HUBUNGAN POLA MAKAN, OLAH RAGA, DAN MEROKOK TERHADAP PREVALENSI PENYAKIT STROKE NON HEMORAGIK DI Yulia Ovina1, Idrat Riowastu2, Yuwono3 1 2
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
Latar Belakang : WHO (World Health
raga),demografi, (jenis kelamin, usia),
Organization) menetapkan bahwa stroke
dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus.
merupakan suatu sindrom klinis dengan
menganalisis hubungan pola hidup,pola
gejala berupa
gangguan fungsi otak
makan, olahraga dan merokok terhadap
secara fokal atau global yang dapat
prevalensi stroke non hemoragik di Poli
menimbulkan kematian atau kelainan
Saraf
yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa
Mattaher Jambi. Penelitian dilakukan di
penyebab lain kecuali gangguan vascular.
Poli Saraf Rumah Sakit Umum Daerah
Indonesia pada umumnya terbiasa makan
Raden Mattaher Jambi periode Mei – Juni
makanan yang tinggi kolesterol, tinggi
2013. Penelitian ini akan dilakukan pada
.masyarakat
periode Mei sampai Juli2013di Poli Saraf
provinsi
Jambi
sebagian
Rumah
Sakit
besar menyukai makanan yang berkaitan
Rumah
dengan santan.Dengan makanan tersebut
Jambiperiode Mei – Juni2013.
sehingga bisa terjadi suatu penyakit
Kesimpulan
seperti
hipertensi,
Sakit
Umum
Raden
Raden
Mattaher
: Karakteristik merokok
diabetes
mellitus,
pada pasien nstroke non hemoragik
penyakit
jantung
adalah (65,4%) sedangkan yang tidak
merokok
merokok ada (34,6%), Ada hubungan
berdasarkan provinsi tahun 2007, Provinsi
yang bermakna pola makan terhadap
Bengkulu
dengan
prevalensi stroke non hemoragik Di Poli
prevelensi yang sangat tinggi di Indonesia
Saraf RSUD Raden Mattaher Jambi
(38,7%) dan melebihi angka nasional
Periode Mei – Juni 2013.
sebesar 34,2% dan Provinsi Jambi berada
Kata Kunci :
diurutan ke 18 (delapan belas).
Merokok,
dislipidemia,
dan
koronerDilihat
Metodologi
dari
adalah
:
data
provinsi
Penelitian
ini
adalah
menggunakan metode penelitian studi analitik
potong
lintang
(cross
sectional)untuk mengetahui karakteristik pola hidup (pola makan,merokok,olah
Pola makan, Olahraga,
demografi,
factor
resiko
Dislipidemia, hipertensi, dan diabetes mellitus.
sebanyak 2065 orang pada bulan oktober
PENDAHULUAN WHO
(World
Health
1996 samapai bulan maret 1997.2
Organization) menetapkan bahwa stroke
Kasus stroke di seluruh dunia di
merupakan suatu sindrom klinis dengan
perkirakan mencapai 50 juta jiwa, dan 9
gejala berupa
gangguan fungsi otak
juta diantaranya menderita kecacatan
secara fokal atau global yang dapat
berat. yang lebih memprihatinkan lagi 10
menimbulkan kematian atau kelainan
persen di antara mereka yang terserang
yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa
stroke mengalami kematian . Tingginya
penyebab
gangguan
angka kejadian stroke bukan hanya di
vascular.1 Data statistik dunia bersama
negara maju saja, tapi juga menyerang
WHO2 Tahun 2002-2006, menunjukkan
negara berkembang seperti Indonesia
15 juta orang menderita stroke diseluruh
karena perubahan tingkah laku dan pola
dunia setiap tahun. Sebanyak 5 juta orang
hidup masyarakat.Penderita Stroke saat
lainnya mengalami kematian dan 5 juta
ini menjadi pasien terbanyak hampir
orang
yang
semua pelayanan Poli saraf di Rumah
tahun
Sakit penderita penyakit syaraf. Karena,
penduduk
selain menimbulkan beban ekonomi bagi
Indonesia terkena serangan stroke, dan
penderita dan keluarganya, stroke juga
sekitar
orang
menjadi beban bagi pemerintah dan
meninggal dan sisanya mengalami cacat
perusahaan asuransi kesehatan. Berbagai
berat ataupun ringan.1
fakta data di Rumah Sakit Umum
lain
mengalami
menetap. sekitar
kecuali
kecacatan
Diperkirakan 500.000
25%
setiap
orang
atau
125.000
Stroke non hemoragik salah
satu
Raden
Mattaher
Jambi
menunjukkan bahwa sampai saat ini,
terbesar
stroke masih merupakan masalah utama
menimbulkan kecacatan dalam kehidupan
di bidang neurologi maupun kesehatan
manusia. di Amerika Serikat, stroke
pada
menempati
penyebab
masalah krusial ini diperlukan strategi
kematian setelah penyakit jantung dan
penangulangan stroke yang mencakup
kanker. di Indonesia data nasional stroke
aspek preventif, terapi, rehabilitasi, dan
menunjukkan angka kematian tertinggi
promotif.Penyebab
15,4% sebagai penyebab. Sementara itu
adalah karena pola hidup yang tidak
data
sebagai
teratur,sehingga menyebabkan serangan
penelitian potong lintang multi center di
jantung terutama atrium fibrilasi. Pola
28 rumah sakit dengan jumlah subjek
hidup yang sangat buruk akan sangat
juga
neurologi
(RSUD)
yang
merupakan
sindrom
adalah
ancaman
urutan
juga
ketiga
didapatkan
umumnya.
Untuk
mengatasi
terjadinya
stroke
berpengararuh terhadap faktor resiko
mencoba merokok sejak mereka usia di
terjadinya stroke.3
bawah10 tahun.8,9
Merokok sebagai pola hidup yang
METODOLOGI PENELITIAN
kurang baik, pada tahun 2002 Indonesia
Penelitian ini adalah menggunakan
mengkonsumsi 182 milyar batang rokok
metode penelitian studi analitik potong
menduduki peringkat ke 5 konsumsi
lintang (cross sectional)untuk mengetahui
rokok setelah Cina (169 milyar batang
karakteristik
)Amerika Serikat(464 milyar batang)
makan,merokok,olah
Rusia (375 milyar batang)dan Jepang
(jenis
(299 milyar batang). Tobacco Atlas 2009
hipertensi, diabetes mellitus. menganalisis
menunjukkan bahwa peringkat Indonesia
hubungan
pada tahun 2007 tetap pada posisinya
olahraga
yaitu peringkat ke 5 (215 milyar batang).
prevalensi stroke non hemoragik di Poli
dilihat dari data merokok berdasarkan
Saraf
provinsi tahun 2007, Provinsi Bengkulu
Mattaher Jambi.
pola
kelamin,
pola dan
hidup
raga),demografi,
usia),
dislipidemia,
hidup,pola
makan,
merokok
Rumah
(pola
Sakit
terhadap
Umum
Raden
adalah provinsi dengan prevelensi yang
Populasi dan subjek penelitian ini
sangat tinggi di Indonesia (38,7%) dan
adalah semua pasien stroke di Poli Saraf
melebihi angka nasional sebesar 34,2%
RSUDRadenMattaher Jambi periode Mei
dan Provinsi Jambi berada diurutan ke 18
– Juni2013.
(delapan belas). Presentasi penduduk di
Besar sampel pada penelitianini
Provinsi Jambi pada tahun 2007 menurut
diambil menggunakan total sampling
usia mulai merokok yakni pada umur 10 -
dimana setiap pasien stroke di Poli Saraf
14 tahun (12,8%), umur 15 - 19 tahun
Rumah Sakit Umum Raden Mattaher
(43,6%), umur 20 – 24tahun (14,9%) rata-
Jambi yang masuk kriteria inklusi di
rata
ambil menjadi sampel.35
jumlah
rokok
dihisap
tiap
harinya.Berdasarkan survey dari Global
Definisi
operasional
digunakan
Youth Tobacco survey (GYTS) Indonesia
untuk
membatasi
tahun 2006 yang dilakukan terhadap
lingkup/pengertian variabel-variabel yang
remaja berusia 13-15 tahun sebanyak
diteliti.
24,5% remaja laki-laki dan 2,3% remaja
pengamatan terhadap variabel-variabel
perempuan merupakan perokok 3,2%
yang bersangkutan serta pengembangan
diantaranya sudah kecanduanbahkan yang
instrumen/alat ukur.
lebih mengkhawatirkan 3 dari 10 pelajar
adalah
Untuk
mengarahkan
ruang
kepada
Adapun variabel
(%) 56,79 43,21 100
Instrumen penelitian menggunakan kuisoner
yang
di
tunjuk
kepada
banyaknya pertanyaan semua variabel yaitu demografi (Usia, Jenis Kelamin) dan pola
hidup
(pola
olahraga,danmerokok)pasien
makan, stroke
Laki-laki Perempuan Jumlah
46 35 81
Tabel 2 Frekuensi penderita stroke non hemoragik berdasarkan usia di poli saraf RSUD Raden Mattaher
di
poli saraf pada RSUD Raden Mattaher Jambi. Jenis data yang digunakan dalam
Usia
Frekuensi
< 50 tahun 50-60 tahun > 60 tahun Jumlah
28 29 24 81
Persentase (%) 34,57 35,80 29,63 100
penelitian ini yaitu data primer dan sekunder yang dapat dari hasil wawancara terpimpin dengan panduan kuesioner terhadap pasien di poli saraf Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 2 Frekuensi penderita stroke non hemoragik berdasarkan penyakit hipertensi di poli saraf RSUD Raden Mattaher Persentase Hipertensi Frekuensi (%) Hipertensi 78 96,3% Tidak 3 3,7% Hipertensi Jumlah 81 100
Dari hasil penelitian didapatkan jumlahkasus stroke di Poli Saraf RSUD RadenMattaher JambiperiodeMei 2013-
Tabel 3 Frekuensi penderita stroke non hemoragik berdasarkan penyakit DM di poli saraf RSUD Raden Mattaher
Juni2013 sebanyak 100 kasus. Untuk sampelyang memenuhi kriteria inklusi hanya81kasus, sisanya tidak memenuhi kriteria
inklusiatau
menjadi
kriteria
eksklusi. Dari 81 sampel penelitian ini didapatkan46(56,79%)
laki-laki,
dan
perempuan35 (43,20%). Untuk usia < 50 tahun ada 28 (34,57%), 50-60 tahun ada
DM
Frekuensi
DM Tidak DM
34 47
Persentase (%) 41,98% 58,02%
Jumlah
81
100
Tabel 4 Frekuensi penderita stroke non hemoragik berdasarkan penyakit dislipidemia di poli saraf RSUD Raden Mattaher
29 (35,80%), dan > 60 tahun ada 24 (29,63%) Tabel 1 Frekuensipenderita stroke non hemoragik berdasarkanjeniskelamin di polisaraf RSUD RadenMattaher Jeniskelamin
Frekuensi
Persentase
Dislipidemia
Frekuensi
Dislipidemia Tidak Dislipidemia
47 34
Persentase (%) 58,02% 41,98%
Jumlah
81
100
Tabel 5 Frekuensi penderita stroke non hemoragik berdasarkan pola makan di poli saraf RSUD Raden Mattaher
Tabel 9 Hubungan Olahraga dengan Penderita Stroke Stroke Non Hemoragik
Pola Makan Baik Buruk
Frekuensi 5 76
Persentase (%) 6,2% 93,8%
Jumlah
81
100
Tabel 6 Frekuensi penderita stroke non hemoragik berdasarkan olahraga di poli saraf RSUD Raden Mattaher Olahraga
Frekuensi
Teratur Tidak Teratur Jumlah
Olahrag a
Ya
Total
F
%
F
%
F
%
Teratur
6
6
6
6
12
12
Tidak teratur
13
13
75
75
88
88
Jumlah
19
19
81
81
100
100
Persentase (%) 7,4% 92,6%
6 75
Tidak
PValue
PR (95 %CI )
0,012
5,67 9
Tabel 10 Hubungan Merokok dengan Penderita Stroke Stroke Non Hemoragik
81
100
Merokok
Tabel 7 Frekuensi penderita stroke non hemoragik berdasarkan merokok di poli saraf RSUD Raden Mattaher Merokok Frekuensi Persentase (%) Tidak 28 34,6% Merokok Merokok 53 65,4% Jumlah
81
Tidak merokok
Tidak
Ya
Total
F
%
F
%
F
%
13
13
28
28
41
41
6
6
53
53
59
59
19
19
81
81
100
100
PValue
PR (95%CI)
0,015
4,101
Merokok Jumlah
Dari 100 kasus stroke, didapatkan 19 penderita yang tidak mengalami stroke
