BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Pendahuluan
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Pasal 27 yaitu : (1) SKPD menyusun Renja-SKPD. (2) Rancangan Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada rancangan awal RKPD, Renstra-SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya,
masalah yang dihadapi, dan
usulan program serta
kegiatan yang berasal dari masyarakat. (3) Rancangan
Renja-SKPD
memuat
kebijakan,
program
dan
kegiatan
pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. (4) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta menunjukkan prakiraan maju. Paradigma
penganggaran
berbasis
kinerja
mengharuskan
proses
perencanaan dan proses penganggaran menjadi proses yang saling terkait dan harus seimbang. Penganggaran tidak bisa disusun tanpa proses perencanaan terlebih dahulu dan sebaliknya perencanaan perlu mempertimbangkan ketersediaan dana dan kelayakan ekonomi agar realistis. Perencanaan pada dasarnya adalah proses yang berjalan secara terus menerus dan merupakan daur pemecahan masalah yang berulang [problem solving cycle] dalam mewujudkan perubahan fenomena-fenomena tertentu yang semakin lama semakin baik sesuai dengan PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
tujuan pembangunan termasuk 1
pembangunan kesehatan di tingkat provinsi. Secara umum perencanaan terdiri dari 4 (empat) proses atau tahapan standar, yaitu: 1.
Mengkaji di mana atau pada posisi apa keberadaan kita pada saat sekarang ini
2.
Menentukan ke mana kita menuju atau ingin menjadi seperti apa kita pada suatu saat nanti,
3.
Menentukan bagaimana atau kegiatan apa yang perlu dilakukan agar kita dapat sampai pada kondisi seperti yang kita inginkan tersebut, dan
4.
Menentukan Sumberdaya/Biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Empat tahapan standar perencanaan tersebut harus diikuti/dilaksanakan
oleh para perencana kesehatan di daerah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu perencanaan dan penganggaran kesehatan, antara lain agar perencanaan tersebut berbasis pada kenyataan (evidence based planning) serta penganggaran tersebut berorientasi pada pencapaian suatu kinerja tertentu (anggaran berbasis kinerja). Dalam kerangka perencanaan pembangunan kesehatan nasional, Rumah Sakit Ernaldi Bahar dalam penyusunan perencanaan kesehatan juga harus memperhatikan hirarki kebijakan yang lebih tinggi dalam administrasi Negara seperti RPJM Nasional, Renstra Kementrian Kesehatan, MDGs, Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan kebijakan Desentralisasi, termasuk beberapa peraturan perundang-undangan diantaranya No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) , PP 8 tahun 2008 dan PP No. 58 tahun 2005, Permendagri No. 13 tahun 2006 dan perubahannya. Selain itu, perencanaan yang disusun juga harus sejalan dengan RPJMD Provinsi yang telah disusun. Dengan tekad ingin mewujudkan visi dan misi daerah Sumatera Selatan dan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan semua lapisan masyarakat Sumatera Selatan, serta cerdas dalam sikap pikir menangkap dan mengolah peluang berlandaskan moral yang tinggi serta optimis untuk terlaksana dan terdepan dalam pembangunan sehingga menjadi acuan bagi daerah - daerah lain, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui perluasan pusat pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan inilah saatnya memulai menuju masa depan gemilang, melalui perluasan pusat pelayanan dan fasilitas
kesehatan
yang
melayani
masyarakat
Sumatera
Selatan
secara
profesional, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan menyadari bahwa pemberian kewenangan dari Pemerintah Daerah Provinsi kepada Dinas, Badan, termasuk Rumah Sakit Ernaldi Bahar harus diterima dengan rasa penuh
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
2
tanggung jawab, untuk keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah. Pada pertengahan tahun 2014 Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPKBLUD) secara bertahap melalui Keputusan Gubernur Sumatera Selatan nomor 841/KPTS/BPKAD/2013 tentang penerapan status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Dengan penerapan PPK-BLUD ini diharapkan akan lebih memudahkan rumah sakit untuk dapat merencanakan pengembangan dan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas. Selanjutnya Rumah Sakit Ernaldi Bahar masih terus berupaya untuk dapat meningkatkan status PPK BLUD dari bertahap menjadi BLUD penuh. Dengan status BLUD bertahap tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar disamping menyusun rencana kerja (renja) juga diharuskan untuk menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang akan berisi uraian terhadap rencana pendapatan operasional dan belanja rumah sakit selaku BLUD. Dalam perjalanannya, untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Ernaldi Bahar dengan lebih baik, maka dibutuhkan adanya perubahan terhadap Rencana Kerja (Renja) yang telah disusun sebelumnya pada tahun anggaran 2015. Dasar utama dari perubahan tersebut adalah adanya kebutuhan yang sangat mendesak yang harus dipenuhi agar pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit dapat berlangsung dengan baik, serta dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit sebagai akibat adanya perubahan lingkungan, kebijakan dan permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Selain itu juga pada perubahan rencana kerja ini dimaksudkan untuk menampung program dan kegiatan yang belum dapat ditampung dalam rencana kerja awal rumah sakit.
1.2.
Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Perubahan Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2015 adalah menyusun perubahan rencana kerja pembangunan tahunan yang akan dibiayai oleh dana APBD Provinsi Sumatera Selatan dan Pendapatan Jasa Layanan Umum Kesehatan BLUD, sesuai dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
3
Dengan tersusunnya Perubahan Renja tersebut, maka diharapkan dapat menampung seluruh program dan kegiatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan jiwa bagi seluruh masyarakat Sumatera Selatan, sesuai dengan kondisi kebutuhaan riil dilapangan dan menjadi prioritas untuk segera dilaksanakan. Dalam Perubahan Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar tahun anggaran 2015, terdapat penambahan beberapa program dan kegiatan yang sebelumnya tidak tertampung dalam Rencana Kerja Induk Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebelumnya. Dengan penambahan program dan kegiatan ini juga diikuti dengan penambahan alokasi anggaran untuk pelaksanaan program dan kegiatan tersebut. Tujuan disusunnya Perubahan Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut : 1. Diperolehnya
identifikasi
rencana
kebutuhan
penambahan/perubahan/
pergeseran program dan kegiatan untuk tahun anggaran 2015. 2. Diperolehnya
kebutuhan
anggaran
yang
akan
diusulkan
untuk
seluruh
penambahan/perubahan/pergeseran program dan kegiatan. 3. Terpenuhinya kebutuhan program dan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan. 4. Terlaksananya pelayanan kesehatan dengan baik untuk seluruh masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan.
1.3. Dasar Pertimbangan Perubahan
Dasar pertimbangan dalam penyusunan Perubahan Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Untuk Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD yang masuk ke dalam kelompok Pendapatan Asli Daerah pada Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah mengalami penambahan target dari rencana awal tahun anggaran 2015. Penambahan target ini disebabkan karena meningkatnya pendapatan jasa layanan umum BLUD sebagai dampak dari meningkatkan utilisasi pelayanan kesehatan di rumah sakit.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
4
Seiring dengan sudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK - BLUD) di Rumah Sakit Ernaldi Bahar sejak tahun 2014
sesuai
dengan
Keputusan
Gubernur
Sumatera
Selatan
Nomor:
841/KPTS/BPKAD/2013 tentang Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, maka salah satu dampaknya adalah adanya peningkatan Pendapatan Operasional Rumah Sakit yang cukup tinggi dalam dua tahun terakhir. Pada tahun anggaran 2014, Realisasi Pendapatan Operasional Rumah Sakit Ernaldi Bahar mencapai Rp. 14.765.903.170,00, melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp. 11.000.000.000,00. Sementara untuk realisasi pendapatan operasional rumah sakit pada tahun 2015, sampai dengan bulan Juni 2015, total Pendapatan Jasa Layanan Umum
BLUD
Rumah
Sakit
Ernaldi
Bahar
sudah
mencapai
Rp.
8.629.851.813,00. Total realisasi pendapatan tersebut belum termasuk klaim pelayanan untuk pasien BPJS pada bulan Juni sebesar Rp. 1.158.700.400,00. Realisasi pendapatan jasa layanan umum BLUD rumah sakit tersebut diperoleh dalam kurun waktu 6 (enam)
bulan dengan rata-rata realisasi perbulannya
mencapai Rp. 1.631.425.000,00. Dengan dasar pertimbangan tersebut diatas, maka pada Perubahan Rencana Kerja ini diusulkan penambahan alokasi anggaran yang bersumber dari Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Rumah Sakit pada tahun anggaran 2015 menjadi Rp. 19.000.000.000,00. Peningkatan target pendapatan jasa layanan umum BLUD tersebut juga akan berdampak kepada meningkatnya alokasi anggaran dalam Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Peningkatan pendapatan jasa layanan umum BLUD tersebut secara umum disebabkan karena adanya peningkatan jumlah kunjungan (utilisasi) pelayanan rumah sakit sebagai dampak dari adanya pengembangan pelayanan kesehatan rumah sakit, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta semakin meningkatnya jumlah kepesertaan BPJS sehingga jumlah masyarakat yang telah ditanggung melalui program ini juga meningkat. Peningkatan kepesertaan BPJS salah satunya memberikan dampak peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan. Sebagian besar pendapatan jasa layanan umum BLUD rumah sakit tersebut berasal dari klaim pelayanan pasien BPJS yang mencapai Rp. 6.694.913.455,00 selama tahun 2015 (bulan Januari – Juni 2015).
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
5
2. Penambahan Belanja Tidak Langsung Rumah Sakit Ernaldi Bahar Anggaran pada
Belanja Tidak Langsung yang digunakan untuk
membiayai belanja pegawai yaitu berupa gaji dan tunjangan PNS dilingkungan Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada Perubahan Rencana Kerja mengalami peningkatan yang disebabkan karena berbagai faktor, diantaranya adalah adanya kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 6%, kenaikan gaji berkala PNS dan kenaikan pangkat PNS.
3. Penambahan Program dan Kegiatan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Dalam Perubahan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2015 ini, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mengusulkan penambahan program dan kegiatan yang disusun berdasarkan kebutuhan rumah sakit untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih baik bagi masyarakat Sumatera Selatan. Pada anggaran induk tahun 2015, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mendapatkan alokasi dana sebesar Rp. 17.134.402.950,00 yang berasal dari Rp. 6.134.402.950,00 berasal dari APBD Provinsi Sumatera Selatan dan Rp. 11.000.000.000,00 berasal dari pendapatan jasa layanan umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Total anggaran tersebut hanya dapat digunakan untuk pelaksanaan 3 Program dan 8 Kegiatan. Jumlah anggaran serta program dan kegiatan yang dilaksanakan tersebut masih belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan minimal rumah sakit. Berdasarkan kondisi diatas, maka pada Perubahan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2015 ini, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mengusulkan penambahan program dan kegiatan beserta penambahan anggaran untuk pelaksanaan program dan kegiatan tersebut. penambahan program, kegiatan dan anggaran pada APBD Perubahan ini sangat mendesak untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit terutama yang terkait dengan penyediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Penambahan program dan kegiatan serta penambahan alokasi anggaran Rumah Sakit Ernaldi Bahar tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit, baik untuk peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit, pemeliharaan rutin rumah sakit, peningkatan sumber daya manusia serta terutama untuk kebutuhan operasional rumah sakit. Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan merupakan Rumah Sakit Khusus Jiwa Kelas A. Untuk standar rumah sakit, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar harus mengikuti standar PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
6
dan kriteria klasifikasi rumah sakit jiwa yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Secara umum, kebutuhan anggaran Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan digunakan untuk kegiatan sebagai berikut :
1) Operasional Rumah Sakit Seperti telah disampaikan diatas, bahwa dalam dua tahun terakhir terdapat peningkatan pendapatan operasional rumah sakit yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pendapatan operasional tersebut diperoleh dari penyediaan layanan kesehatan yang diberikan terhadap pasien
Rumah Sakit
Ernaldi Bahar. Peningkatan
pendapatan operasional tersebut diperoleh dari meningkatnya jumlah pasien yang dilayani oleh rumah sakit. Konsekuensinya, peningkatan jumlah pasien yang dilayani juga akan menyebabkan meningkatkan kebutuhan operasional rumah sakit, terutama untuk obat-obatan, makan dan minum pasien, bahan medis/kimia habis pakai dan lain sebagainya yang merupakan komponen wajib dalam pelayanan kesehatan. Untuk rumah sakit, kebutuhan operasional agar dapat memberikan pelayanan bagi pasien adalah terutama untuk obat-obatan, bahan medis habis pakai, bahan kimia rumah sakit untuk pemeriksaan penunjang serta ketersediaan makanan dan minuman bagi pasien yang harus di rawat inap di rumah sakit. Pola pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit sangat berbeda jika dibandingkan dengan rumah sakit umum. Untuk itu kebutuhannya juga lebih spesifik harus disediakan oleh rumah sakit jiwa, seperti pakaian pasien, pakaian dalam pasien, alat-alat kebersihan diri pasien. Kebutuhan ini diperlukan karena sebagian besar pasien jiwa yang dirawat tidak mendapatkan perhatian dari keluarga mereka dan sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Rumah Sakit untuk merawat pasien tersebut. Selain dari pemberian obat-obatan, maka pasien gangguan jiwa harus mendapatkan terapi atau rehabilitasi sosial agar mereka dapat kembali beraktifitas secara normal di tengah masyarakat. Untuk kebutuhan terapi ini, pasien akan diberikan pelatihan bercocok tanam, memelihara ikan, menjahit, terapi musik dan lain sebagainya. Untuk pelayanan rehabilitasi bagi penderita gangguan jiwa juga dibutuhkan bahan-bahan dan peralatan terapi.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
7
Dari
total
anggaran
diatas
pada
tahun
2015,
sebesar
Rp.
