71
GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016 Hubungan Pengetahuan Riani T, dkk
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA IBU DI DESA PAHALETEN KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA
Riani E. Tiha¹,Nonce N. Legi², danRivolta G.M. Walalangi³ 1,2,3, Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Manado
ABSTRACT Balanced nutrition problems in Indonesia is still a substantial problem. The problem of the poor economy and limited knowledge of nutrition. Nutritional knowledge would affect eating habits or eating behavior of a society. The success of development could have a negative impact, among others, the occurrence of overweight as a result of lifestyle changes include diet. The modern diet that is higher than the physical akftifitas will cause nutritional problems lebih.Tujuan this study to determine the relationship between maternal nutrition knowledge, dietary and nutritional status in the village PahaletenMinahasa District of Kakas The design of this penetitian Cross Sectional Study. The study only make observations and measurements of variables at one particular time. Measurement variables are not limited to be just about the same time. Total population of 248 people and the number of respondents as many as 38 people. Data collected include general data, knowledge of nutrition, diet and nutrition stattus. Data obtained from interviews, questionnaires knowledge, measurement of nutritional status, and the questionnaire FFQ. Of the 38 respondents there were 20 people (52.6%) having the nutritional status of obesity with the knowledge level of <60%. While diet with nutrient status have a meaningful relationship in which the value of p <0.05 were obtained through statistical tests Test Fisher.Berdasarkan There was no relationship between the Nutritional Sciences Nutritional status However the correlation between diet and nutritional status of the mother.
Keywords: knowledge of nutrition, diet, nutritional status. PENDAHULUAN Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat. Pada hakikatnya berpangkal pada keadaan ekonomi yang kurang dan terbatasnya pengetahuan tentang gizi. Pengetahuan gizi akan mempengaruhi kebiasaan makan atau perilaku makan suatu masyarakat. Apabila penerimaan perilaku baru didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut dapat berlangsung lama. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak disadari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak
akan berlangsung lama. Seperti halnya juga pada remaja apabila mempunyai pengetahuan yang baik tentang gizi diharapkan mempunyai status gizi yang baik pula1. Keberhasilan pembangunan dapat memberi dampak negatif antara lain terjadinya gizi lebih sebagai dampak perubahan gaya hidup antara lain pola makan. Pola makan modern yang kurang diimbangi dengan akftifitas fisik akan menimbulkan masalah gizi lebih. Akhir –akhir ini gizi lebih cenderung di kota-kota namun juga sudah terdapat di desa-desa melalui gaya hidup yang modern saat
72
GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016 Hubungan Pengetahuan Riani T, dkk
ini berat badan berlebihan jika dibandingkan dengan usia atau tinggi badan , sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak Tubuh2. Obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan atau abnormal dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas dan overweight dikatakan lebih berhubungan dengan penyebab kematian global berbanding kejadian underweight. Pada tahun 2008, angka orang dewasa usia 20 tahun keatas yang mengalami overweight di seluruh dunia adalah sebanyak 1.5 milyar. Dari angka tersebut lebih dua ratus juta orang dewasa laki-laki dan tiga ratus juta orang wanita mengalami obesitas. Obesitas yang dahulunya dianggap sebagai masalah yang melanda negara dengan sosial ekonomi tinggi kini semakin meningkat angka kejadian di negara sosial ekonomi menengah dan rendah3. Di Indonesia masalah gizi ganda yang artinya sementara gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh,sudah muncul