HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT SCHISTOSOMIASIS DI DESA PUROO KEC. LINDU KAB. SIGI Vail Alfadri A. Mahmud1, Yusran Haskas2, Akmal3 1STIKES
Nani Hasanuddin Makassar Nani Hasanuddin Makassar 3STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES
(Alamat Respondensi:
[email protected]/085696284120)
ABSTRAK Penyakit menular sampai saat ini masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian penduduk dunia. Schistosomiasis sendiri telah mempengaruhi kurang lebih 240 juta penduduk dunia, dan ada sekitar 700 juta penduduk tinggal di daerah endemis. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu kedalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), psikomotor (psychomotor). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Desa Puro Kec. Lindu Kab. Sigi. Metode penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini yaitu semua kepala keluarga yang ada di desa puroo berjumlah 234 orang sampel penelitian yaitu 37 orang. Penelitian ini dilakukan selama 1 minggu yaitu mulai dari tanggal 21 sampai 28 Januari 2015. Setelah data diolah dan dianalisa, maka didapatkan probabilitas (p < α = 0,05). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Desa Puro Kec. Lindu. Disarankan kepada pemerintah dan tokoh masyarakat mendukung program penanggulangan pencegahan penyakit schistosomiasis secara efektif serta memberi dorongan motifasi kepada masyarakat sehingga dapat merubah sikap dan perilakunya. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Schistosomiasis
PENDAHULUAN Penyakit menular sampai saat ini masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian penduduk dunia. Upaya pemberantasan dan pengendalian penyakit menular sering kali mengalami kesulitan karena banyak faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit-penyakit menular tersebut. Lingkungan hidup daerah tropis dapat menjadi penyebab infeksi penyakit menular berbagai jenis organisme golongan bakteri, cacing, protozoa, virus dan jamur yang berkembang biak dengan baik (Soedarto,2009). Schistosomiasis merupakan salah satu penyakit parasit terpenting dalam kesehatan masyarakat. Bahkan menurut WHO, schistosomiasis dianggap suatu penyakit kemiskinan yang mengarah kegangguan kesehatan kronis. Infeksi diperoleh ketika manusia kontak dengan air tawar yang terdapat serkaria dari cacing parasit darah, yang dikenal sebagai schistosoma.
Schistosomiasis sendiri telah mempengaruhi kurang lebih 240 juta penduduk dunia, dan ada sekitar 700 juta penduduk tinggal di daerah endemis. Infeksi ini sering terjadi di daerah tropis dan sub-tropis, dimana masih banyak ditemukan masyarakat yang tidak memiliki air minum dan sanitasi yang memadai. Schistosomiasis dibagi menjadi urogenital disebabkan oleh Schistosoma haematobium dan Schistosomiasis intestinal yang disebabkan oleh salah satu organisme S. guineensis, S. intercalatum, S.mansoni, S. japonicum, dan S. Mekongi (WHO,2014). Khususnya di Indonesia penyakit ini pertama kali ditemukan di Lembah Lindu pada tahun 1937 (Brug & Tesch), sedangkan hospes perantaranya baru ditemukan pada tahun1971, yang kemudian diidentifikasi oleh Davis dan Carney (1972) sebagai Oncomelania Hupensis Lindoensis. Sulawesi Tengah merupakan satu–satunya propinsi dari 33 propinsi di Indonesia yang endemis Schistosomiasis, penyakit ini terdapat di 2
180 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ● ISSN : 2302-1721
