BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Informasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi suatu organisasi, salah satunya adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu lembaga pelayanan yang kompleks yang membutuhkan informasi secara cepat, tepat dan akurat (Sitepu, 2005). Pemberian pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas sangat bergantung pada akses informasi yang tepat waktu, akurat dan komprehensif (Elena & Dobrica, 2009). Informasi diperoleh dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya. Informasi menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil sebuah keputusan (Mardi, 2013). Informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dapat diperoleh melalui sistem informasi (Riana, 2006). Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan, memproses dan menyimpan data (Mardi, 2013). Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya yaitu aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing) dan keluaran (output) (Pucket, 2004). Masukan berperan dalam pengumpulan data mentah, pemrosesan berperan dalam konversi data menjadi informasi yang memiliki arti. Keluaran dimaksudkan untuk mentransfer informasi yang telah diproses kepada pihak atau aktivitas yang menggunakan. Ketiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan rumah sakit dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan serta untuk pengambilan keputusan (Anggadini, 2013). Dokumentasi adalah adalah satu bagian dalam sistem informasi di bidang kesehatan. Dokumentasi merupakan bukti adanya proses pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan karena didalamnya terdapat data-data pasien. Sebagai sistem informasi, dokumentasi berguna sebagai alat komunikasi, dasar terapi, masukan penyusunan laporan epidemiologi, informasi manajemen rumah sakit, masukan perhitungan biaya pelayanan dan dapat digunakan sebagai bahan 1
2
penelitian (Wildan & Hidayat, 2008). Dokumentasi sangat penting untuk keselamatan
pasien,
menyediakan
pelayanan
yang
berkelanjutan,
mengkoordinasikan terapi dan dalam evaluasi outcome pasien (Lövestam et al., 2013). Pelayanan gizi adalah salah satu pelayanan di rumah sakit yang membutuhkan sistem informasi dalam mendukung dokumentasi proses asuhan gizi atau Nutrition Care Process. Nutrition Care Process dilakukan pada pasien yang meresiko malnutrisi, sudah mengalami malnutrisi atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Kegiatan Nutrition Care Process ini terdiri dari empat langkah sistematis antara lain pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring & evaluasi gizi (Lacey & Pritchett, 2003). Nutrition Care Process ini melibatkan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan dokumentasi data yang mampu menghasilkan informasi yang penting bagi ahli gizi. Penggunaan sistem informasi dibidang gizi sangat bermanfaat karena setiap hari ahli gizi mengelola sejumlah besar informasi gizi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (Charney, 2009). Informasi gizi diperoleh dengan memproses beberapa data, misalnya pada langkah pengkajian gizi antara lain data antropometri, data biokimia, data fisik klinis dan data dietary pasien. Proses tersebut antara lain penyusunan, pengelompokan, perhitungan, peringkasan dan penyimpanan. Implementasi sistem informasi di bidang gizi diharapkan dapat menghasilkan informasi yang tepat, benar dan berkualitas (Pucket, 2004). Kegiatan Nutritional Care Process yang dilakukan oleh ahli gizi dalam menghasilkan suatu informasi gizi pada praktiknya menemui beberapa kendala. Salah satu kendala implementasi NCP adalah membutuhkan banyak waktu (Kim et al., 2013). Penelitian tentang implementasi NCP yang dilakukan di RS Hasan Sadikin Bandung menyebutkan bahwa dokumentasi pengkajian dan diagnosa gizi tidak lengkap karena ahli gizi ingin menghemat waktu (Utami, 2011). Penelitian lain menyebutkan bahwa dalam kegiatan NCP ahli gizi melakukan perhitungan kebutuhan zat gizi pasien secara manual. Pada beberapa kasus, hal ini merupakan kegiatan yang memakan waktu sehingga tidak dilakukan karena kurangnya jumlah ahli gizi (Skouroliakou et al., 2009). Hal ini sejalan pada penelitian yang
3
dilakukan oleh Murtiningsih (2013) di RSUD dr. R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yang menyebutkan bahwa kegiatan menghitung kebutuhan gizi masih belum dilakukan oleh petugas sebesar 39,3% menyebabkan diet tidak sesuai dengan kebutuhan pasien. Berdasarkan kendala-kendala tersebut penggunaan sistem komputer diharapkan mampu untuk mengatasinya. Sistem elektronik mampu meningkatkan kualitas pelayanan dengan meningkatkan keakuratan dan kelengkapan dokumentasi (Lau et al., 2010). Sistem informasi baik secara manual maupun dengan komputer harus mampu menyediakan informasi yang berkualitas. Kualitas informasi dapat diukur melalui beberapa dimensi diantaranya accuracy, timeliness, completeness (Miller, 1996). Beberapa penelitian menunjukkan kualitas informasi yang dihasilkan sistem komputer dalam dimensi kecepatan, akurasi dan kelengkapan. Dari dimensi kecepatan, sistem komputer dinilai lebih cepat dibandingkan dengan sistem manual. Penelitian yang dilakukan Skouroliakou et al. (2009) menyebutkan bahwa penggunaan sistem komputer mampu menurunkan waktu untuk melakukan perhitungan kebutuhan pasien dan merancang menu pasien sebesar 68% dibandingkan dengan sistem manual. Sejalan dengan hasil tersebut Rossi et al. (2014) juga menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan ahli gizi untuk dokumentasi NCP dengan sistem komputer lebih cepat 13 menit dibandingkan dengan sistem kertas.
