HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN T INGKAT KEKAMBUHAN PADA PASIEN ASMA DI RSUD KOTA SURAKARTA Totok Riyadi1, Meri Oktariani2, Galih Priambodo3 Progam Studi S1-Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan peran keluarga dengan tingkat kekambuhan asma. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian anggota keluarga dari pasien asma di ruang penyakit dalam RSUD Kota Surakarta. Sampel sebanyak 44 orang dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 30-40 tahun sebanyak 22 orang (50,0%) dengan jenis kelamin lakilaki sebanyak 34 orang (77,3%) dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 29 orang (65,9%). Mayoritas responden cukup berperan dalam membantu pasien yaitu 21 orang (47,7%) dengan kekambuhan asmanya kadang-kadang yaitu 28 orang (63,6%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan peran keluarga dengan kekambuhan asma (r = -0,451) berada diantara (0,400 – 0,599) sehingga hubungan peran keluarga dengan tingkat kekambuhan asma adalah sedang dan secara statistik signifikan (p = 0,002). Kata Kunci
: peran keluarga, kekambuhan asma ABSTRACT
The research objective was to determine the relationship of the family's role with a recurrence rate of patients with asthma. Type of this research is quantitative with cross sectional approach. Population at the study are family members of patients with asthma in the space of disease in RSUD Surakarta. A sample of 44 people with purposive sampling technique. Collected data used questionnaires and observation sheets. Data analysis used rank spearman. The results showed that the majority of respondents aged between 30 years to 40 years as many as 22 people (50.0%) with the male sex as many as 34 people (77.3%) with a high school education were 29 people (65.9 %). The majority of respondents were instrumental in helping patients as many as 21 people (47.7%) with a recurrence of asthma sometimes as many as 28 people (63.6%). Spearman rank correlation results indicate that there is a relationship between the role of the family with recurrence rate of asthma (r = -0.451) so that the role of family relationship with a recurrence rate of asthma is moderat and statistically significant (p = 0.002). Kata Kunci
: role of the family, recurrence rate of asthma
dengan gejala klasik asma ada 3 yaitu
A. PENDAHULUAN Asma adalah gangguan inflamasi
mengi, batuk, dan sensasi nafas tak
yang
normal atau dispeni, pengolongan asma
melibatkan banyak sel dan elemennya
terbaik seharusnya dilakukan pada saat
kronik
saluran
pernafasan
1
dini
dengan
pencegahan
agar
berbagi
tindakan tidak
besar penyebab kesakitan dan kematian
mengalami serangan. Pada dasarnya
dengan jumlah penderita pada tahun
penyakit asma tidak kambuh bila tidak
2010 sebanyak 15 juta. SKRT (Survei
terpapar
asma,
Kesehatan Rumah Tangga) tahun 2011
penderita asma masih dapat hidup
sebanyak 350 ribu orang meninggal
produktif apabila pasien asma dapat
karena
mengendalikan
dengan
Menurut Riskesdas (2013), Provinsi
melakukan aktifitas pencegahan asma
Jawa Tengah menempati urutan ke 7
antara lain: menjaga kesehatan, menjaga
dengan persentase 4,3% dari jumlah
kebersihan
menghindari
penduduk, angka ini menunjukan bahwa
faktor pencetus asma dan mengunakan
penyakit asma di wilayah provinsi Jawa
obat obat anti asma, penyakit asma
Tengah sangat tinggi dan rata-rata
paling banyak ditemukan di negara
penyakit asma pertama kali mengalami
maju terutama yang tingkat polusi
sesak nafas pada saat usia lebih dari 40
udaranya
asap
tahun (Riskesdas, 2013). Dari data
kendaraan maupun debu padang pasir
rekam medik RSUD Kota Surakarta
(Depkes RI, 2009).
selama
dengan
penderita
saat ini penyakit asma masuk dalam 10
pencetus
asmanya
lingkungan,
tinggi
baik
dari
Berdasarkan data WHO World Health
Organization
tahun
asma
(Depkes
periode
RI,
April-Juni
2010).
