Travelnatic Magz “..I was born to enjoy wonderful places, and so it is..”
TRAVELNATIC MAGZ Free e-travelmagz Volume I – Agustus 2014
Foto Cover Tallent : Alett Djudie – Semarang Twitter : @alett_djudie Tempat : Puncak Sikunir – Dieng Fotografer : Adni Swastiko – Bandung Twitter : @adniswastiko
CONTENT Mendaki Gunung Papandayan – Garut [Page 2] Oleh : Agita Violy
Pesona Kawah Ijen – Banyuwangi [Page 4] Oleh : Rega Wahyu Anggraini Petualangan Seru ke Desa Jipurapah – Jombang [Page 8] Oleh : Karina Maharani
Mendaki Gunung Papandayan – Garut Oleh : Agita Violy – Bekasi - @Agitavio Mendaki gunung merupakan kegiatan adventure yang paling banyak digemari belakangan ini. Terutama Gunung Semeru, yang semakin ramai karena pesona keindahan alamnya yang menakjubkan.
Travel – Love – Alone [Page 7] Gumuk Pasir Parangkusumo Oleh : Citra Novitasari Goa Cemara yang Memikat Hati [Page 12] Oleh : Devi Murti Prakastiwi Tips untuk Memotret Milkyway [Page 22] Oleh : Adni Swastiko Community Review - CRUISER [Page 24] Oleh : Agita Violy Syawalan Pejalan Jogja [Page 26] Lihat Rubrik Travelnatic Magz [Page 29] Photo Gallery : Sunrise, sunset and Milky way at Mt. Rinjani Photo Cover : Mt. Sikunir - Dieng Oleh : Adni Swastiko KONTRIBUTOR │ Adni Swastiko │ Agita Violy│ Rega Wahyu Anggraini │ Karina Maharani │ Devi Murti Prakastiwi │ Citra Novitasari │ TRAVELNATIC MAGZ Free e-travelmagz│Virtual Offfice : www.travelnatic.com│ Twitter : @travelnatic │Facebook fanspage : www.facebook.com/travelnatic│Redaksi:
[email protected] │ Marketing:
[email protected] │
2
Namun siapa sangka, Gunung Papandayan yang memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut dan terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki pemandangan yang tak kalah cantik dibanding Semeru. Banyak yang mengamini bahwa Gunung Papandayan adalah gunung yang paling bersahabat dan cocok bagi pemula. Medannya tidak begitu berat, jalur pendakian juga tidak terlalu panjang. Beberapa pengunjung bahkan bisa membawa anak-anak berpetualang sambil sekedar bertamasya.[To be continue]
Baca Selengkapnya di halaman 17
Back to Content
Sebelum matahari terbit anda bisa menikmati blue fire (api biru) yang hanya terdapat di dua tempat di dunia, salah satunya di Islandia. Keunikan lainnya, di Kawah Ijen ini terdapat tanaman gunung yang batang pohonnya berwarna hitam sehingga ketika melintasinya anda seperti sedang berada di black forest. Jalur ke Kawah Ijen bisa melalui kota Banyuwangi ataupun Bondowoso. Namun transportasi umum masih belum tersedia untuk menjangkau wilayah tersebut. Perjalanan dapat ditempuh menggunakan sepedah motor pribadi atau menggunakan mobil Jeep dengan menyewa dari kota Jember atau Banyuwangi. Perjalanan dari tempat pemberhentian kendaraan alias tempat parkir menuju puncak Gunung Ijen sekitar 2-3 jam. Semua itu tergantung dari seberapa cepat kita berjalan dan seberapa sering kita berhenti.
PESONA KAWAH IJEN - BANYUWANGI Oleh : Rega Wahyu Anggraini - Banyuwangi - @_w_anggraini
Kawah Ijen merupakan salah satu tujuan wisata terindah di Indonesia. Kawah Ijen merupakan kawah Gunung Ijen yang memiliki ketinggian sekitar 2386 Mdpl. Gunung tersebut terletak di antara Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Kawah Ijen memiliki banyak keunikan diantaranya memiliki kawah asam dengan kedalaman sekitar 200 meter dan luasnya sekitar 5.446 Hektar. Di Kawah Ijen ini terdapat banyak sekali penambang belerang yang berlalu lalang dan melakukan penambangan secara tradisional.
Tidak hanya wisatawan domestik, wisatawan asing juga tidak kalah banyaknya mengunjungi Kawah Ijen. Bukan hanya orang dewasa, mereka yang sudah berkeluarga tidak sedikit yang mengajak anak-anak mereka untuk mendaki ke puncak gunung Ijen. Bahkan juga mengajaknya turun ke kawah. Selama perjalanan menuju puncak Gunung Ijen, anda akan sering berpapasan dengan para penambang belerang. Menurut cerita penambang lokal, sehari mereka bisa naik-turun gunung sebanyak dua atau tiga kali dengan membawa beban lebih dari 70-100 Kg.
4
5
Pemandangan Kawah Ijen yang cantik tidak sembarang bisa diperoleh. Tidak jarang kawah tertutup kabut belerang sehingga sangat sulit dilihat dari puncak gunung. Jumlah munculnya kabut belerang tergantung dari angin dan cuaca.
