HUBUNGAN WORK FAMILY CONFLICT (WFC) DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA PERAWAT PEREMPUAN RUMAH SAKIT X DI SEMARANG Jane Floretta Kuswardi dan Kristiana Haryanti Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ABSTRAK Rumah Sakit sebagai instansi kesehatan yang memiliki andil besar dalam bidang kesehatan saat ini membutuhkan perawat yang bersedia secara sukarela membantu pasien dan rekan kerjanya yang dalam istilah organisasi seringkali disebut Organizational Citizenship Behavior (OCB). Perawat di rumah sakit sebagian besar adalah perawat perempuan yang sudah berkeluarga oleh karena itu seringkali memiliki peran ganda sebagai Ibu rumah tangga dan juga perawat. Peran ganda tersebut terkadang menimbulkan permasalahan dan dapat menyebabkan konflik yang disebut sebagai Work Family Conflict (WFC). Perawat perempuan yang dapat menyeimbangkan kehidupan keluarga dan pekerjaan akan lebih mudah dalam memberikan bantuan dan dapat bekerja lebih dari yang diharapkan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara WFC dengan OCB, semakin tinggi WFC maka perilaku OCB semakin rendah dan begitu juga sebaliknya. Subjek dalam penelitian ini adalah 105 perawat tetap Rumah Sakit X berjenis kelamin perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling yang didasarkan pada shift kerja perawat yaitu shift pagi, shift siang, dan shift malam. Penelitian ini melibatkan 105 orang perawat (30 subyek untuk uji coba skala dan 75 subyek untuk data penelitian). Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan korelasi product moment diperoleh koefisien korelasi (r xy ) sebesar -0,808 dengan p (< 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara WFC dengan OCB pada perawat perempuan di Rumah Sakit X. Kata kunci : Work Family Conflict (WFC), Organizational Citizenship Behavior (OCB), Perawat Perempuan
pekerjaannya tersebut dinamakan
PENDAHULUAN Dewasa
ini,
terjadi
Organizational
Citizenship
perkembangan yang cukup pesat
Behavior (OCB). OCB memiliki
dalam berbagai aspek kehidupan.
peran yang cukup besar dalam
Perkembangan
juga
perkembangan organisasi dalam
mempengaruhi instansi kesehatan
hal ini adalah RS. Secara lebih
di mana saat ini masyarakat
jelas hal ini dapat dilihat dari
cenderung menuntut pelayanan
berbagai
kesehatan yang lebih baik. Rumah
mempengaruhi
Sakit (RS) adalah salah satu pusat
perilaku OCB yaitu kepuasan
pelayanan
kerja,
tersebut
kesehatan
yang
memiliki andil yang sangat besar
interaksi
dalam
faktor
yang munculnya
komitmen
organisasi,
dengan
pimpinan,
kemajuan
pelayanan
produktivitas kerja, jenis kelamin,
kesehatan.
Dalam
memenuhi
performansi kerja, dan suasana
keinginan
dan
tuntutan
hati/mood (Lepine, 2002, h. 53).
perawat
Muncul atau tidaknya perilaku
menjadi salah satu unit yang
OCB pada perawat tentunya tidak
memiliki peran yang cukup besar
terlepas dari kehidupan diluar
dalam
pekerjaan para perawat misalnya
masyarakat
tersebut
mewujudkan
kemajuan
berkaitan
pelayanan kesehatan. Perawat
sebagai
kunci
keberhasilan pelayanan di RS
dengan
kehidupan
keluarganya. Pada
kenyataannya
diharapkan dapat melakukan tugas
perawat perempuan lebih banyak
ekstra atau tugas selain kewajiban
dibanding perawat pria. Begitu
perawat pada umumnya, seperti
juga di RS X, sebagian besar
mau bekerja sama dan menolong
merupakan perawat perempuan
sesama
pasien.
dan sudah berkeluarga, oleh sebab
Perilaku mengerjakan tugas ekstra
itu hal ini menarik untuk diteliti.
yang
Perawat perempuan harus dapat
perawat
melebihi
atau
tugas
pokok
membagi waktu dan perhatiannya
pekerjaan), dan dapat menjadi
antara perannya di pekerjaannya
pemicu timbulnya sikap negatif
dan perannya sebagai Ibu rumah
terhadap organisasi.
