Human Capital, Entrepreneur Dan Intrapreneur Oleh Dr. Senen Machmud, SE., M. Si Iwan Sidharta, SE., MM
NFORMASI
MIND SET • Human Capital • Entrepreneur • Intrapreneur • Intellectual capital • Emotional capital • Spiritual capital
Timeliness
Resources Based View
Dynamic Capability
ORGANISASI YANG EFEKTIF
Knowledge Based View
Human Capital • Human resources view
– bahwa manusia dalam perusahaan, dititikberatkan sebagai sumber daya disamping sumber daya lainnya, seperti sumberdaya alam, tanah, pabrik, mesin dan modal
• Human capital view
– bahwa manusia merupakan salah satu modal utama dalam perusahaan dengan nilai dan jumlah yang tidak terhingga, yang dapat dikelola dalam suatu proses, yang pada akhirnya menghasilkan value creations bagi para stakeholders seperti pemegang saham, konsumen, karyawan dan masyarakat.
Filosofi Human Capital • Manusia adalah aset aset,, bukan biaya • Aset tersebut meliputi kemampuan (ability), keterampilan (skills), pengetahuan (knowledge), dan perilaku (behavior) • Setiap inisiatif--inisiatif inisiatif yang berhubungan dengan pengelolaan manusia sebagai aset aset,, harus bisa terukur dan bisa diterjemahkan kedalam bahasa bahasa--bahasa keuangan
Human Capital • Perkembangan kajian ekonomi berangkat dari RBV dimana "orang orang"" disebut sebagai "human resources" sama seperti resources yang lain, maka di era KBV, "orang orang"" disebut sebagai "human capital" dan dianggap sebagai "company most important assets" assets"..
Human Capital • Model Pengukuran Human Capital – Human Capital Index (HCI) – Net Promoter Score (NPS) untuk perusahaan – Human Capital Score (HC Score) – Human Capital Initiative – Komitmen CEO
Human Capital • Model Penerapan Human Capital di Indonesia masih relatif baru sehingga hanya perusahaan besar saja yang baru menerapkan Human Capital Management Management.. • Sebagian besar perusahaan di Indonesia masih menerapkan paradigma Human Resources Management Management.. • Pada dasarnya penerapan Human Capital ini tidak telepas dari perubahan paradigma pemisahan pengakuan atas modal tanggible dan intanggible seperti intelectual capital capital..
Human Capital Founder • To most people, capital means a bank account, a shares of stock, assembly lines, or steel plants. These are all forms of capital in the sense that they are assets that yield income and other useful outputs over long periods of time. • Schooling, training course, expenditures on medical care, are also capital, because they raise earnings, improve health, or add to a person’s good habits over much of his lifetime. • They are called human capital because people cannot be separated from their knowledge, skills, health, or values in the way they can be separated from their financial and physical assets. By Gary S. Becker, 1975
Human Capital • “…is the know how, skill, and capabilities of individual in organization. Human capital reflect the competencies people bring to their work. • Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. • Pembentukan nilai tambah yang dikontribusikan oleh modal manusia dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di masa akan datang bagi suatu organisasi.
Core Competency of Entrepreneur
• Skill + Knowledge = Capability • Capability + Authority = Competency • Competency + Commitment = Intellectual Capital
High Light • Intrapreneur
– Individu yang berjiwa entrepreneur dalam suatu oraganisasi
• Entrepreneur
– Individu pelaku usaha
• Entrepreneurship
– Proses dalam kewirausahaan
• Entrepreneurial – Sikap Sikap,, perilaku perilaku,, mindset, skill
Entrepreneur • Seseorang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang, me-manage sumber daya yang dibutuhkan serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan sukses secara berkelanjutan.
Intrapreneur • Intraprenuer merupakan paradigma baru dalam kajian entrepreneurship, dimana konteks entrepreneurship tidak hanya ada pada kontek bisnis saja tetapi dalam aspek organisasi, profesi baik bersifat profit maupun non profit.
