HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA PERANTAU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN HIV AIDS DI DESA TLOGOMULYO GUBUG GROBOGAN
Manuscript
OLEH : MOH SOFWAN G2A210013
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA PERANTAU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN HIV AIDS DI DESA TLOGOMULYO GUBUG GROBOGAN Moh Sofwan1 ,Ns. Siti Aisah, M.Kep, Sp.Kom 2 , Ali Rosidi, SKM, M.Si 3
Abstrak Kasus HIV/AIDS pada tahun 2010 terjadi peningkatan kasus sebanyak 591 kasus sehingga tercatat sebanyak 20.564 kasus dengan angka kematian sebanyak 3.936 kasus. Penyebaran penyakit ini yang sangat cepat tidak terlepas dari pengetahuan dan sikap orang-orang yang beresiko tinggi tertular penyakit ini. Salah satu kelompok resiko tinggi tertular penyakit HIV AIDS ini adalah pekerja perantau. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap pekerja perantau terhadap tindakan pencegahan HIV AIDS di Desa Tlogomulyo Gubug Semarang. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja perantau sebanyak 321 orang berasal dari Desa Tlogomulyo Gubug. Tehnik sampling yang digunakan adalah quota sampling dengan jumlah 64 orang. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan responden sebagian besar adalah baik yaitu 51,6%, sikap responden sebagian besar adalah mendukung yaitu 51,6% dan tindakan pencegahan sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebesar 53,1%. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan HIV AIDS pada pekerja perantau di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan dengan nilai p sebesar 0,000. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan pencegahan HIV AIDS di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan dengan nilai p sebesar 0,000. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diharapkan kepada instansi kesehatan dapat melakukan penyuluhan secara periodik mengenai bahaya dan cara penularan penyakit HIV AIDS dengan cara terjun langsung ke masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan pencegahan, HIV AIDS The Corelations of knowledge and attitudes of overseas workers to HIV AIDS prevention measures in the Tlogomulyo village Gubug Grobogan Abstract HIV / AIDS cases in 2010 was increasing as many as 591 cases so that there were 20,564 cases with a mortality rate as many as 3936 cases. The spread of this disease was very fast can not be separated from knowledge and attitudes of people who were high risk of contracting the disease. One of the groups at high risk of
1
contracting HIV-AIDS disease was the overseas workers. In relation with these conditions, the purpose of this study was to determine the corelations of overseas workers' knowledge and attitudes towards HIV-AIDS prevention measures in the Tlogomulyo village of Gubug. The design of this study was descriptive correlational with cross-sectional approach. The population in this study was the overseas workers as many as 321 people from the Tlogomulyo village Gubug. Tekik sampling used was quota sampling by the number of 64 people. Research result found the majority of respondents knowledge was good, it was 51.6%, the attitude of the majority was in supported, it was 51.6% and preventive measures were mostly in either category that was 53.1%. Analysis results showed that there was a significant correalation between knowledge with HIV AIDS prevention measures in workers from the Tlogomulyo village Gubug Grobogan with p value 0.000. There was a significant correlation between attitudes with HIV AIDS prevention measures in the Tlogomulyo village Gubug Grobogan with p value 0.000. Based on these results it was expected that the health agency can perform periodic counseling about the dangers of HIV AIDS modes of transmission of disease by going directly to the public to enhance public knowledge.
Keywords: Knowledge, Attitude, Prevention, HIV AIDS PENDAHULUAN AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang ditandai dengan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh. Penderita AIDS mudah diserang infeksi oportunistik (infeksi yang disebabkan oleh kuman yang pada keadaan sistem kekebalan tubuh normal tidak terjadi) dan kanker dan biasanya berakhir dengan kematian (Iman, 2011). Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Grobogan yaitu pada tahun 2002 telah ditemukan 4 kasus. Kejadian ini terus meningkat hingga tahun 2009 menjadi 77 kasus. 31 orang diantaranya adalah berjenis kelamin laki-laki dan 39 orang berjenis kelamin perempuan. Jumlah kasus kematian akibat HIV/AIDS dilaporkan juga terus meningkat hingga 23 kasus kematian hingga tahun 2009. Khusus pada tahun 2011 di Kabupaten Grobogan ini ditemukan 18 kasus dan jika ditotal dari tahun 2002 hingga tahun 2011 telah terdapat 150 kasus (Dinkes Kabupaten Grobogan).
