BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Pendahuluan
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Pasal 27 yaitu : (1) SKPD menyusun Renja-SKPD. (2) Rancangan Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada rancangan awal RKPD, Renstra-SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat. (3) Rancangan Renja-SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. (4) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta menunjukkan prakiraan maju.
Paradigma penganggaran berbasis kinerja mengharuskan proses perencanaan dan proses penganggaran menjadi proses yang saling terkait dan harus seimbang. Penganggaran tidak bisa disusun tanpa proses perencanaan terlebih dahulu dan sebaliknya perencanaan perlu mempertimbangkan ketersediaan dana dan kelayakan ekonomi agar realistis.
Perencanaan pada dasarnya adalah proses yang berjalan secara terus menerus dan merupakan daur pemecahan masalah yang berulang [problem solving cycle] dalam mewujudkan perubahan fenomena-fenomena tertentu yang semakin lama semakin baik sesuai dengan tujuan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan di tingkat provinsi. Secara umum perencanaan terdiri dari 4 (empat) proses atau tahapan standar, yaitu:
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
1
1.
Mengkaji di mana atau pada posisi apa keberadaan kita pada saat sekarang ini
2.
Menentukan ke mana kita menuju atau ingin menjadi seperti apa kita pada suatu saat nanti,
3.
Menentukan bagaimana atau kegiatan apa yang perlu dilakukan agar kita dapat sampai pada kondisi seperti yang kita inginkan tersebut, dan
4.
Menentukan Sumberdaya/Biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
Empat tahapan standar perencanaan tersebut harus diikuti/dilaksanakan oleh para perencana kesehatan di daerah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu perencanaan dan penganggaran kesehatan, antara lain agar perencanaan tersebut berbasis pada kenyataan (evidence based planning) serta penganggaran tersebut berorientasi pada pencapaian suatu kinerja tertentu (anggaran berbasis kinerja).
Dalam kerangka perencanaan pembangunan kesehatan nasional, Rumah Sakit Ernaldi Bahar dalam penyusunan perencanaan kesehatan juga harus memperhatikan hirarki kebijakan yang lebih tinggi dalam administrasi Negara seperti RPJM Nasional, Renstra Kementrian Kesehatan, MDGs, Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan kebijakan Desentralisasi, termasuk beberapa peraturan perundang-undangan diantaranya No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) , PP 8 tahun 2008 dan PP No. 58 tahun 2005, Permendagri No. 13 tahun 2006 dan perubahannya. Selain itu, perencanaan yang disusun juga harus sejalan dengan RPJMD Provinsi yang telah disusun.
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan berkewajiban untuk membuat Rencana Kerja (Renja) dalam rangka untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 5 (lima) tahunan dalam bentuk penjabaran program dan kegiatan tahunan. Renstra dan Renja Rumah Sakit Ernaldi Bahar harus mengacu kepada Prioritas dan Fokus Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Tahap Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016 bertemakan “Percepatan Pembangunan Infrastruktur”. Tahapan ini menitikberatkan pembangunan infrastruktur strategis, pemantapan hilirisasi industri pengolah hasil pertanian dan pertambangan serta pengembangan pariwisata berstandar internasional. Terkait dengan tahapan pembangunan pada tahun 2016 tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar diarahkan untuk mendukung tercapainya peningkatan mutu sumber daya manusia. Fokus
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
2
pembangunan pada tahun 2016 ini merupakan kelanjutan dari pembangunan tahun 2014 dan juga akan dilaksanakan dalam tahun 2015.
Dengan tekad ingin mewujudkan visi dan misi daerah Sumatera Selatan dan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan semua lapisan masyarakat Sumatera Selatan, serta cerdas dalam sikap pikir menangkap dan mengolah peluang berlandaskan moral yang tinggi serta optimis untuk terlaksana dan terdepan dalam pembangunan sehingga menjadi acuan bagi daerah - daerah lain, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui perluasan pusat pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan inilah saatnya memulai menuju masa depan gemilang, melalui perluasan pusat pelayanan dan fasilitas kesehatan yang melayani masyarakat Sumatera Selatan secara profesional, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan menyadari bahwa pemberian kewenangan dari Pemerintah Daerah Provinsi kepada Dinas, Badan, termasuk RS. Ernaldi Bahar harus diterima dengan rasa penuh tanggung jawab, untuk keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.
Pengembangan RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang di embannya. Sebagaimana telah ditetapkan dalam Perda Provinsi Sumatera Selatan Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai 3 (tiga) bagian dan 3 (tiga) bidang tugas pelayanan. Kegiatan pembangunan di RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah lebih diutamakan pada kegiatan-kegiatan pembangunan yang bersifat pada ke 3 bidang dan 3 bagian tersebut antara lain : pembinaan sumber daya Manusia, pelayanan medis, pelayanan keperawatan, dan pelayanan penunjang medik, fasilitasi sarana prasarana,dan pelayanan administrasi kesehatan maupun pelayanan administrasi keuangan.
Pada pertengahan tahun 2014 Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara bertahap melalui Keputusan Gubernur Sumatera Selatan nomor 841/KPTS/BPKAD/2013 tentang penerapan status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Dengan penerapan PPK-BLUD ini diharapkan akan lebih memudahkan rumah sakit untuk dapat merencanakan pengembangan dan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas. Selanjutnya Rumah Sakit Ernaldi Bahar masih terus berupaya untuk dapat meningkatkan status PPK BLUD dari bertahap menjadi BLUD penuh. Dengan status BLUD bertahap tersebut, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar disamping menyusun rencana kerja (renja) juga diharuskan untuk menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang akan berisi uraian terhadap rencana pendapatan operasional dan belanja rumah sakit selaku BLUD.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
3
1.2.
Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1814); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4817); 9. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 5 Seri E); 10. Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008, Pasal 47, Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan Unsur Pelayanan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan di bidang kesehatan. 11. Keputusan Gubernur Sumatera Selatan nomor 841/KPTS/BPKAD/2013 tentang penerapan status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
4
1.3. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah menyusun rencana kerja pembangunan tahunan yang akan dibiayai oleh dana APBD Provinsi Sumatera Selatan. Oleh sebab itu mengingat kewenangan serta keterbatasan anggaran, maka rencana kerja tahun 2016 Rumah Sakit Ernaldi Bahar disusun secara antisipatif, realistis dan dengan segmen yang jelas sehingga dapat dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu untuk mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan yang pada akhirnya ikut menyukseskan pencapaian RPJMD Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan disusunnya Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai dokumen perencanaan satu tahun kedepan dan merupakan pedoman umum perencanaan bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Setiap kegiatan pembangunan yang telah direncanakan diharapkan dapat terselenggara secara sinergis, terkoordinasi dengan baik dan dapat dilaksanakan dengan kemampuan dana yang tersedia serta sesuai dengan kondisi dan situasi dilapangan. Diharapkan Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan akan dapat memberikan kontribusi bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam menyusun RKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2016. 1.4. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN 2.1. Kondisi Umum SKPD 2.2. Evaluasi Pencapaian Program Tahun Lalu dan Perkiraan Tahun Berjalan 2.3. Identifikasi Masalah (masalah dan tantangan utama SKPD)
BAB III
SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN PROGRAM DALAM RENSTRA-SKPD 3.1. Sasaran dan Indikator Sasaran 3.2. Program
BAB IV
KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
BAB V
PENUTUP
LAMPIRAN
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
5
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR TAHUN 2014
2.1. Kondisi Umum Rumah Sakit Ernaldi Bahar 2.1.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dalam upaya melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa di Provinsi Sumatera Selatan, Gubernur Sumatera Selatan telah membentuk RS. Ernaldi Bahar melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2008 Tanggal 18 Juni 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan daerah dan lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Selatan, pasal 47 ayat (1) Rumah Sakit Ernaldi bahar merupakan unsur pelayanan pemerintah Provinsi di bidang kesehatan yang mempunyai wewenang menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dibidang kesehatan. Berdasarkan Peraturan Daerah No 9 Tahun 2008, Pasal 48, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintah provinsi di Bidang kesehatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan kegiatan tata usaha, urusan umum, perlengkapan, kepegawaian dan keuangan; 2. Perumusan kebijakan teknis pelayanan kesehatan; 3. Pembinaan kesehatan masyarakat Sumatera Selatan; 4. Penyelenggaraan kegiatan usaha pelayanan kesehatan jiwa, pencegahan, pemulihan, rehabilitasi, kemasyarakatan dan sistem rujukan; 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut : 1.
Direktur, mempunyai tugas menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan umum sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktur mempunyai fungsi :
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
6
a. Pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan umum dalam meningkatkan usaha promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pusat rujukan, pendidikan dan pelatihan. b. Penyusunan rencana teknis operasional pemerintah provinsi dalam bidang kesehatan jiwa dan kesehatan umum. c. Pelaksanaan pelayanan pendidikan di bidang kesehatan jiwa dan kesehatan umum. d. Penyediaan fasilitas pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan jiwa dan kesehatan umum. e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan, mempunyai tugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pelaksanaan administrasi umum, sumber daya manusia, keuangan dan pengembangan rumah sakit. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan Penyelenggaraan administrasi umum b. Pelaksanaan Pengelolaan sumber daya manusia c. Pelaksanaan pengelolaan keuangan d. Pelaksanaan pengelolaan pengembangan rumah sakit e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi : a) Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia b) Bagian Keuangan c) Bagian Pengembangan a) Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi umum, organisasi dan ketatalaksanaan terhadap seluruh kegiatan di lingkungan rumah sakit serta memberikan pelayanan administrasi kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia mempunyai fungsi : 1. Penyusunan Program dan laporan mengenai kegiatan bagian umum dan sumber daya manusia di lingkungan rumah sakit. 2. Pelaksanaan pengelolaan tata usaha, rumah tangga, perlengkapan dan kepegawaian. 3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia membawahi : (1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
7
(2) Sub Bagian kepegawaian
b) Bagian keuangan mempunyai tugas : 1. Membantu wakil direktur umum dan keuangan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan rumah sakit. 2. Melaksanakan perbendaharaan, tata usaha keuangan termasuk penyetoran ke kas daerah dan pertanggungjawaban keuangan yang diperoleh dari pelayanan rumah sakit. 3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakn tugas sebagaimana dimaksud bagian keuangan mempunyai fungsi : a. Pengelolaan penerimaan retribusi pelayanan rumah sakit b. Pengelolaan anggaran rumah sakit c. Pengelolaan pertanggungjawaban keuangan rumah sakit d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Keuangan membawahi : (1) Sub bagian Perbendaharaan (2) Sub bagian Tata usaha keuangan c) Bagian Pengembangan mempunyai tugas : 1. Membantu Wakil Direktur Umum dan Keuangan dalam pelaksanaan penyusunan program dan anggaran serta evaluasi semua unsur di lingkungan rumah sakit. 2. Mengkoordinasi penyelengaraan perencanaan pengembangan rumah sakit, penyusunan anggaran dan evaluasi laporan rumah sakit. 3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bagian pengembangan mempunyai fungsi : a. Penyusunan perencanaan pengembangan rumah sakit b. Penyusunan perencanaan anggaran rumah sakit c. Penyusunan evaluasi dan laporan rumah sakit d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Pengembangan membawahi : (1) Sub bagian Penyusunan Program dan Anggaran (2) Sub bagian Evaluasi dan Pelaporan 3.