2.500.000.000,00 telah dialokasikan untuk Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit yang berasal dari Pendapatan Operasional Rumah Sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Alokasi anggaran tersebut belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan rumah sakit selama satu tahun anggaran. jika dibandingkan dengan kebutuhan rumah sakit dan jumlah pasien yang harus dilayani dimana jumlah pasien rawat jalan mencapai lebih dari 50.000 kunjungan dan
pasien rawat inap mencapai 2.550 orang, termasuk
untuk pasien rumah sakit yang ditanggung oleh program Jamsoskes Sumsel Semesta. Dapat kami sampaikan bahwa realisasi anggaran pengadaan obatobatan tersebut sampai dengan akhir bulan Juni 2015 telah dibelanjakan sebesar Rp. 2.206.238.861,00 Dengan jumlah anggaran dan stok obat yang tersedia pada saat ini serta rata-rata pemakaian obat perbulannya mencapai Rp. 500.000.000,00,
maka
ketersediaan
obat-obatan
untuk
pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar hanya mencukupi sampai dengan akhir bulan Juli 2015. Pada tahun anggaran 2014, total alokasi dana untuk penyediaan obatobatan rumah sakit mencapai Rp. 7.179.357.000,00 yang berasal dari alokasi APBD Provinsi sebesar Rp. 4.579.357.000,00 dan alokasi dari pendapatan jasa layanan umum BLUD rumah sakit sebesar Rp. 2.600.000.000,00. dibandingkan
dengan
anggaran
penyediaan
obat-obatan
dengan
Jika tahun
sebelumnya, maka jelas ketersediaan anggaran pada tahun 2015 masih jauh dari anggaran tahun sebelumnya.
Diharapkan penambahan anggaran pada
APBD Perubahan dapat menutupi kebutuhan pengadaan obat-obatan rumah sakit.
2) Akreditasi Rumah Sakit Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, maka seluruh rumah sakit diwajibkan untuk memperoleh Akreditasi Rumah Sakit dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Paling lambat pada tahun 2016, seluruh rumah sakit sudah harus mendapatkan Akreditasi dan merupakan persyaratan wajib yang harus dipenuhi oleh rumah sakit untuk dapat menjadi penyedia pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS. Seperti disampaikan diatas bahwa
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
8
sebagian besar pendapatan operasional rumah sakit berasal dari pasien BPJS. Kondisi Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada saat ini belum mendapatkan izin operasional dan penilaian klasifikasi kelas rumah sakit. Sesuai dengan ketentuan yang ada, Rumah Sakit Ernaldi Bahar harus mendapatkan izin operasional untuk lokasi yang baru. Untuk mendapatkan izin operasional dan penetapan kelas rumah sakit, maka rumah sakit sudah harus mendapatkan akreditasi sebagai persyaratan wajib. Terkait dengan akreditasi Rumah Sakit tersebut, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar masih sangat membutuhkan banyak anggaran untuk persiapan, baik untuk melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit termasuk untuk perbaikannya, pemenuhan kompetensi minimal tenaga kesehatan di rumah sakit dan penyusunan dokumen dan implementasi akreditasi rumah sakit. Adapun beberapa tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Rumah Sakit untuk mendapatkan akreditasi pelayanan adalah sebagai berikut : -
Penyusunan dokumen akreditasi sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit versi tahun 2012, baik berupa SOP pelayanan, Clinical pathway dan dokumen lainnya.
-
Implementasi seluruh dokumen/peraturan/SOP yang telah disusun untuk akreditasi rumah sakit.
-
Melakukan pelatihan-pelatihan terkait dengan akreditasi rumah sakit untuk seluruh petugas yang ada di rumah sakit, termasuk untuk tenaga outsourcing/kontrak yang ada di rumah sakit.
-
Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan standar mutu akreditasi rumah sakit yang harus dipenuhi, terutama yang terkait dengan keamanan pasien dan kelengkapan lainnya.
-
Bimbingan teknis akreditasi rumah sakit dengan melibatkan bantuan dari tenaga ahli Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Jakarta untuk melihat kesiapan dan kekurangan yang masih ada sebelum diakukan penilaian akreditasi oleh tim independen dari KARS.
-
Melakukan asessment internal untuk melakukan penilaian terhadap kesiapan akreditasi rumah sakit.
-
Melakukan penilaian akreditasi rumah sakit oleh tim independen dari KARS.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
9
Berdasarkan pengalaman pelaksanaan akreditasi di rumah sakit lainnya, maka tahapan pelaksanaan kegiatan diatas membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup tinggi. Kebutuhan biaya untuk akreditasi ini sangat tergantung dari keadaan awal dari masing-masing rumah sakit. Untuk Rumah Sakit Ernaldi Bahar sendiri sangat banyak kekurangan yang harus dilengkapi, termasuk kebutuhan rehab/perbaikan gedung pelayanan untuk sesuai dengan standar bangunan rumah sakit yang ada.
3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Untuk sarana dan prasarana rumah sakit, masih dibutuhkan anggaran untuk melengkapi sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh Rumah Sakit. Sesuai dengan Permenkes No. 56 tahun 2014, telah ditentukan kriteria klasifikasi kelas rumah sakit jiwa. Karena Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan rumah sakit jiwa kelas A, maka standar pelayanan, sumber daya manusia serta sarana dan prasarananya dan peralatan kesehatan harus sudah memenuhi standar rumah sakit khusus jiwa kelas A. Untuk pelayanan, rumah sakit jiwa kelas A sudah harus dapat memberikan 21 jenis pelayanan. Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada dasarnya sudah dapat memberikan pelayanan untuk 21 jenis pelayanan tersebut tetapi masih terkendala dengan alat-alat yang masih sangat terbatas. Sebagai contoh pada pelayanan tumbuh kembang anak, rumah sakit belum memiliki peralatan standar untuk pelayanan tersebut, baru hanya tersedia sumber daya manusianya (psikolog anak) dan ruangan konsultasi. Sementara untuk alat-alat kesehatan, kendala utama yang dihadapi adalah sebagian besar alat kesehatan yang dimiliki oleh rumah sakit sudah berumur tua sehingga tidak sesuai lagi dengan perkembangan alat-alat kesehatan/kedokteran pada saat ini. Karena sudah cukup tua, alat-alat tersebut sudah sering rusak sehingga dapat mengganggu pelayanan kesehatan serta dibutuhkan biaya pemeliharaan yang cukup tinggi. Sebagai contoh alat radiologi yang dimiliki rumah sakit masih manual belum digital serta panjang gelombang yang dipakai sudah tidak standar lagi.
4) Pelayanan Kesehatan Untuk Pasien Jamsoskes Sumsel Semesta Salah satu program prioritas dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang sudah berjalan dengan baik dan dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat Sumatera Selatan adalah program berobat gratis melalui Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsoskes) Sumsel Semesta. Pada awal PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
10
pelaksanaan program tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar boleh mengajukan klaim terhadap pelayanan pasien yang diberikan oleh Rumah Sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan/masukan dari BPK RI, maka kebijakan awal bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dapat mengajukan klaim untuk pasien Jamsoskes, berubah menjadi tidak dapat diklaim lagi sejak tahun anggaran 2012. Sebagai gantinya, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan bagi pasien Jamsoskes tersebut, maka akan dianggarkan kebutuhannya melalui APBD Provinsi Sumatera Selatan. Dengan demikian pelayanan kesehatan bagi pasien Jamsoskes Sumsel Semesta tersebut tidak terkendala dan dapat tetap diberikan.
5) Peningkatan SDM Rumah Sakit Berdasarkan kondisi sumber daya manusia (SDM) medis dan paramedis yang dimiliki oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar, maka masih terdapat banyak kekurangan. Ketersediaan tenaga medis dan paramedis tersebut juga harus disesuaikan dengan standar klasifikasi rumah sakit khusus jiwa Kelas A yang ditetapkan untuk Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Peningkatan SDM rumah sakit ditujukan untuk memenuhi standar tenaga kesehatan yang telah memenuhi kompetensi sesuai dengan bidangnya masing-masing.
6) Pemeliharaan Rumah Sakit Kebutuhan anggaran rumah sakit juga akan dialokasikan untuk biaya pemeliharaan rumah sakit, baik untuk biaya pemeliharaan bangunan/gedung maupun
pemeliharaan
alat-alat
rumah
sakit.
Untuk
pemeliharaan
bangunan/gedung membutuhkan biaya yang cukup tinggi disebabkan karena adanya resiko kerusakan yang disebabkan oleh perilaku pasien gangguan jiwa yang tidak bisa dikontrol/dikendalikan, misalnya : memasukkan potongan pakaian/kain ke dalam kloset kamar mandi, merusak pintu/jendela ruang rawat inap dan lain sebagainya.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
11
4. Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Sesuai dengan peningkatan Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD, maka Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar juga mengalami peningkatan. Sesuai dengan Permendagri Nomor 61 tahun 2007, maka pendapatan operasional rumah sakit yang sudah berstatus BLUD dapat dipergunakan langsung untuk memenuhi kebutuhan operasional rumah sakit tersebut. Dalam anggaran APBD Induk, alokasi anggaran untuk RBA BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebesar Rp. 11.000.000.000,00. Dengan asumsi peningkatan dan realisasi pendapatan jasa layanan umum BLUD rumah sakit sampai dengan bulan Juni 2015, maka anggaran RBA rumah sakit diusulkan meningkat menjadi Rp. 19.000.000.000,00. Pada dasarnya seluruh pendapatan jasa layanan umum BLUD yang diperoleh oleh rumah sakit akan kembali digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional rumah sakit. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan pasien rumah sakit, maka kebutuhan biaya operasional rumah sakit juga akan meningkat, terutama untuk penyediaan kebutuhan obat-obatan, bahan habis pakai, makan minum pasien dan lain sebagainya. Penambahan anggaran dalam RBA BLUD rumah sakit juga akan digunakan untuk meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit dengan tujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan kesehatan termasuk juga kebutuhan pemeliharaan rumah sakit.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
12
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR
2.1. Tugas dan Fungsi Dalam upaya melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa di Provinsi Sumatera Selatan, Gubernur Sumatera Selatan telah membentuk RS. Ernaldi Bahar melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2008 Tanggal 18 Juni 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan daerah dan lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Selatan, pasal 47 ayat (1) Rumah Sakit Ernaldi bahar merupakan unsur pelayanan pemerintah Provinsi di bidang kesehatan yang mempunyai wewenang menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dibidang kesehatan. Berdasarkan Peraturan Daerah No 9 Tahun 2008, Pasal 48, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintah provinsi di Bidang kesehatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan kegiatan tata usaha, urusan umum, perlengkapan, kepegawaian dan keuangan; 2. Perumusan kebijakan teknis pelayanan kesehatan; 3. Pembinaan kesehatan masyarakat Sumatera Selatan; 4. Penyelenggaraan kegiatan usaha pelayanan kesehatan jiwa, pencegahan, pemulihan, rehabilitasi, kemasyarakatan dan sistem rujukan; 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas : 1. Menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa sebagai unggulan dan kesehatan dasar lainnya, dibidang pelayanan kesehatan jiwa mempunyai tugas pokok : preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif yang
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
13
dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan melaksanakan peningkatan upaya rujukan. 2. Menyelenggarakan pendidikan / pelatihan kesehatan jiwa serta pelayanan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dan konsultasi HIV / AIDS. 3. Melaksanakan kebijakan teknis operasional pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai pelayanan kesehatan sebagai berikut : 1.
Melaksanakan pelayanan Gawat Darurat
2.
Melaksanakan pelayanan Rawat Jalan
3.
Melaksanakan pelayanan Rawat Inap
4.
Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Dewasa dan Lanjut Usia
5.
Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja
6.
Melaksanakan pelayanan Gangguan Mental Organik dan NAPZA
7.
Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi
8.
Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Kemasyarakatan
9.
Melaksanakan pelayanan Gigi dan Mulut
10. Melaksanakan pelayanan Psikologi 11. Melaksanakan pelayanan Radiologi 12. Melaksanakan pelayanan HIV / AIDS 13. Melaksanakan pelayanan Syaraf 14. Melaksanakan pelayanan Penyakit Dalam 15. Melaksanakan pelayanan Penyakit Kulit Kelamin 16. Melaksanakan pelayanan Obstetri dan Ginekologi (kebidanan 17. Melaksanakan pelayanan Penyakit Mata 18. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Napza 19. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi Medis 20. Melaksanakan pelayanan Konsultasi Gizi 21. Melaksanakan pelayanan Laboratorium 22. Melaksanakan pelayanan Farmasi 23. Melaksanakan pelayanan Gizi
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
14
2.2.
Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Sampai Dengan Triwulan II 1. Realisasi Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Sesuai dengan apa yang telah disampaikan sebelumnya, sampai dengan Bulan Juni 2015, total realisasi pendapatan jasa layanan umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah mencapai Rp. 8.629.851.813,00 atau sudah mencapai
78,45%
11.000.000.000,00.
dari
target
pendapatan
tahun
2015
sebesar
Rp.
Realisasi pendapatan jasa layaan umum BLUD sampai
dengan bulan Juni tersebut belum termasuk klaim pelayanan kesehatan program BPJS pada bulan Juni, yaitu sebesar Rp. 1.158.700.400,00. Setiap bulannya, klaim terhadap pelayanan kesehatan program BPJS disampaikan pada awal bulan berikutnya dan akan dicairkan atau diterima oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada pertengahan bulan. Total realisasi pendapatan jasa layanan umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan bulan Juni 2015 ini jauh melampaui target yang telah ditetapkan. Dari total pendapatan jasa layanan umum BLUD tersebut, sebesar Rp. 6.694.913.455,00 atau 77,58% merupakan pendapatan yang diperoleh dari klaim pelayanan terhadap pasien BPJS. Sementara sisanya berasal dari pelayanan rumah sakit untuk pasien umum dan asuransi lainnya, pendidikan dan pelatihan, sewa lahan parkir dan jasa giro. Peningkatan pendapatan jasa layanan umum BLUD pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar disebabkan karena meningkatnya jumlah kunjungan pasien atau utilisasi pelayanan kesehatan rumah sakit, dimana salah satu dampak dari meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, terutama dengan meningkatnya cakupan kepesertaan program BPJS oleh masyarakat di Sumatera Selatan. Jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada tahun anggaran 2014, maka realisasi pendapatan jasa layanan umum BLUD pada triwulan I tahun anggaran 2015 ini juga jauh melampaui pendapatan pada tahun 2014. Pada tahun anggaran 2014, total realisasi pendapatan jasa layanan umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar sampai dengan bulan Desember 2014 mencapai Rp. 14.765.903.160,00. Dari total penerimaan tahun 2014 tersebut, sebesar Rp. 11.910.103.022,00 atau mencapai 80,65% merupakan pendapatan jasa layanan umum BLUD yang berasal dari klaim pelayanan pasien peserta program BPJS. Selanjutnya untuk terus dapat meningkatkan utilisasi pelayanan kesehatan (jumlah kunjungan pasien), maka diperlukan adanya pengembangan
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
15
pelayanan kesehatan, khususnya untuk kesehatan jiwa terutama untuk pelayanan penunjang medik, pelayanan tumbuh kembang anak dan remaja serta pelayanan unit psikologi lainnya yang disesuaikan dengan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap pelayana-pelayanan tersebut. Peningkatan kualitas pelayanan terutama melalui berbagai upaya untuk mendapatkan akreditasi pelayanan rumah sakit sebagai bentuk pengakuan terhadap mutu pelayanan rumah sakit tetap menjadi target yang harus dicapai oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
Peningkatan mutu layanan akan berdampak terhadap
meningkatnya kepuasan pasien rumah sakit. Berikut rincian pendapatan jasa layanan umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar bulan Januari sampai dengan Juni pada tahun anggaran 2015 dari seluruh sumber pendapatan rumah sakit : Tabel 2.1 Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar Bulan Januari – Juni 2015
NO
JENIS PENERIMAAN
PENERIMAAN TAHUN 2015 JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUMLAH
JUNI
1
Pelayanan
14.404.500
10.505.000
13.487.500
10.830.000
10.280.000
11.305.000
70.812.000
2
Tindakan
11.871.000
17.625.500
15.283.000
12.758.729
23.589.500
16.172.500
97.300.229
3
Rawat Jalan
18.790.000
11.925.000
55.165.000
14.910.000
10.440.000
8.837.000
120.067.000
4
Rawat Inap
118.486.105
104.708.220
83.789.127
77.318.609
84.926.100
83.280.000
552.508.161
5
Obat
143.963.580
117.507.347
121.412.562
94.089.525
95.330.140
123.915.816
696.218.970
6
BPJS
1.236.578.646
1.324.489.579
1.383.076.754
1.295.627.558
1.197.251.218
257.889.700
6.694.913.455
7
Laboratorium
26.204.000
27.995.000
22.347.000
21.530.000
19.885.000
25.300.000
143.261.000
8
Radiologi
1.298.000
1.310.000
400.000
655.000
320.000
1.050.000
5.033.000
9
Konsultasi Medik
20.787.500
30.327.500
30.157.500
27.360.000
27.710.000
30.362.500
166.705.000
10 Ambulance
280.000
2.300.000
1.620.000
1.120.000
35.000
1.120.000
6.475.000
11 Pendidikan dan Pelatihan
450.000
-
-
-
732.000
-
1.182.000
12 Sewa Lahan Parkir
4.000.000
2.000.000
-
4.000.000
-
4.000.000
14.000.000
13 Jasa Giro
4.180.281
9.277.004
9.878.955
11.958.948
11.247.839
11.382.971
57.925.998
14 Lain-Lain
3.250.000
-
-
-
-
200.000
3.450.000
1.604.543.612
1.659.970.150
1.736.617.398
1.572.158.369
1.481.746.797
574.815.487
8.629.851.813
JUMLAH
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
16
2. Realisasi Fisik dan Keuangan Sampai dengan bulan Juni 2015, secara keseluruhan realisasi fisik dan keuangan pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah sesuai dengan target yang ditetapkan, yaitu rata-rata sudah mencapai 50% sampai dengan triwulan I ini, termasuk untuk jenis Belanja Tidak Langsung. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, maka realisasi fisik dan keuangan sampai dnegan bulan Juni 2015 sudah melampaui target yang ditetapkan. Berikut Rekapitulasi realisasi fisik dan keuangan Rumah Sakit Ernaldi Bahar sampai dengan Bulan Juni 2015 : Tabel 2.2. Rekapitulasi Realisasi Keuangan dan Fisik s/d Bulan Juni 2015 Rumah Sakit Ernaldi Bahar Keuangan (%) Uraian
Pagu
Realisasi
Target
Anggaran (Rp)
Anggaran (Rp)
s.d. Bulan ini
(1) Total Belanja Belanja Tidak Langsung
Fisik (%)
Realisasi
Target
Realisasi
s.d. Bulan s.d bulan s.d. bulan ini (5 = 3/2
ini
ini
(6)
(7)
(2)
(3)
(4)
44.801.932.539,03
21.156.438.120
38,32
47,86
47,71
50,71
27.653.317.539,03
12.481.234.097
50,00
45,13
50,00
50,00
17.148.615.000
8.675.204.023
26,64
50,59
45,42
51,43
Belanja Langsung
*100%)
1) Realisasi Total Belanja Realisasi Keuangan Total Belanja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
sampai
dengan
bulan
Juni
Tahun
Anggaran
2015
sebesar
Rp.21.156.438.120,- atau mencapai 47,86%, sudah melampui target yang ditetapkan yaitu sebesar 38,32%. Sementara untuk realisasi fisik program dan kegiatan rumah sakit sudah mencapai 50,44% dari target yang ditetapkan sebesar 47,71%. Realisasi fisik juga sudah dapat melampaui target yang ditetapkan pada bulan Juni 2015 ini.
2) Realisasi Belanja Tidak Langsung Realisasi Keuangan Belanja Tidak Langsung Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan bulan Juni Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 12.481.234.097,- atau mencapai 45,13%. Untuk realisasi fisik sudah mencapai 50,00%, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
17
3) Realisasi Belanja Langsung i.
Realisasi Keuangan Belanja Langsung Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan bulan Juni Tahun Anggaran 2015 sudah mencapai Rp. 8.675.205.023,- atau 50,59% dan realisasi fisik program dan kegiatan rumah sakit tersebut mencapai 51,35%. Baik realisasi fisik dan keuangan untuk belanja langsung pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah dapat melampaui target yang ditetapkan sampai dengan bulan Juni 2015.
ii.
Realisasi Keuangan 1. Tinggi, Kegiatan dengan interval nilai realisasi terhadap target 90% ≤ 100 %
: 4 kegiatan
2. Sedang, Kegiatan dengan interval nilai realisasi terhadap target 66% ≤ 90%
: 2 kegiatan
3. Rendah, Kegiatan dengan interval nilai realisasi terhadap target 0% - 65% iii.
: 2 kegiatan
Realisasi Fisik 1. Tinggi, Kegiatan dengan interval nilai realisasi terhadap target 90% ≤ 100 %
: 6 kegiatan
2. Sedang, Kegiatan dengan interval nilai realisasi terhadap target 66% ≤ 90%
: 0 kegiatan
3. Rendah, Kegiatan dengan interval nilai realisasi terhadap target 0% - 65%
: 2 kegiatan
Berikut rincian realisasi fisik dan keuangan program dan kegiatan pada Belanja Langsung Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan bulan Juni 2015 :
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
18
3. Realisasi Capaian Kinerja Program Sesuai dengan target yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan dan Rencana Strategis (Renstra) RumahSakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 - 2018, Indikator Kinerja yang menjadi tugas Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah sebanyak 11 indikator program, yaitu sebagai berikut : 1.
BOR (Bed Occupancy Rate)
2.
BTO (Bed Turn Over)
3.
NDR (Nett Death Rate)
4.
LOS (Length Of Stay)
5.
Pasien dirawat di ruang UPIP > 10 hari
6.
Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Rumah Sakit
7.
Jumlah kunjungan pasien rawat jalan jiwa
8.
Jumlah kunjungan pengguna NAPZA
9.
Jumlah pengguna NAPZA yang dirawat inap
10. Jumlah institusi pendidikan yang melakukan praktek 11. Jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian Realisasi capaian indikator kinerja program Rumah Sakit Ernaldi Bahar sampai dengan bulan Juni 2015 sesuai dengan indikator kinerja program diatas serta target kinerja yang ditetapkan pada tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut : No
Indikator Kinerja
1
BOR (Bed Occupancy Rate)
2
BTO (Bed Turn Over)
3
NDR (Nett Death Rate)
4
LOS (Length Of Stay)
5
Pasien dirawat di ruang UPIP > 10 hari Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Rumah Sakit Jumlah kunjungan pasien rawat jalan jiwa Jumlah kunjungan pengguna NAPZA Jumlah pengguna NAPZA yang dirawat inap
6 7 8 9
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
%
79
52,39
66,32%
Kali
11
5,10
Orang/100 0 pasien hari
0
0,00235
30
19
Orang
0
1
-
%
78
78,85
101,3%
Kunjungan
38.934
20.628
52,98%
Kunjungan
833
544
65,31%
Orang
411
216
52,55%
19
No
Indikator Kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
10
Jumlah institusi pendidikan yang melakukan praktek Jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian
Institusi
20
10
50,00%
orang
160
81
50,63%
11
Berdasarkan realisasi capaian indikator kinerja program diatas dan dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan, maka rata-rata persentase capaian kinerja sampai dengan bulan Juni 2015 sudah melampaui lebih dari 50%. Dengan demikian hampir seluruh capaiakn kinerja sampai dengan bulan Juni 2015 sudah melampaui target yang ditetapkan dan diharapkan pada akhir tahun akan dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. 1. Realisasi capaian indikator BOR (Bed Occupancy Rate) Rumah Sakit Ernaldi Bahar sampai dengan bulan Juni 2015 sudah mencapai 52,39% dari target kinerja tahun 2015 sebesar 79%. Indikator BOR menunjukkan jumlah kapasitas tempat tidur rumah sakit yang terpakai untuk merawat seluruh pasien yang membutuhkan pelayanan rawat inap rumah sakit. Untuk kapasitas tempat tidur rumah sakit, sebagian besar kapasitas tersebut diperuntukkan untuk ruang perawatan Kelas III. Dari data yang ada, hampir seluruh tempat tidur kelas III terisi penuh sepanjang bulan pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pasien yang dirawat inap di rumah sakit merupakan pasien yang ditanggung oleh Program Jamsoskes Sumsel Semesta dan Program BPJS dengan standar pelayanan rawat inap untuk Kelas III. Persentase capaian BOR rumah sakit jika dibandingkan dengan target sampai dengan triwulan I sudah mencapai 66,32%. Hasil capaian ini sudah sangat baik dan diharapkan dapat mencapai target BOR yang ideal untuk rumah sakit sebesar 80%.
2. Indikator BTO (Bed Turn Over) menunjukkan perbandingan antara satu tempat tidur dengan jumlah pasien yang menggunakannya dalam kurun waktu 1 tahun. Dengan kata lain indikator ini menunjukkan satu tempat tidur digunakan untuk merawat berapa banyak pasien dalam kurun waktu satu tahun. Bed turn oveer atau rata-rata pemakaian tempat tidur yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Sampai dengan bulan Juni 2015, capaian indikator BTO adalah sebesar 5,1 kali, artinya sepanjang bulan Januari
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
20
sampai dengan Juni 2015, rata-rata satu tempat tidur digunakan oleh 5 orang pasien. Capaian realisasi BTO rumah sakit ini masih sesuai dengan tahapan target yang harus dicapai oleh rumah sakit.
3. Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian pasien > 48 jam perawatan di rumah sakit untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu layanan rumah sakit. Capaian indikator NDR sampai dengan bulan Juni tahun 2015 terealisasi sebesar 0,00235 dengan target sebesar 0 orang per tahun. Sementara capaian NDR pada tahun 2014 terealisasi sebesar 0,002 dengan target yang ditetapkan sama seperti tahun sebelumnya yaitu sebesar 0 orang per tahun. Terjadi penurunan jumlah pasien mati yang semakin mendekati target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan kualitas pelayanan rumah sakit yang semakin bagus sehingga angka kematian pasien yang dirawat di RS. Ernaldi Bahar > 48 jam dapat diturunkan.
Pada
tahun
mendatang
untuk
mencapai
target
NDR,
pemeriksaan terhadap pasien yang akan dirawat akan lebih selektif guna menghindari kematian pasien saat dirawat.
4. Indikator LOS atau Length Of Stay
menggambarkan lamanya seorang
pasien dirawat inap di rumah sakit dengan standar lamanya perawatan untuk pasien gangguan jiwa adalah 30 - 52 hari, artinya lamanya perawatan seorang pasien yang dirawat inap selama 30 – 52 hari yang dikatakan baik. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Dari data yang diperoleh pada tahun 2015, sampai dengan bulan Juni 2015 didapatkan capaian LOS rumah sakit adalah 19 hari dari target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar 30 hari, atau lebih rendah dari target yang ditetapkan. Menurunnya rata-rata lama pasien yang dirawat inap dirumah sakit menggambarkan semakin baiknya pelayanan rumah sakit, diagnosa penyakit yang dapat dilakukan lebih cepat dan tepat serta penerapan pola terapi yang tepat sehingga pasien gangguan jiwa dapat dipulangkan lebih cepat karena kondisi yang sudah stabil.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
21
Sementara pada tahun 2014, rata-rata lama hari perawatan pasien gangguan jiwa mencapai 25 hari dari target yang ditetapkan sebesar 31 hari. Berarti dalam dua tahun terakhir terjadi penurunan LOS rumah sakit. Meskipun terjadi penurunan LOS RS. Ernaldi Bahar pada tahun 2014 akan tetapi masih tergolong ideal, dari nilai ideal yaitu 30-52 hari. Untuk mencapai target LOS Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan terus memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan pelayanan medik dan keperawatan yang lebih baik sehingga pasien dapat pulang dan kembali beraktivitas seperti biasa.
5. Salah satu indikator yang menunjukkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan jiwa di rumah sakit adalah jumlah pasien yang dirawat di ruang UPI lebih dari 10 hari. Sesuai dengan standar, untuk pasien gaduh gelisah akan mendapatkan perawatan di ruang UPIP maksimal selama 10 hari. Setelah mendapatkan perawatan di ruang UPIP, pasien gangguan jiwa selanjutnya akan mulai menjalani program rehabilitasi dengan melibatkan seluruh pasien tersebut dengan aktifitas rehabilitasi mulai dari olahraga, bercocok tanam, bertukang, menjahit dan lain sebagainya. Pada tahun 2015 sampai dengan bulan Juni terdapat 1 pasien yang dirawat di ruang UPIP lebih dari 10 hari. Adanya pasien yang dirawat di ruang UPI lebih dari 10 hari karena disebabkan oleh adanya penyakit pemberat sehingga membutuhkan terapi yang lebih lama.
6. Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan salah satu indikator penting untuk melihat kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Untuk melihat tingkat kepuasan masyarakat tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar melakukan survey pengumpulan data kepuasan pasien di rumah sakit. Indikator kinerja lainnya yan terkait dengan kualitas pelayanan adalah ketepatan waktu pelayanan pada Unit Gawat Darurat rumah sakit kurang dari 30 menit.
Sebagian besar dari pasien yang dilayani oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan merupakan pasien yang ditanggung oleh Jamkesmas/BPJS dan Jamsoskes Sumsel Semesta. Jumlah pasien dari kedua program tersebut mencapai setengah lebih dari total jumlah pasien yang ada di rumah sakit. PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
22
Sampai dengan bulan Juni 2015, capaian indeks kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit sudah mencapai 78,80% dari target yang ditetapkan sebesar 78%. Artinya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit sudah sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahun 2015. Sementara capaian indikator Indeks / Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan rumah sakit pada tahun 2014 telah mencapai target yang diharapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 70% telah tercapai sebesar 78,59%. Pencapaian indikator ini menjadi pacuan dan acuan bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar agar lebih baik dalam pelayanan sehingga masyarakat sebagai pengguna layanan dapat lebih merasa puas.
Untuk meningkatkan angka hasil survey kepuasan masyarakat, RS. Ernaldi Bahar akan berusaha lebih baik dalam hal pelayanan, mulai dari saat pasien datang sampai dengan pasien selesai pemeriksaan dalam hal ketepatan waktu maupun dalam hal pelayanan. Untuk itu Rumah Sakit Ernaldi Bahar telah menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), sehingga pasien ulangan dalam hal pendaftaran tidak memerlukan waktu yang lama, karena semua data pasien telah tersimpan. Kedepannya RS. Ernaldi bahar akan lebih banyak membuat program yang mendukung pelayanan, mulai dari sistem pelayanan pada rekam medik dan farmasi.
7. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat
Jalan Jiwa sampai dengan bulan Juni
2015 sudah mencapai 20.628 kunjungan atau sebesar 52,98% dari target yang ditetapkan sebesar 38.934 kunjungan. Pasien gangguan jiwa yang melakukan kunjungan rawat jalan merupakan pasien-pasien rumah sakit yang melakukan pemeriksaan kontrol secara teratur ke rumah sakit. Tingginya angka kunjungan ini disebabkan karena sifat penyakit gangguan jiwa yang sangat sulit untuk sembuh sehingga harus terus mendapatkan pemeriksaan rutin serta ketergantungan pasien terhadap obat-obatan jiwa yang harus terus dikonsumsi. Untuk pasien yang menderita gangguan jiwa ringan tidak perlu mendapatkan perawatan, cukup melakukan rawat jalan saja ke rumah sakit.
8. Untuk capaian indikator jumlah kunjungan pengguna NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) sampai dengan buan Juni 2015 sudah mencapai 544 kunjungan atau sebesar 65,31% dari target yang ditetapkan yaitu mencapai 833 kunjungan. Sementara jumlah kunjungan PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
23
pengguna Narkoba yang memanfaatkan klinik Methadone pada tahun 2014 realisasi mencapai 432 kunjungan melebihi dari target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebanyak 225 kunjungan, dengan persentase capaian kinerja sebesar 192%. Dalam dua tahun terakhir terlihat terjadinya peningkatan jumlah kunjungan dibandingkan angka kunjungan pada tahun 2014dimana terjadi kenaikan yang cukup signifikan.
Peningkatan ini
diharapkan karena semakin banyaknya pengguna NAPZA yang berusaha melepaskan diri dari ketergantungan terhadap NAPZA.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan lebih banyak menginformasikan kepada masyarakat tentang klinik metadhone sebagai klinik pengobatan pecandu NAPZA. Selain itu Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan tersebut.
9. Selain memberikan pelayanan rawat jalan bagi pengguna NAPZA terutama melalui klinik Methadone, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar juga memberikan pelayanan rawat inap bagi para pengguna NAPZA, yaitu untuk menjalani proses detoksifikasi dan rehabilitasi pengguna NAPZA. Sampai dengan Juni 2015, jumlah pengguna NAPZA yang sudah mendapatkan pelayanan rawat inap adalah sebanyak 216 orang atau mencapai 52,55% jika dibandingkan dengan target yang ada sebesar 411 orang. Untuk jumlah penderita Narkoba yang dirawat inap pada tahun 2014 telah melampaui target yang ingin dicapai yaitu sebanyak 356 orang per tahun dari target yang ditetapkan pada awal tahun yaitu sebanyak 285 orang per tahun, dengan persentase capaian sebesar 124,91%.
Peningkatan jumlah
pengguna NAPZA yang dirawat merupakan nilai yang baik dikarenakan telah semakin berkembangan ilmu pengetahuan dalam upaya pengurangan dampak dan ketergantungan dari NAPZA dan semakin dikenalnya upaya detoksifikasi dan program rehabilitasi terhadap para pecandu NAPZA.
Seiring dengan ditunjuknya Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai pusat rujukan pengguna NAPZA, Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan lebih memfokuskan dalam melengkapi sarana dan prasarana di ruang rawat inap rehabilitasi narkoba, seperti melengkapi alat – alat latihan musik, alat latihan olah raga dan lain – lain. Untuk meningkatkan pengetahuan paramedis yang PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
24
berkecimpung di rehabilitasi NAPZA, Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan lebih banyak mengirimkan tenaga kesehatannya untuk memperdalam ilmu di bidang rehabilitasi terhadap pengguna narkoba di Rumah Sakit yang lebih dulu dalam hal rehabilitasi NAPZA tersebut.
10. Jumlah Institusi Pendidikan yang Melakukan Praktek Lapangan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar sampai dengan tahun 2015 sudah mencapai 10 institusi atau sebesar 50% jika dibandingkan dengan target sebanyak 20 institusi. Setiap tahunnya Rumah Sakit Ernaldi Bahar melakukan kerjasama atau MoU dengan institusi pendidikan kesehatan yang akan melakukan magang dengan rumah sakit. Pada tahun 2014 sebanyak 20 institusi sudah melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Ernaldi Bahar untuk melakukan magang mahasiswanya di rumah sakit. Ini menjadi penilaian bahwa Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi rujukan bagi institusi kesehatan untuk melakukan praktek lapangan di bidang kesehatan jiwa.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar telah melaksanakan kerjasama dengan institusiinstitusi kesehatan yang berada di Sumatera Selatan agar dapat melaksanakan praktek lapangan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Untuk menunjang kerjasama tersebut Rumah Sakit Ernaldi Bahar telah melakukan perbaikan-perbaikan gedung sebagai sarana penunjang lahan praktek dan juga untuk mahasiswa yang berasal dari luar kota palembang disediakan asrama untuk menginap. Untuk tenaga pendidik Rumah Sakit Ernaldi Bahar telah melaksanakan pelatihan-pelatihan bagi karyawan Rumah Sakit Ernaldi Bahar
guna
menambah
ilmu
dalam
bidang
kesehatan
jiwa
dan
kegawatdaruratan.
11. Sementara untuk Jumlah Mahasiswa yang Melakukan Penelitian di Rumah Sakit Ernaldi Bahar sampai dengan bulan Juni 2015 sebanyak 81 orang atau sebesar 50,63% dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 sebanyak 160 orang. Pada tahun 2014 terdapat sebanyak 296 orang
yang melakukan
penelitian di Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Jumlah tersebut melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak
150 orang per tahun, dengan
persentase capaian 197,33%. Ini menjadi acuan bahwa RS Ernaldi Bahar menjadi pusat pendidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu kesehatan jiwa yang baik. Bagi rumah sakit sendiri, semakin banyak yang melakukan penelitian akan memberikan dampak positif bagi rumah sakit, PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
25
terutama banyaknya masukan yang diperoleh untuk terus meningkatkan pelayanan rumah sakit sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan.
Sementara capaian kinerja pelayanan Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada unit penunjang medik dan farmasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
a. Pelayanan Laboratorium
Tabel 2 Jumlah Kunjungan Laboratorium Rawat Inap dan Rawat Jalan per Jenis Pasien Periode Januari s/d Juli Tahun 2015
Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Jumlah
umum 101 62 61 56 65 74 55 474
Rawat Inap Jenis Pelayanan BPJS Jamsoskes 82 62 80 57 105 64 95 69 78 56 84 53 95 39 619 400
umum 19 10 22 23 25 22 26 147
Rawat Jalan Jenis Pelayanan BPJS Jamsoskes 59 2 63 2 51 1 63 0 72 1 55 1 14 0 377 7
Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah kunjungan pemeriksaan laboratorium lebih banyak untuk pasien rawat inap jika dibandingkan dengan pasien rawat jalan. Rata-rata hampir seluruh pasien yang mendapatkan layanan rawat inap membutuhkan pemeriksaan penunjang laboratorium untuk penegakan diagnosa dan identifikasi adanya penyakit lain yang bersifat sebagai penyakit pemberat atau penyerta. Jika dilihat dari cara pembayarannya, maka pemeriksaaan laboratorium lebih di dominasi oleh pasien jaminan BPJS. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya pasien BPJS yang datang berobat ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
Sementara jika dilihat dari jenis pemeriksaan yang dilakukan, maka pemeriksaan
laboratorium
pemeriksaan
hematologi
yang
paling
sebanyak
9.056
banyak kali
dan
dilakukan
adalah
disusul
dengan
pemeriksaan kimia darah sebanyak 7.366 kali. Rincian pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berdasarkan jenis pemeriksaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
26
Tabel 3. Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Pemeriksaan Laboratorium Bulan Januari s/d Juli Tahun 2015 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli TOTAL
b.