Seperti yang kita tahu bahwa unsur belerang dapat mengganggu pernapasan, oleh sebab itu sangat disarankan untuk selalu menggunakan masker pelindung mulut dan hidung. Terutama saat kita turun ke tepian kawah untuk melihat blue fire. Sebagai solusi alternatif, kain tebal yang dibasahi dengan air dapat membantu menyaring oksigen apabila asap belerang tidak kunjung hilang. Hal ini akan membantu menghalangi asap belerang agar tidak terhirup secara langsung ketika bernafas. Pesan dan kesan saya buat traveler yang ingin ber-kunjung kesana :
Gunung Kawah Ijen beserta jajarannya, tetaplah cantik sebelum dan setelah saya kunjungi. Adakah yang tidak sepakat jika saya bilang Kawah Ijen mempesona?? Saya yakin semua sepakat. Oleh sebab itu mari beri kesempatan kepada anak cucu kita un-tuk bisa melihat pesona alamNya. [End]
Back to Content
Travel - Love - Alone “Bukan lagi soal sunrise di ketinggian, bukan lagi tentang sabana di ketinggian. Tapi aku cuma menikmati sepi dan membiarkan semua disapu debu lembut Gumuk Pasir”
[To be Continue] Baca selengkapnya di halaman 14
Back to Content
PETUALANGAN SERU KE DESA JIPURAPAH - JOMBANG
Oleh : Karina Maharani – Sidoarjo - @Karina_mhrs2
Hanya berbekal alamat yang kami dapatkan dari kakak temen saya. Kami pun akhirnya berangkat ke Desa Jipurapah Dusun Kedungdendeng Plandaan Jombang. Kami berencana untuk melakukan penelitian Tugas akhir sekolah kami. Saya dan ke enam teman saya memutuskan untuk berangkat pukul 13:00 wib, tepat setelah Sholat Jum’at. Kami memperkirakan tiba di desa itu sekitar pukul 17:00 wib. Tapi ternyata perkiraan kami salah besar karena saat itu sedang hujan deras dan akhirnya perjalanan kami terhambat. Sekitar pukul 16:30 WIB, kami baru memasuki Kabupaten Jombang. Kami pun bertanya kepada penduduk, dimana letak desa tersebut. Kami masih melanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah warung. Hari makin gelap, saya dan teman teman saya pun cemas.
8
Saat kami beristirahat, warga yang ada di warung itu bertanaya pada kami. “Mau kemana malam malam begini?” Tanya bapak si penjaga warung.
Back to Content “Kami mau ke desa Jipurapah Dusun Ke-dungdendeng Pak” Jawab Ullum teman saya. “Wah malam-malam begini mau ngelanjutin perjalanan kesana? Apa gak sebaiknya besok saja dilanjutkan? Bahaya Nak, habis hujan, jalanan pasti licin. Satu minggu yang lalu ada 3 orang mahasiswa meninggal, jasadnya tidak ditemukan” Sambung istri si penjaga warung.
MAU PASANG IKLAN? Kirim aja ke
[email protected] Back to Content
“Waduh, apa itu benar Bu? Dimana kejadiannya?” Tanya Arnanda teman saya. “Di Desa Cinet, disitu emang pemandangannya bagus sekali, jadi gak heran banyak yang tertarik. Padahal sungai itu dalem banget. Seperti palung-palung gitu. Pokoknya kalau lewat situ ya langsung lewat saja, gak usah tengok kanan maupun kiri” Terang istri penjaga warung.
Soalnya ada jembatan yang gak bisa dilewati mobil. Emmm, jangan coba-coba buat jalan kaki deh! Karna jalan yang bakal dilewati itu hutan belantara. Kalau mau idup sih jangan coba-coba. Haha! Disini pemandangannya bagus bukan main. Udaranya masih benar-benar sejuk. Hanya suara kicauan burung saja yang terdengar.
Kami pun semakin cemas, karena hari semakin malam. Kami harus melewati hutan-hutan belantara, belum lagi hujan dan gak adanya Kami melewati jembatan gantung yang terbuat dari tali sinyal di Hp kami. Kami hanya bisa berdo’a, semoga kami selamat tambang dan berlantai kayu. Ini jembatan pertama. sampai tempat tujuan. Penduduk desa setempat memberi tahu kami, kalau lewat jembatan itu gak boleh boncengan. Jadi terpaksa Setelah melewati hutan belantara kami masih harus melewati beberapa dari kami harus turun dan menyeberang jalan jalanan yang longsor karna hujan. Terpaksa, saya dan beberapa kaki. Lalu ada lagi jembatan kedua yang juga terbuat dari teman saya berjalan kaki. Sampailah kami di Desa Pojok Kelitih. kayu. Tapi tidak sepanjang jembatan yang pertama, dan Kondisi medan yang tidak memungkinkan akhirnya membuat kami bukan jembatan gantung. Jadi kami bisa tetap memutuskan untuk bermalam di desa ini. Desa Pojok Kelitih tidak boncengan. bersahabat dengan alat komunikasi kami. Untuk mendapatkan sinyal Hp saja harus menggunakan alat tertentu, kalau tidak jangan Diperjalanan kami melihat anak-anak bermain di tepian harap bisa menemukan sinyal. sungai. Beda banget sama anak kota. Disini kalau lagi jam istirahat sekolah, anak-anak desa Jipurapah bermain di Kesokan harinya kami melanjutkan perjalanan untuk pergi ke Desa sungai. Arus sungainya sangat deras. Hati hati ya adekJipurapah. Kondisi medan yang kami lewati berupa jalan setapak, adek, awas jatuh. hanya ada jurang, tebing dan pepohanan yang tumbuh begitu lebat. Ini nih yang membuat saya dan teman-teman saya kaget Ditengah perjalanan salah satu motor teman saya mogok. Hahaha! dan syok. Ternyata desa ini tidak mempunyai aliran listri Gara-gara hujan kemarin malam ditambah banyaknya lumpur yang seperti di rumah kami. Penduduk desa mengandalkan menempel di motor. Kami terpaksa berhenti untuk membantu. pembangkit listrik dengan panel surya. Ini nih alat untuk menangkap energi matahari kemudian disimpan ke Kalau kalian semua mau berkunjung kesini lebih baik menggunakan tempat penampungan dan dikonversi menjadi listrik. motor jangan menggunakan mobil. Jika meng-gunakan mobil, nanti Penggunaannya terbatas untuk penerangan rumah saja. kalian harus turun ditengah jalan. Asli deh, kalo malam, disini gelap banget.
