I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq) memiliki arti
penting bagi
menciptakan
pembangunan
lapangan
pekerjaan
perkebunan yang
nasional.
mengarah
Selain
pada
mampu
kesejahteraan
masyarakat, juga sebagai sumber perolehan dan devisa Negara. Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar kelapa sawit (Fauzi , Widyastuti, Satyawibawa, Hartono, 2008) Tanaman kelapa
sawit
berasal dari Nigeria,
Afrika
Barat.
Pada
kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya seperti Malaysia, Indonesia, Thailand , Papua Nugini (Fauzi dkk, 2008) Menurut outlook tanaman pertanian (2010) perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor unggulan bidang perkebunan bagi Indonesia, hal ini dikarenakan kondisi geografis wilayah Indonesia memang sangat cocok untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit.
Pengembangan perkebunan kelapa
sawit di Indonesia menjadi sangat berkembang pesat dikarenakan: 1. Kebutuhan minyak nabati dunia cukup besar dan akan terus meningkat, sebagai akibat jumlah penduduk maupun tingkat konsumsi per kapita yang masih rendah. 2. Di antara berbagai jenis tanaman penghasil minyak nabati, kelapa sawit tanaman dengan potensi produksi minyak tertinggi. 3. Semakin berkembangnya jenis-jenis industri hulu pabrik kelapa sawit maupun industri hilir oleokimia dan oleomakanan (oleochemical dan oleofoods), hingga industri konversi minyak sawit sebagai bahan bakar biodiesel.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup berarti. Tahun 2008 luasnya 7.363.847 ha, meningkat menjadi 8.248.328 ha pada tahun 2009, tahun 2010 luasnya 8.385.394 ha, tahun 2011 luasnya 8.992.824 ha dan sampai tahun 2012 luas lahan kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 9.572.715 ha, dengan pertumbuhan dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 6,45 %. Propinsi Riau menduduki posisi pertama dengan luas lahan 2,038 juta ha, disusul Sumatera Utara dengan luas lahan 1,192 juta ha dan Kalimantan Tengah dengan luas lahan 1,025 juta ha. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2013). Dalam era globalisasi, perusahaan perkebunan dituntut untuk mengelola dan mengontrol bisnis kelapa sawit agar semakin efisien dan efektif agar tetap exsis di tengah persaingan yang ketat dimana luas lahan yang diusahakan mencapai ribuan bahkan ratusan ribu hektar.
Untuk itu, perencanaan dan
pengawasan memiliki peranan penting dan mutlak untuk dilaksanakan. Prinsip manajemen modern menyatakan bahwa efektifitas dan efisiensi usaha dapat dicapai bila dilaksanakan melalui proses perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat dan pengawasan yang ketat.
Para ahli mengatakan perencanaan
yang matang sudah merupakan setengah dari keberhasilan (Pardamean, 2011). Indonesia termasuk negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, oleh karena itu kunci sukses perusahaan tertumpu pada sumber daya manusia yang dimatangkan lewat pendidikan dasar sampai manajemen tingkat tinggi. Untuk menjadi pimpinan yang profesional diperlukan waktu dan proses. Proses pembinaan harus dimatangkan lewat pendidikan dan pelatihan, sedangkan waktu pembinaan harus memiliki pengalaman kerja yang cukup memadai (Risza, 2010).
Panen merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit dan rangkaian akhir dari kegiatan budidaya karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti kelapa sawit/kernel (Pahan, 2010). Menurut Pardamean (2011), panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas
kerja
di
bidang
pemeliharaan
tanaman.
Baik
atau
buruknya
pemeliharaan tanaman akan tercermin dari panen dan hasil produksi. Keberhasilan panen dan produksi tergantung pada bahan tanaman, manusia (pemanen) dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan untuk panen, kelancaran transportasi serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal dan insentif yang disediakan. Pengangkutan tandan buah segar ke pabrik mempunyai peranan yang sangat penting. Tandan buah hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut.
Pada buah yang tidak segera diolah akan
meningkatkan kandungan asam lemak bebas (ALB).
Maksimal 8 jam setelah
panen buah telah sampai di pabrik dan harus segera diolah agar tidak terjadi kerusakan pada buah lebih lanjut maupun keterlambatan pengolahan. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi masalah kerusakan buah selama pengangkutan. Sehubungan dengan pentingnya masalah panen dan pasca panen maka penulis merasa tertarik untuk lebih mendalami bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan terutama menyangkut aspek manajemen-nya. Oleh karena itu, pada Laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “Manajemen Panen dan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Indri Plant Napal Estate Rayon I, Divisi II, Kebun Napal, Propinsi Riau”.
1.2. Tujuan A.
Tujuan Umum Kegiatan ini bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kondisi
nyata pengelolaan perkebunan sebagai bekal untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. B.
Tujuan Khusus Mengetahui manajemen pemanenan pada tanaman kelapa sawit yang tepat. Dapat menganalisa kebutuhan biaya dan prestasi kerja pemanenan kelapa sawit di perkebunan. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pada kegiatan panen dan panen pasca kelapa sawit di perkebunan..
Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
mahasiswa
dalam
pengorganisasian, terutama menyangkut rotasi panen, sistem ancak panen serta tugas dan tanggung jawab masing-masing personil dalam kegiatan panen dan pasca panen.
Memiliki
kemampuan
dalam menganalisis
dan
mengkaji
secara
mendalam suatu masalah serta memberikan solusi pemecahan masalah di dalam kegiatan panen dan pasca panen.
1.2 . Manfaat 1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan tentang pemahaman kegiatan manajemen pemanenan kelapa sawit di perusahaan secara umum. 2. Dapat mengetahui dan meningkatkan kemampuan dalam manajemen kegiatan panen dan pasca panen yang baik dan benar. 3. Meningkatkan keterampilan dalam teknik pelaksanaan panen dan pasca panen yang tepat. 4. Dapat menganalisis dan mengkaji secara mendalam suatu masalah serta memberikan solusi pemecahan masalah dalam kegiatan panen dan pasca panen. 5. Hasil dan penulisan laporan tugas akhir ini hendaknya dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat bagi yang membutuhkan nantinya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi tanaman kelapa sawit Menurut
Pahan
(2008)
dalam
dunia
botani
semua
diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah.
tumbuhan Metode
pemberian nama ilmiah (Latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus. Tanaman kelapa sawit dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi
: Embryophyta Siphonagama
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Monocotyledonae
Famili
: Arecaceae
Subfamili
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis Jacq.
2.2. a.
Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Daun Daun kelapa sawit mirip kelapa
yaitu membentuk susunan daun
majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar.
Daun –daun membentuk satu
pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5- 9 m.
Jumlah anak daun di
setiap pelepah berkisar antara 250-400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi.
Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, maka
semakin banyak bahan makanan yang diproduksi sehingga semakin meningkat produksi (Fauzi dkk, 2008).
Menurut Pahan (2008) total jumlah daun dalam perkebunan kelapa sawit tergantung pada metode tunasan (pruning) yang dilakukan dan factor intensitas cahaya yang sampai ke kanopi tanaman.
Pada kerapatan tanaman yang tinggi,
dimana intensitas cahaya kurang, umur daun sangat berkurang.
Pada
kerapatan yang normal yaitu 140-150 pohon / ha dengan tanpa penunasan daun, senenscene dapat terjadi pada daun ke 48-50. Pada kerapatan tanaman tinggi, dapat terjadi mulai dari daun ke 35. b.
Batang Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya
mempunyai kambium dan umumnya tidak bercabang.
Batang
tidak
berfungsi
sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan. Batang kelapa sawit
berbentuk silinder dengan diameter 20- 75 cm.
Pertabahan tinggi batang bertambah 25- 45 cm / tahun. Jika kondisi lingkungan sesuai, pertambahan batang dapat mencapai 100 cm/ tahun.
Pertumbuhan
batang tergantung pada jenis tanaman, kesuburan lahan, iklim setempat (Fauzi dkk, 2008) c. Akar akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Selain itu, sebagai penyangga berdirinya tanaman sehngga mampu menyokong tegaknya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter hingga tanaman berumur 25 tahun.
Akar tanaman kelapa sawit
tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna putih atau kekuningan (Fauzi dkk, 2008). Akar primer tumbuh kebawah di dalam tanah sampai batas permukaan air tanah.
Akar sekunder, tertier dan kuarter menuju ke lapisan atas atau ke
tempat yang banyak mengandung zat hara.
Disamping itu, tumbuh pula akar
nafas yang muncul dipermukaan atau di dalam air tanah.
Akar tertier dan
kuarter banyak ditemukan sampai dengan 1 m di dalam tanah. Bahkan ada yang yang mampu tumbuh sampai dengan kedalaman 5 m. Namun sitem perakaran yang banyak ditemukan adalah pada kedalaman 0-20 cm (Fauzi dkk, 2008). d. Bunga Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monoecieus (berumah satu). Artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama.