kabupaten dari 11 kabupaten /kota yang ada di Sulawesi Tengah, tepatnya di Lembah Lindu Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi, Lembah Napu Kecamatan Lore Utara, Lore Timur dan Lore Piore, Lembah Besoa Kecamatan Lore Tengah dan Lembah Bada Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso. Prevalensi penyakit schistosomiasis pada tahun–tahun sebelumnya berada pada kondisi <1% namun pada tahun 2007 (1,40%), 2008 (2,20%), 2009 (3,06%) dan pada tahun 2010 (4,51%). Dari 3 desa yang disurvey di Lembah Lindu Kec. Lindu Kab. Sigi dengan jumlah penduduk yang diperiksa 2.112 jiwa, yang mengumpulkan tinja 1.684 jiwa (79,7%), terdapat 45 jiwa (2,7%) yang positif schistosomiasis, Infection Rate keong 3,5% dan Infection Rate tikus 1,8%. Pada semester II dari 4 desa yang disurvei dengan jumlah penduduk 1.590 jiwa yang diperiksa 1.119 jiwa (77,8%). Terdapat 10 jiwa (0,9%) positif schistosomiasis, Infection Rate keong 3,5% dan Infection Rate tikus 12,5% ( Profil Kesehatan Sulteng, 2011). Pada tahun 2012 berdasarkan survey pemeriksaan tinja pada masyarakat didua tempat yaitu Ke. Lindu dan Napu di temukan prevalensi sebanyak 1,3%, dan untuk data terakhir tahun 2013 meningkat menjadi 1,82% (Balai Litbang P2B2 Donggala, 2014). Hasil dari wawancara langsung dengan kepala desa puroo, dari jumlah masyarakat 936 jiwa dan 234 kk dengan 90% pekerjaan masyarakat sebagai petani, masih ada sebagian masyarakat yang mengalami perubahan perilaku terhadap schistosomiasis. Masyarakat terlihat tidak merasa takut lagi terhadap schistosomiasis bahkan tidak lagi memakai alat pelindung diri seperti sepatu boat dalam melakukan aktifitas di daerah sekitar focus keong. Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga Dalam Pencegahan Schistosomiasis di Desa Puro Kec. Lindu Kab. Sigi”. Pengobatan penderita secara masal pada seluruh penduduk di daerah endemis merupakan tindakan pencegahan yang efektif, selain itu harus dilakukan juga perbaikan lingkungan hidup untuk mencegah pencemaran perairan oleh tinja, serta pemberantasan siput yang menjadi hospes perantara cacing schistosoma. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel Jenis penelitian yang adalah Analitik, menggunakan
Cross Sectional untuk melihat adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku kepala keluarga dalam pencegahan schistosomiasis. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi, Palu Sulawesi Tengah dari tanggal 21 sampai 28 Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang berada di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi sebanyak 234 orang. Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling. Sampel yang digunakan yaitu sebagian dari kepala keluarga di desa Puroo yang pekerjaaannya sebagai petani. Teknik sampling yang digunakan yaitu Probability Sampling dengan jenis Cluster Sampling (Area Sampling) membagi dari 3 titik area fokus keong. 1. Kriteria inklusi : a. Semua kepala keluarga yang ada di Desa Puroo saat penelitian berlangsung. b. Kepala keluarga di Desa Puroo yang bersedia menjadi responden. c. Kepala keluarga di Desa puroo yang bisa memahami bahasa Indonesia 2. Kriteria eksklusi : a. Kepala keluarga di Desa Puroo yang kebetulan tidak berada di tempat saat penelitian berlangsung. b. Kepala keluarga di Desa Puroo yang tidak ingin menjadi responden. c. Kepala keluarga di Desa puroo yang hanya bisa berbahasa daerah. Langkah Pengolahan Data a. Editing Hasil wawancara yang dikumpulkan melalui kuesioner disunting terlabih dahulu. Jika masih ada data yang tidak legkap dan tidak mungkin dilakukuan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan. b. Coding Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Entry Data, yakni beberapa jawaban dari masingmasing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukan kedalam program atau “software” computer. d. Cleaning Membersihkan data data dan melihat variabel yang .digunakan apakah datanya sudah benar atau belum.