Intrapreneur • orang yang memiliki “entrepreneurship”, namun tidak keluar dari perusahaan di mana ia bekerja
• merupakan “self determined goal setter” orang yang mengambil inisiatif melakukan suatu tugas tertentu yang dituntut oleh dirinya sendiri.
Intrapreneur • Dalam sistem oganisasi terdapat dua proses manajemen yaitu top top--down dan bottom bottom--up up.. • Intrapreneuer dapat berkembang jika sistem organisasi menggunakan pendekatan bottom--up bottom up.. • Pendekatan bottom bottom--up ini berhubungan dengan inisiasi pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan atau dengan kata lain toleran terhadap sikap proaktif terhadap pekerjaan oleh karyawan karyawan..
Intrapreneur • Konsep Intrapreneurship diperkenalkan pertama kali oleh Susbauer, 1973 yang dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan Burgelman (2007). • intrapreneurship dapat diartikan jiwa kewirausahaan yang dipraktekan dalam organisasi,, organisasi • Dimana orang yang tidak sekadar menjadi pelaksana dari kebijakan perusahaan perusahaan,, namun juga memiliki jiwa kewirausahaan kewirausahaan,, berinisiatif melakukan suatu tugas tertentu karena tuntutan dari dalam dirinya sendiri sendiri,, serta berani mengambil tantangan untuk memenangkan persaingan.. persaingan
Entrepreneur Vs Intrapreneur • Terdapat beberapa perbedaan antara entreprenuer dengan intrapreneur, intrapreneur, antara lain;; lain – Pertama semua, intrapreneur membuat keputusan berisiko menggunakan sumber daya perusahaan. untuk melakukannya, pengusaha menggunakan sumber daya mereka sendiri – Kedua, intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari dalam organisasi mereka, sedangkan kewirausahaan cenderung pada eksternal.
Entrepreneur Vs Intrapreneur • Terdapat beberapa perbedaan antara entreprenuer dengan intrapreneur, intrapreneur, antara lain;; lain – Ketiga, sepertiga dari pengusaha lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi baru daripada menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain, intrapreneur bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa, prosedur, dan birokrasi
Entrepreneur Vs Intrapreneur
Ciri Intrapreneur • Biasanya memiliki backgroud teknis teknis,, tetapi tidak memusuhi disiplin kerja kerja,, pandai beradaptasi dan melakukan penyesuaian • pemikir pemikir//konseptor sekaligus pelaksana • punya dedikasi penuh dan bersedia mencurahkan waktunya dengan menunjukkan kualitas yang baik • orang yang meraih target yang ditetapkannya sendiri • selalu menetapkan standar kerja yang tinggi • kegagalannya merupakan proses belajar
Kelompok Dasar Keterlibatan Karyawan Dalam Orgaisasi
• Intrapreneurs – Act like leaders by creating value through innovation
• The Engaged – Accomplish their job descriptions well and support leaders
• The Unengaged – Foster stagnation and keep the status quo
• The Disengaged – Destroy value and harm organizational culture
Kelompok Dasar Keterlibatan Karyawan Dalam Orgaisasi
By Intrapreneur Index 2015, FORBES
Faktor Pendorong Intrapreneur • Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi teknologi,, pertumbuhan industry, dan permintaan untuk produk baru baru,, sedangkan antesenden untuk lingkungan yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang tinggi tinggi.. • Dari sisi organisasi organisasi,, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship adalah system terbuka terbuka,, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship,, pemindahan intensif pada intrapreneurship lingkungan,, dukungan organisasional lingkungan organisasional,, dan nilai nilai-nilai perusahaan perusahaan..