Bunga muncul dari ketiak daun.
Setiap ketiak daun
hanya dapat menghasilkan satu inflorense /bunga majemuk(Pahan 2008) . Menurut fauzi dkk, (2008) sebelum bunga mekar dan masih diselubungi seludang, dapat dibedakan bunga jantan dan bunga betina, yaitu dengan melihat bentuknya.
Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak
agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil.
Sedangkan bunga betina
betuknya agak bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar. e. buah Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah yang siap dipanen untuk pertama kalinya pada umur 3,5 tahun.
Buah terbentuk setelah penyerbukan dan pembuahan dan waktu
yang dibutuhkan mulai dari penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 5-6 bulan. Secara anatomi buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu perikarpium dan biji. Perikarpium terdiri dari kulit buah yang licin dan keras (epicarp), daging buah (mesocarp) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, sedangkan biji terdiri dari kulit biji (endocarp) atau cangkang atau
tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo) (Fauzi dkk, 2008). Tanaman kelapa sawit menghasilkan buah rata-rata 20-22 tandan per tahun dan untuk tanaman tua yang telah mengalami penurunan produktivitas menghasilkan 12-14 tandan buah per tahun.
Pada tahun pertama tanaman
akan menghasilkan buah dengan bobot sekitar 3-6 kg/tandan, tetapi semakin tua berat tandan-nya bertambah yaitu 25-35 kg/tandan.
Banyaknya buah dalam
satu tandan tergantung faktor genetis, umur, lingkungan, dan teknik budidaya. Jumlah buah per tandan pada tanaman yang sudah tua mencapai 1.600 buah dengan panjang buah berkisar antara 2-5 cm dan berat sekitar 20-30 gram/buah (Fauzi dkk, 2008).
2.3. Syarat tumbuh tanaman kelapa sawit Pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit
dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor luar maupun faktor dalam tanaman kelapa sawit itu sendiri, antara lain jenis atau varietas tanaman.
Sedangkan faktor luar adalah faktor
lingkungan, antara lain iklim dan tanah dan teknik budidaya yang di pakai (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005) 2.3.1 Iklim Menurut Fauzi dkk (2008)
faktor iklim
sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit.
Beberapa unsur iklim yang
penting dan saling mempengaruhi adalah curah hujan, sinar kelembaban udara dan angin. - curah hujan.
matahari, suhu,
Curah hujan optimum yang diperlukan oleh tanaman kelapa sawit rata-rata adalah 2000-2500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan. Sinar matahari Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu pembentukan bunga dan buah.
Lama penyinaran optimum
yang diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam / hari. Penyinaran yang kurang dapat menyebabkan berkurangnya asimilasi dan gangguan penyakit. Suhu Suhu yang optimum untuk tanaman kelapa sawit sekitar 24-280 C. Meskipun demikian tanaman dapat tumbuh pada suhu terendah 180 C dan tertinggi 320 C. Makin lama penyinaran atau makin rendah suatu tempat, makin tinggi suhunya.
Tanaman kelapa sawit yang ditanam
lebih dari ketinggian 500 m dpl akan terlambat berbunga satu tahun dibandingkan dengan yang ditanam di dataran rendah. Kelembaban udara dan angin Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 80%. Yang mempengaruhi kelembaban adalah suhu, sinar matahari, lama penyinaran, curah hujan, evapotranspirasi.
Sedangkan untuk
kecepatan angina 5-6 km / jam akan sangat baik untuk membaantu penyerbukan. 2.3.2 Tanah Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial, atau reggosol.
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh secara optimal pada tanah gembur , subur, berdrainase baik permeabilitas sedang solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas.
Tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20%-60%, debu
10%-40%, dan liat 20-50.
Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai
berpasir dan tanah gambut tebal.
Sedangkan untuk topografi yang baik adalah
areal dengan kemiringan 0-150. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH tanah antara 4,0 -6,5 . Sedangkan pH optimumnya adalah 5-5,5. Dan untuk C/N ratio nya mendekat 10 dimana C 1% dan N 10 %( Fauzi dkk, 2008).
2.3.3. Bunga (Flos). Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Pada pohon kelapa sawit dari setiap pelepah akan keluar tandan bunga jantan atau betina. Pada tanaman yang baru ditanam sering dijumpai bunga banci atau hermaprodit yang munculnya bunga jantan dan bunga betina. Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga dan akan pecah jika anthesis. Tiap tandan memiliki 100-125 spikelet yang panjangnya 10-20 cm dengan diameter 1-1,5 cm. Setiap spikelet berisi 500-1500 bunga kecil yang berwarna kuning pucat dan bunga jantan akan matang dimulai dari bagian sebelah bawah. Tandan bunga yang sedang athesis (mekar) berbau khas. Tandan bunga betina juga dibungkus oleh seludang yang akan pecah 15-30 hari sebelum anthesis. Satu tandan bunga betina memiliki 100-200 spikelet dan setiap spikelet memiliki 15-20 bunga betina (Chuah Meng Hap, 2005). Dalam satu tandan bunga betina akan anthesis secara bertahap 3-5 hari. Bunga betina yang siap diserbuki pada waktu mekar berwarna putih dan hari
kedua akan menjadi kuning gading, hari ketiga akan berwarna jingga dan hari keempat akan berwarna kehitaman. Selama bunga anthesis, bunga berbau dan mengeluarkan lendir untuk menarik serangga. Secara alami penyerbukan dilakukan oleh serangga (enthomophilous) dan juga oleh angin (anemophilous) (Setyamidjaja, 2003). Produksi tandan bunga jantan per pohon pada tanaman muda lebih sedikit dibanding dengan produksi bunga betina. Pada tanaman muda tandan bunga jantan yang dihasilkan sekitar 4-6 tandan per tahun dan pada tanaman dewasa dapat mencapai 7-10 tandan bunga per tahun.
Bunga betina yang
dihasilkan dari satu tanaman muda sebanyak 15-25 tandan bunga per tahun dan pada tanaman dewasa sebanyak 15-25 tandan bunga per tahun. Bunga-bunga tersebut akan muncul pada akhir musim hujan (Fauzi et al., 2005).
2.3.4. Buah (Fructus) Pada umumnya tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan subur sudah dapat menghasilkan buah yang siap dipanen untuk pertama kalinya pada umur 3,5 tahun.
Buah terbentuk setelah penyerbukan dan pembuahan dan waktu
yang dibutuhkan mulai dari penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 5-6 bulan. Secara anatomi buah kelapa sawit terdiri dari dua bagian utama yaitu perikarpium dan biji.
Perikarpium terdiri dari kulit buah yang licin dan keras
(epicarp), daging buah (mesocarp) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, sedangkan biji terdiri dari kulit biji (endocarp) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo) (Fauzi et al. 2005).
2.3.5. Kematangan Buah Buah kelapa sawit matang sekitar 6 bulan setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Kematangan buah adalah aspek yang paling berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas minyak yang akan dihasilkan nantinya. Buah dengan kematangan yang tepat diartikan sebagai buah yang kondisinya memberikan kuantitas dan kualitas minyak maksimal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Pardamean (2011) berpendapat bahwa, tingkat kematangan buah akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan. Apabila buah dipanen pada keadaan buah yang sudah lewat matang bila diolah akan menghasilkan minyak sawit dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi sehingga kualitasnya menjadi rendah, sebaliknya jika buah yang dipanen adalah buah yang masih mentah, akan menyebakan penurunan kandungan minyak dari buah tersebut. Menurut Sukamto (2008), bahwa standar kematangan buah kelapa sawit dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Standar kematangan buah No Fraksi 1. Fraksi 00 (F-00) 2. Fraksi 0 (F-0) 3. Fraksi 1 (F-1) 4. Fraksi 2 (F-2) 5. Fraksi 3 (F-3) 6. Fraksi 4 (F-4) 7. Fraksi 5 (F-5) Sumber : Sukamto (2008)
Jumlah brondolan Tidak ada 1 - 12,5 % buah luar 12,5 – 25 % buah luar 25 – 50 % buah luar 50 – 75 % buah luar 75 – 100 % buah luar Buah dalam ikut membrondol
Sifat fraksi Sangat mentah Mentah Kurang matang Matang 1 Matang 2 Lewat matang Terlalu matang
2.3.6. Kriteria Panen Buah Areal kebun kelapa sawit dapat disebut sebagai tanaman menghasilkan (TM) dan dapat di panen apabila 60 % atau lebih buahnya telah matang panen, dengan kriteria : tanaman telah berumur ± 31 bulan, berat tandan telah mencapai 3 kg atau lebih, penyebaran panen telah mencapai 1 : 5, yaitu setiap 5 pohon terdapat 1 tandan yang matang panen (Pardamean, 2011). Dalam pelaksanaan pemanenan, ada beberapa kriteria tertentu yang perlu diperhatikan. Sebab, tujuan panen kelapa sawit yaitu untuk memperoleh produksi yang baik dengan rendemen minyak yang tinggi. kriteria panen yang sangat menentukan kualitas dan kuantitas minyak sawit adalah tingkat kematangan buah, cara panen, alat panen, rotasi dan sistem panen, serta mutu panen (Pardamean, 2011). 2.4. Manajemen panen dan pengangkutan TBS Menurut Terry dan Rue di dalam buku terjemahan dasar-dasar manajemen (2005) manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang- orang kearah tujuan- tujuan organisasi atau maksud-maksud yang nyata. Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang tercecer di dalam dan di luar piringan.