2015
didapatkan sebanyak 150 dengan rata
2009
rata 50 per bulan pasien dengan asma
sebanyak 300 juta orang menderita
berobat ke ruang penyakit dalam RSUD
asma dan 225 ribu penderita meningal
Kota Surakarta.
karena asma di seluruh dunia, angka
Peningkatan prevalensi penderita
kejadian asma 80% terjadi di negara
asma disebabkan polusi udara, gaya
berkembang akibat kemiskinan, kurang
hidup
tingkat pendidikan, pengetahuan, dan
pengetahuan keluarga mengenai kondisi
fasilitas pengobatan. Angka kematian
penyakit dan pengobatan pasien asma
yang disebabkan oleh penyakit asma di
tersebut (Iris, 2008). Menurut (Efendi,
seluruh
akan
2009), keluarga adalah unit kecil dari
tahun
masyarakat yang terdiri atas kepala
mendatang, jika tidak terkontrol dengan
keluarga dan beberapa yang terkumpul
baik (WHO, 2009). Indonesia sendiri
dan tinggal di suatu tempat di bawah
meningkat
2
dunia 20%
diperkirakan untuk
10
masyarakat
dan
kurangnya
atap dalam saling ketergantungan. Peran
mengenal perubahan yang dialami pada
keluarga
keluarga
merupakan
hubungan
antara
suatu
anggota
proses keluarga
dengan adanya hubungan timbal balik, umpan
balik
emosional.
dan
Peran
dapat
tidak
sakit
atau
mengalami kekambuhan (Suprajitno, 2006).
keterlibatan
keluarga
agar
Faktor pemicu asma antara lain debu,
polusi
rokok
yang
lingkungan
dan
keluarga
merupakan penyakit kronis, sehingga
menciptakan suasana saling memiliki,
pasien membutuhkan pengobatan yang
untuk
pada
perlu dilakukan secara teratur untuk
perkembangan keluarga, ini merupakan
mencegah kekambuhan (Ikawati, 2006).
strategi preventif yang paling baik,
Kekambuhan
untuk meningkatkan dukungan sosial
timbulnya kembali gejala-gejala yang
keluarga yang adekuat dalam membantu
sebelumnya sudah diperoleh kemajuan
anggota
keluarga
atau sembuh (Yosep, 2006). Asma
masalah
dalam
anggota
memenuhi
kebutuhan
yang
mengalami
merupakan
asma
peristiwa
dan
merupakan ganguan kronik pada paru-
membutuhkan perhatian. Keluarga yang
paru yang ditandai dengan sesak nafas.
baik akan berpengaruh positif, dan
Penderita asma memiliki saluran nafas
keluarga
akan
yang sangat sensitif, Saluran nafas
berpengaruh negatif, misalnya keluarga
bereaksi dengan cara menyempit atau
yang
mengerut
yang
kesehatan
dan
di
memberikan kekuatan satu sama lain kemampuan
sehari-hari,
ada
kurang
melakukan
baik
perannya
pada
jika
teriritasi
sehinga
penderita penyakit maka akan muncul
menyulitkan keluar masuknya udara.
rasa lebih percaya diri (Efendi, 2009).
Gejala asma bisa berupa bersin-bersin,
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
batuk, nafas pendek, serta dada sesak.
kesehatan keluarga mempunyai peran
Pemicu
dan tugas di bidang kesehatan yang
dingin, debu, asap rokok, gejolak emosi
perlu
atau keletihan (Pramudianto 2009).
dipahami
mengenal
dan
masalah
dilakukan,
kekambuhan
berupa
udara
kesehatan
Berdasarkan studi pendahuluan
merupakan kebutuhan keluarga yang
yang dilakukan menggunakan metode
tidak boleh diabaikan karena tanpa
wawancara
kesehatan segala sesuatu tidak berarti,
didapatkan sebanyak 5 pasien (83.33%)
hal sekecil apapun keluarga perlu
mengatakan
pada
peran
6
pasien
kelurga
asma
sangat
3
penting
untuk
mengurangi
tingkat
kekambuhan, sedangkan sebanyak 1 pasien (16,67%) mengatakan peran keluarga
tidak
penting
karena
kekambuhan asma dapat diatasinya sendiri
tanpa
adanya
peran
dari
keluarga.
