HUBUNGAN PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BABY BLUES DI BPS YUNIAR KECAMATAN BLANG BINTANG KABUPATEN ACEH BESAR
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Oleh:
CUT AYUNA YUSTISIA NIM: 10010007
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013
ABSTRAK HUBUNGAN PERAN PETUGAS KEHATAN DAN MEDIA NFORMASI DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BABY BLUES DI BPS YUNIAR KECAMATAN BLANG BINTANG KABUPATEN ACEH BESAR Cut Ayuna Yustisia1, Cut Yuniwati2
x + 37 halaman : 6 tabel, 2 gambar, 12 lampiran Latar Belakang: Baby blues adalah suatu keadaan dimana terjadinya ketidakstabilan jiwa pada seorang wanita pasca persalinan. Sehingga keadaan ini membuat jiwa Ibu labil. Pada beberapa penelitian, didapati bahwa keluarga dan provider kesehatan yang tidak tanggap akan kondisi kejiwaan Ibu, akan menyebabkan terjadinya depresi post partum pada Ibu (US. Departement Of Health and Human Service, 2006). Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Hubungan Peran Petugas Kesehatan dan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues di BPS Yuniar, Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat analitik, populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu hamil yang berkunjung di BPS Yuniar pada bulan Januari dan Februari, Jumlah sampel 42 orang. Tehnik pengambilan sampel adalah total populasi. Cara pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner. Pengolahan data dengan uji Statistik Chi-square. Hasil Penelitian: Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 s/d 21 Juli 2013, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden yang ada mendapatkan peran petugas kesehatan 11 (73,3%) Ibu berpengetahuan baik, dari 27 responden yang tidak ada mendapatkan peran petugas kesehatan 20 (74,1%) Ibu berpengetahuan kurang. Dari hasil uji Statistik, Chi-square diperoleh nilai kemaknaan p = 0,004 (p < 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dan pengetahuan. Sedangkan dari 9 responden yang ada media informasi 5 (55,6%) Ibu berpengetahuan baik, dan dari 33 responden yang tidak ada media informasi 20 (60,6%) Ibu berpengetahuan kurang. Dari hasil uji Statistik, Chi-square diperoleh nilai kemaknaan p = 0,625 (p < 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara media informasi dan pengetahuan. Dalam penelitian ini peneliti menyarankan kepada petugas kesehatan untuk dapat lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat terutama Ibu hamil tentang Baby blues. Kata Kunci Sumber 1 2
: Baby blues, Peran Petugas Kesehatan, Media Informasi : 10 dari buku (2001-2006) dan 8 internet (2006-2008)
Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmah ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 16 Oktober 2013 Pembimbing
(CUT YUNIWATI, SKM, M. Kes)
MENGETAHUI: KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
(NUZULUL RAHMI, SST)
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 16 Oktober 2013
Tanda tangan
PEMBIMBING
: CUT YUNIWATI, SKM, M.Kes
(
)
PENGUJI I
: RAHMAYANI, SKM, M.Kes
(
)
PENGUJI II
: RACHMADY, SKM, M.Kes
(
)
MENYETUJUI KETUA STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH
MENGETAHUI : KETUA PRODI
(MARNIATI, M.Kes)
(NUZULUL RAHMI, SST)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dan Media Informasi Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013”. Adapun tujuan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’Budiyah Banda Aceh. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, Peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, sebagai Ketua Yayasan U’Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, SE, M.Kes, sebagai Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST, sebagai Ketua Jurusan Prodi D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 4. Ibu Cut Yuniwati, SKM, M.Kes sebagai pembimbing yang telah memberikan arahan dan saran serta bimbingan yang baik selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Ibu Rahmayani, SKM, M.Kes, sebagai Penguji I dan Bapak Rachmady, SKM, M.Kes sebagai Penguji II KTI. 6. Dosen dan seluruh staf pendidikan D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 7. Kepada Ayahanda Muhammad Sia dan Ibunda Nuryati tercinta, yang telah memberikan do’a, dukungan,
juga sebagai motivator bagi peneliti.
Dan kepada saudara tercinta Emil Hakim, SH, Cut Rina Yustisia, S.Pd, Cut Dahlima Yustisia, Cut Noni Maidasia, Dan Rizal Adam yang selalu mendoakan, memberikan bantuan serta menghibur demi terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.
v
8. Kepada Ruli Hardemi, S.Ked yang selalu mendo’akan dan membantu peneliti Dan kepada teman-teman angkatan 2010 yang membantu peneliti dalam pelaksanaan KTI. 9. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Banda Aceh, 16 Oktober 2013
Cut Ayuna Yustisia
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................
i
ABSTRAK .........................................................................................
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................
iii
PENGESAHAN PENGUJI ...............................................................
iv
KATA PENGANTAR .......................................................................
v
DAFTAR ISI ......................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .............................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
6
D. Manfaat penelitian ................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................
8
A. Baby blues .............................................................................
8
1. Pengertian .........................................................................
8
2. Faktor Penyebab ...............................................................
8
3. Gejala dan Tanda ..............................................................
10
4. Penanganan .....................................................................
11
B. Konsep Dasar Pengetahuan ...................................................
13
C. Konsep Dasar Peran Petugas Kesehatan ................................
15
vii
D. Konsep Dasar Media Informasi .............................................
17
E. Kerangka Teoritis ..................................................................
18
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN .............................
