1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam karakter yang tercipta dari keluarga, lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk karakter manusia itu masing-masing. Hal tersebut menjadikan karya sastra mampu menciptakan tokoh-tokoh pada sebuah cerita. Karakter-karakter yang diperankan oleh masing-masing tokoh di dalam sebuah cerita hanya rekaan semata yang diciptakan pengarang, namun terkadang mirip dengan karakter-karakter di kehidupan nyata. Pengarang cerita menciptakan karakter-karakter rekaan yang tidak ada dalam dunia nyata. Tetapi ada kemiripannya di kehidupan nyata agar cerita dapat dipahami atau dikenal oleh pembaca, pengarang menciptakan tokohtokohnya mirip dengan kehidupan para pembaca bahkan bisa jadi mirip dengan individu mereka masing-masing. Tokoh cerita sangat penting untuk menjalani sebuah cerita sesuai dengan karakter yang diciptakan pengarang karya sastra tersebut. Tokoh cerita berkembang dengan adanya peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Tokoh bergerak menjalani cerita sesuai dengan karakternya. Cerita dapat hidup karena adanya tokoh-tokoh dengan berbagai karakter yang dimilikinya sehingga tokoh-tokoh tersebut dapat menghidupkan cerita.
2
Karya sastra khususnya novel memiliki kadar cerita yang cukup luas sehingga dapat kita temukan banyak tokoh di dalamnya. Novel merupakan karya sastra yang mengungkapkan berbagai peristiwa-peristiwa di dalamnya dengan tokohtokoh yang menjalani cerita tersebut sesuai dengan karakternya masing-masing. Novel memiliki ruang yang luas untuk cerita yang panjang sehingga novel memiliki berbagai jenis tokoh. Nurgiantoro (2013: 258-274) membedakan tokohtokoh cerita ke dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan sudut pandang mana penamaan itu dilakukan. Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan tertentu, seorang tokoh dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis sekaligus yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan dikategorikan berdasarkan peran dan pentingnya tokoh, tokoh protagonis dan tokoh antagonis dikategorikan berdasarkan peran tokoh-tokoh, tokoh sederhana dan tokoh bulat dikategorikan berdasarkan perwatakannya, tokoh statis dan tokoh berkembang dikategorikan berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh, dan tokoh tipikal dan tokoh netral dikategorikan berdasarkan kemungkinan pencerminan tokoh terhadap manusia dari kehidupan nyata. Masalah penokohan dalam sebuah karya tidak semata-mata hanya berhubungan dengan masalah pemilihan jenis dan perwatakan para tokoh cerita saja, tetapi juga bagaimana melukiskan kehadiran dan penghadirannya secara tepat sehingga mampu menciptakan dan mendukung tujuan artistik cerita fiksi yang bersangkutan. Teknik pelukisan tokoh dibedakan menjadi dua bagian yaitu teknik dramatik dan teknik ekspositori. Teknik dramatik mengungkapkan karakter tokoh dengan cara mendeskripsikan atau menjelaskan secara langsung. Sedangkan teknik ekspositori mengungkapkan karakter tokoh
3
dengan cara tidak langsung seperti dilihat dari tingkah lakunya, perasaannya, pendapat orang lain, dan lain sebagainya. Novel Kalompang karya Badrul Munir Chair memiliki berbagai jenis tokoh dan teknik pelukisan tokoh. Novel Kalompang karya Badrul Munir Chair merupakan novel yang mengisahkan tentang kehidupan di kampung pesisir tepatnya di Kalompang dengan berbagai tokoh yang bermunculan yang masing-masing karakternya berbeda. Novel Kalompang memunyai berbagai permasalahan di dalamnya sehingga dapat melihat bagaimana karakter dari tokoh-tokoh yang bermunculan tersebut. Pengarang menciptakan berbagai jenis tokoh di dalam novel Kalompang. Peneliti menggunakan novel Kalompang sebagai bahan penelitian karena novelKalompang terdapat tokoh-tokoh dengan berbagai karakter. Peneliti tertarik pada karakter-karakter tokoh di dalam cerita yang biasanya dirangkum dari kehidupan nyata sehingga kita dapat mengetahui lebih banyak karakter-karakter tokoh di dalam kehidupan. Dalam novel Kalompang, tokoh-tokoh ceritanya berasal dari kampung nelayan yang bercerita mengenai orang-orang di kampung nelayan. Peneliti dapat melihat bagaimana karakter orang-orang di kampung nelayan, misalnya sikap mereka saat bersosioalisasi, sikap mereka terhadap kebudayaan, atau ciri khasnya orang-orang di kampung nelayan pasti berbeda dengan kehidupan orang-orang di kota atau di daerah lainnya. Novel Kalompang juga termasuk novel yang dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam contoh karakter tokoh-tokoh yang baik untuk pendidikan karena tokoh protagonis yang diperankan banyak memiliki karakter yang patut dijadikan contoh dalam kehidupan.