2
Desa Tlogomulyo merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas Gubug Kabupaten Grobogan. Desa dengan penduduk sekitar 6365 juga tidak terlepas dari kasus HIV/AIDS dimana pada tahun 2011 ini ditemukan 7 kasus HIV/AIDS dan 2 diantaranya telah meninggal dunia. Kejadian kasus ini dimungkinkan masih banyak yang tidak terlaporkan karena pada dasarnya fenomena HIV/AIDS ini bagaikan gunung es yang hanya nampak kecil di permukaan namun sebenarnya sangat besar kejadian yang sebenarnya.
Kejadian HIV/AIDS di desa ini dikarenakan penyebaran HIV/AIDS dapat terjadi melalui berbagai media seperti penggunaan jarum suntik bersama, hubungan seksual, transfusi darah dan perinatal (Myrnawati, 2000). Faktor yang menjadi penyebab penularan penyakit HIV/AIDS di desa Tlogomulyo ini sebagian besar adalah melalui hubungan seksual. Berdasarkan laporan Restri (2010) menyatakan bahwa saat ini terdapat 3,2 juta laki-laki yang menjaja seks komersial (PSK) di Indonesia. Hubungan seksual diduga menjadi penyebab terbesar pada kasus HIV/AIDS di Desa Tlogomulyo. Hal ini terjadi karena banyak warga laki-laki di desa ini yang mencari nafkah dengan cara merantau ke kota besar seperti Jakarta. Merantau dengan jangka waktu yang cukup lama menyebabkan penyaluran hasrat seksualnya dapat dilakukan dengan wanita penjaja seks. Hubugan seksual ini jika dilakukan dengan orang yang telah terinfeksi maka sangat dimungkinkan akan ikut terinfeksi. Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian terhadap masalah praktik orientasi perawat terhadap pasien baru yang dikaitkan dengan pengetahuan mereka. Untuk itu peneliti mengambil judul “ hubungan pengetahuan dan sikap pekerja perantau terhadap tindakan pencegahan HIV/AIDS di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan”.
3
METODOLOGI Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu melalui pengukuran data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada penentuan waktu secara bersama (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini seluruh pekerja perantau dari Desa Tlogomulyo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan
sebanyak 321 orang. Teknik sampling yang
digunakan adalah quota sampling yang berjumlah 64 pekerja perantau.
HASIL PENELITIAN Desa Tlogomulyo masuk wilayah Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, dengan jumlah penduduk sebanyak 6365 jiwa terdiri dari laki-laki 3335 jiwa dan perempuan 3030. Pendidikan warga sebagian besar SD, dengan mata pencaharian sebagian besar Petani dan perantau., berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata umur responden adalah 38 tahun dengan nilai median sebesar 38 tahun. Usia termuda adalah 20 tahun dan usia tertua adalah 50 tahun dengan standar baku sebesar 7,99 , sedangkan pendidikan responden adalah SLTP atau sederajat yaitu sebanyak 34 orang (53,1%), yang berpendidikan SD atau sederajat sebanyak 16 orang (25,0%) dan yang berpendidikan SLTA sebanyak 14 orang (21,9%).
