ARTIKEL
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN
OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO 2016
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL
Artikel dengan judul “Efektivitas Penggunaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Cempaka RSUD Ungaran” yang disusun oleh Nama
: Novana Ayu Dwi Prihwidhiarti
Nim
: 010214A102
Program studi : Keperawatan Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing utama skripsi Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran, … September 2016
Pembimbing Utama
Umi Aniroh, S.Kep., Ns., M.Kes
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN Novana Ayu Dwi Prihwidhiarti* Umi Aniroh, S.Kep., Ns., M.Kes** Abdul Wakhid, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Jiwa** *
)Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran )Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**
ABSTRAK Operasi atau tindakan pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan dibagi menjadi dua yaitu bedah mayor dan bedah minor yang secara tidak langsung akan mempengaruhi psikologi pasien berupa kecemasan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kecemasan adalah menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam. Tujuan penelitain ini adalah mengetahui efektivitas penggunaan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruang cempaka RSUD Ungaran Jenis penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan penelitian kuantitatif, dengan desain eksperimen berupa pre post test with control desain. Adapun variabel yang diukur adalah tingkat kecemasan pasien pre operasi. Responden yang diambil berjumlah 20 responden dengan menggunakan tehnik sampel jenuh. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuisioner NRSA. Hasil penelitian didapatkan bahwa Skor kecemasan pada kelompok intervensi 4 jam sebelum operasi sebelum dilakukan tehnik relaksasi napas dalam adalah 7, dan pada kelompok kontrol adalah 7. Skor kecemasan pada kelompok intervensi 1 jam sebelum dilakukan tehnik relaksasi napas dalam adalah 7, dan pada kelompok kontrol adalah 7. Skor kecemasan pada kelompok intervensi setelah dilakukan tehnik relaksasi napas dalam pada 4 jam sebelum operasi adalah 6, dan pada kelompok kontrol adalah 6,5. Skor kecemasan pada kelompok intervensi setelah dilakukan tehnik relaksasi napas dalam pada 1 jam sebelum operasi adalah 5 pada kelompok kontrol adalah 6,5. Penggunaan relaksasi napas dalam 1 jam lebih efektif menurunkan kecemasan dibandingkan relaksasi napas dalam 4 jam sebelum operasi pada pasien operasi bedah minor di ruang Cempaka RSUD Ungaran. Kata kunci: Tehnik relaksasi nafas dalam, kecemasan, bedah minor. Daftar Pustaka: 27 (2006-2013)
PENDAHULUAN Menurut Perry & Potter (2005) menyebutkan operasi atau tindakan pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan kesehatan. Penelitian di 56 negara dari 192 negara anggota World Health Organization (WHO) tahun 2004 diperkirakan 234,2 juta prosedur operasi dilakukan setiap tahun berpotensi komplikasi dan kematian (Weiser et al, 2008, dalam Hasri, 2012), sehingga prosedur operasi secara tidak langsung akan mempengaruhi psikologi pasien. Cemas merupakan hal yang sering terjadi dalam hidup manusia. Cemas juga dapat menjadi beban berat yang menyebabkan kehidupan individu tersebut selalu di bawah bayang-bayang kecemasan yang berkepanjangan dan menganggap rasa cemas sebagai ketegangan mental yang disertai dengan tubuh yang menyebabkan rasa tidak waspada terhadap ancaman, kecemasan berhubungan dengan stres fisiologis maupun psikologis (Stuart, 2007). Perawat sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit memiliki peran yang sangat penting dalam membantu pasien mengatasi kecemasan, perawat juga seringkali dipanggil untuk mengidentifikasi dan mengurangi kecemasan pasien, karena perawat merupakan petugas kesehatan yang terdekat dan terlama dengan pasien, maka perawat harus mampu memahami respon pasien terhadap kecemasan, untuk bisa memahami dan memenuhi kebutuhan pasien dengan kecemasan, perawat perlu mengidentifikasi dan mengenali mekanisme atau strategi koping yang sering digunakan oleh