100
non hemoragik dan 81 penderita stroke non hemoragik, pada penelitian ini hanya Tabel 8 Hubungan Pola Makan dengan Penderita Stroke Stroke Non Hemoragik Pola Makan
Tidak
Ya
sampel
yang
memenuhi
kriteria
inklusi. Total
PVal ue
F
%
F
%
F
%
Baik
5
5
5
5
10
10
Buruk
14
14
76
76
90
90
19
19
81
81
100
100
Jumla h
81
PR(95 %CI)
Dari didapatkan
hasil jumlah
penelitian penderita
ini, stroke
nonhemoragikterbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki (56,79%). 0,0 27
6,938
Pria
lebih berisiko terkena stroke daripada wanita, risiko stroke pada pria 1,25 lebih tinggi daripada wanita, tetapi serangan stroke pada pria terjadi di usia lebih muda
sehingga tingkat kelangsungan hidup juga
Usia> 55 tahun resiko berlipat ganda
lebih tinggi. Dengan kata lain, walau lebih
setiap kurun waktu sepuluh tahun. 2 per
jarang terkena stroke, pada umumnya
tiga
wanita terserang pada usia lebih tua,
pada orang yang berusia di atas 65 tahun.
sehingga kemungkinan meninggal lebih
akan tetapi stroke tidak terjadi hanya pada
besar.Menurut data dari 28 rumah sakit di
sekelompok
Indonesia, ternyata bahwa kaum pria lebih
dengan adanya pola hidup yang tidak
banyak menderita stroke di banding kaum
sehat stroke terjadi pada semua kelompok
wanita,
umur.
sedangkan
perbedaan
angka
kematianya masih belum jelas.Penelitian
dari semua serangan stroke terjadi
umur
tua
saja
apalagi
Dari hasil penelitian ini, didapatkan
yang di lakukan oleh Indah Manutsih
jumlah penderita stroke
non
Utami (2002) di RSUD Kabupaten Kudus
hemoragik
berdasarkan
mengenai gambaran faktor-faktor risiko
penyakit hipertensi adalah
yang terdapat pada penderita stroke
dengan
menunjukan
Hipertensi
bahwa
jumlah
kasus
terbanyak jenis kelamin laki-laki 58,4%
hipertensi
ada
penderita 78
(96,3%).
merupakan faktor risiko
utama yang menyebabkan pengerasan dan
dari penelitianya terhadap 197 pasien stroke non hemoragik.
terbanyak
penyumbatan arteri.Hipertensimeningkatkan
risiko
Dari hasil penelitian ini, didapatkan
terjadinya stroke sebanyak empat sampai
jumlah penderita stroke non hemoragik
enam kali ini sering di sebut the silent
terbanyak
killer
berdasarkan
usia
adalah
danmerupakan
risiko
utama
penderita dengan usia 50-60 tahun ada
terjadinya stroke non hemoragik dan
29(35,80%).Pada
risiko
stroke hemoragik.Berdasarkan Klasifikasi
terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan
menurut JNC 7 yang dimaksud dengan
akan
dalam
tekanan darah tinggai apabila tekanan
decadeberikutnya. 40% berumur 65 tahun
darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg,
dan hampir 13% berumur di bawah 45
makin tinggi tekanan darah kemungkinan
tahun. Menurut Kiking Ritarwan (2002),
stroke makin besar karena mempermudah
dari penelitianya terhadap 45 kasus stroke
terjadinya
didapatkan yang mengalami stroke non
pembuluh darah, sehingga mempermudah
hemoragik lebih banyak pada tentan umur
terjadinya penyumbatan atau perdarahan
45-65 tahun
otak.
meningkat
umumnya
dua
kali
Bertambahnya usia semakin tinggi angka kejadian resiko penyakit stroke.
kerusakan
pada
dinding
Penderita memiliki faktor risiko stroke empat hingga enam kali
lipat
dibandingkan orang yang tanpa hipertensi
hemoragik
dan sekitar 40 hingga 90 persen pasien
penyakit dislipidemia adalah penderita
stroke
dengan
ternyata
menderita
hipertensi
sebelum terkena stroke.