Wakil Direktur Medik dan Keperawatan, mempunyai tugas membantu Direktur dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pelayanan medik Penunjang medik dan keperawatan.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
8
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Wakil Direktur Medik dan Keperawatan mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan medis rumah sakit. 2. Pelaksanaan penyelenggaraan penunjang medis rumah sakit 3. Pelaksanaan penyelenggaraan Keperawatan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Wakil Direktur Medik dan Keperawatan membawahi : a) Bidang pelayanan medik b) Bidang Penunjang Medik c) Bidang Keperawatan a) Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas : 1. Membantu Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dalam pelayanan medik oleh unit pelaksana fungsional. 2. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medik di rumah sakit. 3. Merencanakan kegiatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan medik. 4. Membuat laporan hasil kegiatan bidang pelayanan medik kepada Direktur Rumah sakit. 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang pelayanan medik mempunyai fungsi : a. Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan unit pelaksana fungsional yang secara langsung atau tidak langsung memperlancar kegiatan pelayanan medik. b. Menilai pelaksanaan tugas bawahannya. c. Membuat rencana kebutuhan bidang pelayanan medik. d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang pelayanan medik membawahi : (1) Seksi pelayanan medik umum dan khusus (2) Seksi pengembangan pelayanan medik b) Bidang penunjang medik mempunyai tugas Membantu Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan bidang penunjang medik. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bidang penunjang medik mempunyai fungsi pengkoordinasian seluruh kegiatan dan kebutuhan instalasi yang secara langsung dan tidak langsung memperlancar kegiatan penunjang medik. Bidang penunjang medik membawahi : (1) Seksi laboratorium dan farmasi RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
9
(2)
Seksi gizi dan sarana prasarana
c) Bidang keperawatan mempunyai tugas : 1. Membantu Wakil Direktur Medik dan Keperawatan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan bidang keperawatan. 2. Mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah sakit. 3. Memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan secara menyeluruh. 4. Melakukan penilaian terhadap kinerja tenaga keperawatan(sesuai dengan kebijakan rumah sakit ). 5. Mengkoordinasikan perencanaan,penggunaan dan pengawasan logistik keperawatan. 6. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan. 7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bidang Keperawatan mempunyai fungsi : a. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi : Menyusun falsafah dan tujuan yang diselaraskan dengan falsafah dan tujuan rumah sakit. b. Menyusun program bersama-sama dengan kepala seksi dan kepala ruangan yang meliputi : Rencana kebutuhan tenaga keperawatan Program pengembangan staf keperawatan Program orientasi c. Menyusun jadwal rapat koordinasi dengan kepala seksi dan kepala ruangan. d. Menyusun program mutasi tenaga keperawatan baik pelaksana maupun pengelola, koordinasi dengan kepala instalasi terkait, untuk diajukan ke wakil Direktur / Direktur. e. Menyusun rencana penempatan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan. f. Menyusun rencana kebutuhan peralatan keperawatan sesuai kebutuhan pelayanan baik jumlah dan jenis alat, koordinasi dengan kepala seksi asuhan keperawatan / kepala instalasi terkait (alat tenun,alat rumah tangga dan alat keperawatan lainnya). g. Menyusun rencana pengembangan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan (askep) yang tepat sesuai kondisi rumah sakit. h. Menyusun rencana pengembangan pelayanan rumah sakit. i. Menyusun program pengedalian mutu pelayanan /asuhan keperawatan di rumah sakit dan berperan serta menyusun peraturan / tata tertib pelayanan rumah sakit.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
10
j.
Menyusun standar, prosedur tetap / standar operasional prosedur(SOP) pelayan mutu, meliputi SOP ketenagaan, peralatan dan lain-lain, koordinasi dengan kepala seksi /kepala bagian / kepala instalasi terkait. Bidang Keperawatan membawahi : (1) Seksi Asuhan keperawatan (2) Seksi Logistik Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas : 1. Menyelenggarakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa sebagai unggulan dan kesehatan dasar lainnya, dibidang pelayanan kesehatan jiwa mempunyai tugas pokok : preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan melaksanakan peningkatan upaya rujukan. 2. Menyelenggarakan pendidikan / pelatihan kesehatan jiwa serta pelayanan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dan konsultasi HIV / AIDS. 3. Melaksanakan kebijakan teknis operasional pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan dasar untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai pelayanan kesehatan sebagai berikut : 1. Melaksanakan pelayanan Gawat Darurat 2. Melaksanakan pelayanan Rawat Jalan 3. Melaksanakan pelayanan Rawat Inap 4. Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Dewasa dan Lanjut Usia 5. Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja 6. Melaksanakan pelayanan Gangguan Mental Organik dan NAPZA 7. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi 8. Melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa Kemasyarakatan 9. Melaksanakan pelayanan Gigi dan Mulut 10. Melaksanakan pelayanan Psikologi 11. Melaksanakan pelayanan Radiologi 12. Melaksanakan pelayanan HIV / AIDS 13. Melaksanakan pelayanan Syaraf 14. Melaksanakan pelayanan Penyakit Dalam 15. Melaksanakan pelayanan Penyakit Kulit Kelamin 16. Melaksanakan pelayanan Obstetri dan Ginekologi (kebidanan 17. Melaksanakan pelayanan Penyakit Mata 18. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Napza 19. Melaksanakan pelayanan Rehabilitasi Medis 20. Melaksanakan pelayanan Konsultasi Gizi 21. Melaksanakan pelayanan Laboratorium 22. Melaksanakan pelayanan Farmasi 23. Melaksanakan pelayanan Gizi
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
11
2.1.2. Sumber Daya Rumah Sakit Ernaldi Bahar 1. Sumber Daya Manusia Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh instansi/badan usaha, karena kinerja para pegawai akan menentukan tingkat kinerja instansi/badan usaha tersebut. Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan pada saat ini memiliki pegawai sebanyak 390 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar sudah berstatus PNS dan sisanya merupkan tenaga honor dan TKS. Dilihat dari kebutuhan dan standar tenaga kesehatan di rumah sakit, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar masih mengalami kekurangan terutama untuk tenaga dokter spesialis dan paramedis. Adapun rincian ketenagaan pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai berikut: Kualifikasi Sumber Daya Manusia RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Jabatan Struktural dan Golongan No. Uraian 1. Jabatan Struktural
2
3
4
Pejabat yang sudah memenuhi persyaratan kepangkatan Pejabat Struktural yang telah memenuhi persyaratan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Struktural PNS
Esselon II
Jumlah 1
Esselon III
8
Esselon IV
12
Esselon II
1
Esselon III
8
Esselon IV
12
Esselon II
1
Esselon III
6
Esselon IV
10
Golongan IV
16
Golongan III
200
Golongan II
83
Golongan I
3
5
Honorer
49
6
TKS
39
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
12
Kondisi Sumber Daya Manusia RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Pendidikan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
JENIS PENDIDIKAN Psikiater Spesialis Penyakit Dalam Spesialis Kandungan Spesialis Mata Spesialis Kulit dan Kelamin Spesialis Saraf Dokter Umum Dokter Gigi Magister Kesehatan Masyarakat Magister Adm.Publik Magister Kesejahteraan Sosial Sarjana Administrasi Sarjana Kesehatan Masyarakat Sarjana Ekonomi Sarjana Komputer/Sistem Informasi Psikolog Sarjana Pertanian Sarjana Psikologi Sarjana Ilmu Pemerintahan Sarjana Pendidikan Sarjana Farmasi/Apoteker Sarjana Tehnik Sarjana Hukum Sarjana Keperawatan Sarjana Gizi Sarjana Radiografer Akademi Keperawatan Akademi Keperawatan Gigi Akademi Bidan Akademi Gizi Akademi Farmasi Akademi Rekam Medis APRO AMRO AKFI Akademi Okupasi Terapi Akademi Terapi Wicara AMAK AKL ATEM
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
JUMLAH 2 2 1 1 1 1 29 3 5 3 1 5 33 7 6 5 1 3 1 1 3 1 1 54 2 1 55 2 8 7 11 2 2 2 2 1 1 7 7 1
KET
Honor 1 TKS 1, Honor 2 Honor 2, TKS 1 Honor 2, TKS 1
Honor 1, TKS 1 TKS 1
TKS 7 Honor 1 Honor 9, TKS 6 TKS 1 Honor 2
TKS 1 Honor 1 Honor 1 Honor 1 TKS 3
13
41 42 43 44 45 46 47
Sarjana Muda Administrasi Sarjana Komputer DIV Pekerja Sosial SPAG SMF SMAK / SMK / SMKK SMPS
2 5 5 1 7 2 2
48
SPK / SPR”A” / SPR”B”
12
49
D1 Kebidanan
1
50
SPRG
3
51
SMA / SMKK
53
Honor 16, TKS 13
52 53 54 55
STM KPAA SMP SD TOTAL
5 4 6 2 390
TKS 1
Honor 1, TKS 1
Honor 1
Honor 1
Honor 2 Honor 2
2. Kapasitas Tempat Tidur Berdasarkan Surat Keputusan Direktur No : 445 / 0059 / RSEB / 2013 Tentang Penetapan Kapasitas Tempat Tidur Ruang Rawat Inap RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, total kapasitas tempat tidur rumah sakit sebanyak 250 TT, dengan rincian sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Kelas VIP Kelas I Kelas II Kelas III
10 TT 21 TT 19 TT 200 TT
3. Aset yang dikelola Aset yang dikelola dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan jiwa mencakup seluruh Aset yang dimiliki oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar, baik berupa gedung pelayanan dan gedung kantor serta alat-alat kesehatan rumah sakit, dengan rincian sebagai berikut : I.
Bangunan Utama (1) Ruang Administrasi (2) Ruang Rawat Jalan : (a) Klinik tumbuh kembang anak dan remaja (b) Klinik jiwa dewasa (c) Klinik psikogeriatri (d) Klinik gangguan mental organik (e) Klinik psikologi (f) Klinik ketergantungan obat / NAPZA (g) Klinik spesialisasi lain
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
14
1. Poliklinik Gigi 2. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam 3. Poliklinik Spesialis Mata 4. Poliklinik Spesialis Syaraf 5. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin (3) Ruang Rekam Medik (4) UGD (5) Ruang Rawat Inap 250 TT (6) Ruang Rehabilitasi Mental & Sosial (7) Ruang Radiologi (8) Ruang Farmasi (9) Ruang Laboratorium (10) Ruang Komite Medik dan Komite Keperawatan (11) Dapur / Gizi II. Bangunan Penunjang 1. Ruang Generator Set 2. IPAL 3. Tempat Pembuangan Sampah sementara 4. Gudang Farmasi 5. Gudang Barang 6. Laundry 7. IPSRS / Bengkel 8. Ruang Perpustakaan 9. Ruang Diklat 10. Ruang Pertemuan 11. Tempat ibadah/Masjid III. Peralatan 1) Instalasi Gawat Darurat (a) Diagnostik Set (b) Alat fiksasi (c) Tabung Oxygen (d) Minor Surgery Set (e) Sterilisator (f) Vacuum Suction (g) Defribrilator (h) Resusitasi Set (i) Electrocardiography 2) Instalasi Rawat Jalan (a) ECG (b) ECT Kit (c) Perlengkapan diagnostik (d) Peralatan Fisioterapi (e) EEG Brain mapping 3) Alat Diagnostik (a) Psikometri RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
15
4)
5)
6) 7)
(b) Psikodiagnostik Elektromedik (a) EKG (b) EEG (c) EEG Brain mapping Instalasi Rawat Inap (a) Suction (b) Sterilizator (c) Electronic Convulsion Therapy (ECT) Instalasi Radiologi X-Ray Instalasi Laboratorium Peralatan Canggih : (a) Automatic Haematology Analyzer (b) Automatic Blood Chemistry Analyzer (c) ELISA automatic / semiautomatic Analyzer (d) Drug Monitor Peralatan Sedang : (a) Binocular Microscope (b) Sentrifuge (c) Autoclave Peralatan Sederhana : (a) Rak dan Tabung LED (b) Haemotology Cell Counter (c) Hb meter + Pipet eritrosit + pipet leukosit + bilik kantong (d) Glucose meter
8)
Ruang Isolasi Jiwa APD untuk petugas kesehatan : Masker, Sepatu Boots, Gaun / Sarung tangan / Kaos kaki disposable, Kaca mata goggles, tutup wajah, apron).
Peralatan untuk pasien : (a) Termometer (b) Stetoscope (c) Sphygmomanometer (d) Tourniquet (e) IV Set (f) Pole (g) Basin (h) Mobile Screen (i) Bedpan (j) Bed linen 9)
Instalasi Rehabilitasi Medik (a) Exercises Treadmill
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
16
(b) (c) (d) (e)
Static Bicycle / Ergocycle Shortwave Diathermy Infrared Nebulizer
10) Instalasi Rehabilitasi Mental (a) Alat Olah Raga (e) Alat Pertukangan (b) Alat Musik (f) Alat Melukis (c) Alat Tata Boga (g) Alat Pertamanan / Pertanian (d) Alat Tata Busana (h) Alat Perikanan 2.2.
Evaluasi Pencapaian Program Tahun Lalu Seperti telah disampaikan terdahulu, bahwa untuk mengukur keberhasilan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah ditentukan indikator kinerja sebagai ukurannya. Setiap tahun juga sudah ditentukan target capaian untuk masing-masing indikator tersebut. Terkait dengan evaluasi pencapian program, maka indikator-indikator kinerja tersebut akan dilihat capaiannya masing-masing. Adapun capaian dari masing-maisng indikator kinerja tersebut sepanjang tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut : a.
Kunjungan Pasien Rawat Jalan Kunjungan pasien rawat jalan pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar dari tahun ke tahun cenderung menglmi peningkatan. Kunjungan rawat jalan ini merupakan pasien yang memanfaatkan pelayanan pada poli rawat jalan yang ada di rumah sakit, termasuk untuk poli umum dan poli spesialis pada rumah sakit. Berdasarkan jenis pasien rawat jalan, pada tahun 2014 terjadi peningkatan kunjungan pasien baru sebanyak 4.895 orang seiring dengan meningkatnya pemanfaatan pelayanan rumah sakit Ernaldi Bahar untuk pasien umum, tidak hanya pasien gangguan jiwa. Sementara untuk kunjungan pasien lama pada tahun 2014 mencapai 34.803 orang, menglami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 38.565 orang. Rata-rata kunjungan rawat jalan perharinya mencapai 130 orang. Kunjungan pasien rawat jalan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
17
Tabel 2. Kunjungan Pasien Rawat Jalan RS. Ernaldi Bahar Tahun 2009 - 2014
Kunjungan Pasien Rawat Jalan
No
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
2014
1.
Pasien Baru
2.785
2.017
1.957
2.049
2.643
4.895
2.
Pasien Lama
33.296
33.140
36.881
35.488
38.565
34.803
3.
Jumlah Kunjungan
36.081
35.157
38.838
37.537
41.208
39.699
4.
Rata-rata Kunjungan Poli
122
202
127
123
137
130
Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014
Berdasarkan cara pembayaran pasien yang datang ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada poli Rawat Jalan sebagian besar merupakan pasien yang ditanggung melalui program Jamkesmas (BPJS) dan program Jamsoskes Sumsel Semesta. Pada tahun 2014, jumlah pasien yang ditanggung oleh kedua program tersebut mencapai 48,57% dari total pasien rawat jalan. Rincian gambaran pasien rawat jalan menurut cara pembayaran dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Distribusi Pasien Rawat Jalan RS. Ernaldi Bahar Menurut Cara Pembayaran Tahun 2009 – 2014
No
Cara Pembayaran
1.
Bayar Langsung (Umum)
2.
Askes Kesehatan ( BPJS )
3.
Jamkesmas
4.
Jamsoskes Sumsel Semesta
5.
Jamkesmas (PGOT)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
2014
12.781
11.649
11.256
10.724
10.497
8.854
2.636
3.035
3.208
2.842
2.809
11.707
11.873
13.172
12.061
11.379
7.595
1.144
8.174
9.762
11.874
14.014
20.307
17.994
617
465
439
387
183
275
Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014
Sementara pada Unit Gawat Daruarat (UGD) total pasien yang dilayani sepanjang tahun 2014 mencapai 3.366 orang dengan rincian sebanyak 867 merupakan pasien baru dan 2.499 merupakan pasien lama. Pasien lama merupakan pasien gangguan jiwa yang datang berobat kembali ke rumah sakit. Jumlah pasien yang dilayani melalui UGD dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
18
Tabel 4. Kunjungan Unit Gawat Darurat (UGD) RS. Ernaldi Bahar Tahun 2009 – 2014
Kunjungan Pasien Unit Gawat Darurat (UGD)
No
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
2014
1. Pasien Baru UGD 2. Pasien Lama UGD
843
969
1.016
936
923
867
1.689
1.953
2.396
2.496
2.508
2.499
3. Jumlah Kunjungan UGD
2.532
2.922
3.412
3.432
3.431
3.366
Sumber : Rekam Medik RS Erba Tahun 2014
b. Capaian Kinerja Rawat Inap Terkait dengan peningkatan capaian kinerja rumah sakit, maka selama tahun 2014 program yang dilaksanakan meliputi program peningkatan kualitas pelayanan kesehatan BLUD, program pengadaan sarana dan prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata, Program Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur,Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata. Untuk hasil pelayanan kesehatan rawat inap rumah sakit dapat dilihat dari beberapa capaian kinerja rumah sakit, seperti rata-rata penggunaan tempat tidur rumah sakit (Bed Occupancy rate/ BOR), rata-rata lama pasien dirawat inap (Length of Stay/LOS), Nett Death Rate (NDR), Bed Turn Over (BTO) dan lain sebagainya. Berikut adalah kinerja rawat inap Rumah Sakit Ernaldi Bahar berdasarkan beberapa indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh rumah sakit : Tabel 3.1 Capaian Kinerja Rawat Inap RS. Ernaldi Bahar Tahun 2014 Indikator Kinerja 1 2 3 4 5 6
Persentase BOR (Bed Occupancy Rate) Jumlah BTO (Bed Turn Over) Jumlah TOI(Turn Over Interval) Tingkat jumlah NDR (Nett Death Rate) diatas 48 jam Tingkat LOS (Length Of Stay) Jumlah Pemeriksaan Psikologi
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
Tahun 2014 Satuan
Target
Realisasi
Capaian (%)
%
85
72,79
85,85
Kali/tahun
11
13,76
125,09
Hari
1
-8,42
Orang/1000 pasien Hari
0
0,01
31
25
80,65
Orang/tahun
1.026
690
67,25
19
7
Jumlah Kunjungan Rehabilitasi
Orang/tahun
25.645
27.887
108,74
Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
BOR (Bed Ocupancy Rate) atau persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Realisasi BOR pada tahun 2014 sebesar 72,79. Nilai ini didapatkan dengan perhitungan jumlah hari perawatan dengan membandingkan jumlah tempat tidur yang ada dalam jangka waktu satu tahun. Hasil yang dicapai pada Tahun 2014 ini belum dapat melampui target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun yang sama yaitu sebesar 85%. Berdasarkan grafik 3.1 dapat diketahui perbandingan persentase pencapaian indikator pada tahun 2013 dan tahun 2014. Persentase pencapaian indikator ini pada tahun 2014 baru sebesar 85,85%. Jika dibandingkan dengan hasil capaian yang diperoleh pada tahun 2013, terjadi peningkatan yang cukup signifikan, dimana capaian yang diperoleh tahun 2013 hanya sebesar 72,29% dan juga masih jauh berada di bawah dari target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2013 Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap RS. Ernaldi Bahar sebanyak 388 tempat tidur dan tahun 2014 terjadi pengurangan jumlah tempat tidur sehingga menjadi 250 tempat tidur. Menurunnya jumlah tempat tidur menyebabkan kenaikan BOR di rumah sakit. Tapi walaupun demikian BOR di rumah sakit masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Diharapkan sampai dengan akhir tahun pelaksanaan jangka menengah, realisasi BOR RS dapat mencapai target yang diharapkan. Ketidak capaian dari target yang diharapkan ini bukan merupakan penurunan mutu pelayanan Rumah Sakit melainkan disebabkan terjadi penumpukan pasien di kelas III khususnya pengguna program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dan Jamsoskes Sumsel Semesta. Usaha rumah sakit dalam mencapai target jangka menengah dengan menambah tempat tidur yang ada yang akan digunakan khusus bagi pasien kelas III dengan pelayanan BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial ) Kesehatan dan Jamsoskes serta dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam memamfaatkan pelayanan di RS Ernaldi Bahar. Melaksanakan promosi dan
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
20
pemberian informasi kepada pengguna pelayanan rawat inap tentang fasilitas yang ada di RS Ernaldi Bahar terutama tentang keunggulan pelayanan yang ada di kelas VIP, I dan II sehingga pasien yang dirawat inap akan terdistribusi secara merata. Pada tahun 2014, RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah melaksanakan Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan Medis dan Non Medis, dengan melaksanakan pembelian Tempat Tidur pasien guna mengganti tempat tidur yang lama. Ini diharapkan distribusi penempatan pasien di RS Ernaldi Bahar lebih baik, sehingga pasien bisa memilih ruangan perawatan tidak hanya di kelas III saja. Grafik 3.1 Perbandingan Capaian BOR Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018
2.
