Laporan Tugas Akhir
I.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Tanaman kelapa sawit, yang memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Antara lain pro-vitamin A (β-karotena), tokoferol sebagai sumber pro-vitamin E dan tokotrienol sehingga digunakan dalam pembuatan minyak goreng, mentega, butter, shortening.
Pemanfaatan
produk kelapa sawit untuk bahan bukan makanan berupa, sabun, deterjen, semir sepatu, lilin, tinta cetak, biodiesel, bahan kosmetik. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar (Fauzi, 2004).
Minyak sawit kasar CPO (Crude Plam Oil), dihasilkan pada suatu PKS. Hasil utamanya adalah Minyak sawit, inti sawit, serabut, cangkang, tanda kosong dan solit (zat padat). Pabrik kelapa sawit adalah suatu industri proses untuk mendapatkan nilai tambah dan merupakan bagian yang sangat penting dalam agro industri bidang kelapa sawit. Dioperasikan dalam satu rangkaian proses yang kontinu, dimana hasil proses tahap sebelumnya berlanjut ke tahap berikutnya tanpa dapat meningkatkan mutu tetapi hanya dapat meminimalisasi penurunan mutu. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu dukungan seperti bahan baku (TBS), peralatan dan mesin produksi, management dan SDM (sumber daya manusia), (A. Jawa 2011). Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
1
Laporan Tugas Akhir
Salah satu tahap pengolahan minyak kelapa sawit adalah alat dan mesin proses sortasi dan Loading ramp yang bertujuan untuk pemeriksaan dan memisahkan TBS (tandan buah segar) dari tingkat kematangan buah menurut fraksi-fraksinya. Fraksi dengan kualitas yang diinginkan adalah fraksi 2 (F.2) katagori matang I dengan jumblah luar memberondol 25-50% dan fraksi 3 (F.3) katagori matang II dengan jumblah luar memberondol 50-75%. Pada fraksi 2 dan 3 tersebut tingkat rendemen minyak yang dihasilkan maksimum sedangkan kandungan ALB (asam lemak bebas) minimum, selanjutnya buah ditimbun sementara di loading ramp, hingga proses selanjutnya, (Pahan, 2006).
Mengikuti perkembangan zaman yang begitu pesat, pemerintah terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dibidang pendidikan. Khususnya untuk perguruan tinggi. Pemerintah telah mendirikan suatu perguruan tinggi yaitu Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Politeknik Pertanian merupakan suatu tempat pendidikan yang dapat meningkatkan keterampilan dibidang pertanian. Lulusan dari Politeknik Pertanian ini pada umumnya sudah siap kerja karena sudah memiliki keterampilan, baik dibidang pertanian sendiri maupun dibidang lainnya seperti perkantoran maupun membuka usaha sendiri. Kegiatan yang harus diikuti oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, salah satunya adalah Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM). PKPM merupakan penerapan ilmu secara langsung di lapangan baik itu di perusahaan pemerintah, perusahaan swasta atau pun terjun langsung ke Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
2
Laporan Tugas Akhir
masyarakat. Melalui kegiatan pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa, maka mahasiswa dapat mengetahui dan melihat langsung kondisi yang sesungguhnya terjadi di lingkungan suatu perusahaan. Mempelajari ilmu-ilmu bermanfaat yang terjadi di lingkungan perusahaan dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Untuk mengaplikasikan pelajaran yang didapat oleh mahasiswa sewaktu kuliah di Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian maka dipilih PKS. PT ASAM JAWA Desa Pengarungan Kabupaten Labuhan Batu Selatan
Provinsi Sumatera Utara. Sebagai tempat
pelaksanaan PKPM yang mempelajari tentang alat dan mesin pengelolah kelapa sawit. 1.2. Tujuan
Tujuan Umum
PKPM merupakan salah satu kurikulum yang harus dijalani oleh mahasiswa di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh secara umum bertujuan untuk : 1. Untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
mahasiswa
mengenai
kegiatan
perusahaan
yang
mencakup dalam industri pertanian. 2. Untuk mengetahui bagaimana suasana kerja yang sebenarnya bagi mahasiswa. 3. Untuk melatih disiplin mahasiswa agar siap untuk terjun kedunia kerja setelah tamat dari Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
3
Laporan Tugas Akhir
Tujuan Khusus Tujuan khusus magang di PT. Asam Jawa adalah 1. Mempelajari, dan memahami secara langsung pengolahan kelapa sawit khususnya proses penyortiran buah kelapa sawit. 2. Memahami setiap stasiun pengolahan kelapa sawit dan mempelajari proses produksi pabrik kelapa sawit, hingga menjadi minyak CPO dan Kernel.
1.3. Manfaat Manfaat yang diharapkan setelah mengikuti pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) adalah : 1. Mahasiswa memahami proses pemilihan buah dan kreteria buah yang bermutu tinggi. 2. Mahasiswa memahami semua peralatan yang ada, dari stasiun penerimaan buah sampai sistem pemeliharaan peralatan Pabrik di pabrik Kelapa Sawit (PKS) 3. Meningkatkan soft skill dalam bekerja sama dengan karyawan yang sudah memiliki pengalaman kerja pada kondisi sesungguhnya yang terkait di dalam perusahaan.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
4
Laporan Tugas Akhir
II.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan PT. Asam Jawa didirikan dengan Akta Notaris No.37 tanggal 16 Januari 1982 dari Notaris Barnang Armino Pulungan, SH di Medan. Kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK No. C2 3259 HT.01.01.Th.84 tanggal 6 Juni 1984 yang dimuat dalam Berita Negara RI No.797 tahun 1984. Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Dirjen Perkebunan, PT. Asam Jawa dinyatakan sebagai perkebunan besar sebagai PMDN didapatkan berdasarkan S.P.T. Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Negeri Pusat No.261/I/PMDN/1983 tanggal 13 Desember 1983. Land clearing dan pembibitan digiatkan mulai 1982, demikian juga pembangunan prasarana serta penyiapan syarat-syarat bagi aplikasi kredit investasi ke Bank Indonesia cq Bank Ekspor Impor Indonesia. Tanaman pertama sudah mulai digiatkan pada tahun 1983 diatas lahan gambut yang cukup kering dan relatif tidak menyuplai hambatan yang berarti. Dalam pengembangan yang lebih lanjut, ternyata yang dihadapi sebagian besar adalah lahan gambut basah atau berawa yang memerlukan sistem pengeringan secara efektif. Kontrak kerja pembangunan pabrik ditandatangani dengan pihak PT Star Trcc pada tahun 1983. Namun karena sesuatu hal, mulai awal tahun 1987 pekerjaan dilanjutkan dengan sistem swakelola. Setelah waktu 9 bulan, pabrik dengan kapasitas tahap pertama adalah 30 ton/jam, pada tanggal 21 Desember 1987 dapat diresmikan.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
5
Laporan Tugas Akhir
Disamping modal serta dari dana pendiri, kredit pendahuluan dari Bank Ekspor Impor Indonesia sudah dapat diberikan pada media tahun 1983 dan kredit investasi sesungguhnya pada tahun 1985. Fokus perhatian untuk masa yang akan datang, diarahkan bagi upaya-upaya sebagai berikut: 1. Penyelesaian penanaman 25% dari total areal 8.300 Ha, direncanakan selesai akhir. 2. Tahun 1988. 2. Pembangunan pabrik tahap II menjadi total kapasitas 60 ton/jam, direncanakan selesai akhir triwulan III tahun 1988. 3. Perbaikan prasarana dan manajemen secara menyeluruh. Pada
bulan
Januari
2004,
dilakukan
restrukturisasi
managemen
keseluruhan baik dari PKS maupun Kebun dimana setiap pimpinan tertinggi pada masing-masing bagian bertanggung jawab kepada General Manager. Hingga saat ini, luas lahan 10.000 Ha. Seluruh areal tersebut dibagi dalam 10 afdeling, baik yang tergolong areal pemeliharaan maupun areal pengembangan ditambah dengan afdeling emplasemen. Tujuan pembangunan pabrik di PT. ASAM JAWA adalah untuk mengolah buah yang dihasilkan dari kebun dengan biaya pengolahan sekecil mungkin atau seefisien mungkin dengan pemakaian tenaga kerja yang efektif dan losses sekecil mungkin dengan memperoleh minyak (CPO) dan kernel yang berkualitas. PT. Asam Jawa merupakan perusahaan perkebunan besar swasta yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahan. Kelapa sawit diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan Kernel (Inti Sawit). Dan dijual kepada para konsumen perusahaan.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
6
Laporan Tugas Akhir
PT. ASAM JAWA terdiri dari dua unit yaitu unit pengolahan kelapa sawit (PKS) dan unit perkebunan sawit. Pada saat sekarang ini pengolahan kelapa sawit (PKS) yang dilakukan hanya mengolah bahan baku yang dihasilkan oleh kebun sendiri dan dari kebun masyarakat luar.
2.2. Lokasi dan Luas Areal PT. ASAM JAWA unit pengolahan kelapa sawit berlokasi di Desa Pengarungan Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi Sumatera Utara. Lokasi PKS PT. ASAM JAWA berada di kawasan Kebun PT. ASAM JAWA tepatnya di Desa Pengarungan, berbatasan dengan :
Sebelah Timur PKS berbatasan dengan perumahan PKS.
Sebelah Barat PKS berbatasan dengan areal Divisi I.
Sebelah Utara PKS berbatasan dengan Areal Bengkel Otomotip.
Sebelah Selatan PKS berbatasan dengan Areal Perkebunan Devisi I.