19
A. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
19
B. Hipotesa ...............................................................................
20
C. Definisi Operasional ..............................................................
21
BAB IV METODELOGI PENELITIAN .........................................
23
A. Jenis Penelitian ......................................................................
23
B. Populasi dan Sampel .............................................................
23
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................
23
D. Pengumpulan data .................................................................
24
1. Tehnik Pengumulan Data ..................................................
24
2. Instrumen Penelitian .........................................................
24
E. Pengolahandan Analisa Data .................................................
25
1. Pengolahan Data ...............................................................
25
2. Analisa Data ....................................................................
25
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................
29
A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................
29
B. Hasil Penelitian ........................................................................
29
1. Analisa Univariat .................................................................
30
2. Analisa Bivariat ...................................................................
32
C. Pembahasan ..............................................................................
34
viii
BAB VI PENUTUP ...............................................................................
27
A. Kesimpulan ..............................................................................
27
B. Saran ........................................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
39
LAMPIRAN BIODATA
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.2
Definisi Operasional ................................................................
5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby
21
Blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 .......................................................... 5.2
Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan di Bidan Praktek
Swasta
Yuniar
Kecamatan
Blang
Bintang
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 ......................................... 5.3
30
30
Distribusi Frekuensi Media Informasi di Bidan Praktek Swasta Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 ....................................................................
5.4
31
Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby blues di Bidan Praktek Swasta Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 .............................................................................
5.5
32
Hubungan Media Informasi Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby blues di Bidan Praktek Swasta Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 ........................................................................................
x
33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2
: Lembaran Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3
: Kuesioner
Lampiran 4
: Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 5
: Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 6
: Surat Izin Penelitian
Lampiran 7
: Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8
: Master Table
Lampiran 9
: Table Chi-Square Test
Lampiran 10 : Lembaran Konsul KTI Lampiran 11 : Daftar Mengikuti Seminar Proposal Lampiran 12 : Biodata
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Proses kehamilan dan persalinan dari pandangan psikologis kedokteran merupakan peristiwa yang paling rumit dalam pengalaman manusia. Setelah melahirkan, seorang perempuan rentan terserang gangguan kejiwaan umum akibat perubahan fisik dan psikologis dari proses persalinan, hal ini biasa disebut dengan depresi pasca persalinan atau Baby blues. Faktor endokrin diduga berperan dalam etiologi depresi pasca persalinan. Dalam kurun 1-42 hari pasca persalinan, terjadi perubahan hormon estrogen dan progesteron yang sangat berarti. Situasi ini pada orang-orang yang pernah mengaliminya dapat berlanjut lebih jauh menjadi psikosis (Hartiningsing et al, 2006). Baby blues adalah suatu keadaan dimana terjadinya ketidak stabilan jiwa pada seorang wanita pasca persalinan. Sehingga keadaan ini membuat jiwa Ibu labil. Pada suatu saat Ibu bisa dalam keadaan bahagia, namun tidak lama kemudian bisa berubah mengalami perasaan sedih yang berlebihan dengan penyebab yang tidak jelas. Keadaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun faktor ketidakseimbangan hormon pasca persalinan diyakini sebagai penyebab utama dari Baby blues (Hartiningsing et al. 2006). Hartiningsing et al. (2006) juga mengatakan banyak pemicu yang menyebabkan terjadinya Baby blues pasca persalinan, diantaranya depresi sebelum persalinan, depresi yang tidak terkait dengan kehamilan, syndroma
2
premenstruasi yang berat, perkawinan yang sulit, tidak banyak anggota keluarga yang dapat diajak berbicara dan kehidupan penuh tekanan selama masa kehamilan dan persalinan. Hal ini semua dapat memicu terjadinya Baby blues, Maternity blues, atau bisa juga disebut depresi pasca persalinan. Keadaan ini terjadi beberapa jam setelah pasca persalinan atau beberapa hari pasca dan menghilang dengan sendirinya pada beberpa hari kemudian atau dalam beberapa minggu kemudian. Walaupun Baby blues dapat menghilang dengan sendirinya, namun jika keluarga dan provider kesehatan tidak mengerti dan mengetahui keadaan Ibu, maka keadaan ini akan berlanjut sehingga menjadi depresi postpartum yang akan dapat menyebabkan gejala bunuh diri. Pada beberapa penelitian, didapati bahwa keluarga dan provider kesehatan yang tidak tanggap akan kondisi kejiwaan Ibu, akan menyebabkan terjadinya depresi post partum pada Ibu (US. Departement Of Health and Human Service, 2006). Hartiningsing et al. (2006) mengatakan bahwa gejala Baby blues yang paling umum pasca persalinan adalah perasaan kosong yang luar biasa (emptiness), diikuti dengan perasaan lainnya seperti kehilangan nafsu makan, raipnya kesenangan dalam hidup, energi dan motivasi, perasaan tidak berguna, tidak berharga, banyak menangis, tanpa harapan dan perasaan bersalah yang keterlaluan dan ketakutan yang luar biasa bayinya akan tersakiti atau disakiti orang lain. Meski pada banyak perempuan, gejala-gejala ini terjadi dalam waktu yang singkat namun pada beberap kasus lainnya depresi ini berlangsung sampai lebih dari satu tahun pasca persalinan.