pasien, sehingga perawat akan mudah dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, identifikasi penyebab kecemasan dapat mewujudkan intervensi yang sesuai, khususnya dalam mengatasi kecemasan (Titik, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rolly Randonuwu pada tahun 2014 yang berjudul “Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pasien pada klien pre operasi katarak di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Manado” diperoleh dari 42 responden yang memiliki kecemasan ringan dengan berpengetahuan baik sebanyak 15 orang, kecemasan sedang dengan berpengetahuan baik 10 orang, yang tidak mengalami kecemasan dengan berpengetahuan baik sebanyak 2 orang. Penanganan nyeri dan kecemasan, dapat dilakukan secara farmakologi yaitu dengan pemberian obat-obatan analgesik dan penenang. Sedangkan secara non farmakologis, dengan dilakukan teknik relaksasi, distraksi, hipnoterapi, Salah satu tindakan untuk mengurangi tingkat kecemasan pre operasi adalah dengan latihan nafas dalam. Relaksasi nafas dalam merupakan metode efektif untuk mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah bertambahnya nyeri. Nafas dalam merupakan latihan dengan bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapasan abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing (Kusyati, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Aprianto (2013) tentang efektifitas relaksasi nafas dalam dan imajinasi terbimbing terhadap penurunan
kecemasan pasien pre operasi di RSUD RA Kartini Jepara menunjukkan ada efektifitas teknik nafas dalam terhadap perubahan tingkat kecemasan. Dari hasil penelitian ini, sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar responden mengalami cemas berat yaitu sebanyak 14 responden (46,7%). Sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam terdapat 1 (3,3%) responden yang tidak mengalami kecemasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mean responden sebelum diberikan relaksasi nafas dalam sebesar 41,70 kemudian turun menjadi 33,40 sesudah diberikan relaksasi nafas dalam selama 15 menit. Hal ini dapat diartikan bahwa relaksasi nafas dalam efektif untuk menurunkan kecemasan pre operasi. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 5-12 Oktober 2015 terhadap 10 orang pasien yang akan dilakukan tindakan operasi, 3 orang pasien dengan cemas ringan, 5 orang pasien dengan cemas sedang, 2 mengalami cemas saat akan tindakan operasi diantaranya adalah cemas menghadapi ruangan operasi dan peralatan operasi, cemas akan perubahan bentuk tubuh berupa cacat yang akan menganggu fungsi peran pasien, cemas bila operasi gagal, cemas bila biaya perawatan yang membengkak. Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan saat menjadi petugas kesehatan di RSUD Ungaran dari hasil penelitian dan wawancara awal penulis tertarik untuk meneliti “Efektivitas Penggunaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Bedah Minor di Ruang Cempaka RSUD Ungaran”. METODOLOGI Jenis penelitian ini menggunakan quasi eksperiment yaitu merupakan rancangan yang berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental (Nursalam, 2013). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan desain eksperimen berupa pre post test with control desain. Populasi penelitian adalah semua pasien pre operasi yang ada di ruang Cempaka RSUD Ungaran dalam 7 hari ± sebanyak 20 orang. Penelitian ini dilakukan di Ruang Cempaka RSUD Ungaran pada bulan Juni 2016. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Numeric Rating Scale Anxiety (NRSA) dengan cara menyatakan sejauh mana cemas yang dirasakan pasien dengan kata penjelas NRS-A ditandai dengan garis nol sampai sepuluh dimana 0 menunjukkan tidak cemas, 1-3 cemas ringan, 4-6 cemas sedang, 7-9 cemas berat, dan 10 menunjukkan tingkat panik. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Perbedaan skor kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi napas dalam pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
Kel
Variabel Mean
T
P value
Interv Kecemas an ensi sebelum diberikan relaksasi napas dalam
Kel Variabel
Skor kecemasan sesudah relaksasi napas dalam 7,10
6,7
0,0001
Kecemas an sesudah diberikan relaksasi napas dalam Kontr Kecemas an ol sebelum 6,60 diberikan pendkes
3,0
0,015
Kecemas an sesudah pendkes
Tabel 1. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada skor kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi napas dalam pada kelompok intervensi (p value: 0,0001< 0,05). Dan terdapat perbedaan yang signifikan pada skor kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi napas dalam pada kelompok kontrol (p value: 0,015< 0,05). Tabel 2. Analisis efektivitas penggunaan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah minor di ruang Cempaka RSUD Ungaran.