Selanjutnya menyusun tandan buah ditempat pengumpulan hasil
(Risza, 1996). Tujuan panen kelapa sawit adalah memperoleh produksi yang baik dengan rendemen minyak yang tinggi (Pardamean 2012). Buah kelapa sawit akan masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah dapat dilihat dari perubahan warna kulit buah yaitu
berwarna merah jingga. Pada saat buah masak, kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang buah akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh disebut membrondol (fauzi dkk, 2008) Suatu kebun dapat dikatakan tamanan menghasilkan dan dapat dipanen apabila 60%
atau lebih buahnya telah matang panen.
Ciri- cirinya yaitu
tanaman telah berumur ±31 bulan, berat janjangan (tandan) mencapai 3 kg atau lebih, penyebaran panen telah mencapai 1:5 yaitu setiap 5 pohon terdapat 1 tandan buah yang matang panen (Pardamean 2012) Kriteria matang panen Pada saat ini, kriteria matang panen yang banyak digunakan adalah berdasarkan jumah brondolan, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kurang lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Namun secara praktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat dua brondolan (fauzi dkk, 2008) Cara panen Berdasarkan ketinggian tanaman, ada tiga cara panen yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat dodos, sedangkan tanaman dengan ketinggian 5-10 m dipanen dengan cara berdiri
dengan
ketinggiannya
menggunakan lebih
dari
10
kampak. m
menggunakan egrek (Fauzi dkk, 2008) Rotasi panen
panen
Untuk
tanaman
dilaksanakan
yang
dengan
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen sampai panen berikutnya pada tempat yang sama.
terakhir
Contoh rotasi
panen 5/7 artinya yaitu dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen dipanen 7 hari berikutnya (Fauzi dkk, 2008) Organisasi panen. Dalam kegiatan pemanenan dikenal sistem pembagian ancak panen diantaranya yaitu : Ancak tetap Pada ancak ini pemanen diberi ancak dengan luas tertentu dan tidak berpindah-pindah. Kelebiahan dan kekurangan ancak tetap yaitu : Kelebihan ancak tetap :
Tanggung jawab karyawan terhadap ancak tinggi
Kondisi areal relative bagus karena kesalahan dapat di deteksi dengan mudah
Penguasaan terhadap areal oleh karyawan tinggi sehingga lebih mudah mencari solusi sendiri jika menemukan masalah.
Kekurangan ancak tetap
Pelaksanaan panen tidak mengacu pada banyak atau sedikit buah
Peran mandor mengecil
Transportasi kurang efektif karena buah lambat keluar.
Kurang sesuai dengan ancak yang heterogen
Ancak giring
Pada sistem ancak ini apabila suatu ancak telah selesai dipanen, pemanen pidah ke ancak berikutnya yang telah
ditunjuk oleh
mandor, begitu seterusnya. Kelebihan dan kekurangan ancak giring menurut Pahan(2008)
Kelebihan ancak giring:
Cocok untuk areal yang baru dipanen
Dapat diterapkan pada tukang potong buah dalam jumlah besar
Distribusi buah mengumpul
Kemungkinan ancak tertinggal kecil
Transportasi lancar
Kekurangan ancak giring
Output karyawan biasanya rendah, lebih banyak jalan-jalan
Kesalahan mandor/ karyawan susah ditelusuri
Tanggung jawab karyawan terhadap ancak rendah
Ancak giring tetap Merupakan gabungan antara ancak tetap dan acak giring sehingga pengawasannya lebih mudah dan juga apabila pemanen sakit maka akan digantikan oleh pemanen lainnya sehingga tidak terjadi keterbengkalaian terhadap buah yang akan di panen pada hari itu . Pengangkutan tandan buah Pengangkutan tandan buah
dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :
pengangkutan dari pohon yang dipanen ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan pengangkutan dari TPH ke pabrik kelapa sawit. Pengangkutan dari pohon ke TPH ke
pabrik
merupakan
tugas
pemanen
atau
tim
pemanen.
Sedangkan
pengangkutan
dari
TPH
ke
pabrik
dilakukan
oleh
petugas
transport
(Mangoensoekarjo dan Semangun 2005) Pengangkutan tandan ke TPH dilakuakan dengan cara tandan dipikul ke TPH dan untuk brondolan dikutik ke dalam plastic.
Cara lain yaitu dengan
menggunakan keranjang (Mangoensoekarjo dan Semangun 2005) .
Peran angkutan panen sangat penting agar tandan dapat masuk ke
pabrik pada hari panen. Pada beberapa kebun truk pengangkutan disediakan oleh pihak kebun atau disewa dari luar (Pardamean 2012)
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
4.1.
Letak Geografis PT. Indri Plant Napal Estate adalah salah satu perkebunan PT. Salim
Ivomas Tbk, dengan tanaman budidaya kelapa sawit, PT Indri Plant Estate,
yang
berlokasi
di
daerah
Kecamatan
Peranab,
Napal
Kabupaten
Indragiri Hulu. Provinsi Riau yang berjarak ± 287 km dari kota Pekan Baru. Lokasi dapat ditempuh dengan jarak 45 menit dari kecamatan Peranab sebagai pusat kecamatan. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk adalah perushaan yang bergerak dibidang perkebunana dan pabrik kelapa sawit (PKS) yang memproduksi tandan buah segar Cruid Palm Oil (CPO) sebagai produk olahan, yang didirikan pada tahun 1984 dan dikukuh kan dalam akte notaris No. 65 tertanggal 19 Juni 1978 yang di amandemen melalui akta notaris No. 139 tertanggal 28 September 2009. Sebelum terpisah dan menjadi badan usaha sendiri, PT. Salim Ivomas Pratama Tbk merupakan bagian dari PT. Ivomas Tunggal dengan wilayah kerja kecamatan sinembah, Kabupaten rokanhulu Provinsi riau. Seiring dengan perubahan kebijakan manajemen perusahaan dan tuntutan pasar global, pada tahun 1989 manajemen membentuk usaha sendiri yaitu Salim group dimana salah satu perusahaan yang didirikan untuk bidang usaha perkebunan pabrik kelapa sawit PT. Salim Ivomas Pratama Tbk. Perusahaan ini berkantor pusat di sudirman plaza – indofood tower lt. 11 & 12, Jln jendral sudirman kav 76-78 jakarta 12920 dengan salah satu kantor cabang operasional berada dipeken baru provinsi riau.
Sebagai badan usaha berdiri
sendiri dan telah menjadi perusahaan pubilk (Tbk) serta terdaftar di bursa efek jakarta (BEJ).
PT. Salim Ivomas Pratama Tbk&subs mengelola perkebunan seluas 56.820 ha, yang terdiri dari PT. Salim Ivomas Pratama Tbk (PKS kayangan, PKS Balam, PKS Sungai Dua, Kebun Kayangan, Kebun Kencana, Kebun Sungai Dua, Kebun Balam), PT. Gunung Mas Raya (PKS Bangko, Kebun Sungai Bangko, Kebun Sungai Rumbia-1, Kebun Sungai Rumbia-2), PT. Cibaliung Tunggal Plantation (kebun Cibaliung), PT. Serikat Putra (PKS Lubuk Raja, Kebun Lubuk Raja dan kebun bukit Raja), PT. Indri Plant (PKS Napal, Kebun Napal) yang terletak di wilayah Kecamatan Peranab Kabupaten Idragiri Hulu Provinsi Riau. PT.
Indriplant Napal Estate Memiliki Lahan seluas 5.500 ha. Untuk
memperlancar dan mempermudah dalam pengelolaannya kebun napal dibagi menjadi 2 Rayon dimana satu rayon terdiri dari masing-masing 3 Divisi. Yang meliputi areal pertanaman kelapa sawit, pembibitan, empalasment atau bangunan Areal perkebunan Napal mempunyai batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sematang Kecamatan Peranab
Sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun serangge pabrik Desa Puntikayu Kecamatan Batang Peranab.