9
10
Nah disini ini tempat yang telah menelan banyak korban jiwa. Emang sih pemandangan di bawah sana bagus banget hingga bisa membuat orang yang lewat terpesona dan lupa. Kalo musim ujan jangan coba-coba buat turun ke bawah. Kalaupun tetap mau turun, sebaiknya minta tolong warga setempat buat jadi guide. Semua pengorbanan terbayar sudah setelah kami sampai di Desa Jipurapah Dusun Kedungdendeng ini. Sambutan ramah penduduk, serta pemandangan yang indah dan udara yang sejuk membuat rasa lelah,dahaga dan lapar hilang. Tempat ini selalu didatangi oleh mahasiwa untuk tugas KKN (kuliah kerja nyata). Hanya kami bertujuh saja yang masih menyandang status sebagai pelajar SMA yang berani pergi ketempat ini. Hahaha! Setelah bermalam tiga hari, kami pun pamit pulang. Buat para Treveler, ga usah khawatir. Biaya yang dikeluarin ga perlu banyak-banyak, bawa saja perbekalan makanan yang cukup. Kalau mau beli apa-apa, di Desa Jipurapah masih serba murah loh!! Selamat berwisata kesini! [End]
Back to Content
Back to Content
GOA CEMARA YANG MEMIKAT HATI Okeh : Devi Murti Prakastiwi – Yogyakarta - @devimurti Hal pertama kali yang terlintas di benak saya ketika mendengar Goa Cemara adalah sebuah goa yang di sekitarnya dikelilingi pohon-pohon cemara. Tak tahunya nama Goa Cemara hanyalah kamuflase. Nama Goa Cemara ini aslinya merupakan nama sebuah pantai yang terletak di dusun Patehan, Gadingsari, Sanden, Bantul. Sama sekali tidak ada goa di sekitar pantai tersebut. Jaraknya tidak jauh dari Pantai Kowaru, dan berjarak sekitar 30 km dari kota Jogja.
Dari pusat kota Jogja, perjalanan ke tempat ini bisa ditempuh dengan melewati Jalan Bantul lurus terus sampai menemukan jembatan merah di kanan jalan, kemudian belok kanan dan tinggal ikuti saja plang petunjuk yang cukup jelas arahannya menuju Pantai Goa Cemara. Destinasi wisata ini dinamakan Goa Cemara karena banyaknya rerimbunan pohon Cemara Udang yang membentuk payung, di mana di bawahnya membentuk lubang mirip sebuah goa. Pohon cemara inilah yang menjadi ciri khas pantai goa cemara sehingga namanya cukup dikenal meskipun belum se-populer Pantai Parangtritis ataupun Pantai Samas. Pemandangan pepohonan Cemara di sini cukup asri dan masih alami, serta pengunjung pun cukup ramai. Sebelum memasuki kawasan pohon Cemara, kita harus melewati gundukan pasir terlebih dahulu.
12
Pantai Goa Cemara ini berpasir hitam sama halnya dengan pantai-pantai lain di Kabupaten Bantul. Ombaknya cukup besar serta letaknya menurun.
Kebanyakan pengunjung disini menikmati indahnya pantai dengan menggelar tikar, membawa makanan dan berpiknik ria. Suasananya yang asri, rindang dan nyaman sangat cocok untuk piknik keluarga maupun bersama teman.
13
Pengunjung cukup ramai ketika weekend tiba. Pengunjungnya bervariasi dari anak-anak hingga dewasa. Terkadang banyak pula orang berpacaran di sini, sehingga bisa saya katakan Goa Cemara penuh asmara. Nah, uniknya lagi di pantai ini sering digunakan untuk foto pre-wedding. Mengambil latar rerimbunan pohon cemara dan pantai, serta langit yang biru sangat tepat untuk mengabadikan momen berharga tersebut di tempat ini. Fasilitas yang tersedia disini cukup memadai dan pengelolaan wisatanya pun cukup baik. Karenanya pengunjung tak perlu khawatir. Toilet, mushola, rumah makan, tersedia di sini dan dikelola dengan baik. Untuk memasuki kawasan ini pun cukup membayar TPR seharga Rp 5.000, setelahnya pengunjung cukup membayar biaya parkir untuk sepeda motor Rp 2.000, mobil Rp 5.000, dan bus Rp 10.000.
Back to Content
Kesadaran wisata memang sangat penting ditanamkan ke semua pihak. Amat disayangkan pantai seindah Goa Cemara ini dicemari oleh sampah. Selain adanya petugas kebersihan, sebagai pengunjung harusnya kita juga menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pariwisata agar tidak tercemar. Hal tersebut bisa mengurangi daya tarik bagi wisatawan. Kali pertama mengunjungi Pantai Goa Cemara ini saya langsung jatuh hati. Bukan hanya pasangan yang sedang berbunga-bunga asmara yang bisa menikmatinya, buat yang single pun bisa langsung jatuh hati dengan pantai ini. [End]
14
Genks, di Jogja ada tempat yang mirip padang pasir lho, Jogja jangan melulu candi sama Malioboro ah! Di Bantul, lebih tepatnya di dekat Parangtritis ada Gumuk Pasir, nyok ah kesana. *masukin ke list liburan ke Jogja* hahaha!