B. METODE PENELITIAN
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota keluarga dari pasien asma di ruang penyakit dalam RSUD Kota Surakarta. Sampel sebanyak 44 dengan
teknik
menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan spearman rank.
Karakteristik responden menurut
% 20.5 50.0 29.5 100.0
menunjukkan
bahwa
mayoritas responden berusia antara 30
4
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Total 2
f 10 34 44
% 22.7 77.3 100.0
menunjukkan
bahwa
mayoritas responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 34 orang (77,3%). Karakteristik responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan SD SMP SMA PT Total
f 3 7 29 5 44
% 6.8 15.9 65.9 11.4 100.0
responden memiliki pendidikan SMA
Hasil analisis univariat variabel
Tabel 1. Umur Responden
1
Tabel 2. Jenis Kelamin Responden
yaitu sebanyak 29 orang (65,9%).
umur dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 3. menunjukkan bahwa mayoritas
C. HASIL PENELITIAN
f 9 22 13 44
Karakteristik responden menurut
purposive
sampling. Teknik pengumpulan data
Umur 18-29 tahun 30-40 tahun > 40 tahun Total
22 orang (50,0%).
Tabel
Jenis penelitian adalah penelitian
orang
tahun sampai 40 tahun yaitu sebanyak
peran keluarga dan kekambuhan asma dilihat pada tabel 4 dan 5. Tabel 4. Peran Keluarga Peran Keluarga Baik Cukup Kurang Total
f 4 21 19 44
% 9,1 47,7 43,2 100.0
bahwa
keluarga dengan tingkat kekambuhan
mayoritas responden mempunyai peran
pasien asma di RSUD Kota Surakarta.
yang cukup dalam membantu pasien
Nilai koefisien korelasi bernilai negatif
yaitu sebanyak 21 orang (47,7%).
sehingga
Tabel 5. Kekambuhan Asma
berlawanan arah yang berarti semakin
Tabel
4
menunjukkan
Kekambuhan asma Sering Kadang-kadang Jarang Total
f 0 28 16 44
% 0,0 63,6 36,4 100.0
Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas responden
kekambuhan
asmanya
kadang-kadang yaitu sebanyak 28 orang
hubungannay
adalah
baik peran keluarga maka semakin menurunkan tingkat kekambuhan asma. Nilai koefisien korelasi sebesar (-,0451) yang berada diantara (0,400 – 0,599) sehingga kekuatan hubungan antara peran
keluarga
dengan
tingkat
kekambuhan asma pada pasien di RSUD Surakarta adalah sedang.
(36,4%). Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (peran keluarga) dan variabel
D. PEMBAHASAN 1. Umur responden Hasil penelitian menunjukkan
terikat (kekambuhan asma). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Spearman Rank dapat dilihat
6. Hubungan Antara Peran Keluarga dengan Kekambuhan Asma
Keterangan
Hubungan peran keluarga dengan kekambuhan asma Hasil
antara 30 tahun sampai 40 tahun yaitu sebanyak 22 orang (50,0%).
pada tabel 6. Tabel
bahwa mayoritas responden berusia
Korelasi Rank Spearman rs p value -0,451
penelitian
0,002
Umur orang dapat mempengaruhi pengetahuan asma.
seseorang
Atmoko,
menyatakan
tentang
dkk
tingkat
(2011)
pengetahuan
tentang asma pada keluarga pasien membuat mampu
keluarga
pasien
memberikan
akan
informasi
kepada pasien untuk tingkat kontrol menunjukkan
yang lebih baik pada asma pasien,
nilai korelasi (r = -0,451) dengan p
dimana dengan umur yang dalam
value (0,002 < 0,05), berarti ada
rentang usia produktif membuat
hubungan ada hubungan antara peran
pengalaman seseorang juga sudah 5
mengalami peningkatan sehingga
kemampuan keluarga merawat klien
mampu
informasi
di rumah sehingga kemungkinan
tentang
kambuh dapat dicegah (Nurdiana,
memperoleh
khususnya
pengetahuan
asma.
dkk, 2007).