Sebelah Timur Dusun Timber Desa Puntikayu Kecamatan Batang Peranab
Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Katibo dan Sei Ubo Desa Pauhranah Kecamtan Peranab. Batas areal PT. Indri Plant Napal Estate, PT. Indri Plant Napal Estate,
dapat dilihat pada lampiran 1 peta PT. Indri Plant Napal Estate.
4.2. Keadaan Iklim dan Tanah 4.2.1 Iklim Curah hujan rata-rata selama 4 tahun (2010-2014) di PT.
Indri Plant
Napal Estate. adalah 2.422 mm/tahun. Data curah hujan rata-rata tahun 20052013 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Data curah hujan tahunan di PT. Indri Plant Napal Estate.
BULAN
2010 HH
T AHUN 2012
2011
MM
HH
MM
HH
MM
2013 HH
2014
MM
HH
MM
JANUARI
26
481
18
218
5
23
13
127
14
150
s/d JAN
26
481
18
218
5
23
13
127
14
150
PEBRUARI
18
309
11
147
17
183
18
167
2
20
s/d FEB
44
790
29
365
22
206
31
294
16
170
MARET
23
362
13
89
8
43
12
138
9
104
67
1,152
42
454
30
249
43
432
25
274
21
377
14
191
18
204
11
139
12
191
88
1,529
56
645
48
453
54
571
37
465
13
139
13
72
8
100
15
180
10
92
101
1,668
69
717
56
553
69
751
47
557
11
341
12
123
5
63
9
92
6
66
s/d JUN JULI
112
2,009
81
840
61
616
78
843
53
623
14
416
7
154
9
42
8
66
4
29
s/d JUL
126
2,425
88
994
70
658
86
909
57
652
s/d MAR APRIL s/d APR MEI s/d MEI JUNI
AGUSTUS
14
241
11
187
4
22
4
54
7
96
s/d AGS
140
2,666
99
1,181
74
680
90
963
64
748
16
295
9
87
10
69
16
185
11
72
156
2,961
108
1,268
84
749
106
1,148
75
820
SEPTEMBER s/d SEP OKTOBER
8
121
9
87
19
251
16
215
6
37
164
3,082
117
1,355
103
1,000
122
1,363
81
857
19
231
19
198
20
335
19
335
15
253
183
3,313
136
1,553
123
1,335
141
1,698
96
1,110
11
206
21
218
15
308
15
231
19
230
194
3,519
157
1,771
138
1,643
156
1,929
115
1,340
TOTAL
194
3,313
157
1,771
123
1,335
156
1,929
115
1,340
RATA-RATA
16
276
13
148
11
121
13
161
13
149
s/d OKT NOVEMBER s/d NOV DESEMBER s/d DES
Sumber : Curah hujan PT.Indri Plant NapalS estate 2014
Temperatur udara pada PT. Indri Plant
Napal Estate. 270-330C, lama
penyinaran 5-6 jam/hari, sedangkan kelembaban udara 70%. 4.2.2 Tanah Rekap kelas tanah di PT. Indri Plant Napal Estate dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2. Rekap kelas tanah PT. Indri Plant Napal Estate Seri
Satuan peta tanah
Luas
Tanah
SSS, 1994
PPT, 1983
Ha
%
SIP-03
Typic Paleaqults
Pedsolik Giliek, C1-C1
978
17,7
No
1
8 2
SIP-06
Typic Plinthudults
Podsoli, C1-C1
999
18,1 6
3
SIP-17
Typic Kandiudults
Pedsolik Kromik, C1-C1
1172
21,3
4
SIP-18
Typic Humitropepts
Kambisol Kromik, SCIL-
341
6,2
210
3,8
5500
100
SCI 5
SIP-19
Aquic Kandihumults
Podsolik Oksik, CI-CI
Total
Sumber: PT. Indri Plant Napal Estate 2015 4.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Luas areal yang dikelola pada PT. Indri Plant
Napal Estate. tempat
pelaksanaan PKPM-2 adalah 5.500 Ha yang di bagi menjadi VI divisi, dengan rincian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. Tata guna lahan di PT. Indri Plant Napal estate No
Divisi
Luas Ha
1
Divisi I
746 ha
2
Divisi II
990 ha
3
Divisi III
982 ha
4
Divisi IV
885 ha
5
Divisi V
796 ha
6
Divisi VI
961 ha
Total
5360 ha
Sumber: PT. Indri Plant Napal Estate 2015 Tabel 4. Total produksi 7 tahun terakhir PT. Indri Plant Napal Estate NO
TAHUN
PRODUKSI
1
2008
80,356,420
2
2009
68,495,780
3
2010
53,078,940
4
2011
51,633,530
5
2012
55,015,760
6
2013
57,981,520
7
2104
66,879,940
Sumber: PT. Indri Plant Napal Estate 2015 dan telah diolah Disamping itu juga terdapat infrastruktur di PT. Indri Plant Napal Estate:
Bangunan pabrik
: 1,91 ha
Kantor, klinik dan tangki air : 12 ha
Gudang dan perumahan
: 78 ha
Sarana olahraga dan mesin
: 8,6 ha
Jalan
: 30,4 ha
Tabel 5. Keadaan topografi PT. Indri Plant Napal Estate Lereng
Luas
Bentuk Wilayah Kelas
%
Ha
%
Datar-Agak Datar
Datar
0-3
1.094
19,89
Berombak-Bergelombang
Agak Landai
4-8
838
15,23
Bergelombang
Landai
9-15
1367
24,85
Berbukit
Agak Curam
16-25
1744
31,7
Berbukit-Agak bergunumg
Curam
26-45
547
9,9
5500
100
Total
Sumber: PT. Indri Plant Napal Estate 2015 4.4. Manajemen Perusahaan Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi dan mempunyai mutu yang baik dipengaruhi oleh banyak faktor.
Salah satu
faktor yang mempengaruhi dan terpenting adalah manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan sangat penting karena faktor inilah yang berperan sebagai pengendali dalam proses usaha yang dilakukan guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Apabila lahan yang baik, bibit yang unggul, modal yang
melimpah dan sarana dan prasarana penunjang yang lengkap sedangkan kegiatan manajemen yangs jelek, maka tujuan yang diinginkan sulit tercapai. PT. Indri Plant Napal Estate, mempunyai komitmen untuk menjunjung tinggi integritas profesional dalam melaksanakan tata nilai (values) yang harus dijunjung dan dipedomani seluruh berbasis, seperti berikut :
karyawan dalam kegiatan berbisnis yang
1. Crops : pendapatan ton/ha produksi CPO dan PKO maksimal dengan losses minimum. 2. Cost : bekerja dengan biaya yang sekecil mungkin namun efisien dan mendapatkan keuntungan yang besar. 3. Condition field : kondisi lapangan block selalau terjaga dengan normal contoh (piringan normal) 4. Linkungan : yaitu menciptakan suasana lingkungan yang bersih terhindar dari pencemaran dan kerusakan lingkungan terutama mengikuti program RSPO. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan manajemen yang tinggi dalam pengelolaan perkebunan. Salah satu teknik untuk menelaah proses manajemen adalah
merekomendasikan
dan
mengindetifikasikan
fungsi-fungsi
dasar
manajemen dalam perusahaan. Unsur-unsur dalam manajemen adalah meliputi :Planning, Organizating, Actuating, dan Controlling 4.5. Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenaga Kerjaan Struktur organisasi PT. Indri Plant
Napal Estate.
Dapat dilihat pada
lampiran 3. Disamping itu peranan karyawan pada suatu perusahaan tidak kalah pentingnya
dengan
aktivitas-aktivitas perusahaan, melaksanakan
faktor-faktor
perusahaan
karena setiap
produksi
didalam
lainnya
pencapaian
karyawan-karyawan
adalah
aktivitas
pekerjaan
ataupun
untuk
menunjang
tujuan
atau
sasaran
pekerja
awal
didalam
didalam
perusahaan.
Adapun pembagian karyawan yang ada di PT. Indri Plant Napal Estate
A. Staf Staf terdiri dari 1 orang manager, 2 orang asisstant kepala, 1 orang kepala tata usaha, 6 orang asisstant divisi, 1 orang asisstant transport, dan 1 orang asisstant
kepala transportasi.
Penerimaan dan pengangkatan staf dilakukan
oleh dewan direksi dan didukung oleh tingkatan pendidikan dan golongan serta pengalaman kerja yang dimilikinya.
Serikat kerja umum bulanan (SKU B) Pegawai
ini
merupakan
tenaga
kerja
yang
telah
mendapat
persetujuan bergabaung dengan perusahan yang diangkat oleh direksi dijakarta dan gaji yang diterima berdasarkan jumlah bulan, dan telah mendapat seluruh fasilitas yang ditanggung oleh perusahaan.