3
Jika kasus ini telah sampai pada taraf psikologis, maka akan sangat berbahaya karena ditambah dengan gejala halusinasi dan bunuh diri. Sebuah penelitian yang dilakukan tentang Baby blues menyimpulkan bahwa Ibu hamil yang mengalami depressi ketika kehamilannya, maka ia akan mengalami Baby blues juga ketika pasca persalinan nantinya bahkan hingga dapat juga mengalami psikosis. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh budaya setempat, yang menganggap kehamilan dan persalinan adalah sebuah stigma dan hukum alam, sehingga tidak ada yang perlu dihawatirkan, sehingga jika Ibu hamil atau ibu bersalin mengalami suatu keluhan, hal itu dianggap biasa dan akan hilang dengan sendirinya. Sikap provider kesehatan juga turut menjadi pencetus terjadinya Baby blues. Para dokter dan bidan lah yang biasanya menentukan keputusan, tindakan atau harus apa yang dilakukan Ibu hamil atau Ibu bersalin dalam kehidupan sehari-hari. Ibu tidak diberi kesempatan untuk mencurahkan pendapatnya atau mengelurkan beban pikirannya. Hal ini akan menambah beban pikiran Ibu, sehingga jika mental ibu tidak kuat ia akan mengalami neorosis bahkan psikosis (Malonda, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sebuah universitas di Inggris disebutkan bahwa lebih dari 50% Ibu bersalin, terutama anak pertama akan mengalami Baby blues. Gejala utama yang sering terjadi adalah perasaan yang labil, suka menangis, perasaan menjadi sangat sensitif, cemas dan sedih. Gejala-gejala diatas dapat hilang dalam beberapa jam, bahkan hingga beberapa bulan pasca persalinan. Baby blues biasanya berakhir dengan sendirinya tanpa perlu perawatan atau pengobatan khusus. Jika keadaan ini
4
berlarut-larut dan tidak hilang-hilang, maka perawatan dan penanganan khusus sangat diperlukan (Hanvard Pilgrim Health Care, 2006). Di Indonesia, angka kejadian postpartum blues antara 50-70% wanita pasca
persalinan
semula
diperkirakan
angka
kejadiannya
rendah
dibandingkan Negara-negara lain, hal ini disebabkan oleh budaya dan sifat orang Indonesia yang cenderung lebih sabar dan dapat menerima apa yang dialaminya, baik itu peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Namun hasil penelitian yang dilakukan di DKI Jakarta oleh dr. Irawati Sp. Kj menunjukkan 25% dari 580 Ibu yang menjadi respondennya mengalami sindroma ini (Munawaroh, 2008). Sylvia
(2006) mengatakan dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, ditemukan bahwa angka kejadiannya 11-30%, suatu jumlah yang tidak sedikit dan tidak mungkin dibiarkan begitu saja. Sedangkan menurut Kurniasih (2006) angka kejadian Baby blues di Indonesia tidak diketahui dengan pasti. Pada beberapa penelitian yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Indonesia disebutkan bahwa Baby blues pada Ibu post partum terjadi 1,3-3%. Gejala yang sering muncul biasanya sama dengan gejala pramenstruasi. Khusus untuk Provinsi Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, tidak terdapat data tentang angka kejadian Baby blues ini, karena selama ini belum ada pendokumentasian yang lengkap tentang Baby blues. Meskipun Baby blues merupakan bagian dalam program pelayanan kesehatan pada Ibu post partum,
5
namun perhatian terhadap kasus Baby blues masih sangat minim, karena fokus utama pada pelayanan kesehatan Ibu dalam masa post partum selama ini lebih difokuskan pada perdarahan post partum primer dan sekunder atau infeksinifas, karena dua kasus di atas masih dianggap sebagai kontributor utama dalam peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) pada masa post partum, sehingga Baby blues seperti diabaikan. Media mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan kognisi seseorang. Media memberikan informasi dan pengetahuan yang pada akhirnya dapat membentuk persepsi (Hakim, 2006). Menurut Beardeslee (2006) kemampuan provider kesehatan dalam mengenal gejala dan tanda Baby blues sejak dini, sehingga dapat menghindari keadaan psikosis pada Ibu sangat diharapkan. Jika seorang provider kesehatan dapat menangani keadaan Baby blues dengan baik dan benar sejak dini melalui konseling, penyuluhan makanan bergizi, pelatihan-pelatihan fisik ringan pasca persalinan yang dapat menghindari stress dan menggunakan support group serta keluarga untuk mendukung serta memahami keadaan Ibu, akan membuat masa-masa Baby blues menjadi lebih mudah dilalui oleh seorang Ibu. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di BPS Yuniar, Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar, jumlah Ibu hamil dalam satu bulan pada tahun 2012, sebanyak 21 orang. Pada tahun 2012 Januari sampai dengan Desember, jumlah seluruh Ibu hamil 283 Orang. Dan dari 10 Ibu hamil (100%) yang telah peneliti wawancarai, 8 diantara Ibu hamil
6
(80%) tidak mengetahui apa itu Baby blues, dan 2 Ibu hamil lainnya (20%) sudah mengetahui apa itu Baby blues. Informasi tentang Baby blues yang didapatkan Ibu hamil dari selama ini dengan menggunakan media informasi secara Verbal/konseling. Dan peneliti menemukan masalah bahwa banyak Ibu hamil yang tidak mendapatkan informasi dan memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang Baby blues. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan Peran Petugas Kesehatan dan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah “Apakah Terdapat Hubungan Antara Peran Petugas Kesehatan dan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 ?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Peran Petugas Kesehatan dan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 .
