Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS RURUKAN THE RELATONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND COMPLIANCE PREGNANT WOMEN OF ANTENATAL CARE IN SUBD-SINTRIC RURUKAN Feibe Saerang, Greiska Roti, Jetty Mongdong Mahasiswa Fakultas Keperawatan Prody Ilmu Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Setiap ibu hamil mengalami resiko komplikasi yang dapat mengancam jiwanya.oleh karena itu, setiap wanita hamil perlu setidaknya empat kali kunjungan selama periode antenatal. Setiap kunjungan ibu akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kehamilannya terutama tentang tanda bahaya kehamilan tiap trimesteryang dapat mengancam keselamatan baik ibu maupun janinnya. Dalam penelitian ini bertujuan mendapatkan hubungan dan kepatuhan tentang antenatal care. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional yang dilakukan pada ibu hamil sesuai kriteria inklusi di Puskesmas Rurukan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang yang termasuk dalam kriteria inklusi. Variabel independen yaitu pengetahuan sedangkan variabel dependenyaitu kepatuhan tentang antenatal care. Data didapatkan melalui kuesioner yang dibagikan . data di analisis dengan menggunakan uji correlationsspearman-roh dengan nilai kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian ini menggunakan uji statistik dari hubungan pengetahuan dan kepatuhan antenatal care adalah (p) =0,020. Koefesien Korelasi (r) = 0,398 menunjukkan tingkat hubungan yang rendah antara variabel bebas dan terikat, Sedangankan nilai signifikasi yang menunjukan nilai tersebut <0,05 dengan demikian H1 diterimah dan H0 ditolak atau ada hubungan pengetahuan dan kepatuhan antenatal care di Puskesmas Rurukan. Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya yanglebih spesifik dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan. Kata kunci : Pengetahuan, Kepatuhan,ibu hamil, Antenatal Care. ABSTRATC Every pregnant woman is at risk of complications that can threaten her soul.Therefore, every pregnant woman needs at least four visits during the antenatal period. Each visit mom will get information related to pregnancy, especially about the danger signs of pregnancy each trimesteryang may threaten the safety of both mother and fetus. In this study aims to gain exposure and compliance of antenatal care. The study design used is cross sectional done on pregnant women fit the inclusion criteria in the PHC Rurukan. The sample in this study amounted to 34 people, including the inclusion criteria. Independent variables, whereas knowledge dependenyaitu variable compliance of antenatal care. Data obtained through questionnaires distributed. Data were analyzed by using test correlationsspearman-spirit with a significance value of p <0.05. The results of this study using a statistical test of the relationship between knowledge and compliance of antenatal care is a (p) = 0,020. The correlation coefficient (r) = 0.398 indicates a low level of correlation between the independent and dependent variables, sedangankan significance value indicating the value of <0.05 was thus diterimah H1 and H0 is rejected or no correlation between knowledge and compliance Rurukan antenatal care at the health center. This research is expected to be developed in future studies more specific with fixing weaknesses. Keywords : knowledge, compliance, pregnancy, antenatal care. PENDAHULAN Antenetal care merupakan salah satu asuhan yang diberikan untuk ibu hamil sebelum melahirkan dengan cara memeriksa pada dokter, bidan, atau puskesmas yang
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil hingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan menyusui, dan kemabalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
103
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)
Setiap ibu hamil mengalami resiko komplikasi yang dapat mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil perlu sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenetal. Setiap kunjungan ibu hamil Pengawasan antenetal memberikan manfaat dengan ditemukan berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehinnga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim ibunya merupan satu kesatuan yang saling mempengauhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, petumbuhan, dan pekembangan janin. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenetal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak 2 kali. Kematian maternal adalah kematian wanita pada saat hamil, melahirkan atau dalam empat puluh dua hari setelah berakhirnya kehamilan. Tingkat kematian maternal (matenal mortality rate) atau angka kematian ibu (AKI) didefinisikan sebagai jumlah kematian maternal selama satu tahun dalam seratus ribu kelahiran hidup.Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tertinggi di ASEAN, sebesar tiga ratus tujuh perseribu kelahiran hidup (survey demografi kesehatan indonesia SDKI,3014); artinya delapan belas ibu ibu tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Rukmini, 2005). Menurut hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia(SDKI) tahun 2004-2007 menunjukan bahwa terdapat penurunan angka kematian ibu (AKI) dari tiga ratus sembilan puluh menjadi tiga ratus tiga puluh empat perseratus ibu perkelahiran hidup (Depkesn RI 2008). Menurut Depkes 2008, angka kematian ibu sekitar tiga sampai enam kali lebih besar dari negara-negara lain di ASEAN dan lima puluh kali lebih besar dari angka di negara lebih maju. Diharapkan pada tahun 2010, angka kematian Ibu menurun menjadi dua ratus dua puluh lima perseribu kelahiran hidup. Pengetahuan meupakan hasil “tahu” pengindaan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalu panca indra manusia, yakni indra pengelihatan , pendengaran, penciuman,rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan .
akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kehamilannya terutama tentang tanda bahaya kehamila tiap trimester yang dapat mengancam keslamatan biak ibu maupun janinnya. Domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseoang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi. Antenetal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 1994). Tingginya angka kematian ibu dan bayi antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekwensi pemeriksaan ANC yang tidak teratur. Keteraturan ANC dapat ditunjukan melalui frekwensi kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin terutama ibu hamil normal sehingga kelainan yang timbul dalam kehamilan tidak dapat terdeteksi sedini mungkin. Ada beberapa hal yang dapat menyebaakan mengapa ibu hamil kurang termotivasi dalam melakukan Antental care (pemeriksaan kehamilan) secara teratur dan tepat waktu antara lain sebagai berikut: kuranganya pengetahuan tentang antenatal care, kesibukan, ekonomi yang rendah, kurang dukungan dari suami, kurang kemudahan pelayanan maternal, asuhan medik yang kurang baik, kurangnya tenaga terlatih dan obat-obat penyelamat jiwa (Sarwono, 2002). Berdasarkan data sejak tiga bulan terakhir (bulan agustus,september dan oktober 2014) diPuskesmas paslaten ibu hamil berjumlah 35 ibu hamil yang memeriksa kehamilannya. Sesuai pengamatan di Puskesmas paslaten, masih banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, ada pula ibu hamil yang masih cemas dan tidak mau tahu tentang kehamilan karena tingkat pendidikan yang kurang dan kebanyakan beusia di bawah 20 tahun, maka peneliti terdoong malakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kepatuhan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Pasllaten
METODE Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan
Cross Sectional mengenai Hubungan pengetahuan dan kepatuhan tentang antenetal
104
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)
care di puskesmas rurukan di mana variabel bebas dan terikatnya di ukur dalam waktu yang bersamaan (Notoadmojo, 2002). Penelitian Cross Sectional adalah jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada studi ini akan diperoleh prevelensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) di hubungkan dengan penyebab (variabel independen) (Nursalam, 2008). Untuk melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan instrument sebagai pedoman pengumpulan data kuesioner untuk melihat pengetahuan dan kepatuhan antenetal care di puskesmas rurukan.Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner kepada semua pasien yang terpilih sebagai sampel yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban
yang telah disiapkan tentang pengetahuan dan kepatuhan tentang antenetal care . Jawaban dari kuesioner yang telah di hitung secara manual, akan di lakukan uji analisis untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji statistic yang sesuai dengan skala data yang tersedia. Metode yang digunakan dalam pengambilan atau pengumpulan data adalah dengan cara menggunakan kuesioner. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu : identifikasi terhadap responden, pemberian nomor pada lembar kuesioner yang telah di isi oleh responden, memeriksa kembali kelengkapan kuesioner atas jawaban yang diberikan responden. Setelah dipastikan terisi dengan lengkap, maka kegiatan selanjutnya adalah tahap pengolahan data analisa statistic.
HASIL PENELITIAN Analisa Univariat 1.Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
>35 tahun 6 18%
< 20 tahun 7 20%
< 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun 20-35 tahun 21 62%
Gambar 5.1 : Karakteristik Responden berdasarkan Umur Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa yang paling banyak
responden yaitu 20-35 sebanyak 21 orang atau(62%)
105
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)
2.Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan SD,2 PT/Akademi, 10 6% SLTP, 4 29% 12% SD SLTP SMA SMA, 18 53%
PT/Akademi
Gambar. 5.2 : Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan menunjukan bahwa yang paling
banyak responden yaitu SMA sebanyak 18 orang atau (53%).