Dari hasil penelitian dari variable pengetahuan dapat diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan pekerja perantau tentang HIV AID adalah kategori baik yaitu sebanyak 33 orang (51,6%), dan yang pengetahuannya kurang sebanyak 31 orang (48,4%), pada variable sikap didapatkan untuk kategori mendukung yaitu sebanyak 33 orang (51,6%), dan kategori sikap tidak mendukung sebanyak 31 orang (48,4%). Berdasarkan tindakan pencegahan dalam kategori baik sebanyak 34 orang (53,1%), dan yang tindakan pencegahannya tidak baik sebanyak 30 orang (46,9%).
4
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan korelasi Rank Spearman pada hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,455 dengan nilai p sebesar 0,000 (P< 0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan HIV AIDS pada pekerja perantau dari Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan. Berdasarkan pendapat Hasan (2004) rentang korelasi antara 0,40-0,70 adalah dalam kategori hubungan yang cukup. Tabel 1 Hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan HIV AIDS pada pekerja perantau di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan Maret 2012 (n = 64) Variabel Hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan HIV AIDS
n 64
R 0,455
p 0,000
Berdasarkan diagram scater plot dapat diketahui bahwa kemiringan garis linier bergerak dari bawah ke atas yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kedua variabel. Artinya apabila pengetahuan semakin baik maka tindakan pencegahan terhadap HIV/AIDS juga akan menjadi semakin baik dan sebaliknya.
28
26
24
Tindakan pencegahan
22
20
18
16
14 2
4
6
8
10
12
14
16
Pengetahuan
Diagram 1 Hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan korelasi Rank Spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,634 dengan nilai p sebesar 0,000 (P< 0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara sikap
5
dengan tindakan pencegahan HIV AIDS di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan. Berdasarkan pendapat Hasan (2004) rentang korelasi antara 0,4-0,70 adalah dalam kategori hubungan yang cukup. Tabel 2 Hubungan sikap dengan tindakan pencegahan HIV AIDS pada pekerja perantau di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan Maret 2012 (n = 64) Variabel Hubungan sikap dengan tindakan pencegahan HIV AIDS
N 64
R 0,634
P 0,000
Berdasarkan diagram scater plot dapat diketahui bahwa kemiringan garis linier bergerak dari bawah ke atas yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kedua variabel. Artinya apabila sikap tentang HIV/AIDS semakin baik maka tindakan pencegahan terhadap HIV/AIDS juga akan semakin baik dan sebaliknya. 28
26
24
Tindakan pencegahan
22
20
18
16
14 16
18
20
22
24
26
28
30
Sikap
Diagram 2 Hubungan sikap dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS
6
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang HIV/AIDS adalah dalam kategori baik yaitu sebanyak 51,6%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lubis dan Ester (2005) perilaku seksual dilihat dari pengetahuan yang diperoleh melalui penginderaan terhadap informasi baik itu dari media massa ataupun sumber lain, kemudian membentuk sikap dan akhirnya menimbulkan respon yang lebih jauh melalui tindakan. Pengetahuan seksual yang baik diharapkan dapat membentuk sikap dan tindakan seksual yang baik pula walaupun tidak selalu terjadi demikian.
Menurut Notoatmodjo (2007) sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin – pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Sumber pengetahuan responden tentang HIV/AIDS di desa Tlogomulyo didapatkan dari berbagai informasi baik dari penyuluhan tenaga kesehatan yang ada, brosur, majalah, penyuluhan dan media-media lain.
Menurut peneliti walaupun tingkat pendidikan mayoritas responden rendah yaitu 53,1 % ( 34 responden ) berpendidikan SMP namun tingkat pengetahuan mereka dalam kategori baik hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah adanya kejadian di desa tersebut telah terjadi kejadian beberapa orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS sehingga mereka berusaha untuk tahu dari kejadian tersebut supaya tidak terjadi pada diri mereka. Pengetahuan responden yang sebatas cara penularan virus HIV/AIDS melalui hubungan sex saja menjadi masalah tersendiri karena responden kurang mengetahui cara penularan lain misalkan melalui benda tajam yang telah terkontaminasi virus serta cara penularan yang lain, sehingga perlu penanganan lebih lanjut.
