HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM MENCEGAH KEJADIAN SKABIES DI DESA LAKSANA MEKAR Gentiara Surya Prativi * M. Yunita Indriarini ** Linda Sari Barus *** Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah adanya kejadian luar biasa skabies (8 orang positif skabies, 22 orang mengalami gejala) di Desa Laksana Mekar dan sikap keluarga yang pasif dalam menjalani pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar. Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei tungau berukuran kecil yang hidup di dalam kulit penderita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross- sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik stratified random sampling dengan jumlah sampel 233 KK. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Guttman untuk variabel pengetahuan dan skala Likert untuk variabel sikap, analisa data menggunakan distribusi frekuensi untuk analisa univariat dan chi-square untuk analisa bivariat. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar dengan Pvalue < a. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi, pengalaman, dan usia. Peneliti menyarankan sikap keluarga perlu diwujudkan menjadi perilaku yang mendukung pencegahan kejadian skabies. Diharapkan puskesmas dapat mengobservasi perilaku masyarakat secara berkelanjutan dan memotivasi masyarakat untuk mempertahankan sikap mendukung pencegahan kejadian skabies di Desa Laksana Mekar. Kata kunci : Skabies, Desa Laksana Mekar
PENDAHULUAN Penyakit kulit merupakan masalah yang kompleks. Faktor yang mempengaruhi penyakit kulit di antaranya adalah faktor kebersihan, daya tahan tubuh (imunitas), kebiasaan, atau perilaku sehari-hari (makanan, pergaulan, atau pola hubungan) seksual, faktor fisik, bahan kimia, mikrobiologi, serta faktor lingkungan. Masalah pada sistem integumen banyak macamnya, beberapa masalah dapat disebabkan oleh infeksi virus (misal herpes simpleks dan herpes zoster), infeksi bakteri (misal kusta), inflamasi oleh jamur (misal tinea kruris, tinea vesikolor, dan tinea pedis), atau infestasi parasit (misal skabies dan pedikulosis) (Loetfia, 2008: 9). Skabies adalah penyakit infeksi kulit menular dengan manifestasi keluhan gatal pada lesi terutama pada waktu malam hari yang disebabkan tungau Sarcoptes scabiei var
hominis.Penyakit skabies adalah penyakit kulit yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Penyakit ini disebut penyakit masyarakat karena banyaknya masyarakat Indonesia yang menderita penyakit ini. Skabies banyak diderita oleh masyarakat dengan hygiene yang buruk dan juga lingkungan yang padat karena disebabkan oleh parasit sejenis kutu. Kutu ini mudah sekali berpindah dari hospes satu ke hospes yang lain (Loetfia, 2008: 76). Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (2012) menyatakan bahwa skabies menjadi kejadian luar biasa di Desa Laksana Mekar karena ditemukannya 8 warga di Desa Laksana Mekar positif terjangkit skabies dan 22 orang menunjukkan gejala terjangkit skabies. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat dengan dibantu Puskesmas Padalarang menjalankan program pengobatan bagi warga Desa Laksana Mekar.
Hubungan Pengetahuan dengan ….. (Gentiara, M. Yunita, Linda Sari; 2013)
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar karena meninjau dari sikap masyarakat yang kurang antusias akan pengobatan, lingkungan pemukiman yang padat, kurangnya sumber air bersih, serta pemakaian peralatan mandi seperti handuk secara bersama-sama, kemungkinan masyarakat terjangkit penyakit skabies kembali sangat besar. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1) mendeskripsikan karakteristik responden, 2) mengidentifikasi pengetahuan keluarga dalam mencegah kejadian skabies, 3) mengidentifikasi sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies, dan 4) mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar.
TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Ilmu Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. (Notoatmodjo dalam Efendy, 2009: 101). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat sebagai berikut : 1) tahu, 2) Memahami, 3) aplikasi, 4) analisis, 5) sintesis, dan 6) evaluasi. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain adalah pendidikan, informasi/media massa, sosial, budaya, dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia. 2. Sikap Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo dalam Wawan, 2010: 27). Sikap memiliki 5 fungsi sebagai berikut (Attkinson dalam Sunaryo, 2004: 199) : 1) fungsi instrumental, 2) fungsi pertahanan ego, 3) fungsi nilai ekspresi, 4) fungsi pengetahuan, dan 5) fungsi penyesuaian sosial. 3. Keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman dalam Suprajitno, 2004: 1). Lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut : 1) fungsi afektif, 2) fungsi sosialisasi, 3) fungsi reproduksi, 4) fungsi ekonomi, 5) fungsi perawatan kesehatan. 4. Skabies Skabies merupakan kasus infestasi yang sering ditemukan dan diakibatkan tungau Sarcoptes scabiei dan ditularkan dengan kontak jarak dekat antara manusia dengan manusia (Anderson, 2006: 1466). Kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu kamar 210C dengan kelembaban relatif 40-80%. Kutu betina berukuran 0,4-0,3 mm. Kutu jantan membuahi kutu betina, dan kemudian mati. Kutu betina, setelah impregnasi, akan menggali lobang ke dalam epidermis; kemudian membentuk terowongan di dalam stratum korneum. Kecepatan menggali terowongan 1-5 mm/hari. Gejala klinis yang menjadi dasar diagnosis skabies adalah rasa gatal yang hebat, yang terutama terjadi pada malam hari. Lokasi kelainan kulit yang sering dijumpai adalah di daerah sela-sela tangan dan kaki, ketiak, daerah umbilicus, dan daerah sekitar putting. Krim permetrin 5% (Elimite) merupakan skabisid yang sedikit lebih efektif dari pada lindane. Penderita sebagai sumber infeksi harus diobati dengan sempurna. Kontak dengan penderita, baik manusia maupun hewan harus dihindari. Selain itu selalu menjaga kebersihan badan dengan mandi dua kali sehari dengan sabun secara teratur serta menjaga kebersihan, mencuci dan merendam dalam air mendidih alas tidur dan alas bantal yang digunakan penderita (Soedarto,2009: 120).
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif desain deskriptif korelasional dengan pendekatan crosssectional yang meneliti tentang hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam mencegah penyakit skabies di Desa Laksana Mekar kecamatan Padalarang. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 9 RT dengan 450 KK(Kepala Keluarga). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 233 KK atau 52% dari jumlah populasi. Penelitian ini
Hubungan Pengetahuan dengan ….. (Gentiara, M. Yunita, Linda Sari; 2013)
menggunakan teknik probability sampling yaitu teknik stratified random sampling. Kriteria inklusi dari sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Tidak mengalami cacat tubuh seperti buta, bisu atau tuli. 2. Diwakilkan oleh pasangannya atau yang dituakan dalam keluarga jika kondisi tidak memungkinkan seperti sakit atau sedang berada di luar kota. 3. Dewasa/berumur di atas 18 tahun. 4. Kepala keluarga dalam nuclear family (keluarga inti). Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan keluarga dan sikap keluarga adalah kuesioner tertutup atau berstruktur. Kusioner dalam penelitian ini diuji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan. Uji validitas dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 30 responden kepala keluarga di Desa Laksana Mekar yang tidak terpilih menjadi responden dalam penelitian. Hasil dari proses komputerisasi memberikan nilai Spearman untuk kuesioner pengetahuan dengan skala pengukuran sebesar 0,818. Hasil dari proses komputerisasi memberikan nilai Cronbach alpha untuk kuesioner sikap dengan skala pengukuran sebesar 0,839. Analisa univariat pengetahuan dan sikap dihitung dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi. Analisa bivariat menggunakan uji Chi Square dengan probabilitas 5%. Penelitian ini mengacu pada Pedoman Nasional Etika Penelitian Kesehatan (KNEPK- Depkes RI, 2004). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April Juni 2013 di Desa Laksana Mekar Kampung Tipar Timur.