4
Alasan lain peneliti tertarik pada novel Kalompang sebagai bahan penelitian karena novel tersebut memiliki banyak tokoh yang bermunculan. Seperti pada tokoh utama, tokoh utama dalam novel Kalompang terdapat dua tokoh. Novel Kalompang memiliki banyak tokoh sehingga hampir semua jenis tokoh ada dalam novel tersebut. Pengarang novel Kalompang juga menampilkan watak tokohtokohnya secara tidak langsung, jadi watak-wataknya tidak bisa kita pastikan secara langsung. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk menjadikan novel Kalompang sebagai bahan penelitian. Pada novel Kalompang, tokoh-tokohnya cukup baik sebagai contoh di kehidupan nyata. Misalnya pada watak-watak yang dimiliki tokoh-tokoh yang ada di dalam novel tersebut. Maka peneliti menggunakan novel Kalompang sebagai bahan penelitian karena di dalam novel tersebut yang lebih ditonjolkan adalah tokoh-tokohnya. Penulis menggunakan novel Kalompang karya Badrul Munir Chair sebagai bahan penelitian karena ada tiga hal yang menarik dalam novel tersebut yaitu sebagai berikut. 1.
Novel Kalompang memiliki tokoh-tokoh yang menarik dijadikan bahan ajar untuk SMA kelas XII semester genap karena karakter tokoh-tokoh dalam novel tersebut dapat dijadikan teladan para siswa dalam dunia pendidikan.
2.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam novel Kalompang mampu mengangkat karakter-karakter tokoh yang ada dalam novel tersebut.
3.
Tokoh-tokoh dalam novel Kalompangmampu mewakili bagaimana karakter orang-orang yang berada di kampung nelayan sebenarnya.
5
Melalui penelitian ini, penulis menganalisis penokohan dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair. Novel Kalompang dapat dijadikan bahan ajar untuk rancangan pembelajaran pada kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMA kelas XII semester genap. Dalam kurikulum 2013, terdapat kompetensi inti yang harus dicapai oleh peserta didik yang menempuh mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ada empat kompetensi inti yang harus dicapai oleh peserta didik dan berkenaan dengan pembelajaran novel. Terdapat KI 3 yang harus dicapai oleh peserta didik terlebih dahulu, setelah KI 3 terlaksana oleh peserta didik dengan baik, peserta didik diarahkan untuk menuju pada KI 4, kompetensi inti memang harus diawali oleh KI 3 dan KI 4 agar dapat menciptakan peserta didik yang mampu menjadi K1 1 dan KI 2. Hal ini juga dipertegas oleh mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memiliki kompetensi dasar sebagai berikut. KD 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan novel. KD 3.3 Menganalisis teks novel baik melalui lisan maupun tulisan. Hal yang menarik selain tokoh dan penokohan di dalam novel Kalompang ini adalah novel yang bergaya khas Madura dengan kehidupan di kampung nelayan tersebut. Dipaparkan juga di dalam novel tentang kebudayaan khas kampung nelayan orang-orang Madura. Karena kebudayaan juga mencakup dalam pembelajaran agar bahan ajar untuk pembelajaran Bahasa Indonesia selain mengenai karya sastra dengan tokoh dan penokohannya, kebudayaan juga tidak
6
dilupakan, memperkenalkan kebudayaan Madura seperti yang sudah disinggung pada KI 3. Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik menggunakan novel Kalompang sebagai bahan penelitian untuk penelitian tentang penokohan di dalam novel tersebut. Penokohan yang baik merupakan bahan yang baik pula untuk peserta didik dalam mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh pelajaran kehidupan pada setiap tokoh-tokoh yang disampaikan oleh Badrul Munir Chair dalam novel Kalompang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana penokohan dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di SMA?” Masalah tersebut dijabarkan ke dalam tiga pertanyaan penelitian berikut ini. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah jenis-jenis tokoh dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair? 2. Bagaimanakahteknik pelukisan tokoh dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair? 3. Bagaimanakahrancangan pembelajarandi SMApada kurikulum 2013? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
7
1. Mendeskripsikanjenis tokoh (tokoh utama, tokoh tambahan, tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh sederhana, tokoh bulat, tokoh statis, tokoh berkembang, tokoh tipikal, dan tokoh netral) dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair. 2. Mendeskripsikan teknik pelukisan tokoh (teknik ekspositori dan teknik dramatik) dalam novel Kalompang Karya Badrul Munir Chair. 3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) di SMA.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1.
Manfaat teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai (1) mengembangkan ilmu bahasa yang berkaitan dengan karya sastra khususnya novel pada unsur intrinsik mengenai penokohan dan (2) bermanfaat untuk menambah referensi di bidang sastra mengenai kajian tentang penokohan dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti selanjutnya. 2.
Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai (1) bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca agar berbagi ilmu mengenai penokohan di dalam novel, (2) membantu di bidang pendidikan mengenai pemilihan bahan ajar, (3) sebagai referensi guru terhadap rancangan pembelajaran mengenai penokohan, dan (4) membantu guru dalam mengapresiasi karya sastra khususnya novel.
8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penokohan dalam novel Kalompang karya Badrul Munir Chair dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMA, dengan rincian penokohan sebagai berikut. 1. Jenis-jenis tokoh a. Tokoh utama dan tokoh tambahan b. Tokoh protagonis dan tokoh antagonis c. Tokoh sederhana dan tokoh bulat d. Tokoh statis dan tokoh berkembang i. Tokoh tipikal dan tokoh netral
2. Teknik pelukisan tokoh a. Teknik ekspositori b. Teknik dramatik