tangga
sehingga
Bolino
menimbulkan
dan
Turnley
peran ganda. Situasi ini terkadang
(2005, h.742) serta Sandjaja dan
membuat
Handoyo
perawat
seringkali
merasa
(2012,
h.53)
telah
melakukan penelitian yang dapat
kesulitan
menyeimbangkan waktu antara
membuktikan
keluarga
memiliki pengaruh terhadap OCB.
dengan
pekerjaan.
bahwa
WFC
Sebelum dan setelah bekerja,
Kedua
perawat masih harus melakukan
menunjukkan
pekerjaan rumah tangga, sehingga
memiliki
dapat memicu konflik di keluarga
signifikan terhadap OCB, semakin
yang
perawat
tinggi konflik yang terjadi antara
dalam
pekerjaan dengan keluarga maka
memberikan pelayanan sebagai
perilaku OCB yang munculpun
perawat. Apabila tuntutan kerja
rendah dan WFC juga seringkali
terlalu
terjadi pada pekerja perempuan.
menyebabkan
menjadi
kurang
berat
menyulitkan
mood
tentunya untuk
akan
penelitian
wawancara
hal ini seringkali memunculkan
dengan
konflik
ditemukan
kerap
bahwa
WFC
pengaruh
yang
Berdasarkan
memenuhi
tanggung jawabnya ditempat lain,
yang
tersebut
disebut
hasil
yang
pihak
dilakukan
SDM
bahwa
RS
X
RS
ingin
kinerja
para
sebagai Work Family Conflict
meningkatkan
(WFC). WFC sendiri menurut
perawatnya guna meningkatkan
Duxbury dan Higgins (1991, h.62)
mutu pelayanan di RS. Kualitas
dapat
timbulnya
pelayanan yang diberikan perawat
terlambat),
dinilai mencukupi namun hal
absenteeism (tidak masuk kerja),
tersebut dirasa masih kurang.
turnover (keluar atau berhenti dari
Pihak rumah sakit berharap agar
menyebabkan
tardiness
(datang
3
para perawat dapat memberikan
terkadang
membuat
suami
kontribusi lebih diluar kewajiban
mengeluh
formal tanpa harus mendapatkan
memunculkan konflik sehingga
perintah dari atasan.
membuat perawat merasa “bad
dan
akhirnya
juga
mood” dalam melakukan aktivitas
dilakukan pada sejumlah perawat
kerjanya. Hal tersebut tentunya
dan ditemukan bahwa beberapa
juga berimbas pada pelayanan
dari
yang
Wawancara
perawat
merasa
sesama
dirasakan
oleh
pasien.
perawat masih ada yang kerap kali
Wawancara dengan beberapa dari
datang terlambat, pulang lebih
pasien menemukan bahwa pasien
awal dari jam kerja yang sudah
merasa bahwa perawat masih
ditentukan,
cenderung
kurang
memberikan
bersedia
bantuan,
cenderung
lambat
dalam
memberikan bantuan. Hal tersebut
dan
membuat
mementingkan
para
pasien
kepentingan pribadinya. Perawat
keluarganya
juga mengeluhkan kesulitannya
mendapat pelayanan yang baik
memenuhi perannya sebagai ibu
dan
rumah
hubungan
tangga
dan
perannya
kurang
keluarga
kerap
menjadi
dapat
yang
menjalin
baik
Berdasarkan
ditemukan adanya konflik antara dan
kurang
dengan
perawat.
sebagai perawat. Selain itu juga
pekerjaan
merasa
dan
penjelasan
tersebut di atas dapat disimpulkan
yang
bahwa
pemicu
perawat
yang
dapat
permasalahan
yang
dapat
menyeimbangkan perannya dalam
mengganggu
kinerjanya.
Salah
keluarga
dan
pekerjaan
akan
satu kasus yang seringkali terjadi
memunculkan perilaku OCB yang
adalah apabila pekerjaan di rumah
tinggi, sebaliknya apabila perawat
belum selesai dikerjakan namun
tersebut
mereka sudah harus berangkat
menyelaraskan
untuk
yang terjadi dikeluarganya dengan
bekerja.