Gumuk Pasir Parangkusumo – D.I. Yogyakarta Oleh : Citra Novitasari - Depok - @Citno
Beberapa hari setelah gw berlibur di Jogja….
Menjelang sang mentari bersinar, kami sudah melaju ke arah Pantai Parangtritis. Sepeda mo\otor diparkir di Pantai Parangtritis. Wih ramai aja, padahal jam tangan gw menunjukan sekitar jam 6 kurang. Etdah! ini pada berendem air pantai kali ya. Hahaha. Berhubung udah kesiangan, jadilah gw minta Andi bawa kami ke Gumuk Pasir Parangkusumo aja. Letaknya ga terlalu jauh, patokan utamanya Hotel Gandung (di lokasi wisata Pantai Parangtritis), berbeloklah ke kanan, ikuti aja jalannya. Kalau bingung jangan ragu untuk bertanya ya Genks.
Ada pepatah mengatakan “malu bertanya sesat di jalan”. Gunakan “GPS Lokal” alias nanya penduduk setempat gitu. Hahaha! Tapi jangan khawatir, tidak berapa lama kalian pasti ketemu gundukangundukan pasir dalam skala besar. Nah itu lho Gumuk Pasir. Apa sih Gumuk Pasir? Disana ada apa sih? Kemajuan teknologi membuat para pejalan dengan mudah mencari tau. Internet di gadget canggih kamu jangan melulu digunain buat ngoceh di twitter dong, browse surga-surga wisata di Indonesia juga dong. Search dengan keyword Gumuk Pasir Jogja atau Gumuk Pasir Parangkusumo.
Lanjutan dari halaman 7 – Travel – Love - Alone
Back to Content
Citno (saya) search dan berhasil ketemu alamat dari salah satu berita, Disitu dijelaskan Gumuk pasir itu fenomena alam yang terbentuk dari pergerakan angin. Pasir yang terbentuk dari materialmateril vulkanis gunung Merapi. Pasir yang terbang ini menyatu dengan air sehingga menjadikan pasir halus. Tau ga sih, ini prosesnya ribuan tahun makanya jadi berbentuk bukit-bukit pasir gitu. SubhanAllah, besar sekali kuasaNya. Untuk ke gumuk pasir, ga ada tiket masuk lagi. Hanya bayar di gerbang depan untuk masul ke wisata Pantai Parangtritis. Ga usah khawatir kalau ke Gumuk Pasir, cukup bayar parkir motor, ada fasilitas kamar mandi juga koq. Aman lah ya. Asli, pasirnya lembut banget. Tanpa ragu gw langsung buka alas kaki gw. Nah, bener lebih enak tanpa alas kaki. Pasir lembut plus dingin.
“Harusnya foto disini berdua” Kompor dari teman-teman gw dan cuma bisa gw bales pake ketawa hahahaha!
dari rumah, membuat kami saling mengenal satu sama lain. Ini bukan kali pertama liburan kami berdua, tapi ini kali pertama gw ditinggal balik Untung gw kesana pagi, duluan. Duh kasian!!! kabarnya kalau siang panas banget. Sudah gw duga, “No, ini liburan Citno, so harus tempat yang mirip padang pasir HAPPY. Lupakan!!! “ gini pasti perubahan suhunya Setelah “si pikiran harus happy” ekstrem banget. Siangnya panas itu melintas, gw pun senang banget, malamnya dingin kembali hahaha. Gw juga punya banget. Semoga pulang liburan foto buat yang pulang duluan. ga radang tenggorokan ya nak. Hahaha! Untung kamera sama signal hape oke, via blackberry Gw tertawa bukan berarti hati messanger gw kirim langsung senang, ada getir ditawa pagi dari TKP. Dari seberang sana itu. “Ahh kenapa gw dibales, “ish foto apa-apaan memperbolehkannya bertolak itu?” hahahaha “I knew, you still ke Jakarta duluan sih?” Gw wanted here dear”. menggerutu dalam diam. Duduk di pasir lembut dan Cocok banget buat kalian yang sengaja benar gw membiarkan mau menggalau, mau si sepi memenuhi otak gw. menyendiri, butuh kedamaian. Sesak dalam diam, tanpa gerak Gw yang ditinggal pulang sama angin, matahari yang bersinar pacar aja sukses menikmati tidak terlalu panas bikin gw gumuk pasir dengan hati yang makin betah berlama-lama sedikit “kesepian”. Gumuk Pasir disana. sukses buat gw berdamai dengan kesepian sodara-sodari. Empat hari liburan bareng dengan jarak ratusan kilometer Back to Content
15
Tuhan, hamba bersyukur atas nikmat-nikmatMu, atas nikmat sehat atas jiwa dan raga ini dan atas banyak nikmat yang kau berikan ke hamba. Alhamdulillah, SubhanAllah. Lagi-lagi disini diantara pasirpasir lembut, hamba kagum atas lukisan alamMu. Ijinkan hamba terus melangkah menikmati lukisan-lukisanMu yang lain, biarkan hamba terus-menerus kagum atas indahnya Indonesia ini, jangan biarkan hamba berhenti bersyukur atas semuanya. Amin Kalau bukan karena rengekan perut yang berharap diisi makan pagi, mungkin gw memilih berjalan makin jauh dari tepian jalan. Berjalan dan terus berjalan hingga waktu membunuh kesepian. “Ah sudahlah, nanti malam gw kembali bertemu dy” Gw membatin. Masih pagi dan kami sudah beranjak dari Gumuk pasir. Mengisi perut dengan soto ayam di daerah Bantul. Kami kembali ke kost-an Devi, gw buru-buru mandi kemudian packing, siang ini gw kembali ke Jakarta. Diantar sama Devi dan Hasni, gw menuju stasiun Lempuyangan. Setelah berpamitan akhirnya gw sendirian juga. Baiklah, setelah liburan dan sekarang Citno sendiri-an…Hahahaha! Oiya, gw lupa berbagi tips untuk packing terutama untuk para perempuan. Ga mungkir deh, namanya perempuan bawaannya rempong mulu, bawaannya grempong-petong, biasanya selama masih muat di tas yaudah masukin aja. Hahahaha. Dulu gw pun seperti itu. Pergi ke jogja hanya 3 hari bawaannya tas koper besar. Tapi sekarang ke Jogja hampir seminggu cukup bawa daypack 22 liter aja. Hihihihi Jadi tipsnya, jangan bawa banyak celana jeans. Selain berat, makan tempat juga. Baju atau kaos kalian bisa digulung trus diikat dengan tali raffia, selanjutnya masukin ke plastik klip atau plastik kedap udara. Ahh efesien uang, pake plastik yang ada aja. Hehe. Bawa secukupnya aja, ga usah tiap destinasi ganti kostum lah, hahahaha!