Post 4 jam
Post 1 jam
Me
T
P value
5,60
-
0,1
4,90
1,69
07
Tabel 2. menunjukkan bahwa nilai rata-rata kecemasan setelah dilakukan relaksasi napas dalam pada kelompok intervensi pada post 4 jam adalah 5,60 dan pada post 1 jam sebesar 4,90. Hasil analisis memunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada kedua kelompok, tetapi secara klinis didapatkan penurunan kecemasan pada 1 jam sebelum operasi lebih banyak dibandingkan pada 4 jam sebelum operasi bedah minor di ruang Cempaka RSUD Ungaran. PEMBAHASAN Perbedaan skor kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi napas dalam pada 4 jam sebelum operasi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada skor kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi napas dalam pada 4 jam sebelum operasi pada kelompok intervensi (p value: 0,0001< 0,05). Dan terdapat perbedaan yang signifikan pada skor kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan
relaksasi napas dalam pada 4 jam sebelum operasi pada kelompok kontrol (p value: 0,015< 0,05). Pasien yang memperoleh relaksasi napas dalam pada umumnya kecemasannya menurun, hal ini disebabkan karena pasien sudah diberikan pemahaman terhadap cara mengatasi kecemasan yang dialaminya. Pasien yang mendapatkan intervensi relaksasi napas dalam seluruhnya mengalami penurunan kecemasan. Davis, Eshelman, Mckay (2009) mengemukakan beberapa manfaat dari relaksasi diri sendiri antara lain kemampuan menghasilkan mati rasa pada setiap bagian tubuh, kemampuan memberi sugesti setelah relaksasi untuk memperbaiki masalah tidur, koping, pengendalian gejala nyeri, kontrol beberapa fungsi organik seperti perdarahan, denyut jantung, kemunduran umur sebagian: pengalaman kembali mengenang sesuatu yang telah lama berlalu, sebagaimana hal itu terjadi, dengan menggunakan kelima panca indera untuk membuat bunyi, bau, penampilan, dan sebagian hidupnya kembali. Kenangan yang muncul biasanya bukan sesuatu yang ada dipikiran sadar karena hal tersebut merupakan hal yang telah dilupakan, atau tenggelam karena menyakitkan. Kemampuan konsentrasi yang tidak normal (kapasitas belajar dan mengingat yang sangat rinci). Penyimpangan waktu: kemapuan memadatkan isi pikiran yang banyak dan mengingatnya dalam waktu yang singkat.
Perbedaan skor kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi napas dalam pada 1 jam sebelum operasi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada skor kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi napas dalam pada 1 jam sebelum operasi pada kelompok intervensi (p value: 0,0001< 0,05). Dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada skor kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi napas dalam pada 1 jam sebelum operasi pada kelompok kontrol (p value: 0,343 > 0,05). Pada umumnya pasien atau keluarga pengetahuan akan kesehatan sangat minim sehingga apabila mengalami kondisi sakit yang disebabkan karena kecelakaan atau bukan sebelumnya mempunyai gambaran yang menakutkan akan kondisi yang dialaminya takut akan kematian, kecacatan serta biaya kesehatan yang akan dikeluarkan. Disamping situasi dan lingkungan yang asing dan faktor ketidakberdayaan serta kurangnya penerimaan diri pasien terhadap penyakit yang dideritanya menjadi faktor psikologis yang mampu mengarahkan pasien pada tingkat kecemasan. Kondisi kecemasan yang dialami pasien ini membutuhkan dukungan dan perhatian dari orangorang yang ada disekitarnya termasuk perawat dan dokter (Smeltzer & Bare, 2013). Dalam hal ini peran keluarga serta informasi kesehatan dari tenaga medis sangat diperlukan oleh pasien untuk mengurangi kecemasan.