masalah baru yaitu gizi lebih atau obesitas4. Persoalan obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan. Kecenderungan terjadinya obesitas berhubungan erat dengan pola makan. Berbagai faktor berperan dalam timbulnya obesitas, tetapi yang paling penting adalah ketidak seimbangan antara masukan makanan dan aktifitas fisik5. Di Desa Pahaleten terdiri dari 248 orang IRT yang perilaku kesehatan belum memahami mengenai manfaat zat gizi bagi kesehatan sehingga dapat terlihat ibu-ibu yang memiliki berat badan lebih atau obesitas. Dari Data tersebut dapat digambarkan bahwa di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas banyak Ibu Rumah Tangga yang mengalami berat badan yang tidak sesuai dengan tinggi badan yang mengakibatkan berat badan lebih atau obesitas, sehingga saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pengetahuan gizi, pola makan dengan status Gizi pada Ibu Rumah Tangga di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas. Rumusan permasalahan adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan gizi ibu,pola makan dengan status gizi yang terjadi di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi ibu, pola makan dengan status gizi di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan pengetahuan gizi serta pencegahan status gizi di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa, memberikan gambaran tentang pola makan ibu di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. BAHAN DAN CARA Jenis penelitian ini merupakan penelitian Observasional dengan DesainCross Sectional Study. Penelitian hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan, namun mempunyai makna bahwa setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran6. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Ibu yang berada di desa Pahaleten Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa yang berjumlah 248 ibu. Dalam penentuan besar sampel, apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar (lebih dari 100 orang) dapat diambil antara 10% - 15% hingga 20% - 25% atau bahkan boleh lebih dari 25% dari jumlah populsi yang ada7. Berdasarkan
73
GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016 Hubungan Pengetahuan Riani T, dkk
cara tersebut, maka sampel yang akan diambil adalah 15% x 248 = 37,2 atau dibulatkan menjadi 38 sampel. Data mengenai pengetahuan Gizi diukur menggunakan kuesioner /pertanyaan. Jumlah pertanyaan pengetahuan gizi 20 butir. Pengolahan data pengetahuan gizi yaitu jika jawaban benar diberikan score 1 dan jika salah diberi score 0. Untuk menilai pengetahuan gizi dikategorikan menjadi :Kategori Pengetahuan Gizi Baik :>80 %, Sedang : 60-80%, Kurang :<60%7. Data mengenai Pola makan diukur dengan menggunakan metode FFQ yang diukur melalui jenis bahan makan dan jumlah yang dikonsumsi.Status gizi dilihat berdasarkan kategori Status gizi Normal 18,5-25, Overweigth 25-27, Obesitas >278. Analisis data dilakukan setelah data diolah kemudian dianalisis sesuai tujuan. Anasisi data yang dilakukan adalah analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi pengetahuan gizi,pola makan dan status gizi. Serta uji normalitas data. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan uji Chi Square. HASIL 1. Karakteristik Responden a. Umur Ibu Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Umur Ibu Umur Jumlah n % 20-30 Tahun 9 23,7 31-40 Tahun 8 21,1 ≥ 41 Tahun21 55,3 Total 38 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Umur dari kategori umur ≥ 41 Tahun berjumlah 21 orang (55,3%), 20-30 Tahun berjumlah 9 orang (23,7%) dan yang berumur 2030 berjumlah 8 orang (21,1 %).
2. Hubungan Pengetahuan Status Gizi Ibu
Dengan