7
2. Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui hubungan peran petugas kesehatan dengan pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar, Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.
b.
Untuk mengetahui hubungan media informasi dengan pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar, Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Peneliti Memberi
pengalaman
pertama
pada
peneliti
menyangkut
implementasi tri darma perguruan tinggi. 2.
Bagi Lokasi Penelitian Sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan dalam meningkatkan asuhan kebidanan kepada pasien, khususnya petugas kesehatan di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar.
3.
Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi perpustakaan STIKes U’budiyah Banda Aceh.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Baby Blues 1. Pengertian Baby blues adalah suatu kondisi yang terjadi pada Ibu beberapa hari bahkan beberapa minggu pasca persalinan, tapi biasanya terjadi pada tiga atau lima hari pasca persalinan. Keadaan umum yang biasa ditemui pada kasus Baby blues adalah perasaan yang labil yang biasa disebabkan oleh hormon atau beberapa faktor lain (Beardslee, 2006). Menurut Munawaroh (2008) Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita mempunyai risiko terhadap kesehatan fisik maupun mental selama dalam proses reproduksi tersebut. Kesehatan reproduksi ini tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga meliputi sehat mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau gangguan proses reproduksi. Para ahli obstetri memegang peranan penting untuk mempersiapkan para wanita untuk kemungkinan terjadinya gangguan mental pasca-salin ( Baby blues ) dan segera memberikan penangganan yang tepat bila terjadi gangguan tersebut, bahkan merujuk kepada para ahli psikologi/konseling bila memang diperlukan. Dukungan yang memadai dari para petugas obstetri, yaitu : dokter dan bidan/perawat sangat diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai atau adekuat tentang
9
proses kehamilan dan persalinan, termasuk penyulit-penyulit yang mungkin timbul dalam masa-masa tersebut serta penangganannya ( Bobak, 2004 ).
2. Faktor Penyebab Hartiningsing et al. (2006) mengatakan banyak pemicu yang menyebabkan terjadinya Baby blues pasca persalinan, diantaranya depresi sebelum persalinan, depresi yang tidak terkait dengan kehamilan, syndroma premenstruasi yang berat, perkawinan yang sulit, tidak banyak anggota keluarga yang dapat diajak berbicara dan kehidupan penuh tekanan selama masa kehamilan dan persalinan. Hal ini semua dapat memicu terjadinya Baby blues, Maternity blues, atau bisa juga disebut depresi pasca persalinan. Beardslee (2006) mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada yang dapat memastikan etiologi dari Baby blues, tapi terdapat tiga faktor utama yang dianggap sebagai faktor predisposisi dari Baby blues, yaitu: a. Hormon didalam tubuh yang belum seimbang setelah persalinan, seperti menurunnya tingkat serotinin dalam tubuh. b. Kehadiran seorang bayi umumnya akan mengubah kehidupan seorang Ibu. Kadang kala seorang Ibu belum dapat beradaptasi dengan cepat terhadap peran barunya ini. Ia merasa selalu melakukan kesalahan, apalagi jika menyangkut bayinya. Ia sangat menyayangi bayinya, tapi takut menyentuhnya. Takut jika Ia membuat kesalahan atau tidak hati-
10
hati maka akan mencelakakan bayinya. Sehingga ia selalu berada dalam kecemasan akan keselamatan bayinya. Selain itu pola kehidupan yang berubah akibat kehadiran bayi juga dapat menimbulkan Baby blues. c. Hidup yang penuh tekanan juga merupakan faktor predisposisi dari terjadinya Baby blues pada Ibu pasca persalinan. Ibu pasca persalinan yang hidup dibawah tekanan keluarga yang diakibatkan oleh berbagai sebab seperti bayi yang tidak diinginkan, jenis kelamin bayi tidak seperti diharapkan, hidup ditengah-tengah keluarga suami yang tidak cocok dengan dirinya dan lain-lain, diyakini sebagai salah satu predisposisi yang menyebabkan Baby blues (Beardslee, 2006).
3. Gejala dan Tanda Baby blues Menurut Beardslee (2006) gejala dan tanda Baby blues yang sering muncul pada Ibu dengan Baby blues adalah: a. Kurang berminat terhadap hal-hal disekelilingnya. b. Merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang-orang disekelilingnya terutama dari suami. c. Merasa kehilangan energi untuk melakukan sesuatu, sehingga kerjanya hanya duduk termenung atau tidur saja. d. Susah tidur. Ibu membutuhkan usaha keras agar bisa idur pada malam hari, walaupun tenaganya telah terkuras untuk mengurus bayinya, tapi ia masih merasa kesulitan untuk memejamkan mata pada malam hari.