Efektivitas penggunaan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah minor di ruang Cempaka RSUD Ungaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan relaksasi napas dalam 1 jam sebelum operasi menurunkan skor kecemasan lebih banyak daripada 4 jam sebelum operasi, dibuktikan dengan hasil analisis nilai rata-rata kecemasan setelah dilakukan relaksasi napas dalam pada kelompok intervensi pada post 4 jam adalah 5,60 dan pada post 1 jam sebesar 4,90. Hasil analisis memunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik pada kedua kelompok, tetapi secara klinis didapatkan penurunan kecemasan pada 1 jam sebelum operasi lebih banyak dibandingkan pada 4 jam sebelum operasi bedah minor di ruang Cempaka RSUD Ungaran.memiliki efektifitas terhadap penurunan skor kecemasan pasien perasi bedah minor di ruang Cempaka RSUD Ungaran. Hasil temuan pada penelitian ini sejalan dengan penelitian Sawitri (2008) dengan judul pengaruh pemberian informasi prabedah terhadap tingkat kecemasan pada pasien di RSU Kustati didapatkan nilai p value 0,000 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pemberian informasi pra bedah terhadap tingkat kecemasan pada pasien. Operasi merupakan stressor yang dapat menimbulkan kecemasan psikologis dan fisik. Pada pasien pre operasi cemas yang terjadi karena pasien tidak tahu bagaimana cara memanagemen kecemasannya.
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang peneliti dapatkan saat melaksanakan penelitian adalah peneliti tidak bisa hanya 1 kali memberikan latihan relaksasi napas dalam, karena semakin mendekati waktu operasi, pasien merasa semakin cemas sehingga membutuhkan penatalaksanaan secara tepat dengan melatihkan relaksasi napas dalam kepada pasien. PENUTUP. Saran Bagi Peneliti Hendaknya menerapkan hasil penelitian pada pengelolaan pasien operasi bedah minor dengan menggunakan tehnik relaksasi napas dalam pada 1 jam sebelum operasi karena lebih efektif untuk membantu pasien mengurangi kecemasan yang dirasakan daripada 4 jam sebelum operasi. Bagi Pasien Melakukan tehnik relaksasi napas dalam secara mandiri setelah dilatih oleh perawat sehingga kecemasan akan berkurang sebelum menjalani operasi bedah minor. Bagi Rumah Sakit Hendaknya memberikan kebijakan kepada perawat untuk melaksanakan relaksasi napas dalam pada 1 jam sebelum operasi bedah minor untuk mengurangi kecemasan pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Aprianto, D. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi di RSUD RA Kartini Jepara http://ejournal.stikestelogore jo.ac.id/ejournal/index.php/i lmukeperawatan/article/vie w/166 diperoleh tanggal 23 September 2015 Hasri,
E.T. (2012). Praktik keselamatan pasien: surgical safety checklist.http://mutupelayan ankesehatan.net/index.php/c omponent/contentarticle/22/ 585 diperoleh tanggal 9 Desember 2015.
Kusyati, Eni. (2006). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC Lestari, Titik. (2014). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :Rineka cipta. -. (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :Rineka cipta.
Potter dan Perry. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses dan praktik, Alih Bahasa Kuncara Komalasari, , dkk, EGC, Jakarta. Sawitri, Endang (2008). Pengaruh Pemberian Informasi Pra Bedah Mayor Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pra Bedah Mayor Di Bangsal Ortopedi RSUI Kustanti Surakarta: Berita Ilmu Keperawatan Smeltzer, & Bare, (2013), Buku Ajar Medikal Bedah, Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, , Jakarta: EGC. Stuart, Gail W (2007). Buku Saku : keperawatan Jiwa. (edisi 5). Jakarta : EGC