Klik System Tools dan kemudian pilih Password.
-
Old Username
: admin
-
Old Password
: admin (default)
-
New Username
: (masukkan username baru)
-
New Password
: (masukkan password baru)
-
Confirm New Password : (masukkan kembali password baru)
4.5.1.5 Konfigurasi Access-Point lantai 3.
Gambar 4.44 : tampilan login Access-Point St. Patricia lt.3.
111
-
Koneksikan komputer ke access-point.
-
Buka Web Browser, dan masukkan alamat IP access-point di kolom URL : 192.168.1.1 (alamat IP default access-point).
-
Masukkan username : admin dan password : admin (default).
-
Tekan tombol Enter atau klik Login.
Gambar 4.45 : Tampilan halawan awal access-point St. Patricia lt.3.
112
A. LAN Setting
Gambar 4.46 : Tampilan konfigurasi LAN pada access-point St. Patricia lt.3.
-
Klik LAN di bagian Network.
-
MAC Address
: (akan terdeteksi secara otomatis)
-
IP Address
: 192.168.2.6
-
Subnet Mask
: 255.255.255.192
-
Klik Save dan Reboot access-point.
113
B. WAN Setting
Gambar 4.47 : Tampilan konfigurasi WAN pada access-point St. Patricia lt.3.
Gambar 4.48 : Konfigurasi WAN setelah mendapatkan IP address secara otomatis dengan meng-klik tombol Renew.
114
-
Klik WAN pada Bagian Network.
-
WAN Connection Type : Dynamic IP
-
Klik tombol Renew untuk mendapatkan alamat IP dari Modem.
-
Kemudian klik tombol Save.
C. Wireless Setting
Gambar 4.49 : tampilan Wireless Setting pada access-point St. Patricia lt.3.
-
Klik Wireless Setting pada bagian Wireless.
-
Wireless Network Name : St. Patricia lt.3
-
Region
: Indonesia
115
-
Channel
: Auto
-
Mode
: 11bgn mixed
-
Channel Width
: Auto
-
Max Tx Rate
: 300Mbps
-
Enable Wireless Router Radio.
-
Enable SSID Broadcast.
-
Klik Save dan Reboot access-point.
D. Wireless Security
Gambar 4.50 : konfigurasi Wireless Security pada access-point St. Patricia lt.3.
116
-
Klik Wireless Security pada bagian Wireless.
-
Pilih WPA/WPA2 – Personal (Recommended)
-
Version
: WPA-PSK
-
Encryption
: Automatic (Recommended)
-
PSK Password
: ********
-
Klik Save dan Reboot access-point.
E. DHCP Setting
Gambar 4.51 : Tampilan konfigurasi DHCP pada access-point St. Patricia lt.3.
117
-
DHCP Server
: Enable
-
Start IP Address
: 192.168.2.1
-
End IP Address
: 192.168.2.62
-
Address Lease Time
: 120 minutes (default)
-
Default Gateway
: 192.168.2.6
-
Klik Save dan Reboot access-point.
F. Username and Password Setting
Gambar 4.52 : Konfigurasi Username dan Password access-point St. Patricia lt.3.
118
-
Klik System Tools dan kemudian pilih Password.
-
Old Username
: admin
-
Old Password
: admin (default)
-
New Username
: (masukkan username baru)
-
New Password
: (masukkan password baru)
-
Confirm New Password : (masukkan kembali password baru)
4.5.2 Penggunaan Program Aplikasi WirelessNetView Program aplikasi WirelessNetView ini akan adalah program yang akan digunakan penulis untuk mendapatkan informasi-informasi yang terdapat pada hotspot-hotspot yang tersebar didekat dan dapat dijangkau oleh perangkat komputer yang digunakan. Informasi-informasi yang akan ditampilkan dari program ini adalah sebagai berikut : -
SSID dari access-point yang terjangkau.
-
Persentase kekuatan sinyal terakhir dan sinyal rata-rata per accesspoint.
-
Sistem keamanan yang digunakan pada access-point.
-
Frekuensi Channel yang digunakan pada access-point.
-
Channel yang digunakan pada access-point.
119
-
Kecepatan maksimal yang bisa ditawarkan oleh access-point.
-
Apakah perangkat yang sedang digunakan tersambung ke accesspoint.
Gambar 4.53 : tampilan aplikasi WirelessNetView pada Windows.