Situasi
ini 4
tidak antara
dapat konflik
pekerjaan maka perilaku OCB
lama berinteraksi dengan pasien
yang munculpun akan cenderung
sehingga perawat adalah pihak
rendah.
yang
paling
mengetahui
perkembangan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh dan
Tujuan Penelitian
bertanggung jawab atas pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris
Dari uraian diatas dapat
tentang hubungan Work Family
disimpulkan bahwa OCB pada
Conflict dengan Organizational
perawat adalah perilaku yang
Citizenship
bersifat sukarela dan secara sadar
Behavior
pada
perawat perempuan Rumah Sakit
dimunculkan
guna
membantu
Pantiwilasa X di Semarang.
sesama baik pasien maupun rekan kerja tanpa adanya paksaan dari berbagai pihak dan merupakan
Landasan Teori Organizational
perilaku ekstra diluar kewajiban
Citizenship
formal sebagai seorang perawat,
Behavior (OCB) pada perawat OCB
menurut
serta perilaku ini tidak terukur
Organ
(1988, h.4) dan Spector (2008, h.
dalam
265) adalah perilaku individu
bertujuan
untuk
yang tidak termasuk dalam job
kontribusi
yang
description, tidak termasuk dalam
kemajuan RS.
sistem
imbalan
yang
penilaian
Adapun
bersifat
kinerja
yang
memberikan positif
dimensi
pada
dalam
yang
OCB yang menjadi acuan dalam
bersifat sukarela dan memberikan
penelitian ini adalah dimesi yang
keuntungan
dikemukakan oleh Organ dan
formal, sebuah
perilaku
secara
maupun
psikologis
organisasi.
Perawat
kinerja
Podsakoff (1988, h.106) yaitu:
bagi menurut
a. Conscientiousness : perilaku
Asmadi adalah tenaga kesehatan
yang berada diatas standard
yang paling sering dan paling
minimum yang disyaratkan 5
yang
bermanfaat
kemunculan perilaku OCB, dari
bagi
hasil penelitian tersebut maka
organisasi.
WFC akan disertakan sebagai
b. Sportmanship : prinsip untuk menekankan organisasi
aspek
positif
daripada
aspek
variabel dalam penelitian.
negatifnya. c. Civic
Work
Virtue
:
bentuk
Family
pada
perawat perempuan Peran ganda yang dimiliki
dukungan pekerja atas fungsi administratif
Conflict
oleh perempuan yaitu sebagai
dalam
pekerja dan sebagai ibu rumah
organisasi.
tangga
d. Helping behavior : perilaku
dapat
menyebabkan
konflik.
Konflik
langsung memberi manfaat
seringkali
disebabkan
bagi
adanya
menolong
yang
orang
lain
secara
ataupun
tersebut
pemenuhan kebutuhan
karena
kewajiban
mencegah timbulnya masalah
akan
yang
tidak
pada orang lain
seimbang antara keluarga dan pekerjaan yang dikenal dengan
OCB
sendiri
work
terbagi
family
conflict
(WFC)
(Irwanto, 1997, h,209).
menjadi dua faktor yaitu faktor
Casio
internal yang berasal dari dalam
(1998),
Baltes,
Gahir
(dalam
diri individu serta faktor eksternal
Heyden
yang berasal dari luar individu.
Spector, 2006, h.54), serta Carikci
Faktor yang mempengaruhi OCB
(2002, h.1) mendefinisikan WFC
dalam
sebagai
penelitian
berdasarkan dilakukan
ini
diambil
penelitian oleh
Sandjaja
dan
konflik
yang
terjadi
karena adanya ketidakseimbangan
yang
dan
dan
gangguan
yang
muncul
dalam
bersamaan antara peran dalam
penelitian tersebut telah terbukti
pekerjaan dan di keluarga dimana
bahwa
seorang
Handoyo,
dimana
WFC
mempengaruhi 6
individu
tidak
dapat
mengelola berbagai tuntutan yang
78)
muncul
aspek ini yang digunakan dalam
dan juga merupakan
memiliki tiga aspek dan
bentuk konflik peran ekstra di
penelitian, yaitu:
mana
a. Time based conflict : waktu
tuntutan
mengganggu
pekerjaan
tuntutan
yang
keluarga
dibutuhkan
untuk
dan begitu sebaliknya, misalnya
menjalankan
harus menghabiskan waktu di
tuntutan mengurangi waktu
tempat
untuk menjalankan tuntutan
kerja
daripada
lebih
di
banyak
rumah
menimbulkan
satu
yang lainnya.
sehingga
konflik
salah
b. Behavior
dengan
based
conflict :
suami atau suami mengharuskan
ketidaksesuaian antara pola
istri
perilaku yang diinginkan dari
untuk
kewajibannya
memenuhi dahulu
pekerjaan dan keluarga.
