1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Laporan World Health Organitation (WHO) tahun 2010 menyatakan bahwa pada tahun 2009 terdapat 9,4 juta kasus baru di dunia (setara dengan 137 kasus per 100.000 penduduk). Jumlah kasus terus meningkat dari tahun ke tahun dan banyak dialami oleh wanita dan anak-anak.
Lima negara dengan jumlah insiden terbesar pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan Indonesia, dengan angka kejadian 0,35-0,52 kasus (WHO, 2010). Kasus TB yang tinggi paling banyak terjadi pada kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi lemah. Terjadinya peningkatan kasus ini dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi, kebersihan diri individu, serta kepadatan hunian lingkungan tempat tinggal (WHO, 2004). Sebagian besar (98%) kasus kematian akibat TB paru terjadi di negara-negara yang sedang berkembang, dan sebanyak 75% penderita berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun.
Provinsi Lampung adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia dengan angka kejadian TB sebanyak 38.440 penduduk. Pencapaian angka kesembuhan
2
penderita TB di Provinsi Lampung menurut Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (2007) telah mencapai target maksimal yaitu melebihi indikator pengobatan sebesar 85% (Dinkes Provinsi Lampung, 2010). Meskipun demikian, masih terdapat beberapa daerah atau kabupaten di Provinsi Lampung yang belum mencapai target keberhasilan indikator nasional (85%). Salah satunya adalah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Penyakit TB Paru di Kabupaten Tulang Bawang Barat masih menjadi masalah kesehatan karena penyakit ini menyerang pada semua kelompok, persentase kasus tertinggi pada kelompok usia produktif, dan penemuan penderita TB dengan Basil Tahan Asam (BTA) masih rendah. Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat melaporkan pada tahun 2008, terdapat 125 jumlah kasus TB Paru dengan BTA positif, sedangkan pada tahun 2009 terdapat sebanyak 210 kasus BTA positif (Dinkes Kabupaten Tulang Bawang Barat, 2010). Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki angka penemuan kasus TB pada tahun 2010 mencapai 50% dengan target penemuan kasus > 85% (Dinkes Kabupaten Tulang Bawang Barat, 2010). Angka penemuan kasus TB di Kabupaten Tulang Bawang Barat tersebut masih belum mencapai target indikator nasional.
Beberapa cara dilakukan dalam upaya penemuan kasus TB salah satunya dilakukan secara pasif, artinya penemuan tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut dapat didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh
3
petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita. (Depkes, 2007).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penemuan kasus TB, antara lain tingkat pemahaman masyarakat dan petugas kesehatan tentang bahaya dan gejala TB, tingkat pemahaman masyarakat tentang upaya yang dilakukan jika ada keluarga yang menderita TB, tingkat pendidikan masyarakat, penyuluhan tentang TB, jenis pekerjaan, kondisi ekonomi, jarak dan kemudahan transportasi, petugas kesehatan. Menurut Islamy (2008), salah satu faktor penting adalah peran kader kesehatan yang ada di tiap daerah. Kader kesehatan yang diberikan pelatihan kesehatan mengenai TB paru dapat secara aktif mencari, memotivasi, dan melakukan supervise terhadap Pengawas Minum Obat (PMO). Pemberdayaan kader kesehatan secara aktif diharapkan dapat meningkatkan cakupan penemuan, pemeriksaan dan pengobatan penderita TB paru. Menurut penelitian Lubis (2010) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan kader dalam penemuan kasus TB paru adalah umur, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan pendapatan kader. Rendahnya penemuan kasus TB di Kabupaten Tulang Bawang Barat diduga dipengaruhi oleh kader. Namun hal ini belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kader terhadap penemuan kasus TB di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
4
B. Rumusan Masalah
1. Adakah hubungan antara pengetahuan kader terhadap penemuan kasus TB paru di Kabupaten Tulang Bawang Barat? 2. Bagaimanakah kekuatan hubungan antara pengetahuan kader terhadap penemuan kasus TB paru di Kabupaten Tulang Bawang barat?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum a. Mengetahui hubungan antara pengetahuan kader terhadap penemuan kasus TB paru di Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat. b. Mengetahui kekuatan hubungan antara pengetahuan kader terhadap penemuan kasus TB paru di Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan kader Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat. b. Mengetahui tingkat penemuan kasus TB paru di Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat
D. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. Bagi institusi kesehatan
5
Mendapatkan masukan berupa saran untuk perencanaan yang lebih baik tentang penanggulangan penyakit TB paru di puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menjadi pengalaman dan menambah pengetahuan mengenai hubungan antara pengetahuan kader terhadap penemuan kasus TB.
3. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan akan meningkatkan angka penemuan penderita TB paru dan dapat ditangani dengan baik sehingga angka kesembuhan penderita TB paru meningkat.
E. Kerangka Penelitian
1. Kerangka Teori Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003), bahwa penyebab perubahan perilaku seseorang dibedakan menjadi tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin, faktor penguat. Masing-masing faktor tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda atas terjadinya perilaku seseorang. Demikian pula pada upaya kader mendeteksi suspek TB Paru. Faktor-faktor penentu pada upaya kader mendeteksi suspek TB Paru adalah
6
Faktor predisposisi (predisposing factors) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Umur Pendidikan Pengetahuan Sikap Pekerjaan Status sosial ekonomi
Faktor pemungkin (enabling factors) 1. Ketersediaan fasilitas Posyandu 2. Pelatihan 3. Pembinaan 4. Cara pemilihan
Faktor Penguat (reinforcing factors) 1. Keluarga 2. Masyarakat sekitar atau tokoh masyarakat 3. Imbalan
Gambar 1. Kerangka teori
Penemuan kasus TB Paru
7
2. Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep adalah sebagai berikut :
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pengetahuan Kader : 1. Penyebab TB 2.Gejala 3.Pemeriksaan 4. Pengobatan
Penemuan kasus tubekulosis
Gambar 2. Kerangka konsep Kad
F. HIPOTESIS
a. Ada hubungan antara pengetahuan kader terhadap penemuan kasus TB paru di Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat. b. Ada hubungan positif yang kuat antara pengetahuan kader terhadap penemuan kasus TB paru di Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat.