I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu pernyataan antar manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka akan tampak bahwa dengan perkembangan objek tertentu akan memerlukan komunikasi yang lebih spesifik (Soekartawi, 1988). Komunikasi memiliki pengaruh besar dalam kehidupan kita. Peter Drucker seorang analis manajeman Amerika dalam Cangara (2009) menilai bahwa: di negara-negara yang sudah maju, maka setiap pembelanjaan dalam bentuk dollar, selain untuk makanan dan pakaian dihabiskan untuk kepentingan komunikasi. Drucker membuktikannya dengan menunjuk pembayaran pulsa telepon, iuran tv, internet, faksimili, radio, langganan surat kabar dan majalah, seminar, menonton, rekreasi, buku, komputer, semuanya untuk memenuhi kebutuhan informasi. Seiring dengan perkembangan waktu, proses komunikasi menjadi lebih luas dimana proses komunikasi yang berlangsung tidak hanya melibatkan satu lawan satu saja melainkan antara satu dengan banyak orang. Untuk mewujudkan proses komunikasi tersebut diperlukan suatu sarana yang dapat menyalurkan berbagai macam informasi dan membantu proses komunikasi yang berlangsung, sarana tersebut adalah media. Media berfungsi sebagai penghubung antara komunikator dengan komunikan dan tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, dimana komunikan di satu daerah yang berbeda dapat melakukan komunikasi dengan komunikan lain di daerah yang berbeda, melalui media hal tersebut dapat dengan mudah teratasi. Media yang dimaksud yaitu media yang mampu mencakup banyak komunikan sehingga proses komunikasi dapat berjalan secara efekti dan efisien. Media tersebut adalah media massa. Media massa adalah alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan secara serentak kepada khalayak banyak yang berbeda-beda dan tersebar di berbagai tempat. Media masa berperan dalam kehidupan sosial, terutama dalam kehidupan modern, tidak ada yang menyangkal akan hal tersebut. Menurut Mc
1
Quail dalam bukunya Mass Communication Theories (2000), ada enam perspektif dalam hal melihat media: 1.
Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi disana, atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.
2.
Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia yang merefleksikan apa adanya. Karena para pengelola sering tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lainnya.
3.
Memandang media sebagai filter atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk content yang lain berdasarkan standar para pengelolanya.
4.
Media masa seringkali dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan atau menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam.
5.
Melihat media sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan dan umpan balik.
6.
Media masa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekedar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.
Seiring dengan perkembangan waktu, peranan media massa tidak hanya terbatas pada proses penyampaian informasi antar komunikator kepada komunikan saja, namun juga dapat memberikan suatu pandangan yang baru dan terkadang cukup kuat terhadap pemirsanya, sehingga dapat mempengaruhi perilaku, sikap dan bahkan dalam pengambilan keputusan, pemirsa akan dapat terpengaruhi oleh media massa dalam hal menyingkapi keadaan yang terjadi di dalam masyarakat dalam kacamata yang diciptakan oleh media massa. Peran media massa dalam membentuk pandangan kepada masyarakat terlihat dari tulisan Chappy Hakim seorang pilot TNI Angkatan Udara dalam sebuah blognya yaitu pengaruh media massa (2011). Di dalam blognya beliau
2
menulis bahwa pada saat itu ia sedang di Prancis, dimana tiba-tiba ia melihat aksi kejahatan di Prancis cukup banyak, selain itu penduduk Prancis sama sekali tidak merasa tergangggu bahkan menganggap hal tersebut sudah biasa. Hal ini berarti kejahatan sudah sering terjadi di Prancis yang saking seringnya sehingga warganya sudah tidak mempedulikannya lagi. Kesokan harinya ia berharap akan menemukan berita kejahatan yang ia lihat pada hari sebelumnya pada koran, namun ia tidak menemukan sama sekali berita mengenai kejahatan tersebut, bahkan dalam semua media massa ia tidak menemukannya sama sekali. Ternyata pemerintah Perancis mempunyai kebijakan bahwa pemberitaan negatif seperti kejahatan tidak diijinkan untuk dipublikasikan karena dapat menimbulkan kesan bagi turis asing yang membaca berita bahwa Prancis merupakan kota yang tidak aman. Ternyata kebijakan dari pemerintah Prancis membawa dampak yang baik, dimana para turis yang datang semakin bertambah dari tahun ke tahun dan para turis mempunyai kesan bahwa Perancis merupakan negara yang aman. Lain halnya dengan di Jakarta, ketika itu ia (Chappy) membawa temannya dari luar negeri untuk menginap di Jakarta, temannya membaca salah satu koran ternama di Jakarta. Hanya dalam waktu 2 hari, temannya langsung minta pulang lantaran takut akan keadaan kota Jakarta yang mencekam dan banyak kriminalitas seperti yang selalu diberitakan di koran yang dibacanya. Padahal menurut Chappy tingkat kriminalitas yang ia lihat masih lebih banyak di Prancis dibandingkan dengan Jakarta. Kisah Chappy tersebut, dapat dilihat bahwa media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap persepsi masyarakat. Media massa secara perlahan mampu mengubah sikap, perilaku, bahkan keputusan seseorang karena pengaruh dari media tersebut. Pengaruh kekuatan media massa dapat juga berdampak pada berita-berita pertanian khususnya pada berita yang menyangkut mengenai kebijakan pertanian, sukses atau tidaknya kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak lepas dari peran media untuk mensosialisasikannya, apabila masyarakat menilai kebijakan tersebut baik dan dinilai menguntungkan maka akan dilakukan oleh masyarakat. Namun hal ini tentu akan berbeda jika media sebagai sumber sosialisasi memberikan berita
3
yang bersifat menjatuhkan, tentunya masyarakat tidak akan menerima kebijakan tersebut. Media massa yang paling sering dibaca oleh orang adalah media surat kabar, Menurut Effendy (1993), surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca adalah suatu media massa dalam bentuk tulisan diatas sebuah kertas. Arti penting surat kabar terletak pada kemampuannya untuk menyajikan berita-berita dan gagasan-gagasan tentang perkembangan masyarakat pada umumnya, yang dapat mempengaruhi kehidupan modern seperti sekarang ini. Selain itu surat kabar mampu menyampaikan sesuatu setiap saat kepada pembacanya melalui surat kabar pendidikan, informasi dan interpretasi mengenai beberapa hal, sehingga hampir sebagian besar dari masyarakat menggantungkan dirinya kepada pers atau surat kabar untuk memperoleh informasi. Salah satu media massa jenis surat kabar yang bersifat nasional dan paling sering
dibaca
di
Indonesia
adalah
“Kompas”.