digunakan rancangan
181 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ● ISSN : 2302-1721
Analisa Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua varriabel yang di duga berhubungan atau berkorelasi dengan menggunakan uji chi square, dengan tingkat kepercayaan 95 % dan kemaknaan 0,05. Apabila hasil uji statistik diperoleh nilai p ≤ 0,05 berarti Ho ditolak (ada hubungan) dan jika nilai p > 0,05 berarti Ho diterima (tidak ada hubungan) (Notoatmodjo, 2012). HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Schistosomiasis di Desa Puroo Pengetahuan n % Baik 20 54,1 Kurang Baik 17 45,9 Total 37 100.0 Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukan bahwa distribusi pengetahuan kepala keluarga yang berpengetahuan baik lebih banyak yaitu 20 orang (54,1%), sedangkan yang berpengetahuan kurang baik yaitu 17 orang (45,9%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sikap Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Schistosomiasis di Desa Puroo Sikap n % Baik 23 62,2 Kurang Baik 14 37,8 Total 37 100.0 Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa distribusi sikap kepala keluarga yang baik lebih banyak yaitu 23 orang (62,2%), sedangkan yang bersikap kurang baik yaitu 14 orang (37,8%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Perilaku Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Schistosomiasis di Desa Puroo Perilaku n % Baik 19 51,4 Kurang Baik 18 48,6 Total 37 100.0
Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa distribusi perilaku kepala keluarga yang berperilaku baik lebih banyak yaitu 19 orang (51,4%), sedangkan yang berperilaku kurang baik yaitu 18 orang (48,6%). 2. Analisis Bivariat Tabel 4 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Kepala Keluarga terhadap Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi Perilaku Pencegahan Jumlah Penge Baik Kurang tahuan n % n % n % Baik 14 37,8 6 16,2 20 54,1 Kurang 5 13,5 12 32,4 17 45,9 Jumlah 19 51,3 18 48,6 37 100.0 ρ = 0,014 Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa terdapat 14 responden (37,8%) yang berpengetahuan baik dan perilaku pencegahan penyakit Schistosomiasis tergolong kategori baik. Sedangkan terdapat 12 responden (32,4%) yang berpengetahuan kurang baik dan perilaku pencegahan penyakit Schistosomiasis tergolong kategori kurang baik. Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,014 yang berarti kurang dari α (0,05). Demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyakit Schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi, sehingga dapat di simpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Tabel 5, Hubungan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga terhadap Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi Perilaku
Jumlah
Sikap
Baik Kurang n % n % n % Baik 15 40,5 8 21,6 23 62.2 Kurang 4 10,8 10 27,1 14 37.8 Jumlah 19 51,3 18 48,6 37 100.0 ρ = 0,031 Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa terdapat 15 responden (40,5%) yang bersikap baik dan perilaku pencegahan penyakit Schistosomiasis tergolong kategori baik. Sedangkan terdapat 10 responden (27,1%) yang bersikap kurang baik dan perilaku
182 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ● ISSN : 2302-1721
pencegahan penyakit Schistosomiasis tergolong kategori kurang baik. Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,031 yang berarti kurang dari α (0,05). Demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku pencegahan penyakit Schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi. Dengan demikain dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. PEMBAHASAN 1. Hubungan pengetahuan dengan perilaku keluarga terhadap pencegahan penyakit Schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa dari 20 responden yang berpengetahuan baik menunjukkan ada 14 (37,8%) responden yang berperilaku baik dan 6 (16,2%) yang berperilaku kurang baik dalam pencegahan penyakit schistosomiasis. Sedangkan dari 17 responden yang berpengetahuan kurang baik menunjukkan ada 5 (13,5%) yang berperilaku baik dan 12 (32,4%) yang berperilaku kurang baik dalam melakukan pencegahan schistosomiasis. Dari hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji chi-square diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku kepala keluarga terhadap pencegahan penyakit dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (p = 0,014 < α = 0,05). Demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku pencegahan penyakit Schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi. Jadi H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini juga tidak sejalan dengan apa yang dikatakan Ni Nyoman Verdiana dalam penelitiannya yang mengatakan pengetahuan tidak bermakna dengan perilaku mencegah penularan meskipun proporsi perilaku kurang lebih tinggi pada kelompok dengan pengetahuan kurang (66,9%) dibandingkan dengan pengetahuan baik (54,9%). 2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Kepala Keluarga terhadap Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi. Menurut hasil analisis bivariat diperoleh bahwa dari 23 resonden yang mempunyai sikap baik menunjukkan ada 15 (40,5%) responden yang berperilaku baik dan 8 (21,6%) yang berperilaku
kurang baik dalam pencegahan penyakit schistosomiasis. Sedangkan dari 14 responden yang mempunyai sikap kurang baik menunjukkan ada 4 (10,8%) yang berperilaku baik dan 10 (27,1%) yang berperilaku kurang baik dalam melakukan pencegahan schistosomiasis. Dari hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakana antara sikap dengan perilaku kepala keluarga terhadap pencegahan penyakit dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% (p = 0,031 < α = 0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian Neydi Candra, yang mengatakan bahwa dengan pengalaman dan stimulant yang berulang-ulang ini orang secara sadar atau tidak sadar akan memiliki kecakapan teknis serta terampil dalam menghadapi segala bentuk kehidupannya masyarakat termasuk kehidupan untuk hidup sehat. Semakin banyak pengalaman seseorang tentang kemampuan teknis dan praktek dalam suatu kehidupan, akan dapat meningkatkan daya nalar sesorang untuk bertingkahlaku atau merubah perilaku ke arah yang lebih baik. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku kepala keluarga terhadap pencegahan penyakit schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi. 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku kepala keluarga terhadap pencegahan penyakit schistosomiasis di Desa Puroo Kec. Lindu Kab. Sigi. SARAN 1. Khusus untuk pemerintah terkait dalam penanggulangan infeksi schistosomiasis di Desa Puroo dapat memberikan penyuluhan secara maksimal dan rutin kepada masyarakat secara menyeluruh dalam pencegahan penyakit schistosomiasis. 2. Disarankan agar peran aktif pemeritah setempat dalam mendukung program penanggulangan pencegahan penyakit schistosomiasis secara efektif dalam hal ini sebagai penyedia sarana pendidikan serta pelayanan kesehatan sehingga dapat dapat menambah tingkat pengetahuan masyarakat serta dapat mengurangi jumlah prevalensi kejadian infeksi.