Tepat jam 15.00 kereta gw melaju ke Jakarta, Bye Jogja. Terima Kasih PakLe, Devi, Hasni, Risha, Rotua, Bang Amin. Many thanks pake banget. Hohohoho. Di kereta gerbong satu, duduk dibangku 2A-2B, tiket untuk dua orang gw pake sendiri. Baiklah kembali ke Jakarta sendirian sayah!.
“Mba, udah sampe mana?”, “mba bawain aku oleh-oleh apa?” Hingga pernyataan terakhir yang bikin gw terdiam
Diperjalanan sendirian, banyak bengong, banyak tidur, banyak ngemil, dengerin musik sepanjang jalan, ngemil lagi, ditemenin sms-an sama pacar dari seberang sana. Sekali dua kali adek kecil gw telepon, hhahaha! Bikin ketawa juga ditelepon Dipo.
“Mba dari tadi ibu yang nyuruh aku telepon, ibunya khawatir” Huah! Ibu, anakmu baik-baik saja. Walhasil tiap 2 jam sekali gw sms Ibu, Tuh genks, walaupun gw udah sering jalan-jalan, tetap aja ada rasa khawatir seorang Ibu terhadap anaknya. Ada beberapa kawan gw, yang acap kali nge-trip jarang pamit, jarang ngabarin. Duh Genks jangan deh, kasian kan klo khawatir gitu.
16
Perempuan yang bepergian sendiri bukan perkara berani atau tidak berani. Tapi menurut gw tidak baik bagi seorang perempuan berpergian seorang diri, karena pada dasarnya ada sesuatu yang lebih berharga dari barang bawaannya sendiri. Dalam sendiri gw lebih tau makna bersama. [End]
Salam hangat, Pejalan wanita
Back to Content
17
Dari Jakarta, biasanya para pendaki menggunakan transportasi umum seperti bus atau truk sayur dengan tujuan Garut. Kemudian berhenti di Terminal Guntur dan menyambung dengan angkutan umum ke Desa Cisurupan. Desa Cisurupan merupakan desa terakhir sehingga masih perlu menaiki pick-up atau mobil bak terbuka sampai pos pendakian yang biasa dikenal dengan nama Camp David. Nah, dari Camp David ini pengunjung bisa melakukan registrasi sekaligus menikmati pemandangan dari kaki gunung yang tak kalah megah. Setelah melakukan registrasi pendakian, barulah menapaki jalur pendakian dengan kontur bebatuan yang menanjak. Langkah demi langkah akan ditemani oleh pesona kawah belerang yang terus mengeluarkan asap. Kamu dapat menjumpai beberapa pengunjung terlihat mengabadikan momen berfoto bersama asap yang sekilas berbentukn seperti kepulan awan. Pengunjung disarankan berhati-hati dengan menggunakan masker atau penutup hidung agar gas belerang tidak banyak terhirup.
Dari Hal 2 – Mendaki Gunung Papandayan Dari jalur bebatuan, ambilah jalur ke arah Lawang Angin, karena jalur Hutan Mati agak sulit dilewati, mengingat pepohonan yang hampir serupa dan tidak adanya petunjuk arah, sehingga membuat jalur Hutan Mati tidak terlalu direkomendasikan bagi pemula. Sementara bila melalui jalur ke arah Lawang Angin, pengunjung bisa melintasi aliran sungai yang cukup deras sekaligus mengisi ulang air di botol minum yang telah habis.
Back to Content
Jalur treking Gunung Papandayan
Dari Lawang Angin, ikuti petunjuk arah menuju Pondok Saladah. Di Pondok Saladah inilah tenda-tenda para pendaki didirikan. Waktu yang diperlukan dari Camp David menuju Pondok Saladah hanya berkisar 2 – 3 jam saja. Cepat sekali, kan? Banyak pendaki datang ke Papandayan hanya untuk camping ceria atau berpesta dengan acara masak di gunung. Jika sudah sampai di camp ground, pasti akan terasa kurang jika tidak sekalian ke puncak gunung. Jangan khawatir, dari Pondok Saladah, lanjutkan perjalanan ke Tegal Alun. Jalur resminya yaitu melalui Tanjakan Mamang yang sangat terjal dan biasanya licin karena hujan. Beberapa pendaki yang terlanjur tersesat atau tidak menemukan dimana Tanjakan Mamang, biasanya melewati tebing bebatuan yang lebih curam dan memacu adrenalin. Berani coba? Jarak tempuhnya berkisar satu jam. Kalau lebih dari itu, lekas kembali ke Pondok Saladah saja, ya!