11
e. Tidur lebih dari pada biasanya. Pada beberapa kasus dijumpai Ibu dengan pola tidur diluar kebiasaan. Mayoritas waktu dalam sehari dihabiskan Ibu untuk tidur, tanpa ada kegiatan lainnya. f. Meningkatnya frekuensi menangis. Ibu akan menangisi masalah sekecil apapun. Walaupun menurut orang lain hal tersebut tidak patut ditangisi, tapi Ibu akan tetap menangisinya. Beardslee (2006) juga mengatakan jika gejala dan tanda pada Baby blues ini tidak dapat dikenali sejak dini dan ditangani dengan baik, maka yang ditakutkan adalah terjadinya kelainan jiwa pada Ibu atau post partum psikosis. Post partum psikosis biasanya terjadi dalam 6 minggu pertama pasca persalinan. Wanita yang memang memiliki riwayat penyakit jiwa atau masalah kejiwaan memiliki resiko tinggi untuk terjadinya post partum psikosis seperti Shizoaffective. Gejala dan tanda yang dapat ditemui pada Ibu post partum dengan psikosis ini adalah delusi, halusinasi, gangguan tidur, dan sangat obsesive terhadap bayinya serta wanita tersebut sangat cepat berubah perasaan dari sedih dapat langsung berpindah menjadi senang yang berlebihan. Hal yang paling ditakutkan dari psikosis pada Ibu post partum ini adalah bunuh diri atau mencelakakan dirinya dan anaknya (US.Women Health Departement, 2005).
12
4. Penanganan pada kasus Baby blues Beberapa penelitian menyatakan bahwa penanganan terbaik terhadap Baby blues diantaranya adalah: a. Istirahat yang cukup. b. Gunakan waktu minimal 1 jam dalam sehari untuk diri ibu sendiri. Pada kesempatan ini Ibu dapat melakukan aktivitas yang merupakan hobby Ibu, seperti berdandan, membaca, menonton film atau mendengarkan musik. Pada kesempatan ini, anjurkan Ibu untuk meminta keluarga atau orang yang dipercayai untuk menjaga bayinya. c. Anjurkan Ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan jenis makanan yang bervariasi dan terdiri dari buah, sayur, susu dan harus banyak makan ikan atau daging serta hindari makanan yang mengandung alkohol, kafein, dan gula. d. Olah raga: Anjurkan Ibu untuk berjalan kaki minimal mengelilingi daerah sekitar tempat tinggalnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan metabolisme tubuh Ibu dan meningkatkan semangat Ibu dalam menjalani kehidupan. e. Jelaskan pada Ibu tentang pentingnya kebersihan diri. Ibu dianjurkan untuk mandi minimal 2 kali sehari. Dengan mandi ini, Ibu diharapkan dapat rileks, selain itu mandi juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh serta meningkatkan kepercayaan diri Ibu akan kesegaran dirinya dihadapan orang lain dan dihadapan suaminya.
13
f. Mintalah anggota keluarga, teman dan Ibu-ibu yang baru melahirkan lainnya untuk memberikan support kepada Ibu. Provider kesehatan dapat menjadikan dirinya sebagai tempat curahan perasaan dari Ibu. g. Anjurkan Ibu dan suaminya untuk menggunakan waktu minimal 15 menit dalam sehari untuk berbicara berdua, dari hati ke hati tanpa didampingi orang lain atau bayinya. h. Melakukan aktivitas fisik seminimal mungkin, dan jangan ragu untuk menolak kedatangan tamu jika Ibu merasa membutuhkan waktu untuk beristirahat (US. Women Health Departement, 2005).
B. Konsep Pengetahuan 1. Definisi Menurut Notoadmodjo (2007) Pengetahuan merupakkan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin mudah menerima informasi yang dimiliki. Sebaliknya pengetahuan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai
(Nursalam, 2001). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
14
a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah (Notoatmodjo, 2007). b. Memahami (comprehention) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan cara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan meteri tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2007). c. Aplikasi (aplication) Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) (Notoatmodjo, 2007). d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain (Notoatmodjo, 2007).
15
e. Sintesis (syntesis) Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagaian di dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi
baru
dari
formulasi-formulasi
yang
ada
(Notoatmodjo, 2007). f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau
penilaian
terhadap
suatu
materi
atau
objek
(Notoatmodjo, 2007 ).
C. Peran Petugas Kesehatan 1. Definisi Menurut Barbara (2008) Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Setiadi (2008) mengatakan Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang diharapkan dari seorang petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Mubarak (2011) mengatakan Peran Bidan yang dimaksud adalah cara untuk menyatukan aktifitas Bidan dalam praktik dan telah
16
menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab kebidanan secara profesional. Bidan profesional tidak hanya dilihat dari kemampuan menjaga dan merawat klien, tetapi juga kemampuan memberikan pelayanan secara menyeluruh, baik dari aspek biologis, psikologis, sosial serta spiritual dengan penuh semangat yang diiringi dengan senyuman ikhlas dan tulus (Mubarak, 2011). Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Kemampuan Provider Kesehatan dalam mengenal gejala dan tanda Baby blues sejak dini, sehingga dapat menghindari keadaan psikosis pada Ibu sangat diharapkan. Jika seorang provider kesehatan dapat menangani keadaan Baby blues dengan baik dan benar sejak dini melalui konseling, penyuluhan makanan bergizi, pelatihan–pelatihan fisik ringan pasca persalinan yang dapat menghindari stress dan menggunakan support group serta keluarga untuk mendukung serta memahami keadaan Ibu, akan membuat masa-masa Baby blues menjadi lebih mudah dilalui oleh seorang Ibu (Beardeslee, 2006).
17
Menurut Rosamund (2001) Agar ibu selalu dalam keadaan sehat dan bahagia selama hamil, bersalin, dan nifas, memang sangat dibutuhkan dukungan dari : suami, keluarga, teman sejawat, teman kelompok, para bidan dan tenaga kesehatan lainnya, serta tenaga profesi lainnya sesuai kebutuhan ibu.