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Analisa univariat a. Pengetahuan Keluarga dalam Mencegah Kejadian Skabies Distribusi frekuensi responden tentang pengetahuan keluarga dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Pengetahuan Keluarga dalam Mencegah Kejadian Skabies di Desa Laksana Mekar(n=233) Pengetahuan Frekuensi Presentase (n) (%) Baik 110 47.2 Cukup 88 37.8 Kurang 35 15.0 Total 233 100 Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan data bahwa sebagian (47,2%) responden memiliki pengetahuan baik tentang mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar. b. Sikap Keluarga dalam Mencegah Kejadian Skabies Distribusi frekuensi responden tentang sikap keluarga dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Sikap Keluarga dalam Mencegah Kejadian Skabies di Desa Laksama Mekar(n=233) Sikap Frekuensi Presentase (n) (%) Mendukung 141 60.5 Tidak 92 39.5 Mendukung Total 233 100 Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan data bahwa sebagian besar (60,5%) responden memiliki sikap mendukung dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar.
Analisa Bivariat Analisa hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies dapat dilihat dari tabel 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3 Analisa Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Keluarga dalam Mencegah Kejadian Skabies di Desa Laksana Mekar
Pengetahuan
Pvalue = 0.008
Baik Cukup Kurang
Sikap Mendukung Tidak Mendukung n % n % 77 33.1 33 14.2 49 21.0 39 16.7 15 6.4 20 8.6 Ha = diterima
Hubungan Pengetahuan dengan ….. (Gentiara, M. Yunita, Linda Sari; 2013)
Tabel 4.3 menunjukkan hasil analisis hubungan analisis hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies, diperoleh bahwa ada 77 (70%) KK memiliki pengetahuan baik dengan sikap mendukung dan 33 (30%) KK memiliki pengetahuan baik tetapi dengan sikap tidak mendukung. Hasil uji Chi-square diperoleh Pvalue=0,008 dibandingkan nilai koefisien alpha (a) = 0,05, maka P value < a, hal ini dapat disimpulkan bahwa Ha gagal tolak sehingga ada hubungan antara pengetahuan keluarga dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar.
Pembahasan Pengetahuan dapat dipengaruhi dari informasi yang diterima. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan (Riyanto, 2013; 6). Responden dalam penelitian ini mendapatkan informasi tentang penyakit skabies dari informasi non formal dan formal yaitu informasi non formal melalui interaksi sosial yang sering mereka adakan setelah melakukan kegiatan keagamaan pada hari Jumat dan informasi formal berasal dari kegiatan penyuluhan mahasiswa tentang skabies. Sikap keluarga di Desa Laksana Mekar, 60,5% mendukung pencegahan kejadian skabies. Sikap ini didasari dengan pengalaman 20 (8,6%) responden yang pernah mengalami skabies. Pengalaman yang dialami keluarga yang pernah menderita penyakit skabies dapat menjadi salah satu komponen afektif yaitu rasa senang atau tidak senang terhadap suatu obyek. Hal tersebut sesuai dengan teori yaitu untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat (Wawan, 2010). Peneliti mendapatkan hasil uji Chisquare dengan Pvalue=0,008 sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar. Pengetahuan kepala keluarga mempengaruhi sikap kepala keluarga dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar. Kondisi ini dapat
dipengaruhi beberapa faktor, misalnya pengaruh orang lain yang dianggap penting. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya kegiatan bertukar informasi setelah acara keagamaan pada hari Jumat di Desa Laksana Mekar yang juga diikuti oleh Ketua RT (Rukun Tetangga). Hal tersebut juga sesuai dengan teori yaitu sikap memiliki fungsi penyesuaian sosial dimana sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat (Attkinson dalam Sunaryo, 2004: 199). Masyarakat dengan pengetahuan yang baik cenderung memiliki sikap mendukung sebanyak 70%. Hal tersebut juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa komponen kognitif adalah komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempresepsi terhadap sikap (Wawan, 2010, 32). Pengetahuan masyarakat yang baik dipengaruhi oleh informasi baik formal ataupun non formal, informasi tentang skabies di Desa Laksana Mekar didapatkan dari mahasiswa yang mengadakan praktek kerja lapangan dan mengadakan penyuluhan tentang skabies. Informasi tersebut dapat mempengaruhi sikap masyarakat terhadap pencegahan penularan skabies yang sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ajaran dari lembaga pendidikan sangat menentukan sistem kepercayaan, tidaklah mengherankan jikalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap (Notoatmodjo, 2007).