Serikat kerja umum harian (SKU H) Karyawan ini merupakan pekerja yang digaji berdasarkan hari kerja
yang dilakukannya dalam satu bulan dan mendapatkan fasilitas rumah, beras, serta tanggungan anak dan istri berobat ke rumah sakit.
Buruh harian lepas (Peace Work/PW) Buruh
harian
lepas
ini
merupakan
pekerja
yang
dibayarkan
berdasarkan banyaknya hari kerja, dan ada pabila perusahan membutuhkan tenga kerja tambahan seperti pekerjaan buka piringan. Tidak mendapatkan fasilitas dari perusahaan dan tidak berlaku untuk kesepakatan kerja bersama.
Borongan (kontraktor) Umunya
dilakukan
oleh
para
kontrakto-kontraktor
yang
telah
berpengalaman sesuai dengan kemampuannya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Adapun jam kerja yang berlaku pada PT Indri Plant, untuk masing masing bahagian adalah sebagai berikut : a. Karyawan bagian kantor : -
Masuk Jam 7.00 - Jam 12.00 Wib.
-
Istirahat Jam 12.00- Jam 14.00 Wib.
-
Masuk kembali Jam 14.00 - Jam 16.00 Wib.
Ini berlaku untuk hari Senin sampai Sabtu, kecuali hari Jum’at
waktu kerja
5 jam dalam sehari. b. Karyawan bagian lapangan : -
Jam 5.30 - Jam 9.00
-
Jam 9.30 - Jam 14.00
Kegitan pekerjaan ini berlangsung mulai dari hari senin sampai dengan Sabtu, kecuali
pada hari
jum’at 5 jam kerja sehari.
Didalam
melaksanakan
pekerjaannya, para karyawan diberikan pakaian dan sepatu kerja secara gratis oleh perusahaan sebanyak dua kali dalam setahun. 4.6. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan a. Sistim penggajian/upah Gaji pokok untuk karyawan harian di berikan sesuai dengan jumlah hari kerja. Sedangkan untuk karyawan tetap di berikan gaji pokok perbulan dengan di tambah jatah beras. b. Bonus, lembur, premi, tunjangan 1. Premi/lembur Premi diberikan kepada pekerja atau karyawan yang bekerja pada kegiatan potong buah dan transportasi serta karyawan pabrik.
Premi diberikan bila
karyawan dapat melebihi norma prestasi/basis, yang ditetapkan untuk karyawan
potong buah atau transport. Sedangkan untuk karyawan pabrik premi dihitung berdasarkan kelebihan jam kerja 7 jam/hari atau lebih borong yang telah ditetapkan. Perhitungan premi / upah lembur ditetapkan sebagai berikut : Hari biasa
-
Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayarkan upah lembur sebesar satu setengah kali (1,5) upah sejam
-
Untuk setiap jam kerja lembur selebihnya dibayar upah lembur sebesar dua kali (2) upah sejam.
Hari minggu
-
Kerja dalam batas 7 jam dibayar upah lembur sebesar 2 kali upah sejam
-
Kerja selanjutnya 7 jam dibayar upah lembur sebesar 3 kali upah sejam
-
Hari libur resmi (1 januari, 17 agustus dan idul fitri)
-
Kerja dalam batas 7 jam dibayar upah lembur sebesar 3 kali upah seja
-
Kerja selanjutnya 7 jam dibayar upah lembur sebesar 4 kali upah sejam
Dasar perhitungan upah lembur satu jam
-
SKU H (serikat kerja ) (upah sebulan + nilai catu beras dari pekerja sendiri) 26
-
SKU B (karyawan bulanan) (upah sebulan + nilai catu beras dari pekerja sendiri) 26
2. Tunjangan dan Bonus Tunjangan yang di berikan oleh PT. Indri Plant, kepada karyawan berupa Tunjangan Hari Raya (THR) dan bonus. THR di berikan oleh perusahaan
menjelang hari raya Idul Fitri sebesar satu bulan gaji. Sedangkan bonus di berikan setiap akhir tahun da berdasarkan income dari perusahaan umumnya diberikan dengan jumlah 5 bulan gaji, jadi pekerjan digaji sebanyak 17 bulan dalam 1 tahun. c. Fasilitas Fasilitas yang ada di perusahaan berupa air bersih, rumah, mes untuk tamu, listrik, beras, sekolah (SD,SMP), masjid, penitipan, klinik dan sarana olah raga untuk karyawan. d. Cuti Cuti di berikan pada karyawan apabila mendapatkan kemalangan, hamil, melahirkan, cuti tahunan dan perpanjangan. Cuti tahunan adalah cuti yang di berikan kepada karyawan yang telah bekerja selama satu tahun, sehingga di berikan tunjangan sebesar 40% dari gaji pokok. Sedangkan cuti panjang adalah apabila karyawan bekerja terus menerus tanpa pernah mengambil cuti tahunannya dan bekerja selama 2 tahun, maka berhak menfdapatkan cuti selama 30 hari dan tunjangan gaji pokok sebesar satu bulan. 4.7. Keselamatan Kerja Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja PT. Indri Plant
Napal
Estate. Program keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting bagi kelangsungan
hidup
di
perusahaan.
Dilihat
dari
segi
moral
dengan
dilaksanakannya program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan adalah tenaga kerja mendapatkan perlindungan atas keselamatannya yaitu dengan sistem standart yang telah ditetapkan berdasarkan ISPO dan RSPO, maka diharapakan kesejahteraan karyawan dapat terpenuhi sehingga karyawan dapat merasa puas dan peningkatan produktivitas dapat tercapai, sedangkan dilihat
dari segi material adalah perusahaan harus memikirkan anggaran untuk pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja tersebut. PT. Indri Plant Napal Estate selain memberikan gaji dan upah yang merupakan penghasilan yang di terima oleh karyawan, juga melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja.
Perusahaan dapat merasakan
manfaat dari program keselamatan dan kesehatan kerja terutama dalam jangka panjang. 4.8. Perekrutan, Mutasi, Promosi dan Transfer Karyawan. Sistem perekrutan tenaga kerja untuk jabatan Staf dilakukan di kantor pusat sesuai dengan prosedur yang berlaku, sedangkan untuk perekrutan karyawan
tetap juga langsung dilakukan di kantor pusat. Proses perekrutan
karyawan dimulai dari pengajuan surat lamaran ke kantor kebun atau mengirim email ke alamat yang telah ditetapkan, kemudian dipanggil untuk interview, setelah itu bagian direksi akan menentukan apakah pekerja tersebut layak untuk bergabung atau tidak. Mutasi yang dilakukan di perusahaan berupa mutasi intern dan mutasi extern. Mutasi intern merupakan mutasi antar
Divisi dan mutasi extern
merupakan mutasi antar perusahaan baik itu untuk Staf maupun non Staf sesuai dengan kebutuhan dan permintaan kebun.
Alasan dilakukannya mutasi yaitu
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang kurang, untuk penyegaran bagi karyawan serta prestasi kerja karyawan baik itu prestasinya bagus maupun prestasinya buruk sesuai dengan kebijakan pimpinan perusahaan. Promosi tenaga kerja dilakukan di kantor direksi untuk Staf dan non Staf. Manager Estate mengajukan nama-nama yang akan dipromosikan ke kantor direksi dan di kantor direksi dilakukan test dan interview, apabila lulus masuk
training sesuai waktu yang telah ditentukan setelah itu ditempatkan sesuai dengan kebutuhan kebun. Transfer karyawan bertujuan untuk penyegaran agar kinerja karyawan maksimal. Transfer karyawan dilakukan melalui lobi, nama-nama yang akan diajukan dirembukkan
Manager Estate, Head Assistant dan Assistant Divisi
apabila disetujui maka langsung ditempatkan. 4.9. Pelaksanan Fungsi-Fungsi Manajemen Panen dan Pasca Panen 4.9.1 Planning/Perencanaan Perencanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan. Hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan panen dan pasca panen yang akan dilaksanakan. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut : a. Sensus kematangan buah (SKB), pengambilan SKB bertujuan agar dapat menentukan perkiraan jumlah tonase TBS yang akan di panen. SKB merupakan perencanaan awal dalam kegiatan panen dan pasca panen untuk menentukan berapa kenutuhan dari tenaga kerja yang akan digunakan dalam pemanenan dan juga mengetahui jumlah kendaraan yang dibutuhkan. b. Pembuatan/penyusunan Rencana Kerja Harian (RKH) merupakan perencanaan panen yang didasarkan pada hasil taksasi produksi yang didapat melalui SKB diantaranya dalam penentuan jumlah tenaga kerja panen, jumlah tenaga kerja pemuat dan jumlah alat angkut yang akan digunakan. c. Pembuatan/penyusunan Budget per bulan merupakan hasil perkiraan produksi TBS yang akan dicapai dalam satu bulan. Budget per bulan dijabarkan ke dalam perkiraan jumlah tonase per hari dan rencana kerja harian, sehingga
dalam hal ini masing-masing asistant divisi menuagkan daalam meja kerja dimana di PT Indri Plant disebut dengan meja miring. d. Pembuatan/penyusunan Budget per tahun merupakan hasil perkiraan produksi TBS yang akan dicapai dalam satu tahun yang dijabarkan ke dalam budget per bulan dan per hari, agar bisa memperkirakan jumlah buah yang didapatkan. 4.9.2 Organization/Organisasi Struktur organisasi panen dan pasca panen :
Assistant Divisi Mandor 1
Mandor Panen .