Seperti
dikutip
dari
www.kompasgramedia.com, Kompas memiliki oplah terbesar (507.000 eksemplar) dan 600.000 eksemplar yang beredar di semua propinsi di Indonesia dengan jangkauan peredaran Kompas yang paling luas, dimana Kompas terdistribusikan di 33 propinsi di Indonesia Hal ini menjadikan Kompas memiliki jumlah pembaca setiap harinya mencapai lebih dari 1.700.000. Hal ini menjadikan Kompas tidak hanya
terbesar di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Sehingga tidak heran jika pembaca koran Kompas mencapai 2.25 juta orang di seluruh Indonesia. Selain itu juga selama 44 tahun berita-berita Kompas terbukti dapat dipercaya, akurat, dan mendalam. Hal ini terbukti dari diraihnya berbagai macam penghargaan seperti yang dilansir dalam Wikipedia diantaranya
adalah pada tahun 2009 ia
mendapatkan penghargaan sebagai best-brand dan pada tahun 2011 diberikan penghargaan dari MK dalam mensosialisasikan berbagai macam keputusan MK. Hal ini pun termasuk sosialisasi mengenai berbagai macam kebijakan dalam bidang pertanian. Berita mengenai kebijakan pertanian yang diberitakan di kompas mencakup berbagai macam hal, diantarnya adalah baik buruknya suatu kebijakan,
4
permasalahan yang timbul akibat kebijakan tersebut dan lain-lain. Sehingga respon dari masyarakat mengenai kebijakan yang diluncurkan oleh pemerintah tergantung dari bagaimana Kompas membingkai suatu berita tersebut. Dilihat dari berbagai macam sudut pandang yang dapat diambil dalam membingkai suatu berita, penulis merasa bahwa penelitian ini
menarik
dikarenakan apa yang diberitakan oleh surat kabar harian Kompas
mengenai
kebijakan pertanian dapat mempengaruhi sikap masyarakat terutama petani dalam menghadapi kebijakan tersebut. Dalam penelitian ini akan dicoba untuk menggali lebih jauh mengenai bagaimana Koran Kompas membingkai suatu peristiwa yang berkaitan dengan kebijakan pertanian. Cara menggali sudut pandang berita pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis framing.
B. Perumusan Masalah Kaca mata berita yang digunakan oleh Kompas menjadi hal yang penting dalam merealisasikan kebijakan pertanian yang dikeluarkan oleh pemerintah dan juga sebagai pembuktian bahwa segala bentuk media massa tidak boleh memberitakan suatu berita yang memberatkan ataupun menyudutkan pihak manapun. Menurut Undang-undang No.40 tahun 1999 tentang Pers, bahwa fungsi pers adalah untuk menginformasikan, medidik, menghibur dan melakukan pengawasan sosial (social control) baik pada perilaku public maupun pada penguasa (Undangundang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers). Berdasarkan Latar belakang dan permasalahan tersebut, maka rumusan masalahnya adalah 1. Bagaimana Kompas membingkai suatu berita dalam hal ini berita kebijakan pertanian? 2. Apakah Kompas sudah bersikap netral atau malah menyudutkan salah satu pihak dalam pemberitaannya mengenai berbagai macam kebijakan pertanian?
5
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui sikap koran Kompas dalam menyampaikan suatu berita dalam hal ini berita mengenai kebijakan pertanian. 2. Mengetahui kecenderungan keberpihakan Kompas dalam pemberitan mengenai kebijakan pertanian.
D. Kegunaan Penelitian a. Bagi peneliti sebagai sarana syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. b. Menambah pustaka ilmiah yang bisa dipakai sebagai acuan penelitian yang terkait di kemudian hari. c. Dapat menjadi kritik dan saran untuk Kompas dalam hal memberitakan berita tentang kebijakan pertanian.
6