I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang
kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Salah satu tujuan penyelengaraan pariwisata adalah untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat. Hal ini didukung dengan GBHN 1993, yang menyatakan bahwa pembangunan pariwisata diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakan kegiatan ekonomi termasuk sektor-sektor lain yang terkait sehingga pendapatan masyarakat, daerah dan devisa negara akan meningkat. Pembangunan pariwisata ditunjukkan oleh adanya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dalam negeri. Berdasarkan Tabel 1, peningkatan jumlah wisatawan nusantara dari tahun 2001-2008 rata-rata 1,69 persen per tahunnya. Sedangkan, kontribusi peningkatan pariwisata terhadap pembangunan ekonomi negara dibuktikan oleh adanya peningkatan pada total pengeluaran wisatawan dalam negeri yaitu sekitar 11,43 persen. Statistik perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun 2001-2008 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun 2001-2008 Tahun
Jumlah Wisatawan Nusantara
Total Pengeluaran (%) (Rp Triliun)
(000 orang)
(%)
2001
103.884
-
58,71
-
2002
105.379
1,44
68,82
17,22
2003
110.030
4,41
70,87
2,79
2004
111.353
1,20
71,70
1,17
2005
112.701
0,82
74,72
4,20
2006
114.270
1,39
88,21
18,05
2007
115.335
0,93
108,96
23,52
2008
117.213
1,63
123,17
13,04
Rata-rata
1,69
Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan (2009)
11,43
Peningkatan frekuensi pengambilan keputusan dan kepuasan konsumen merupakan gejala yang berdampak positif bagi suatu usaha, akan tetapi adanya perkembangan objek wisata lainnya dapat menyebabkan persaingan dalam menarik konsumen yang semakin tinggi. Pada Tabel 2, dapat dilihat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke objek wisata yang ada di Bogor. Tabel 2. Data Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Objek Wisata di Daerah Bogor pada Tahun 2007-2008 Objek Wisata
Kunjungan wisatawan nusantara
Persentase
2007
2008
(%)
Kebun Raya Bogor
903.914
781.623
-13,5
Taman Safari
690.945
613.791
-11,1
Curug Cilember
109.711
124.362
13,3
Taman Wisata Mekarsari
166.693
294.000
76
Taman Wisata Matahari
12.900
110.504
756
Warso Farm
67.895
75.152
10,6
Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan (2009)
Saat ini preferensi konsumen dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan yang mengacu pada bentuk wisata yang lebih spesifik. salah satunya adalah objek daya tarik wisata alam. Hal ini didukung oleh Fandeli (2002) yang juga mengungkapkan bahwa adanya kecenderungan semakin banyak wisatawan yang bergeser konsep kepariwisataan dunia, kepada pariwisata minat khusus seperti objek yang berbasis alam dan budaya penduduk lokal. Perubahan preferensi dalam menikmati objek wisata, dapat diakibatkan karena adanya perubahan kebutuhan masyarakat dalam memberikan hiburan kepada keluarga mereka sehingga selain mendapatkan hiburan, juga memperoleh pengetahuan baru dari objek wisata yang mereka kunjungi. Salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik wisata alam minat khusus adalah kawasan konservasi tumbuhan. Konservasi adalah pengelolaan sumber daya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas serta keanekaragamannya.
Kawasan
konservasi
tumbuhan
berguna
agar
2
keanekaragaman tumbuhan tetap terjamin ketersediaanya dan tetap terjaga kualitasnya. Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor – LIPI merupakan salah satu lembaga konservasi ex situ (perlindungan terhadap sumberdaya hayati di luar habitat alaminya) tumbuhan yang menjadi inspirasi pembangunan kebun raya baru lainnya yang ada di Indonesia. Kebun Raya Bogor (KRB) selain sebagai penyelamatan jenis-jenis tumbuhan yang hampir punah, juga merupakan tempat bersejarah yang tinggi, karena sudah berkarya selama 192 tahun di bidang konservasi tanaman. Kebun Raya Bogor tidak hanya sebagai tempat koleksi tumbuhan, namun menjadi tempat tujuan wisata yang menawarkan pemandangan arsitektur lanskap yang alami serta koleksi tanaman tropika yang lengkap dibandingkan kebun raya lainnya yaitu sebanyak 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Kebun Raya Bogor memiliki visi menjadi kebun raya terbaik kelas dunia, terutama dalam bidang konservasi tumbuhan, penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan dan pariwisata. Sementara misi yang diemban adalah melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan melalui kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, rekreasi serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kebun raya1. Rangkuti (2006) juga mengungkapkan bahwa keunggulan suatu produk jasa sangat tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut yaitu apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. Artinya, konsumen berhak menentukan kepuasan yang mereka rasakan dari produk yang dibeli. Begitu juga dengan produk jasa, konsumen juga memiliki faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan dalam memutuskan pembelian jasa, seperti halnya dalam pengambilan keputusan tempat wisata. Sebagai salah satu tempat tujuan wisata, KRB juga perlu menganalisis proses pengambilan keputusan berwisata dan kepuasan pengunjung sehingga terciptanya pelayanan konsumen yang lebih baik. Usaha ini dilakukan guna mewujudkan visinya yaitu menjadi kebun raya terbaik di dunia dalam bidang pariwisata.
1
Kebun Raya Kelas Dunia. 28 agustus 2008. http://anekaplanta.wordpress.com. [19 April 2009].
3
1.2
Perumusan Masalah Kebun Raya Bogor merupakan kawasan konservasi yang memiliki
keunggulan karena memiliki keunikan tersendiri dalam bidang konservasi tanaman. Namun keunggulan ini harus didukung dengan kualitas produk dan pelayanan yang menarik minat konsumen. Peran utama Kebun Raya adalah melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan melalui kegiatan konservasi, penelitiaan, pendidikan, rekreasi serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap Kebun Raya. Kebun Raya Bogor menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat diminati oleh pengunjung, karena menyajikan panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami. Para pengunjung dapat menikmati keindahan KRB sekaligus menambah wawasan dan pengetahuannya tentang tumbuh-tumbuhan dalam satu tempat. Semua peran Kebun Raya Bogor tersebut memposisikannya sebagai lembaga multifungsi dan memerlukan penanganan manajemen yang kompleks. Sebagai salah satu fasilitas publik dengan daya tarik wisata yang sudah dikenal luas, KRB banyak dikunjungi oleh wisatawan dalam negeri (nusantara) maupun luar negeri. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara lebih banyak dari dalam negeri yaitu sekitar 860.872 orang per tahunnya. Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan nusantara Kebun Raya Bogor pada tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Kebun Raya Bogor Pada Tahun 2004-2008
Tahun
Jumlah Kunjungan (orang)
Peningkatan (%)
2004
870.667
-
2005
892.974
2,5
2006
855.180
- 4,5
2007
903.914
5,6
2008
781.623
- 13,5
Rata-Rata
860.872
-2,0
Sumber: Kebun Raya Bogor-LIPI tahun 2008
Tingkat kunjungan wisatawan nusantara KRB mengalami peningkatan pada tahun 2005 yaitu sebesar 2,5 persen, sedangkan pada tahun 2006 terjadi penurunan pengunjung sebesar 4,5 persen. Kemudian, pada tahun 2007 mengalami peningkatan pengunjung sebesar 5,6 persen. Akan tetapi, pada tahun
4
2008 terjadi penurunan pengunjung yang sangat besar yaitu mencapai 13,5 persen. Penurunan ini
menyebabkan rata-rata perkembangan
jumlah
kunjungan
wisatawan nusantara menjadi negatif yaitu mencapai dua persen. Kondisi tersebut, dapat disebabkan oleh persaingan di sektor pariwisata yang semakin meningkat di daerah kota dan kabupaten Bogor. Persaingan ini tidak hanya disebabkan oleh bermunculannya tempat wisata baru, tetapi dapat disebabkan oleh pelayanan yang kurang optimal dan keragaman keinginan konsumen dalam berwisata. Berdasarkan kondisi di atas, maka Kebun Raya Bogor harus melakukan suatu upaya agar dapat tetap mempertahankan dan memperluas pangsa pasarnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara menganalisis perilaku konsumen melalui pemahaman karakteristik konsumen, keputusan berwisata dan kinerja
perusahaan
dimata
konsumen.
Diharapkan
dengan
memahami
karakteristik, kebutuhan dan keinginan konsumen, maka Kebun Raya Bogor dapat memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumennya. Berdasarkan kondisi dan permasalahan pada KRB maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu : 1.
Bagaimanakah karakteristik umum pengunjung dan proses pengambilan keputusan berwisata di KRB?
2.
Bagaimana tingkat kepuasan pengunjung berwisata di KRB dengan metode IPA dan CSI?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian ini adalah : 1.
Mengidentifikasi karakteristik umum pengunjung dan menganalisis proses keputusan pengunjung berwisata di KRB.
2.
Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap KRB.
5
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat dan kegunaan
juga informasi dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu : 1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
memberikan
rekomendasi dan pertimbangan yang berguna bagi KRB. 2.
Bagi peneliti, untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama diperkuliahan dan melatih kemampuan analisis tentang keputusan dan kepuasan pengunjung di Kebun Raya Bogor.
3. 1.5
Bagi pembaca, sebagai bahan literatur untuk penelitian selanjutnya Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di KRB dengan menitikberatkan pada perilaku
pengunjung yang berwisata ke KRB. Dalam penelitian ini, proses perilaku pengunjung diasumsikan terbatas pada kepuasan dan tidak mengkaji pengaruhnya terhadap loyalitas. Penelitian hanya dilakukan untuk pengunjung domestik yang telah berusia ≥ 15 tahun. Responden yang diambil adalah pengunjung yang pernah berwisata di KRB minimal 2 kali (dengan berwista sudah dua kali dianggap sudah cukup mengenal atribut yang ada di KRB) dan mampu menganalisis pertanyaan dan informasi yang diberikan. Atribut yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari harga tiket masuk, Kolam Gunting, Museum Zoology, Kolam Victoria, Bunga Bangkai, Rumah Anggrek, koleksi tumbuhan tropik yang langka, koleksi biji, koleksi Herbarium, kecepatan melayani konsumen, ketanggapan melayani keluhan
konsumen,
keamanan
lokasi,
kesopanan
pemandu,
kemudahan
menghubungi KRB.
6