3.Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan >1jt 500.00. .10 9 29% 27% <500.000 500-1jt >1jt 500-1jt. 15 44% Gambar. 5.4 : Karakteristik responden berdasarkan penghasilan. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan penghasilan menunjukan bahwa yang paling
banyak responden adalah sebanyak 15 orang (44%)
500.000-1
juta
4.Karakteristik Responden Berdasarkan Trimester 1-3 bulan .4 12%
7-6 bulan 15 44%
1-3 bulan 4-6 bulan 4-6 bulan. 15 44%
7-9 bulan
Gambar. 5.5 : karakteristik responden berdasarkan trimester. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan umur kehamilan menunjukan bahwa yang paling
banyak responden adalah berumur 4-6bulan dan 7-9 bulan sebanyak 15 orang (44%).
106
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)
5. Karakteristik Responden Berdasarkan pengetahuan
Cukup 15 44% Baik
Baik 19 56%
Cukup
Gambar. 5 6 : Karakteristik Responden berdasarkan pengetahuan. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa karakteristi responden berdasarkan pengetahuan menunjukann bahwa yang paling
banyak responden adalah baik yaitu sebanyak 19 orang (56%).
6.Karakteristik Responden Berdasarkan Kepatuhan
Cukup 13 38%
Baik Cukup
Baik 21 62%
Gambar. 5.7 : Karakteristik responden berdasarkan pada kepatuhan. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa karakteristik reponden berdasarkan kepatuhan
menunjukan bahwa responden adalah baik yaitu sebanyak 21 orang (62%).
Analisa Bivariate. Table 5.1. Hubungan pengetahuan dan kepatuhan tentang antenatal care di Puskesmas Rurukan, maret 2015. Kepatuhan Total Baik
Pengetahuan
N
Cukup %
N
%
Baik Cukup Kurang Total
Kurang N
15 144.1 4 11,8 0 6 17,6 9 26,5 0 0 0 0 0 0 21 61,8 13 38,2 0 Koefisien Korelasi Sperman Rho (r ) = 0,398 Signifikansi (p) = 0,020
107
%
Jumlah
%
0 0 0 0
19 15 0 34
55,9 44,1 0 100
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)
Dari tabel tabulasi silang Hubungan pengetahuan dan kepatuhan antenatal care di Puskesmas Rurukan, menunjukan yang paling besar presentasinya adalah pengetahuan dan kepatuhan antenatal care pada tingkat baik yaitu 15 orang atau 44,1%. Dari hasil analisa hubungan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji statistik correlations Spearman rho menunjukan signifikasi dari
hubungan kedua variabel tersebut adalah (p) =0.020, Koefesien Korelasi(r)= o,398 menunjukan tingkat hubungan yang rendah antara variabel bebas dan terikat. Sedangankan nilai signifikasi yang menunjukan nilai tersebut <0,05 dengan demikian H1 diterimah dan H0 ditolak atau ada hubungan pengetahuan dan kepatuhan antenatal care di Puskesmas Rurukan.
Pembahasan Sesuai pengolahan data seperti pada table diatas menunjukan bawha adanya hubungan pengetahuan dan kepatuhan antenatal care di Puskesmas Rurukan. Berdasarkan hasil itu, responden ibu hamil itu telah sesuai dengan pengertian pengetahuan ibu dari salman (2006), dalam kehamilan ibu harus mengerti terlebih dahulu bahwa ibu hamil harus mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang di perlukan untuk menjaga kesehatan dan gizi ibu agara tetap baik, menjaga kelangsungan pertumbuhan normal bayi dalam kandungan sehingga bayi lahir denggan sehat serta mempersiapkan produksi ASI. Menurut Notoatmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui panca indera manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui inderamata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) yang terdiri dari (Notoatmojo, 2007) Teori dari Rogers juga menyimpulkan bahwa perubahan prilaku tidak selalu mellewati tahaptahap tersebutb di atas. Apabila penerimaan prilaku baru atau adopsi prilaku melalui prose seperti ini dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka prilaku tersebut akan bersifat langgeng (longlasting). Sebaiknya apabila prilaku ini tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama. Menurut salmah (2006). Pengetahuan ibu dalam perawatan kehamilan adalah apa yang diketahui, dan dipahami ibu hamil selama perawatan kehamilan antara lain frekuensi pemeriksaan kehamilan. Seperti yang diungkapkan oleh Kurt Lewin yang dikutip oleh Azwar (2002) menguraikan bahwa sikap itu dapat mempengaruhi prilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan. Secara sederhana teori ini menjelaskan bahwa sesorang akan melakukan