Kerani Buah
Pemanen
Pemuat
Kerani Traksi Sopir
Tukang langsir
Kerani timbang timbangtimbang
Uraian tanggung jawab untuk setiap jabatan : a. Asistant Divisi
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen ditingkat afdeling. Melakukan monitoring terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen berdasrkan alaporan serta pengamatan dilapangan. Memastikan ketersediaan peralatan panen dan alat pelindung diri bagi tenaga panen.
b. Mandor 1 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan panen ditingkat afdeling yaitu dari jumlah mandor panen yang dibawahinya. Melakukan monitoring terhadap kualitas mutu buah dan ancak panen yang dilaporkan. Memastikan ketersediaan peralatan panen dan alat pelindung diri bagi tenaga panen. c. Mandor Panen Melakukan taksasi produksi pada sore hari. Membagi ancak pemanen berdasarkan lokasi yang akan dipanen. Mengawasi pelaksanaan panen yang dilakukan oleh tenaga pemanen sesuai dengan ketentuan dan prosedur kerja. Melakukan monitoring dan
terhadap kualitas mutu buah dan ancak
panen. Memastikan seluruh tenaga panen membawa peralatannya dan alat pelindung diri. d. Kerani Buah Mencatat seluruh buah yang terkumpul di TPH berdasarkan masingmasing pemanen atau nomor pemanen. Mengawasi pelaksanaan panen yang dilakukan oleh pemuat TBS sesuai dengan instruksi kerja. Memastikan seluruh tenaga panen membawa APD. Melakukan grading TBS.
e. Kerani Transportasi Mengurus seluruh transportasi yang dibutuhkan untuk pengangkutan TBS ke pabrik kelapa sawit (PKS). Mencatat seluruh buah yang dimuat oleh pemuat berdasarkan no pemanen. Mencatat mutu buah yang akan dibuah oleh pemuat di TPH. f. Pemanen Melakukan kegiatan pemanenan atau potong buah sesuai instuksi kerja dan arahan dari mandor panen pada master point di pagi hari sesudah cek clock/vinger print atau absensi. Membawa peralatan panen dan memakai alat pelindung diri. Melakukan pemanenan sesuai ancak yang telah ditentukan dengan kualitas yang di intruksikan mandor panen. f. Tukang langsir Melakukan pemeriksaan terhadap buah yang sudah selesai dipanen oleh pemanen Membawa seluruh buah yang ada terkumpul di terasan ke TPH yang bisa dilalau oleh mobil muat untuk dibawa ke PKS. g. Sopir
Mengangkut buah dari TPH ke PKS dengan mobil. Melakukan kegiatan pengangkutan TBS sesuai instruksi kerja yang diberikan oleh karani transpor. h. Pemuat TBS
Memuat buah dari TPH ke dalam truck.
Memastikan tidak ada buah yang tidak terangkut/tertinggal di TPH. I. Karani timbang Mencata seluruh buah yang ditimbang di pabrik sesuai dengan buah yang diangkut berdasrkan divisi. Memberikan hasil catatan buah yang real yang telah dibawa kepabrik untuk direkap oleh karani transpor di divisi masing-masing.
4.9.3 Actuating/Pelaksanaan Adapun teknik pengerjaan panen dan pasca panen yang PT. Indri Plant Napal Estate. Terutama di Divisi 2 yaitu : 1. Sehari
sebelumnya
mandor
panen
melakukan
pengambilan
Sensus
Kematangan Buah (SKB) untuk menentukan perkiraan produksi untuk esok harinya. 2. Pagi hari jam 05.45 wib Asisten Divisi memberikan arahan kerja pada mandor panen dan kerani buah melalui apel pagi di kantor divisi atau disebut dengan master point. 3. Setelah mendapatkan arahan dari asisten divisi, mandor panen dan kerani buah memberikan instruksi kerja pada pekerja panen dan pemuat pada jam 06.00 wib. 4. Jam 06.30 wib pekerja panen langsung menuju ancak panen masing-masing untuk melakukan pekerjaannya dengan memperhatikan disiplin panen (sapta potong buah ) yang telah diterapkan perusahaan. 5. Pekerjaan pemanen meliputi memperhatikan buah matang panen sesuai kriteria panen, melakukan pemotongan pelepah songgoh 2, pemotongan tandan buah, pengutipan brondolan yang dimasukkan ke dalam karung goni,
menyusun pelepah di gawangan mati, pengangkutan buah dan brondolan ke TPH, buah disusun rapi di TPH dengan gagang buah menghadap ke jalan sedangkan brondolan disebelahnya serta memberi tanda nomor potong pada tandan buah. 6. Dilakukan pelangsiran dengan motor ke TPH dikarenakan akses jalan yang sulit dilalui oleh mobil/truck dan juga dikarenakan topografi lahan yanh berbukit dan bergelombang. 7. Buah yang telah terkumpul di TPH dilakukan penghitungan dan grading buah yang dilakukan oleh kerani cek buah. 8. Karani transpor melakukan perhitungan terhadap buah yang dimuat kedalam truck bedasarkan masing-masing nomor pemanen. 9. Buah yang telah di grading dan dihitung dimuat ke atas truk untuk dibawa ke pabrik kelapa sawit (PKS). 10. Sebelum memasuki loading ramp pabrik truk beserta buah ditimbang. 11. Buah yang telah ditimbang di bawa ke loading ramp untuk di tempatkan, sebelum kembali ke lapangan truk ditimbang kosong. 12. Buah yang terkumpul dilakukan sortasi oleh petugas sortasi.
Rotasi panen yang dilakukan diperusahaan yaitu 7/7 atau 1X dalam 1 minngu dilakukan kegiatan panen pada block yang sama, dengan pembagian ancak pada pemanen adalah ancak tetap giring. Alat keselamatan kerja yang digunakan dalam pekerjaan panen dan pasca panen yaitu sepatu boot, sarung tangan, helm dan kacamata, kaus kaki.
4.9.4 Controlling/Pengawasan Pengawasan kuantitas yang dilaksanakan yaitu perhitungan buah yang dilakukan oleh kerani buah harus benar dan tepat, melakukan penimbangan buah sebelum ke PKS, memastikan tonase buah yang di panen tidak beda jauh dengan hasil taksasi, kerani Transport memastikan buah sampai ke PKS dengan jumlah yang benar, kerani melakukan perhitungan berat janjang rata-rata tiap blok/field yang di panen secara up to date, kerani memastikan buah tidak ada yang restan, mandor panen memastikan agar buah tidak ada yang tertinggal di pokok, mandor panen memastikan hasil taksasi benar dan tepat, mandor panen memastikan disiplin panen yang diterapkan dapat di jalankan, mandor panen dan kerani buah membandingkan jumlah tonase taksasi yang dikirim dengan hasil timbangan di PKS dan melakukan evaluasi terhadap hasil produksi tiap hari panen agar didapatkan kualitas dan mutu buah yang sesuai dengan SOP Pengawasan kualitas (quality control) yang dilakukan dalam pelaksanaan panen dan pasca panen diantaranya mandor memastikan buah matang dipanen semua,
brondolan dikutip bersih dan dimasukkan ke dalam karung goni dan
buah mentah 0 %, mandor memastikan buah yang dipanen sudah membrondol minimal brondol 1, gagang TBS di potong rapat, TBS disusun rapi di TPH, brondolan bebas dari sampah, tanah dan batu, pelepah disusun rapi di gawangan mati, tidak dibenarkan pelepah sengkleh, kerani buah memastikan buah yang dipanen di grading dengan baik dan benar, dan juga setiap hari dilkakukan grading buah di pabrik berdasarkan buah yang dikirim dari masingmasing divisi dan mencatatnya berdasarkan reallisasi buah yang ditemukan agar dapat di evaluasi oleh asistant divisi dan setelah dilakukan pengelohan maka
besok pagi hari dilakukan sonding yanitu menghitung jumlah kandungan minyak yang ada didalam buah yang diolah. Dengan demikian pada PT. Indri Plant Napal Estate ditetapkan beberapa aturan yang harus diterapkan SAPTA POTONG BUAH yaitu : 1) Buah matang dipotong seluruhnya. 2) buah mentah = 0 (tidak ada). 3) Brondolan dikutip dan diangkat seluruhnya. 4) Buah disusun di TPH. 5) Cabang disusun rapi digawangan mati. 6) Cabang sengkleh tidak ada. 7) ADM diisi dengAan rapi.