BTO (Bed Turn Over) Bed turn oveer atau rata-rata pemakaian tempat tidur yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Tahun 2014 BTO terealisasi sebesar 13,76 melampaui target yaitu 11 kali pertahun dengean persentase pencapaiannya sebesar 125,09%. Nilai ini didapatkan dengan perhitungan jumlah pasien yang keluar baik hidup atau mati dibandingkan dengan jumlah tempat tidur yang tersedia. Pencapaian realisasi ini hampir mendekati angka ideal BTO yaitu sebesar 10 – 11 kali pertahun. Pada grafik 3.2 dapat diketahui perbandingan antara realisasi BTO tahun 2013 dan Tahun 2014. Target BTO tahun 2013
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
21
sebesar 10 kali per tahun terealisasi sebesar 13,11 sehingga persentase capaian sebesar 131,1 %. BTO mengalami penurunan persentase capaian pada Tahun 2014 yaitu sebesar 125,09%. Pencapaian BTO RS. Ernaldi Bahar pada Tahun 20132014 terjadi penurunan yang relatif tidak banyak perubahan. Belum tercapainya angka ideal BTO rumah sakit bukan merupakan penurunan kinerja dari rumah sakit melainkan dikarenakan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 250 tempat tidur, selalu penuh bahkan melebihi kapasitas yang ada. Pada akhir RPJM diharapkan tingkat BTO di RS Ernaldi Bahar dapat mendekati nilai ideal sebesar 11 kali / tahun. Upaya RS Ernaldi Bahar dalam mencapai nilai ideal ini dengan terus mengupayakan penyebaran pasien di ruang-ruang perawatan, sehingga bukan hanya kelas III saja yang dipilih, tetapi kelas yang lain seperti VIP, Kelas I dan II dapat menjadi pilihan pasien dalam menjalani perawatan. Namun demikian pencapaian BTO dalam kurun waktu 20132014 masih tergolong ideal.
Grafik 3.2 Perbandingan Capaian BTO Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018
3.
TOI (Turn Over Interval) Turn Over Interval atau rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
22
hari. Nilai TOI RS Ernaldi Bahar pada tahun 2014 didapatkan nilai –8,42 dari target 1 hari. Pada Tahun 2013 dari target TOI yang ditetapkan sebesar 2 hari, didapatkan realisasi sebesar 19,28. Terjadi kenaikan TOI yang cukup signifikan pada tahun 2014 yang semakin mendekati angka ideal yaitu 1-3 hari. Perbandingan TOI tahun 2013 – 2014 dapat dilihat pada tabel 3.2. Nilai minus ini dikarenakan tidak meratanya penyebaran pasien di kelas-kelas perawatan inap. Hal ini terjadi karena tingginya pasien yang menggunakan program BPJS dan Jamsoskes Sumsel Semesta sehingga pasien lebih memilih perawatan kelas III. Agar TOI menjadi ideal dapat dilakukan upaya menambah kapasitas tempat tidur dikelas III. 4.
NDR (Net Death Rate) Net Death Rate yaitu angka kematian pasien > 48 jam perawatan di rumah sakit untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu layanan rumah sakit. NDR tahun 2013 terealisasi sebesar 0,02 dengan target sebesar 0 orang per tahun. NDR tahun 2014 terealisasi sebesar 0,01 dengan target yang ditetapkan sama seperti tahun sebelumnya yaitu sebesar 0 orang per tahun. Terjadi penurunan jumlah pasien mati yang semakin mendekati target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan kualitas pelayanan rumah sakit yang semakin bagus sehingga angka kematian pasien yang dirawat di RS. Ernaldi Bahar > 48 jam dapat diturunkan. Kematian pasien yang dirawat > 48 jam ini disebabkan bukan karena gangguan kejiwaannya, tetapi pasien telah mengalami gangguan kesehatan fisik saat pasien menjalani perawatan kejiwaannya. Terjadinya penurunan untuk angka NDR disebabkan kareana diagnosa medik dan keperawatan pasien tidak hanya untuk gangguan jiwa saja, tetapi didiagnosa juga keadaan fisik pasien, sehingga therapy yang diberikan tidak hanya untuk kesembuhan gangguan jiwanya saja tetapi pemulihan gangguan fisik juga. Dan diupayakan semua pasien yang dirawat dapat kelaur dari rumah sakit tanpa ada kejadian kematian pada pasien. Pada tahun mendatang untuk mencapai target NDR, pemeriksaan terhadap pasien yang akan dirawat akan lebih selektif guna menghindari kematian pasien saat dirawat.
5.
LOS (Length Of Stay) Length Of Stay yaitu lamanya seorang pasien dirawat dengan standar 30-52 hari, artinya lamanya perawatan seorang pasien yang dirawat inap selama 30 – 52 hari yang dikatakan baik.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
23
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Dari data yang diperoleh pada tahun 2013 didapatkan LOS 31 hari dari target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar 31 hari, dengan persentase tingkat capaian sebesar 103,33% sedangkan pada tahun 2014 didapatkan LOS 25 hari dari target yang ditetapkan sebesar 31 hari dengan tingkat capaian 80,65%. Terjadi penurunan LOS dari tahun 2013 ke tahun 2014. Meskipun terjadi penurunan LOS RS. Ernaldi Bahar pada tahun 2014 akan tetapi masih tergolong ideal, dari nilai ideal yaitu 3052 hari. Untuk mencapai target LOS RS. Ernaldi Bahar akan terus memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada pasien dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan pelayanan medik dan keperawatan yang lebih baik sehingga pasien dapat pulang dan kembali beraktivitas seperti biasa. Perbandingan LOS RS. Ernaldi Bahar Tahun 2013 – 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 3.3 Perbandingan Capaian BTO Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018
6.
Kunjungan Psikologi Kunjungan Psikologi di Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada tahun 2014 terealisasi sebanyak 690 orang/tahun dengan target yang telah ditetapkan sebesar 1.026 orang/tahun, persentasi capaian sebesar 67,25%. Angka capaian ini masih rendah dari target
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
24
yang diharapkan. Terjadi penurunan yang sangat signifikan dibandingkan Kunjungan psikologi tahun 2013 yaitu sebesar 1.267orang/tahun. Tingginya angka kunjungan psikologi pada tahun 2013 ini dikarenakan pada tahun 2013 ada pemilihan anggota calon legislatif yang salah satu syaratnya adalah harus mengikuti test psikologi, sehingga terjadi kenaikan yang sangat tajam di poli psikologi, selain itu salah satu penyebab rendahnya capaian tahun 2014 karena kurangnya sosialisasi keberadaan poli psikologi kepada masyarakat diana poli psikologi dapat digunakan sebagai sarana pengukuran untuk mengetahui minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Untuk mencapai target yang telah ditetapkan maka RS. Ernaldi Bahar akan menggiatkan penyebarluasan informasi tentang pelayanan psikologi yang ada di RS. Ernaldi bahar dan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk melakukan pemeriksaan psikologi terhadap karyawannya dan menetapkan pemeriksaan psikologi sebagai salah satu syarat untuk penerimaan karyawan baru. Perbandingan kunjungan psikologi tahun 2013-2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 3.4 Perbandingan Kunjungan Psikologi Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018
7.