Perusahaan ini memiliki areal perkebunan seluas 10.000 Ha dengan Luas Areal tanaman menghasilkan - Ha dan luas areal non tanaman - Ha. 2.2.1. Manajemen Perusahaan Perencanaan menetapkan tujuan melalui sasaran dan tindakan serta menetapkan metode dan cara – cara untuk mencapai tujuan. Pada PKS PT. ASAM JAWA ini ditargetkan :
Rendemen minyak (CPO)
: > 22,17 %
Rendemen inti
:>5% Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
7
Laporan Tugas Akhir
ALB (Asam Lemak Bebas)
: < 3.50 %
Kapasitas olah / Trough Put
: > 60 ton
2.3. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Berikut ini merupakan tugas dari masing-masing personil yang terdapat pada struktur organisasi PT. Asam Jawa yaitu: 1. General Manager a. Bertanggung jawab secara penuh dalam melaksanakan tugasnya demi kepentingan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. b. Membuat segala perencanaan dan strategi perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. c. Mengkoordinir dan mengatur setiap kegiatan yang dijalankan perusahaan. 2. Kepala Tata Usaha a. Menjalankan
kebijakan
pencatatan
akuntansi
keuangan
sesuai
ketentuan perusahaan. b. Melakukan pemeriksaan, inventarisasi dan evaluasi sistem internal control dalam usaha mengamankan aset perusahaan. 3. Sekretaris a. Bertanggung jawab untuk menjalin relasi yang baik antara perusahaan dan intitusi pasar
modal
untuk
memfasilitasi
efektivitas
pemenuhan
kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku di bursa efek dan pasar modal, termasuk Undang-undang Perseroan Terbatas.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
8
Laporan Tugas Akhir
b. Berkewajiban mengawasi perkembangan dan perubahan regulasi yang terjadi di bidang pasar modal, dan memberikan rekomendasi dan masukan kepada Direksi terkait dampak perubahan tersebut pada Perusahaan 4. Kepala Divisi Pembukuan a. Memberikan saran/masukan kepada atasannya baik diminta atau tidak diminta dalam hal perencanaan dan kebijakan pokok perusahaan. b. Menciptakan suasana yang harmonis, aman dan tenteram dalam kehidupan bermasyarakat, sosial dan beragama di lingkungan divisi. 5. Kepala Divisi Keuangan a. Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan yang berkaitan dengan pemeliharaan barang-barang inventaris perusahaan, prasarana dan sarana penunjang bidang kultur teknis, pabrik, produksi dan administrasi yang ada di divisi keuangan. b. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh. 6. Kepala Divisi Analisa Biaya a. Mempersiapkan Langkah-langkah kebijaksanaan yang perlu di lakukan sehubungan dengan kegiatan pengelolaan administrasi pembukuan dimaksud. b. Menyajikan laporan keuangan untuk setiap bulan, triwulan, dan tahunan berupa neraca dan daftar laba rugi baik untuk kepentingan intern maupun ekstern. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
9
Laporan Tugas Akhir
7. Kepala Divisi Gudang a. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan di gudang dalam bentuk laporan harian, bulanan dan tahunan. b. Memberikan masukan kepada atasan dalam hal analisa biaya yang berkaitan dengan divisi. 8. Kepala Divisi Produksi a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang kultur teknis, produksi kebun, pengolahan dan administrasi yang berlaku terhadap divisi produksi. b. Bertanggung jawab terhadap pengawasan, pembinaan dan pengarahan dalam bidang disiplin kerja, produktivitas kerja guna tercapainya kuantitas dan kualitas kerja yang maksimal yang dibatasi oleh
norma-
norma perusahaan. 9. Kasir a. Untuk memastikan fungsi pembayaran telah dipelihara dengan baik dan benar dan untuk memastikan bahwa kontrol yang tepat atas fungsi-fungsi ini berada di tempat dengan bekerja sama sebagai tim dengan anggota lain dalam departemen. b. Untuk memastikan bahwa data dari transaksi keuangan masuk secara akurat dan tepat waktu dalam sistem.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
10
Laporan Tugas Akhir
10. Manager PKS a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun/PKS. b. Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis. c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. d. Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien. 11. Krani Produksi a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang produksi. b. Mencatat kuantitas TBS hasil panen dari masing-masing pemanen di TPH setiap hariannya. c. Memeriksa kualitas dan melakukan sortasi TBS hasil panen di TPH sesuai kriteria mutu yang sudah ditetapkan. 12. Kepala Divisi Pengolahan a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang produksi dan perawatan.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
11
Laporan Tugas Akhir
b. Menyusun perencanaan pokok bidang produksi setiap harinya, meliputi segi kebutuhan pemanen dan luas areal yang akan dipanen, serta menuangkan pada buku rencana kerja. c. Bertanggung jawab terhadap jalannya proses produksi dalam hal kuantitas, kualitas dan keamanan ancak panen. 13. Kepala Divisi Teknik a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang perawatan mesin-mesin produksi. b. Menyusun perencanaan pokok bidang perawatan setiap harinya dan menuangkannya pada buku rencana kerja. c. Menyusun standar fisik dibidang teknik yang meliputi kapasitas pabrik, kebutuhan tenaga kerja pemeliharaan mesin dan instalasi pabrik serta untuk seluruh kelapa sawit. 14. Kepala Laboratorium a. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan pemeriksaan mutu sesuai usulan dari penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi. b. Memeriksa kualitas bahan baku yang akan diolah. c. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium. d. Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas laboratorium.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
12
Laporan Tugas Akhir
15. Kepala Divisi Logistik a. Menangani pendataan persediaan dan perlengkapan PT. Asam Jawa, khususnya pada kebutuhan lapangan dan event-event tertentu yang terjadwal dengan tetap mengutamakan kemampuan personal dalam penanganan kebutuhan logistiknya masing-masing. b. Menyelenggarakan kegiatan umum, personalia, akuntansi & keuangan serta perbengkelan di Unit Usaha. 16. Manager Kebun Pangarungan a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Pangarungan. b. Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis. c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. 17. Manager Kebun Sei Kalam a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Sei Kalam yang meliputi kultur teknis, sumber daya manusia, pembiayaan, administrasi dan keamanan. b. Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
13
Laporan Tugas Akhir
c. Melakukan pemeriksaan baik secara rutin dan periodik terhadap instruksiinstruksi dari perusahaan yang meliputi bidang kultur teknis dan produksi secara kualitatif dan kuantitatif. 18. Manager Kebun Sulum a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya semua kegiatan operasional di unit kebun Sulum yang meliputi kultur teknis, sumber daya, pembiayaan, administrasi dan keamanan. b. Membuat rencana anggaran biaya dan produksi baik bersifat bulanan maupun tahunan dan dilaporkan kepada General Manager secara tertulis. c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. 19. Manager Research & Development a. Mengkoordinir pembuatan laporan kerja baik yang bersifat harian maupun bulanan dari bawahannya, mengevaluasi untuk segera mengambil tindakan/solusi jika dianggap perlu dan membuat laporan kepada General Manager. b. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan bagi staff dan karyawan bawahannya di bidang disiplin kerja dan produktifitas kerja sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. c. Memberikan saran atau masukan kepada General Manager baik diminta
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
14
Laporan Tugas Akhir
atau tidak, dalam hal perencanaan dan kebijaksanaan pokok perusahaan yang meliputi segi-segi teknis, teknologi, sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan bidang-bidang yang terkait. d. Guna pertanggung jawabannya, maka dibenarkan untuk mengambil sikap atau tindakan terhadap bawahannya yang melakukan pelanggaran dan halhal lain yang dapat mengganggu kegiatan operasional. 20. Krani Divisi a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang administrasi divisi. b. Membuat laporan harian produksi dan perawatan yang bersumber dari laporan krani produksi dan mandor perawatan. 21. Staf Lapangan a. Memberikan saran, konsultasi, bantuan serta melayani di bagian lapangan. b. Memberikan layanan dalam bidang keahliannya kepada pimpinan. c. Mendata segala aktivitas yang terjadi di lapangan. 22. Pimpinan Pengembangan a. Membina menyelenggarakan bidang yang dibawahi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan perusahaan. b. Menyusun anggaran di daerah pengembangan. c. Merumuskan rencana pembangunan infrastruktur daerah pengembangan. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
15
Laporan Tugas Akhir
23. Wakil Pimpinan a. Memberikan saran dan bantuan kepada pimpinan pengembangan b. Melaksanakan keputusan dari pimpinan. c.Menyelenggarakan Koordinasi dalam melaksanakan kegiatan pengembangan. d. Mewakili pimpinan apabila berhalangan dalam melaksanakan tugas seharihari. 24. Kepala Bagian Pelayanan Umum a. Membuat rencana anggaran biaya bulanan dan tahunan. b. Melengkapi dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien. c. Membuat program perencanaan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat dan kendaraan. 25. Koordinator Pemanfaatan Pupuk Limbah PKS a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari atasannya dalam bidang pemeliharaan teknik, produksi dan perawatan. b. Mengawasi dan melaksanakan kelancaran jalannya proses produksi dan perawatan teknik/tanaman agar sesuai dengan kelayakan operasional, persyaratan mutu dan jumlah yang ditetapkan perusahaan. c. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengarahan kepada mandor pemeliharaan teknik, mandor produksi, krani produksi dan pemanen dalam Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
16
Laporan Tugas Akhir
hal disiplin kerja, mutu kerja dan produktivitas kerja. 26. Kepala Bagian Personalia dan Umum a. Merencanakan dan mengorganisasikan semua sumber daya manusia dan program pengembangannya. b. Membantu tercapainya target atau tujuan perusahaan dengan menciptakan lingkungan kerja dimana semua karyawan memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya. c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan, penyelesaian hukum dan agraria, kesepakatan, kesehatan, dan keamanan serta sosial umum. 27. Kepala Bagian Bengkel Otomotif a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan intruksi dari atasannya (General Manager) dalam bidang teknik pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin, kenderaan dan alat berat. b. Membuat perencanaan anggaran belanja bulanan dan tahunan. c. Menentukan standar fisik dan mutu suku cadang d. Melakukan perbaikan dan pemeriksaan yang terprogram, terarah sehingga mencegah terjadinya stagnasi yang mengganggu kegiatan operasional. 28. Kepala Bagian Pengamanan a. Membuat perencanaan, monitoring dan evaluasi pekerjaan yang berhubungan dengan pengamanan dan keamanan. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
17
Laporan Tugas Akhir
b. Selalu menyikapi kondisi sosial internal dan eksternal perusahaan guna mengembangkan inovasi sistem pengamanan. c. Pertanggung jawaban dari tugas-tugas yang diberikan dituangkan dalam bentuk laporan secara harian, bulanan dan tahunan. 29. Wakil Kepala Bagian Pengamanan a. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan instruksi dari kepala bagian pengamanan dalam hal pengamanan dan keamanan. b. Membantu menyikapi kondisi sosial internal
dan eksternal perusahaan
guna mengembangkan inovasi sistem pengamanan. 2.3.1. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Tenaga kerja yang ada di pabrik perkebunan kelapa sawit PT. Asam Jawa berjumblah 935 orang. Adapun data jumblah tenaga kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
18
Laporan Tugas Akhir
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Asam Jawa No Bagian Jumlah (orang) 1 Kantor General Manager 7 2 Kebun Pengembangan 8 3 Kantor KTU GM 6 4 Analisa Biaya dan Produksi 5 5 Gudang Induk 6 6 Keuangan 7 7 Personalia 18 8 R&D 17 9 PBPKS 28 10 Kebun Pengarungan 3 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Devisi A Devisi B Kebun Sei Sulun Devisi C Devisi D Devisi H Kebun Sei Kalam Devisi E Devisi F Devisi G
21 22 23 24 25
MPU & Traksi Bengkel Automotif Satpam Langga Payung PKS
48 49 2 57 58 67 2 66 33 64
89 18 64 16 195 935
Jumblah Sumber, PT. Asam Jawa
Jam kerja di PT.Asam Jawa terdiri dari 2 shift untuk bagian produksi (proses) sedangkan bagian gudang kantor, laboratorium dan maintenance 1 shift. Dimana 1 shift adalh 7 jam kerja, tetapi jika kondisi TBS masih banyak maka karyawan bisa kerja di atas 7 jam kerja yang dihitung lembur. Adapun pembagian jam kerja karyawan dapat dilihat pada tabel 2.2. dibawah ini Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
19
Laporan Tugas Akhir
Tabel 2.2. Jam Kerja Bagian SENIN - KAMIS Kantor 08:00 - 12:00 -
Produksi
Bekerja
12:00 - 13:00
-
Istirahat
13:00 - 16:00
-
Bekerja
Shift 1 07:00 - 12:00 17:00 - 24:00
Shift 2 Bekerja
12:00 - 13:00
24:00 - 01:00
Istirahat
13:00 - 17:00
01:00 - 02:30
Bekerja
JUM’AT Kantor
Produksi
08:00 - 11:30
-
Bekerja
11:30 - 13:00
-
Istirahat
13:30 - 17:00
-
Bekerja
Shift 1 08:00 - 11:30 18:00 - 23:00
Shift 2 Bekerja
11:30 - 13:30
23:00 - 24:00
Istirahat
13:30 - 18:00
24:00 - 03:30
Bekerja
SABTU Kantor & Produksi
08:00 - 11:30
-
Bekerja
Sumber PT. Asam Jawa
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
20
Laporan Tugas Akhir
III. PELAKSANAAN PKPM 3.1. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini selama ± 3 Bulan dimulai pada tanggal 16 Maret 2015 sampai tanggal 16 Mei 2015. Tempat dilaksanakannya Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini di PKS. PT. Asam Jawa Desa Pengarungan Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi Sumatera Utara. 3.2. Metode Pelaksanaan Dalam pelaksanaan PKPM di PKS. PT. Asam Jawa ini mahasiswa melaksanakan kegiatan di pabrik pengolahan kelapa sawit, yang dilaksanakan setiap hari senin sampai jum’at dan kegiatan dimulai pada pukul 08.00 sampai pada pukul 16.00 WIB, dan pada hari sabtu dimulai pukul 08.00 sampai jam 12.00 WIB. Dalam penulisan laporan ini pengumpulan data bersumber dari data primer dan data skunder. Data primer di ambil dari perusahaan dengan wawancara lansung dan observasi langsung dengan Assisten dan karyawan PT. Asam Jawa. Informasi yang dikumpulkan dari data primer antara lain : 1. Gambaran umum perusahaan, mengenai sejarah perusahaan, organisasi perusahaan. 2. Sumber daya perusahaan dan data – data pengolahan kelapa sawit. Sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang berhubungan dengan materi peulisan laporan, data tersebut antara lain : 1. Dokumentasi, dilakukan dengan mempelajari literatur. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
21
Laporan Tugas Akhir
2. Studi kepustakaan diperoleh dari buku-buku perpustakaan di antaranya. a. Buku budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. b. Buku kelapa sawit (Elais Guenensis Jacq) di Indonesia. c. Buku pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) pada Pabrik Kelapa Sawit. d. Buku pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) dan Inti sawit (kernel) pada Pabrik Kelapa Sawit. e. Buku budidaya Pemanfaatan Dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran.