Hasil penelitian pada variable sikap responden sebagian besar adalah mendukung yaitu sebanyak 51,6%.artinya bahwa sebagian besar responden penelitian mendukung terhadap sikap pencegahan terhadap penyakit HIV/AIDS. Sikap
7
mendukung ini ditunjukkan melalalui jawaban dalam kuesioner terutama berkaitan dengan sikap penolakan penggunaan narkoba terutama jenis suntik, larangan terhadap istri untuk hamil jika ternyata positif terinfeksi HIV/AIDS, serta penolakan terhadap sikap berganti-ganti pasangan karena cara ini dianggap sangat beresiko menularkan virus HIV. Menurut Breckler dan Wiggins (Azwar, 2010) bahwa sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengaruh langsung tersebut dapat berupa predesposisi perilaku yang akan direalisasikan hanya apabila kondisi dan situasi memungkinkan.
Sikap positif ini menurut peneliti disebabkan karena responden telah memahami bahaya HIV/AIDS yang dapat menyebabkan kematian/ tidak dapat disembuhkan. Ancaman HIV/AIDS yang dapat menyerang siapa saja terutama terhadap orangorang yang tidak memperhatikan perilaku-perilaku yang beresiko terkena penyakit HIV/ AIDS, menjadikan responden penelitian merasa takut dan khawatir jika penyakit tersebut juga menyerang dirinya. Sifat positif yang mendukung ini diperoleh adanya kejadian kasus HIV/AIDS yang menimpa tetangga mereka, sehingga kejadian lagsung tersebut sangat kuat mempengaruhi sifat yang mendukung terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar tindakan pencegahan pekerja perantau terhadap HIV/AIDS adalah kategori baik yaitu sebanyak 53,1%. Tindakan pencegahan menurut peneliti ini merupakan perilaku terbuka yang dilakukan oleh responden dalam upaya mencegah agar dirinya tidak tertular virus mematikan ini. Tindakan nyata yang paling banyak dilakukan untuk mencegah tertularnya virus HIV/AIDS adalah apabila berhubungan sex dengan selain pasangan maka akan menggunakan kondom. Berdasarkan hasil jawaban pertanyaan pada aspek tindakan pencegahan tentang pencegahan jangka pendek, jawaban responden yang terbesar adalah penggunaan kondom jika berhubungan sex dengan selain pasangan yaitu sebanyak 55 orang (85,9%), ini sesuai dengan
8
penelitian Tiarlan (2008) ada upaya pencegahan yang positif pada mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat UI terhadap pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom. Upaya pencegahan Yang baik dalam mencegah penyebaran virus HIV/AIDS pada pekerja perantau ini terkait dengan tingkat pengetahuan yang baik serta adanya sifat yang mendukung yang terbentuk.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,455 dengan nilai p sebesar 0,000 sehingga dinyatalan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan terhadap HIV/AIDS pada pekerja perantau di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan. Angka koefisien korelasi sebesar 0,455 menunjukkan adanya hubungan yang cukup antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan yang dilakukan oleh responden. Hasil penelitian juga mendapatkan koefisien korelasi sebesar 0,634 dengan nilai p sebesar 0,000, sehingga dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan tindakan pencegahan terhadap HIV/AIDS pada pekerja perantau di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan. Angka koefisien korelasi sebesar 0,634 menunjukkan adanya hubungan yang cukup antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan yang dilakukan oleh responden.
Keterbatasan penelitian ini adalah saat pengambilan data hanya didasarkan pada pertanyaan kuesioner saja dan tidak dilakukan observasi secara mendalam sehingga tidak dapat mengetahui kondisi lebih detail dari tiap-tiap responden. Penelitian ini juga menemukan kendala yaitu adanya kekhawatiran dalam diri responden jika diikutsertakan dalam penelitian ini, namun setelah peneliti memberikan pengertian bahwa penelitian ini tidak berdampak apapun pada diri responden dan jaminan bahwa setiap jawaban responden akan dirahasiakan maka akhirnya responden setuju untuk berpartisipasi.