Kimia Gula Darah Hematologi 1009 214 1407 1077 177 914 1171 224 1290 1330 265 1612 1143 244 1515 973 206 1424 663 133 903 7.366 1.463 9.065
Serologi 17 25 11 18 75 3 2 151
Urine 60 30 70 100 50 80 30 420
Narkotika 175 63 99 126 148 151 125 887
total 2882 2286 2865 3451 3175 2837 1856 19.352
Pelayanan Radiologi Sampai dengan bulan Juli 2015, total jumlah kunjungan pasien pada unit layanan radiologi mencapai 264 orang yang didominasi oleh pasien BPJS sebanyak 171 orang. Sebagian besar jenis radiologi yang dilakukan adalah berupa foto thoraks. Tabel 4 Kunjungan Pasien Radiologi berdasarkan Jenis Pelayanan Bulan Januari s/d Juli Tahun 2015 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Total
Jumlah Kunjungan 48 55 35 41 31 43 11 264
Umum 20 22 7 7 5 14 3 78
Jenis Pelayanan BPJS Jamsoskes 27 1 32 1 25 3 31 3 22 4 27 2 7 1 171 15
Sumber : Bidang Penunjang Medik
c.
Pelayanan Fisioterapi Untuk pelayanan fisioterapi, sampai dengan bulan Juli 2015 total jumlah kunjungan sudah mencapai 363 orang. Sementara untuk jumlah total tindakan yang telah dilakukan pada unit ini adalah sebanyak 2.031 tindakan. Rincian kunjungan pada unit fisioterapi Rumah Sakit Ernaldi Bahar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
27
Tabel 5 Kunjungan Fisioterapi Berdasarkan Jenis Pelayanan Bulan Januari s/d Juli Tahun 2015 Jumlah Kunjungan 54 43 33 40 89 100 4 363
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Total
Jenis Pelayanan Umum BPJS Jamsoskes 5 49 2 41 1 32 2 38 89 100 4 10 353
-
Sumber : Bidang Penunjang Medik
Tabel 6 Tindakan Fisioterapi Berdasarkan Jenis Pelayanan Bulan Januari s/d 31 Juli Tahun 2015 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Total
Umum 8 22 30
BPJS 457 222 299 400 289 330 4 2.001
Jamsoskes -
Total 457 222 307 422 289 330 4 2.031
Sumber : Bidang Penunjang Medik
d.
Pelayanan Elektromedik Tabel 7 Kunjungan Elektromedik Berdasarkan Jenis Pelayanan Bulan Januari s/d Juli 31 Juli Tahun 2015 Bulan
Jlh Kunjungan
Umum
Januari 54 Februari 39 Maret 18 April 29 Mei 19 Juni 31 Juli 9 Total 199 Sumber : Bidang Penunjang Medik
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
5 11 1 1 2 8 6 34
Jenis Pelayanan BPJS Jamsoskes 49 27 1 13 4 23 5 15 2 23 3 153 12
28
e.
Pelayanan Farmasi Sampai dengan bulan Juli 2015, total jumlah resep yang telah dikeluarkan oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar untuk seluruh pasien yang datang sudah mencapai 31.675 lembar resep, baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap. Dari total jumlah lembar resep tersebut, sebagian besar diberikan untuk pasien peserta BPJS, yaitu sebanyak 12.439 lembar resep.
Tabel 8 Jumlah Lembar Resep dan Jumlah R/ Pelayanan Farmasi Uraian Bayar Rawat Jalan BPJS Jamsoskes Jumlah Rawat Jalan Uraian Bayar Rawat Inap BPJS Jamsoskes Jumlah Rawat Inap Jumlah Keseluruhan
2.3.
Jumlah Lembar Resep 5.235 12.439 7.600 25.274 Jumlah Lembar Resep 1.547 2.594 2.260 6.401 31.675
Jumlah R/ 14.072 39.565 27.001 80.638 Jumlah R/ 4.794 9.430 7.691 21.915 102.553
Evaluasi Pencapaian Program Tahun Lalu
Seperti telah disampaikan terdahulu, bahwa untuk mengukur keberhasilan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah ditentukan indikator kinerja sebagai ukurannya. Setiap tahun juga sudah ditentukan target capaian untuk masing-masing indikator tersebut. Terkait dengan evaluasi pencapian program, maka indikator-indikator kinerja tersebut akan dilihat capaiannya masing-masing. Adapun capaian dari masing-maisng indikator kinerja tersebut sepanjang tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut : a.
Kunjungan Pasien Rawat Jalan Kunjungan pasien rawat jalan pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar dari tahun ke tahun cenderung menglmi peningkatan. Kunjungan rawat jalan ini merupakan pasien yang memanfaatkan pelayanan pada poli rawat jalan yang
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
29
ada di rumah sakit, termasuk untuk poli umum dan poli spesialis pada rumah sakit. Berdasarkan jenis pasien rawat jalan, pada tahun 2014 terjadi peningkatan kunjungan pasien baru sebanyak 4.895 orang seiring dengan meningkatnya pemanfaatan pelayanan rumah sakit Ernaldi Bahar untuk pasien umum, tidak hanya pasien gangguan jiwa. Sementara untuk kunjungan pasien lama pada tahun 2014 mencapai 34.803 orang, menglami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 38.565 orang. Rata-rata kunjungan rawat jalan perharinya mencapai 130 orang. Kunjungan pasien rawat jalan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Kunjungan Pasien Rawat Jalan RS. Ernaldi Bahar Tahun 2009 – 2014
No
Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
2014
1.
Pasien Baru
2.785
2.017
1.957
2.049
2.643
4.895
2.
Pasien Lama
33.296
33.140
36.881
35.488
38.565
34.803
3.
Jumlah Kunjungan
36.081
35.157
38.838
37.537
41.208
39.699
4.
Rata-rata Kunjungan Poli
122
202
127
123
137
130
Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014
Berdasarkan cara pembayaran pasien yang datang ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada poli Rawat Jalan sebagian besar merupakan pasien yang ditanggung melalui program Jamkesmas (BPJS) dan program Jamsoskes Sumsel Semesta. Pada tahun 2014, jumlah pasien yang ditanggung oleh kedua program tersebut mencapai 48,57% dari total pasien rawat jalan. Rincian gambaran pasien rawat jalan menurut cara pembayaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
30
Tabel 10. Distribusi Pasien Rawat Jalan RS. Ernaldi Bahar Menurut Cara Pembayaran Tahun 2009 – 2014
No
Cara Pembayaran
1.
Bayar Langsung (Umum)
2.
Askes Kesehatan ( BPJS )
3.
Jamkesmas
4.
Jamsoskes Sumsel Semesta
5.
Jamkesmas (PGOT)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
2014
12.781
11.649
11.256
10.724
10.497
8.854
2.636
3.035
3.208
2.842
2.809
11.707
11.873
13.172
12.061
11.379
7.595
1.144
8.174
9.762
11.874
14.014
20.307
17.994
617
465
439
387
183
275
Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014
Sementara pada Unit Gawat Daruarat (UGD) total pasien yang dilayani sepanjang tahun 2014 mencapai 3.366 orang dengan rincian sebanyak 867 merupakan pasien baru dan 2.499 merupakan pasien lama. Pasien lama merupakan pasien gangguan jiwa yang datang berobat kembali ke rumah sakit. Jumlah pasien yang dilayani melalui UGD dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 11. Kunjungan Unit Gawat Darurat (UGD) RS. Ernaldi Bahar Tahun 2009 – 2014
No
Kunjungan Pasien Unit Gawat Darurat (UGD)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
2014
1. Pasien Baru UGD 2. Pasien Lama UGD
843
969
1.016
936
923
867
1.689
1.953
2.396
2.496
2.508
2.499
3. Jumlah Kunjungan UGD
2.532
2.922
3.412
3.432
3.431
3.366
Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014
b. Capaian Kinerja Rawat Inap
Terkait dengan peningkatan capaian kinerja rumah sakit, maka selama
tahun
2014
program
yang
dilaksanakan
meliputi
program
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan BLUD, program pengadaan sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata, Program Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur,Program
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
31
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata. Untuk hasil pelayanan kesehatan rawat inap rumah sakit dapat dilihat dari beberapa capaian kinerja rumah sakit, seperti rata-rata penggunaan tempat tidur rumah sakit (Bed Occupancy rate/ BOR), rata-rata lama pasien dirawat inap (Length of Stay/LOS), Nett Death Rate (NDR), Bed Turn Over (BTO) dan lain sebagainya. Berikut adalah kinerja rawat inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar berdasarkan beberapa indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh rumah sakit : Tabel 12. Capaian Kinerja Rawat Inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar Tahun 2014 Tahun 2014
Indikator Kinerja 1 2 3 4 5 6 7
Persentase BOR (Bed Occupancy Rate) Jumlah BTO (Bed Turn Over) Jumlah TOI(Turn Over Interval) Tingkat jumlah NDR (Nett Death Rate) diatas 48 jam Tingkat LOS (Length Of Stay) Jumlah Pemeriksaan Psikologi Jumlah Kunjungan Rehabilitasi
Satuan
Target
Realisasi
Capaian (%)
%
85
72,79
85,85
Kali/tahun
11
13,76
125,09
Hari
1
-8,42
Orang/1000 pasien Hari
0
0,01
31
25
80,65
Orang/tahun
1.026
690
67,25
Orang/tahun
25.645
27.887
108,74
Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
BOR (Bed Ocupancy Rate) atau persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator
ini
memberikan
gambaran
tinggi
rendahnya
tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Realisasi BOR pada tahun 2014 sebesar 72,79. Nilai ini didapatkan dengan perhitungan jumlah hari perawatan dengan membandingkan jumlah tempat tidur yang ada dalam jangka waktu satu tahun. Hasil yang dicapai pada Tahun 2014 ini belum dapat melampui target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun yang sama yaitu sebesar 85%.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
32
Berdasarkan grafik 3.1 dapat diketahui perbandingan persentase pencapaian indikator pada tahun 2013 dan tahun 2014. Persentase pencapaian indikator ini pada tahun 2014 baru sebesar 85,85%. Jika dibandingkan dengan hasil capaian yang diperoleh pada tahun 2013, terjadi peningkatan yang cukup signifikan, dimana capaian yang diperoleh tahun 2013 hanya sebesar 72,29% dan juga masih jauh berada di bawah dari target yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2013 Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap RS. Ernaldi Bahar sebanyak 388 tempat tidur dan tahun 2014 terjadi pengurangan jumlah tempat tidur sehingga menjadi 250 tempat tidur. Menurunnya jumlah tempat tidur menyebabkan kenaikan BOR di rumah sakit. Tapi walaupun demikian BOR di rumah sakit masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Diharapkan sampai dengan akhir tahun pelaksanaan jangka menengah, realisasi BOR RS dapat mencapai target yang diharapkan. Ketidak capaian dari target yang diharapkan ini bukan merupakan penurunan mutu pelayanan Rumah Sakit melainkan disebabkan terjadi penumpukan pasien di kelas III khususnya pengguna program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dan Jamsoskes Sumsel Semesta.
Usaha rumah sakit dalam mencapai target jangka menengah dengan menambah tempat tidur yang ada yang akan digunakan khusus bagi pasien kelas III dengan pelayanan BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial ) Kesehatan dan Jamsoskes serta dengan melakukan kegiatankegiatan sosialisasi yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam memamfaatkan pelayanan di RS Ernaldi Bahar. Melaksanakan promosi dan pemberian informasi kepada pengguna pelayanan rawat inap tentang fasilitas yang ada di RS Ernaldi Bahar terutama tentang keunggulan pelayanan yang ada di kelas VIP, I dan II sehingga pasien yang dirawat inap akan terdistribusi secara merata.
Pada tahun 2014, RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah melaksanakan
Program
Pengadaan,
Peningkatan
Sarana
dan
Prasarana Rumah Sakit Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan Medis dan Non Medis, dengan melaksanakan pembelian Tempat Tidur pasien PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
33
guna mengganti tempat tidur yang lama. Ini diharapkan distribusi penempatan pasien di RS Ernaldi Bahar lebih baik, sehingga pasien bisa memilih ruangan perawatan tidak hanya di kelas III saja. Grafik 3.1 Perbandingan Capaian BOR Rumah Sakit Ernaldi Bahar Tahun 2013 - 2014 dan Target Tahun 2018
2.
BTO (Bed Turn Over) Bed turn oveer atau rata-rata pemakaian tempat tidur yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Tahun 2014 BTO terealisasi sebesar 13,76 melampaui target yaitu 11 kali pertahun dengean persentase pencapaiannya sebesar 125,09%. Nilai ini didapatkan dengan perhitungan jumlah pasien yang keluar baik hidup atau mati dibandingkan dengan jumlah tempat tidur yang tersedia. Pencapaian realisasi ini hampir mendekati angka ideal BTO yaitu sebesar 10 – 11 kali pertahun.
Pada grafik 3.2 dapat diketahui perbandingan antara realisasi BTO tahun 2013 dan Tahun 2014. Target BTO tahun 2013 sebesar 10 kali per tahun terealisasi sebesar 13,11 sehingga persentase capaian sebesar 131,1 %. BTO mengalami penurunan persentase capaian pada Tahun 2014 yaitu sebesar 125,09%. Pencapaian BTO RS. Ernaldi
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
34
Bahar pada Tahun 2013-2014 terjadi penurunan yang relatif tidak banyak perubahan.