3.3. Proses Alat dan Mesin Pengolahan 3.3.1. Bahan yang Digunakan Adapun bahan baku yang digunakan di PT. Asam Jawa adalah TBS (Tanda Buah Segar), yang diperoleh dari kebun PT. Asam Jawa dan dari kebun masyarakat. Bahan penolong yang digunakan adalah air dan uap yang dihasilkan oleh ketel uap (Boiler). 3.3.2. Proses Produksi Proses adalah perubahan bentuk dan garis fungsi yang dialami suatu produk/bahan, yang dimaksud dalam hal ini adalah kelapa sawit. Adapun uraian proses dari pengolahan kelapa sawit yang ada di PT. Asam Jawa dapat dilihat pada gambar 3.3. diagram di bawah ini. Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
22
Laporan Tugas Akhir
Start Kelapa sawit timbang Sortasi T Penumpukan
Sawit masak Y Perebusan (sterilizer) Pemipilan (thresher)
Tandan sudah kosong
Y
T
Pengadukan (digester) Pengempaan (screw press)
Pupuk I Y Minyak
Vakum /hisap T
Penyaringan I
Penyaringan II
Y
Bahan bakar I
Biji Y Pemecahan
Minyak bersih
T Nut
Penyaringan III
Lumpur Y
Bahan Bakar II
T Solit
Pengeringan
Y Pengeringan
(CPO) Siap jual
expor
Penjemuran Pupuk II
Limbah
Stop
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
23
Laporan Tugas Akhir
3.4. Pengangkutan TBS (tanda buah segar) Setelah TBS (Tandan Buah Segar) di panen dilapangan, kemudian TBS ini seharusnya langsung diangkut ke pabrik. Hal ini bertujuan agar kadar asam lemak bebas pada buah tidak terlalu tinggi. Dan untuk pengangkutan hasil panen TBS ini digunakan truk pengangkut dengan kapasitas muatan 6 – 8 ton TBS. truk ini dilengkapi dengan hidrolik untuk menumpahkan TBS yang diangkut ke lantai penerimaan TBS dan Loading ramp. 3.4.1. Jembatan Timbangan (Weight Bridge) Jembatan timbang adalah suatu alat untuk mengetahui berapa banyak jumlah yang diterima dan jumlah yang dikeluarkan untuk suatu bahan / material baik TBS yang masuk, produksi yang keluar, jenjangan kosong yang keluar dan lain-lain yang ditunjukkan oleh alat timbang dalam satuan kilogram (Kg). Sebelum diolah TBS terlebih dahulu ditimbang, kegunaannya adalah : a. Untuk mengetahui netto (berat bersi) buah setiap truck. b. Untuk mengetahui jumblah produksi TBS (tanda buah segar). c. Untuk menghitung rendemen dan kapasitas olah pabrik. d. Sebagai dasar perhitungan pembayaran premi pemanen. Timbangan yang dimiliki PKS PT. Asam Jawa tredapat 2 unit dengan kapasitas timbangan 50 ton dan memakai digital sistem komputerisasi. Dalam satu hari PKS PT. Asam Jawa dengan kapasitas 60 ton/jam diasumsikan mengolah TBS sekitar 900-1000 ton/hari. Gambar jembatan timbang dapat dilihat pada gambar berikut.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
24
Laporan Tugas Akhir
Gambar 1. Jembatan Timbangan Spesifikasih Timbangan no 1 dan 2 :
Merk
: Avery Berkel
Type
: 5199 – 12 x 3 m
Kapasitas
: 50 Ton
Produksi
: PT. MUGI
3.4.2. Sortasi Buah Sortasi buah dilakukan untuk : a. Untuk mengamati mutu buah yang akan diolah b. Untuk mengetahui derajat kematangan buah hasil panen dari setiap devisi 3.5. Stasiun Loading ramp (pengisian lori) Loading ramp merupakan tempat penuangan TBS yang dibawa oleh truk pengangkut untuk sementara waktu sebelum didistribusikan kedalam lori, dengan kemiringan Loading ramp ± 30º (sesuai dengan keadaan pabrik). Di ujung Loading ramp bagian bawah terdapat pintu yang digerakkan oleh motor listrik dengan sistim hidrolik. Dan kapasitas lori TBS di pekebunan kelapa sawit (PKS) di PT. Asam Jawa sebasar 2.500 kg/lori. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
25
Laporan Tugas Akhir
3.5.1. Lori Lori merupakan sabuah wadah pengangkut TBS yang berjalan di atas rel yang kemudian akan direbus di sterilizer. Setelah lori selesai diisi kemudian lori ini akan didorong dengan Jhon dheere menuju pintu drum rebusan seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 2 . Lori 3.5.2. Capstand Capstand merupakan alat yang digerakan oleh motor listrik yang berfungsi untuk menjalankan / menarik lori dengan menggunakan wire rope (sling). Jumlah capstand pada loading ramp di PT. ASAM JAWA sebanyak 2 buah.
Gambar 3. Capstan Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
26
Laporan Tugas Akhir
3.6. Stasiun Perebusan (Sterilizer)
Proses perebusan buah merupakan faktor yang paling vital dalam pengolahan TBS karena sangat menentukan hasil olah pada tahapan proses selanjutnya baik losses (kerugian) yang timbul dan juga kualitas produksinya. Perebusan terlalu lama dapat mengakibatkan losses minyak dalam kondensat meningkat dan kualitas CPO dihasilkan memberikan warna lebih gelap (tua). Bila perebusan terlalu singkat, maka akan mengakibatkan jumlah berondolan dalam tandan kosong serta jumlah katekopen meningkat, proses pelumatan di unit digester kurang sempurna dan proses pemecahan biji kurang sempurna. Adapun tujuan dari perebusan adalah : a. Memudahkan berondolan lepas dari janjangan. b. Melunakkan buah sehingga mudah diaduk dalam digester. c. Mematikan enzim yang dapat menaikkan ALB. d. Melekangkan inti supaya mudah lepas dari cangkang. Perebusan (sterilizer) yang ada pada PT. Asam Jawa dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. Perebusan (Sterilizer) Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
27
Laporan Tugas Akhir
Spesifikasi Perebusan Sterilizer
Type
: Double Door
Made By
: Super Andalas Steel
Jumlah
: 4 unit
Kapasitas
: 9 lori/rebusan.
Pola rebusan
: Triple Peak (tiga puncak)
Pengoperasian rebusan (sterilizer) diatas sesuai kebutuhan dengan memperhitungkan: a. Kualitas kematangann TBS yang akan diolah, makin tinggi derajat kematangan TBS maka waktu merebus dioperasikan lebih singkat dan sebaliknya. b. Kapasitas screw press yang dioperasikan. c. Kebutuhan bahan bakar boiler yang dioperasikan. Adapun tujuan dari perebusan ini adalah :
Menghentikan aktifitas enzim lipase pada TBS.
TBS yang dipanen mengandung enzim lipase yang tetap bekerja dalam buah. Enzim lipase bertindak sebagai pembentuk asam lemak bebas yang dapat mempengaruhi mutu dari CPO yang dihasilkan.
Melunakkan daging buah (mesocarp).
Melekangkan inti (kernel) dan cangkang (Shell).
Mengurangi kadar air dalam buah.
Mempermudah buah lepas dari tandannya.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
28
Laporan Tugas Akhir
Disini terdapat empat buah sterilizer yang letaknya berdekatan antara keempatnya. Proses perebusan yang dilakukan di PKS. PT. ASAM JAWA adalah perebusan sistem tiga puncak (triple peak).
Puncak pertama, yaitu dengan tekanan 1,5-2,0 bar atau (15 psi) untuk proses penitrasi. Steam yang masuk ke sterilizer sifatnya panas, sedangkan TBS yang baru dimasukkan dingin. Jadi steam yang masuk tadi akan menjadi air akibat TBS yang dingin.
Puncak kedua, dengan tekanan 1,5-2,5 bar atau (25 psi) untuk mengurangi kotoran pada TBS.
Puncak ketiga, yaitu dengan tekanan 2,8-3,0 bar atau (35 psi) untuk melumatkan buah supaya mudah dalam pelepasan buah dari janjangan saat pada Thresing dan memudahkan dalam penge Pressan. Seperti pada tabel 3.6 dibawah ini.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
29
Laporan Tugas Akhir
Tabel 3.6. Proses perebusan 3 (tiga) puncak Tahap Proses
Waktu (menit) 6
Tekanan /
I
Deaerasi (menguras udara)
II
Naikkan tekanan uap I (pertama)
5
1,5 – 2,0
III
Turunkan tekanan uap I (pertama) buang udara dan kondensat, afblas I
3
0
IV
Naikkan tekanan uap II (kedua)
7
2,0 – 2,5
V
Turunkan tekanan uap II (kedua) buang udara dan kondesat, afblas II
3
0,5 – 0
VI
Naikkan tekanan uap III (tiga)
8
2,8
VII
Penahanan tekanan uap
50
2,8 – 3,0
VIII
Buang uap dan kondensat, afblas terahir
8
0
Siklus rebusan
90
Mengeluarkan dan memasukan lori buah
7
Total waktu proses perebusan
97
0 - 0,5
Sumber, PT. Asam Jawa
Sitem perebusan dengan triple peak dapat dilihat pada kurva berikut ini :
Gambar 5. Kurva perebusan sistem triple peak
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
30
Laporan Tugas Akhir
Cara kerjanya :
Lori yang telah berisi TBS (Tandan Buah Segar) dimasukkan kedalam sterilizer sebanyak 9 lori setiap perebusan (dengan muatan rata – rata 2,5 ton/lori) kemudian pintu sterilizer di tutup rapat.
Pembuangan udara (daeration) selama 5 menit, katup kondensat dibuka dan katup steam buang ditutup dan katup steam masuk dibuka, tujuannya adalah steam untuk membuang udara di dalam rebusan, karena udara dapat menyebabkan TBS sebelah bawah tidak masak.
Pengisian steam, katup steam buang dan kondensat ditutup, katup steam masuk dibuka selama 15 menit (sampai tekanan 15 psi). Kemudian kondensat dibuka (5 menit) katup steam buang dibuka dan katup steam masuk ditutup.
Pengisian kedua, katup steam masuk dibuka, katup kondensat dan buang ditutup selama 20 menit (sampai tekanan 25 psi). Kemudian buang kondensat kedua, katup steam kondensat dan buang dibuka, katup steam masuk ditutup sampai tekanan di dalam sterilizer 0 kg/cm².