terbanyak
berdasarkan
dislipidemia
ada
(58,02%). Dislipidemia
47orang
adalah salah
Dari hasil penelitian ini, didapatkan
satu faktor terjadinya stroke.Kelainan
jumlah penderita stroke non hemoragik
metabolisme lipid yang di tandai dengan
terbanyak
peningkatanmaupun
berdasarkan
adalah penderita (58,02%).
penyakit
tanpaDM
Hal
ini
DM
ada
berbeda
47
lipid
penurunan
dalam
plasma.
fraksi
Kelainan
dengan
fraksi lipid yang paling utama adalah
teorinya, penderita DM memiliki risiko
kenaikan kadar kolesterol total,
tiga kali lipat terkena stroke dan
kolesterol
mencapai tingkat tertinggi pada usia 5060 tahun. Setelah itu, risiko tersebut akan
HDL.
progresif.kadar
glukosa
darah
dalam batas – batas normal. Bilamana
Sehingga
intima
mestinya,
maka
tubuh
pembentukan
dan
umumnya
terjadi
di
arteri muskuler ukuran besar dan sedang serta merupakan kelainan
yang
mendasari penyakit jantung iskemik.
insulin tersebut tidak cukup jumlahnya atau tidak dapat digunakan sebagaimana
kadar
ateriosklerosis terutama di lapisan
endotel pembuluh darah yang berlangsung secara
kenaikan
trigliserida serta penurunan kadar
menurun. Kadar gulakosa dalam darah tinggi dapat mengakibatkan kerusakan
LDL,
Makanan mendasar
kehilangan
merupakan
bagi
makanan
kebutuhan
hidup
manusia,
yang
dikonsumsi
kemampuan untuk memprooses glucose
beragam jenis dengan berbagai cara
atau tubuh tidak mampu melakukan
pengolahan. Pola masyarakat di
metabolisme normal.Akibatnya
karbohidrat glukosa
secara berkumpul
didalam darah sampai melewati ambang batas dan keluar bersama urine. Ini
kenal
pola
makan
makan
dan
dimana
kebiasaan seseorang,
sekelompok orang tingal. Salah satu fungsi
makanan
adalah
merupakan tanda yang jelas akan adanya
memberikan energi. Energi itu tidak
penyakit diabetes mellitus. Karena dari
hanya diperlukan untuk aktivitas atau
glukosa,
kegiatan
dan
juga
tidak
dapat
menyimpannya
dalam
lemak
untuk
mensuplai energi yang diperlukan Dari hasil penelitian ini, didapatkan jumlah penderita stroke
non
berat
tetapi
juga
untuk
berfungsinya organ – organ tubuh. Jumlah energi yang dicerna di
ukur
dalam kalori dan kebutuhan kalori harian seseorang akan
bergantung kepada
usia, jenis kelamin, tingkat kegiatan, laju metabolisme, dan iklim dimana seseorang tinggal.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sesuai
Pola makan yang abnormal dipicu oleh dua faktor, faktor kebiasaan
dengan analisa pada penelitian ini untuk
makan
mengetahui pola hidup (pola makan,
dan
olahraga, dan merokok) terhadap pasien
makan yang tidak teratur.
stroke non hemoragik di Poli Saraf RSUD
Hal ini bisa menimbulkan terjadinya
Raden Mattaher Jambi periode Mei-Juli
timbunan lemak di pembuluh darah.
2013didapatkan hasil sebagai berikut:
dalam
jumlah
kebiasaan
Dari
sangat
hasil
banyak
penelitian
ini
1. Karakteristik pola makan yang buruk
menunjukkan bahwa responden yang
pada pasien stroke non hemoragik
mempunyai pola makan baik, lebih kecil
adalah (93,8%), olahraga yang tidak
berisiko terkena stroke
dibandingkan
teratur (92,6%), merokok (65,4%) di
mereka yang kurang ataupun yang tidak
poli saraf RSUD raden mattaher jambi
baik pola
periode Mei – Juni 2013
makannya.