Belum tercapainya angka ideal BTO rumah sakit bukan merupakan penurunan kinerja dari rumah sakit melainkan dikarenakan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 250 tempat tidur, selalu penuh bahkan melebihi kapasitas yang ada. Pada akhir RPJM diharapkan tingkat BTO di RS Ernaldi Bahar dapat mendekati nilai ideal sebesar 11 kali / tahun.
Upaya RS Ernaldi Bahar dalam mencapai nilai ideal ini dengan terus mengupayakan penyebaran pasien di ruang-ruang perawatan, sehingga bukan hanya kelas III saja yang dipilih, tetapi kelas yang lain seperti VIP, Kelas I dan II dapat menjadi pilihan pasien dalam menjalani perawatan.
Namun demikian pencapaian BTO dalam kurun waktu 2013-2014 masih tergolong ideal. Grafik 3.2 Perbandingan Capaian BTO Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018
3.
TOI (Turn Over Interval)
Turn Over Interval
atau rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
35
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Nilai TOI RS Ernaldi Bahar pada tahun 2014 didapatkan nilai –8,42 dari target 1 hari. Pada Tahun 2013 dari target TOI yang ditetapkan sebesar 2 hari, didapatkan realisasi sebesar -19,28. Terjadi kenaikan TOI yang cukup signifikan pada tahun 2014 yang semakin mendekati angka ideal yaitu 1-3 hari. Perbandingan TOI tahun 2013 – 2014 dapat dilihat pada tabel 3.2. Nilai minus ini dikarenakan tidak meratanya penyebaran pasien di kelaskelas perawatan inap. Hal ini terjadi karena tingginya pasien yang menggunakan program BPJS dan Jamsoskes Sumsel Semesta sehingga pasien lebih memilih perawatan kelas III. Agar TOI menjadi ideal dapat dilakukan upaya menambah kapasitas tempat tidur dikelas III.
4.
NDR (Net Death Rate) Net Death Rate yaitu angka kematian pasien > 48 jam perawatan di rumah sakit untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu layanan rumah sakit. NDR tahun 2013 terealisasi sebesar 0,02 dengan target sebesar 0 orang per tahun. NDR tahun 2014 terealisasi sebesar 0,01 dengan target yang ditetapkan sama seperti tahun sebelumnya yaitu sebesar 0 orang per tahun. Terjadi penurunan jumlah pasien mati yang semakin mendekati target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan kualitas pelayanan rumah sakit yang semakin bagus sehingga angka kematian pasien yang dirawat di RS. Ernaldi Bahar > 48 jam dapat diturunkan.
Kematian pasien yang dirawat > 48 jam ini disebabkan bukan karena gangguan kejiwaannya, tetapi pasien telah mengalami gangguan kesehatan
fisik
saat
pasien
menjalani
perawatan
kejiwaannya.
Terjadinya penurunan untuk angka NDR disebabkan kareana diagnosa medik dan keperawatan pasien tidak hanya untuk gangguan jiwa saja, tetapi didiagnosa juga keadaan fisik pasien, sehingga therapy yang diberikan tidak hanya untuk kesembuhan gangguan jiwanya saja tetapi pemulihan gangguan fisik juga. Dan diupayakan semua pasien yang
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
36
dirawat dapat kelaur dari rumah sakit tanpa ada kejadian kematian pada pasien.
Pada tahun mendatang untuk mencapai target NDR, pemeriksaan terhadap pasien yang akan dirawat akan lebih selektif guna menghindari kematian pasien saat dirawat.
5.
LOS (Length Of Stay) Length Of Stay yaitu lamanya seorang pasien dirawat dengan standar 30-52 hari, artinya lamanya perawatan seorang pasien yang dirawat inap selama 30 – 52 hari yang dikatakan baik. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Dari data yang diperoleh pada tahun 2013 didapatkan LOS 31 hari dari target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar 31 hari, dengan persentase tingkat capaian sebesar 103,33% sedangkan pada tahun 2014 didapatkan LOS 25 hari dari target yang ditetapkan sebesar 31 hari dengan tingkat capaian 80,65%. Terjadi penurunan LOS dari tahun 2013 ke tahun 2014. Meskipun terjadi penurunan LOS RS. Ernaldi Bahar pada tahun 2014 akan tetapi masih tergolong ideal, dari nilai ideal yaitu 30-52 hari. Untuk mencapai target LOS RS. Ernaldi Bahar akan terus memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan pelayanan medik dan keperawatan yang lebih baik sehingga pasien dapat pulang dan kembali beraktivitas seperti biasa. Perbandingan LOS RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013 – 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
37
Grafik 3.3 Perbandingan Capaian LOS Rumah Sakit Ernaldi Bahar Tahun 2013 - 2014 dan Target Tahun 2018
6.
Kunjungan Psikologi Kunjungan Psikologi di Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada tahun 2014 terealisasi sebanyak 690 orang/tahun dengan target yang telah ditetapkan sebesar 1.026 orang/tahun, persentasi capaian sebesar 67,25%. Angka capaian ini masih rendah dari target yang diharapkan. Terjadi penurunan yang sangat signifikan dibandingkan Kunjungan psikologi tahun 2013 yaitu sebesar 1.267orang/tahun. Tingginya angka kunjungan psikologi pada tahun 2013 ini dikarenakan pada tahun 2013 ada pemilihan anggota calon legislatif yang salah satu syaratnya adalah harus mengikuti test psikologi, sehingga terjadi kenaikan yang sangat tajam di poli psikologi, selain itu salah satu penyebab rendahnya capaian tahun 2014 karena kurangnya sosialisasi keberadaan poli psikologi kepada masyarakat diana poli psikologi dapat digunakan sebagai sarana pengukuran untuk mengetahui minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan maka RS. Ernaldi Bahar akan menggiatkan penyebarluasan informasi tentang pelayanan psikologi yang ada di RS. Ernaldi bahar dan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
swasta
untuk
melakukan
pemeriksaan
38
psikologi
terhadap
karyawannya
dan
menetapkan
pemeriksaan
psikologi sebagai salah satu syarat untuk penerimaan karyawan baru.
Perbandingan kunjungan psikologi tahun 2013-2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 3.4 Perbandingan Kunjungan Psikologi Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018
7.
Kunjungan Rehabilitasi Kunjungan rehabilitasi pada tahun 2014 realisasinya sebesar 27.887 orang per tahun, melampui target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebesar 25.645 orang per tahun dengan persentase capaian sebesar 108,74%. Mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yaitu
realisasi
sebesar
19.043.
Pada
pelayanan
ini
diberikan
pengetahuan dan keterampilan bagi pasien yang dirawat agar pasien tersebut setelah pulang mampu beraktivitas layaknya orang normal. Untuk meningkatkan realisasi kunjungan rehabilitasi RS. Ernaldi Bahar akan terus melengkapi sarana dan prasrana yang ada di unit rehabilitasi dan pasien akan lebih banyak dikirim ke unit rehabilitasi guna mendapatkan kegiatan rehabilitasi antara lain terapi gerak/olahraga, terapi kerja, terapi kelompok/permainan, terapi musi dan terapi religius.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
39
Grafik 3.5 Perbandingan Kunjungan Rehabilitasi Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018
Faktor penyebab meningkat maupun menurunnya capaian dari target yang telah ditetapkan karena di RS. Ernaldi Bahar berlaku sistem rujukan berjenjang yang menyebabkan birokrasi semakin panjang.
Strategi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan pencapaian target diatas adalah dengan cara : 1.
Meningkatkan kualitas pelayanan dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas melalui pendidikan dan pelatihan baik petugas medis maupun paramedis
2.
Meningkatkan kuantitas tenaga, khususnya tenaga keperawatan
3.
Melengkapi alat-alat kedokteran yang canggih yang dapat menjadi pelayanan ungulan bagi rumah sakit.
4.
Aktif memasarkan rumah sakit baik dari segi pelayanan maupun dari jenis pelayanan yang dimiliki rumah sakit
c. Pelayanan Rehabilitasi NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) Dengan semakin meningkatnya penggunaan NAPZA, terutama pada kelompok usia remaja dan usia produktif, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan mempunyai fungsi untuk dapat memberikan PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
40
pelayanan rehabilitasi bagi para pengguna NAPZA tersebut sehingga ketergantungan mereka terhadap penggunaan NAPZA dapat dihilangkan. Untuk hal tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah memiliki Klinik Methadone khusus untuk pengguna NAPZA yang terintegrasi dengan klinik VCT.
Capaian, target dan persentase capaian indikator kinerja sasaran pada tujuan ketiga dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 13. Capaian Kinerja Pelayanan NAPZA Rumah Sakit Ernaldi Bahar Tahun 2014 Indikator Kinerja 1 2
Jumlah kunjungan pengguna Narkoba yang memanfaatkan klinik Methadone Jumlah Pengguna Narkoba yang dirawat inap
Satuan kunjungan org/thn
Tahun 2014 Target Realisasi 225 432 285
356
% 192,00 124,91
Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
12. Jumlah kunjungan pengguna Narkoba yang memanfaatkan klinik Methadone pada tahun 2014 realisasi mencapai 432 kunjungan melebihi dari target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebanyak 225 kunjungan, dengan persentase capaian kinerja sebesar 192%. Terjadi peningkatan dibandingkan angka kunjungan pada tahun 2013. Realisasi kunjungan pada tahun 2013 sebanyak 366 kunjungan dari target yang telah ditetapkan sebesar 310 kunjungan dengan persentase capaian sebesar 118,06%. Perbandingan antara kunjungan tahun 2013 dengan angka kunjungan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Peningkatan ini diharapkan karena semakin banyaknya pengguna narkoba yang berusaha melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Narkoba.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan lebih banyak menginformasikan kepada masyarakat tentang klinik metadhone sebagai klinik pengobatan pecandu NAPZA. Selain itu RS. Ernaldi Bahar akan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan dengan berbagai kegiatan antara lain PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
41
penyuluhan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan tersebut.
Grafik 3.6 Perbandingan Kunjungan Pengguna Narkoba di RS Ernaldi Bahar Tahun 2013 - 2014 dan Target Tahun 2018
13. Untuk jumlah penderita Narkoba yang dirawat inap pada tahun 2014 telah melampaui target yang ingin dicapai yaitu sebanyak 356 orang per tahun dari target yang ditetapkan pada awal tahun yaitu sebanyak 285 orang per tahun, dengan persentase capaian sebesar 124,91%. Peningkatan ini merupakan nilai yang baik dikarenakan telah semakin berkembangan ilmu pengetahuan dalam upaya pengurangan dampak dan ketergantungan dari Narkoba, dan semakin dikenalnya upaya detoksifikasi terhadap para pecandu narkoba. Bila dibandingkan dengan target RPJM 2018 diharapkan turun menjadi 245 orang per tahun. Target yang terus turun ini seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan klinik methadone. Penurunan ini diharapkan para pengguna narkoba hanya dengan rawat jalan tanpa harus di rawat inap, sehingga para pengguna narkoba masih bisa beraktifitas seperti biasa.
Seiring dengan ditunjuknya RS Ernaldi Bahar sebagai pusat rujukan penderita narkoba, RS Ernaldi Bahar akan lebih memfokuskan dalam melengkapi sarana dan prasarana di ruang rawat inap rehabilitasi narkoba, seperti melengkapi alat – alat latihan musik, alat latihan olah raga dan lain – lain. PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
42
Untuk meningkatkan pengetahuan paramedis yang berkecimpung di rehabilitasi narkoba, RS Ernaldi Bahar akan lebih banyak mengirimkan tenaga kesehatannya untuk memperdalam ilmu di bidang rehabilitasi terhadap pengguna narkoba di Rumah Sakit yang lebih dulu dalam hal rehabilitasi narkoba tersebut. Pada tahun 2013 RS. Ernaldi Bahar belum menerima pasien rawat inap NAPZA.
d. Tingkat Kepuasan Pasien dan Utilisasi Pelayanan Rumah Sakit
Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan salah satu indikator penting untuk melihat kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Untuk melihat tingkat kepuasan masyarakat tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar melakukan survey pengumpulan data kepuasan pasien di rumah sakit. Indikator kinerja lainnya yan terkait dengan kualitas pelayanan adalah ketepatan waktu pelayanan pada Unit Gawat Darurat rumah sakit kurang dari 30 menit.
Sebagian besar dari pasien yang dilayani oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan merupakan pasien yang ditanggung oleh Jamkesmas/BPJS dan Jamsoskes Sumsel Semesta. Jumlah pasien dari kedua program tersebut mencapai setengah lebih dari total jumlah pasien yang ada di rumah sakit. Capaian kinerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar terkait dengan kualitas pelayanan dan jumlah kunjungan pasien dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 14. Capaian Kinerja RS Ernaldi Bahar Tahun 2014 Indikator Kinerja 1 2 3 4 5
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan RS Ketepatan waktu pelayanan UGD < 30 menit Jumlah Kunjungan Pasien BPJS Jumlah Kunjungan Pasien Jamsoskes Sumsel Semesta Jumlah kunjungan pasien umum
Satuan %
Tahun 2014 Target Realisasi 70 78,59
% 112,27
%
70
org/thn
11.444
11.707
102,30
org/thn
20.000
16.519
82,60
org/thn
10.000
8.854
88,54
Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
43
1.