2. Jenis Kelamin Responden
Hasil tersebut menunjukkan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa peran serta keluarga dalam
bahwa bahwa mayoritas responden
perawatan
adalah laki-laki yaitu sebanyak 34
keluarganya berpengaruh besar bagi
orang
tersebut
anggota
keluarganya,
karena
menunjukkan bahwa peranan antara
keluarga
merupakan
sistem
laki-laki
pendukung utama yang memberikan
(77,3%).
dan
Hal
perempuan
secara
perhatian
keputusan ditingkat keluarga adalah
keadaan pasien. Keluarga pasien
laki-laki. Di dalam keluarga, laki-
merupakan ssitem pendukung utama
lakilah yang paling sering banyak
yang memberi perawatan langsung
berbicara
pada setiap keadaan sehat dan sakit
sehingga terkahir
pengambilan di
dalam
langsung
kesehatan
tradisional yang dalam pengambilan
keputusan
kemampuan
Makhfudli, 2009).
masalah
akan
perilaku
maladaptif
merupakan
unit
pada
setiap
pasien, keluarga juga mempunyai
keluarga adalah suami (Efendi &
Keluarga
untuk
mengatasi
dapat
menekan
(pencegahan
paling dekat dengan klien, dan
sekunder) dan memulihkan perilku
merupakan “perawat utama” bagi
adaptif
klien. Keluarga berperan dalam
sehingga derajat kesehatan pasien
menentukan
dan keluarga dapat ditingkatkan
cara
atau
asuhan
keperawatan yang diperlukan klien di rumah. Keberhasilan perawat di
(pencegahan
tertier)
secara optimal (Keliat, 2008). 3. Pendidikan responden
rumah sakit dengan sia-sia jika tidak
6
kondisi
Hasil penelitian menunjukkan
diteruskan di rumah yang kemudian
bahwa
mengakibatkan klien harus dirawat
memiliki tingkat pendidikan SMA
kembali
serta
sebanyak 29 orang (65,9%). Tingkat
keluarga sejak awal asuhan di
pendidikan responden yang cukup
rumah sakit akan meningkatkan
baik
(kambuh).
Peran
mayoritas
menyebabkan
responden
responden
memiliki
kemampuan
menyerap
berbagai
untuk
4. Peran Keluarga
informasi
Hasil penelitian menunjukkan
tentang penyakit asma dan cara
bahwa
mayoritas
responden
pencegahannya. Informasi-informasi
mempunyai peran keluarga yang
tentang
penyakit
asma
tersebut
cukup dalam membantu pasien
dari
media
massa,
yaitu sebanyak 28 orang (63,6%).
informasi orang yang dipercaya
Utami (2013) menyatakan bahwa
(keluarga, saudara dan lain-lain)
adanya
serta petugas kesehatan, sehingga
keluarga, membuat individu yang
dengan
tersebut
memperoleh dukungan sosial yang
dapat digunakan untuk memberikan
tinggi akan menjadi individu yang
informasi
keluarganya
lebih optimis. Dukungan sosial
selaku penderita asma sehingga
dapat secara efektif mengurangi
dapat
stres yang dialami individu terlebih
diperoleh
pengetahuannya
kepada
mencegah
terjadinya
kekambuhan asma.
bahwa pendidikan yang dimiliki dapat mempengaruhi pengetahuan Pengetahuan
sosial
dari
lagi pada individu yang mengalami
Ningrum (2012) menyatakan
responden.