4.9.5 Evaluasi Dari kegiatan panen dan pasca panen yang dilakukan di perusahaan belum cukup baik, dimana
adanya buah restan sisa panen hari kemaren
dikarenakan kerusakan jalan yang parah dan juga kurangnya transpor seperti motor. Assistant Divisi kurang memantau pekerjaan panen dilapangan, semua tugas diserahkan kepada mandor 1. Dimana didalam Standar Operasional Perusahaan (SOP) dicantumkan bahwa, assistant Divisi harus memantau dan malihat kegiatan dan hasil panen dilapangan disesuai kan dengan laporan yang diberikan oleh mandor panen dan karani cek buah agar semua kegiatan dapat berjalan dengan yang baik dan prosedur yang semestinya.
VI. METODOLGI PELAKSANAAN PKPM 3.1. Tempat dan Waktu PKPM-2 ini dilaksanakan di PT. Indri Plant Napal Estate. Desa Pauh Peranab Kecamatan Peranab, Kabupaten Indragiri Hulu,
Provinsi Riau
yang
dimulai pada tanggal 23 April 2015 sampai dengan 13 Juni 2015. 3.2. Metode Pelaksanaan Pelaksanaan PKPM-2 ini dilakukan melalui 5 cara yaitu: 1. Bekerja Setiap kegiatan panen dan pasca panen yang telah disepakati oleh pembimbing lapangan diutamakan dapat dikerjakan oleh mahasiswa serta ditentukan prestasi kerjanya. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan bergabung bersama karyawan setempat atau tersendiri sesuai dengan kondisi di perusahaan serta atas persetujuan/perintah dari Pembimbing Lapang. 2. Diskusi Kegiatan diskusi dilakukan khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang tidak dilaksanakan di perusahaan PT.
Indri Plant
Napal Estate,
pada saat
pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini atau kegiatan-kegiatan lain yang dianggap perlu oleh Pembimbing Lapang untuk didiskusikan. 3. Demonstrasi Kegiatan demonstrasi dapat dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing Lapang suatu pekerjaan diperagakan, kar .ena kegiatan tidak terdapat lagi dilapangan.
suatu
4. Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing Lapang suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat dan sebagainya. 5. Pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data sangat diperlukan bagi mahasiswa sebagai bahan dalam penyusunan laporan seperti data primer diantaranya data kebutuhan alat dan bahan beserta harganya, data tenaga kerja, data kegiatan pemeliharaan, data produksi, data keadaan iklim dan data lain yang dianggap perlu.
3.3. Jenis Data dan Informasi Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data primer Pengumpulan data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di lapangan yang berkaitan dengan aspek teknis dan kegiatan-kegiatan di kebun serta tanya jawab langsung dengan Karyawan, Mandor, Asisten dan Manager serta pihak yang terkait dengan laporan ini tentang kegiatan manajemen yang dilakukan di perusahaan tersebut. b. Data sekunder Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, organisasi dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang terkait dengan pemanenan yang meliputi realisasi pemanenan, tenaga kerja panen dikebun, dan data lainnya yang terkait yang diperoleh dari bagian
Administrasi kebun.
Selain itu, data sekunder diperoleh dari buku-buku
penunjang seperti Budidaya dan Pasca Panen Kelapa Sawit, Manajemen, Pemasaran dan Literatur lain yang berhubungan dengan tanaman kelapa sawit lainnya.
3.4. Interpretasi Data Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan tugas akhir yang ditekankan pada aspek kegiatan dan manajemen panen dan pasca panen. Data hasil pengamatan, informasi, dan data mengenai segi teknis dan manajemen di kebun. Data tersebut berupa: 1. Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen yang dilakukan oleh perusahaan sudah sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Standar Opertion Prosedur (SOP) perusahaan dimana masing-masing personil menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang diinstruksikan dan bertanggung jawab pada disiplin panen yang ditetapkan. 2. Jumlah tenaga kerja. Perhitungan jumlah tenaga kerja pemanen diambil dari perhitungan sensus kematanganbuah (SKB) yang dilakukan sehari sebelum panen, ini sudah sesuai dengan SOP perusahaan.
Brondolan menjadi tanggung jawab dari
sipemanen itu sendiri. 3. Pusingan Panen Pusingan panen harus dibuat untuk memungkinkan kesinambungan yaitu panen akan dilakukan pada block yang sama namun waktu yang berbeda dimana pada PT, Indri Plant 7/7 berikutnya.
Ini memungkinkan kesinambungan dan
efisiensi penggunaan transportasi serta tenaga kerja dan memungkinkan kerani buah dekat ketempat panen saat mencatat buah yg dimuat. 4. Alat panen Alat panen yang digunakan tergantung pada umur dan tinggi tanaman yang dipanen, jika tanaman rendah menggunakan dodos dan apabila tanaman tinggi menggunakan egrek, tetapi pada yang saya amati ini yaitu divisi II menggunakan alat panen dodos karena tinggi tanaman rata-rata 1,5 m yaitu tahun tanam 2009.
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa hasil Interpretasi
hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya
alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya per Divisi dalam 1 tahun dengan luasan 990 ha kegiatan panen dan pasca panen di PT. Indri Plant Napal Estate, Divisi II.
-
Luas lahan
-
Frekuensi per tahun : Setiap hari pekerjaan panen kecuali hari libur.
: 990 Ha (Divisi II).
Biaya penggunaan bahan panen dan pasca panen Bahan yang digunakan dalam kegiatan panen dan pasca panen yaitu solar
sebagai bahan bakar alat pengangkut buah dengan jenis dump truk. Kebutuhan solar dilihat dari jumlah trip angkutan, rata-rata jumlah trip dalam 1 hari yaitu 3 dengan rata-rata jumlah hari kerja dalam sebulan yaitu 25 hari kerja didapatkan rata-rata jumlah trip dalam sebulan 75 dan untuk 1 tahun menjadi 900 trip. Ratarata jarak kebun ke pabrik pulang pergi untuk 1 trip yaitu 16 km, jadi jarak tempuh dalam 1 tahun 14.400 km. Satu liter minyak solar seharga Rp. 7.900, untuk 1 liter solar dapat menempuh jarak 9 km, jadi kebutuhan solar dalam setahun 1.600 Liter dan menggunakan 4 buah mobil truck colt diesel jadi solar yang dibutuhkan adalah 6.400 Liter. Tabel 6. Penggunaan bahan panen dan pasca panen dalam 1 tahun seluas 990 ha. No
Nama bahan
Satuan
Jumlah
Harga (RP)
1
Solar
Liter
6400
7900
Jumlah
Biaya penggunaan alat panen dan pasca panen
Biaya (Rp) 50,560,000 50,560,000
Jumlah tenaga kerja panen yang terdapat di Divisi II yaitu 38 orang dan tenaga pemuat berjumlah 4 orang. Peralatan yang digunakan dalam panen yaitu dodos, angkong, gancu, kapak dan karung dengan jumlah yang dipakai sebanyak jumlah tenaga kerja panen, sedangkan tojok diberikan untuk tenaga pemuat sebanyak 4 unit. Semua peralatan tersebut diberikan sekali dalam setahun. Tabel 7. Penggunaan alat panen dan pasca panen dalam 1 tahun seluas 990 ha Satuan
Jumlah
Usia ekonomis
Harga (RP)
Biaya (Rp)
Total
Dodos
Unit
38
6
50000
1,900,000
3,800,000
Gancu
Unit
42
6
30000
1,260,000
2,520,000
Tojok
Unit
4
6
60000
240,000
480,000
Kapak sepeda motor Mobil
Unit
38
6
40000
1,520,000
3,040,000
Unit
8
60
12000000
96,000,000
19,200,000
Unit
4
120
240000000
960,000,000
96,000,000
1,060,920,000
125,040,000
Nama alat
Jumlah
Keterangan: Usia ekonomis alat dihitung dalam bulan
Biaya penggunaan tenaga kerja panen dan pasca panen
Tabel 8. Penggunaan tenaga kerja panen dan pasca panen dalam 1 tahun seluas 990 ha
Nama tenaga kerja Pemanen peLangsir Sortasi buah Muat TBS
Satuan
Jumlah
Harga (RP)
Biaya (Rp)
Hk
11400
75000
855,000,000
Hk Hk Hk Jumlah
2400 1200 2400
66675 50000 70000
160,020,000 60,000,000 168,000,000 1,243,020,000
Rekapitulasi Biaya Panen dan Pasca Panen Luas Divisi II adalah 990 ha, dengan jumlah populasi keseluruhan
139.590 pokok. Biaya per hektarnya dihitung dari total biaya keseluruhan Rp. 1.418.620.000 dibagi luasan Divisi 990 ha, sehingga didapat biaya per hektar
yaitu Rp. 1.432.949 Biaya per tanaman dihitung dari total biaya keseluruhan Rp. 1.418.620.000 dibagi jumlah populasi tanaman 139.590 pokok, sehingga didapat biaya per tanaman Rp. 10.163 Tabel 9. Rekapitulasi biaya panen dan pasca panen selama 1 tahun seluas 990 ha Jenis biaya
Biaya (Rp)
Biaya bahan Biaya alat Biaya tenaga kerja Total biaya keseluruhan Biaya per hektar (Luas = 990 ha) Biaya per tanaman (Jumlah tanaman = 87.232 pokok)
50,560,000 125,040,000 1,243,020,000 1,418,620,000 1,432,949 10,163
Kebutuhan Biaya Panen dan Pasca Panen untuk Divisi 2
Adapun biaya panen dan pasca panen per hektarnya dalam satu tahun yaitu Rp. 1.418.620.000 Untuk biaya per blok dengan rata-rata luas satu blok yaitu 27 ha dengan total luas divisi II yaitu 990 ha didapatkan biayanya sebesar Rp. 52.541.481.