D. Konsep Media Informasi 1. Definisi Menurut Hakim (2006) Media informasi mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan kognisi seseorang. Media memberikan informasi dan pengetahuan yang pada akhirnya dapat membentuk persepsi. Menurut Moelino (1990) Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita (tentang). Selanjutnya informasi sebagai keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan. Cangara (2000) menyatakan media masa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanik seperti televisi, radio, film dan surat kabar/majalah. Karakteristik media informasi adalah: a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang. b. Bersifat satu arah, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan.
18
c. Memiliki peralatan tekhnis atau mekanis, seperti televisi, radio dll. d. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja (Cangara, 2000). Dengan demikian media massa dapat dikatakan sebagai media pembelajaran untuk memperoleh informasi dan menambah wawasan pengetahuan karena mengandung pesan yang sederhana sampai pesan yang kompleks (Cangara, 2000).
E. Kerangka Teoritis Dalam penelitiaan ini banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang Baby blues, yang meliputi diantaranya yaitu:
Hakim (2006) Informasi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby blues Mubarak (2011) Peran Petugas Kesehatan
Gambar 2.5 Kerangka Teoritis
19
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan teori Mubarak (2011) dan teori Hakim (2006). Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Variabel Independen
Variabel Dependen
Peran Petugas Kesehatan
Pengetahuan Ibu hamil Tentang Baby blues Media Informasi
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
20
B. Hipotesa Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah:
1.
Ha : Ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.
2.
Ho : Tidak Ada hubungan antara media informasi dengan pengatahuan Ibu hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.
21
C. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional No
1
2
3
Variabel
Pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues
Definisi Operasional
Segala sesuatu yang diketahui oleh Ibu hamil tentang Baby blues.
Peran Petugas kesehatan
Konseling yang diberikan oleh Bidan kepada Ibu hamil tentang Baby blues.
Media Informasi
Akses informasi yang diperoleh Ibu hamil untuk
Cara Ukur Dependen Membagikan kuesioner, dengan kriteria: Baik jika, x ≥ 8. Kurang bila, x < 8.
Independen Membagikan kuesioner dengan kriteria: Ada, bila petugas ada melaksanakan perannya. Tidak ada, bila petugas tidak melaksanakan perannya Menyebarkan kuesioner dengan menanyakan
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Kuesioner Baik Dengan Kurang pertanyaan sebanyak 15 soal.
Ordinal
Kuesioner Ada dengan Tidak ada pertanyaan sebanyak 10 soal.
Ordinal
Kuesioner Ada dengan Tidak Ada pertanyaan sebanyak
Ordinal
22
meningkatkan pengetahuan tentang Baby blues.
pertanyaan yaitu jenis sumber informasi apakah yang digunakan Ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuannya tentang Baby blues, dengan kriteria a. Ada bila mendapatkan informasi dari media audio, visual, dan audiovisual. b. Tidak Ada bila tidak mendapatkan informasi dari media audio, visual, dan audiovisual.
2 soal.
23
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian
ini adalah
bersifat
Analitik
dengan
menggunakan
desain/pendekatan cross sectional untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua Ibu hamil yang berkunjung di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. 2. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah semua Ibu hamil yang berkunjung di BPS Yuniar pada bulan Januari dan Februari berjumlah 42 orang.
Tehnik
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
yaitu
menggunakan tehnik total populasi.
C.
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar.
24
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2013 s/d 21 Juli 2013.
D. Pengumpulan Data 1. Tehnik Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari responden, yaitu dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh responden. b. Data Sekunder Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari BPS Yuniar tentang data jumlah Ibu hamil bulan Januari dan Februari tahun 2013.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 20 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman yaitu: penilaian yang diberikan adalah 1 jika menjawab Benar, dan 0 jika menjawab Salah. Pengetahuan sebanyak 15 pertanyaan, Peran petugas kesehatan sebanyak 3 pertanyaan, dan Informasi sebanyak 2 pertanyaan.
25
F. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan melalui suatu proses dengan tahapan sebagai berikut: a. Editing (seleksi data) Merupakan tahap yang memisahkan data yang telah terkumpul baik baik secara pengisian, konsistensi dari setiap jawaban yang terdapat dalam kuesioner. b. Coding Dengan memberikan kode atau tanda tertentu pada setiap jawaban yang telah diberikan didalam kuesioner. c. Transfering Memindahkan jawaban dari kuesioner kedalam bentuk master tabel. d. Tabulating Data yang sudah benar kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi.
2. Analisa Data a. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Pada umunya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2005).
26
Untuk menghitung distribusi frekuensi setiap variabel dan mencari persentase pada setiap variabel dengan menggunakan rumus:
𝑓
P = 𝑛 x 100%
Dimana:
P = Presentase f = Frekuensi Teramati n = Jumlah Responden (Budiarto,2002).
Penilaian hasil ukur menggunakan kriteria penilaian yang terdiri dari: 1. Pengetahuan (Nursalam, 2003) a.
Berpengetahuan baik bila jawaban benar 76% - 100%.
b.
Berpengetahuan kurang bila jawaban benar < 56%.
2. Peran Petugas Kesehatan dan Media Informasi (Skala Gutmann) a. Ada mendapatkan Informasi bila jawaban benar 1. b. Tidak Ada mendapatkan Informasi bila jawaban benar 0.
b. Analisa Bivariat Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis, yang diolah dengan komputer menggunakan rumus SPSS versi 16, untuk menentukan hubungan antara variabel Independen dengan variabel Dependen melalui uji Chi-Square Tes (X2), untuk melihat kemaknaan (CI) 0,05% (Arikunto, 2006).