Tabel 7.Analisis Hubungan Pengetahuan Dengan Status Gizi Ibu Status Gizi Tingkat pengetahuan Normal Obesitas Total p* 8,5-25) (>27) n (%) n (%) n(%) Baik (80-100%) 2 (5,3 %) 0(0,0%) 2(5,3%) 0,127 Sedang (60-79%) 1 (2,6%) 6 (15,8%) 7(18,4%) Kurang (<60 % ) 9(23,7%) 20(52,6%) 29(76,3%) Total 12(31,6%) 26(68,4%) 38 (100,0%) Uji Fisher Exact Test Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa tingkat pengetahuan Ibu tidak menjamin terjadinya obesitas. Hal ini dibuktikan dengan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang ,artinya ibu dengan tingkat pengetahuan yang kurang tidak menjamin terjadinya obesitas. Dari 38 sampel 20 (52,6%) memiliki status gizi obesitas dengan Tingkat pengetahuan yang < 60%. 3. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Ibu Tabel 8.Analisis Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Ibu Status Gizi Pola makan Normal Obesitas Total p* 18,5-25) (>27) n (%) n (%) n(%) Baik (80-100%)2 (5,3 %) 14 (36,8%) 28 (73,7%) 0.024 Sedang (60-79%) 3 (7,9%) 8 (21,1%) 3 (7,9%) Kurang (<60 % )7(18,4%)4 (10,5%) 7 (18,4%) Total 12(31,6%) 26(68,4%) 38 (100,0%) Uji Fisher Exact Test
74
GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016 Hubungan Pengetahuan Riani T, dkk
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kejadian obesitas banyak terjadi pada ibu yang memiliki pola makan yang baik dibandingan dengan yang memiliki status gizi Normal.Pola makan dengan status Gizi memiliki hubungan yang bermakna dimana nilai p < 0.05, yang diperoleh melalui Uji Fisher . PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 1didapat hasil dari 38 responden, 21 orang (55,3%) yang berumur ≥ 41 Tahun, 9 orang (23,7%) yang berumur 20-30 Tahun (23,7%) dan 8 orang (21,1 %) yang berumur 31-40 tahun. Kejadian obesitas paling banyak pada kelompok umur 30-39 tahun. Presentase lemak tubuh meningkat dengan meningkatnya umur biasanya mulai antara umur 2030 tahun. Bila dibiarkan usia 45-60 tahun sering menjadi usia kritis, karena pada usia ini penyakit-penyakit seperti jantung, diabetes melitus dan yang lainnya mulai menggrogoti tubuh terutama pada orang-orang yang obesitas1. Berdasarkan tabel 2 didapat hasil bahwa dari 38 responden, 19 orang (50,0) yang tamat SLTA , 10 orang (26,3) yang tamat SLTA dan yang berhasil menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi berjumlah 9 orang (23,7). Faktor pendidikan dapat berperan dalam peningkatan pengetahuan seseorang.Pendidikan yang lebih tinggi akan cenderung meningkatkan pengetahuan walaupun pengetahuan diluar bidang pedidikannya. Hal tersebut di sebabkan seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan meningkatkan kesempatan dan kemudahan dalam menerima informasi yang baru, yang kemudian berpengaruh pada sifat yang positif9. Berdasarkan tabel 3 didapat hasil dari 38 responden, 24 orang (63,2) yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, PNS 5 orang (13,2%) dan perawat 3 orang (7,9%) dan 6 orang (15.8) yang bekerja swasta.
Pekerjaan yang merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung dapat menyebabkan obesitas, terutama pekerjaan yang tidak terlalu memerlukan aktivitas fisik yang berat. Pada pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik yang tinggi akan lebih banyak membakar simpangan energi dalam tubuh, sehingga tidak akan terjadi obesitas sebaliknya pada pekerjaan fisik yang rendah pembakaran simpanan energi dalam tubuh tidak akan terjadi dan masukan energi yang baru akan cenderung di simpan dalam tubuh akan terjadi obesitas5. 2. Pengetahuan Ibu Berdasarkan tabel 4 didapat dari 38 responden,29 orang (76,3%), memiliki tingkat pengetahuan Gizi yang kurang, orang 7 orang (18,4%) sedang dan 2 orang (5,3%) yang mimiliki tingkat pengetahuan yang baik. Pengetahuan dapat menjadi pedoman yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh dan menjaga berat tubuh yang ideal. Pentingnya upaya promotif dalam menangani obesitas dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan mengenai citra tubuh yang positif12. Kemampuan untuk menyaring informasi dari media juga hal penting yang harus ditanamkan kepada masyarakat agar mereka dapat memperoleh informasi yang benar dari media. Merubah perilaku lebih sulit ketimbang pengetahuan karena proses pembentukan dan perilaku oleh banyak faktor di antaranya faktor internal (persepsi, motivasi, pengetahuan) dan faktor eksternal (lingkungan fisik dan non fisik seperti kebudayaan sosial dan ekonomi)10.