Untuk biaya Divisi didapat dari jumlah total biaya alat, biaya bahan dan biaya tenaga kerja dalam satu tahun yaitu sebesar Rp. 1.418.620.000 Tabel 9. Biaya panen dan pasca panen Divisi II selama 1 tahun seluas 990 ha Biaya per Divisi (Rp)
Biaya per Blok (Rp)
Biaya per Ha (Rp)
Biaya/pokok (Rp)
(luas = 990 ha)
(luas = 28 ha)
(luas =990 ha)
(luas =990 ha)
1.418.620.000
52.541.481
1.432.949
10.163
No
1
4.11 Kendala di Lapangan
Kendala yang dihadapi dalam kegiatan panen diantaranya adalah apabila terjadi hujan maka luasan panen tidak siap untuk dikerjakan hari itu.
Pada
kegiatan pasca panen kendala yang dihadapi yaitu pada saat musim hujan, karena kerusakanjalan dan tidak bisa dilewati truck sehingga buah yang tidak bisa dibawa pada saat itu juga (restan) sampai di pabrik dibutuhkan lebih lama.
atau waktu yang
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dalam pelaksanaan pembuatan Laporan Tugas Akhir ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
Dalam melakukan panen dan pasca panen perencanaan awal yang dilakukan yaitu
menentukan sensus kematangan buah (SKB) serta
menentukan jumlah tonase buah yang akan dipanen untuk esok harinya. Setelah tonase buah didapat maka dapat ditentukan jumlah tenaga kerja panen, tenaga kerja pemuat dan jumlah alat transportasi yang digunakan.
Dalam pengorganisasian semua personil yang terlibat harus dapat bertanggung jawab terhadap kerja masing-masing kegiatan sehingga pengorganisasian pekerjaan berjalan dengan baik.
Pelaksanaan panen yang dilakukan di perusahaan dimulai dari penentuan buah matang oleh mandor panen, pemotongan pelepah, pemotongan tandan buah, penyusunan pelepah pada bibir terasan dan pengutipan brondolan. Pelaksanaan pasca panen dimulai dari pengangkutan buah dan brondolan ke TPH, grading dan perhitungan buah oleh kerani panen, memuat TBS ke dalam truck, pengangkutan buah, penimbangan buah bersama truck, penumpukan buah di loading ramp, sortasi atau grading buah dan penimbangan truck kosong.
Setiap personil yang terlibat dalam kegiatan panen dan pasca panen melakukan pengawasan yang matang agar pekerjaan sesuai dengan instruksi kerja atau SOP dari perusaan.
Apabila terjadi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pekerja maupun personil akan di beri sanksi berupa teguran, surat peringatan dan dapat
pula denda berupa uang, bahkan apabila keslahan yang dilakukan terlalu fatal dan menyebabkan kerugian yang besar terhadap perusahaan maka akan dilakukan PHK. 6.2. Saran Adapun saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan pembuatan Laporan Tugas Akhir antara lain :
Dalam pelaksanaan pengawasan panen dan pasca panen asisten Divisi harus memeriksa hasil kerja tenaga kerja .
Dalam pelaksanaan kegiatan panen dan pasca panen aspek manajemen harus diterapkan dengan baik dan benar mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mendapatkan efektifitas dan efisiensi kerja baik dari segi waktu maupun biaya serta untuk mendapatkan kualitas yang bagus.
Setiap personil yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan panen dan pasca panen harus memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya mulai dari asisten Divisi, mandor panen, kerani buah, karani transpor serta tenaga kerja panen dan pemuat.
Setiap personil yang terlibat dalam kegiatan panen dan pasca panen harus melakukan evaluasi atas pekerjaannya agar pelaksanaan kegiatan panen dan pasca panen ke depannya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Badan pusat statistik. 2013. Luas tanman perkebunan besar menurut jenis.tanaman.Indonesia.http;//www.bps.go.id./tab_sub/view.php?tabel= 1&daftar=1&id_subyek=54. 20 Mei 2015. Chuah Meng Hap. 2005. Buku Pedoman Standar Manajemen Kerja Kebun Kelapa Sawit. Departemen Agronomi Incasi Raya Group. Kiliranjao (Sumbar). Fauzy, Y. Y,E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2008. Kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta, 168 Hal. Mangoensoekarjo, S, dan H. Semangun. 2005. Manajemen agrobisnis kelapa sawit. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 Hal. Manulang, M dan Marihot amh Manullang. 2008. Manajemen Personalia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 227 hal. Nasution. A. 2013. Kelapa sawit. Http;//ilmuperkebunan.blogspot.com. 13 April 2015. Pahan, I. 2008. Panduan lengkap kelapa sawit. Manajemen agribisni dari hulu hingga hilir. Penebar swadaya. Jakarta. 412 hal. Pardamean, M. 2012. Sukses membuka perkebunan dan pabrik kelapa sawit. Jakarta. Penebar swadaya. 300 Hal. Respati, E. 2010. Pusat Data dan Informasipertanian Kementrian Pertanian. 189 Hal. Suyatno, R. 1996. Kelapa Sawit. Kansius. Jl. Cempaka 9 deresan, Yogyakarta. 186 Hal. Setyamidjaja, D. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sukamto. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 84 hal. Terry, G,R. dan L, W. Rue. 2005. Dasar-dasar Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta. 332 Hal.
Lampiran 1: Peta block PT. Indri Plant Napal Estate
Lampiran 2: Topografi PT. Indri Plant Napal Estate
Estate NPE Total
Komposisi Areal BERGELOMBANG BERBUKIT Ha % Ha % 1081 20 4419 80 1081 20 4419 80
Total Ha 5500 5500
% 100 100
Lampiran 3: Peta Kebun PT. Indri Plant Napal Estae
Lampiran 4: Struktur Organisasi PT. Indri Plant Napal Estate.
MANAGER MAHADI NOER
ACT. ASKEP
ASKEP ASKEP RAYON II
RAYON I
TRAKSI
TOTO SUPRIYANTO
GUNARTO
WANGHONO
ASISTEN KASIE ADM
ASISTEN
ASISTEN TRAKSI FUADY
AGUSTIAN YS
REZA AZIMA
ERIADI SALMAN
M. TAUFAN SUGARLAN
M.SAMPURNA
JHON HISAR
RIO MUNANDAR
HASIBUAN
SIMBOLON
YASIN MA'RUF
FAY ROUZI
PAKPAHAN
Lampiran 5: Koordinasi PT. Indri Plant Napal Estate kebun dan pabrik. MANAJER ESTATE MANAJER PABRIK ASKEP RAYON 1
ASISTEN DIVISI
ASKEP RAYON 2
ASISTEN DIVISI
ASISTEN MAINTENEN
ASISTEN PROCESING
ASISTEN LABORAT ORIUM
Lampiran 6: Dokumentasi kegiatan
Gambar: Sensus kematanagan buah
Gambar: Master Point
Gambar: dodos
Gambar: Gancu
Gambar: Kegiatan panen
Gambar: Pengumpulan TBS di TPH
Gambar: Pelangsiran TBS (manual)
Gambar: Pelangsiran dengan motor
Gambar: Pengumpulan TBS
Gambar: Pemuataan TBS ke truck
Gambar : Pengangkutan TBS ke PKS
Gambar: Loading ram PKS
Gambar: Grading di PKS
Gambar: Loading ram PKS