9
PENUTUP Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa pengetahuan responden sebagian besar adalah dalam kategori baik yaitu sebanyak 33 orang (51,6%).dan kategori kurang 31 orang (48,4%). Sikap responden sebagian besar dalam kategori mendukung yaitu sebanyak 33 orang (51,6%) dan kategori kurang mendukung (48,4%). Tindakan pencegahan terhadap HIV/AIDS sebagian besar juga dalam kategori baik yaitu sebanyak 34 orang (53,1%) dan kategori kurang baik 46,9%). Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada pekerja peranatauan dari Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan dengan nilai p sebesar 0,000. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan pencegahan HIV/AIDS di Desa Tlogomulyo Gubug Grobogan dengan nilai p sebesar 0,000. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi keluarga dan masyarakat tentang bahaya dan cara-cara penularan HIV/AIDS. Masyarakat dapat melakukan upaya menghindari penyebaran virus ini dengan tidak melakukan hubungan seksual dengan selain pasangan , bahaya dan cara-cara penularan HIV/AIDS. Instansi kesehatan diharapkan dapat melakukan penyuluhan secara periodik mengenai bahaya dan cara penularan penyakit HIV/AIDS dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan memberikan penyuluhan – penyuluhan kepada kelompok resiko tinggi terkait cara pencegahan serta cara penularan virus HIV / AIDS. Peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis hendaknya dapat meneliti lebih lanjut terkait penularan HIV/AIDS pada kelompok masyarakat pada faktor kebiasaan dan pengaruh lingkungan terhadap perilaku seksual beresiko terhadap penularan HIV/AIDS dengan menggunakan metodhe pengambilan data longituginal supaya dapat tergambarkan lebih jelas perilaku para responden. 1
2.
Moh Sofwan : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang Ns. Siti Aisah, M.Kep, Sp.Kom: Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
10
3.
Ali Rosidi, SKM, M.Kes : Dosen Kelompok Keilmuan Gizi Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
KEPUSTAKAAN Depkes RI, (2006). Situasi HIV/AIDS di Indonesia tahun 1987-2008. Pusat data data dan informasi Departemen Kesehatan RI Jakarta. diakses tanggal 19 Oktober 2011. Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara. Iman, (2011). Berbagi Pengetahuan di Bidang Kesehatan dan Kedokteran : diakses HIV/AIDS. http://dokter-medis.com/2009/12/hivaids.html. tanggal 19 Oktober 2011. Lubis & Ester,L.S. ( 2005). Gambaran perilaku seksual Remaja Putra Akibat Media Erotika di SMU Negeri 9 Medan.Fakultas Ilmu Kesehatan masyarakat Universitas Sumatra Utara. USU digital library usu. ac.id /bitstream /123456789/ 26751/ 6/Cover.pdf 2011 diakses tanggal 12 Maret 2012. Myrnawati. (2000). Pemberantasan penyakit menular surveilan dalam penanggulangan HIV/AIDS di Idonesia. Majalah Kesehatan Masyarakat, no 2 Maret 2000. diakses tanggal 15 Oktober 2011. Notoatmodjo, S. ( 2005 ). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam dan Kurniawati. (2007). Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika. Restri, P. (2010). HIV/AIDS Ancam Tulari Jutaan Ibu Rumah Tangga. Republika, 29 Desember 2010. Tiarlan. (2008). Gambaran Sikap Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS Melalui Kondom. FKM Universitas Indonesia.
11
PERNYATAAN PERSETUJUAN MANUSCRIPT DENGAN JUDUL
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA PERANTAU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN HIV AIDS DI DESA TLOGOMULYO GUBUG GROBOGAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, April 2012
Pembimbing I
Ns. Siti Aisah, M.Kep, Sp.Kom
Pembimbing II
Ali Rosidi, SKM, M.Kes.