( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.netBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sering disebut sebagai investasi sumber daya manusia, dan sebagai modal sosial seseorang. Sehingga pendidikan tidak akan mungkin selesai, berkelanjutan. Jadi, membicarakan pendidikan adalah membicarakan masa depan. Dan masa depan selalu mengalami perubahan yang luar biasa. Pendidikan bukan sekedar transfer informasi tentang ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik, melainkan suatu proses pembentukan karakter. Pendidikan yang berkualitas, merupakan pendidikan yang didam-idamkan oleh segenap warga bangsa. Kualitas pendidikan merupakan suatu yang intangible, yang sulit diukur kecuali dengan upaya mengaktualisasikan segala sesuatu. Kualitas pendidikan dapat di ukur dari berbagai segi; ekonomi, sosial politik, sosial budaya, dari perspektif pendidikan itu sendiri (educational perspective) dan dari perspektif
globalisasi. Pendidikan yang berkualitas membutuhkan tenaga pendidik dan kependidikan yang professional. Guru merupakan aspek utama keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Guru adalah figur inspirator dan motivator peserta didik dalam mengukir masa depannya. Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Moh. Uzer Usman, mengelompokkan tugas guru ke dalam tiga jenis tugas guru yakni; tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran. Tugas guru sebagai pendidik meliputi, mendidik, mengajar dan melatih. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikannya sebagai orang tua kedua, begitu pula guru di tengah-tengah masyarakat dapat menjadi suri teladan dan diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan. Seorang guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya atau pengecer informasi dengan menjajakannya di depan kelas, akan tetapi, dia seorang tenaga professional yang dapat menjadikan peserta didiknya mampu merencanakan, menganalisis, dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian
seorang
guru
hendaklah
bercita-cita
tinggi,
berpendidikan
luas,
berkepribadian kuat dan tegar serta berprikemanusiaan yang mendalam. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk itu, upaya
awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah kualitas guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yang profesional. Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar peserta didik yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik. Wina Sanjaya mengemukakan bahwa guru adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan khusus hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan. Adapun pengertian guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yakni sebagaimana tercantum dalam Bab I Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1) sebagai berikut: “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.” Selanjutnya Moh. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru Profesional mendefinisikan bahwa: “guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.” Pendapat lain dikemukakan oleh E. Mulyasa dalam buku yang berjudul Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan), mengungkapkan bahwa: Proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (values) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan. Dalam terminologi Islam, guru diistilahkan dengan murabby, satu akar
kata dengan rabb yang berarti Tuhan. Jadi, fungsi dan peran guru dalam sistem pendidikan merupakan salah satu manifestasi dari sifat ketuhanan. Demikian mulianya posisi guru, sampai-sampai Tuhan, dalam pengertian sebagai rabb mengidentifikasi diri-Nya sebagai rabbul’alamin “Sang Maha Guru”, “Guru seluruh jagad raya”. Untuk itu, kewajiban pertama yang dibebankan setiap hamba sebagai murid “Sang Maha Guru” adalah belajar, mencari ilmu pengetahuan. Setelah itu, setiap orang yang telah mempunyai ilmu pengetahuan memiliki kewajiban untuk mengajarkannya kepada orang lain. Dengan demikian, profesi mengajar adalah sebuah kewajiban yang merupakan manifestasi dari ibadah. Sebagai konsekuensinya, barang siapa yang menyembunyikan sebuah pengetahuan maka ia telah melangkahkan kaki menuju jurang api neraka. Menanggapi apa yang telah dikemukakan oleh E. Mulyasa, penulis memahami bahwa profesi mengajar adalah suatu pekerjaan yang memiliki nilai kemuliaan dan ibadah. Mengajar adalah suatu kewajiban bagi setiap orang yang memiliki pengetahuan. Selanjutnya, mengingat mengajar adalah suatu kewajiban bagi setiap orang yang memiliki pengetahuan, maka sudah sepantasnya bagi orang yang tidak menyampaikan ilmu pengetahuannya maka akan berakibat dosa bagi dirinya. Selanjutnya Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, mengatakan bahwa di sisi lain, profesi mengajar merupakan kewajiban tersebut, hanya dibebankan kepada setiap orang yang berpengetahuan. Dengan kata lain, profesi mengajar harus didasarkan pada adanya kompetensi dengan kualifikasi akademik tertentu. Mengajar, bagi seseorang yang tidak mempunyai kompetensi profesional untuk itu justru akan berbuah dosa. Kemudian, apabila sesuatu dilakukan oleh sesuatu yang bukan ahlinya, maka tunggulah suatu kehancurannya. Penggalan hadits Rasulullah saw., ini seolah memberikan