Pengisian ketiga, katup steam masuk dibuka, katup kondensat dan buang di tutup (sampai tekanan 35 psi). Lakukan penahanan selama 45 menit. Kemudian buang kondensat ketiga, katup masuk ditutup katup kondensat dan buang dibuka selama 5 menit.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
31
Laporan Tugas Akhir
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perebusan adalah :
Pada saat Blowdown/pembuangan, katup yang pertama dibuka adalah condensat valve bukannya exhaust valve.
TBS yang diterima banyak mentah sehingga perlu penambahan waktu perebusan untuk menghindari losses brondolan tinggi janjangan kosong.
Kebersihan saringan (starainer) air kondensat. Saringan harus bersih dari sampah ataupun brondolan agar kondensat tidak tertahan dalam rebusan, apa bila saringan tertutup dapat mengakibatkan proses perebusan tidak sempurna dan hasil perebusan tidak maksimal, masih banyak buah yang lengket, dan minyak semakin tinggi meresap kedalam janjangan.
Tidak adanya kebocoran ketel rebusan, parit pintu rebusan (packing pintu), kerangan (valve) dan sambungan pipa kondensat dengan body rebusan.
Waktu tahan steam pada puncak ketiga (holding time), holding time disesuaikan dengan keadaan TBS yang direbus, derajat kematangan dan keadaan buah restan.
Koordinasi/komunikasi antar operator rebusan dan petugas pengisian lori untuk mengetahui kondisi buah yang akan direbus.
Waktu perebusan (90-95 menit). Blowdown/pembuangan dan steam yang masuk harus mengikuti aturan, karena berpengaruh terhadap TBS yang akan diolah pada proses selanjutnya.
3.7.
Stasiun Pemipil (thresher) Sebelum TBS sampai ke bagian pemipilan (Thresher) dari perebusan, alat
yang membantu pemindahan TBS adalah Kapstan, Hosting Crane dan Auto
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
32
Laporan Tugas Akhir
Feeder. Kegunaan dari masing-masing alat-alat tersebut adalah: a. Kapstan untuk menarik lori berisi TBS masak yang sudah keluar dari rebusan hingga ke posisi Hosting Crane. b. Hosting Crane untuk mengangkat dan menuangkan lori TBS yang sudah direbus kedalam hoper thresher. b. Auto Feeder untuk mengatur masuknya buah yang sudah direbus ke thresher secara kontinu dan merata sehingga proses perontokan brondolan dapat berlangsung maksimal. Kecepatan auto feeder diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kapasitas olah. Pada thresher, dilakukan pelepasan/perontokan brondolan dari janjangan. Proses perontokan brondolan berlangsung akibat adanya bantingan tandan buah didalam alat thresher yang berputar dengan kecepatan ± 23 rpm, semakin berat janjang rata-rata (BJR) semakin besar rpm nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian thresher adalah : a. Saat tandan buah berputar dalam thresher harus dapat mencapai ketinggian maksimal, baru jatuh dan terbanting pada As Thresher. b. Pengaturan disesuaikan
buah
yang
masuk
dari
auto
feeder
ke
thresher
dengan kapasitas thresher, sehingga buah tidak terlalu
banyak menumpuk dalam thresher yang dapat mengakibatkan proses perontokan tidak sempurna dan juga sebaliknya tidak sempat kosong sama sekali. Penuangan buah dengan hosting crane ke thresher dengan interal waktu yang tetap. Brondolan hasil dari thresher diangkut dengan timba-timba buah (fruit Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
33
Laporan Tugas Akhir
elevator) ke ularan (conveyor) digester. Apabila jumlah brondolan kontinu, akibat pemasangan dengan interval tetap maka yang diterima timba buah (fruit elevator) relatif sama dan hal ini akan memperpanjang umur teknis rantai (chain) timba buah. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 6 .Stasiun Pemipil (thresher)
Spesifikasi Pemipil Thresher
Jumlah
: 3 unit
Jenis
: single drum
Putaran
: 22 – 24 rpm
Panjang
: 4,80 m
Diameter
: 1,97 m
Jarak antar kisi – kisi
: 5 cm
Kemiringan plat pembawa
: 10,89º
Motor penggerak
: TECO Induction 20 Hp 3 phase
Kapasitas
: 10 ton/jam
3.7.1. Bunch Crusher Bunch Crusher adalah suatu alat yang berfungsi untuk membantu melepaskan fruit yang masih melekat pada jenjangan dengan cara menggilas Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
34
Laporan Tugas Akhir
jenjangan dari thresher sebelumnya. Jenjangan akan dijatuhkan keatas dua buah poros yang berputar berlawanan arah sehingga jenjangan akan tergilas dan jatuh kepermukaan dua buah poros yang berada dibawahnya dan digilas kembali. seperti pada gambar berikut.
Gambar 7. Bunch Crasher Spesifikasi Bunch Crusher
Jumlah
: 1 unit
Jumlah poros penggilas
: 4 buah
Putaran
: 24 rpm
Motor penggerak
: Nord 1445 rpm
3.8.
Stasiun Press Fruit yang telah diangkut oleh fruit elevator dengan menggunakan timba-
timba kemudian dijatuhkan ke fruit distributing conveyor. Disini fruit akan didistribusikan ke masing-masing digester. Dan diujung
fruit distributing
conveyor terdapat over flow conveyor yang berfungsi sebagai membawa fruit yang lebih dari fruit distributing conveyor menuju cross bottom conveyor kemudian diangkut oleh fruit elevator.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
35
Laporan Tugas Akhir
3.8.1. Digester (Pelumat) Fungsi dari digester adalah untuk melepas daging buah dari biji (notten) dan melumatkannya dengan cara meremas, menggesek dan menekan brondolan menggunakan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan. Proses pengadukan berlangsung sebagai berikut: a. Akibat adanya gesekan antara pisau dengan brondolan b. Tekanan gaya berat dari brondolan itu sendiri Oleh karena itu bila isian digester kurang dari ¾ bagian, gaya tekan dan brondolan menjadi kecil, retention time dalam digester lebih singkat dan hasil adukan masih kasar. Sebaiknya bila isian digester penuh, gaya tekan brondolan akan menjadi lebih besar, retention time brondolan di digester lebih lama dan hasil adukan menjadi lebih sempurna. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil adukan yang sempurna dalam pengoperasian digester antara lain adalah: a. Sebelum brondolan masuk ke digester, pintu sekat digester yang menuju ke pressan ditutup dahulu agar brondolan sempat diaduk selama ± 20 menit (dihitung sejak brondolan masuk ke digester). b. Proses pengadukan dapat berjalan sempurna apabila : 1. Ketel adukan dalam keadaan penuh, minimal ¾ bagian 2. Waktu pengadukan ± 20 menit. Semakin pendek retention time, semakin kasar hasil adukan. 3. Pisau aduk tidak aus (jarak antara ujung pisau yang baru dengan dinding digester ± 12 mm) Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
36
Laporan Tugas Akhir
4. Temperatur operasi > 92º C c. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, maka ampas pressan masih kasar dan kehilangan minyak dalam ampas pressan tinggi (> 5 % terhadap contoh). d. Pada bagian bawah alat pengadukan (bottom plat) dibuat lobang berdiameter 5 mm sebanyak ±1200 buah untuk mengalirkan minyak selama pengadukan. Aliran minyak dari bottom plat harus lancar karena bila tidak lancar maka hasil adukan masih banyak mengandung minyak dan menyulitakan dalam proses di pressan. e. Pembersihan bagian dalam digester dilakukan setiap minggu. f. Pada saat membersihkan digester, dicatat atau dikontrol keausan pisau digester dan keausan sekat pada dinding digester. g. Digester dilengkapi dengan : 1. Ularan balik (return conveyor) untuk mengembalikan kelebihan brondolan masuk ke digester secara otomatis agar isian digester tetap penuh atau minimal ¾ ketinggian, sehingga operator tidak perlu kuatir brondolan tumpah ke lantai. 2. Pemasangan sekat yang terbuat dari besi siku/besi T pada dinding digester. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 8. Digester (pelumat) Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
37
Laporan Tugas Akhir
Spesifikasi Digester
Jumlah
: 7 unit
Kapasitas
: 15 ton/jam
Putaran pisau digester
: 23 rpm
Motor penggerak
: TECO, 3 phase, 30 hp, 1445 rpm
Isi max dan min digester
: ½ digester
Suhu dalam digester
: 90º C
Waktu pelumatan
: 17 menit
3.8.2. Mesin Kempa (screw press) Fungsi pengempaan adalah untuk memisahkan minyak dari massa adukan dengan cara mengepress pada tekanan 35-45 ampere. Tekanan yang terlalu tinggi akan meningkatkan pengutipan minyak tetapi biji banyak yang hancur, sedangkan tekanan yang rendah akan menurunkan pengutipan minyak dan biji tidak hancur. Sebagai indikator pengaturan tekanan sudah tetap atau belum adalah kandungan minyak dalam ampas pres yaitu 5-6 % terhadap contoh (0,55 - 0,66 % TBS). Seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 9. Mesin kempa (Screw Press)
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
38
Laporan Tugas Akhir
Spesifikasi Mesin Kempa (Screw Press)
Jumlah
: 7 unit
Kapasitas
: 15 ton/jam
Putaran screw press
: 10 rpm
Tekanan cone
: 50 bar
3.9. Stasiun Klarifikasi dan Pengutipan Minyak Minyak kasar yang diperoleh dari presan ditampung dalam talang dan diencerkan dengan menambah air panas 18-20 %, untuk dialirkan ke stasiun permunian minyak. Pengenceran ada juga dilakukan di silinder press dan vibro separator agar cairan minyak kasar tidak meluap keluar dari vibro separator akibat lubang saringan yang tertutup kotoran. Indikator pengenceran yang benar dapat terlihat dari analisis cairan minyak kasar dalam bak crude oil. Bila hasil analisa laboratorium menunjukkan kandungan minyak 45-50 % dan kandungan air 18-20% berarti pengenceran sudah tepat. Adapun tujuan dari pemisahan dan pengutipan minyak adalah untuk memisahkan minyak dari fraksi air dan lumpur (non oil solid) serta mengeringkannya sehingga kadar air 0,10 % maksimum. Pemisahan minyak terjadi dengan dua cara yaitu secara alami/gravitasi karena massa jenis minya2 lebih kecil dan secara mekanis dengan alat decanter dan centrifugal. Adapun prinsip pemurnian minyak adalah: a. Dipanaskan yaitu : dengan pemanasan steam injeksi langsung atau coil (steam coil), minyak mudah terpisah dengan sludge/drab. Minyak yang berat jenisnya lebih ringan naik keatas dan sludge/drab yang berat jenisnya Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
39
Laporan Tugas Akhir