3. Pola Makan Berdasarkan tabel 5 didapat dari 38 responden, 16 orang (42,1%) diantaranya memiliki pola makan yang baik dan 11 (28,9%) sampel memiliki pola makan sedang dan pola makan Kurang. pola makan yang berlebih
75
GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016 Hubungan Pengetahuan Riani T, dkk
dapat menjadi faktor terjadinya obesitas. Obesitas terjadi jika seseorang mengkonsumsi kalori melebihi jumlah kalori yang dibakar. Pada hakikatnya, tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup dan aktivitas fisik, namun untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan antara enrgi yang masuk dengan energi yang keluar. Keseimbangan energi yang terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan dan obesitas11. 4. Status Gizi Berdasarkan tabel 6 didapat hasil dari 38 responden, 26 orang (68,4%) memiliki status Gizi Obesitas, dan 12 orang (31,6%) memiliki status Gizi Normal. Kelebihan berat badan yang juga umum dinyatakan dengan istilah kegemukan merupakan suatu fenomena yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara energi yang masuk kedalam tubuh melalui makanan dengan aktifitas energi yang digunakan untuk melakukan kegiatan dan aktifitas fisik12. 5. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Di Desa Pahaleten kecamatan Kakas Untuk mengetahui Pola makan dari Ibu menggunakan Ffq asupan yang dikonsumsi dikelompokan dalam tiga kategori yaitu Baik,Sedang dan kurang. Hasil analisis statistik yang telah dilakukan melalui Uji Fisher dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan status gizi pada Ibu di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa dimana nilai p 0.024 < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa kejadian obesitas banyak terjadi pada Ibu yang memiliki pola makan yang baik. Dari hasil penelitian ibu yang mengkonsumsi makanan pokok nasi putih merupakan makanan pokok yang paling sering dikonsumsi oleh responden setiap hari 3x makan. Frekuensi konsumsi sumber protein
menunjukkan bahwa ikan laut merupakan sumber protein hewani yang sering dikonsumsi setiap hari dibandingkan dengan daging dan sumber protein hewani berupa telur hampir sering dikonsumsi dalam setiap minggu 3-4x dikonsumsi, dan sumber protein nabati berupa tahu tempe sering dikonsumsi setiap hari .Frekuensi konsumsi cemilan menunjukan bahwa Pisang goreng merupakan cemilan yang sering dikonsumsi oleh responden. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya hasil analisis data dengan Korelasi chu-square maka didapatkan hasil bahwa tingkat signifikan p =0.005 dengan uji pearson chi-square artinya, pola makan merupakan faktor resiko dari kejadian berat badan lebih, dimana ibu yang memiliki pola makan berlebih yang mempunyai rasio prevalens 3.00 untuk mempunyai berat badan lebih dan secara statistik terdapat hubungan bermakna antara pola makan dan berat badan lebih2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ternyata didapatkan lebih banya ibu yang status gizi obesitas dibandingkan status gizi normal yang pola makan yang baik. korelasi antara asupan makanan energi dengan perubahan IMT didapatkan nilai korelasi 0.409** dan p value sebesar 0.0001 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara asupan makanan dengan perubahan IMT13. 6. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Pada Ibu Di Desa Pahaleten Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa Untuk mengetahui tingkat Pengetahuan gizi ibu dengan menggunakan Kuesioner dan dikelompokan dalam tiga kategori pengetahuan gizi baik,sedang dan kurang. Hasil analisis yang dilakukan melalui uji Fisher dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara
76
GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016 Hubungan Pengetahuan Riani T, dkk
pengetahuan Gizi Ibu dengan status gizi dimana nilai p 0.127 > 0.05. Berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan ternyata didapatkan bahwa tingkat pengetahuan dari ibu yang mengalami obesitas sangat berpengaru dengan tingkat pengetahuan yang kurang dikarenakan ibu belum bisa membedahkan makanan yang tidak baik dikonsumsi dan makanan yang baik untuk dikonsumsi. Dari hasil penelitian Pendidikan juga sangat berpengaruh dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi akan cenderung meningkatkan pengetahuan walaupun di luar bidangnya. Hal ini disebabkan seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan meningkatkan kesempatan dan kemudahan dalam menerima informasi yang baru,dari penelitian tersebut banyak ibu yang cenderung memiliki tingkat pendidikan tamat SLTP dengan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga. Tingkat pengetahuan gizi ibu ditemukan hampir seluruhnya dalam kriteria cukup baik, yaitu sebesar 98%. Hasil uji statitik didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan kejadian obesitas (p = 0.323)14. Pengetahuan dan obesitas ini tidak terdapat hubungan signifikan karena nilai P =0.430 >0.05. Kenyataan ini sesuai dengan teori Seseorang yang tingkat pengetahuan baru ke tingkat awal yaitu tahu dapat diartikan seseorang mengingat materi yang sudah dipelajari sebelumnya, namun belum berarti seseorang mengingat mengingat materi yang sudahh dipelajari sebelumnya,namun belum berarti seseorang itu berada ditingkat aplikasi yang artinya seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi nyata dalam kehidupan12. KESIMPULAN 1. Pengetahuan Ibu di desa Pahaleten relatif rendah hal ini ditunjukan oleh
2.