Kunjungan Rehabilitasi Kunjungan rehabilitasi pada tahun 2014 realisasinya sebesar 27.887 orang per tahun, melampui target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebesar 25.645 orang per tahun dengan persentase capaian sebesar 108,74%. Mengalami peningkatan
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
25
dibandingkan tahun 2013 yaitu realisasi sebesar 19.043. Pada pelayanan ini diberikan pengetahuan dan keterampilan bagi pasien yang dirawat agar pasien tersebut setelah pulang mampu beraktivitas layaknya orang normal. Untuk meningkatkan realisasi kunjungan rehabilitasi RS. Ernaldi Bahar akan terus melengkapi sarana dan prasrana yang ada di unit rehabilitasi dan pasien akan lebih banyak dikirim ke unit rehabilitasi guna mendapatkan kegiatan rehabilitasi antara lain terapi gerak/olahraga, terapi kerja, terapi kelompok/permainan, terapi musi dan terapi religius. Grafik 3.5 Perbandingan Kunjungan Rehabilitasi Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018
Secara rinci perbandingan capaian sasaran strategis tahun 2013-2014 serta target yang ditetapkan pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.2 Capaian Tujuan 1 Tahun 2013, 2014 dan Target Tahun 2018 Realisasi 2013
2014
Target 2018
%
95%
72,79
72,79
% Capaian 2018 76,62
Kali/tahun
11
13,76
13,76
125,09
Jumlah TOI (Turn Over Interval)
Hari
3
-8,42
-8,42
0,01
0,01
30 1.426
25 6 90
25 6 90
83,33 48,39
7
Jumlah Kunjungan Rehabilitasi
Orang/ 1000 pasien Hari Orang/ tahun Orang/ tahun
0
5 6
Tingkat jumlah NDR (Nett Death Rate) diatas 48 jam Tingkat LOS (Length Of Stay) Jumlah Pemeriksaan Psikologi
26.045
27.887
27.887
107,07
Indikator Kinerja
Satuan
2
Persentase BOR (Bed Occupancy Ratio) Jumlah BTO (Bed Turn Over)
3 4
1
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
26
Dari tabel perbandingan antara capaian kinerja sampai dengan tahun 2014 terhadap target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra RS. Ernaldi Bahar pada tahun 2018, hanya terdapat 1 (satu) indikator yang sudah mencapai target renstra tahun 2018, yaitu kunjungan rehabilitasi. Sementara indikator lainnya optimis dapat mencapai target kinerja pada tahun 2018. Ini merupakan tantangan bagi RS. Ernaldi Bahar untuk selalu berupaya dalam meningkatkan kualitas pelayanannya. Damun demikian dapat dikatakan secara kurun waktu 2013-2014 secara umum pengelolaan rumah sakit masih terindikasi efisien. Hal ini terlihat bahwa capaian kinerja dari indikator-indikator yang digunakan tersebut masih tergolong capaiannya dalam kategori ideal. Faktor penyebab meningkat maupun menurunnya capaian dari target yang telah ditetapkan karena di RS. Ernaldi Bahar berlaku sistem rujukan berjenjang yang menyebabkan birokrasi semakin panjang. Strategi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan pencapaian target diatas adalah dengan cara : 1.
2. 3. 4.
Meningkatkan kualitas pelayanan dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas melalui pendidikan dan pelatihan baik petugas medis maupun paramedis Meningkatkan kuantitas tenaga, khususnya tenaga keperawatan Melengkapi alat-alat kedokteran yang canggih yang dapat menjadi pelayanan ungulan bagi rumah sakit. Aktif memasarkan rumah sakit baik dari segi pelayanan maupun dari jenis pelayanan yang dimiliki rumah sakit
c. Pelayanan Rehabilitasi NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) Dengan semakin meningkatnya penggunaan NAPZA, terutama pada kelompk usia remaja dan usia produktif, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan mempunyai fungsi untuk dapat memberikan pelayanan rehabilitasi bagi para pengguna NAPZA tersebut sehingga ketergantungan mereka terhadap penggunaan NAPZA dapat dihilangkan. Untuk hal tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah memiliki Klinik Methadone khusus untuk pengguna NAPZA yang terintegrasi dengan klinik VCT. Capaian, target dan persentase capaian indikator kinerja sasaran pada tujuan ketiga dapat dijelaskan sebagai berikut :
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
27
Tabel 3.5 Capaian Kinerja Pelayanan NAPZA RS. Ernaldi Bahar Tahun 2014 Indikator Kinerja 1 2
Jumlah kunjungan pengguna Narkoba yang memanfaatkan klinik Methadone Jumlah Pengguna Narkoba yang dirawat inap
Satuan kunjungan org/thn
Tahun 2014 Target Realisasi 225 432 285
356
% 192,00 124,91
Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Jumlah kunjungan pengguna Narkoba yang memanfaatkan klinik Methadone pada tahun 2014 realisasi mencapai 432 kunjungan melebihi dari target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebanyak 225 kunjungan, dengan persentase capaian kinerja sebesar 192%. Terjadi peningkatan dibandingkan angka kunjungan pada tahun 2013. Realisasi kunjungan pada tahun 2013 sebanyak 366 kunjungan dari target yang telah ditetapkan sebesar 310 kunjungan dengan persentase capaian sebesar 118,06%. Perbandingan antara kunjungan tahun 2013 dengan angka kunjungan tahun 2014 dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Peningkatan ini diharapkan karena semakin banyaknya pengguna narkoba yang berusaha melepaskan diri dari ketergantungan terhadap Narkoba. Rumah Sakit Ernaldi Bahar akan lebih banyak menginformasikan kepada masyarakat tentang klinik metadhone sebagai klinik pengobatan pecandu NAPZA. Selain itu RS. Ernaldi Bahar akan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang pelayanan tersebut.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
28
Grafik 3.6 Perbandingan Kunjungan Pengguna Narkoba Tahun 2013, 2014 Dan Target Tahun 2018
2.
Untuk jumlah penderita Narkoba yang dirawat inap pada tahun 2014 telah melampaui target yang ingin dicapai yaitu sebanyak 356 orang per tahun dari target yang ditetapkan pada awal tahun yaitu sebanyak 285 orang per tahun, dengan persentase capaian sebesar 124,91%. Peningkatan ini merupakan nilai yang baik dikarenakan telah semakin berkembangan ilmu pengetahuan dalam upaya pengurangan dampak dan ketergantungan dari Narkoba, dan semakin dikenalnya upaya detoksifikasi terhadap para pecandu narkoba. Bila dibandingkan dengan target RPJM 2018 diharapkan turun menjadi 245 orang per tahun. Target yang terus turun ini seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan klinik methadone. Penurunan ini diharapkan para pengguna narkoba hanya dengan rawat jalan tanpa harus di rawat inap, sehingga para pengguna narkoba masih bisa beraktifitas seperti biasa. Seiring dengan ditunjuknya RS Ernaldi Bahar sebagai pusat rujukan penderita narkoba, RS Ernaldi Bahar akan lebih memfokuskan dalam melengkapi sarana dan prasarana di ruang rawat inap rehabilitasi narkoba, seperti melengkapi alat – alat latihan musik, alat latihan olah raga dan lain – lain. Untuk meningkatkan pengetahuan paramedis yang berkecimpung di rehabilitasi narkoba, RS Ernaldi Bahar akan lebih banyak mengirimkan tenaga kesehatannya untuk memperdalam ilmu di bidang rehabilitasi terhadap pengguna narkoba di Rumah Sakit yang lebih dulu dalam hal rehabilitasi
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
29
narkoba tersebut. Pada tahun 2013 RS. Ernaldi Bahar belum menerima pasien rawat inap NAPZA. d. Tingkat Kepuasan Pasien dan Utilisasi Pelayanan Rumah Sakit Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan salah satu indikator penting untuk melihat kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Untuk melihat tingkat kepuasan masyarakat tersebut, Rumah Sakit Ernaldi Bahar melakukan survey pengumpulan data kepuasan pasien di rumah sakit. Indikator kinerja lainnya yan terkait dengan kualitas pelayanan adalah ketepatan waktu pelayanan pada Unit Gawat Darurat rumah sakit kurang dari 30 menit. Sebagian besar dari pasien yang dilayani oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan merupakan pasien yang ditanggung oleh Jamkesmas/BPJS dan Jamsoskes Sumsel Semesta. Jumlah pasien dari kedua program tersebut mencapai setengah lebih dari total jumlah pasien yang ada di rumah sakit. Capaian kinerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar terkait dengan kualitas pelayanan dan jumlah kunjungan pasien dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.7 Capaian Kinerja RS Ernaldi Bahar Tahun 2014 Indikator Kinerja 1 2 3 4 5
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan RS Ketepatan waktu pelayanan UGD < 30 menit Jumlah Kunjungan Pasien BPJS Jumlah Kunjungan Pasien Jamsoskes Sumsel Semesta Jumlah kunjungan pasien umum
Satuan %
Tahun 2014 Target Realisasi 70 78,59
% 112,27
%
70
org/thn
11.444
11.707
102,30
org/thn
20.000
16.519
82,60
org/thn
10.000
8.854
88,54
Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Capaian indikator Indeks / Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan RS pada tahun 2014 telah mencapai target yang diharapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 70% telah tercapai sebesar 78,59%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 112,27%. Pencapaian indikator ini menjadi pacuan dan acuan bagi RS Ernaldi Bahar agar lebih baik dalam pelayanan sehingga masyarakat sebagai pengguna layanan dapat lebih
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
30
merasa puas. Pada tahun 2013 telah ada Survey Kepuasan Masyarakat tapi belum bisa mendapatakan data yang akurat sehingga tidak bisa dijadikan bahan perbandingan dengan persentase capaian kinerja 2014. Untuk meningkatkan angka hasil survey kepuasan masyarakat, RS. Ernaldi Bahar akan berusaha lebih baik dalam hal pelayanan, mulai dari saat pasien datang sampai dengan pasien selesai pemeriksaan dalam hal ketepatan waktu maupun dalam hal pelayanan. Untuk itu RS. Ernaldi Bahar telah menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), sehingga pasien ulangan dalam hal pendaftaran tidak memerlukan waktu yang lama, karena semua data pasien telah tersimpan. Kedepannya RS. Ernaldi bahar akan lebih banyak membuat program yang mendukung pelayanan, mulai dari sistem pelayanan pada rekam medik dan farmasi. 2.
Ketepatan waktu pelayanan UGD < 30 menit pada tahun 2014 realisasi nya sebesar 27.887 orang per tahun, melampui target yang telah ditetapkan pada awal tahun yaitu sebesar 25.645 orang per tahun dengan persentase capaian sebesar 108,74%. Mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yaitu realisasi sebesar 19.043.
3.
Jumlah Kunjungan Pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan) tahun 2014 telah melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 11.707 orang per tahun, target yang ditetapkan sebesar 11.444 orang per tahun dengan persentase capaian kinerja sebesar 102,30%. Peningkatan ini menjadi indikator bahwa semakin banyaknya masyarakat yang memanfaatkan program BPJS sebagai fasilitas pengobatan di RS Ernaldi Bahar dan juga RS Ernaldi Bahar merupakan satu – satunya Rumah Sakit rujukan untuk kesehatan jiwa yang ada di Sumatera Selatan.
4.
Jumlah kunjungan Pasien Jamsoskes Kesehatan) Sumatera Selatan Semesta.