Faktor Pendorong Intrapreneur
Intrapreneur inside! • If we look back at the history of innovation and wonder what do Gmail, The Godfather, LED bright lighting technology, the Pontiac Fiero, and Post-it® Notes have in common? • These were all ground making innovations that came out of believing in the above said idea they emerged from creative ideas generated by employees working on projects outside the scope of their job responsibilities.
Intrapreneur inside!
Intrapreneur inside! • One of the things that is the cause for societal progress and the hallmark of success in organization is “creativity”. In most organizations to innovate, adapt, excel, and survive, depend on creativity from employees. • But only on a small number of employees, thereby missing opportunities to introduce a broader range of perspectives to their products, services, and work processes.
Intrapreneur inside!
Intellectual Capital
Intellectual Capital • as Knowledge that produces value or Knowledge that can be converted into value. • as all knowledge within an organization which has the potential to create value when applied in line with the mission, vision and goals of the organization. • It refers to the intangible capital (i.e. other than financial capital) owned by companies.
Intellectual Capital
• Intellectual Capital: – Knowledge
that
• Intellectual Assets: – Codified
knowledge
• Intellectual Property:
can
be
that
can
– Legally protected intellectual capital.
used be
to used
create to
create
value. value.
IQ, EQ dan SQ • IQ – merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut
• EQ – “kemampuan untuk memahami perasaan diri sendiri, untuk berempati terhadap perasaan orang lain dan untuk mengatur emosi, yang secara bersama berperan dalam peningkatan taraf hidup seseorang”.
• SQ – kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value
Intelligence Quotient IQ diperkenalkan oleh Alferd Binet Binet,, ahli psikologi Perancis pada awal abad ke ke--20 20.. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford membakukan test IQ yang selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford Stanford--Binet Binet..
Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak otak.. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan sampai sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %.
Intelligence Quotient Tingkat kecerdasan IQ memegang peranan penting dalam belajar dan dipengaruhi oleh genetic serta cenderung tidak berubah.
Intelligence Quotient Fact!
Emotional Quotient kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 % ditentukan oleh serumpun faktorfaktor yang disebut Kecerdasan Emosional. Dengan EQ yang baik, mampu menyelesaikan dan bertanggung jawab penuh pada pekerjaan, mudah bersosialisasi, mampu membuat keputusan yang manusiawi, dan berpegang pada komitmen sehingga dapat mengerjakannya dengan lebih baik. EQ mengajarkan tentang integritas kejujuran komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan dan penguasaan diri.
Emotional Capital In Organization
Emotional Capital In Organization 3 Core Element of Emotional Capital External Emotional Capital - the value of the feelings and perceptions held by the customer and the external stakeholder towards your business. External Emotional Capital - the value of the feelings and perceptions held by the customer and the external stakeholder towards your business. Intra-personal Emotional Capital - the level of positive, focused energy that you invest at work and in your personal life.
Spiritual Quotient kecerdasan untuk menempatkan perilaku dalam konteks makna yang lebih luas, menilai apakah tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ merupakan kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. SQ saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan, karena itu diperlukan keseimbangan dari EQ dan IQ nya.
Keterkaitan IQ, EQ dan SQ Modal Modal Materil
Kecerdasan
IQ: Kecerdasan Rasional Modal Sosial EQ: Kecerdasan Emosi Modal Spiritual SQ: Kecerdasan Spiritual
Fungsi Apa yang dipikir Apa yang dirasakan Hasil apa yang diperoleh
Keterkaitan IQ, EQ dan SQ • Modal materil merupakan modal berwujud yang berarti “uang” dan segala sesuatu yang dapat dibeli dengan uang (the pursuit of profit for its own sake). Kita mengumpulkan modal materil ini dengan kecerdasan IQ rasional kita. • Modal sosial merupakan kekayaan yang membuat organisasi berfungsi dengan efektif demi kepentingan bersama. Kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam hal ini. • Kecerdasan spiritual menambahkan dimensi makna bersama, nilai bersama serta tujuan utama sebagai manusia.
Wasalam
Terima Kasih