183 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ● ISSN : 2302-1721
3. Untuk seluruh tokoh masyarakat setempat agar kiranya dapat memberi dorongan motifasi kepada masyarakat sehingga dapat merubah sikap dalam berperilaku pencegahan penyakit schistosomiasis dan juga dalam berperilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. 4. Penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti yang lain di masa mendatang untuk dijadikan sebagai bahan bacaan dan meneruskan serta lebih
mendalaminya dalam segi penambahan variabel tentang fasilitas kesehatan. Khusus untuk pemerintah atau dinas terkait sebagai pengendali kejadian infeksi schistosomiasis di Desa puroo perlu adanya terobosan baru dalam hal ini fasilitas yakni pengadaan sepatu boat khusus yang diperuntukan untuk petani yang dapat dipergunakan dengan mudah ketika berada di area sawah.
DAFTAR PUSTAKA Ariani, Ayu Putri. 2014. Yogyakarta.
Aplikasi metode penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika:
Data Bank WHO. 2014. (http://www.who.int/schistosomiasis/en/), (Online), sitasi tanggal 10 Oktober 2014). Dewi M, dan Wawan A. 2010. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap danperilaku manusia. Nuha Medika: Yogyakarta. Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah. 2011. Profil kesehatan: Palu. Hasyimi H.M. 2010.mikrobiologi & parasitologi. Buku Kesehatan: Jakarta. Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekink Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta. Irianto, Koes. 2009. Panduan Praktikum parasitologi dasar Untuk Paramedis dan Nonmedis. CV. Yrama Widya: Bandung. Kementrian Pendidikan & Kebudayaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nani Hasanudin Makassar. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi 13: Makassar. Marimbi, Hanum. 2009. Sosiologi dan antropologi kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta. Ningsi. 2013. Pengetahuan dan perilaku kesehatan masyarakat lindu terhadap kejadian schistosomiasis di kabupaten sigi sulawesi tengah, (Online), (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/8e10d3b109f622b3 404e5292f81e143b.pdf, Sitasi tanggal 20 Januari 2015). Notoatmodjo, S. 2012. Metode penelitian kesehatan. Rineka cipta: Jakarta. Nurwidayati, Anis. 2008. Jurnal vektor penyakit (lokalitbang p2b2donggala),(Online),(http://www.bp4b2donggala. litbang.depkes.go.id/jurnals/kajian2008.pdf, Sitasi tanggal 10 Oktober 2014). Saebani, Beni Ahmad. 2012. Pengantar antropologi. CV Pustaka Setia: Bandung. Saragih, Rosita. 2010. Jurnal Darma Agung, Gambaran Perilaku masyarakat Tentang Pelayanan Puskesmas di Desa Sukaraya Kecamatan pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, (Online), (http://www.bpab2donggala.litbang.depkes.go.id/jurnals/kajian2008.pdf, sitasi tanggal10 Oktober 2014) Soedarto. 2011. Buku Ajar parasitologi kedokteran. CV Sagung Seto: Jakarta. Soetomo. 2012. Keswadayaan masyarakat. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Utari, Retno, 2014 . Taksonomi bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya ?, Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, (Online), (http://www.bppk.depkeu.go.id/Taksonomi.Bloom.Retno.pdf, sitasi tanggal 2 Desember 2014). Verdiana, Ni Nyoman. 2013. Media Litbangkes Vol 23, faktor-faktor yang berhubungan denagan perilaku masyarakat dalam mencegah penularan schistosomiasis di dua desa di dataran tinggi napu kabupaten poso sulawesi tengah, (Online), (http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/viewFile /3282/3276, sitasi tanggal 20 Januari 2015). Widoyono. 2011. Penyakit tropis Epidemologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasan. Erlangga: Jakarta.
184 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ● ISSN : 2302-1721