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengetahuan didapatkan bahwa sebagian (47,2%) responden memiliki pengetahuan baik, sedangkan 37,8% memiliki pengetahuan cukup dan 15,0% memiliki pengetahuan kurang tentang mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar. 2. Sikap didapatkan bahwa sebagian besar (60,5%) responden memiliki sikap mendukung dan 39,5% responden memiliki sikap tidak mendukung dalam mencegah kejadian skabies di Desa Laksana Mekar.
Hubungan Pengetahuan dengan ….. (Gentiara, M. Yunita, Linda Sari; 2013)
3.
Adanya hubungan pengetahuan keluarga dengan sikap keluarga dalam mencegah kejadian scabies dengan Pvalue 0,008<0,05.
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti yaitu : 1. Bagi Masyarakat Kampung Tipar Timur Peneliti menyarankan KK yang ada di Kampung Tipar Timur mewujudkan sikapnya menjadi perilaku dalam mendukung pencegahan kejadian skabies di Kampung Tipar Timur. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan acara bersama membersihkan lingkungan 1x setiap minggu dan pencegahan tertularnya penyakit skabies. Masyarakat Kampung Tipar Timur juga diharapkan membangun tempat penampungan air di masing-masing rumah atau secara berkelompok sebagai persediaan air di saat musim kemarau. 2. Bagi Puskesmas Padalarang Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut : a. Puskesmas Padalarang dapat melibatkan kader kesehatan yang ada di Desa Laksana Mekar untuk mengobservasi perilaku masyarakat dalam mencegah kejadian skabies secara berkelanjutan. b. Puskesmas Padalarang dapat mengobservasi/ melakukan supervisi program-program yang telah dilaksanakan seperti program membersihkan lingkungan 1x seminggu. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya untuk menjadikan hasil penelitian sebagai data pendukung dan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan desain analitik untuk mengetahui sejauh mana hubungan motivasi keluarga dengan perilaku keluarga dalam mencegah kejadian skabies. 4. Bagi STIKes Santo Borromeus Peneliti menyarankan agar STIKes menjadikan hasil penelitian ini sebagai tambahan data untuk membantu pelaksanaan program pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan penyakit skabies.
DAFTAR PUSTAKA Anderson, S dan Lorraine M. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Prosesproses Penyakit, ed.6, Vol.2. Jakarta : EGC Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta __________. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta : Rineka Cipta Azizah, Ifa Nur. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Pemulung Tentang Personal Hygiene dengan Kejadian Skabies Pada Balita di Tempat Pembuangan Akhir Kota Semarang dalam http://jurnal.abdihusada.com, diunduh 2 Juli 2013 Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan, Buku Pertama. Jakarta : Refika Aditama ________. 2013. Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan dan Sikap dalam penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Dwi,
LR. 2007. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen. Jakarta : EGC
Hidayat, AAA. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Muttaqin, A. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: EGC Narayani, Icca. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga terhadap Sikap Keluarga dalam Pemberian Perawatan Activities Daily Living (ADL) pada Lansia di Rumah di Desa Tanjungrejo Margoyoso Pati dalam http://publikasiilmiah.ums.ac.id:8080, diunduh 2 Juli 2013 Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Hubungan Pengetahuan dengan ….. (Gentiara, M. Yunita, Linda Sari; 2013)
____________________. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Wong, Donna L, et al. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, ed 6 vol 2. Jakarta : EGC
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik ed 4 vol 2. Jakarta : EGC SAAD. 2008. Pengaruh Faktor Higiene Perorangan terhadap Angka Kejadian Skabies di Pondok Pesantren An-Najach Magelang dalam http://eprints.undip.ac.id/24416/1/Saa d. pdf, diunduh 29 November 2012 Setiawati, Santun. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Media _______________. 2009. Asuhan Keperawatan Keluarga, Konsep dan Aplikasi Kasus. Yogyakarta : Mitra Cendikia Soedarto.
2009.
Penyakit
Menular
di
Indonesia cet 1. Jakarta : Sagung Seto Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan cet 1. Jakarta : EGC Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Muha Medika
Hubungan Pengetahuan dengan ….. (Gentiara, M. Yunita, Linda Sari; 2013)