lebih besar turun atau tetap dibawah. b. Diendapkan untuk mempercepat pengendapan, aliran dialirkan kebawah agar berat jenis sludge/drab yang lebih besar dibanding minyak tetap berada dibawah. c. Kondisi tenang yaitu proses pemisahan minyak dan pengendapan sludge akan lebih sempurna jika kondisi cairan dalam keadaan tenang. d. Pengutipan minyak dilakukan karena minyak sudah berada diatas, pengutipan dengan sistem over flow. 3.9.1. Sand Trap Setelah pengutipan minyak dilalakukan, maka dilanjutkan ke sand trap. Adapun kegiatan pada sand trap antara lain : a. Stasiun pemurnian minyak dimulai dari sand trap. Hal ini berarti harus dimulai prinsip-prinsip perlakuan minyak kasar menjadi minyak murni atau pemisahan antara minyak dan non minyak. b. Agar pemisahan tersebut dapat terjadi dengan sempurna, maka proses dilakukan secara bertahap, mulai dari Sand Trap - Bak CO (Crude Oil) CST - Oil Tank - Oil Purifier - Vacum Dryer. c. Sludge dari CST diproses melalui Sludge Tank - Strainner - Pre Cleanner - Decanter - Decanting basin/Fat pit. d. Fungsi sand trap adalah untuk menangkap pasir yang terbawa minyak kasar (crude oil) hasil pressan, dengan cara pengendapan dan dipanaskan pada temperatur ≥ 98ºC. e. Jika volume sand trap kecil (± 1,5 M³) maka suhu di Hot Water Tank Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
40
Laporan Tugas Akhir
harus bias mencampai ≥ 98ºC, sehingga cairan yang masuk kedalam bak cukup panas dan temperature di bak RO bias mencapai ≥ 98ºC. f. Didalam sand trap dipasang sekat vertical untuk menghindari turbulensi aliran dan mengarahkan flow minyak kasar ke bawah terlebih dahulu agar pasir yang terbawa minyak kasar tertinggal dibawah (sering terjadi, sekali sudah kropos sehingga sand trap tidak berfungsi maksimal dalam pengendapan). g. Bak sand trap dilengkapi dengan thermometer dan dipasang kaca untuk melihat apakah endapan pasirnya sudah saatnya untuk di sprui/drain. h. Biasanya sprui/drain dilakukan setiap pagi sebelum pabrik beroperasi dan 4 jam sekali selama pabrik beroperasi (tergantung pada volume sand trap dan jumlah endapan pasir). i. Pencucian bak sand trap dilakukan pada hari seminggu saat tidak mengolah dan mengontrol kondisi sekat pada bak sand trap. 3.9.2. Bak CO (Crude Oil) Adapun kegunaan dari bak CO adalah: a. Fungsi Bak CO adalah untuk memanaskan minyak kasar dan mengendapkan kotoran/pasir yang masih lolos dari sand
trap dan
vibrating screen/vibro separator. b. Suhu cairan minyak kasar dalam bak CO 98 - 100ºC. c. Seluruh pengutipan minyak masih terikut dalam sludge, seperti minyak dari Sludge Separator, bak Fat-pit, tangki timbun dan Oil Tank, Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
41
Laporan Tugas Akhir
dimasukkan terlebih dahulu kedalam bak CO (melalui vibrating screen/vibro separator) agar dapat disaring dan dipanaskan terlebih dahulu. d. Hindarkan pengiriman langsung dari CST karena suhu minyak pengutipan tersebut pasti lebih rendah dibandingkan dengan suhu di CST sehingga dapat menurunkan suhu di CST dan memperlambat pemisahan minyak. e. Pressure pompa pengiriman minyak kasar dari bak CO yang langsung ke CST juga menimbulkan gejolak dalam cairan sehingga pemisahan minyak tidak berlangsung dengan sempurna. f. Steam injeksi hanya boleh dihidupkan pada awal olah untuk mempercepat kenaikkan
temperatur,
sedangkan
pada
saat
pengutipan minyak yang dihidupkan hanya steam coil (steam injeksi harus dimatikan). Hal ini dimasudkan agar pemisahan minyak dapat lebih sempurna karena dalam kondisi lebih tenang. Seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 10. Bak Crude Oil Tank
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
42
Laporan Tugas Akhir
3.9.3. Storage Tank (tangki timbun) Tangki timbun merupakan tempat penyimpanan sekaligus penimbunan minyak yang akan dipasarkan. Pada tangki ini dilengkapi dengan pipa steam (coil) untuk pemanas agar mutu minyak dapat dipertahankan sebagaimana sewaktu dikirimkan ke tangki timbun. Disini terdapat lima buah tangki timbun. Dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 11. Storage Tank (Tangki Timbun) Spesifikasi Storage Tank Jumlah
: 5 unit Tinggi
Keliling
Kapasitas
I
: 8,30 meter
II
: 8,32 meter
III
: 8,34 meter
IV
: 10,76 meter
V
: 10,82 meter
I – IV
: 42 meter
V
: 57 meter
I - III
: 1000 ton
IV- V
: 2000 ton
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
43
Laporan Tugas Akhir
Hal- hal yang harus diperhatikan : 1. Mutu minyak dalam tangki timbun harus diperiksa / dianalisa. 2. Temperatur dalam tangki 1, 2, 3, 4, berkisar 50º C, dan tangki 5 berkisar 60º C. 3. Kadar air minyak 0,15 % 4. Kadar kotoran 0,02 % 5. Asam lemak bebas maksimal 3,0 % 6. Pemeriksaan pipa – pipa steam.
3.10. Stasiun Kernel Setelah fibre dan nut (press cake) selesai di press pada stasiun press kemudian fibre dan nut dibawa oleh cake breaker conveyor menuju stasiun kernel. Stasiun kernel merupakan tempat pengolahan biji (nut) menjadi inti (kernel) dan cangkang (shell). 3.10.1. Cake Brake Conveyor (CBC) CBC ada 1(satu) unit dengan panjang ± 30.000 mm dan lebar 700 mm yang berbentuk U. CBC memilki pisau-pisau yang disebut padle yang diatur sedemikian rupa sehingga merupakan satu garis ulir. Seperti pada gambar dibawah ini.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
44
Laporan Tugas Akhir
Gambar 12. Cake Breaker Conveyor 3.10.2. Depericarper (pemisah nut dan fibre) Depericarper merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan antara biji dengan serabut dengan menggunakan prinsip pneumatis dimana pemisahan biji dengan serabut menggunakan hisapan udara pada sebuah kolom pemisah. Pemisahan terjadi akibat adanya perbedaan berat jenis antara biji dengan serabut. Bahan yang lebih ringan (serabut) akan tertarik ke atas, sedangkan biji akan jatuh kebawah dan ditampung oleh polishing drum. Seperti gambar berikut.
Gambar 13. Depericarper Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
45
Laporan Tugas Akhir
3.10.3. Polishing Drum Polishing drum merupakan suatu alat berbentuk drum horizontal yang berputar. Fungsi dari polishing drum ini adalah untuk membersihkan sisa-sisa serabut yang masuk melekat pada biji. Nut dan kotoran fibre yang masih terikut akan masuk kedalam polishing drum yang berputar. Dengan adanya plat pembawa maka nut akan dibawa ke ujung polishing drum. Seperti pada gambar berikut ini
Gambar 14. Polishing Drum Spesifikasi Polishing Drum
Jumlah
: 2 unit
Panjang
:6m
Diameter
:1m
Putaran
: 17 rpm
Diameter lubang keluar nut
: 2 cm
Kemiringan plat pembawa
: 15º
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
46
Laporan Tugas Akhir
3.10.4. Nut Silo Nut silo merupakan suatu tempat penampung nut (volumenya 40 – 50 ton) yang telah bersih. Bagian bawah nut silo berbentuk kerucut menuju ripple mill. Seperti pada gambar dibawah ini :
Gambar 15. Nut Silo 3.10.5. Ripple Mill (pemecah nut) Ripple mill merupakan suatu alat untuk memecahkan cangkang agar inti (kernel) dan cangkang dapat dipisahkan pada proses selanjutnya sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar boiler. Nut masuk kedalam ripple mill kemudian nut akan dibawa oleh rotor bar yang berputar, lalu nut akan dihempaskan ke rotor disk (rotor plat) sebagai alat pemecah. Nut yang telah pecah akan jatuh kebawah dan dibawa oleh craked mixtur conveyor. Dapat dilihat seperti gambar berikut ini
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
47
Laporan Tugas Akhir
Gambar 16. Ripple Mill 3.10.6. LTDS I ( Ligh Tenera Dush Separator I) Light Tenera Dust Separator (LTDS) Merupakan alat untuk pemisah antara kernel dan cangkang. Cangkang yang berat jenisnya lebih ringan akan terisap oleh separating fan. Sedangkan kernel yang mempunyai berat jenis berat akan jatuh ke wet kernel conveyor. Pemisahan ini juga bisa disebut sistem pengolahan kering. Ada juga kernel yang pecah pada saat pemecahan di ripple mill dan cangkang yang berat jenisnya diantara keduanya, tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat. Kernel dan cangkang seperti ini akan masuk ke LTDS II untuk dipisah kembali. 3.10.7. LTDS II ( Ligh Tenera Dush Separator II) LTDS II merupakan alat untuk memisah kernel dan cangkang yang mana disini diterapkan metode pemisahan inti dengan sistem kering tahap dua. dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
48
Laporan Tugas Akhir
Gambar 17. LTDS II Setelah dilakukan pemisahan di LTDS II masih banyak juga terdapat Kernel dan cangkang yang belum dapat terpisahkan. Kernel dan cangkang seperti ini harus dipisahkan lagi di sistim pengolahan basah / pada Claybath. Sebelum kernel dan cangkang diolah di claybath, kernel dan cangkang tersebut terlebih dahulu di cuci di tabung pencucian. Pencucian ini bertujuan untuk membersihkan kernel dan cangkang dari kotoran halus agar pemakaian calcium (CaCO3) pada Claybath dapat diminimalkan. 3.10.8. Claybath Claybath adalah suatu tempat pemisahan antara kernel dengan cangkang dengan menggunakan bantuan calcium (CaCO3). Pemisahan ini disebut juga dengan pemisahan kernel dengan cangkang melalui sistim basah. Bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
49
Laporan Tugas Akhir
Gambar 18. Claybath 3.10.9. Wet Kernel Conveyor Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pembawa kernel yang keluar dari LTDS I, LTDS II dan vibrating mesh claybath menuju Wet kernel Elevator. 3.10.10. Wet Kernel Elevator Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pembawa kernel dari wet kernel conveyor untuk dibawa kedalam kernel silo. Wet kernel elevator ini berbentuk timba / bucket yang dihubungkan dengan rantai / chain. 3.10.11. Kernel Silo Kernel silo merupakan suatu alat yang berbentuk tabung horizontal untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalam kernel. Kernel yang sudah terpisah dari cangkang dan masih mengandung 12% air dimasukkan kedalam kernel silo pengering untuk diturunkan kandungan airnya hingga mencapai 68%. Pengeringan dilakukan dengan udara bertemperatur 60-80 oC. Penurunan kadar air ini bertujuan untuk menonaktifkan kegiatan mikroorganisme sehingga
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
50
Laporan Tugas Akhir
proses pembentukan jamur atau proses kenaikan asam (lauric acid) dapat dibatasi pada saat kernel disimpan. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 19. Nut Silo 3.10.12. Kernel Storage Merupakan tempat penyimpanan atau penimbunan kernel sebelum didistribusikan kepada konsumen.
Kernel storage di PKS PT. Asam Jawa
berbentuk sebuah ruangan dengan ukuran 20 x 35 m. Dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 20. kernel Storage Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
51
Laporan Tugas Akhir
3.11.
