I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas mencapai 153.564 km2 (Badan Pusat Statistik, 2014) merupakan provinsi ketiga terbesar di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Provinsi Kalimantan Timur. Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah didukung oleh sembilan sektor utama dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan daerah. Jika dilihat dari potensi sektor yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pertanian dengan penyumbang PDRB terbesar 21.118 miliar rupiah (Badan Pusat Statistik, 2014). Menurut informasi BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah (2008), sektor pertanian di Provinsi Kalimantan Tengah dihasilkan oleh enam sub sektor yaitu sub sektor perkebunan, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor yang berpeluang dikembangkan adalah sub sektor perkebunan dengan volume ekspor Kalimantan Tengah tahun 2001 sebesar 12.969 ton dan nilai ekspor sebesar US$ 7.176.429,56 (BAPPEDA, 2001). Hal ini juga dapat dibuktikan dengan kedudukan sub sektor perkebunan dalam pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tertinggi dari enam sub sektor lainnya. Komoditas perkebunan yang dikembangkan di Kalimantan Tengah tercatat 14 jenis tanaman, dengan karet dan kelapa sebagai tanaman utama perkebunan rakyat (342.011 ha/50%, 68.938 ha/10,2%) dan kelapa sawit sebagai komoditas utama perkebunan besar yang dikelola oleh para pengusaha perkebunan baik sebagai Perkebunan Besar Swasta Nasional/Asing ataupun PIR-Bun KKPA (Portal Nasional Republik Indonesia, 2007). Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 1993 telah menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah dan untuk pengembangan Perkebunan jangka panjang 15 tahun
(1993 – 2003) dicadangkan lahan seluas 1.700.000 ha
(BAPPEDA, 2008). Pengembangan sub sektor perkebunan merupakan salah satu prioritas Program Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya serta nilai tambah dan efek berganda positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah,
kemakmuran rakyat dan kelestarian lingkungan hidup.
Dalam upaya pengembangan sub sektor perkebunan yang terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan besar harus terintegrasi dari sektor hulu hingga sektor hilir secara berkelanjutan. Peran perkebunan cukup penting bagi pembangunan baik dari aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan. Dari aspek sosial antara lain sebagai penyedia lapangan kerja, dari aspek ekonomi sebagai penghasil devisa atau pendapatan, sedangkan dari aspek lingkungan antara lain berkaitan dengan konservasi lahan dan air serta penyerap gas karbondioksida dan penyedia zat oksigen untuk kehidupan. Adanya program pengembangan sub sektor perkebunan di Provinsi Kalimantan Tengah menjadikan komoditas-komoditas yang ada di dalamnya menjadi komoditas unggulan dengan potensi pengembangan yang sangat menjanjikan. Dari sekian banyak komoditas perkebunan yang dihasilkan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah perlu menentukan komoditas perkebunan yang menjadi komoditas perkebunan unggulan untuk mendukung peningkatan perekonomian wilayah. Oleh karena itu, untuk mengetahui komoditas perkebunan unggulan di Provinsi Kalimantan Tengah maka penelitian tentang “Analisis Komoditas Perkebunan Unggulan di Provinsi Kalimantan Tengah” menjadi sangat penting. B. Rumusan Masalah Untuk mencapai sasaran pokok yang telah disebutkan sebelumnya, pembangunan jangka menengah membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam pembangunan jangka menengah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu, indikasi rencana program prioritas di setiap tahapan berbeda-beda, tetapi kesemuanya harus tetap berkesinambungan untuk mewujudkan sasaran pembangunan. Berlakunya otonomi daerah, memungkinkan daerah untuk dapat mengaktualisasikan segala potensi terbaik yang dimilikinya secara optimal. Sumber daya alam merupakan modal utama untuk pembangunan daerah. Salah satu potensi sumber daya alam yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah adalah potensi di sektor pertanian terutama sub sektor perkebunan.
Berdasarkan informasi dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, komoditas perkebunan unggulan menurut Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah adalah komoditas kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq), karet alam (Heveabra siliensis muell) dan kelapa dalam (Cocos nucifera). Namun, dalam menentukan komoditas pertanian unggulan ada berbagai macam cara. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk menentukan komoditas perkebunan unggulan di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu metode Location Quotient (LQ), Dynamic Location Quotient (DLQ) dan metode Shift Share. Selain itu untuk menentukan pertumbuhan komoditas unggulan dengan menggunakan uji statistik serta penggunaan analisis Klassen Typology untuk mengetahui struktur dan pola pertumbuhan komoditas perkebunan. Dari berbagai macam komoditas perkebunan di Provinsi Kalimantan Tengah, tidak semua komoditas perkebunan yang dihasilkan oleh setiap wilayah kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan dapat dijadikan komoditas unggulan. Setiap komoditas perkebunan memiliki potensi masing-masing yang akan menentukan layak tidaknya bagi komoditas tersebut untuk mendapat prioritas pengembangan. Komoditas-komoditas yang mampu dikembangkan nantinya akan diharapkan mampu meningkatkan peran sektor perkebunan dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian di Provinsi Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian mengenai komoditas perkebunan unggulan di Provinsi Kalimantan Tengah dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa komoditas perkebunan unggulan yang menjadi basis di Provinsi Kalimantan Tengah? 2. Apa komoditas unggulan perkebunan berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian di Provinsi Kalimantan Tengah? 3. Bagaimana struktur dan pola pertumbuhan komoditas perkebunan di Provinsi Kalimantan Tengah?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui komoditas perkebunan unggulan di Provinsi Kalimantan Tengah. 2. Mengetahui peran komoditas perkebunan unggulan dalam meningkatkan perekonomian di Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Mengetahui struktur dan pola pertumbuhan komoditas perkebunan unggulan di Provinsi Kalimantan Tengah. D.
Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, menambah wawasan ilmu pengetahuan sesuai dengan topik penelitian. 2. Bagi penentu kebijakan yaitu Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan khususnya dalam hal penentuan wilayah pengembangan komoditas perkebunan unggulan di Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dan referensi untuk permasalahan yang sama.