4.5.3 Konfigurasi pada Workstation Untuk dapat terkoneksi ke dalam jaringan wireless pada access-point yang dipasang, tentu tiap-tiap client/workstation juga perlu dikonfigurasikan, berikut akan dibahas lebih detil pada subbab dibawah ini.
4.5.3.1 Workstation dengan Windows 8 Berikut akan dibahas langkah-langkah untuk mengkoneksikan sebuah perangkat notebook dengan sistem operasi Microsoft Windows 8 untuk dapat tersambung dengan jaringan hotspot yang sudah terpasang. Setelah memastikan
120
wireless adapter pada notebook sudah dinyalakan, maka di bagian kanan taskbar windows akan terlihat sebagai berikut :
Gambar 4.54 : Tampilan Setting, jaringan wireless tersedia, namun belum terkoneksi.
Setelah mengetahui bahwa sudah terdapat jaringan wireless yang tersedia, maka user dapat melakukan pengecekan jaringan-jaringan wireless apa saja yang terjangkau oleh perangkat tersebut dengan mengetahui nama atau SSID dari hotspot. Untuk melihat SSID wireless yang terjangkau, user dapat langsung menekan icon wireless network seperti yang terlihat pada gambar di atas.
121
Gambar 4.55 : tampilan hotspot yang terjangkau. Untuk dapat terhubung ke jaringan internet, hal yang harus dilakukan user adalah memilih salah satu SSID hotspot dengan nama St.Patricia lt.1a maupun St.Patricia lt.1b, dan kemudian menekan tombol Connect seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.56 : Mengkoneksikan perangkat ke access-point.
122
Setelah memilih salah satu SSID dari hotspot yang tersedia, maka accesspoint akan meminta security-key seperti yang telah dikonfigurasikan di atas, security-key yang telah dimasukkan adalah : “patricia” tanpa tanda kutip dan kemudian tekan tombol Next.
Gambar 4.57 : masukkan security-key yang diminta access-point.
123
Dengan melakukan semua tahap di atas, maka notebook sudah terkoneksi dengan access-point dan siap digunakan untuk berselancar di internet. Dan tampilan pada network setting pun akan berubah statusnya menjadi Connected seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.58 : Jaringan wireless sudah terkoneksi hotspot St Patricia lt.1a.
Gambar 4.59 : akses www.google.com dari Windows-8 dengan hotspot St.Patricia lt.1a.
124
4.5.3.2 Workstation dengan Smartphone Android. Dibawah ini akan dibahas mengenai cara mengkoneksikan sebuah smartphone berbasis Android ke hotspot yang sudah dikonfigurasikan sebelumnya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyalakan wireless adapter pada perangkat smartphone Android itu sendiri seperti yang ditampilkan pada gambar berikut :
Gambar 4.60 : Menyalakan wireless adapter pada perangkat Android.
125
Setelah wireless adapter dalam keadaan hidup, untuk menampilkan jaringan hostpot yang tersedia user dapat melakukan klik satu kali pada bagian WiFi. Berikut merupakan gambar jaringan hotspot yang terjangkau oleh perangkat Android yang digunakan :
Gambar 4.61 : Tampilan hotspot yang tersedia.
126
Dari jaringan-jaringan hotspot yang ditampilkan, user dapat memilih salah satu dengan SSID St. Patricia lt.1a maupun St.Patricia lt.1b untuk dapat terkoneksi ke internet, kemuadian access-point akan meminta password ataupun security-key seperti yang telah dikonfigurasikan sebelumnya seperti yang terlihat pada gambar berikut :
Gambar 4.62 : Permintaan security-key oleh access-point.
127
Setelah memasukkan security-key yang diminta oleh access-point, tekan tombol Connect untuk mulai mengkoneksikan perangkat Android ke access-point. Berikut merupakan tampilan perangkat Android yang sudah terkoneksi ke hotspot dengan SSID St. Patricia lt.1b :
Gambar 4.63 :Perangkat Android yang sudah terkoneksi hotspot St. Patricia lt.1b.