Capaian indikator Indeks / Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan RS pada tahun 2014 telah mencapai target yang diharapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 70% telah tercapai sebesar 78,59%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 112,27%. Pencapaian indikator ini menjadi pacuan dan acuan bagi RS Ernaldi Bahar agar lebih baik dalam pelayanan sehingga masyarakat sebagai pengguna layanan dapat lebih merasa puas. Pada tahun 2013 telah ada Survey Kepuasan Masyarakat tapi belum bisa mendapatakan data yang akurat sehingga tidak bisa dijadikan bahan perbandingan dengan persentase capaian kinerja 2014.
Untuk meningkatkan angka hasil survey kepuasan masyarakat, RS. Ernaldi Bahar akan berusaha lebih baik dalam hal pelayanan, mulai dari saat pasien datang sampai dengan pasien selesai pemeriksaan dalam hal ketepatan waktu maupun dalam hal pelayanan. Untuk itu RS. Ernaldi Bahar telah menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), sehingga pasien ulangan dalam hal pendaftaran tidak memerlukan waktu yang lama, karena semua data pasien telah tersimpan. Kedepannya RS. Ernaldi bahar akan lebih banyak membuat program yang mendukung pelayanan, mulai dari sistem pelayanan pada rekam medik dan farmasi.
2.
Ketepatan waktu pelayanan UGD < 30 menit pada tahun 2014 realisasi nya sebesar 27.887 orang per tahun, melampui target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebesar 25.645 orang per tahun dengan persentase capaian sebesar 108,74%. Mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yaitu realisasi sebesar 19.043.
3.
Jumlah Kunjungan Pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan) tahun 2014 telah melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 11.707 orang per tahun, target yang ditetapkan sebesar 11.444 orang per tahun dengan persentase capaian kinerja sebesar 102,30%. Peningkatan ini menjadi indikator bahwa semakin banyaknya masyarakat yang memanfaatkan program BPJS sebagai fasilitas pengobatan di RS Ernaldi Bahar dan juga RS Ernaldi Bahar merupakan satu – satunya Rumah Sakit rujukan untuk kesehatan jiwa yang ada di Sumatera Selatan.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
44
4.
Jumlah kunjungan Pasien Jamsoskes (Jaminan Sosial Kesehatan) Sumatera Selatan Semesta. Merupakan salah satu program prioritas dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Program ini diberikan kepada seluruh penduduk sumatera selatan
yang belum memiliki jaminan atau asuransi
kesehatan. Melalui pelaksanaan program ini diharapkan kendala masyarakat
untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
karena
keterbatasan biaya tidak lagi terjadi karena semua pelayanan kesehatan sudah ditanggung oleh Pemerintah Daerah.
Pada tahun 2014 jumlah kunjungan pasien Jamsoskes belum mencapai target yang diharapkan, dari target yang ditetapkan kunjungan sebanyak 20.000 orang per tahun terealisasi sebanyak 16.519 orang per tahun atau capaian kinerja mencapai 82,60%. Tidak tercapainya target ini tidak lantas menunjukkan pelayan RS. Ernaldi Bahar yang buruk melainkan dikarenakan kebanyakan pasien yang dahulunya sebagai peserta Jamsoskes Sumsel Semesta telah beralih ke program BPJS yang telah diluncurkan pemerintah tahun 2014.
Dari grafik 3.7 diketahui terjadi penurunan yang sangat signifikan dari jumlah kunjungan peserta Jamsoskes tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Tahun 2013 realisasi kunjungan peserta Jamsoskes sebanyak 20.307 orang/tahun melampui target yang telah ditetapkan di awal tahun yaitu sebanyak 16.000 orang per tahun, dengan persentase capaian sebesar 126, 92%.
5.
Jumlah kunjungan pasien umum di RS Ernaldi Bahar tahun 2014 tidak mencapai target yang diharapkan, dari target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar 10.000 orang per tahun terealisasi sebesar 8.854 orang per tahun dengan persentase capaian sebesar 88,54%. Tidak tercapainya nilai ini dikarenakan pasien mulai beralih ke BPJS yang
hanya
membayar
premi
bulanan
untuk
dapat
menjadi
keanggotaan BPJS. Berdasarkan grafik 3.8 terjadi penurunan angka kunjungan pasien umum tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2013 angka kunjungan pasien umum sebanyak 10.497 orang pertahun. Untuk terus meningkatkan angka kunjungan RS Ernaldi PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
45
Bahar akan terus memperbaiki sisi pelayanan dan sarana serta prasarana yang digunakan secara langsung kepada pasien, misalnya perbaikan ruangan perawatan, perbaikan peralatan penunjang serta menambah peralatan kesehatan yang belum ada. RS. Ernaldi Bahar akan lebih banyak melakukan sosialisasi dan pengenalan RS Ernaldi Bahar kepada masyarakat luas bahwa RS. Ernaldi Bahar tidak hanya untuk pasien yang mengalami gangguan kejiwaan saja tetapi juga untuk menganalisa minat dan bakat seseorang.
e. Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit
Sebagai sarana pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Ernaldi Bahar juga tidak terlepas dari fungsi sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan. Hal ini telah dibuktikan dengan banyaknya kerjasamsa yang telah dilakukan oleh rumah sakit dengan instansi/lembaga pendidikan untuk mengirimkan anak didik mereka magang di Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Demikian juga untuk penelitian-penelitan oleh kalangan mahasiswa sudah banyak dilakukan dengan difasilitasi oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
Melalui pelaksanaan fungsi sebagai sarana pendidikan dan pelatihan, diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit secara tidak langsung, dimana pihak rumah sakit akan ikut belajar dari pihak-pihak lain. Adapun gambaran Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 15. Kondisi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Pada RS. Ernaldi Bahar Tahun 2014 Indikator Kinerja 1
Jumlah institusi Pendidikan yang melakukan Praktek Lapangan
2
Jumlah Mahasiswa yang melakukan penelitian
Satuan inst/thn org/thn
Tahun 2014 Target Realisasi 20 20 150
296
% 100,00 197,33
Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
46
14. Jumlah Institusi Pendidikan yang Melakukan Praktek Lapangan di RS Ernaldi Bahar tahun 2014 sebanyak 20 institusi per tahun dari target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 20 institusi/tahun dengan persentase capaian 100%. Ini menjadi penilaian bahwa RS Ernaldi Bahar menjadi rujukan bagi institusi kesehatan untuk melakukan praktek lapangan di bidang kesehatan jiwa.
Pada tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebanyak 15 institusi yang melakukan praktek, didapatkan realisasi sebanyak 10 institusi yang melakukan praktek lapangan di RS. Ernaldi Bahar, dengan persentase capaian sebesar 66,67%. Dari grafik 3.9 dapat dilihat kenaikan jumlah institusi yang melakukan praktek lapangan di RS. Ernaldi Bahar dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014.
RS. Ernaldi Bahar telah melaksanakan kerjasama dengan institusiinstitusi kesehatan yang berada di Sumatera Selatan agar dapat melaksanakan
praktek
lapangan
di
RS.
Ernaldi Bahar.
Untuk
menunjang kerjasama tersebut RS. Ernaldi Bahar telah melakukan perbaikan-perbaikan gedung sebagai sarana penunjang lahan praktek dan juga untuk mahasiswa yang berasal dari luar kota palembang disediakan asrama untuk menginap. Untuk tenaga pendidik RS. Ernaldi Bahar telah melaksanakan pelatihan-pelatihan bagi karyawan RS, Ernaldi Bahar guna menambah ilmu dalam bidang kesehatan jiwa dan kegawatdaruratan.
15. Jumlah Mahasiswa yang Melakukan Penelitian di RS Ernaldi Bahar pada tahun 2014 sebanyak 296 orang orang per tahunnya melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak dengan
persentase
capaian
197,33%.
150 orang per tahun,
Terjadi
penurunan
jika
dibandingkan dengan capaian tahun 2013. Pada tahun 2013 jumlah mashasiswa yang melakukan penelitian sebanyak 1045 orang per tahun jauh diatas target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 170 orang per tahun, dengan persentase capaian 614,71%. Penurunan jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 dapat dilihat dari grafik 3.10 di bawah. Ini menjadi acuan bahwa RS Ernaldi Bahar menjadi pusat pendidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu kesehatan jiwa yang baik. PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
47
Untuk kembali meningkatkan jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian di RS. Ernaldi Bahar akan terus dilakukan perbaikan sarana dan prasarana belajar di RS. Ernaldi Bahar seperti melengkapi referensi ataupun buku-buku mengenai ilmu kejiwaan.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
48
BAB III RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PERUBAHAN RENCANA KERJA RUMAH SAKIT
3.1.
Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD
Sesuai dengan apa yang telah disampaikan pada bagian diatas, maka untuk Perubahan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2015 Rumah Sakit Ernaldi Bahar mengusulkan peningkatan target Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD. Peningkatan target pendapatan jasa layanan umum BLUD ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kunjungan atau utilisasi rumah sakit sehingga berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan jasa layanan umum BLUD. Peningkatan terutama dari klaim pelayanan kesehatan pasien program BPJS yang terus mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data realisasi pendapatan jasa layanan umum BLUD dari bulan Januari sampai dengan Bulan Juni 2015, maka target pendapatan jasa layanan umum BLUD pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang semula Rp. 11.000.000.000,00 dinaikkan menjadi Rp. 19.000.000.000,00. Dasar penambahan target sendiri sudah disampaikan pada bagian sebelumnya dan sudah didasarkan kepada realisasi pendapatan rumah sakit pada waktu sebelumnya.
Tabel 3.1. Penambahan Target Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar Tahun 2015 \
Sebelum Perubahan Kode Rekening
Uraian
Rincian Perhitungan Volume Satuan
1 4
2
3
4
Setelah Perubahan Jumlah (RP)
Harga satuan 5
6=(3x5)
PENDAPATAN
Rincian Perhitungan Volume
Satuan
Harga satuan
7
8
9
Jumlah (RP) 10
11.000.000.000,00
PENDAPATAN ASLI DAERAH
4
1
4
1
4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
11.000.000.000,00
19.000.000.000,00
4
1
4 16
Pendapatan BLUD
11.000.000.000,00
19.000.000.000,00
4
1
4 16 01. Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD -
Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD
-
-
-
19.000.000.000,00 -
-
-
11.000.000.000,00 1,00
tahun
11.000.000.000,00
Jumlah
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
11.000.000.000,00
11.000.000.000,00
11.000.000.000
19.000.000.000,00
19.000.000.000,00 1,00
tahun
19.000.000.000,00
Jumlah
19.000.000.000,00
19.000.000.000
49
Peningkatan target Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang diusulkan dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015 disebabkan karena adanya peningkatan realisasi pendapatan operasional rumah sakit yang berasal dari peningkatan jumlah kunjungan pasien rumah sakit, baik untuk layanan rawat jalan, rawat inap dan penunjang medik. Jika dilihat dari pendapatan operasional rumah sakit dari bulan Januari sampai dengan Juli 2015, total realisasi Pendapatan Operasional Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah mencapai Rp. 11.706.263.433,00 atau sudah melampaui target pendapatan jasa layanan umum BLUD yang ditetapkan pada tahun anggaran 2015. Peningkatan target
Pendapatan
Jasa
Layanan
Umum
BLUD
tersebut
diatas
sudah
mempertimbangkan rata-rata realisasi pendapatan operasional Rumah Sakit per bulan selama tahun 2015 dan Rumah Sakit Ernaldi Bahar sangat optimis untuk dapat mencapai target pendapatan pada APBD Perubahan tersebut.
3.2.
Anggaran Belanja Tidak Langsung
Pada anggaran induk DPA Rumah Sakit Ernaldi Bahar tahun anggaran 2015, alokasi anggaran untuk Belanja Tidak Langsung adalah sebesar Rp. 27.653.317.539,03.
Untuk rancangan APBD Perubahan tahun anggaran 2015,
Belanja Tidak Langsung yang digunakan untuk membiayai gaji, tunjangan dan tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Rumah Sakit Ernaldi Bahar mengalami peningkatan sebesar Rp. 754.992.460,97 (2,73%) atau total anggaran menjadi Rp. 28.408.310.000,00. Penambahan anggaran ini disebabkan karena adanya kenaikan gaji PNS sebesar 6%, kenaikan gaji PNS karena kenaikan pangkat dan berkala bagi PNS Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Dasar perhitungan penambahan anggaran untuk Belanja Tidak Langsung pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
50
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
51
3.3.
Indikator Kinerja Program Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai. Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar menetapkan 3 (tiga) sasaran sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Rumah Sakit Ernaldi Bahar tahun 2013-2018 sebagai berikut : 1. Meningkatnya Pemanfaatan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Jiwa. 2. Meningkatnya Pelayanan Rehabilitasi NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya). 3. Meningkatnya Pemanfaatan Rumah Sakit untuk Pendidikan dan Pelatihan.