untuk
c. Strain
menyelesaikan pekerjaan rumah
pendapat
ahli
:
oleh peran dalam keluarga
beberapa dapat
conflict
ketegangan yang diakibatkan
tangga sebelum berangkat kerja. Berdasarkan
based
atau
ditarik
pekerjaan
yang
kesimpulan bahwa WFC pada
mengganggu
pemenuhan
perawat perempuan adalah suatu
tanggung jawab atas salah
kondisi gangguan yang dialami
satu peran tersebut.
oleh perawat perempuan karena tidak adanya keseimbangan dalam
Hubungan Work Family Conflict
pemenuhan peran baik dalam
dengan
keluarga maupun dalam pekerjaan
Citizenship
sehingga partisipasi dalam satu
perawat perempuan
peran
menyulitkan
sendiri
Behavior
Rumah
partisipasi
Sakit
pada
yang
memiliki andil yang sangat besar
pada peran yang lain. WFC
Organizational
dalam
menurut
kesehatan
Greenhaus dan Beutell (1985, h. 7
pelayanan saat
ini
dibidang berlomba-
lomba
untuk
couples).
memberikan
Sayangnya
banyak
pelayanan yang semakin baik.
sekali
Salah satu tolok ukur keberhasilan
perempuan yang kurang dapat
yang dikatakan penting sebagai
menyeimbangkan
pondasi adalah SDM yang baik.
keluarga dan kehidupan pekerjaan
Pihak RS mengharapkan agar para
sehingga
perawat
konflik yang tentunya merugikan
dapat
memberikan
pasangan
terutama
kehidupan
seringkali
sendiri
dan
muncul
perilaku ekstra dalam bekerja
diri
orang
lain
yang seringkali disebut dengan
(Soepatini, 2002, h. 28). Konflik
OCB. Kemunculan perilaku OCB
tersebut seringkali disebut dengan
juga seringkali dipengaruhi oleh
WFC.
salah
Sejalan dengan penelitian
kehidupan
yang dilakukan oleh Sandjaja dan
individu masing-masing (Organ,
Handoyo (2012, h.59) bahwa
1997, h.91).
WFC
berbagai
latar
satunya
belakang
adalah
mempengaruhi
perilaku
faktor
yang
OCB. Semakin rendah konflik
perilaku
OCB
yang dialami baik di keluarga
diantaranya adalah suasana hati
maupun pekerjaan, semakin tinggi
(mood)
karakteristik
karyawan terikat dengan OCB
individual yang berasal dari dari
begitu juga sebaliknya. Selain itu,
dalam diri individu. Hal ini secara
Organ pada tahun 2006 juga
tidak langsung berkaitan dengan
mengemukakan bahwa individu
kehidupan
yang
Beberapa mempengaruhi
dan
individu
masing-
dapat
membagi
waktu
masing. Kehidupan individu yang
dengan proporsi yang seimbang
menjadi pengaruh yang paling
antara pekerjaan dan keluarga,
besar dalam menjalani berbagai
nampaknya memberikan toleransi
aktivitas adalah keluarga. Saat ini
terhadap keadaan yang kurang
semakin banyak pasangan suami
ideal
istri yang bekerja (two career
mengajukan banyak keluhan. 8
dalam
organisasi
tanpa
Fenomena
WFC
inilah
Hipotesis Ada
yang terjadi di RS X. Sebagai seorang
perawat
antara
perempuan,
hubungan
negatif
Family
Conflict
Work
diharuskan untuk dapat memenuhi
(WFC)
kewajibannya di pekerjaan dan di
Citizenship
keluarga
dapat
Semakin tinggi WFC maka akan
mengelola emosi terhadap konflik
semakin rendah OCB, begitu juga
yang muncul, pada kenyataannya
sebaliknya.
serta
seringkali
peran
harus
ganda
seorang
Organizational
Behavior
(OCB).
yang
dialami oleh perawat perempuan menyebabkan
dengan
METODE PENELITIAN Metode
perawat
yang
akan
melihat sisi negatif yang ada di
digunakan dalam penelitian ini
RS
adalah metode kuantitatif. Subjek
daripada
positifnya itu
dalam penelitian ini adalah 105
adanya permasalahan di keluarga
perawat tetap Rumah Sakit X
membuat
berjenis kelamin perempuan yang
(sportsmanship).