(Jaminan Sosial
Merupakan salah satu program prioritas dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Program ini diberikan kepada seluruh penduduk sumatera selatan yang belum memiliki jaminan atau asuransi kesehatan. Melalui pelaksanaan program ini diharapkan kendala masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena keterbatasan biaya tidak lagi terjadi karena semua pelayanan kesehatan sudah ditanggung oleh Pemerintah Daerah.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
31
Pada tahun 2014 jumlah kunjungan pasien Jamsoskes belum mencapai target yang diharapkan, dari target yang ditetapkan kunjungan sebanyak 20.000 orang per tahun terealisasi sebanyak 16.519 orang per tahun atau capaian kinerja mencapai 82,60%. Tidak tercapainya target ini tidak lantas menunjukkan pelayan RS. Ernaldi Bahar yang buruk melainkan dikarenakan kebanyakan pasien yang dahulunya sebagai peserta Jamsoskes Sumsel Semesta telah beralih ke program BPJS yang telah diluncurkan pemerintah tahun 2014. Dari grafik 3.7 diketahui terjadi penurunan yang sangat signifikan dari jumlah kunjungan peserta Jamsoskes tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Tahun 2013 realisasi kunjungan peserta Jamsoskes sebanyak 20.307 orang/tahun melampui target yang telah ditetapkan di awal tahun yaitu sebanyak 16.000 orang per tahun, dengan persentase capaian sebesar 126, 92%. 5.
Jumlah kunjungan pasien umum di RS Ernaldi Bahar tahun 2014 tidak mencapai target yang diharapkan, dari target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar 10.000 orang per tahun terealisasi sebesar 8.854 orang per tahun dengan persentase capaian sebesar 88,54%. Tidak tercapainya nilai ini dikarenakan pasien mulai beralih ke BPJS yang hanya membayar premi bulanan untuk dapat menjadi keanggotaan BPJS. Berdasarkan grafik 3.8 terjadi penurunan angka kunjungan pasien umum tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2013 angka kunjungan pasien umum sebanyak 10.497 orang pertahun. Untuk terus meningkatkan angka kunjungan RS Ernaldi Bahar akan terus memperbaiki sisi pelayanan dan sarana serta prasarana yang digunakan secara langsung kepada pasien, misalnya perbaikan ruangan perawatan, perbaikan peralatan penunjang serta menambah peralatan kesehatan yang belum ada. RS. Ernaldi Bahar akan lebih banyak melakukan sosialisasi dan pengenalan RS Ernaldi Bahar kepada masyarakat luas bahwa RS. Ernaldi Bahar tidak hanya untuk pasien yang mengalami gangguan kejiwaan saja tetapi juga untuk menganalisa minat dan bakat seseorang.
e. Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit Sebagai sarana pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Ernaldi Bahar juga tidak terlepas dari fungsi sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan. Hal ini telah dibuktikan dengan banyaknya kerjasamsa yang telah dilakukan oleh rumah sakit dengan instansi/lembaga pendidikan untuk mengirimkan anak didik mereka magang di Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Demikian juga untuk penelitian-penelitan oleh kalangan RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
32
mahasiswa sudah banyak dilakukan dengan difasilitasi oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Melalui pelaksanaan fungsi sebagai sarana pendidikan dan pelatihan, diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit secara tidak langsung, dimana pihak rumah sakit akan ikut belajar dari pihak-pihak lain. Adapun gambaran Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.9 Kondisi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Pada RS. Ernaldi Bahar Tahun 2014 Indikator Kinerja 1
Jumlah institusi Pendidikan yang melakukan Praktek Lapangan
2
Jumlah Mahasiswa yang melakukan penelitian
Satuan inst/thn org/thn
Tahun 2014 Target Realisasi 20 20 150
296
% 100,00 197,33
Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Jumlah Institusi Pendidikan yang Melakukan Praktek Lapangan di RS Ernaldi Bahar tahun 2014 sebanyak 20 institusi per tahun dari target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 20 institusi/tahun dengan persentase capaian 100%. Ini menjadi penilaian bahwa RS Ernaldi Bahar menjadi rujukan bagi institusi kesehatan untuk melakukan praktek lapangan di bidang kesehatan jiwa. Pada tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebanyak 15 institusi yang melakukan praktek, didapatkan realisasi sebanyak 10 institusi yang melakukan praktek lapangan di RS. Ernaldi Bahar, dengan persentase capaian sebesar 66,67%. Dari grafik 3.9 dapat dilihat kenaikan jumlah institusi yang melakukan praktek lapangan di RS. Ernaldi Bahar dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. RS. Ernaldi Bahar telah melaksanakan kerjasama dengan institusi-institusi kesehatan yang berada di Sumatera Selatan agar dapat melaksanakan praktek lapangan di RS. Ernaldi Bahar. Untuk menunjang kerjasama tersebut RS. Ernaldi Bahar telah melakukan perbaikan-perbaikan gedung sebagai sarana penunjang lahan praktek dan juga untuk mahasiswa yang berasal dari luar kota palembang disediakan asrama untuk menginap. Untuk tenaga pendidik RS. Ernaldi Bahar telah
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
33
melaksanakan pelatihan-pelatihan bagi karyawan RS, Ernaldi Bahar guna menambah ilmu dalam bidang kesehatan jiwa dan kegawatdaruratan. 2.
Jumlah Mahasiswa yang Melakukan Penelitian di RS Ernaldi Bahar pada tahun 2014 sebanyak 296 orang orang per tahunnya melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 150 orang per tahun, dengan persentase capaian 197,33%. Terjadi penurunan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013. Pada tahun 2013 jumlah mashasiswa yang melakukan penelitian sebanyak 1045 orang per tahun jauh diatas target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 170 orang per tahun, dengan persentase capaian 614,71%. Penurunan jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 dapat dilihat dari grafik 3.10 di bawah. Ini menjadi acuan bahwa RS Ernaldi Bahar menjadi pusat pendidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu kesehatan jiwa yang baik. Untuk kembali meningkatkan jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian di RS. Ernaldi Bahar akan terus dilakukan perbaikan sarana dan prasarana belajar di RS. Ernaldi Bahar seperti melengkapi referensi ataupun buku-buku mengenai ilmu kejiwaan.
2.2.8.3. Pembiayaan Kesehatan Dari sisi anggaran kesehatan untuk Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, dalam tiga tahun terakhir terlihat adanya fluktuasi anggaran yang diterima. Pada tahun anggaran 2013, total pendanaan yang diterima sebesar Rp. 16.838.570.000,00 dan kemudian meningkat menjadi Rp. 24.156.405.100,00 pada tahun anggaran 2014 serta pada tahun anggaran 2015 turun menjadi Rp. 17.148.615.000,00.
Sejak pertengahan tahun 2014, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) secara bertahap melalui Keputusan Gubernur Sumatera Selatan nomor 841/KPTS/BPKAD/2013. Dengan penerapan BLUD ini, Rumah Sakit memiliki keleluasaan untuk mengelola langsung pendapatan operasional rumah sakit dengan prinsip efektifitas dan efeisiensi serta akuntabilitas pengelolaan anggaran. Sementara tanggung jawab yang diterima oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar juga semakin bertambah karena dengan status BLUD karena harus dapat meningkatkan kinerja khususnya kinerja pelayanan kesehatan. Pada anggaran tahun 2015, penerimaan operasional rumah sakit ditargetkan mencapai 11 milyar rupiah
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
34
dan diharapkan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit.
Walaupun Rumah Sakit Ernaldi Bahar sudah menerapkan BLUD secara bertahap, alokasi anggaran dari APBD Provinsi Sumatera Selatan tetap sangat dibutuhkan. Anggaran APBD sangat dibutuhkan terutama untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui penambahan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan yang sesuai dengan standar rumah sakit khusus jiwa kelas A dan kebutuhan biaya untuk pemeliharaan rumah sakit (pemeliharaan gedung dan peralatan rumah sakit). Kondisi alat-alat kesehatan/kedokteran yang ada pada saat ini sudah berumur lama dan sudah sering mengalami kerusakan serta tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi kedokteran yang berkembang pesat.
2.2.
Identifikasi Isu-Isu Strategis Analisis isu – isu strategis terkait pelayanan kesehatan jiwa merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan pelayanan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan terutama yang berhubungan dengan kesehatan jiwa dan rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif). Sesuai dengan estimasi WHO, jumlah penderita gangguan jiwa akan semakin meningkat, dimana 1 dari 4 orang akan mengalami gangguan jiwa. Sementara itu jumlah pengguna NAPZA juga cenderung meningkat sehingga diperlukan upaya-upaya untuk bisa memutus mata rantai penggunaan NAPZA tersebut, termasuk upaya untuk menyembuhkan ketergantungan dari pengguna NAPZA. Dengan kondisi tersebut, maka fungsi dan perananan Rumah Sakit Ernaldi Bahar menjadi sangat penting sebagai rumah sakit yang menyediakan pelayanan kesehatan jiwa dan rehabilitasi NAPZA. Meningkatnya kesejahteraan penduduk yang ditandai dengan semakin tingginya penghasilan masyarakat juga berdampak terhadap permintaan pelayanan kesehatan. Peningkatan kondisi sosial ekonomi juga akan menimbulkan permintaan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan bermutu, terutama untuk kelompok masyarakat menengah ke atas. Rumah Sakit, khususnya Ernaldi Bahar sebagai rumah sakit pemerintah juga harus dapat memenuhi permintaan pasar ini sehingga masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dapat datang ke rumah sakit pemerintah. Sesuai dengan tugas dan fungsi RS. Ernaldi Bahar maka ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan dan bahkan diantisipasi agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan, adapun kondisi – kondisi yang perlu diperhatikan antara lain :
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
35
(a)
Aksesibilitas dan Peningkatan Pelayanan Bagi Masyarakat Miskin Dengan dijaminnya semua pembiayaan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui program BPJS dari Pemerintah Pusat dan Program Jamsoskes Sumsel Semesta dari Provinsi Sumatera Selatan maka rumah sakit diharapkan selalu memperbaiki prosedur dan administrasi dengan memberikan kemudahan akses mendapatkan semua pelayanan serta perbaikan sarana prasarana bagi masyarakat miskin khususnya dari seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Pada saat ini sebagian besar pasien Rumah Sakit Ernaldi Bahar merupakan pasien BPJS dan Jamsoskes Sumsel Semesta.