Responden
dengan pola makan kategori tidak baik
2. Ada hubungan yang bermakna pola
lebih berisiko terkena stroke hemoragik
makan terhadap prevalensi stroke non
sedangkan responden dengan pola makan
hemoragik Di Poli Saraf RSUD Raden
kategori kurang baik dan baik lebih
Mattaher Jambi Periode Mei – Juni
berisiko terkena
2013.
stroke iskemik. Hal
ini menunjukkan bahwa dengan pola makan tidak
baik
lebih
raga terhadap prevalensi stroke non
mempunyai risiko untuk terkena penyakit
hemoragik Di Poli Saraf RSUD Raden
pencetus
Mattaher Jambi Periode Mei – Juni
stroke
responden
3. Ada hubungan yang bermakna olah
hemoragik
terutama
hipertensi. Hasil
2013. penelitian
diatas
dengan penelitian Puspita (2009)
sesuai yang
4. Ada
hubungan
kebiasaan
yang
merokok
bermakna terhadap
menyatakan bahwa terdapat hubungan
prevalensi stroke non hemoragik Di
antara konsumsi
Poli Saraf RSUD Raden Mattaher
makanan berlemak
dan kolesterol terhadap kejadian stroke di Rumah Sakit Umum Unit Swadaya Daerah Gambiran Kediri.
Jambi Periode Mei – Juni 2013. 5. Kepad Instalasi
apihak Gizi
memperhatikanas
RSUD, agar
melalui
dapat
upang
izi
lebih yang
sesuaidenganjenispenyakitdankebutuh
anpasiensertadapat
lebih
:http://www.kbi.gemari.org.id/beritad
mengaktifkan
serta
etail.php.?Id=220
penyuluhan
mensosialisasikan pola makan sehat 6. Bekerjasama
dengan
Instalasi
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di
4. Misbach, Y. Stroke. Aspek Diagnostik Patofisiologi Manajemen. Jakarta : FKUI,2011. Hal 259-77
Rumah Sakit (PKMRS) dan lebih
5. Yayasan Stroke Indonesia. Tahun
mengoptimalkan pelaksanaan program
2020 angka kejadian stroke meningkat
PKMRS atau Promosi Kesehatan
tajam. 2007 (diakses 19 september
(Promkes) Rumah Sakit.
2012).
7. Kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dan instansi lain yang terkait
Diunduh
dari
URL
:
http://www.yastroki.or.id. 6. Departemen
Kesehatan
Republik
agar dapat meningkatkan promosi
Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia,
kesehatan kepada masyarakat Jambi
2008-2009
dan
sekitarnya
dalam
memasyarakatkan pola hidup sehat. 8. Sebagai data untuk RSUD Raden Mattaher
Jambi
dalam
Promosi
Kesehatan (Promkes) Rumah Sakit.
7. Rekam Medik, Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi 2012. 8. Hainawati,S. Editor Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : Depatemen Kesehatan Indonesia 2009. 9. Sugito, J. Stop Rokok, Jakarta :
DAFTAR PUSTAKA 1. Who Step Stroke Manual : The Who Stepwise
Approach
To
Stroke
Surveillance. Geneva, Worl Health Organization (di akses tanggal 22 september 2012). di unduh dari url : http://www.who.int/chp/steps/stroke/e n/index.html
Pendarahan Otak. Jakarta : FKUI, 2007. Hal 2
2003.
The World. 2007 (di unduh pada tanggal
3
desember
Indonesia
Gemari,
bentuk
jejaring
Depkes dan
Penanggulangan
PTM unduh dari ( 2 januari 2013) url
2012)url
:
http://www.jointcommission.org/asset s/1/18/stroke_pm_implementation_gu ide_ver_2a.pdf
Stroke.
Your Question answered Australia
:
Harcourt
Publisher.2002. di akses tanggal 22 september
Berita
pencegahan
10. Stroke Center, Population Stroke In
11. Hankey J.
2. Lumbantobing,S.M. Stroke Bencana
3. Kantor
Swadaya. 2007 hal 6
2012)
url
:
http//your.question.answered.stroke.or .id.Limited, p: 2
12. Price SA & Wilson LM. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit jilid 2. EGC. Jakarta. 2006: 1110-19.
Penerbit FKUI. Jakarta. 2003.hal:311. 18. Sudoyo AW. Ilmu Penyakit Dalam
13. Lawrence maggie MSc . A summary
FKUI. Pusat Penerbitan Departemen
of the guidance relating to four
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.
lifestyle risk factors for recurrent
2006.
stroke: Maggie Lawrence, Research
19. Hubungan
Fellow,
MSc.,
Health,
R.N.,
School
Glasgow
of
Pola
Makan
Dengan
Kejadian
Caledonian
Stroke.(http://etd.ugm.ac.id/index.php?