Selain
seorang
perawat
menjadi malas saat bekerja dan
sudah
menikah
cenderung
anak.
Teknik
memiliki
helping
dan
memiliki
sampling
yang
behavior yang rendah atau enggan
digunakan adalah cluster random
untuk memberikan bantuan pada
sampling yang didasarkan pada
rekan kerjanya karena suasana
shift kerja perawat yaitu shift pagi,
hati yang sedang buruk.
shift siang, dan shift malam.
Apabila seorang perawat
Penelitian ini melibatkan 105
memiliki WFC yang rendah maka
orang perawat (30 subyek untuk
perilaku
uji coba skala dan 75 subyek
OCB
tentunya
akan
untuk data penelitian).
muncul sehingga perawat lebih memiliki
kesukarelaan
dalam
membantu dan menolong pasien ataupun sesama rekan kerja. 9
yang
Metode Pengumpulan Data
metode
skala.
Metode
adalah
metode
skala
diperoleh
koefisien korelasi (r xy ) sebesar -
Data dikumpulkan dengan menggunakan
dilakukan
0,808 dengan p (< 0,01). Hal ini menunjukkan
bahwa
hipotesis
penelitian dengan menggunakan
yang diajukan diterima yaitu ada
daftar
berisi
hubungan negatif yang sangat
aspek-aspek yang hendak diukur.
signifikan antara Work Family
Dua alat ukur yang digunakan
Conflict
adalah skala OCB yang diadaptasi
Organizational
dari Organ dan Podsakoff (1997,
Behavior (OCB).
pernyataan
yang
(WFC)
dengan Citizenship
h. 267) dengan jumlah 37 item dan skala WFC yang diadaptasi
PEMBAHASAN
dari Greenhaus dan Beutell (1985,
Hasil
h. 78) dengan jumlah 28 item.
uji
hipotesis
menggunakan uji statistik korelasi Product Moment dari Pearson yang
Metode Analisis Data
menunjukkan
korelasi
Metode analisis data yang
(r xy )
koefisien
sebesar
-0,808
digunakan dalam penelitian ini
dengan p (< 0,01). Hal tersebut
adalah korelasi Product Moment
menunjukkan adanya hubungan
dari Pearson karena uji tersebut
negatif yang sangat signifikan
dilakukan
mencari
antara WFC dengan OCB, yang
hubungan antara variabel bebas
berarti OCB pada perawat akan
(WFC)
semakin
tinggi
apabila
WFC
tergantung (OCB) dan data yang
rendah,
dan
begitu
juga
digunakan berjenis interval.
sebaliknya.
untuk
dengan
variabel
Dengan
demikian
hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima.
Hasil penelitian Hasil analisis menunjukkan
Hasil
bahwa berdasarkan perhitungan
tersebut
menunjukkan bahwa rendahnya 10
perilaku OCB disebabkan karena
organisasi,
interaksi
WFC pada perawat perempuan
pimpinan,
produktivitas
yang masih tinggi, dan begitu juga
sistem
sebaliknya. Hal ini sejalan dengan
organisasi, dan performansi kerja.
pendapat yang diungkapkan oleh
Dari hasil tersebut WFC memiliki
Herman dan Martins (2002, dalam
pengaruh
Oktorina,
terhadap
2012,
h.123)
serta
dengan kerja,
menejemen,
yang
budaya
cukup
kemunculan
besar perilaku
Bolino dan Turnley (2005, h.742)
OCB pada perawat perempuan
yang menyatakan bahwa sebagian
yang sudah menikah di RS X.
besar perempuan yang bekerja
Adanya suasana hati yang baik
memiliki stres yang lebih dalam
dalam keluarga dan konflik yang
peran keluarga dibandingkan laki-
dapat diatasi dengan baik dapat
laki. Penelitian lain yang sesuai
memunculkan perilaku sukarela
adalah penelitian oleh Sandjaja
para perawat perempuan dalam
dan Handoyo (2012, h.53) yang
memberikan
menguji
langsung
mengerjakan tugas yang melebihi
hubungan WFC dan LMX dengan
apa yang diharapkan. Dengan
OCB, dari penelitian tersebut
demikian,
didapat bahwa WFC lebih efektif
pengaruh
dalam mempengaruhi kemunculan
munculnya perilaku extra role
perilaku OCB.