dukungan
sakit kronis, salah satunya adalah asma. Dukungan emosional yang
yang
diberikan oleh keluarga seperti rasa
diperoleh tentang penyakit asma
empati, selalu ada mendampingi
menyebabkan
keluarga
pasien
individu ketika mengalami masalah
informasi
kepada
dan keluarga menyediakan suasana
pasien asma, sehingga ketika pasien
yang hangat di keluarga dapat
memahami tindakan-tindakan yang
membuat
baik dalam pencegahan penyakit
diperhatikan, nyaman, diperdulikan
asma, maka pasien tersebut akan
dan dicintai oleh keluarga sehingga
berperilaku benar dalam pencegahan
individu
penyakit asma, sehingga upaya yang
menghadapi masalah dengan lebih
dilakukan dalam pencegahan asma
baik. Begitu juga dengan dukungan
menjadi baik.
penghargaan yang diberikan oleh
memberikan
keluarga
individu
akan
yang
lebih
dapat
merasa
mampu
berupa
pemberian apresiasi ketika individu 7
mencapai
suatu
keberhasilan,
Sundari (2007) menyatakan
pemberian semangat, persetujuan
bahwa
pada
dan
meningkat pada anak yang terpapar
perbandingan yang positif dengan
sebagai perokok pasif. Asma pada
individu
ini
anak juga dapat disebabkan oleh
dalam
masuknya suatu alergen misalnya
dan
tungau debu rumah yang masuk ke
pendapat
individu
lain.
Dukungan
membantu
individu
membangun
harga
diri
kompetensi. Dukungan pemberian
dalam
penghargaan oleh
individu
risiko
munculnya
saluran
nafas
sangat
dibutuhkan
merangsang
yang
mengalami
hipersentitivitas tipe I.
asma karena berbagai dampak yang ditimbulkan oleh asma cenderung
asma
sehingga
terjadinya
reaksi
6. Hubungan Antara Peran Keluarga dengan Kekambuhan Asma
dapat membuat rasa percaya diri
Hasil penelitian diketahui
individu yang mengalami asma
bahwa nilai korelasi (r = -0,451)
menurun.
penghargaan
dengan p value (0,002 < 0,05),
yang positif dari keluarga akan
berarti ada hubungan ada hubungan
membantu pasien atau individu
antara
untuk meningkatkan rasa percaya
tingkat kekambuhan pasien asma di
dirinya (Utami, 2013).
RSUD
Adanya
5. Kekambuhan Asma
mayoritas
Kota
keluarga
Surakarta.
dengan
Nilai
korelasi bernilai negatif berarti
Hasil penelitian diketahui bahwa
peran
responden
kadang-kadang dalam mengalami kekambuhan asma yaitu sebanyak
semakin baik peran keluarga maka tingkat kekambuhan asma semakin menurun. Hasil
ini
mendukung
28 orang (63,6%). Ana (2015)
penelitian terdahulu dari Taufik
menyatakan bahwa beberapa faktor
(2014), bahwa ada hubungan antara
yang menyebabkan kekambuhan
dukungan
asma antara lain adalah
kekambuhan skizofernia.
faktor
keluarga
dengan Hasil
genetik, faktor lingkungan, faktor
penelitian Nurdiana, dkk (2007)
medis, stres dan olahraga yang
dalam penelitiannya menunjukkan
berlebihan.
bahwa ada hubungan antara peran serta keluarga terhadap tingkat
8
kekambuhan
klien
skizofrenia.
dan
dukungan
emosional,
Peran serta keluarga adalah satu
dukungan
usaha untuk mengurangi angka
keluarga
kekambuhan,
berdampak positif pada pasien.
hal
ini
keluarga
merupakan
pendukung
utama
karena
tersebut
jika
pasien,
ada
pada
maka
akan
sistem
yang
dapat
E. KESIMPULAN
memberikan perawatan langsung
Sebagian besar responden berusia
pada setiap keadaan sehat sakit
antara 30 tahun sampai 40 tahun yaitu
klien.