(b)
Tuntutan perbaikan layanan Meningkatnya tuntutan terhadap pelayanaan rumah sakit dan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, menuntut adanya perbaikan secara menyeluruh pada rumah sakit. Selain itu dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat yang menyebabkan permintaaan tehadap pelayanan kesehatan yang berkualitas juga semakin meningkat. Rumah Sakit Ernaldi Bahar perlu menyiapkan sumber daya manusia khususnya untuk tenaga fungsional medik, fungsional keperawatan dengan jumlah yang cukup dan berkualitas. Perbaikan kualitas pelayanan menjadi sangat penting untuk menghadapi persaingan dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, terutama fasilitas kesehatan swasta yang semakin bertambah serta dengan perubahan status Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Perbaikan pelayanan diharapkan dapat menangkap kelompok masyarakat menengha ke atas untuk mau datang memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah.
(c)
Peningkatan anggaran rumah sakit Dari sisi kebutuhan anggaran rumah sakit, terutama untuk biaya operasional, investasi dan pemeliharaan, maka dibutuhkan peningkatan dan penambahan anggaran rumah sakit. Dalam dua tahun terakhir anggaran yang tersedia untuk biaya investasi terutama untuk membeli alat-alat kesehatan sangat terbatas. Selain itu biaya pemeliharaan rumah sakit masih dirasakan kurang jika dibandingkan dengan aset yang dimiliki dan harus dipelihara oleh rumah sakit.
(d)
Penambahan sarana dan prasarana rumah sakit Penambahan sarana dan prasarana rumah sakit, terutama dalam bentuk penyediaan alat-alat kesehatan yang menunjang pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan. Cepatnya perkembangan teknologi kedokteran menyebabkan kebutuhan terhadap alat-alat kedokteran yang canggih juga meningkat. Ketersediaan sarana dan prasarana rumah sakit yang lengkap dan sesuai dengan standar pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
36
BAB III SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN PROGRAM DALAM RENSTRA-SKPD
3.1.
Sasaran dan Indikator Sasaran Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai. Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar menetapkan 3 (tiga) sasaran sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Rumah Sakit Ernaldi Bahar tahun 2013-2018 sebagai berikut : 1. Meningkatnya Pemanfaatan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Jiwa. 2. Meningkatnya Pelayanan Rehabilitasi NAPZA (Narkotika, dan Zat Adiktif Lainnya). 3. Meningkatnya Pemanfaatan Rumah Sakit untuk Pendidikan dan Pelatihan.
3.2.
Program Sesuai dengan kebutuhan, pada tahun 2016 dan mengacu kepada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan perubahannya, maka untuk tahun anggaran 2016 telah disusun sebanyak 6 program dan 41 kegiatan. Program yang disusun sesuai dengan program prioritas yang telah ditetapkan serta untuk mencapai indikator dan target program rumah sakit yang telah ditentukan. Total Belanja Langsung pada Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan yang diusulkan pada tahun anggaran 2016 melalui dana APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk pelaksanaan keseluruhan program dan kegiatan tersebut adalah sebesar Rp. 48.404.414.000,00.
Perhitungan anggaran tahun 2016 tersebut sudah didasarkan kepada usulan dan kebutuhan program dan kegiatan dari masing-masing bidang dan bagian yang ada di Rumah Sakit Ernaldi Bahar, terutama kebutuhan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi rumah sakit yaitu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Anggaran tersebut akan digunakan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Dari total anggaran tersebut RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
37
diatas, sebesar Rp. 13.000.000.000,00 merupakan anggaran yang akan diperoleh melalui pendapatan/penerimaan operasional Rumah Sakit Ernaldi Bahar dan akan dikelola melalui mekanisme PPK BLUD, sesuai dengan status Rumah Sakit Ernalsi Bahar.
Selain dari usulan anggaran melalui dana APBD Provinsi Sumatera Selatan diatas, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan juga telah mengusulkan anggaran melalui dana APBN melalui Kementrian Kesehatan RI, yaitu alokasi dana Tugas Pembantuan (TP) untuk Rumah Sakit pada tahun anggaran 2016 sebesar Rp. 10.141.056.000,00. Anggaran tersebut diusulkan untuk pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit terutama untuk memenuhi standar rumah sakit khusus jiwa kelas A dan pembangunan instalasi pengolahan limbah rumah sakit.
Sesuai dengan pagu indikatif tahun anggaran 2016, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar memperoleh alokai anggaran sebesar Rp. 20.240.000.000,00 yang terdiri dari Rp. 9.240.000.000,00 berasal dari pembiayaan APBD Provinsi Sumatera Selatan dan Rp. 11.000.000.000,00 berasal dari pendapatan operasional Rumah Sakit Ernaldi Bahar sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Alokasi anggaran yang berasal dari APBD Provinsi Sumatera Selatan jelas masih sangat kurang jika dibandingkan dengan total kebutuhan anggaran rumah sakit, terutama untuk pelaksanaan program Jamsoskes Sumsel Semesta dan kebutuhan akreditasi rumah sakit. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bahwa untuk pelayanan Jamsoskes di rumah sakit, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar tidak dapat melakukan klaim terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh sebab itu seharusnya kebutuhan anggaran untuk program Jamsoskes tersebut harus dianggarkan dalam APBD Provinsi Sumatera Selatan. Sementara untuk akreditasi rumah sakit, Rumah Sakit Ernaldi Bahar harus sudah melakukan penilaian akreditasi rumah sakit pada tahun 2016 ini, sesuai dengan batas waktu terakhir bagi rumah sakit untuk mendapatkan akreditasi rumah sakit sesuai dengan ketentuan dari Kementrian Kesehatan RI.
Berdasarkan data dalam dua tahun terakhir, rata-rata jumlah kunjungan pasien Jamsoskes di Rumah Sakit Ernaladi Bahar mencapai 17.500 kunjungan rawat jalan dan 1.150 pasien yang mendapatkan pelayanan rawat inap. Untuk pelaksanaan pelayanan bagi pasien Jamsoskes tersebut, minimal Rumah Sakit Ernaldi Bahar membutuhkan anggaran untuk penyediaan obat-obatan pasien, pemeriksaan penunjang medis yang dibutuhkan untuk mendukung diagnosis penyakit serta makan dan minum pasien yang mendapatkan pelayanan rawat inap. Adapun kebutuhan anggaran rata-rata pertahunnya untuk pasien Jamsoskes yang meliputi biaya obat-obatan, bahan kimia rumah sakit untuk pemeriksaaan penunjang medis dan makan minum pasien sebagai berikut :
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
38
1. Kebutuhan anggaran obat-obatan : PERHITUNGAN KEBUTUHAN ANGGARAN OBAT SELURUH PASIEN RS RAWAT JALAN
RAWAT INAP
KUNJUNGAN RATA-RATA PERIKSA TOTAL
40.881 200.000 8.176.200.000
LAMA HARI RAWAT PASIEN RATA-RATA PERIKSA TOTAL
30 3.000 2.000.000 6.000.000.000
SELURUH KEBUTUHAN PASIEN JAMSOSKES RAWAT JALAN
RAWAT INAP
14.176.200.000
KUNJUNGAN RATA-RATA OBAT TOTAL
18.500 200.000 3.700.000.000
PASIEN RATA-RATA OBAT TOTAL
1.200 2.000.000 2.400.000.000
SELURUH KEBUTUHAN
6.100.000.000
2. Kebutuhan anggaran bahan medis rumah sakit :
SELURUH PASIEN RS RAWAT JALAN
RAWAT INAP
PASIEN JAMSOSKES RAWAT JALAN
RAWAT INAP
KUNJUNGAN PREVALENS PERIKSA PENUNJANG RATA-RATA PASIEN PERIKSA RATA-RATA BIAYA JUMLAH LAMA HARI RAWAT PASIEN RATA-RATA BIAYA JUMLAH TOTAL BIAYA
30 3.000 800.000 2.400.000.000 6.079.290.000
KUNJUNGAN PREVALENS PERIKSA PENUNJANG RATA-RATA PASIEN PERIKSA RATA-RATA BIAYA TOTAL
18.500 30% 5.550 300.000 1.665.000.000
PASIEN RATA-RATA BIAYA TOTAL
1.200 900.000 1.080.000.000
SELURUH KEBUTUHAN
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
40.881 30% 12.264 300.000 3.679.290.000
2.745.000.000
39
Berdasarkan pagu indikatof Rumah Sakit Ernaldi Bahar semula terdiri dari 6 (enam) berubah menjadi 4 (empat) sebagai berikut :
anggaran tersebut, maka program prioritas pada tahun anggaran 2016 yang diusulkan program dan 41 (empat puluh satu) kegiatan program dan 12 (dua belas) kegiatan, yaitu
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Pengadaan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru/ Rumah Sakit Mata 4. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan BLUD 3.3.
Sasaran dan Indikator Sasaran Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 – 2018, ada 3 sasaran yang ingin dicapai dan telah dilengkapi dengan indikator beserta target untuk masingmasing sasaran tersebut. Pencapaian terhadap indikator sasaran telah dijabarkan menjadi target kinerja sasaran yang akan dicapai setiap tahunnya. Program dan kegiatan yang disusun pada tahun anggaran 2016 telah mengacu kepada upaya untuk mencapai target dari seluruh sasaran tersebut. Jika dilihat dari RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 – 2018, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar mempunyai tugas untuk menunjang tercapainya misi ketiga yaitu meningkatkan pemerataan yang berkeadilan dengan tujuan ketiga belas yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Walaupun mengalami penurunan alokasi anggaran yang sangat signifikan jika dibandingkan dari kebutuhan, Rumah Sakit Ernaldi Bahar tetap menyesuaikan sasaran dan indikator sasaran sesuai dengan Rencana Strrategis (Renstra) rumah sakit yang telah disusun dengan harapan dapat dicapai dengan baik dengan segala keterbatasan anggaran yang ada. Tetapi harus diakui bahwa keterbatasan anggaran ini akan menyebabkan Rumah Sakit Ernaldi Bahar sulit untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, terutama target untuk mendapatkan akreditasi pelayanan rumah sakit versi tahun 2012.