pada diri perawat di RS X.
secara
bantuan
WFC yang
memberikan kuat
Berdasarkan
Sumbangan efektif yang
dan
terhadap
perhitungan
diberikan variabel WFC pada
statistik diperoleh mean empirik
OCB
65,3%.
dari WFC sebesar 53 dengan SD
Sedangkan sisanya 34,7% berasal
hipotetik sebesar 14 dan mean
dari
seperti
hipotetik 70. Sedangkan mean
individual,
empirik dari OCB sebesar 114,21
karakteristik tugas atau pekerjaan,
dengan SD hipotetik sebesar 18,5
kepuasan
dan mean hipotetik 70. Dari hasil
adalah
faktor
sebesar
lain
karakteristik
kerja,
komitmen 11
tersebut dapat disimpulkan bahwa
selama
dua
WFC termasuk dalam kategori
sepuluh tahun dengan rata-rata
rendah dan OCB termasuk dalam
memiliki
kategori tinggi.
sampai tiga orang, sehingga dapat
anak
dibedakan
Melalui hasil perhitungan
sampai
dengan
sejumlah
menjadi
tiga
dua
jenis
mean empirik dan mean hipotetik
perawat yaitu perawat senior,
tersebut,
adanya
midjunior, dan junior. Masa kerja
perbedaan antara hasil penelitian
yang sekaligus terkait dengan usia
dengan asumsi awal penelitian.
pernikahan dan jumlah anak yang
Pada wawancara dan observasi
diasuh sangat bervariasi. Ketika
awal
anak
menunjukkan
yang
dilakukan
dengan
sudah
besar
tentunya
sangatlah
memiliki perilaku yang berbeda
terbatas karena kesibukan para
dengan anak yang masih kecil
perawat.
yang masih harus diawasi setiap
perawat
perempuan
Observasi
awal
dan
wawancara hanya dilakukan pada
saat,
beberapa perawat yang adalah
mempengaruhi munculnya atau
sebagian
tinggi rendahnya WFC.
kecil
dari
subjek
sehingga
diduga
dapat
penelitian di RS X. Selain itu,
Jenis pernikahan (marriage
adanya WFC yang rendah dan
type) dari perawat perempuan juga
OCB yang tinggi pada perawat
diduga
perempuan ini diduga muncul
pernikahan terbagi menjadi dua
dikarenakan adanya pengaruh dari
yaitu pernikahan modern yang
masa
usia
memiliki pandangan bahwa pria
pernikahan, dan jenis pernikahan
dan perempuan memiliki hak dan
(marriage type).
kewajiban
kerja
perawat,
mempengaruhi.
yang
sama
Jenis
untuk
melakukan pekerjaan rumah dan
Dari hasil wawancara yang
bekerja,
dan
pernikahan
didapatkan bahwa perawat di RS
tradisional
yang
berpandangan
Pantiwilasa rata-rata telah bekerja
bahwa pria adalah suami yang
dilakukan
pada
pihak
SDM
12
bekerja dan perempuan adalah ibu
yaitu adanya keterbatasan untuk
rumah
mendapat
tangga.
wawancara perawat
Dari
dengan
hasil
melalui
wawancara dan observasi yang
beberapa
ditemukan
informasi
lebih
bahwa
mendalam
dengan
sebagian besar perawat memiliki
responden perawat perempuan di
jenis pernikahan modern, namun
tempat penelitian mengenai WFC,
dalam kenyataannya masih ada
peneliti
diantara perawat yang mengalami
amplop dalam pembagian angket
kesulitan dalam menyeimbangkan
penelitian sehingga kerahasiaan
peran
di
dipekerjaan, task
menyertakan
keluarga
dengan
dalam pengisian angket kurang
kaitannya
dengan
terjaga, dan juga adanya faktor
oriented.
perawat
tidak
Beberapa
masih
lain
dari
yang
mempengaruhi
kurang diperhatikan oleh peneliti,
seringkali
mengalami konflik peran ganda
seperti
dan
untuk
pernikahan,
dan
menyelesaikan pekerjaan rumah
pernikahan
(marriage
sepulang atau sebelum bekerja
perawat.
diharuskan
karena
suami
mengerjakan padahal
tidak
pekerjaan
seharusnya
masa
rumah,
usia
juga
jenis type)
KESIMPULAN Hasil
pekerjaan
dilakukan
sama antara suami dengan istri.
perempuan
Oleh karena itu masa kerja, usia
menunjukkan
dan
memiliki
kerja,
mau
rumah bisa dikerjakan bersama-
jenis
dan
penelitian pada RS
X
bahwa
yang perawat
Semarang hipotesis
pernikahan
diduga
yang diajukan diterima, yaitu ada
pengaruh
dalam
hubungan negatif antara WFC
perbedaan antara asumsi awal
dengan
penelitian dan hasil penelitian.