27
Melalui perhitungan uji Chi-Square selanjutnya dibuat suatu kesimpulan dengan ketentuan: 1. Ha diterima bila p ≤ 0,05 maka ada hubungan antara variabel dependen dan independen. 2. Ho ditolak bila p > 0,05 maka tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Untuk menentukan p-value Chi-Square Tes (X2) tabel, memiliki ketentuan sebagai berikut (Hastono, 2010): 1. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2x2 dijumpai nilai ekspansi (E) <5, maka p-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai Fisher Exact Test. 2. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2x2 tidak dijumpai nilai ekspansi (E) <5, maka p-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai Continuity Correction. 3. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri lebih dari tabel 2x2, contohnya tabel 3x2, 3x3, 3x4 dijumpai nilai ekspantasi (E) <5 maka harus marger (digabungkan). 4. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri lebih dari tabel 2x2, contohnya tabel 3x2, 3x3, 3x4 tidak dijumpai nilai ekspantasi(E) <5 mak p-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai Pearson Chi-Square.
28
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian BPS Yuniar berada dijalan Krueng Meulingka Desa Cot Nambak Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. BPS Yuniar memiliki beberapa ruangan yaitu: 1 ruang tempat pelayanan kartu, 1 ruang pemeriksaan ANC, 1 ruang pelayanan INC, 1 ruang pencegahan infeksi (PI), dan 1 ruang untuk penginapan mahasiswa praktek. BPS Yuniar berbatasan dengan: 1. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cot Mancang 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cot Nambak 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cot Hoho 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cot Senong
B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti lakukan mulai dari tanggal 14 Juli sampai dengan 21 Juli 2013 pada Ibu Hamil di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 dengan jumlah sampel 42 orang diperoleh hasil sebagai berikut:
29
C. Analisa Univariat 1. Pengetahuan Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues Di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 No
Pengetahuan
1 2
Baik Kurang Total Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Frekuensi
%
18 24 42
42.9 57.1 100
Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 42 responden mayoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 24 (57%).
2. Peran Petugas Kesehatan Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan di Bidan Praktek Swasta Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 No
Peran Petugas Kesehatan
1 2
Ada Tidak Ada Total Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Frekuensi
%
15 27 42
35.7 64.3 100
Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 42 responden mayoritas menyatakan peran petugas kesehatan kurang baik yaitu sebanyak 27 (64,3%).
30
3. Media Informasi Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Media Informasi di Bidan Praktek Swasta Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 No
Media Informasi
Frekuensi
%
9 33 42
21.4 78.6 100
1 2
Ada Tidak Ada Total Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 42 responden mayoritas tidak ada media informasi yaitu sebanyak 33 (78.6%).
D. Analisa Bivariat 1. Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby blues Tabel 5.4 Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 Pengetahuan No
Peran Petugas Kesehatan
Baik
Kurang
F
%
F
%
Jumlah
%
1
Ada
11
73.3
4
26.7
15
100
2
Tidak Ada
7
25.9
20
74.1
27
100
Total 18 42.9 Sumber: Data diolah tahun 2013
24
57.1
42
100
P Value
0.004
Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 15 responden yang ada mendapatkan peran petugas kesehatan 11 (73,3%) Ibu berpengetahuan baik, dari
31
27 responden yang tidak ada mendapatkan peran petugas kesehatan 20(74,1%) Ibu berpengetahuan kurang. Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi Square test diperoleh nilai p = 0.004 (p < 0.05), dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan peran petugas kesehatan pada Ibu Hamil di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar terbukti (diterima). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan peran petugas kesehatan.
2. Hubungan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby blues Tabel 5.5 Hubungan Media Informasi Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby blues di Bidan Praktek Swasta Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 Pengetahuan No
Media Informasi
Baik
Kurang
F
%
F
%
Jumlah
%
1
Ada
5
55.6
4
44.4
9
100
2
Tidak Ada
13
39.4
20
60.6
33
100
18 42.9 Total Sumber: Data diolah tahun 2013
24
57.1
42
100
P Value
0.625
Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 9 responden yang ada media informasi 5 (55,6%) Ibu berpengetahuan baik, dan dari 33 responden yang tidak ada media informasi 20 (60,6%) Ibu berpengetahuan kurang.
32
Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi Square test diperoleh nilai p = 0.625 (p ≥ 0.05), dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada hubungan antara Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar terbukti (ditolak). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Media Informasi dengan Pengetahuan.