warning bagi guru yang tidak memenuhi kompetensi profesionalnya. Dari penjelasan yang dikemukakan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa profesi mengajar merupakan kewajiban yang hanya dibebankan kepada orang yang berpengetahuan. Dengan demikian, profesi mengajar harus didasarkan pada adanya kompetensi dan kualifikasi tertentu bagi setiap orang yang hendak mengajar. Secara konseptual, deskripsi dua kondisi di atas memberikan dua hal prinsip dalam konteks membicarakan mengenai profesi guru. Pertama, adanya semangat keterpanggilan jiwa, pengabdian dan ibadah. Profesi pendidik merupakan profesi yang mempunyai kekhususan dalam membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan memerlukan keahlian, idealisme, kearifan dan keteladanan melalui waktu yang panjang. Kedua, adanya prinsip profesionalitas, keharusan adanya kompetensi dan kualifikasi akademik yang dibutuhkan, serta adanya penghargaan terhadap profesi yang diemban. Maka prinsip idealisme dan keterpanggilan jiwa serta prinsip profesionalitas harus mendasari setiap perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat guru. Dengan demikian profesi guru merupakan profesi tertutup yang harus sejalan dengan prinsip-prinsip idealisme dan profesionalitas secara berimbang. Jangan sampai akibat pada perjuangan dan penonjolan aspek profesionalisme berakibat penciptaan gaya hidup materialisme dan pragmatisme yang menafikan idealisme dan keterpanggilan jiwa. Guru yang terampil mengajar tentunya harus memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat. Dari penjelasan tersebut penulis menggarisbawahi bahwa salah satu yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran adalah guru yang merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah menumbuhkan kreativitas guru. Kreativitas guru dalam proses pembelajaran mempunyai peranan penting dalam peningkatan mutu hasil belajar peserta didiknya. Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Bila hal ini dikaitkan dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu strategi mengajar yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru. Dalam konteks ini maka seorang guru harus mampu mengelola pembelajaran seoptimal mungkin agar prestasi belajar peserta didik meningkat. Salah satu aspek yang perlu dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah penggunaan pembelajaran pendekatan tematik. Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait. Penentuan tema dapat dilakukan oleh guru melalui tema konseptual yang cukup umum tetapi produktif. Dapat pula ditetapkan dengan negosiasi antara guru dengan peserta didik, atau dengan cara diskusi sesama peserta didik. Tema dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada di sekitar lingkungan peserta didik, karena itu tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan peserta didik yang bergerak dari lingkungan terdekat peserta didik dan selanjutnya beranjak ke lingkungan terjauh peserta didik.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran IPA, matematika, IPS, bahasa, seni dan PAI. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada peserta didik untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka. Pembelajaran tematik pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) dibelajarkan pada kelas rendah yakni; di kelas 1, 2, dan kelas 3. Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian dari pendidikan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1990 tentang, Pendidikan Dasar dan Keputusan Menteri Agama Nomor 368 Tahun 1993, adalah sekolah dasar berciri khas agama Islam yang diselenggarakan program pendidikan enam tahun. Sebagaimana tujuan penyelenggaraan pendidikan MI adalah memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupan pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan mendidik peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia sebagai muslim yang menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, serta mempersiapkan peserta didik utnuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Model pembelajaran pendekatan tematik dapat menunjang tujuan pendidikan di MI tersebut. Kreativitas seorang guru dalam pembelajaran pendekatan tematik akan