3.
4.
5.
1.
2.
banyaknya responden dengan pengetahuan yang kurang yaitu 29 responden (76,3%) , pengetahuan sedang 7 responden (18,4%), dan pengetahuan yang baik 2 responden(5,3%) . Pola makan Ibu di Desa Pahaleten relatif baik yaitu 16 responden (42,1%), pola makan yang kurang yaitu 11 responden (28,9 %) dan pola makan sedang yaitu 11 responden (28,9 %)12. Status Gizi Ibu kebanyakan obesitas yaitu sebanyak 26 orang yang terdapat pada Usia ≥ 41 Tahun. Tidak terdapat hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan status Gizi berdasarkan analisis statistik melalui Uji Fizher Terdapat hubungan antara pola makan dengan status gizi pada Ibu berdasarkan analisis statistik melalui Uji Fizher SARAN Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan Pengetahuan Gizi Ibu mengenai obesitas terutama pada aspek kegemukan, cara mencegah obesitas, penyebab kegemukan, dan dampak negatif kegemukan. Memberikan Informasi kepada Masyarakat untuk lebih meningkatkan pola makan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA 1. Novitasary D, Nelly Mayulu, Shirley E.S Kawengian. 2013. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur peserta Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado.Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2.http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p hp/ebiomedik/article/view/3255/279 9Diakses :10 maret 2015,14:35 2. Andriardus M. 2011. Hubungan Antara Pola Makan dan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Berat Badan
77
GIZIDO Volume 8 No. 2 November 2016 Hubungan Pengetahuan Riani T, dkk
Lebih pada Remaja. (SKRIPSI).Universitas Diponogoro. Diakses :27 maret 2015 ,11:08 3. Novitasary D, Nelly Mayulu, Shirley E.S Kawengian. 2013. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Wanita Usia Subur peserta Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado.Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2.http://ejournal.unsrat.ac.id/index.p hp/ebiomedik/article/view/3255/279 9Diakses :10 maret 2015,14:35 4. Supariasa. 2002. Penilaian status gizi. Buku kedokteran 5. Isnaini,Agus santoso,Eny Winaryati . 2012. Hubungan Pengetahuan Obesitas dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul pada Ibu Rumah Tangga di Desa Pepe Krajan Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan.Jurnal Gizi Universitas Muhammadiah Semarang.Volume 1. http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses :10 maret 2015 ,18:55 6. Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Buku Kesehatan 7. Bidjuni H, Sefti Rompas, Meisy Indriany Bambuena. Hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada anak usia 8-10 tahun di SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado 8. Instalasi Gizi RSSA. 2014. Panduan pengkajian dan perhitungan kebutuhan Gizi. 9. Hasdiananh H.R.dkk . 2014. Gizi pemanfaatan Gizi,dan Obesitas. Medical Book 10. Erpridawati D Y. 2012. Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi dengan Status Gizi Siswa SMP DI Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar. 11. Aflah R H,Rahayu Indiasari,Yustini. 2014. Hubungan Pola makan dengan kejadian Obesitas pada Remaja Di SMA Katolik Cendrawasih.http://repository.unha s.ac.id/bitstream/handle/123456789 /10878/RIZKA%20RUHUL%20AFL
AH%20K21110105.pdf?sequence= 1. Diakses :27 maret 2015 ,12:48 12. Erpridawati D Y. 2012. Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi dengan Status Gizi Siswa SMP DI Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar. 13. Merisya, Eryati Darwin, Detty Iryani. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan kejadian Obesitas Anak Di SD Islam Al-Azhar 32 Padang. Jurnal Kesehatan.