18
Tegal Alun bukanlah puncak, melainkan padang bunga edelweiss yang tidak kalah dari Alun-alun Surya Kencana di Gunung Gede atau Lembah Mandalawangi di Pangrango. Ribuan edelweiss ranum bermekaran di padang rumput menjadi surganya fotografer di alam bebas. Sementara puncak Gunung Papandayan sendiri agak sulit ditemukan karena petunjuk arahnya yang tidak begitu jelas. Kebanyakan pendaki lebih memilih ke Tegal Alun ketika sore di hari pertama, karena kalau mengejar sunrise di pagi hari, udaranya dingin menusuk tulang!
PROMOSIKAN WISATA DI DAERAHMU MELALUI #TRAVELNATICMAGZ
Back to Content
Walaupun terkesan mudah untuk didaki, pengunjung disarankan tetap membawa peralatan mendaki yang lengkap. Pakaian hangat dan sleeping bag sangat direkomendasikan untuk digunakan saat bermalam di Pondok Saladah. Suhunya yang ekstrem tidak jarang membuat pendaki terkena gejala hypothermia. Gunakan juga sepatu trekking yang sesuai standar agar tidak mudah terpeleset ketika melintasi jalanan yang licin. [End]
Pengen ceritamu dibaca teman-teman Traveler? Kirim aja ke email redaksi di :
[email protected]
19
Malam hari yang cerah di Pondok Saladah memamerkan pesona gemerlap bintang yang berpadu dengan gelapnya langit. Nyala api unggun yang menghangatkan badan tak kalah membuat kesan romantis. Beberapa waktu lalu, pendaki dari Bekasi Summiter tidak menggunakan api unggun, mengingat jumlah kayu bakar di Hutan Mati semakin sedikit, mereka menggunakan puluhan lilin sebagai penghangat. Epic!
Buat Kamu yang doyan Jalan-Jalan Nih! Ada acara seru di Jogja! Skala Internasional lagi!! Buruan daftar dari sekarang ya. Atur jadwal kamu n jangan lewatkan gelaran ini. Seru-seruan bareng teman kantor kamu atau komunitas traveling kamu! Bertemu lebih banyak teman, tidak hanya dari Indonesia, tapi juga mancanegara!! Cuma disini!!
TRIK UNTUK MEMOTRET MILKYWAY Oleh : Adni Swastiko – Bandung – @adniswastiko. Tulisan ini telah dipublikasikan di http://adnivano.wordpress.com
Tahun kemarin, saya terkagum-kagum sama galaksi yang difoto memakai kamera dengan tipe 60Da. Awalnya saya berfikir, hanya kamera DSLR itu saja yang bisa memotret MilkyWay. Tapi, setelah sharing dengan beberapa teman, semua tipe kamera SLR bisa memotret MilkyWay. Asalkan sudah paham lokasi pemotretannya, kapan saat yang paling bagus MilkyWay, dari arah mana MilkyWay akan terlihat jelas, teknis pengaturan kameranya, dan lain-lain. Di beberapa artikel lain dijelaskan juga sebelum memotret MilkyWay bagusnya di cek dulu di aplikasi Stellarium. Tapi kalo saya kemarin sih cukup mengamati langit aja & memprediksikan jam berapa MilkyWay akan terlihat jelas. hehehe :D Oke, saya akan menjawab & membahas beberapa pertanyaan yang minggu kemarin masuk di Twitter saya, bagaimana cara mendapatkan foto MilkyWay. Ini trik dasar yang perlu diketahui sebelum memotret Milkyway.
22
Lokasi Bebas dari POLUSI CAHAYA Lokasi yang paling baik untuk memotret MilkyWay yaitu lokasi yang betul-betul clear dari polusi cahaya. Artinya, semakin jauh lokasi pemotretan dari perkotaan akan semakin baik & bagus hasil yang akan didapatkan. Karena kalo semakin banyak cahaya lampu dibawah akan semakin redup MilkyWay yang akan kita foto. Gunung atau Pantai yang jauh dari kota menurut saya lokasi terbaik untuk memotret MilkyWay.
Kapan saat paling bagus memotret MilkyWay? Pada bulan Maret – Agustus merupakan waktu yang paling tepat untuk memotret MilkyWay. Karena pada bulan-bulan inilah, galaksi akan terlihat lebih jelas. Untuk jamnya sendiri (berdasarkan pengalaman saya) perhatikan langit ketika sudah mulai gelap, analisa dulu pergerakan awan/kabut apabila cenderung bergerak ke bawah atau akan menutupi lokasi kita, dipastikan dini hari nanti merupakan waktu yang terbaik untuk memotret MilkyWay.
Jangan Lupa Siapkan Tripod, Flash Ext/ Headlamp Jangan lupakan tripod bro, alat yang satu ini vital banget. Karena pada saat memotret nanti kita akan menggunakan Long Exposure atau Speed yang amat lambat. Untuk apa Flash External/Headlamp? Ini gunanya untuk menerangi obyek foreground apabila ingin memotret MilkyWay ditambah dengan objek pemanis seperti orang, tenda, atau lainnya.
Back to Content
PASANG IKLAN DISINI!!! USAHAMU BERKAITAN DENGAN KEGIATAN TRAVELING? PROMOSI DISINI AJA! SEGERA KONTAK MARKETING KAMI DI
[email protected]
23 Settingan Kamera
Sebenarnya ada hitung-hitungannya untuk memainkan setting-an untuk kamera. Saya ambil simple-nya aja.
1. Set diafragma ke angka sekecil mungkin. 2. Gunakan ISO tinggi. rentang terbaik 1600-3200 3. Gunakan speed rendah, rentang terbaik antara 13 detik – 20 detik. 4. Gunakan Manual Focus, set ke infinite atau jarak fokus terjauh. 5. Gunakan format RAW! jangan pake format JPEG. Agar proses retouch-nya lebih maksimal.