Dari dimensi akurasi pengolahan data melalui sistem
manual dinilai lebih rendah karena rentan untuk terjadi kesalahan. Skouroliakou et al. (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sistem komputer mampu menurunkan kesalahan sebesar 88% dibadingkan dengan sistem manual. Kesalahan ini antara lain kesalahan dalam pemilihan makanan pasien, kesalahan saat pencatatan data pasien dan kesalahan dalam perhitungan kebutuhan pasien. Dari segi kelengkapan sistem komputer dinilai lebih lengkap 3,7% dibandingkan dengan sistem kertas atau manual (Wang et al., 2013). Penelitian lain yang dilakukan oleh Jang et al. (2013) juga menyatakan bahwa dokumentasi dengan sistem komputer lebih lengkap 3,15% dibandingkan dengan sistem kertas. Sistem informasi berbasis komputer dapat dilakukan oleh suatu aplikasi yang mampu
mengelola
dan
memproses
data
untuk
menghasilkan
dan
4
mendokumentasikan informasi. Dokumentasi elektronik dilakukan dengan sebuah aplikasi bernama NCP Elektronik. NCP Elektronik merupakan suatu aplikasi berbasis
komputer
yang
mampu
melakukan
pengolahan
data
dan
pendokumentasian informasi gizi. Aplikasi ini dapat membantu ahli gizi dalam melakukan proses dokumentasi semua tahapan NCP, mampu melakukan perhitungan secara otomatis dan menyediakan International Dietetic and Nutrition Terminology (IDNT) atau bahasa standar gizi secara elektronik untuk melakukan diagnosis gizi. Penggunaan aplikasi NCP elektronik ini diharapkan mampu membantu pekerjaan ahi gizi agar lebih mudah, cepat serta akurat. Aplikasi ini masih berada dalam tahap pengembangan sehingga membutuhkan suatu uji coba. Tujuan dari uji coba adalah untuk mengetahui apakah ada kesalahan pada aplikasi untuk selanjutnya diperbaiki sebelum digunakan dan disebar secara luas (Gardner-Cardani et al., 2007). Uji coba NCP elektronik dilakukan pada ahli gizi rawat inap bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Rumah Sakit ini digunakan sebagai tempat penelitian karena dalam pelaksanaan asuhan gizi sehari-hari sudah menerapkan asuhan gizi berbasis NCP. Penelitian ini dilakukan dengan mendokumentasikan asuhan gizi pasien rawat inap dewasa dengan penyakit Diabetes Mellitus (DM) tipe II. Penyakit Diabetes Mellitus dipilih dalam penelitian ini karena pasien dengan penyakit tersebut memiliki resiko untuk mengalami malnutrisi yang membutuhkan proses NCP lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dokumentasi NCP manual dengan elektronik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Apakah dokumentasi NCP Elektronik mampu menurunkan lama waktu dokumentasi di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang? b. Apakah dokumentasi NCP elektronik mampu meningkatkan kelengkapan dokumentasi di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang?
5
c. Apakah dokumentasi NCP elektronik mampu menurunkan kesalahan perhitungan dokumentasi di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang?
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Mengetahui perbedaan dokumentasi NCP manual dengan elektronik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
2.
Tujuan Khusus a. Mengetahui lama waktu dokumentasi NCP manual dan elektronik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. b. Mengetahui kelengkapan dokumentasi NCP manual dan elektronik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. c. Mengetahui kesalahan perhitungan dokumentasi NCP manual dan elektronik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. d. Mengetahui perbedaan lama waktu dokumentasi NCP manual dengan Elektronik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. e. Mengetahui perbedaan kelengkapan dokumentasi NCP manual dengan Elektronik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. f. Mengetahui kesalahan perhitungan dokumentasi NCP manual dengan elektronik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
D. Manfaat Penelitian 1. Dapat menjadi masukan bagi Rumah Sakit tentang penggunaan sistem komputer yang dapat membantu mempermudah proses pengolahan dan pendokumentasian informasi gizi 2. Menjadi masukan bagi ahli gizi tentang penggunaan teknologi komputer yang dapat membantu proses asuhan gizi 3. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi pengembang aplikasi NCP elektronik tentang efisiensi penggunaan NCP elektronik
6
E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti dan Tahun (Rossi et al., 2014)
Judul Penelitian
Jenis Hasil Penelitian Signifikan pada lama waktu Implementation of Nutrition Cohort, dengan Care Process and Longitudinal 1 pendokumentasian electronic based lebih cepat 13 International Dietetics and tahun menit dibanding paper based Nutrition Terminology in a Single-Center Hemodialysis Unit : Comparing Paper vs Electronic Records (Skouroliakou The Development and Cohort 1 bulan Terdapat hasil signifikan pada et al., 2009) waktu yang dibutuhkan dalam Implementation of a Software menyalin data dari medical dan Tool and its Effect on Quality dietary record, untuk Provided Clinical mutrition menghitung kebutuhan pasien, Therapy in Hospitalized mendesain menu. Patients (Roukema et Paper versus Computer: Experimental Terdapat penurunan waktu 25 al., 2006) menit menjadi kurang dari 15 Feasibility of an Electronic menit untuk waktu entry Medical Record in General dengan sistem komputer. Pediatrics.
Persamaan
Perbedaan
Variabel independen, variabel dependen : lama waktu pendokumentasian
Variabel dependen, rancangan penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian
Variabel dependen : Variabel independen, lama waktu dan subjek penelitian, jumlah kesalahan variabel dependen : lama rawat pasien,
Variabel dependen, Variabel independen, lama waktu, subjek penelitian, rancangan penelitian tempat penelitian, variabel dependen : kepuasan dan keseragaman dokumentasi