THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati,
ABSTRAK Latar Belakang: Di Indonesia prevalensi gejala penyakit Asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4%. Prevalensi kasus asma di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 0,55%. Di RSUD Kudus pada bulan Januari 2012 sampai September 2012 penderita asma bronchial adalah sebanyak 154 orang. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus terhadap 10 penderita asma bronkhiale diperoleh hasil bahwa 8 orang (80%) merasa cemas dengan penyakitnya, setelah melakukan relakasi pernafasan pasien mengaku rasa cemas berkurang. Sedangkan 2 orang (20%) pasien mengatakan tidak terlalu cemas. Tujuan : Mengetahui hubungan relaksasi pernapasan dan dukungan keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelatif pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville RSUD Kudus pada bulan Desember 2016 – Januari 2016 sejumlah 50 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 50 orang. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian sebagian besar melakukan relaksasi pernafasan dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 38 orang (76%), sebagian besar memiliki dukungan keluarga dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 34 orang (68%), sebagian besar mengalami cemas berat yaitu sebanyak 31 orang (62%). Ada hubungan relaksasi pernapasan dan dukungan keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016. Kata Kunci
: Relaksasi Pernafasan, Dukungan Keluarga, Tingkat Kecemasan
1. PENDAHULUAN Timbulnya berbagai manifestasi penyakit asma bronkial dapat mengganggu kualitas hidup penderita. Laporan dari beberapa negara di Asia-Pasifik tahun 2009 menunjukkan bahwa asma bronkial mengganggu kualitas hidup, seperti gejalagejala batuk, bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu karena mengalami kecemasan. Dampak asma bronkial terhadap kualitas hidup seperti keterbatasan
dalam berekreasi atau olahraga 52,7%; aktivitas fisik 44,1%; pemilihan karier 37,9%; aktivitas sosial 38%; cara hidup 37,1%; dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Hal ini mengakibatkan penderita asma bronkhiale mengalami kecemasan (WHO, 2010). Gangguan kecemasan merupakan masalah kesehatan pada umumnya dan masalah kesehatan jiwa pada khususnya penderita
1563
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
asma bronkhiale. Menurut Stuart (2007) diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan. Pertimbangan ini berdasarkan hasil studi Bank Dunia yang menyatakan bahwa gangguan kesehatan jiwakhususnya gangguan kecemasan merupakan salah satu penyebab utama hilangnya kualitas hidup penderita asma (Sunaryo, 2008). Meski belum pasti di negara Indonesia prevalensi gangguan kecemasan diperkirakan berkisar antara 9%-12% populasi umum. Angka populasi yang lebih besar yaitu17%-27% (Jayadiputra, 2008).
UAD, Yogyakarta
membantu pasien sehari – hari.
melakukan
aktivitas
2. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analitik korelatif dengan desain penelitian cross sectional Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville RSUD Kudus pada bulan Desember 2012 – Januari 2016 sejumlah 50 orang. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 orang. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik total sampling
Salah satu upaya menurunkan tingkat kecemasan pada klien asma adalah dengan latihan relaksasi pernafasan Cara lain untuk mengurangi kecemasan adalah dengan adanya dukungan keluarga. Menurut Friedman (2008), dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan jasmani maupun rohani.Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumental.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan satu program komputer. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan pada variabel relaksasi pernafasan, dukungan keluarga dan tingkat kecemasan. Analisis bivariat yang digunakan adalah analisis chi square. 3. HASIL PENELITIAN Tabel 1.Distribusi Frekuensi Relaksasi Pernapasan
Berdasarkan survey pendahuluan pada bulan Januari 2016 yang dilakukan di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus terhadap 10 penderita asma bronkhiale diperoleh hasil bahwa 8 orang mengatakan kurang mendapat dukungan keluarga dikarenakan masing – masing anggota keluarga sibuk bekerja, 8 orang tersebut merasa cemas dengan penyakitnya, setelah melakukan relakasi pernafasan pasien mengaku rasa cemas berkurang,. Sedangkan 2 orang pasien mengatakan tidak terlalu cemas dikarenakan dukungan keluarga yang selalu membantu dan mendukung pasien. Bentuk dukungan yang diberikan keluarga antara lain adalah dengan merawat dan menjaga pasien selama di rumah sakit, memberi semangat kepada pasien agar cepat sembuh,
Relaksasi Pernafasan Baik Kurang Baik Total
Frekuensi 12 38 50
Persentase (%) 24.0 76.0 100.0
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Dukungan Persentase Frekuensi Keluarga (%) Baik 16 32.0 Kurang Baik 34 68.0 Total 50 100.0 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
1564
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Tingkat Kecemasan Berat Ringan Total
Frekuensi 31 19 50
18 February 2017
Persentase (%) 62.0 38.0 100.0
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan relaksasi pernapasan dan dukungan keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016.
Total
X2 hitung
P value
R
Baik Kurang Baik Total
n 12 38
% 24 76
5.507
0.019
0,515
50
100
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Asma Bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016
Tabel 5. Tabulasi Silang Dukungan Keluarga Dengan Penurunan Tingkat Kecemasan Dukungan Keluarga
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa teknik relaksasi ini telah diketahui efektif menurunkan kecemasan untuk perawatan dan pencegahan gangguan pernafasan, hiperventilasi, nafas pendek. Karena menurunkan ketegangan dan perubahan kesadara. Latihan relaksasi yang terprogram setiap hari memberi efek pada respon psikologis terhadap stress dan juga akan tertolong jika kecemasan muncul kembali (Barbara, 2006). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu, bahwa relaksasi pernafasan yang dilakukan dengan baik dapat menurunkan kecemasan pasien asma bronkhiale. Responden yang melakukan relaksasi dengan baik maka cenderung memiliki kecemasan dalam kategori ringan, sedangkan yang melakukan relaksasi dalam kategori kurang memiliki kecemasan dalam kategori sedang.