Stasiun Water Treatment Stasiun water treatment merupakan suatu tempat pengolahan, air
merupakan bahan penolong proses maupun sebagai sumber energi uap yang dapat dikonversi menjadi energi kinetik, mekanik dan energi listrik. Oleh karena itu ketersediaan air dalam jumblah yang cukup dan mutu yang standar diperlukan agar pengolahan dapat berlangsung dengan lancar dan efisien. 3.11.1. Raw Water Pump Raw water pump adalah sebuah pompa untuk menghisap air dari sungai menuju water basin kemudian di ijeksikan, soda ash (untuk meningkatkan mineral yang terdapat di air), PAC, CACH-CA 1000 (untuk menstabilkan Ph air), yang selanjutnya dipompakan ke clarifier tank. 3.11.2. Clarifier Tank Clarifier tank berfungsi sebagai alat penjernih air, karena terjadinya proses sedimentasi
(pengendapan)
dan
koagulasi
(penggumpalan)
akibat
dari
penambahan PAC dan CACH-CA1000 sehingga bahan yang mempunyai BJ > 1 maka akan turun kebawah dan air yang terdapat dibagian atas akan dialirkan ke bak penampungan untuk pengendapan. Untuk mengeluarkan endapan lumpur (flok-flok) yang terbentuk dilakukan bludown. Dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
52
Laporan Tugas Akhir
Gambar 21. Clarifier Tank
3.11.3. Water Stelling Basin Water stelling basin adalah suatu tempat berupa bak yang terbagi menjadi 3 bagian, fungsinya adalah sebagai tempat pengendapan zat-zat terlarut dan juga sebagai tempat penampungan air yang telah jernih sebelum dipompakan ke sand filter. Sebelum air masuk kedalam water basin terlebih dahulu dilakukan penginjeksian bahan kimia ke pipa air yang akan menuju water basin dengan tujuan untuk meningkatkan zat-zat terlarut, sehingga proses pengendapan terjadi dengan sempurna. Adapun bahan kimia yang diinjksikan yaitu :
Flokulan : berfungsi untuk meningkat lumpur yang tekandung pada air. Dosisnya 1 ons campur yang terkandung pada air (untuk 17 jam operasi).
Aluminium sulphat / tawas A12SO3) : fungsi untuk menjernihkan air dengan mengikat zat-zat terlarut pada air. Dosisnya untuk air keruh 41 kg campur 100 liter air. Untuk air normal 37,9 kg campur 400 liter air, untuk operasi.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
53
Laporan Tugas Akhir
Soda ash (NaCO3) : berfungsi untuk menaikkan PH air sungai (< 5 menjadi 6 – 7, 0). Dosis untuk air jernih yaitu 27 kg campur 400 liter air. Dan untuk air keruh yaitu 30 kg di campur 400 liter air terhadap zat-zat terlarut yang terkandung pada air. Setelah air masuk ke water stelling basin dan terjadi pengendapan,
kemudian air yang sudah jernih di pompakan ke sand filter. Dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Gambar 22. Water Basin 3.11.4. Sand Filter Sand filtre adalah suatu alat yang di dalamnya terdapat nozle untuk memperkecil ukuran partikel, dilengkapi pasir kwarsa sebagai media berfungsi untuk menyaring kembali air yang telah diproses di water stelling basin yang kemungkinan masih mengandung zat-zat terlarut yang masih terikut dengan air. Setelah air disaring di sand filtre, kemudian air dipompakan ke atas tower tank untuk dikirimkan ketempat yang memerlukan. Seperti pada Gambar dibawah ini.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
54
Laporan Tugas Akhir
Gambar 23. Sand Filtre 3.11.5. Water Tower Tank Water tower tank adalah suatu tempat untuk menampung air dari sand filter dan untuk didistribusikan ke tempat-tempat yang memerlukan pemompaan air ke water tower tank ini adalah dengan sistem otomatis dengan menggunakan bandul diatas permukaan air di water tower tank. Seperti pada Gambar dibawah ini.
Gambar 24. Water Tower Tank Selanjutnya air akan dialirkan ke tabung anion dimana akan diinjeksikan caustic soda yaitu partikel bermuatan positif (+) yang akan mengikat partikel Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
55
Laporan Tugas Akhir
bermuatan negative (-) dan akan meloloskan partikel yang bermuatan positif. Kemudian air dialirkan ke tabung cation/softener dimana akan diinjeksikan asam sulfat yaitu partikel bermuatan negative (-) sehingga akan mengikat partikel positif (+) yang lolos dari tabung softener dan menghasilkan air murni. Seperti pada Gambar dibawah ini.
Gambar 25. Tabung Anion dan Kation Selanjutnya air dipompakan ke demindtank dan dipanaskan dengan suhu 70°C untuk memanaskan air agar mudah naik ke dearator, kemudian air dipompakan ke dearator. Di dearator akan di injeksikan bahan kimia yaitu : S82210 / Polimer ( untuk menaikkan kadar sulfat di pipa boiler), S-82201 / Fosfat ( untuk menaikkan kadar fosfat), dan S-82101 / Sulfid ( untuk menghancurkan kerak pada pipa boiler). Di dearator air akan dipanaskan dengan suhu 95-100°C untuk melarutkan oksigen yang terkandung dalam air. Air siap dipompakan ke boiler.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
56
Laporan Tugas Akhir
3.12. Stasiun Boiler (Ketel Uap) Stasiun boiler merupakan suatu alat untuk menghasilkan uap steam untuk pembangkit tenaga listrik dan juga untuk proses pengolahan yang memerlukan steam dengan cara pemanasan terhadap air dengan memanfaatkan cangkang dan fibre sebagai bahan bakar. Karena uap yang dihasilkan oleh boiler sangat diperlukan maka boiler ini merupakan alat yang paling vital, oleh karena itu didalam pelaksanaan pengoprasiannya harus berdasarkan standart operating process (SOP). Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 26. Boiler (Ketel Uap) Terdapat beberapa komponen di stasiun boiler, antara lain : 1. Draft Control Fungsinya adalah untuk membuka dan menutup katup pengeluaran hawa panas apabila boiler akan mulai dioperasikan, agar motor Induced Draft Fan (IDF) tidak terlalu berat untuk melakukan start awal. 2. Induced Draft Fan (IDF)
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
57
Laporan Tugas Akhir
Fungsinya adalah untuk mengisap hawa panas dan abu sisa pembakaran melalui bagian atas dari boiler. Abu yang kasar akan keluar melalui dumper dust collector 1 dan 2, sedangkan abu yang halus akan ikut bersama hawa panas keluar melalui Chimney (cerobong asap). 3. 1st dan 2nd Dust Collector Fungsinya sebagai penyaring abu yang kasar yang dihisap oleh IDF dan kemudian abu ini akan keluar ke box penampungan secara otomatis. 4. Forced Draft Fan Berfungsi sebagai pengembus udara ke dapur boiler melalui bagian bawah dapur boiler. 5. Second FDF Fungsinya untuk menghembuskan udara ke dapur boiler melalui bagiang samping boiler dan juga untuk mengatur bahan bakar. 6. Rotary Feeder Rotary feeder adalah merupakan corong pemasukan bahan bakar, yaitu cangkang dan fibre. 7. Elektrik Feed Water Pump Fungsi adalah untuk memompakan air dan deaerator ke boiler dengan menggunakan tenaga listrik dan turbin. 8. Steam Driver Feed Water Pump
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
58
Laporan Tugas Akhir
Fungsinya sama dengan elektrik feed water pump, yaitu untuk memompakan air dari deaerator ke boiler, bedanya adalah sumber tenaganya adalah dengan menggunakan steam dari heater pada boiler. 9. Header Fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan air di dapur boiler. Header ini berbentuk silinder yang terdapat di dinding dapur boiler. 10. Upper Drum Upper drum adalah tempat pemasukkan air dari deaerator dan juga sebagai tempat berkumpulnya steam bahan yang dihasilkan dari dapur boiler, lower drum dan header yang kemudian steam basah tersebut keluar manuju super heater. 11. Lower Drum Lower Drum adalah tempat penampungan air yang turun dari upper drum yang kemudian air ini dialirkan ke pipa-pipa yang terdapat di dapur. Kotoran yang terdapat pada air ini juga akan mengendap di lower drum ini dan akan dibersihkan dengan melakukan blowdown. 12. Super Heater Super heater adalah tempat berkumpulnya steam kering sebelumnya telah di rubah, dari steam basah menjadi steam kering di pipa super heater yang siap untuk didistribusikan ke turbin. 13. Chimney (cerobong asap) Chimney adalah tempat keluarnya hawa panas yang telah dihisap oleh IDF.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
59
Laporan Tugas Akhir
14. Ruang Bakar Ruang bakar adalah tempat pembakaran dari bahan bakar. Ruangan bakar ini dikelilingi pipa-pipa yang berisi air. Sebelum boiler dioperasikan, boiler terlebih dahulu dipanaskan dengan cara menghidupkan api secara manual diruang bakar/ dapur boiler dan mengisi bahan bakar secara merata pada lantai dapur dengan ketebalan 20-30 cm, tujuan antara lain :
Mencegah terjadinya pemanasan mendadak yang mengakibatkan pembengkokan pada pipa.
Untuk membuang air dan udara yang berada pada super heater dengan cara membuka condensat valve, dan air fan valve dan menutupnya kembali pada saat boiler akan mulai di operasikan.
Pemanasan ini dihentikan apabila tekanan sudah menjadi 1,5 kg/cm² (dilihat dari manometer) dengan cara menghidupkan FDT dan sec. FDT dan yang terakhir menghidupkan IDF (proses akan di mulai). Selanjutnya hidupkan genset untuk memutar motor listrik yang digunakan dalam proses penyalaan api (fire up), Hidupkan PAF ( primary air fan) dan SAF ( secondary air fan) untuk menghembuskan udara dari bagian bawah boiler dan nyalakan api. Selanjutnya hidupkan CAF ( carrier air fan ) untuk menghembuskan udara dari bagian samping boiler.Hidupkan ART ( ash rotary trap) untuk menghisap dan menyaring abu. Hidupkan AFF ( automatic fuel feeder) untuk pemasukan bahan bakar. Hidupkan IDF ( induce draft fan ) untuk menghisap asap hasil pembakaran.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
60
Laporan Tugas Akhir
Air diumpankan dari dearator tank ke drum atas menggunakan EDP (electric driven pump) dan turun ke drum bawah melalui pipa – pipa header drum atas dan drum bawah. Pada saat inilah air di panaskan di ruang pembakaran hingga air berubah menjadi uap. Hasil penguapan ini di tampung di upper drum, uap yang berada di dalam ketel masih dalam keadaan basah, lakukan penyaringan di steam separator, uap hasil penyaringan ini di salurkan melalui pipa – pipa masuk ke pipa super heater. Dari super heater uap diubah menjadi uap kering untuk keperluan penggerak turbin di kamar mesin. Uap kering tersebut disalurkan melalui kran induk (main valve) ke turbin uap dengan tekanan ± 22 kg/cm2. PKS PT. ASAM JAWA ada 3 buah boiler yang tersedia, dengan kapasitas boiler I dan II, 20 ton, dan boiler III kapasitas 26 ton. Pemakain boiler secara bergantian tergantung kebutuhan dari pengolahan dan steam (uap) yang dibutuhkan, tetapi Boiler yang sering digunakan adalah boiler III karena kapasitas lebih besar dibandingkan boiler I dan II. 3.13.