University, G4 0BA tobacco use,
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianD
alcohol
etail&act=view&typ=html&buku_id=509
consumption,
diet
and
29&obyek_id=4)
physical activity.url:http://www.biomedcentral.
Index
com/1471-2296/11/97 14. Lamsudin R. Algoritma Stroke Gajah Mada
Penyusunan
Untuk Perdarahan
20. Andaka D. Normalkah Body Mass
Dan
Membedakan Intraserebral
Validasi Stroke Dengan
Stroke Iskemik Akut Atau Stroke Infark. FKUGM. Yogyakarta. 1996. 15. Januar R. Karakteristik Penderita
(BMI)
http://www.andaka.com/normalkahbody-mass-index-bmi-anda.php.(2 februari 2013) 21. Ginbert, L. Lecture Notes Neurologi. edisi 8 jakarta : airlangga hal 89 22. Goet Christopher 6. Cerebrovaskular disease in goetz ; textbook of clinical
Stroke Non HemoragikYang Di Rawat
neorology, 3
Inap Di RSU HernaMedan Tahun
saunder’s 2007. 23. Sidharta
200.FKMUSU.Medan.2002.
Anda?.2008.
td
ed, philadelpia :
Priguna,
M.D.,Ph.D.
http://repository.usu.ac.id/handle/1234
Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian
56789/14569 ( 2 februari 2013)
Rakyat; 2008. Hal : 269-292
16. Noerjanto M. Masalah-masalah dalam diagnosis stroke akut. Dalam : Temu Regional Neurologi Jawa Tengah – Daerah Istimewa Yogyakarta XIX. Semarang : 2002. 17. Madiyono B & Suherman SK. Pencegahan
Stroke
&
Serangan
Jantung Pada Usia Muda. Balai
24. Pudiastuti, D. Pemicu stroke .jakarta : Nuha Medika, 2011 hal 1-13,512,125-29,
149 -81
25. Asyiah. Hubungan Olah Raga Dengan Penyakit Jantung Koroner
RSUD
Dr.Moewardi. 2013 ( 5 mei 2013). url :
http//
journal.unsil.ac.id/download.php?id=612
26. Kusmana,D. Olah Raga Untuk Orang Sehat
Dan
Penderita
Penyakit
33. Sani
A.
2006.
Tingkatkan
Rokok
Kolesterol.
Bisa Diakses
Jantung. Jakarta: Falkutas Kedokteran
tangal (12 januari 2013). url :
Indonesia. 2007. Hal : 5 – 25
http://www.kompas.com.
27. Olah
raga
bthesda
34. Suryati,F.Ade. Pengaruh Pola Hidup
(http://www.strokebethesda.com/index2
Terhadap
.php?option=com_content&do_pdf=1&i
PasienYang
d=43)
DR.Zaeonel
28. Medicastore. Usia
Stroke Mengancam
Produktif.
September
2007
2012)
(di
askes
url
:
http://www.medicastore. Com/stroke/ 29. Anonim. Stroke 2008.(diakses 10 januari 2013).Di unduh di url :
Penyakit
Stroke
Dirawat
Inap
Abidin
Pada RSUD Banda
Aceh.2009. di unduh tanggal (23 desember 2012) url : http// 35. Dahlan, M.Sopiyudin. Besar sampel dan cara pengambilan sampel. Jakarta : Salemba Medika. Hal 10 36. Riyanto,
A.
Aplikasi
metodologi
html//www.neurologyichannel.am/stro
penelitian kesehatan . yogyakarta;
ke/diagnosis
nuha medika Hal 106. 2011
30. Papuamania.com. Menentukan
Pola
Kualitas
Hidup
Kesehatan
Perempuan. 2003 . (di akses pada tanggal 6 januari 2013) di unduh url : ww.infopapua.com/nodules.php?op= modload&name=News&file=article& side=1237 -67k31. Rosa
Meylani,
Gurendro
Putro.
Hubungan Gaya Hidup Pasien Stroke RSUD Gambiran Kendiri. (Diaskes 19 september
2012)
Di
unduh
url
http//hubungan.gaya hidup.pasien.stroke.RSUD.gembiran kendiri/ac.id 32. Aditama ,Y Tyandra. Rokok Dan Kesehatan. Jakarta : UI-Press hal : 29