E. Pembahasan 1. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues Dari hasil uji Statistik, Chi-square diperoleh nilai kemaknaan p = 0.004 (p < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues. Menurut Beardeslee (2006) Jika seorang provider kesehatan dapat menangani keadaan Baby blues dengan baik dan benar sejak dini melalui konseling, penyuluhan makanan bergizi, pelatihan-pelatihan fisik ringan pasca persalinan yang dapat menghindari stress dan menggunakan support group serta keluarga untuk mendukung serta memahami keadaan Ibu, akan membuat masa-masa Baby blues menjadi lebih mudah dilalui oleh seorang Ibu. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan Sikap provider kesehatan juga turut menjadi pencetus terjadinya Baby blues. Para
33
dokter dan bidan lah yang biasanya menentukan keputusan, tindakan atau harus apa yang dilakukan Ibu hamil atau Ibu bersalin dalam kehidupan sehari-hari. Ibu tidak diberi kesempatan untuk mencurahkan pendapatnya atau mengelurkan beban pikirannya. Hal ini akan menambah beban pikiran Ibu, sehingga jika mental ibu tidak kuat ia akan mengalami neorosis bahkan psikosis (Malonda, 2006). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Istiawan, dkk (2006) menyatakan bahwa ditemukan adanya hubungan antara pengetahuan dengan peran petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori diatas, maka peneliti berasumsi
bahwa
semakin
sering
petugas
kesehatan
memberikan
pengetahuan tentang kesehatan, masalah kehamilan, dan persalinan kepada Ibu secara langsung dengan cara konseling maka dapat meningkatkan pengetahuan Ibu tentang kesehatan, dan semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin mudah menerima informasi yang dimiliki.
2. Hubungan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues Dari hasil uji Statistik, Chi-square diperoleh nilai kemaknaan p = 0.625 (p ≥ 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara media informasi dengan pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues.
34
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zahrotusholihah (2005) menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara tingkat penerimaan pesan di media radio, tingkat persepsi pesan di media radio dan pernah mendengarkan siaran kesehatan reproduksi remaja di media radio dengan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh diana (2009) terhadap murid SMK Negeri 2 Sampit) provinsi Kalimantan Tengah untuk mengetahui hubungan komunikasi dan media informasi dengan tingkat pegetahuan kesehatan
reproduksi
menunjukkan
media
remaja informasi
menyatakan mendukung
bahwa
hasil
penelitian
pengetahuan
kesehatan
reproduksi remaja (55,2%). Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori diatas, maka peneliti berasumsi tidak terdapatnya hubungan antara media informasi dengan pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues mungkin karena masih kurangnya media informasi yang ada pada Ibu hamil, sehingga dengan tidak adanya media informasi maka informasipun jarang didapatkan sehingga pengetahuan Ibu masih kurang. Tidak terdapatnya hubungan antara media informasi dengan pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues mungkin disebabkan sampel yang terlalu sedikit atau alat ukur yang masih lemah.
35
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 14 Juli s/d 21 Juli 2013 pada Ibu Hamil di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 dengan jumlah sampel 42 orang diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar dengan nilai p = 0,004 (p = < 0.05). 2. Tidak ada hubungan antara Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar dengan nilai p = 0,625 (p = > 0.05). B. Saran 1. Bagi Peneliti Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti dalam mengetahui pentingnya peran petugas kesehatan, media informasi dalam meningkatkan pengetahuan Ibu Hamil tentang Baby blues.
Kepada peneliti lain diharapkan dapat menindak lanjuti
penelitian ini agar menambah variabel lain dan dapat menambah jumlah sampel yang lebih banyak.
36
2. Bagi Profesi Tenaga kesehatan untuk dapat lebih meningkatkan konseling atau penyuluhan kepada Ibu hamil tentang Baby blues. 3. Bagi Masyarakat Diharapakan dengan adanya penelitian ini masyarakat memahami tentang Baby Blues.
bisa
37
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta. Beardeslee. (2006) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah. Bryar Rosamund, M. (2001) Theori For Midwifery Practice. Macmillan. London. Cangara. (2000) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah. Diana. (2009) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah. Hakim. (2006) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah. Hastono. (2001) Analisis Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hubungan Komunikasi Dan Media Informasi Dengan Tingkat Pegetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja(Studi Pada Murid Smk Negeri 2 Sampit) Provinsi Kalimantan Tengah. FKM-Universitas Diponegoro. Available from :
{ Accessed 20 Agustus 2013}. Istiawan, R, dkk. 2006. Hubungan Peran Pengawas Minum Obat Oleh Keluarga Dan Petugas Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Perilaku Pencegahan Dan Kepatuhan Klien Tbc Dalam Konteks Keperawatan Komunitas Di Kabupaten Wonosobo. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Vol (1), No.2. Hal : 96-104. Malonda. (2006) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah. Mubarak, Wahit Iqbal. (2011) Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Salemba Medika Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta. Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2002) Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta. Sagung Seto. US. Departement of Healt and Human Services, Women Health Goverment. (2006) Depression during and after pregnancy, Availabel: Http://www.google. com. Acses: 21 Januari 2013. Jam 11.00 WIB.
38
Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah.
BIODATA
A. Data Penulis Nama
: Cut Ayuna Yustisia
Tempat/Tgl Lahir
: Kuala Makmur, 28 Maret 1993
Agama
: Islam
Anak Ke
: 3 Dari 6 Bersaudara
Alamat
: Jl. Inong Balee, Asrama Putri Arun, Darussalam, Banda Aceh.
No Telp/Hp
: 082366706893
Nama Orang Tua a. Ayah
: Muhammad Sia
b. Ibu
: Nuryati
Pekerjaan Orang Tua a. Ayah
: Honor Daerah
b. Ibu
: IRT
Alamat Orang Tua
: Simeulue
B. Pendidikan yang ditempuh/Tahun Lulus 1. MIN Kuala Makmur
: Tahun Lulus 2003
2. SMP N 2 Simeulue Timur
: Tahun Lulus 2006
3. MAN Kuala Makmur
: Tahun Lulus 2010
4. D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
: Tahun Lulus 2013
Tertanda,
(CUT AYUNA YUSTISIA)