Stasiun Engine Room
3.13.1. Turbine Fungsi dari turbine adalah untuk mengubah tenaga uap menjadi energi listrik, yaitu dengan jalan menggerakkan memutar alternator sehingga menghasilkan energi listrik. Steam yang masuk dari super heater pada boiler dengan tekanan kurang lebih 22 kg/cm² lalu steam tersebut akan masuk ketabung penampungan air yang letaknya berada di atas turbine. Fungsi dari tabung penampung air ini adalah Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
61
Laporan Tugas Akhir
untuk menyaring air yang mengikut dengan steam yang akan masuk ke dalam turbine. Steam masuk pada turbine sesuai dengan perintah governoor. Fungsi dari governoor ini adalah untuk menjaga dan menstabilkan putaran dari alternator dengan jalan membuka menutup katup steam masuk secara otomatis. Batas maksimal putaran alternator sebesar 1.750 rpm. Jika seandainya governoor ini bermasalah, misalnya macet maka rpm akan terus naik dan melewati batas putaran maksimal. Maka turbine akan trip / mati dengan jalan pompa menutup katup steam masuk secara otomatis. Ada juga pada saat putaran dari alternator turun (di bawah 1500 rpm) karena ada penekanan steam rebusan sehingga tabung yang berada di dalam tabung BPV tidak jalan yang mengakibatkan putaran alternator akan berat maka harus dilakukan pembuangan steam dari tabung BPV. Seperti pada Gambar berikut ini :
Gambar 27. Turbine
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
62
Laporan Tugas Akhir
Spesifikasi Turbine
Merk
: SHINKO
Steam Out Put
: 850 kw
Steam Press
: 21 kg/cm²
Steam Temperatur
: 270ºC
Exhaust Press
: 3,2 kg/cm²
Turbine speed
: 5.294 rpm
Out Put Shaff Speed
: 1.500 rpm
Weight Date
: 6.280 kg : 11 Januari 2014
3.13.2. Genset Fungsi dari genset ini sama dengan fungsi dari turbine, yaitu sama – sama sebagai pembangkit listrik, bedanya adalah sumber tenaganya. Turbine menggunakan steam sebagai sumber tenaga
sedangkan genset dengan
menggunakan bahan bakar solar. Dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
Gambar 28. Genset
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
63
Laporan Tugas Akhir
Spesifikasi Genset Spesifikasi genset 1
Merk
: Mercedes
Model
: 275
Rotatet power prime
: 200 kw
Phase
:3
Ratet rpm
: 1.500
Made in
: German
Spesifikasi genset 2
Merk
: Mercedes
Model
: 3412
Ratis
: 400 kw
Phase
:3
Ratet rpm
: 1500
Made in
: Germany
Pemakaian solar dapat mencapai 60 liter / jam, sehingga genset dipakai hanya pada saat pagi hari, malam hari, dan hari-hari dimana boiler tidak beroperasi. Spesifikasi genset ini dapat dilihat pada lampiran 15. 3.13.3. Tabung BPV (Break Preasure Vassel) Tabung BPV berfungsi untuk menyimpan steam yang dihasilkan dari Turbine untuk selanjutnya steam ini didistribusikan ke unit pengolahan. Prinsip Kerja BPV (Back Pressure Vessel), yaitu menampung steam yang dihasilkan dari Turbine sampai
tekanan
maksimum 3.5 Kg/cm². Agar tekanannya stabil maka
dilengkapi dengan make up valve, seperti pada Gambar di bawah ini. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
64
Laporan Tugas Akhir
Gambar 29. Tabung BPV (Break Preasure Vassel) BPV (Break Preasure Vassel) ini dilengkapi dengan : a. Make up valve yang berfungsi untuk menaikkan atau menambah tekanan. b. Safety valve dan surplus valve berfungsi untuk membuang kelebihan steam. c.
Kerangan-kerangan berfungsi untuk distribusi steam ke stasiun pengolahan.
d. Steam trap berfungsi untuk membuang kondensate. e. Pressure gauge dan recorder berfungsi untuk mengukur dan mencatat tekanan.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
65
Laporan Tugas Akhir
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari rangkain produksi diatas ada beberapa stasiun yang harus dibahas dengan lebih dalam diantara setasiun tersebut adalah : 4.1.
Sortasi Buah Tempat pengumpulan buah merupakan tempat untuk dilakukan sortasi.
Sortasi adalah kegiatan memeriksa (mensortir) TBS (tanda buah segar) yang berasal dari Devisi/kebun maupun dari pemasok di luar PT. Asam Jawa, yang masuk ke pabrik dan disortasi di Loading Ramp terhadap tandan buah segar yang baru datang dari tiap divisi / kebun. Tujuan sortasi adalah memperoleh data derajat kematangan tiap-tiap ketentuan kriteria TBS Fraksi (katergori kematangan buah). TBS adalah satu faktor untuk evaluasi adanya kuantitas produksi minyak sawit (CPO) dan Inti sawit (Kernel) yang diproses di pabrik, seperti pada Gambar dibawah ini.
Gambar 30 . Sortasi Buah 4.1.1. Karakteristik TBS 1. Tanda Buah Segar (TBS) -
Produk utama kebun kelapa sawit Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
66
Laporan Tugas Akhir
-
Bahan baku utama PKS
-
Mutu TBS sangat menentunkan rendem dan mutu CPO , kernel, yang dihasilkan.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas bahan baku (TBS) -
Faktor genetik.
-
Tipe tanaman.
-
Umur tanaman dan teknik dalam pemanenan.
Bedasarkan ketebalan cangkang buah terbagi dalam 3 tipe. Tipe dura, tipe tenera dan tipe pesifera, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 31. Tipe Buah Kelapa Sawit Ketebalan cangkang sangat berkaitan erat dengan persentase mesokrap (daging buah), kandungan minyak dan persetase inti buah (kernel), sangat mempengaruhi rendemen inti dari buah kelapa sawit.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
67
Laporan Tugas Akhir
Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), dan jika dilihat buah kelapa sawit menempel dan bergerombol pada tanda buah. Jumblah pertanda dapat mencapai 1.600 buah sawit, berbentuk lonjong sampai membulat. Panjang buah 2-5 cm, setiap bulir berisi 10-18 butir dan beratnya mencapai 15-30 gram. Adapun fungsi dari pengumpulan buah adalah :
Sebagai tempat penampungan/penuangan TBS yang dibawa oleh truk.
Sebagai tempat kendali mutu untuk TBS yang dikirim oleh kebun.
Sebagai tempat penilaian terhadap TBS yang dikirim oleh kebun.
Untuk mengetahui apakah TBS yang dikirim oleh divisi/kebun sesuai dengan kriteria matang panen yang telah ditetapkan.
Grading (pemisahan) yang dilakukan di PT. Asam Jawa ada beberapa tahap yaitu :
Buah mentah, buah mentah bedasarkan di lapanagan (kebun) di golongkan pada dua golongan yaitu buah mentah abnormal dan buah mentah normal. Buah abnormal adalah TBS yang fisiknya masih mentah (hitam) tetapi sudah memberondol, dan buah mentah normal adalah TBS normal yang sama sekali tidak memiliki brondolan seperti pada fraksi 00, jumblah brondolan luar tidak ada.
Buah masak, buah masak adalah TBS yang memiliki brondolan lima (5) butir pertandan sampai dengan 75% memberondol dari permukaan luar buah.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
68
Laporan Tugas Akhir
Buah terlalu masak, buah terlalu masak adalah TBS yang memiliki brondolan lepas 75% sampai dengan 100% dari permukaan luar buah.
Tandan kosong dan tandan buah busuk adalah TBS yang lapisan dalamnya ikut memberondol dan buah busuk adalah buah yang kondisi fisiknya hitam dan berair.
Bjr < 3 kg adalah buah yang beratnya kurang dari 3 kg (buah pasir).
Toros panjang adalah buah yang mempunyai tangkai di atas 2.50 cm.
Pengelompokan tandan buah : 1. Tandan matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerahmerahan dan memiliki lebih dari dua brondol lepas per kg berat tandan, sampai lebih dari 50 % brondolan masih melekat pada tandan saat dilakukan sortasi / grading. 2. Tandan kurang matang : yaitu tandan yang berwarna orange kemerahmerahan dan memiliki kurang dari 2 brondolan lepas per kg berat tandan. 3. Tandan terlalu matang : yaitu tandan yang berwarna merah gelap dan memiliki lebih dari 50 % brondol lepas. 4. Tandan mentah : yaitu tandan yang berwarna ungu kehitam-hitaman dan tidak memiliki brondolan lepas. 5. Tandan kosong : yaitu tandan yang memiliki lebih dari 90 % brondol lepas. 6. Tandan busuk : yaitu tandan sebagian / keseluruhannya buahnya berwarna kehitam-hitaman, busuk dan berjamur. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
69
Laporan Tugas Akhir
7. Tandan tangkai panjang : tandan yang memiliki tangkai lebih dari 3 cm. 8. Tandan restan : tandan yang telah dipanen dan tidak diangkat selama lebih dari 48 jam sebelum dikirim ke pabrik. 9. Tandan kotor : tandan yang lebih dari setengah bagian permukaan diselimuti oleh lumpur, pasir dan kotoran lainnya. 10. Tandan kecil : tandan yang berukuran kecil dan berantai kurang dari 3,5 kg. 11. Tandan terserang hama : tandan yang lebih 30 % buah diserang hama, seperti tikus dan lain-lain. 12. Tandan sakit : tandan yang memiliki lebih dari 50 % buah abnormal dari bentuk maupun beratnya. 13. Tandan dura : tandan yang memiliki kriteria a. Ketebalan cangkang : 2 – 8 mm b. Rasio cangkang pada buah : 25 – 50 % c. Rasio mesocarp pada buah : 20 – 60 % d. Rasio kernel pada buah: 4 – 20 % 14. Brondolan : buah yang lepas dari tandan segar karena kematangannya dan biasanya berwarna orange kemerah-merahan. Seluruh brondolan harus dikirim ke pabrik sebelum 24 jam. Dari warna buah juga ditentukan kadar minyak yang terkandung di dalamnya, antara lain : a. Orange yaitu buah yang banyak mengandung minyak. b. Kuning orange yaitu buah yang mengandung minyak sedang. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
70
Laporan Tugas Akhir
c. Kuning yaitu buah yang sedikit mengandung minyak. Seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 32. Buah Sawit
TBS yang telah ditimbang kemudian di periksa atau disortir terlebih dahulu tingkat kematangan buah menurut fraksi fraksinya. Fraksi dengan kualitas yang diinginkan adalah fraksi 2 dan 3 karena pada fraksi tersebut tingkat rendemen minyak yang dihasilkan maksimum sedangkan kandungan Asam Lemak Bebas (free fatty acid) minimum. Dapat dilihat pada tabel 4,1 dibawah ini.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
71
Laporan Tugas Akhir
Tabel 4.1. Kriteria Kematangan Buah FRAKSI BUAH
KATEGORI
JUMLAH LUAR MEMBERONDOL
PERSYARATAN
Fraksi 00 (F.00)
Sangat mentah
Tidak ada
0,0 %
Fraksi 0 (F.0)
Mentah
1 - 12,5 %
Maksimum 3,0 %
Fraksi 1 (F.1)
Kurang matang
12,5 - 25 %
Fraksi 2 (F.2)
Matang I
25 – 50 %
F.1: maksimum 5% F2 + F3 : min 80 %
Fraksi 3 (F.3)
Matang II
50 - 75 %
Fraksi 4 (F.4)
Lewat matang
75 - 100 %
Maksimum 10 %
Fraksi 5 (F.5)
Terlalu matang
Buah bagian dalam Ikut memberondol
Maksimum 2 %
Brondolan Tanda kosong Buah busuk Panjang tangkai TBS (bentuk V)
10% 0% 0% Maksimum 2,5 cm
Sumber : Laboratorium PT. Asam Jawa
Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam loading ramp yang berada diatas rel lori. Loading ramp mempunyai 18 pintu yang dibuka tutup dengan sistem hidrolik, terdiri dari 2 line sebelah kiri dan kanan. 4.2.