membawa pada keberhasilan peserta didik dalam belajarnya. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanaannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu gagasan. Seseorang yang kreatif memiliki kapasitas pemahaman, sensitivitas, dan apresiasi, dapat dikatakan melebihi seseorang yang tergolong intelegen. Kreativitas guru dalam pembelajaran pendekatan tematik dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar adalah hasil belajar setelah proses pembelajaran. Untuk mengetahui kualitas hasil belajar peserta didik dilakukan penilaian. Penilaian berhubungan dengan pengambilan keputusan. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik. Penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis bahwa di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah
Sidomulyo
Kecamatan
Boliyohuto
Kabupaten
Gorontalo,
pembelajaran pendekatan tematik telah dilaksanakan oleh guru di kelas 1, 2, dan kelas 3, namun dalam mendesain dan mengelola pembelajaran pendekatan tematik perlu ditingkatkan lagi, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai hasil belajar peserta didik yang banyak mendapat nilai nilai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh madrasah. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang peranan kreativitas guru dalam pembelajaran pendekatan tematik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan kerangka konseptual dan identifikasi masalah, maka permasalahan pokok yang hendak dikaji dalam tesis ini adalah “Bagaimana peranan kreativitas guru dalam pembelajaran pendekatan tematik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo”? Adapun sub permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana
prestasi
belajar
peserta
Muhammadiyah (MIM) Sidomulyo
didik
di
Madrasah
Ibtidaiyah
Kecamatan Boliyohuto Kabupaten
Gorontalo? 2. Bagaimana kreativitas guru di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo? 3. Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik melalui kreativitas guru dalam pembelajaran pendekatan tematik di MIM Sidomulyo Kecamatan
Boliyohuto Kabupaten Gorontalo? C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Definisi Opersional Variabel Agar pembahasan dalam tesis ini lebih terarah, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam judul ini, yaitu : a. Prestasi belajar peserta didik adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. b. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta. Utami Munandar menjelaskan pengertian Kreativitas; pertama, kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. kedua, kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanaannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban, ketiga secara operasional
kreativitas
dapat
dirumuskan
sebagai
kemampuan
yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinilitas dalam berpikir,
serta
kemampuan
untuk
mengelaborasi
(mengembangkan,
memperkaya, merinci) suatu gagasan. c. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. d. Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang pengembangannya
dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral, setelah tema ditetapkan maka selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari mata pelajaran lain yang terkait. Jadi secara operasional judul tesis ini membahas tentang peran kreativitas guru dalam pembelajaran tematik yang pengembangannya dengan menentukan topik tertentu sebagai tema sentral, sehingga prestasi belajar peserta didik dapat ditingkatkan. 2. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah peranan kreativitas guru dan pembelajaran tematik dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Subjek penelitian diteliti secara kasuistik yakni siswa kelas II dan guru, artinya tidak digeneralisir untuk subjek lainnya. Penelitian ini bersifat kualitatif, maka instrumen penelitian adalah peneliti sendiri sebagai key instrumen, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa hasil penelitian ini berpeluang untuk bisa dan bercampur dengan subyektifitas peneliti. Untuk mengatasinya diadakan trianggulasi data.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. b. Untuk mengetahui gambaran Kreativitas guru di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah (MIM) Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. c. Untuk mengetahui peranan kreativitas guru dalam pembelajaran tematik untuk meningkatan prestasi belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. 2. Manfaat Penelitian a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru MIM Sidomulyo untuk lebih meningkatkan kreativitas dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran tematik. b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak MIM Sidomulyo untuk melibatkan guru dalam kegiatan-kegiatan peningkatan mutu guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
E. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini, penulis mengemukakan beberapa penelitian dan literatur. Sa’dun Akbar, I Wayan Sutama, dan Pujianto dengan judul penelitian Pengembangan Model Pembelajaran Tematik untuk Kelas 1 dan Kelas 2 Sekolah Dasar. Penelitian ini dapat menghasilkan model-model pembelajaran tematik yang layak dan valid baik secara teoritik maupun secara empirik. Penelitian ini cukup efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan tingkat kelayakan dan validitas yang cukup tinggi. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Sa’dun Akbar (2007) dengan judul “Pengembangan Model-Model Pembelajaran Tematik untuk Kelas-1 dan 2 SD: Penelitian Tahun Kedua: Validasi Ahli dan
Ujicoba Skala Terbatas di Malang” menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran tematik tema Lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tema Lingkungan di kelas 3 SDN Tanjungrejo 4 Malang. Peningkatan kualitas tersebut ditandai dengan suasana pembelajaran yang lebih kondusif, keaktifan belajar peserta didik meningkat, peserta didik lebih kreatif dan lebih senang dalam belajar, serta pemahamannya tentang konsep lingkungan juga meningkat. Hasil Penelitian Luluk FZ (2008) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
Tematik
Tema
Teknologi
untuk
Meningkatkan
Kualitas
Pembelajaran Peserta didik Kelas III SDN Tanjungrejo 4 Malang. juga menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran tematik tema Teknologi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik kelas 3 SDN Tanjungrejo 4 Malang. Hasil penelitian Lilik (2008) dengan judul “Penggunaan Webbed Model dalam Pembelajaran Terpadu untuk Meningkatkan Pemahaman berbagai Kompetensi pada Tema Keluarga bagi Peserta didik Kelas II SDN Gondangwangi III Wagir Malang” juga menyimpulkan bahwa penggunaan Model Webbed dalam pembelajaran terpadu dapat meningkatkan berbagai kompetensi peserta didik kelas 2 SDN Gondangwangi Malang pada tema Keluarga. Literatur yang berkaitan dengan kreatifitas guru dan prestasi belajar antara lain; Asrorun Ni’am Sholeh dalam buku yang berjudul Membangun Profesionalitas Guru, mengungkapkan bahwa: Proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (values) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan. Hasan Langgulung dengan judul bukunya
“Kreativitas dan Pendidikan Islam”, Khaeruddin, dkk, dengan judul bukunya “KTSP Konsep dan Implementasinya di Madrasah” pada salah satu babnya membahas tentang pembelajaran tematik di SD/MI serta kurikulum SD/MI. Ibrahim Bafadal dengan judul bukunya “Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar”. Mimin Haryati dengan judul bukunya “Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi”. Purwanto dengan judul bukunya “Evaluasi Hasil Belajar”. Dalam konteks ini penulis melihat bahwa belum ditemukan tulisan atau ulasan yang langsung berkaitan dengan peranan kreativitas guru dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Muhammdiyah Sidomulyo. Dengan demikian, tesis ini menjadi kajian baru untuk mengetahui kreativitas guru dalam pembelajaran tematik yang dapat mewarnai berbagai literatur dalam dunia pendidikan pada umumnya, dan khususnya peningkatan hasil belajar peserta didik.
F. Garis Besar Isi Tesis Untuk memperoleh gambaran mengenai isi dari tesis ini, maka berikut ini akan diketengahkan garis besarnya yang disusun dalam lima bab dan beberapa sub-bab sebagai berikut: Bab satu merupakan pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah. Dalam latar belakang masalah digambarkan masalah yang akan dibahas, yakni peranan kreativitas guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika pembahasan. Bab dua merupakan landasan teori yang membahas tentang variabel penelitian
yakni hakikat kreativitas guru, konsep pembelajaran tematik, prestasi belajar peserta didik. Landasan teori ini merupakan pijakan penulis dalam membedah masalah-masalah yang diangkat dalam penelitian ini dengan kenyataan yang penulis temukan di lapangan. Sedangkan bab tiga berisi metodologi penelitian yang menjelaskan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, dan analisa data. Metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Bab empat, bab ini merupakan laporan dari hasil penelitian yang menggambarkan latar belakang, objek penelitian, dan peranan kreativitas guru dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MIM Sidomulyo, yang dibahas dalam penelitian meliputi deskripsi lokasi penelitian yakni; sejarah singkat berdirinya madrasah yang akan diteliti, lokasi madrasah, keadaan sarana dan prasarana, keadaan struktur organisasi dan personalia, keadaan kurikulum, keadaan tenaga guru dan karyawan, kegiatan pembelajaran (KBM), keadaan alumni, dan keadaan perpustakaan. Hal tersebut dikaitkan dengan masalah yang dibahas penulis yakni; prestasi belajar, kreativitas guru dan upaya peningkatan prestasi belajar siswa melalui kreativitas guru dalam pembelajaran tematik di MIM Sidomulyo. Sedangkan bab lima adalah bab yang mengakhiri pembahasan tesis ini dengan mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian dan implikasi penelitian sebagai bahan masukan, agar MIM Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo tetap eksis dan terus menerus mengadakan perbaikan peranan guru sehingga mutu pendidikan tetap terjaga dan semakin meningkat.