Angle atau Sudut Memotret Cari sudut terbaik untuk mengambil gambar agar foto yang dihasilkan sesuai dengan keinginan
Nah, itu trik & tips bagaimana cara memotret MilkyWay dan kemarin saya terapkan di Gu-nung Rinjani dan Gunung Papandayan. Apabila masih kurang jelas silahkan ditanyakan. Kontak saya via akun twitter @adniswastiko. [End]
Back to Content
CRUISER
COMMUNITY REVIEW Sesuai dengan namanya, ‘Cruiser’, yang dalam bahasa inggris memiliki arti penjelajah, komunitas ini memiliki hobi menjelajahi tempat-tempat di dunia, baik di nusantara maupun di penjuru negeri belahan lain. Cruiser sendiri pada awalnya dipertemukan dalam sebuah pendakian massal ke Gunung Semeru pada akhir tahun 2012. Lebih dari lima puluh orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tergabung dalam pendakian tersebut.
24
Usai mendaki ke puncak tertinggi di Pulau Jawa, tidak membuat anggota Cruiser berpencar begitu saja. Mereka justru memperluas jaringannya dengan mengajak teman-teman yang lain untuk berpetualang menjelajahi negeri. Mulai dari mendaki gunung, jelajah kota, menyusuri pantai hingga jenis aktivitas adventure lainnya seperti caving, climbing, snorkeling, diving, hingga trail running pun mereka lakukan.
Kalender Event Cruiser juga kerap kali melakukan reuni yang minimal dilaksanakan setahun sekali, yaitu napak tilas mendaki gunung bersama. Pada tahun 2013, Cruiser telah menggelar reuni akbar di Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Sementara trip-trip gabungan lain yang sudah dilaksanakan selama tahun 2013 yaitu ke Gunung Papandayan, Gunung Gede-Pangrango, Gunung Rinjani, Gunung Kerinci, dan Mount Kinabalu. Sementara 2014 ini, Cruiser lebih memfokuskan kegiatannya pada trail running. Beberapa perwakilan Cruiser dari Jakarta dan Surabaya telah mengikuti race atau perlombaan lari di Gunung Rinjani (Mount Rinjani Ultra) pada bulan Agustus dan memperoleh posisi 20 besar. Tim yang sama akan mengikuti Bromo Marathon pada bulan September, hingga Ultra Bromo Tengger Semeru pada bulan Nopember 2014.
Back to Content
Yang unik dari Cruiser adalah gaya tangan mereka ketika berfoto. Bukan mengangkat dua jari seperti artis korea yang biasa dikenal dengan istilah peace, tapi meletakkan dua jempol ke bawah, di atas kepala. Gaya ini diperkenalkan oleh Om Lovie dari Kalimantan yang sampai sekarang tidak diketahui apa maknanya. Hanya sekedar bergaya di tempat yang baru saja mereka jelajahi agar terkesan beda dengan yang lain. Tertarik untuk gabung Cruiser? Mengumpulkan sebanyak lima puluh orang lebih dan tersebar se-Indonesia adalah hal yang sulit. Saat ini anggota Cruiser berada di Sumatera, Kalimantan, Pulau Jawa yang juga termasuk Surabaya. Maka dari itu, Cruiser membuat website dengan alamat www.cruiser.com dan memiliki grup di aplikasi chatting seperti Line dan Whats App untuk memudahkan berkomunikasi. [End]
Back to Content
Syawalan Pejalan Jogja Yogyakarta - Hari Selasa lalu (19/08), para penggiat traveling di kota Yogyakarta mengadakan kegiatan bertajuk Syawalan Pejalan Jogja di Wisma Merapi II Kaliurang. Kegiatan ini terselenggara atas inisiatif berbagai komunitas pejalan di kota budaya ini. Ajang kumpul-kumpul traveler Jogja ini berisi sharing dari beberapa orang penggiat traveler dan pengenalan beberapa komunitas yang turut serta mendukung kegiatan. Kegiatan Syawalan Pejalan Jogja yang secara lengkap diselenggarakan tanggal 19-20 Agustus 2014 dihadiri 58 Peserta terdata telah terselenggara dengan lancar.
Back to Content
Beberapa komunitas pendukung kegiatan ini diantaranya : Kaskus OANC, Mapadut (Mahasiswa Pecinta Alam dan Dangdut), BPI Jogja (Backpacker Indonesia Regional Jogja), BPC Jogja (Backpacker Community Regional Jogja), Forum Traveller Kaskus, PNS (Pejalan Non Sistematis), Bani Saman, BKA (Backpacker Kamar Atas), dan Infogunung Chapter Jogja.
26
“Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturrahmi antar komunitas dan pejalan Jogja. Selain itu juga menjadi ajang berbagi pengetahuan dan budaya dari kawan-kawan pejalan yang telah mengunjungi berbagai tempat di Indonesia” Demikian disampaikan Leo Chandra, salah satu panitia pelaksana yang terlibat dalam penyelenggaraan Syawalan Pejalan Jogja.
Acara utama dimulai pada jam 9 malam (19/08) setelah makan malam. Pembukaan acara dimulai dengan lantunan lagu yang dinyanyikan oleh kru dari PJ (pengamen jalanan) coustic. Lantunan lagu-lagu populer dari vokalis band PJ Kustic berhasil menghangatkan suasana ditengah dinginnya udara Kaliurang malam itu.