Untuk indikator kinerja program Rumah Sakit Ernaldi Bahar, telah ditetapkan sebanyak 11 indikator kinerja yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan rumah sakit, terutama jika dikaitkan dengan pencapaian visi dan misi dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan. Pada Perubahan Rencana Kerja (Renja) Tahun Anggaran 2015, Rumah Sakit Ernaldi Bahar melakukan perubahan terhadap indikator kinerja sesuai dengan hasil pembahasan indikator kinerja dengan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reforfasi Birokrasi (Menpan RB), yaitu semula terdapat 11 indikator kinerja dirubah menjadi 10 indikator kinerja dengan menghilangkan indikator BTO (Bed turn Over) dengan pertimbangan sudah digunakannya indikator BOR (Bed Occupancy Rate) sebagai ukuran kinerja rawat inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Sementara untuk target kinerja pada tahun 2015 dari 10 indikator yang ada tidak mengalami perubahan, masih tetap sama dengan Pengukuran Kinerja pada tahun 2015. Berikut perubahan indikator kinerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar tahun anggaran 2015 :
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
52
Tabel 3.3. Indikator dan Target Kinerja Program Rumah Sakit Ernaldi Bahar Tahun Anggaran 2015 No 1 2
BOR (Bed Occupancy Rate) NDR (Nett Death Rate)
3 4
LOS (Length Of Stay) Pasien dirawat di ruang UPIP > 10 hari
5
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Rumah Sakit Jumlah kunjungan pasien rawat jalan jiwa Jumlah kunjungan pengguna NAPZA Jumlah pengguna NAPZA yang Menjalani Rehabilitasi Jumlah institusi pendidikan yang melakukan praktek Jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian
6 7 8 9 10
3.4.
Indikator Kinerja
Satuan
Target
% Orang/1000 pasien hari Orang
79 0
%
78
Kunjungan Kunjungan Orang
38.934 833 411
Institusi
20
orang
160
30 0
Perubahan Rencana Program dan Kegiatan Dalam rencana kerja program dan kegiatan induk tahun anggaran 2015, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 17.148.615.000,00 yang digunakan untuk pelaksanaan 3 Program dan 8 Kegiatan. Alokasi anggaran Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada APBD Induk masih sangat kurang, terutama jika dikaitkan dengan kebutuhan operasional rumah sakit yang semakin meningkat sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kunjungan pasien serta kebutuhan peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit yang belum tersedia anggarannya pada DPA induk rumah sakit. Dari total jumlah anggaran tersebut, sebesar Rp. 6.148.615.000,00 berasal dari anggaran APBD Provinsi Sumatera Selatan dan sisanya Rp. 11.000.000.000,00 berasal dari Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar mengusulkan penambahan program dan kegiatan serta alokasi anggaran dalam perubahan rencana kerja rumah sakit tahun anggaran 2015. Perubahan rencana kerja tersebut telah disusun sesuai dengan prioritas kebutuhan program dan
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
53
kegiatan serta pembiayaannya. Salah satu prioritas kegiatan yang diusulkan adalah untuk Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit dengan alokasi anggaran Rp. 1.511.496.300,00 karena pada saat ini persediaan obat-obatan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar hanya mencukupi untuk pelayanan kesehatan sampai dengan akhir bulan Juli 2015. Semula anggaran pengadaan obat-obatan rumah sakit hanya tersedia sebesar Rp. 2.500.000.000,00 yang dialokasikan dalam RBA BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Dari total Belanja Langsung pada Anggaran Induk Rumah Sakit Ernaldi Bahar tersebut, terjadi perubahan berupa penambahan anggaran sebesar Rp. 9.606.727.800,00 dan pengurangan anggaran sebesar Rp. 14.212.050,00. Dengan adanya perubahan anggaran tersebut, maka terdapat penambahan anggaran pada APBD Perubahan Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebesar Rp. 9.592.515.750,00 (55,94%). Dengan adanya penambahan anggaran tersebut, maka total anggaran pada APBD Perubahan untuk Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan menjadi Rp. 26.741.130.750,00. Penambahan anggaran tersebut berasal dari alokasi anggaran APBD Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp. 1.592.515.750,00 dan peningkatan Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Rumah Sakit sebesar Rp. 8.000.000.000,00. Jumlah kegiatan yang mengalami perubahan anggaran adalah sebanyak 5 kegiatan, dimana 2 kegiatan mengalami pengurangan dan 3 kegiatan mengalami penambahan, sesuai dengan rincian terlampir. Berdasarkan penambahan tersebut, maka program dan kegiatan yang masuk dalam perubahan rencana kerja rumah sakit tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut : 1.
2.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1) 2) 3) 4)
Penyediaan jasa surat menyurat Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa administrasi keuangan Koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah, luar daerah dan luar negeri
5)
Penyediaan jasa pendukung administrasi teknis/perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1) 2) 3)
3.
Pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor Pengadaan peralatan dan perlengkapan gedung kantor Pengadaan meubelur kantor
Program Peningkatan Displin Aparatur 1)
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
54
4.
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1) 2) 3)
5.
Pelatihan, pendidikan dan kursus keterampilan Kontribusi pelatihan, seminar, simposium dan lain-lain Akreditasi rumah sakit
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata 1) Pengadaan obat-obatan rumah sakit 2) Pengadaan perlengkapan rumah tangga rumah sakit 3) Pengadaan makan minum pasien
6.
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan BLUD 1) Penyediaan pelayanan kesehatan BLUD
Rincian perubahan/penambahan Belanja Langsung tersebut pada APBD Perubahan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut :
1.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pada program pelayanan administrasi perkantoran terdapat 2 (dua) kegiatan yang mengalami
perubahan
dengan
rincian
1
kegiatan mengalami
pengurangan anggaran dan 1 kegiatan mendapatkan penambahan anggaran pada APBD Perubahan, yaitu sebagai berikut: a. Penyediaan Jasa Pendukung Administrasi Teknis/Perkantoran Pada kegiatan ini terjadi penambahan anggaran dimana semula dianggarkan sebesar Rp. 1.201.843.500,- pada APBD Induk, mengalami penambahan menjadi Rp. 1.297.075.000,- pada APBD Perubahan. Anggaran tersebut digunakan untuk penyediaan sebanyak 49 orang tenaga honorer/tenaga kerja lainnya dan 1 orang dokter umum di lingkungan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Penambahan anggaran sebesar Rp. 95.231.500,- (7,92%) pada APBD Perubahan ini disebabkan karena naiknya satuan harga (standar biaya) jasa tenaga kerja/ tenaga kerja lainnya menjadi Rp. 1.975.000,- dan jasa tenaga kerja dokter umum menjadi Rp. 3.000.000,-, sesuai dengan Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor : 136/KPTS/BPKAD/2015
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
55
tentang
Standar
Biaya
Umum
Dilingkungan
Pemerintah
Provinsi
Sumatera Selatan. b. Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam Daerah, ke Luar Daerah dan Luar Negeri Pada kegiatan ini terjadi pengurangan anggaran dimana semula dianggarkan sebesar Rp. 208.272.500,- pada APBD Induk, mengalami pengurangan menjadi Rp. 200.000.000,- atau mengalami pengurangan sebesar Rp. 8.272.500,- (3,97%) pada APBD Perubahan. Pengurangan anggaran ini dalam rangka efisiensi perjalanan dinas pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.
2.
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Pada Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit terdapat 2 (dua) kegiatan yang mengalami perubahan, dimana 1 kegiatan mengalami pengurangan anggaran dan 1 (satu) kegiatan mengalami penambahan, yaitu sebagai berikut: a. Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit Pada APBD Induk Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan kegiatan Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit tidak dianggarkan dan diusulkan dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015. Adapun jumlah anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp. 1.511.496.300,-. Pengadaan obat-obatan Rumah Sakit ini ditujukan untuk penyediaan kebutuhan obat-obatan bagi pasien Jamsoskes Sumsel Semesta dimana sejak tahun anggaran 2012 Rumah Sakit Ernaldi Bahar tidak lagi dapat mengajukan klaim pelayanan bagi pasien Jamsoskes Sumsel Semesta. b. Biaya Makan dan minum Pasien Pada kegiatan ini terjadi pengurangan anggaran dimana semula dianggarkan sebesar Rp. 2.501.332.000,- pada APBD Induk, mengalami pengurangan pengurangan
menjadi sebesar
Rp. Rp.
2.495.392.450,-
5.939.550,-
pada
atau
mengalami
APBD
Perubahan.
Pengurangan anggaran ini berasal dari selisih pagu anggaran dan nilai kontrak pengadaan makan dan minum pasien selama satu tahun pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
56
3.
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan BLUD Pada Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan terdapat 1 (satu) kegiatan yang mengalami penambahan anggaran pada APBD Perubahan, yaitu sebagai berikut : a. Penyediaan Pelayanan Kesehatan BLUD Pada kegiatan Penyediaan Pelayanan Kesehatan BLUD pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar terdapat penambahan anggaran dimana semula sebesar Rp. 11.000.000.000,-, mengalami penambahan menjadi sebesar Rp. 19.000.000.000,-, atau
mengalami
peningkatan
sebesar Rp.
8.000.000.000,-. Penambahan anggaran pada kegiatan Penyediaan Pelayanan Kesehatan BLUD ini karena adanya peningkatan target pendapatan rumah sakit yang diprediksikan target tersebut dapat dicapai. Alokasi anggaran untuk kegiatan Penyediaan Pelayanan Kesehatan BLUD sepenuhnya berasal dari Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar, sehingga dengan meningkatnya pendapatan juga akan meningkatkan kebutuhan anggaran untuk penyediaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Penambahan anggaran pada kegiatan ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional rumah sakit seperti penyediaan obatobatan, bahan medis habis pakai, pemeliharaan dan penambahan sarana dan prasarana Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat Sumatera Selatan.
Rincian alokasi anggaran, hasil (outcome) dan keluaran (output) dari masing-masing program dan kegiatan yang diusulkan dalam perubahan rencana kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
57
BAB IV PENUTUP
Penyusunan Perubahan Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2015 telah didasarkan kepada kebutuhan rumah sakit untuk dapat menjalan tugaspokok dan fungsinya dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya kesehatan jiwa dengan maksimal dan berkualitas.
Berdasarkan kebutuhan
tersebut, maka alokasi program dan kegiatan serta anggaran yang ada dalam DPA induk Rumah Sakit Ernaldi Bahar tahun 2015 masih sangat kurang sehingga diperlukan penambahan program dan kegiatan serta alokasi anggaran dalam perubahan rencana kerja tahun 2015. Penambahan alokasi anggaran pada perubahan rencana kerja rumah sakit berasal dari alokasi anggaran APBD Provinsi Sumatera Selatan dan Pendapatan Jasa Layanan Umum BLUD Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Adapun penambahan alokasi anggaran bertujuan untuk melaksanakan program dan kegiatan prioritas pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang bertujuan untuk : 1. Terlaksananya pelayanan kesehatan di rumah sakit, terutama untuk penyediaan kebutuhan operasional rumah sakit seperti obat-obatan, bahan medis habis pakai dan lain sebagainya, termasuk untuk penyediaan kebutuhan layanan kesehatan bagi pasien Jamsoskes Sumsel Semesta. Kebutuhan pelayanan bagi pasien Jamsoskes harus masuk dalam anggaran Rumah Sakit Ernaldi Bahar karena sejak tahun 2012, seluruh pelayanan pasien Jamsoskes yang diberikan oleh rumah sakit tidak dapat diklaim. Prioritas utama dari penyediaan biaya operasional rumah sakit adalah untuk penyediaan obat-obatan rumah sakit yang memang sangat kurang dan hanya mencukupi untuk pelayanan kesehatan sampai dengan bulan Juli 2015. 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana rumah sakit, terutama untuk penyediaan alat-alat kesehatan rumah sakit sesuai dengan standar dan klasifikasi rumah sakit khusus jiwa Kelas A. Penambahan alat-alat kesehatan rumah sakit bertujuan untuk menambah kapasitas pelayanan kesehatan karena semakin meningkatnya jumlah pasien rumah sakit serta untuk mengganti alat-alat kesehatan yang sudah berusia tua dengan alat baru yang lebih baik. 3. Dapat terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit, terutama untuk pemeliharaan bangunan/gedung pelayanan kesehatan, termasuk pemeliharaan untuk alat-alat kesehatan rumah sakit.
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
58
4. Persiapan Akreditasi rumah sakit sebagai salah satu tahapan yang harus diikuti oleh rumah sakit untuk mendapatkan penilaian akreditasi. Untuk akreditiasi, persiapan yang dilakukan oleh rumah sakit termasuk untuk memenuhi standar dan klasifikasi rumah sakit khusus jiwa Kelas A.
Perubahan Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2015 yang telah disusun ini selanjutnya sangat diharapkan untuk dapat dipenuhi untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan jiwa di Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Semakin meningkatnya masalah gangguan jiwa di tengah masyarakat yang disebabkan oleh berbagai faktor menuntut adanya peningkatan peranan rumah sakit, terutama untuk dapat memberikan pelayanan dengan lebih baik. Salah satu kendala dalam terapi pasien jiwa adalah kecilnya kemungkinan pasien gangguan jiwa untuk dapat sembuh, sehingga menyebabkan ketergantungan pasien terhadap terapi dan pengobatan sangat tinggi. Dengan kondisi ini menyebabkan akumulasi jumlah pasien jiwa yang harus dilayani oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar juga akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Demikian Perubahan Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2015 disusun semoga dapat menjadi masukan dalam penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2015.
Palembang,
Agustus 2015
RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Direktur,
Dr. Hj. Yumidiansi F, M.Kes Pembina Tk. I / IV.b NIP. 196606151996032001
PERUBAHAN RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2015
59