128
4.6 Evaluasi 4.6.1 Evaluasi Jaringan yang Terpasang Berdasarkan topologi jaringan baru yang diusulkan penulis dan jaringan hotspot yang sudah terpasang menyebar di seluruh gedung, maka masalah akses jaringan internet yang tadinya hanya dapat dilakukan di dalam laboratorium komputer sudah terpecahkan dengan pemasangan access-point dan sekarang sudah bisa dilakukan oleh semua warga maupun tamu sekolah di seluruh lingkungan sekolah dengan sebuah perangkat yang terintegrasi wireless adapter seperti notebook, netbook, maupun smartphone. Dengan sistem keamanan yang terpasang pada access-point, mengaharuskan pengguna jaringan harus mengetahui terlebih dahulu SSID dari access-point yang digunakan beserta security-key yang telah dikonfigurasikan ke dalamnya. Tanpa mengetahui keduanya, pengguna tidak akan dapat tersambung ke dalam jaringan wireless yang telah terpasang. Sistem keamanan disini dipasang dengan tujuan untuk menghindari pihak luar sekolah yang hendak mengakses jaringan internet serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
129
Packet Internet Gopher (PING) merupakan program yang akan penulis gunakan untuk menguji kinerja dari jaringan wireless yang telah terpasang. Berikut merupakan hasil pengujian jaringan dengan melakukan Ping ke www.google.com dari notebook yang tersambung dengan jaringan wireless yang telah terpasang :
Gambar 4.64 : Hasil PING google.com dari jaringan terpasang.
Dimana dari hasil PING bisa dilihat bahwa performa jaringan yang sudah hampir mencapai 100% dalam melakukan pengiriman Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request ke www.google.com dan menerima Response dari alamat yang sama dengan detil sebagai berikut :
130
Tabel 4.3 : Data hasil PING www.google.com. Packets Sent
508
Packets Received
505
Packets Lost
3
Waktu Minimum terima Paket
15 mili-detik
Waktu Maksimum terima Paket
98 mili-detik
Rata-rata Waktu terima Paket
19 mili-detik
Berikut perbandingan antara jaringan lama dengan jaringan baru yg diimplementasikan berdasarkan beberapa aspek menurut Tanenbaum dan Wetherall :
Tabel 4.4 : Perbandingan jaringan lama dengan jaringan baru.
Aspek
Jaringan Lama
Jaringan Baru
Jaringan kabel dipandang dari Performa dari jaringan baru yang aspek performance bisa dibilang diusulkan disini bisa memenuhi
Performance
bagus hanya apabila tidak terjadi ekspektasi
dari
gangguan pada hardware. Tetapi sekolah
untuk
tidak mendukung mobilitas sama mendapatkan sekali
karena
hanya
semua warga kemudahan
informasi
dari
dapat internet selama masih berada di
131
digunakan
di
dalam
satu lingkungan sekolah tanpa perlu
ruangan.
ke lab. komputer terlebih dahulu.
Jaringan internet hanya dapat Di jaringan baru dengan accessdiakses oleh guru komputer dan point yang sudah tersebar di siswa yang belajar menggunakan seluruh
lingkungan
sekolah,
laboratorium komputer pada satu selama tidak ada gangguan dari Reliability
waktu itu saja. Jadi tentu saja ISP
ataupun
tidak semua warga sekolah dapat hardware, menggunakan jaringan ini.
sudah
kerusakan
maka
sangat
digunakan
pada
jaringan reliable
untuk
ini
untuk
pencarian
informasi. Dengan pengontrol
pc-server secara
sebagai Dengan metode enkripsi pada langsung access-point,
akses apa saja yang dilakukan dapat Security
diakses
jaringan oleh
hanya
pengguna
komputer client. Server juga jaringan yang sebelumnya sudah dapat membatasi akses pada mengetahui SSID dan securityclient.
key yang dikonfigurasikan pada jaringan. Pada access-point juga dapat dilakukan filtering guna membatasi akses pada perangkat jaringan yang tidak dikenal.
132
4.6.2 Evaluasi Sistem Otentikasi Pengujian otentikasi dilakukan dengan percobaan sebanyak 20 kali login. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari sistem keamanan dari sistem otentikasi yang diterapkan pada access-point. Hasil dari pengujian otentikasi dirangkum dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.5 : Hasil pengujian Sistem Otentikasi pada Access-Point.
Security-Key Login
Keterangan Karakter
Case Sensitive
1
Salah
Salah
Gagal
2
Salah
Benar
Gagal
3
Benar
Benar
Sukses
4
Benar
Salah
Gagal
Dari hasil pengujian yang didapatkan, maka bisa diketahui bahwa sistem otentikasi pada access-point di sekolah St. Patricia termasuk dalam kategori aman karena harus memasukkan security-key dengan benar pada saat diminta, besar-kecil karakter security-key juga diperhatikan di dalam sistem otentikasi ini.