sebanyak 22 orang (50,0%) dengan Imam
(2005)
dalam
jenis kelamin laki-laki sebanyak 34
penelitiannya
bahwa
dalam
orang
(77,3%)
dengan
tingkat
perawatan klien dibutuhkan peran
pendidikan SMA sebanyak 29 orang
keluarga sebab keluarga merupakan
(65,9%).
tempat dimana individu memulai hubungan
interpersonal
lingkungannya
dan
Mayoritas
responden
cukup
dengan
berperan dalam membantu pasien yaitu
keluarga
sebanyak 21 orang (47,7%). Mayoritas
merupakan unit yang paling dekat
responden
dengan
kadang-kadang yaitu sebanyak 28 orang
klien
dan
merupakan
kekambuhan
asmanya
(63,6%).
perawat utama bagi klien. Hasil penelitian Liansyah
.Ada
hubungan
antara
peran
bahwa
keluarga dengan kekambuhan asma (r =
komunikasi yang baik dan terbuka
-0,451) dan secara statistik signifikan (p
antara praktisi dokter keluarga dan
= 0,002).
(2014)
menunjukkan
pasien serta orang tua atau keluarga pasien adalah hal yang penting sebagai
dasar
penatalaksanaan
F. SARAN Tenaga
kesehatan
hendaknya
dengan
memberikan konseling kepada keluarga
pernyataan dari Friedman (2010)
pasien yang mengalami asma untuk
yang menyebutkan bahwa keluarga
tidak terjadi kekambuhan asma.
asma.
Hal
ini
sesuai
memiliki beberapa fungsi yaitu
Institusi pendidikan hendaknya
dukungan informasional, dukungan
menambah literatur tentang asma demi
penilaian, dukungan instrumental
meningkatkan pemahaman mahasiswa.
9
Pasien hendaknya berkomunikasi atau menyampaikan keluhan dengan
Friedman, M.M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktek. Jakarta : EGC
anggota keluarga bila mengalami gejala tejadinya gangguan asma, sehingga dapat
secara
dini
mendapatkan
pertolongan pertama pada pasien. Keluarga pasien hendaknya tetap memberikan dukungan kepada pasien dengan cara menjaga kepatuhan berobat pada pasien asma apabila dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA Ana,. (2015). 6 faktor Penyebab Asma Paling Utama. Diakses http://halosehat.com, tanggal 20 Februari 2016. Astuti. (2010). Paparan Asap Dalam Rumah, Hewan Peliharaan, Lingkungan Tempat Tinggal Dan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Asma Bronkial Pada Anak. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 26, No. 3, September 2010. Celedon, J.C. dkk, (2003). Day Care Attendance In Early Life, Maternal History Of Asthma, And Asthma At The Ageof 6 Years. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Volume 167, Issue 9 Depkes RI. (2009). Standar Pelayanan Minimal. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
10
Hidayati. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Pencegahan Asma dengan Kejadian Kekambuhan Pada Penderita Asma di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta. Naskah Publikasi. Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Lestari, NF dan Hartini, N. (2014). Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Frekuensi Kekambuhan pada Wanita Penderita Asma Usia Dewasa Awal yang Telah Menikah. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. Volume 2, No. 1, Liansyah, TM. (2014). Pendekatan Kedokteran Keluarga Dalam Penatalaksanaan Terkini Serangan Asma Pada Anak. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Vol 14 No 3. Ningrum, AS. (2012). Hubungan Pengetahuan Tentang Asma Dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan Pada Penderita Asma di Wilayah Kerja Puskesmas Gorang Gareng Taji Kabupaten Magetan. Naskah Publikasi. Surakarta Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Nurdiana, dkk. (2007). Korelasi Peran Serta Keluarga Terhadap Tingkat Kekambuhan Klien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vol 3, No. 1
Taufik, Y. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan Pasa Pasien Skizofernia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. Naskah Publikasi. Yogyakarta : Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Utami, N.M.S. 2013. Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Penerimaan Diri Individu yang Mengalami Asma. Jurnal Psikologi Udayana. Vol. 1, No. 1
11