Sasaran dan indikator sasaran serta target yang ingin dicapai terkait dengan tugas pokok dan fungsi dari Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada tahun anggaran 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
40
Tabel 3.2. Sasaran, Indikator Sasaran, Target dan Program RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 RENCANA KINERJA RS. ERNALDI BAHAR TAHUN 2016 TARGET KINERJA INDIKATOR KINERJA SATUAN 2016
NO 1
6
1. Meningkatnya Pemanfaatan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Jiwa
7
1. BOR (Bed Occupancy Rate)
%
2. BTO (Bed Turn Over)
Kali
3. NDR (Nett Death Rate
Orang/1000
4. LOS (Length Of Stay)
Hari
5. Pasien dirawat ruang UPIP > 10 Hari 6. Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Rumah Sakit 7. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Jiwa 2. Meningkatnya Pelayanan 1. Jumlah Kunjungan Pengguna NAPZA Rehabilitasi NAPZA (Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya) 2. Jumlah Pengguna NAPZA yang di Rawat Inap
Orang % Kunjungan Kunjungan Orang
10
PROGRAM 14
80% 1.1 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan BLUD 11 0 1.2 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur 30 1.3 Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru0 Paru/Rumah Sakit Mata 81% 1.4 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata 40.881 916 2.1 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan BLUD 452 2.2 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur 2.3 Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata 2.4 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur
3. Meningkatnya Pemanfaatan Rumah Sakit untuk Pendidikan dan Pelatihan
1. Jumlah Institusi Pendidikan yang Melakukan Praktek
Institusi
2. Jumlah Mahasiswa yang Melakukan Penelitian
Orang
20 3.1 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan BLUD 170 3.2 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur 3.3 Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur 3.4 Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata
Selain dari pencapapain indikator sasaran diatas, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya tersebut juga harus mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI sebagai kementrian teknis yang melakukan pembinaan terhadap rumah sakit. Salah satu ketentuan yang ada terkait dengan operasional rumah sakit adalah keharusan rumah sakit untuk melakukan akreditasi pelayanan rumah sakit, sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes RI) nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit, termasuk juga penilaian ulang terhadap klasifikasi rumah sakit yang ada pada saat ini. Jika rumah sakit tidak dapat memenuhi persyaratan klasifikasi sesuai dengan kelasnya, maka resikonya adalah akan dilakukan penurunan kelas rumah sakit tersebut. Penurunan kerlas rumah sakit juga kan berdampak terhadap penerimaan rumah sakit karena klaim BPJS yang akan diterima juga akan berkurang. Sementara untuk akreditasi rumah sakit yang akan dilakukan adalah akreditasi nasional versi tahun 2012.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
41
Sampai dengan tahun 2015, Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan belum melakukan penilaian akreditasi rumah sakit versi 2012 tersebut. Beberapa upaya untuk persiapan akreditasi rumah sakit tersebut sudah mulai dilaksanakan, terutama penyusunan dokumen akreditasi. Kementrian Kesehatan RI mewajibkan untuk seluruh rumah sakit mendapatkan akreditasi rumah sakit sampai dengan tahun 2016. Akreditasi rumah sakit ini merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk perpanjangan izin operasional dan perubahan kelas rumah sakit serta perpanjangan kerjasama dengan BPJS. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah memasukkan kegiatan akreditasi rumah sakit ini sebagai salah satu kegiatan prioritas pada tahun 2016. Program dan kegiatan yang dibutuhkan untuk akreditasi rumah sakit tersebut telah disinkronkan dan diusulkan dalam rencana kerja rumah sakit tahun anggaran 2016. Program dan kegiatan yang diusulkan selain bertujuan untuk mencapai target sasaran dalan rencana strategis juga bertujuan untuk menunjang akreditasi Rumah Sakit Ernaldi Bahar. Berdasarkan pengalaman dari beberapa rumah sakit, untuk mendapatkan akreditasi tersebut membutuhkan waktu persiapan yang cukup panjang serta adanya komitmen dari seluruh stakeholders rumah sakit untuk mendukung tercapainya akreditasi tersebut.
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
42
BAB IV KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
4.1.
Rencana Program Mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka berdasarkan kategori Fungsi, maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 adalah sebagai berikut : 1.
2.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Penyediaan jasa surat menyurat Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa administrasi keuangan Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan jasa pendukung administrasi teknis/perkantoran
7)
Penyediaan jasa tutor SKJ
8)
Koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah, ke luar daerah an luar negeri
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1)
3.
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru/Rumah Sakit Mata 1) 2)
4.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Pengadaan obat-obatan rumah sakit Pengadaan makan minum pasien
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan BLUD 1) Penyediaan pelayanan kesehatan BLUD
4.2
Indikator Kinerja Indikator kinerja dari setiap program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 pada Rumah Sakit Ernladi Bahar Provinsi Sumatera Selatan adalah menyangkut indikator keluaran dan hasil. Indikator keluaran akan diperoleh langsung setelah kegiatan tersebut telah berhasil dilaksanakan. Sementara indikator hasil diperoleh setelah berfungsinya output dari kegiatan tersebut. Target indikator hasil untuk Rumah Sakit
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
43
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan telah disesuaikan dengan indikator dan target yang terdapat dalam rencana strategis (renstra) Rumah Sakit Ernaldi Bahar tahun 2013 – 2018. Detail dan rincian dari indikator dan target kinerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan untuk tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran dari Rencana Kerja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2016.
NO 1 01
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
2 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 01
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Output
Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik
Output
360
Paket
2 3.
Jumlah Surat yang terkirim Jumlah biaya kotak pos rumah sakit Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran
600 12 100
Paket Bulan %
1
Jumlah rekening Telpon yang terbayar Jumlah rekening Air PAM yang terbayar Jumlah rekening Listrik yang terbayar Jumlah rekening internet yang terbayar Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran Jumlah tenaga pengelola keuangan yang terbayar honornya per bulan
5
Rekening
1
Rekening
1
Rekening
2
4 Outcome Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Output Outcome
04
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran Jumlah lat tulis kantor untuk rumah sakit yang tersedia Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran Jumlah barang cetakan dan penggandaan bagi Rumah Sakit yang tersedia (formulir, blanko, buku, kartu) Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran
Output Outcome
05
Penyedian Barang Cetakan dan Penggandaan
Output
Outcome 06
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam Daerah, Luar Daerah dan Luar Negeri
Output
1
Outcome 07
Penyediaan Jasa Pendukung Administrasi Teknis/Perkantoran
Output
Outcome
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
4
Jumlah pengadaan materai
3
03
3
1
Outcome 02
TARGET
1
1 100 16
Rekening % Orang
100
%
125
Jenis
100
%
114
Eks
100
%
Frekuensi perjalanan dinas dalam daerah dan luar daerah yang dilaksanakan oleh rumah sakit
468
OT
Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran
100
%
Jumlah tenaga honorer yang mendukung tugas-tugas rumah sakit (tenaga medis dan non medis) Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran
50
100
Orang
%
44
08
Penyediaan Jasa Tutor SKJ
Output
1
Outcome
02
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Output
Jumlah gedung kantor yang mendapatkan pemeliharaan rutin/berkala Terpenuhinya Sarana dan Prasarana perkantoran dalam mendukung kelancaraan penyelenggaraan tugas pokok rumah sakit
Outcome
Kali
100
%
18
80
Unit
%
PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT 1
2
Pengadaan ObatObatan Rumah Sakit
Biaya Makan Minum Pasien Rumah Sakit
Output
Jumlah obat-obatan pasien rumah sakit yang tersedia (obat psikotropika dan non psikotropika)
Output Outcome
1
Jumlah porsi makanan dan minuman untuk pasien rumah sakit BOR (Bed Occupancy Rate)
2
20 20
196.150
Psikotropi ka Non Psikotropi ka Porsi
80
%
BTO (Bed Turn Over)
11
Kali
3
LOS (Length Of Stay)
30
Hari
4
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Jiwa Jumlah Kunjungan Pengguna NAPZA
40.881
452
7
Jumlah Pengguna NAPZA yang di Rawat Inap Pasien dirawat ruang UPIP > 10 Hari
8
Nett Death Rate (NDR)
9
Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Rumah Sakit
5 6
38
44
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 1
26
Frekuensi pelaksanaan kegiatan SKJ setiap hari Jum'at di rumah sakit Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran
916
Kunjunga n Kunjunga n Orang
0
Orang
0
Orang/ 1000 %
81
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN BLUD 1
Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
Output
Outcome
Jumlah kegiatan pelayanan kesehatan BLUD yang dilaksanakan oleh rumah sakit
Kegiatan
1
BOR (Bed Occupancy Rate)
80
%
2
BTO (Bed Turn Over)
11
Kali
3 4
LOS (Length Of Stay) Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Jiwa Jumlah Kunjungan Pengguna NAPZA
30 40.881
Jumlah Pengguna NAPZA yang di Rawat Inap Pasien dirawat ruang UPIP > 10 Hari
452
5 6 7 8
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
1
Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Rumah Sakit
916
0 81
Hari Kunjunga n Kunjunga n Orang Orang %
45
9 10 11
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
Jumlah Institusi Pendidikan yang Melakukan Praktek Jumlah Mahasiswa yang Melakukan Penelitian Nett Death Rate (NDR)
20 170 0
Institusi Orang Orang/ 1000
46
BAB V PENUTUP
Dengan ridha dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana Kerja (Renja) Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2016 dapat disusun. Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada RPJMD, Renstra Rumah Sakit Ernaldi Bahar tahun 2013 - 2018, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari setiap bidang/bagian rumah sakit Ernaldi Bahar. RenjaSKPD ini memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta menunjukkan prakiraan maju.
Renja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya-upaya yang dilakukan oleh rumah sakit dalam kurun waktu satu tahun, yaitu pada tahun 2016. Penyusunan Renja ini dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan Rumah Sakit Ernaldi Bahar pada akhir tahun anggaran.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Renja ini disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Tentunya Renja Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun anggaran 2016 ini dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur kesehatan di lingkungan Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Penerapan nilai-nilai yang dianut dan dijunjung tinggi oleh Rumah Sakit, diharapkan dapat memacu semangat aparat/pegawai dilingkungan Rumah Sakit Ernaldi Bahar dalam pelaksanaan Renja ini.
Palembang,
Mei 2015
RS. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan Direktur,
Dr. Hj. Yumidiansi F, M.Kes NIP. 196606151996032001
RENJA RS. ERNALDI BAHAR 2016
47