suatu peruatan apabilamemandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agaria melakukanya. Menurut WHO, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) bahwa sikap akan terwujud dalam tindakan tergantung pada situasi saat itu, mengacu pada pengalaman orang lain, berdasarkan pada banyak dan sedikit pengalaman seseorang, dan nilai masyarakat. Sikap merupakan reaksi atau respo yang masih tertutp terhadap stimulasi atau objek yang berupa kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi pengetahuan responden tentang kehamilan maka semakin baik pula sokapnya. Selain itu faktor budaya, pengalaman pribadi dan orang lain yang diaggap penting dalam masyarakat akan dapat meningkatkan prilaku berupa kepatuhan dalam pelaksaan antenatal care Hasil ini menunjukan teori kontrol teratur dan berprilaku sesuai dengan aturan dapat memperkecil angka kematian ibu dan janin,. Ibu hamil mengerti dan memahami apa sebenarnya yang dapat membahayakan selama kehamilannya jadi, peneliti dapat juga mengambil asumsi bahwa apabila ibu tersebut tidak memiliki sikap yang positif terhadap pemberi pelayanan dan ketdakpatuhan pada apa yang diajurkan, maka dapat membahayakan ibu hamil dan janinnya, dan intervensi keperawatan akan tidak berjalan lancar untuk diterapkan. Pengalamanpengalaman ibu pada masa lalu juga membawa pada sikap yang terbuka terhadap dorongan dari orang luar dalam hal ini melakukan antenatal care. Asumsi penelitian, dimana responden semuanya yang paling banyak telah mencapai pendidikan formal memungkinkan telah mendapat informasi tentang pentingnya pemeriksaan selama kehamilan. Ibu yang telah berinteraksi dengan dunia luar, selalu ada mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut menentukan kecenderungan ada
108
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)
mekanisme mental yang mengevaluasi, dan akan ikut menentukan kecenderungan prilakunya melakukan pemeriksaan kehamilan.
Pandangan dan perasaan ibu telah terpengaruh oleh ingatannya pada masa lalu, oleh apa yang kehamilannya.
Simpulan 1. 2.
Pengetahuan tentang antenatal care sebagian besar pada kategori baik. Kepatuhan tentang antenatal care sebagian besar pada kategori baik.
3.
Ada hubungan Pengetahuan dan Kepatuhan tentang antenetal care di puskesmas Rurukan.
Saran 1.
2.
Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan khususnya yang terkait dengan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien guna meningkatkan pelayanan kerja maksimal dan bertanggung jawab. Bagi Institusi Rumah SakitHasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan sebagai
3.
pertimbangan bagi pihak terkait di RSUD Tobelo dalam meningkatkan mutu pelayanan terkait dengan kepuasan pasien terhadap komunikasi terapeutik perawa Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan menambah wawasan untuk meningkatkan pengetahuan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA Hamilton PM. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi Keenam, Di depertemen oleh Ni Luh Gede Yasmin Asih. Jakarta : EGC. Henderson (2006). Kunjungan antenatal care, diakses dari www.jurnal keperawatan.com tanggal 15/11/2014 pukul 19.00 Juniarni (1995). Asuhan Perinatal. Jakarta : EGC
Keperawatan
Manuaba IBG. (1999). Ilmu Keperawatan, Penyaklit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :EGC. Manuaba, IBG. (2001) Penatalaksanaan rutin obstertrik ginekologi dan KB, EGC; Jakarta. Mochtar Rustam (1998). Sinopsis Obstertri1. Jakata : EGC. Niven N. (2002). Psikologi Kesehatan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo Soedkidjo (2010). Pendidkan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta. Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi Pertama Jakarta: Salemba Medika. Nursalam & Siti periani, (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto. Sarwono, (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Salmah, Rusmiati, Maryanah, Susanti, 2006, Asuhan Kebidanan Antenatal, EGC, Jakarta. Saifudin, AB. (2002). Buku acuan Nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonates, yayasan Bina Pustaka; Jakarta. Suririnah. (2008). Buku pintar kehamilan dan persalinan, Gramedia Pustaka utama; Jakarta.
109
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)
110