WFC maka semakin rendah OCB,
Penelitian
ini
OCB,
semakin
demikian sebaliknya.
memiliki
kelemahan yang perlu diketahui 13
tinggi
SARAN
produktivitas
1. Bagi Rumah Sakit
menejemen,
kerja,
sistem budaya
Pihak RS diharapkan
organisasi, dan performansi
dapat memberikan perhatian
kerja, juga faktor masa kerja
pada perawat perempuan yang
perawat
menjalani peran ganda dan
mempertimbangkan
usia
juga
mempertahankan
pernikahan
jenis
kebijakan
yang sudah ada
perkawinan (marriage type)
di
RS.
dan
Serta
subjek.
sehingga WFC dapat terus
Selain
berada pada kategori rendah.
itu
juga
Selain itu juga RS diharapkan
melakukan
observasi
dan
dapat
wawancara
secara
lebih
kerja dan hubungan antara
mendalam
pada
atasan dengan bawahan yang
penelitian agar peneliti dapat
baik
dapat
mengamati dan mendapatkan
membangun
suasana
sehingga
subjek
meminimalisir
konflik
dan
gejala yang lebih rinci pada
semakin
meningkatkan
subjek penelitian. Serta dapat mengembangkan
perilaku OCB.
ini dengan metode kualitatif.
2. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti
penelitian
selanjutnya
dapat lebih mengembangkan
DAFTAR PUSTAKA
penelitian
Amalian, F.F., Hardjajani, T., Priyatma, A.N. 2012. Hubungan Antara Kualitas Interaksi Atasan Bawahan dan Quality Work Life dengan Organizational Citizenship Behavior Karyawan PT. Air Mancur Palur Karanganyar. Jurnal Ilmiah Psikologi
ini
dengan
mempertimbangkan
faktor-
faktor
seperti:
karakteristik karakteristik pekerjaan, komitmen
lain
individual, tugas
atau
kepuasan
kerja,
organisasi,
interaksi dengan pimpinan, 14
Intervening Variabel (Studi pada Dual Career Couple di Jabodetabek). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 12. No. 122 (121-132)
Candrajiwa. Vol. 1. No. 3 (1-15) Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Bank Data Sumber Daya Manusia Kesehatan. 2013. Sumber Daya Manusia Pelayanan Kesehatan: Informasi Terkini. Bppsdmk.depkes.go.id/sdmk /. (Sun, 14 April 2013)
Duxbury, L.E., Higgins, C.A. 1991. Gender Differences in Work Family Conflict. Journal of Applied Psychology. Vol. 76. (60-74) Frone, M. 2000. Work Family Conflict and Employee Disorder: The National Comondibity Survey. Journal of Applied Psychology. Vol. 85. No.6 (888-895)
Bolino, M.C., Turnley, W.H. 2005. The Personal Costs of Citizenship Behavior: The Relationship between Individual Initiative and Role Overload, Job Stress, and Work Family Conflict. Journal of Applied Psychology. Vol. 90. No.4 (740-748)
George, Brief. 1992. Felling Good-Doing Good, A Conseptual Analysis of the Mood at Work: Organizational Spontanity Relationship. Psychology Bulletin. Vol. 76 (310-329)
Carikci, I. 2002. Gender Differences in Work Family Conflict among Managers in Turkey. Non Western Perspective.
Ghozali, I.H. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.
Chen, I. 2001. The Study of Work Family Conflict and Job Statisfication. Journal of Applied Psychology. Vol. 1. No. 12.
Greenhaus, J.H., Beutell, N.J. 1985. Sources of Conflict between Work and Family Roles. Academy of Management Review. Vol. 10. No 1. (76-88)
Christine, W.S., Oktorina, M., Mula, I. 2010. Pengaruh Konflik Pekerjaan dan Konflik Keluarga Terhadap Kinerja dengan Konflik Pekerjaan Keluarga Sebagai 15
Hadi, S. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Citizenship Behavior and Preference Evaluation? Sex Roles. Vol. 41. (469-478)
Irwanto. 1997. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia.