Stasiun Loading ramp Loading ramp merupakan tempat penuangan TBS yang dibawa oleh truk
pengangkut untuk sementara waktu sebelum didistribusikan kedalam lori, dengan kemiringan Loading ramp ± 30º (sesuai dengan keadaan pabrik). Di ujung Loading ramp bagian bawah terdapat pintu yang digerakkan oleh motor listrik dengan sistim hidrolik dan dilengkapi dengan kisi-kisi dimana setiap kisi-kisi memiliki jarak minimal 0.1 cm dan maksimal 1.cm. kegunaan kisi-kisi adalah : Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
72
Laporan Tugas Akhir
1. Agar sampah, pasir terikut buah turun melaui kisi-kisi. 2. Jika terlalu kecil maka sampah, pasir dari buah tidak efektif turun. 3. Jika terlalu besar dapat menyebabkan brondolan dari buah ikut turun bersama sampah. Seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 33. loading ramp
Gambar 34. Lantai tempat penimbunan TBS (Loading Ramp)
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
73
Laporan Tugas Akhir
Spesifikasi dari Loading ramp dapat dilihat dibawah ini
Lebar pintu Loading ramp
: 1.9 meter
Tinggi pintu
: 1.50 meter
Tebal pintu
: 2,5 cm
Jumlah pintu
: 19 pintu
Kemiringan Loading ramp
: ± 30º
Kisi-kisi
: 1.cm
Panjang loading ramp
: 27 meter
Lebar loading ramp
: 7.42 meter
Kapasitas loading ram
: 120 ton
Sedangkan kegunaan hydrolic pump adalah : 1. Untuk mengatur buka tutupnya pintu loading ramp pada saat mengisi TBS ke dalam lori. Dan hydraulic dilengkapi dengan oil tank, hydraulic pump, pipa hydraulic, lengan hydraulic, handle hydraulic. Standart pengoperasian loading ramp dan fungsi, kegunaan loading ramp a. Standar pengoperasian loading ramp :
Sebelum dioperasikan pastikan seluruh peralatan loading ramp dalam keadan baik.
Pastikan minyak hydraulic di dalam tangki selalu penuh, jika kurang segara ditambah.
Pengaturan truk TBS yang naik ke loading ramp satu persatu dan dapat dibongkar kedalam ramp sesuai dengan kapasitas ramp.
Dihindari bongkar TBS diatas lantai pelataran untuk menekan losses minyak dari brondolan. Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
74
Laporan Tugas Akhir
Pastikan pengisian TBS kedalam lori dalam keadaan penuh merata, tapi tidak merujung, tersusun rapi sehingga TBS tidak tergangu dengan gaya dorongan alat berat kedalam rebusan (sterilizer) yang mengakibatkan TBS jatuh kelantai rebusan dan terkendala pada saat mngeluarkan lori TBS yang sudah masak.
Pengaturan penempatan TBS yang diterima harus sedemikian rupa sehingga penguluaran dapat dilaksanakan “FIFO” (First in – first out).
Berondolan yang tercecer selama pengisian lori disekitar loading ramp, harus segera dikutip dan dimasukan kembali kedalam lori.
b. Fungsi dan kegunaan Loading ramp :
Mempermudah TBS masuk kedalam lori untuk perebusan di Sterilizer.
Memudahkan sistem FIFO, yaitu TBS yang pertama kali datang ke pabrik diolah terlebih dahulu, sedangkan TBS yang terakhir datang menunggu dibelakang.
Mengatur pengisian buah ke dalam lori.
Mengurangin kotoran yang terdapat dalam TBS.
Tempat melakukan sortasi TBS yang masuk.
Sebagai tempat penampungan TBS yang dibawa oleh truk dari kebun sebelum dilakukan proses selanjutnya.
c.
Sistem kerja Loading Ramp
Menghidupkan hydroulic pump untuk mengaktifkan peralatan pintu loading ramp.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
75
Laporan Tugas Akhir
Membuka pintu loading ramp secara perlahan-lahan, hal ini bertujuan untuk
menghindari
benturan
dan
luapan
serta
memudahkan
pengaturan TBS kedalam lori.
Panel dimatikan jika tidak beroperasi.
Setelah buah ditumpukkan di Loading ramp, kemudian dilakukan pengisian TBS kedalam lori. Pengisian dilakukan dengan cara mengatur posisi lori tepat dibawah pintu Loading ramp, kemudian membuka pintu tersebut secara berlahanlahan agar TBS yang jatuh ke dalam lori tidak terlalu penuh. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengisian :
TBS yang diisikan tidak boleh terlalu membumbung ke atas, karena pada saat lori dimasukkan kedalam sterilizer TBS tersebut akan menyentuh bagian atas sterilizer sehingga TBS tersebut akan jatuh ke lantai.
Untuk mencegah atau mengurangi jumblah brondolan buah jatuh di lantai
rebusan sehingga menyebabkan saringan kondensator
tersumbat.
TBS yang dimasukkan ke dalam lori harus disusun secara rapi sehingga muatannya banyak.
Untuk menjaga kapasitas olah.
Untuk menjaga effisiensi pemakaian uap.
Untuk memudahkan Hoisting Crane saat mengangkat miring dan menuangkan ke dalam hoper thresser.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
76
Laporan Tugas Akhir
Kebersihan lantai dari sampah (kotoran), berondolan yang berceceran pada saat supply TBS dari loading ramp ke sterilizer.
Kebersihan parit pembuangan kotoran/sampah di lingkungan sekitar loading ramp.
Gambar cara pengisian lori dapat dilihat dibawah ini.
Gambar 35. Isi lori yang benar Akan tetapi untuk mecapai kapasitas pabrik 60 ton TBS/jam, pengisian lori adalah faktor yang sangat mempengaruhi. Sehingga lori diisi harus padat (dengan muatan rata-rata
2,5 ton/lori). Beberapa jenis lori bedasarkan
kapasitasnya : -
2.500 kg/lori
-
5.000 kg/lori
-
7.000 kg/lori
Kapasitas lori TBS di PKS PT. Asam Jawa = 2.500 kg/lori, Setelah terisi, lori di dorong dengan jhon deere sebanyak 9 lori untuk dimasukan kedalam sterilizer. Pemasukan lori ke dalam sterilizer menggunakan Jhon deere.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
77
Laporan Tugas Akhir
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan Dari pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) di PT.
Asam Jawa Torgamba yang dilaksanakan selama 12 minggu, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1.
Sortasi adalah kegiatan untuk mensortir dan memeriksa TBS (tanda buah segar), yang berasal dari devisi maupun pihak pemasok di luar PT. Asam Jawa. Pemeriksaan dimulai dari fraksi-fraksi dan kriteria kematangan buah, buah yang dinginkan adalah fraksi 2 dan 3, karena pada fraksi tersebut memiliki jumblah luar yang memberondol 25% 75%, dan rendemen minyak yang dihasilkan maksimum sedangkan kandungan ALB (asam lemak bebas) minimum.
2.
Proses pengolahan kelapa sawit di PT. Asam Jawa Torgamba dimulai dari pengangkutan TBS dari kebun, penimbangan, sortasi, loading ramp, perbusan, perontokan, pengadukan, pengepresan, penyaringan, pengendapan, pemurnian, pengeringan dan penyimpanan CPO (crude plam oil). Sedangkan untuk kernel dilakukan proses selanjutnya setelah pengepresan yaitu, pemisahan ampas, pengeringan, pemecahan, pemisahan, pengeringan, penyimpanan kernel.
3.
Standar spesifikasi mutu produksi yang dihasilkan minyak sawit ( CPO) adalah, kadar ALB < 3.0 %, kadar air 0,1 %, kadar kotoran < 0,02 % Sedangkan pada inti sawit (kernel), kadar air < 7,0%, kadar kotoran
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
78
Laporan Tugas Akhir
< 6,0%, inti pecah < 15 % dan inti berubah warna < 40 %. Dan kapasitas produksi pabrik PT. Asam Jawa adalah 60 ton/jam. 5.2. Saran 1.
Agar diperoleh TBS yang memenuhi standar untuk diolah, maka Assisten lapangan harus mengawasi pelaksanaan panen sesuai dengan kriteria kematangan panen, agar tercapai hasil yang memuaskan dan Asissten Pengendali Mutu memperhatikan cara sortasi buah pada grading agar buah mentah dari luar tidak dimasukan ke loading ramp.
2.
Untuk masa yang akan datang diharapkan pada Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian menambahkan mata pelajaran mengenai mesin pengolahan yang digunakan pada pengolahan hasil pertanian seperti sawit.
Program Studi Mesin Dan Peralatan Pertanian
79
Laporan PKPM
DAFTAR PUSTAKA
Adlin U. Lubis, 1992. kelapa sawit (Elais Guenensis Jacq) di Indonesia. Pusat Penelitian Perean Marihat Pematang Siantar, Sumatera Utara. Amir, Syafri dan Sentot Wahono. 2005. Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Buku ajar. Politeknik Pertanian, Payakumbuh. Fauzi Yan, 2002.
Budidaya Pemanfaatan Dan Limbah Analisis Usaha dan
Pemasaran, Penebar Suara, Jakarta. Lubis,AU. 1992.
Kelapa Sawit (Elais Guenensis Jacq) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perean Marihat Pematang Siantar, Sumatera Utara. PKS PT. Asam Jawa, 2011. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) pada Pabrik Kelapa Sawit Desa Pengarungan Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara. PKS PT. Uni Primacom, 2005. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) dan Inti sawit (kernel) pada Pabrik Kelapa Sawit Desa Barunaang Miri Parenggean Kalteng. Riska Suyatno, 1994. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit, Yogyakarta. Semangun Haryono, 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit, Yogykarta. Setyamidjaja Djohana, 1991. Budidaya Kelapa Sawit, Yogyakarta.
Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
80
Laporan PKPM
LAMPIRAN
Lampiran 1. Spesifikasi Alat Pengolahan Kelapa Sawit di PT. ASAM JAWA
Spesifikasi pada Lori
Jumlah lori
: 120 unit
Lebar lori
: 140 cm
Panjang lori
: 250 cm
Tinggi lori dari roda
: 120 cm
Lebar rel
: 61 cm
Jarak antar rel
: 320 cm
Kapasitas lori
: 2,5 ton
Spesifikasi Elektro Motor pada Cupstand
Merk
: TECO IDUCTION
Tenaga
: 25 HP
Putaran
: 1400 Rpm
Type
: AEE BAC
Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
81
Laporan PKPM
Lampiran 2 Site Lay Out Palm Oil Mill PT. Asam Jawa
Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
82
Laporan PKPM
Lampiran 3 Site Lay Out Palm Oil Mill PT. Asam Jawa
Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
83
Laporan PKPM General Manager
Lampiran 4. Struktur organisasi PT. Asam Jawa Kepala Tata Usaha
KASI Pembukuan
KASI Keuangan
KASI Gudang
Seketaris
KASI Produksi
Kasir Manager Kebun Pengarungan
Manager PKS
Manager Kebun Sei Kalam
Manager Researck & Development
Manager Kebun Sulum
Pimpro Pengembangan
Wk. Pimpro Kepala kantor Krani/TU
Krani/TU
Krani/TU
Kepala Kantor
Kepala Kantor
Krani/TU
Krani/TU
Krani/TU
Ka. Devisi Pengolahan
KA. Devisi Teknik
KA Devisi Kebun
KA Devisi Kebun
KA Devisi Kebun
Kepala Laboratorium
KASI Logistik
Kond. Devisi Kebun
Kond. Devisi Kebun
Kond. Devisi Kebun
Ka. Bag. Pelayanan Umum Krani/TU
Ka. Bag. Pelayanan Umum Krani/TU
Ka. Bag. Pelayanan Umum
Staf Lapangan
Ka. Bag. Pelayanan Umum
Krani/TU
Staf Lapangan
Ka. Bag. Pelayanan Umum
Krani/TU
Krani/TU
Kepersonaliaan
KASI Bangunan
Pemuoukan Bukashi
KASI Traksi
Pemukan Cair
Kesehatan
KASI Alat Berat
Pemupukan Tks
Umum
Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
84
Bagian Las
Wakabag Pengamanan
Bagian Mesin
Wakabag Pengamanan
Laporan PKPM
Lampiran 5 Photo-photo kegiatan PKPM di PT. Asam Jawa
1. Sortasi TBS (Tanda buah segar)
2. Pengisian TBS ke dalam lori
3. Perebusan TBS (sterilizer)
Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
85
Laporan PKPM
4. Penuangan lori TBS ke dalam hoper
5. Pengisian kernel dan tempat penimbunan kernel
6. Waduk penampungan air dan kegiatan pengolahan limbah
Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian
86