Tabel 4. Tabulasi Silang Relaksasi Pernapasan Dengan Penurunan Tingkat Kecemasan Relaksasi Pernafasan
UAD, Yogyakarta
Total
Baik Kurang Baik
n 16 34
% 32 68
Total
50
100
X2 hitung
5.995
P value
0.014
R
0,527
Dari kedua analisis diatas, dapat diambil kesimpulan yang sama, yaitu ada hubungan relaksasi pernafasan dukungan keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan pada pasien asma bronkhiale di Ruang Bougenville 2 RSUD Kudus Tahun 2016.
Menurut Friedman (2008), dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan jasmani maupun rohani.Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumental. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu, yaitu responden yang memiliki dukungan baik maka cenderung memiliki kecemasan dalam kategori ringan, sedangkan yang memiliki dukungan dalam kategori kurang memiliki kecemasan dalam kategori sedang.
4. PEMBAHASAN Hubungan Relaksasi Pernapasan Dengan Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Asma Bronkhiale
1565
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
7. DAFTAR PUSTAKA Anita Risgiyanti. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kecemasan Pasien Asma di Puskesmas Jatinangor Jakarta Tahun 2010. Skripsi : Universitas Diponegoro
5. KESIMPULAN Penelitian tentang relaksasi pernafasan diperoleh bahwa responden sebagian besar melakukan relaksasi pernafasan dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 38 orang (76%), yang melakukan dalam kategori baik sebanyak 12 orang (24%).
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Penelitian tentang dukungan keluarga diperoleh bahwa responden sebagian besar memiliki dukungan keluarga dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 34 orang (68%), yang baik sebanyak 16 orang (32%).
Barbara, C. Long. 2006. Perawatan Madikal Bedah. Jilid 2. Bandung :Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian diperoleh responden sebagian besar mengalami cemas berat yaitu sebanyak 31 orang (62%), cemas ringan sebanyak 19 orang (38%).
Barbara, Kozier. 2006. Fundamental of Nursing. Jakarta: EGC Corwin, Elizabeth J. 2005. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
6. SARAN Responden yang bekerja terutama Bagi RSUD Kudus Diharapkan dapat mengambil kebijakan terkait dengan pasien asma bronkhiale misalnya dengan memberikan relaksasi pernafasan serta memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar dapat memberikan dukungan kepada pasien asma bronkhiale.
Depkes
RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes
Depkes
RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI
Dinkes Jateng. 2011. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2011. Jateng: Dinkes Dinkes Jateng. 2011. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinkes Jateng
Bagi Masyarakat Diharapkan pasien asma dapat mengurangi kecemasan pender dengan relaksasi pernapasan serta keluarga dapat memberikan dukungan kepada pasien asma bronkhiale. Bagi Institusi Pendidikan
Doenges, Marilynn E. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan institusi dapat mendorong peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang penurunan kecemasan penderita asma bronkhiale.
Friedman, Marlyn M. 2008. Praktik Keperawatan Keluarga: Teori, Pengkajian, Diagnosa, dan Intervensi. Toronto: Appleton&Lange. Jayadiputra. 2008. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Kartono, K, 2006, Psikologi Wanita Jilid 1 : Mengenal Gadis Remaja
1566
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
dan Wanita Dewasa. Bandung : Mandar Maju.
Siti
Keliat, B.A. 2007. Penatalaksanaan Stres. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC Martha. 2003. Kamus Kedokteran UI Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
UAD, Yogyakarta
Indah Mutiara. Pengaruh Teknik Relaksasi Pernafasan Diafragma Terhadap Perubahan Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Bangsal Bedah RSUP. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012. Skripsi: Universitas Sumatera Utara
Siti Juhariyah. 2009. Efektivitas Latihan Fisis dan Latihan Pernapasan Untuk Menurunkan Kecemasan Asma Persisten Sedang-Berat. Sumareta Utara: USU Repository
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Stewart C Mayers. 2006 Principles of Corporate Finance, second edition. The United State of America: McGraw-Hill
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Stuart & Sundden. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Sugiyono. 2007. Stastistika Untuk Penelitian. Bandung: IKAPI
Nurul Setyawan. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Pasien Asma Bronkhiale Pada Pasien Rawat Jalan Di Poli Paru Instalasi Rawat Jalan RSUD RAA Soewondo Pati . Undip: FKM
Sunaryo. 2008. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC Sundaru, H. 2006 Asma Bronkial, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 3. Jakarta : FKUI
Sacket dan Niven Neil. 2002. Perilaku Kesehatan, Dalam Psilokogi Kesehatan Edisi ke-2. Penerbit BukuKedokteran EGC
WHO. 2010. Penatalaksanaan Kejiwaan. Jakarta: EGC
Saifudin, Abdul Bari. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Santoso Adi. 2009. Hubungan Tingkat Keparahan Asma Dengan Derajat Kecemasan Pada Penderita Asma Di Poli Paru Rsu. Haji Surabaya . Surabaya: Universitas Airlangga Sigit Nugroho. Terapi Pernapasan Pada Penderita Asma. Skripsi : Universitas Muhammadiyah Semarang
1567