Nadeem, Abbas. 2009. The Impact of Work Life Conflict on Job Satisfactions of Employees in Pakistan. International Journal Business and Management. Vol. 4. No. 5.
Khaihatu, T.S., Rini, W.A. 2007. Kepemimpinan Transformasional dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan atas Kualitas Kerja, Komitmen Organisasi, dan Perilaku Ekstra Peran: Studi pada guru SMU di Kota Semarang. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 98. No. 01. (49-61)
Natemeyer, R.G. 1996. Development and Validation of Work Family Conflict and Family Work Conflict Scales. Journal of Applied Psychology. Vol. 81. No. 4. (400-410) Nuralita, A., Hadjam, N.R. 2002. Kecemasan Pasien Rawat Inap ditinjau dari Persepsi tentang Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 17. No. 2 (150-160)
Lepine, J.A., Eres, A., Johnson, D.E. 2002. The Nature and Dimensionality of Organizational Citizenship Behavior: A Critical Review and Meta Analysis. Journal of Applied Psychology. Vol. 87. No. 01 (52-65)
Organ, D.W. 1988. Organizational Citizenship Behavior: The good Soldier Syndrome. Lexington,M.A.: Lexington Books.
Lee, K. 2002. Organizational Citizenship Behavior and Workplace Devience: The Role of Affect and Cognitions. Journal of Applied Psychology. Vol. 87. No. 1 (131-142)
--------. 1997. Organizational Citizenship Behavior: It’s Construct Clean Up Time, Human Performance. Journal of Applied Psychology. Vol. 10. (85-97)
Lovell, S.E., Kahn, A.S., Anton, J., Davidson, A., Dowling, E., Post, D., Mason, C. 1999. Does Gender Affect The Link between Organizational 16
Organ, D.W., Konovsky, M. 1989. Cognitive Versus Affective Determinants of Organizational Citizenship Behavior. Journal of Applied Psychology. Vol. 74. No. 1 (157-164)
Disahkan DPR. www.depkes.gp,id/index.ph p/berita/press.release/374rancangan-undangkesehatan-disahkan-olehdpr.html. Sahrah, A. 2008. Organizational Citizenship ditinjau dari Kepuasan Kerja dan Jenis Kelamin Perawat Rumah Sakit. Jurnal Psikologi Industri Organisasi.
Podsakoff, P.M., Mackenzie, S.B., Paine, Bachrach. 2000. OCB: Acritical Review of the Theoritical and Empirical. Literature and Suggestions for Future Research. Journal of Management. Vol. 26. No. 3 (513-563)
Saifudin, A. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Podsakoff, P.M., Ahearne, M., Mackenzie, S,B. 1997. Organizational Citizenship Behavior and The Quality of Work Group Performance. Journal of Applied Psycholog. Vol. 82. (262270)
---------. 1999. Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Belajar. ---------. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. ---------. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Purba, D.E., Ali, N.L. 2004. Pengaruh Kepribadian dan Komitmen organisasi terhadap Organisational Citizenship Behavior. Sosial Humaniora. Vol. 8. No. 3. (105-111)
Sandjaja, M., Handoyo, S. 2012. Pengaruh LMX dan Work Family Conflict terhadap Organizational Citizenship Behavior. Jurnal Psikologi Industri Organisasi. Vol. 1. No. 02 (55-62)
Purwanto, S. 2010. Kualitas Pelayanan Keperawatan. http://ppnisragen.wordpress. com/2010/02/16/kualitaspelayanan-keperawatan/.
Siagian, S.P. 2012. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Supari. 2009. Rancangan Undang-Undang Kesehatan 17
Soepatini. 2002. Family-Friendly Police sebagai Upaya Organisasi Mengurangi Work Family Conflict pada Suami. Usahawan. No. 05. (28-31)
kebijakan. www.PPjk.depkes.go.id/inde x.php?option=com_content &view=article&id=70;perbai kan-bidang-kesehatanjangan-sebatas-kebijakansumber-suarapembaruan&catid=55:beritapusat&itemid=101. (11Maret 2008).
Suryabrata, S. 1993. Metode Penelitian. Jakarta: CV Rajawali. Yuanita. 2008. Perbaikan bidang kesehatan jangan sebatas
18