27
Setelah dihanyutkan oleh dua nomor lagu dari PJ Kustik, acara dilanjutkan oleh MC Syukron dan Lala ke presentasi dari JIHW (Jogja International Heritage Walk). Kru JIHW mempresentasikan agenda terdekatnya sekaligus memjelaskan motivasi kegiatan mereka ke peserta. Jogja International Heritage Walk sendiri merupakan kegiatan tahunan bertaraf internasional yang diselenggarakan oleh Jogja Walking Association. Kegiatan JIHW ini bertujuan untuk memasyarakatkan jalan kaki sebagai olahraga rekreasi dan edukasi yang sederhana untuk mempromosikan gaya hidup sehat. Selain itu juga untuk memperkenalkan warisan budaya Jogja ke dunia international.
Back to Content
28
Selesai presentasi dari JIHW, tidak kalah seru yaitu sharing pengalaman bertualang dari Bang Anto, salah satu kru yang terlibat dalam KPCI (Kayuh Pedal Cumbu Indonesia), sebuah perjalanan panjang berkeliling Indonesia menggunakan sepeda yang luar biasa memberi inspirasi bagi peserta. Sharing pengalaman ini sangat menghibur dan memberi pengetahuan baru bagi peserta yang mendengarkan terkait destinasi wisata baru di tempat-tempat yang telah dikunjungi Bang Anto. Di akhir sesi, Bang Anto membagikan doorprize kepada salah satu peserta. Selain presentasi dari JIHW dan sharing pengalaman dari Bang Anto yang bercerita tentang pengalamannya, ada juga perkenalan komunitas dari PNS (Pejalan Non Sistematis) yang disampaikan oleh Amin. Dalam kesempatan sama, Amin juga memperkenal Travelnatic Magz yang akan segera diluncurkan pada akhir Agustus kepada peserta. Perkenalan selanjutnya dari Backpacker Indonesia Regional Jogja dari Bang Yayak, perkenalan dan promosi kegiatan dari Infogunung Chapter Jogja oleh Angga, perkenalan info wisata Dieng oleh Dieng Undercover dan terakhir perkenalan dari Komunitas Bani Saman oleh Bang Jar.
Back to Content
Tidak hanya dihadiri oleh penggiat traveling dari Jogja, acara Syawalan Pejalan Jogja juga kedatangan tamu dari Kota Bogor, Semarang, Surakarta, Bandung, Surabaya, bahkan Pontianak. Syawalan Pejalan Jogja malam itu ditutup dengan doa agar para penggiat traveler dapat menjadi insan yang berguna bagi masyarakat di sekitarnya. Selanjutnya, peserta dari berbagai komunitas ini bercengkrama dan berbagi pengalaman lebih akrab lagi sampai waktu istirahat menjelang. Untuk mengetahui kemeriahan acara ini, pembaca dapat mencarinya di situs microblogging twitter dengan hastag #SyawalanPejalanJogja. [End/Red]
KONTEN APA SAJA YANG BISA KAMU KIRIM KE REDAKSI TRAVELNATICMAGZ
Back To Content
Rubrik utama TRAVELNATIC Free E-Travelmagz antara lain : 1. Destinasi Wisata (Travelnatic – Destination) : konten yang khusus membahas satu atau lebih destinasi wisata. 2. Pengalaman Wisata (Travelnatic – Experience) : konten tulisan atau foto yang menggambarkan pengalaman wisata seorang atau lebih traveler, terkait satu atau lebih jenis dan obyek traveling. 3. Tips dan Trik (Travelnatic – Tips) : Berisi ulasan tentang tips dan trik berwisata yang diceritakan oleh traveler yang pernah mengunjungi suatu destinasi wisata, atau traveler yang pernah berkegiatan di satu jenis kegiatan traveling tertentu, atau dari orang yang mengamati kecenderungan di dunia traveling. 4. Biografi Traveler (Travelnatic – Biography) : Konten yang mengulas biografi traveler terkait pengalamannya, motivasinya, tips dan triknya selama melakukan kegiatan traveling. 5. Sisi Lain Traveling (Travelnatic – Other Side): Berisi konten tentang hal-hal di sekitar kegiatan traveling yang secara hakikat bukan isu utama tentang traveling, tetapi berkaitan dengan kegiatan traveling. 6. Review Komunitas Traveling (Travelnatic – Community Review) : Membahas perkumpulan, organisasi atau komunitas tertentu yang bergerak dibidang traveling 7. Foto (Travelnatic – Gallery) : Konten khusus tentang foto destinasi wisat atau pengalaman wisata. Konten foto dapat dikirim bersama tulisan, atau khusus foto saja. Foto khusus dibagi dua, Foto Cover dan Foto Gallery
29
Selengkapnya kunjungi website : www.travelnatic.com
TRAVELNATIC MAGZ
Motivasi awal kami adalah untuk mendukung kemajuan pariwisata Indonesia dengan cara mendorong pelaku kegiatan traveling untuk produktif (menulis, memotret, menganalisis) dan kemudian mempublikasikan hasil karyanya. Dengan adanya publikasi ini diharapkan Travelnatic Magz dapat memberi informasi kepada pembaca, baik pelaku kegiatan traveling maupun masyarakat umum. Sebagai majalah, Travelnatic Magz adalah wadah untuk menyalurkan aspirasi, opini, studi, dan minat bakat melalui produksi tulisan, foto dan gambar terkait kegiatan traveling.
www.travelnatic.com
Facebook fanspage : www.facebook.com/travelnatic Akun twitter : @travelnatic [www.twitter.com/travelnatic]
Dari dua hal utama itulah kami lahir. Semoga kehadiran kami memberi manfaat bagi masyarakat traveling khususnya, dan Indonesia umum-nya. Salam Redaksi
TRAVELNATIC MAGZ